Anda di halaman 1dari 17

MODUL 3

KARAKTERISTIK DAN KEBUTUHAN PESERTA DIDIK


USIA SEKOLAH MENENGAH
KELOMPOK 3
JESSICA DEBBY YOHANA
DEOGLORIA
FRISKA DAYA LELUNI
FARIDAH RAMADHANI
HERLINA
KB. 1
PERTUMBUHAN FISIK SERTA PERKEMBANGAN
INTELEKTUAL DAN EMOSIONAL
 Pada masa remaja, perkembangan fisik mereka sangat cepat dibandingkan
dengan masa – masa sebelumnya. Pada masa remaja awal ( usia SLTP )
anak – anak ini Nampak postur tubuhnya tinggi – tinggi tetapi kurus.
Lengan kaki dan leher mereka Panjang – Panjang, baru kemudian berat
badan mereka mengikuti dan pada akhir masa remaja, proporsi tinggi dan
berat badan mereka seimbang.

 Selain terjadi pertambahan tinggi badan yang sangat cepat, pada masa
remaja berlangsung pula perkembangan seksual yang cepat. Pada masa
awal remaja, anak perempuan mengalami menstruasi dan laki – laki
mengalami mimpi basah. Ini merupakan pertanda bahwa mereka telah
emasuki masa kematangan seksual.
Perbedaan profil perkembangan fisik antara siswa SLTP dengan siswa SLTA

No Siswa SLTP ( remaja Awal) Siswa SLTA ( Remaja Akhir)

1 Laju perkembangan secara umum Laju perkembangan secara umum


berlangsung secara pesat kembali menurun , sangat lamabt

2 Proporsi ukuran tinggi dan berat badan Proporsi ukuran tinggi dan berat badan
sering kurang seimbang (termasuk otot dan lebih seimbang mendekat kekuatan
tulang belulang) tubuh orang dewasa

3 Munculnya ciri – ciri sekunder ( pada otot Siap berfungsi organ – organ
mengembang pada bagian – bagian reproduktif seperti pada orang – orang
tertentu), disertai mulai aktifnya sekresi yang sudah dewasa
kelenjar jenis (menstruasi pada wanita dan
polusi pada pria pertama kali)
4 Gerak – gerak tampak canggung dan kurang Gerak – geraknya mulai mantap
terkoordinasikan
5 Aktif dalam berbagai jenis cabang permainan Jenis dan jumlah cabang permainan
yang dicobanya lebih selektif dan terbatas pada
keterampilan yang menunjang kepala
persiapan kerja
PERKEMBANGAN INTELEKTUAL
Sejalan dengan pertumbuhan fisik yang cepat,
berkembangan pula kemampuan intelektualnya.
Berkembangnya kemampuan berpikir formal operasional
pada remaja di tandai dengan.
Mereka mampu milihat (berpikir) tentang kemungkinan –
kemungkinan,
Mulai mampu berpikir ilmiah, dan
Mampu memadukan ide – ide secara logis dalam suatu
kesimpulan.
Perbedaan profil perkembangan intelektual antara siswa SLTP dengan siswa SLTA

No. Siwa SLTP ( Remaja Awal) Siswa SLTA ( Remaja Akhir)

1 Proses berpikirnya sudah mampu Sudah mampu mengoperasikan kaidah –


mengoprasikan kaidah – kaidah logika formal ( kaidah logika formal disertai kemampuannya
asosiasi, diferensiasi, komparasi, dan kausalitas) membuat generalisasi yang lebih konklusif
dalam ide – ide atau pemikiran abstrak ( dan komprehensif
meskipun rekatif terbatas)

2 Kecakapan dasar umum (general intelligence) Tercapainya titik puncak ( kedewasaan


menjalani laju perkembangan yang terpesat ( intelektual umum, yang mungkin ada
terutama bagi yang belajar di sekolah) pertambahan yang sangat terbatas bagi yang
terus bersekolah)

3 Kecakapan dasar khusus, mulai menunjukkan Kecenderungan bakat tertentu mencapai


kecenderungan – kecenderuangan lebih jelas titik pincak dan kemantapannya
3.PERKEMBANGAN EMOSIONAL
 Kebanyakan remaja merasa dekat dengan orang
tuanya, karena memiliki nilai – nilai yang sama dalam
banyak hal dan masih memerlukan orang tua untuk
melakukan hal – hal tertentu. Sebagian remaja memiliki
ketegangan antara dual hal yaitu keinginan untuk
melepaskan diri dari orang tua dan adanya
ketergantungan kepada orang tua.
KB.2
PERKEMBANGAN SOSIAL, MORAL DAN SIKAP
 Keterampilan berpikir baru yang dimiliki remaja adalah pemikiran sosial. Pemikiran social ini
berkenaan dengan pengetahuan dan keyakinan merekan tentang masalah-masalah hubungan
pribadi dan sosial. Remaja awal telah mempunyai pemikiran-pemikran logis, tetapi dalam
pemikiran logis ini mereka sering kali menghadapi kebingungan antara pemikiran orang lain.
Menghadapi keadaan ini berkembang pada remaja sikap egosentrisme, yang berupa pemikiran-
pemikran subjektif logis dirinya tentang masalah-masalah sosial yang dihadapi dalam
masyarakat atau kehidupan pada umumnya.
 Secara berangsur-angsur remaja mengurangi sifat egosentrisme-nya dalam hubungan
pribadinya berkembang etika pribadi mereka, berkenaan dengan pengetahuan dan penghayatan
tentang apa yang baik dan jahat. Ada dua aspek nilai yang menjadi perhatian utama para
remaja, yaitu nilai-nilai keadilan kesejahteraan. a.
Perbedaan Profil Perkembangan Pemikiran Sosial dan Moralitas Antara Siswa SLTP
dengan Siswa SLTA

No Siswa SLTP (Remaja Awal) Siswa SLTA (Remaja Akhir)


1 Diawali dengan kecendrungan Bergaul dengan jumlah teman yang lebih
ambivalensi keinginan menyendiri dan terbatas dan selektif serta bertahan lebih
keingina bergaul dengan banyak lama
orang tapi bersifat temporer
2 Adanya ketergantungan yang kuat Ketergantungan kepada kelompok sebaya
kepada kelompok sebaya disertai berangsur fleksibel, kecuali dengan teman
semangat konformitas yang tinggi dekat pilihannya yang banyak memliki
kesamaan minat, dan sebagainya
3 Adanya ambivalensi antara keinginan Mulai dapat memelihara jarak dan batas-
bebas dari dominasi pengaruh orang batas kebebasannya mana yang harus
tua dengan kebutuhan bimbingan dan dirundingkan dengan orang tuanya
bantuan dari orang tuanya
4 Dengan sikapnya dan cara berpikirnya Sudah dapat memisahkan antara nilai-nilai
yang kritis mulai menguji kaidah- dengan kaidah normatif yang universal dari
kaidah atau sistem nilai etis dengan para pendukungnya yang mungkin dapat
kenyataan dalam prilaku sehari-hari berbuat keliru atau kesalahan
oleh para pendukungnya (orang
dewasa)
5 Mengidentifikasi dirinya dengan
tokoh-tokoh moralitas yang
dipandang tepat dengan tipe idolanya
 B. Perkembangan Pemikiran Politik
Perlemnagan pemikiran politik remaja hampr sama dengan perkembangan
moral, karena keduanya memang berkaitan erat. Remaja telah memiliki
pemikiran-pemikiran politik yang lebih komplek dari anak-anak sekolah dasar.
Mereka telah memikirkan ide-ide dan pandangan politik yang lebih abstrak,
dan telah melihat banyak hubungan antara hal-hal tersebut. Pemikran
politiknya tidak didasarkan atas prinsip “seluruhnya atau tidak sama sekali”,
sebagai ciri kemampuan pemikiran moral tahap tinggi, tetapi lebih banyak
didasari oleh pengetahuan-pengetahuan politik yang bersifat khusus.
Meskipun demikian pemikiran mereka sudah lebih abstrak dan kurang bersifat
individual dibandingkan dengan usia anak sekolah dasar
 C. Perkembangan Agama dan Keyakinan
 Perkembangan kemampuan berpikir remaja mempengaruhi perkembangan
pemikiran dan keyakinan tentang agama. kalau pada tahap usia sekolah
dasar pemikiran agama ini bersifat dogmatis, masih dipengaruhi oleh
pemikiran yang bersifat konkret dan berkenaan dengan sekitar
kehidupannya, maka pada masa remaja sudah berkembang lebih jauh,
didasari pemikran-pemikiran rasional, menyangkut hal-hal yang bersifat
abstrak atau gaib dan meliputi hal-hal ymendapatkan atau menemukan
kepercayaan-kepercayaan khusu yang lebih mendalam yang membentuk
keyakinannya dan menjadi pegangan dalam merespon terhadap masalah-
masalah dalam kehidupannyaang lebih luas.
Perbedaan Profil Perkembangan Agama dan Keyakinan Antara
Siswa SLTP dan Siswa SLTA

No Siswa SLTP (Remaja Awal) Siswa SLTA (Remaja Akhir)


1 Mengenai eksistensi (keberadaan), Eksistensi dan sifat kemurahan serta keadilan
sifat kemurahan dan keadilan Tuhan Tuhan mulai dipahami dan dihayati menurut
mulai dipertanyakan secara kritis dan sistem kepercayaan atau agama yang
skeptis dianutnya
2 Penghayatan kehidupan keagamaan Penghayatan dan pelaksanaan kehidupan
sehari-hari dilakukan mungkin keagamaan sehari-hari mulai dilakukan atas
didasarkan atas pertimbangan dasar kesadaran dan pertimbangan hati
adanya semacam tuntutan yang nuraninya sendiri yang tulus ikhlas
memaksa dari luar dirinya
3 Maih mencari dan mencoba Mulai menemukan pegangan hidup yang
menemukan pegangan hidupnya definitif
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan siswa usia sekolah
menengah, menurut beberapa para ahli, antara lain sebagai berikut :
1. Thomas Hobbes (1588-1679 dalam Sigelman dan Shaffer,
1995:29) berpendapat bahwa anak-anak secara alamiah adalah
berperilaku nakal, pengganggu dan sebagainya.
2. Jean Jacques Rousseau (1712-1778) berpendapat bahwa anak
secara alamiah adalah baik.
3. John Locke (1632-1704) yang terkenal dengan teori tabula rasa.
Anak bagaikan kertas putih yang menunggu untuk ditulisi melalui
pengalamannya
4. William James (1742-1804) mazhab konvergensi bahwa perilaku
manusia dipengaruhi baik oleh pembawaan maupun oleh lingkungan
 Perkembangan pribadi anak usia sekolah menengah dapat digambarkan
secara fungsional sebagai berikut :

 P = f (H, E, T)
 P adalah Person yaitu perilaku atau pribadi anak sekolah menengah sebagai
perwujudan dari perkembangan.
 f adalah fungsi dari H = Heredity atau pembawaan , E = Environment yaitu
lingkungan sekitar individu, dan T = Time yaitu saat tibanya masa peka atau
kematangan.
 Dengan demikain perkembangan pribadi anak merupakan fungsi dari
pembawaan, lingkungan, dan kematangan aspek perkembangan itu sendiri.
KB. 3 PERBEDAAN INDIVIDU ANAK USIA
SEKOLAH MENENGAH
A. PERBEDAAN B. PERBEDAAN DALAM
KEMAMPUAN INTELEGENSI
 Perbedaan dibagi menjadi dua bentuk, yaitu Pengertian intelegensi merujuk pada cara individu
perbedaan fisik dan psikis. Perbedaan psikis bertingkah laku, bertindak. Aspek intelegensi
adalah perbedaan yang dapat dilihat langsung meliputi bagaimana seseorang memperhatikan,
oleh siswa dengan memperhatikan postur mengamati, mengingat, megkhayal, memikirkan
tubuh siswa. Sebagai contoh, siswa yang serta bentuk- bentuk mental lain. Menurut Vernon,
memiliki postur kecil sebaiknya didudukkan intelegensi dibagi dalam tiga kategori, yaitu
di depan, sedangkan yang besar didudukan biologis, psikologis dan operasional. Secara
dibelakang. biologis menekankan pada kemampuan untuk
 Dalam pengertian yang lain, perbedaan beradaptasi dengan rangsangan lingkungan.
kemampuan dibedakan menajadi kemampuam Secara psikologis menekankan pada efisiensi
potensial dan kemampuan nyata. Kemampuan mental dan kapasitaspemahaman abstrak yang
potensial adalah kemampuan yang dimiliki diperlukan dalam menggunakan bahasa
secara bawaan, sehingga memiliki peluang simbol.Secara operasional melibatkan spesifikasi
untuk menjadi potensi nyata. Sedangkan perilaku intelegen secara lebih rinci dan
kemampuan nyata adalah kemampuan yang menemukan cara mengukur spesifikasi yang
didapatkan karena proses belajar dan latihan dimaksudkan.
C. PERBEDAAN DALAM
KEPRIBADIAN
 Kepribadian atau personality berasal dari kata  Ciri perkembangan individu pada
bahasa Yunani yaitu personae artinya masa remaja adalah masa krisis
topeng .Kepribadian adalah perilaku yang
ditampilkan seseorang dalam situasi tertentu.
identitas. Jika mampu melewati kiris
Sekiranya situasi berubah, maka perilakunya akan menjelma menjadi remaja yang
pun akan berubah. Dalam perkembangan lebih sukses. Sebaliknyajika tidak maka
lanjut, diketahui bahwa meskipun topeng akan menjadi budak narkoba. Pada
yang dipakai pemain berbeda- beda, wajah dasarnya masa remaja adalah masa
dibalik topeng itu tetaplah sama. Maka dari itu
mencari jatidiri. Jadi kita sebagai
menurut Gage dan Berliner ( 1984: 165 )
 Menyatakan bahwa kepribadian merupakan pendidik harus mampu membantu
keterpaduan seluruh ciri- ciri individu, remaja untuk mencari jati dirinya.
kemampuan, motivasi, sebagaimana
ditampilkan dalam tempramen, sikap,
pendapat, keyakinan, respons emosional, gaya
kogninif, karakter dan moral.
20 KEBUTUHAN SOSIAL MENURUT
MURRAY
 1. abasement needs  13. nurturance
 2. Needs for achivement  14. order
 3. needs for affiliation  15. play
 4. needs for aggresion  16. rejection
 5. Autonomy needs  17. sentience
 6. counteraction  18. Sex
 7. defendence needs  19. succorance
 8. deference needs  20. understanding
 9. needs fo dominance
 10. exhibition
 11. harmavoidance
 12. infavoidene
KEBUTUHAN YANG DOMINAN PADA ANAK
USIA SEKOLAH MENENGAH
1. Needs for affiliation
2. needs for aggression
3. autonomy needs
4. counteraction
5. needs for dominance
6. exhibition
7. sex

Anda mungkin juga menyukai