Anda di halaman 1dari 4

RESUME MODUL 3 PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Nama : Subakah Abdul Aziz


NIM : 857451239
Kelas : B

A. Pertumbuhan Fisik/Jasmani
Perbedaan profil perkembangan fisik antara siswa SLTP dengan siswa SLTA

No Siswa SLTP (Remaja Awal) Siswa SLTA (Remaja


. Akhir)

1. Laju perkembangan secara Laju perkembangan secara


umum berlangsung secara umum menurun, sangat
pesat lambat

2. Proporsi ukuran tinggi dan Proporsi ukuran tinggi dan


berat badan sering kurang berat badan lebih seimbang
seimbang mendekati kekuatan tubuh
orang dewasa

3. Munculnya irri-ciri sekunder Siap berfungsinya organ-


organ reproduksi

4. Gerak-gerik tampak canggung Gerak-geriknya mulai


dan kurang terkoordinasikan mantap

5. Aktif dalam berbagai jenis Jenis dan jumlah cabang


cabang permainan yang permainan lebih selektif
dicobanya

B. Pertumbuhan Intelektual
Perbedaan profil perkembangan intelektual antara siswa SLTP dengan siswa SLTA

No Siswa SLTP (Remaja Awal) Siswa SLTA (Remaja Akhir)


.

1. Proses berpikirnya sudah mampu Sudah mampu mengoperasikan


mengoperasikan kaidah-kaidah logika kaidah-kaidah logika formal disertai
formal kemampuannya membuat generalisasi

2. Kecakapan dasar umum menjalani laju Tercapainya titik puncak


perkembangan yang terpesat

3. Kecapakan dasar khusus mulai Kecenderungan bakat tertentu


menunjukkan kecenderungan- mencapai titik puncak dan
kecenderungan lebih jelas kemantapannya

C. Perkembangan Emosional

Semakin kuat perhatian orang tua terhadap kehidupan remaja, akan semakin tinggi prestasi yang
diraihnya di sekolah (Dianne Pappalia, 1992).

KB 2. Perkembangan Sosial, Moral dan Sikap

A. Perkembangan Sosial, Moralitas dan Sikap


Perbedaan profil perkembangan pemikiran ormat dan moralitas antara siswa SLTP
dengan siswa SLTA

No Siswa SLTP (Remaja Awal) Siswa SLTA (Remaja Akhir)


.

1. Diawali dengan kecenderungan Bergaul dengan jumlah teman yang


ambivalensi keinginan menyendiri dan terbatas dan selektif
keinginan bergaul dengan banyak orang
tetapi bersifat temporer

2. Adanya ketergantungan yang kuat kepada Ketergantungan kepada kelompok


kelompok sebaya disertai semangat sebaya berangsung fleksibel
konformitas yang tinggi

3. Adanya ambivalensi antara keinginan Mulai dapat memelihara jarak dan


bebas dari dominasi pengaruhorang tua batas-batas kebebasannya mana yang
dengan kebutuhan bimbingan dan bantuan harus dirundingkan dengan orang
dari orang tuanya tuanya

4. Dengan sikapnya dan cara berpikinya Sudah dapat memisahkan antara nilai-
yang kritis mulai menguji kaidah-kaidah nilai dengan kaidah-kaidah ormative
atau ormat nilai etis dengan kenyataannya yang universal dari para
dalam perilaku sehari-hari oleh para pendukungnya yang mungkin dapat
pendukungnya berbuat keliru atau kesalahan
B. Perkembangan Pemikiran Politik
Perkembangan pemikiran remaja hampir sama dengan perkembanga moral, karena
memang keduanya berkaitan erat.
Pemikiran politiknya tidak didasarkan atas prinsip seluruhnya atau tidak sama sekali,
sebagai ciri kemampuan pemikiran moral tahap tinggi, tetapi lebih banyak didasari oleh
pengetahuan-pengetahuan politik yang bersifat khusus.

C. Perkembangan Agama dan Keyakinan


Perbedaan profil perkembangan agama dan keyakinan antara siswa SLTP dengan siswa
SLTA

No Siswa SLTP (Remaja Awal) Siswa SLTA (Remaja Akhir)


.

1. Mengenai eksistensi sifat kemurahan dan Eksistensi dan sifat kemurahan serta
keadilan Tuhan mulai dipertanyakan keadilan Tuhan mulai dipahami dan
secara kritis dan skeptis dihayati

2. Penghayatan kehidupan keagamaan Penghayatan dan pelaksanaan


sehari-hari dilakukan mungkin didasarkan kehidupan keagamaan sehari-hari
atas pertimbangan adanya semacam mulai dilakukan atas dasar kesadaran
tuntutan yang memaksa dari luar dirinya dan petimbangan hati nuraninya
sendiri yang tulus ikhlas

3. Masih mencari dan mencoba menemukan Mulai menemukan pegangan hidup


pegangan hidupnya yang definitif

KB 3. Perbedaan Individu Anak Usia Sekolah Menengah

A. Perbedaan Kemampuan
B. Perbedaan dalam Intelegensi
Intelegensi adalah kemampuan seseorang dalam memecahkan masalah dengan
cepat, tepat dan mudah. Heim memberi batasan tentang perilaku inteligen sebagai
consisting of grasping the essentials… seseorang dikatakan memiliki perilaku inteligen
sekiranya memiliki kemampuan untuk memahami hal-hal penting dari situasi yang
dihadapi, dan mampu memberikan pemecahan yang lebih baik dibanding dengan yang
lain. Indikator perilaku inteligen menurut Whiterington (Abin Syamsuddin M, 1996),
antara lain:

Klasifikasi tingkat kemampuan umum (Intelegensi)


IQ Persentase dari Populasi Klasifikasi

140 ke atas 1 Genius (jenius)

130-139 2 Very superior (sangat

120-129 8 Unggul

110-119 16 Superior (unggul

100-109 23 Average

90-99 23 Normal

80-89 16 Dull average (mendekati normal)

70-79 8 Borderline (lambat)

C. Perbedaan dalam Kepribadian


Kepribadian menurut Allport (Sumadi Suryabrata, 1988:240) adalah organisasi
dinamis dalam individu sebagai sistem psikofisis yang menentukan caranya yang khas
dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Dalam pandangan Erikson (Gage Berliner) masa remaja adalah masa Sturm und
Drang (masa angin-anginan). Pada tahapan ini terjadi beberapa penangguhan dalam
pengintegrasian unsur-unsur kepribadian.
Murray mengelompokkan kebutuhan menjadi dua kelompok besar, yaitu
viscerogenic dan psychogenic. Kebutuhan viscerogenis adalah kebutuhan secara
fisiologis, yaitu kebutuhan untuk makan, minum, bernafas dan lain sebagainya yang
berorientasi pada kebutuhan untuk mempertahankan hidup. Kebutuhan psychogenic
adalah kebutuhan sosial atau social motives.

Anda mungkin juga menyukai