TUGAS 2
Perbedaan profil perkembangan intelektual antara siswa SLTP dengan siswa SLTA
No. Siswa SLTP (Remaja Awal) Siswa SLTA (Remaja Akhir)
1. Proses berpikirnya sudah mampu Sudah mampu mengoperasikan
mengoperasikan kaidah-kaidah kaidah-kaidah logika formal
logika formal disertai kemampuannya
membuat generalisasi
2. Kecakapan dasar umum menjalani Tercapainya titik puncak
laju perkembangan yang
terpesat
3. Kecapakan dasar khusus mulai Kecenderungan bakat tertentu
menunjukkan kecenderungan- mencapai titik puncak dan
kecenderungan lebih jelas kemantapannya
2. Indikator perilaku inteligen menurut Whiterington ( Abin Syamsuddin M, 1996) antara
lain :
1. Kemudahan dalam menggunakan bilangan.
2. Efisiensi dalam bahasa.
3. Kecepatan dalam pengamatan.
4. Kemudahan dalam mengingat.
5. Kemudahan dalam memahami hubungan dan,
6. Imajinasi.
Vernon mencoba menjelaskan tentang intelegensi dlaam tiga kategori yaitu biologis
(kemampuan individu dalam mengadaptasi diri terhadap rangsangan lingkungan, dalam
arti menekankan pada kemampuan untuk mengemas perilaku baik secara terang-terangan
maupun tersamar sebagai hasil dari pengalaman), psikologis (lebih menekankan pada
efisiensi mental dan kapasitas pemahaman abstrak yang diperlukan dalam menggunakan
bahasa simbol) dan operasional (melibatkan spesifikasi perilaku inteligen secara lebih
rinci dan menemukan cara mengukur spesifikasi yang dimaksudkan.
Tokoh yang berkecimpung dalam pengembangan tentang teori intelegensi antara lain,
Thurstone, Spearmen, Gulford, dan Howard Gardner.
Klasifikasi tingkat kemampuan umum (Intelegensi)
3. Perkembangan kognitif merupakan transisi dari “apa yang ingin saya ketahui” (what I
need to know,how should i use what i know,why should i know)
Proses transisi oleh Schaine dibagi atas lima tahap berikut:
1. Tahap pemerolehan (aquisitive), berlangsung pada masa anak dan remaja
Anak dan remaja telah menguasai pengetahuan dan keterampilan. Sebatas menguasai
tetapi pengetahuan dan keterampilan tersebut belum digunakan untuk kepentingan
hidupnya dalam masyarakat.
2. Tahap penguasaan (achieving), berlangsung pada usia 20-an sampai awal 30-an
Menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang dikuasainya untuk mencapai
keunggulan dan kemandirian.
3. Tahap tanggung jawab (responsible), pada usia akhir 30-an sampai akhir 60-an
Menggunakan pengetahuan dan pemikirannya untuk memecahkan masalah.
4. Tahap eksekutif (executive), pada usia 30-an atau 40-an sampai awal 60-an
Individu mempunyai tanggung jawab yang luas, bukan hanya dalam unit keluarga,
tetapi juga dalam sistem kemasyarakatan.
5. Tahap reintegrasi (reintegrative), pada usia 60 tahun ke atas
Orang dewasa sudah tidak disibukkan oleh tugas dan tanggung jawab
B. Kemampuan Motorik
Kekuatan motorik orang dewasa mencapai puncak kekuatannya antara usia 20-an dan
30-an tahun. Kecepatan respon maksimal terdapat antara usia 20 dan 25 tahun
kemudian sesudah itu kemqampuan ini sedikit demi sedikit akan menurun. Disamping
itu orang dewasa yang memiliki kemampuan motorik yang baik cenderung akan dapat
menyelesaikan dengan baik pekerjaan yang menuntut kemampuan fisik. Hal ini
memudahkan seseorang untuk bergaul dan berkomunikasi baik dilingkungan
masyarakat maupun di lingkungan pekerjaan.
C. Kemampuan Mental
Kemampuan mental yang diperlukan untuk menyesuaikan diri pada situasi-situasi
baru adalah mengingat kembali hal-hal yang dulu pernah dipelajari, penalaran analogi
dan berpikir kreatif. Kemampuan mental mencapai puncaknya pada usia 20 tahun dan
akan menurun sedikit demi sedikit. Penelitian-penelitian terhadap kemampuan mental
dengan menggunakan tes intelegensi, sangat jelas menggambarkan adanya
kemampuan mental yang baik dalam masa dewasa awal (Arthur T. Jersid: 1978).
E. Model Peran
Orang dewasa yang berinteraksi dengan orang dewasa lainnya mempunyai model
peran untuk diteladani karena berinteraksi dengan orang dewasa lainnya mereka
memperoleh motivasi untuk mencontoh perilaku sesuai dengan ketentuan-ketentuan
yang dianut oleh masyarakat orang dewasa dan sebaliknya orang dewasa yang
berinteraksi dengan remaja mengikuti garis-garis perilaku remaja akan tetap
berperilaku seperti remaja dan bukan pola perilaku orang dewasa.