Anda di halaman 1dari 38

Kelompok 4

Elementary Surveying : An Introduction to Geomatics


Charles D. Ghilani & Paul R. Wolf

1. Shinta Angelina 03311940000005


2. Faradila Wahyu Maylinda 03311940000028
3. Prabu Al-kautsar Sudarsono 03311940000051
4. Moch Rafly Kusoiry 03311940000063
5. Achmad Danial Mumtaz Rahman 03311940000074
6. Pradipta Adi Nugraha 03311940000078
7. Muhammad Dafa Mahendra 03311940000086
8. Setyo Purnomo 03311940000109
12.1 Pendahuluan
Ada sejumlah alasan penting untuk menentukan sebuah daerah, salah satunya adalah
memasukkan luas lahan satu petak dalam akta yang menggambarkan property. Tujuan lainnya
adalah untuk menentukan luas ladang, danau, kebun, dll.. Aplikasi penting lainnya adalah
menentukan area akhir dari pengukuran volume bumi. Dalam plane surveying, area dianggap
proyeksi orthogonal dari permukaan ke bidang horizontal. Dalam sistem Inggris unit yang paling
umum digunakan sebagai satuan dari area yang kecil ialah ft² dan yd², dan untuk area yang luas,
yang umum digunakan ialah hektar, dimana 1 hektar = 43.560 ft². Sedangkan dalam sistem metrik,
area yang kecil biasa digunakan ialah m², dan dalam area yang luas, biasa menggunakan hektar,
dimana 1 hektar = 10.000 m².

Pradipta Adi Nugraha (03311940000078)


12.2 Metode Pengukuran Area
Pengukuran lahan dan peta selalu bertujuan
untuk menentukan area. Metode pengukuran ada dua,
yaitu metode pengukuran lahan dan metode
penentuan area dari pengukuran peta.

Metode pengukuran lahan Metode penentuan area dari pengukuran


meliputi : peta meliputi :
• Pembagian lahan menjadi • Menghitung kotak koordinat
bentuk yang sederhana • Membagi area menjadi bentuk segitiga,
(segitiga, persegi panjang, dan persegi panjang, ataupun bentuk
trapesium) geometris biasa lainnya
• Mencari offset dari garis lurus • Digitalisasi koordinat
• Menghitung Koordinat • Menjalankan planimeter di atas garis
• Megukur jarak dua meridian penutup

Karena peta itu sendiri berasal dari observasi


lapangan, metode penentuan area selalu bergantung
pada sumber data yang didapat.

Pradipta Adi Nugraha (03311940000078)


12.3 Pembagian Area Ke Dalam Bentuk Sederhana
Sebuah bidang biasanya dapat dibagi menjadi bentuk
geometris sederhana seperti segitiga, persegi panjang, ataupun
trapesium. Sisi dan sudut dalam bentuk geometris ini bisa diamati
di lapangan dan masing masing area dapat dihitung dan
dijumlahkan. Contoh pembagian area menjadi segitiga ditunjukkan
seperti gambar disamping.
Rumus untuk menghitung area berbentuk persegi panjang
dan trapesium telah mudah diketahui. Luas area segitiga yang
panjang tiap sisinya telah diketahui dapat mudah dihitung
menggunakan rumus dibawah ini

1
dimana a, b, dan c adalah panjang sisi-sisi segitiga dan 𝑠 = 2 (𝑎 + 𝑏 + 𝑐). Rumus lain untuk menghitung luas
segitiga ini adalah

dimana C adalah sudut yang ada diantara sisi a dan sisi b. Pemilihan rumus antara persamaan (12.1) atau (12.2)
tergantung pada bagian segitiga yang paling mudah ditentukan, keputusan ini biasanya ditentukan oleh sifat area dan
jenis peralatan yang tersedia.
Pradipta Adi Nugraha (03311940000078)
12.4 Area Dengan Offset dari Garis Lurus
Bidang yang tidak beraturan dapat direduksi menjadi serangkaian trapesium
dengan mengamati offset sudut kanan dari titik titik di sepanjang garis referensi.
Garis referensi biasanya ditandai dengan penempatan dan posisi di mana offset
diamati diberikan oleh titik dan plusnya. Jarak antar offset bisa diatur atau tidak
teratur, tergantung pada kondisi yang ada.

12.4.1 Memberi Jarak Offset Secara Teratur


Seperti yang dijelaskan sebeumnya, offset pada interval jarak teratur ditunjukkan
pada gambar 12.2. Untuk kasus ini, luasnya ditentukan dengan rumus seperti berikut

dimana b adalah Panjang interval umum diantara offset, dan ℎ0 , ℎ1 , … … , ℎ𝑛 adalah


offsetnya. Interval regular pada contoh gambar 12.2 adalah setengah stations atau 50 ft.

Pradipta Adi Nugraha (03311940000078)


12.4.2 Offset dengan Jarak Tidak Beraturan
Contoh
Untuk batas lengkung tak beraturan seperti pada Gambar 12.3,
Hitung luas area yang ditunjukkan pada gambar 12.2 jarak offset di sepanjang garis acuan bervariasi. Jarak harus dipilih
sehingga batas lengkung ditentukan secara akurat ketika titik offset yang
berdekatan di atasnya dihubungkan dengan garis lurus. Rumus untuk
menghitung luas untuk kasus ini adalah

Menggunakan rumus 12.3

Contoh

Sehingga bisa didapatkan luas area pada


gambar 12.2 sebesar 1860 ft²

Menggunakan rumus 12.4

Pradipta Adi Nugraha (03311940000078)


• Prabu al kautsar sudarsono-03311940000051

12.5 Area by coordinate


• Perhitungan luas dalam polygon tertutup menggunakan metode koordinat, dimana koordinatnya bisa didapat dari metode traverse. Jika
menggunakan traverse, koordinat bisa didaptkan dari garis lintangnya. Metode koordinat juga dapat diterapkan untuk menghitung area
yang sudah terdigitasi
• Dimisalkan area yang ingin dicari berbentuk segitiga, sehingga perhitungan luas areanya dapat dicari menggunakan rumus segitiga
tersebut. Dan bila bentuknya berupa trapezium, maka dapat dihitung menggunakan rumus luas trapezium.
• Atau daapt menggunakan rumus sebagai berikut:
𝑎𝑟𝑒𝑎 = +𝑋𝐴 𝑌𝐵 + 𝑋𝐵 𝑌𝐶 + 𝑋𝐶 𝑌𝐷 + 𝑋𝐷 𝑌𝐸 + 𝑋𝐸 𝑌𝐴
−𝑋𝐵 𝑌𝐴 − 𝑋𝐶 𝑌𝐵 − 𝑋𝐷 𝑌𝐶 − 𝑋𝐸 𝑌𝐷 − 𝑋𝐴 𝑌𝐸
Nb: dimana X dan Y merupakan korrdinat yang diketahui
• Untuk memudahkan X bisa diartikan sebagai nol untuk area paling barat, dan Y bisa diartikan sengai nol untuk area paling selatan.
Tetapi permisalan ini tidak bisa digunakan ketika kita menggunakan pengukuran dengan computer. Kemudian koordinat yang
diperoleh dari penyesuaian lintasan dapat digunakan langsung. Namun ketika nilai korrdinat sangat besar, pengukuran ganda harus
dilakukan untuk mencegah error yang akan terjadi.
• Dari persamaan sebelumnya dapat deprogram dengan computer, contoh perangkat lunak tersebut bernama “WOLFPACK”. Dimana
perangkat lunak tersebut menghitung luas menggunakan koordinat stasiun lintasan yang telah disesuaikan
12.6 Area by Double-Meridian Distance Method
• Selain dengan menggunakan metode traverse seperti yang dbahas seblumnya, perhitungan juga dapat dihitung
mengguanakan metode jarak meridian ganda (DMD). Metode ini membutuhkan lintang yang seimbang dari garis batas
saluran, yang biasanya diperoleh dalam perhitungan lintasan. Metode ini tidak bisa disamakan dengan metode koordinat
karena memiliki tingkat kesuliatan yang lebih rumit, tetapi dengan data yang disesuaikan dapat menghasilkan jawaban
yang sama dengan metode korrdinat. Metode ini bisanya digunakan untuk mengecek hasil dari metode koordinat.
• Menurut definisi, jarak meridian dari lintasan lintang adalah jarak tegak lurus dari titik tengah lintasan ke meridian acuan.
Untuk mengatasi error yang mungkin terjadi, meridian acuan biasanya ditempatkan melalui stasiun lintasan paling barat
• Jadi, jarak meridian untuk setiap lintasan sama dengan jarak meridian dari lintasan sebelumnya ditambah setengah jarak
lintasan sebelumnya ditambah setengah lintasan itu sendiri. Jadi dapat disimpulkan bahwa DMD sama dengan dua kali jarak
meridian yang digunakan
• DMD untuk lintasan traverse apa pun sama dengan DMD lintasan sebelumnya, ditambah keberangkatan lintasan
sebelumnya, ditambah pemberangkatan lintasan itu sendiri. Tanda-tandanya harus diperhatikan., ketika meridian acuan
diambil melalui stasiun paling barat dari lintasan tertutup dan kalkulasi DMD dimulai dengan lintasan melalui stasiun itu,
DMD lintasan pertama didapatkan.
• Pemeriksaan pada semua perhitungan akan diperoleh jika DMD jalur terakhir telah dilakukan, dengan memiliki tanda yang
berlawanan. Jika terjadi pebedaaan maka itu terjadi karena perhitungan yang salah.
• Dimana luasnya sama dengan jarak meridian yang dikalikan garis lintangnya. Sehingga pejumlahan aljabar dari semua
bidang ganda menghasilkan luas dua kali lipat dari seluruh lintasan.
• Tanda-tanda DMD dan garis lintang harus dipertimbangkan, jika melewati jalur paling barat, semua DMD bernilai positif.
Oleh karena itu, produk DMD dan lintang utara adalah plus, sedangkan lintang selatan bernilai minus.
• Jika perhitungan kalkulasi dilakukan oleh satu orang maka orang tersebut harus mengeceknya dengan metode lain, atau
pengecekan bisa dilakukan dengan metode yang sama oleh 2 orang

• Prabu al kautsar sudarsono-03311940000051


12.8 Membagi Tanah
Penghitungan untuk tujuan pembagian tanah yaitu menyekat
sebagian bidang atau tanah dengan menggunakan koordinat.
Misalnya, pemilik sebidang tanah ingin membagi bidang tersebut
dengan garis GF, sejajar dengan garis AE, dan memiliki 3.000 hektar
tanah pada bidang AEFG. Terdapat tiga cara dalam membagi tanah.
Yang pertama dengan metode trial and error, yaitu dengan cara
mengukur lalu memberikan koreksi. Metode kedua yaitu dengan
metode geometri sederhana seperti menggunakan rumus menghitung
segitiga, persegi panjang, dan trapesium agar diperoleh letak
koordinat titik F dan G. Metode yang terakhir menggunakan metode
koordinat, lalu dihitung bersama dengan persamaan luas, dan
kemudian didapat koordinat F dan G. berikut merupakan contoh
gambar dari salah satu metode dalam membagi tanah.

Muhammad Dafa Mahendra 03311940000086


Gambar 12.8. Pembagian Tanah Dengan Metode Geometri Sederhana

Muhammad Dafa Mahendra 03311940000086


12.9 Menghitung Luas Menggunakan Peta

Untuk menentukan luas suatu bidang tanah


dari pengukuran peta, batas-batasnya harus
terlebih dahulu ditandai pada peta yang
dipakai atau plot yang dibuat dari data survei.
Terdapat empat metode dalam mendapatkan
luas suatu bidang tanah menggunakan peta.

Ketepatan dalam menentukan luas area dari peta bergantung pada


akurasi peta yang digunakan. Keakuratan peta juga bergantung pada
kualitas data survei yang didapat, skala peta, dan kualitas penyajian.
Karena itu, jika suatu peta digunakan untuk menentukan kawasan,
kualitasnya harus diperiksa terlebih dahulu. Gambar 12.9.1. Peta

Muhammad Dafa Mahendra 03311940000086


Metode-Metode Menghitung Luas dengan Peta

Gambar 12.9.2. Alat Planimeter Elektronis

Metode 1 : Mengkuadratkan koordinat Metode 3 : Mendijitasi koordinat

Metode 2 : Menghitung panjang dari bidang Metode 4 : Menggunakan perhitungan


tanah planimetris

Muhammad Dafa Mahendra 03311940000086


12.10 Perangkat Lunak (Software)

Gambar 12.10. Contoh Perangkat Lunak CADD (Autocad)


Seperti yang dibahas dalam sub bab ini yaitu ada beberapa metode untuk menentukan luas bidang. Metode luas menggunakan
koordinat merupakan cara yangpaling umum digunakan dalam praktik. Namun, metode lain terkadang digunakan dalam situasi
tertentu yang membutuhkan solusi yang tepat. Perangkat lunak biasanya menggunakan metode area dengan koordinat.
Misalnya, perangkat lunak CADD dapat menggunakan koordinat dari setiap bidang yang berbentuk tidak beraturan untuk
menentukan luasnya dengan cepat menggunakan metode koordinat. Software WOLFPACK juga menggunakan metode ini untuk
menghitung luas yang dikelilingi oleh gambar dari daftar koordinat secara berurutan.

Muhammad Dafa Mahendra 03311940000086


12.11 Sumber Kesalahan dalam perhitungan
area
Kesalahan dalam data lapangan

Membuat pemlihan interval dan offset yang Membuat Pengaturan yang salah dalam
buruk agar sesuai dengan batas yang tidak skala planimeter bar
teratur

Menggunakan kotak koordinat yang terlalu


Kesalahan dalam skala peta besar sehingga mempersulit estimasi luas
blok parsial.

Menggunakan berbagai jenis kertas untuk


Penyusutan dan perluasan peta
peta dan lembar kalibrasi planimeter.

SETYO PURNOMO 03311940000109


12.12 Kesalahan dalam menghitung area

1 Lupa untuk membagi dalam


koordinat dan DMD metode 4 Gagal memeriksa perhitungan
luas dengan metode lain

2 Bingung mengenai tanda


koordinat, latitude, dan
5
Tidak menggambar sketsa
untuk skala atau proporsi
DMDs umum untuk pemeriksaan
visual

Lupa untuk mengulang

3 koordinat pada titik


pertama di area dengan
6 Tidak memverifikasi konstanta
metode koordinat skala planimeter dengan
menelusuri area yang diketahui
SETYO PURNOMO
03311940000109
Volume
Orang- orang yang melakukan Volume juga digunakan untuk
surveying sering dipanggil menghitung jumlah aliran air
untuk menghitung volume yang dibuang per unit waktu.
berbagai jenis material.
Satuan Volume yang paling
umum yang digunakan (feet,
Perhitungan Volume juga
yards, dan meter) dalam cubic.
diperlukan untuk menghitung
1 𝑦𝑑3 = 27 𝑓𝑡 3; 1 𝑚3 = 35.31445
kapasitas tempat sampah,
𝑓𝑡 3
tangki, waduk, dan bangunan
serta untuk memeriksa Acre foot( volume yang setara
timbunan batu bara, kerikil,
dengan kedalaman 1 kaki)
dan bahan lainnya. biasanya digunakan untuk
menghitung air dalam jumlah
besar sedangkan 𝑓𝑡 3 /sec dan
𝑚3 /sec digunakan untuk
SETYO PURNOMO pengukuran aliran air
03311940000109
26.2 Metode Pengukuran Volume

Pengukuran volume secara langsung jarang dilakukan dalam survei,


karena sulit untuk benar-benar menerapkan satuan ukuran pada
bahan yang terlibat. Sebaliknya, pengukuran tidak langsung dapat
diperoleh dengan mengukur garis dan area yang memiliki hubungan
dengan volume yang diinginkan.

Tiga sistem utama digunakan:


(1) metode penampang melintang,
(2) metode unitarea (atau pinjam-pit), dan
(3) metode area kontur.

Moch Rafli Kusoiry 03311940000063


The cross-section method

26.3 Metode Persilangan

Moch Rafli Kusoiry 03311940000063


26.3 Metode Penampang

Metode penampang digunakan hampir secara eksklusif untuk


menghitung volume pada proyek konstruksi linier seperti jalan raya, rel
kereta api, dan kanal. . Dalam prosedur ini , setelah garis tengah
ditumpuk , profil tanah yang disebut penampang melintang diambil
(pada sudut kanan ke garis tengah), biasanya dengan interval penuh
atau setengah jika sistem statiun unit Inggris yang digunakan, atau
mungkin 10, 20, 30, atau 40 m jika sistem metrik yang digunakan.

Moch Rafli Kusoiry 03311940000063


26.3 Metode Persilangan

Gambar disamping menggambarkan


bagian konstruksi jalan raya yang
direncanakan. Penempatan diberikan dalam
sistem unit Inggris. Mereka menandai lokasi
di mana penampang diambil, dalam hal ini di
stasiun penuh. Area akhir, berdasarkan
dengan garis kemiringan yang direncanakan,
ukuran jalan raya, tanggul yang dipilih dan
penggalian lereng, ditumpangkan di setiap
stasiun dan ditampilkan terarsis. Area dari
bagian yang diarsir telah ditentukan,
kemudian volume dihitung menggunakan
rumus yang terdapatpada Bagian 26.5 atau
26.8. bahwa pada gambar, direncanakan
dari stasiun 10 + 00 hingga 11 + 21, transisi
dari penimbunan ke penggalian, atau
pemotongan, terjadi dari stasiun 11 + 21
hingga 11 + 64, dan pemutusan diperlukan
dari stasiun 11 + 64 sampai 13 + 00.

Moch Rafli Kusoiry 03311940000063


26.4 Jenis penampang

Jenis penampang yang biasa digunakan pada survei rute ditampilkan


di Gambar 26.2. Di medan datar, bagian level (a) cocok. Bagian tiga
tingkat (b) umumnya digunakan di mana kondisi tanah biasa berlaku.
Topografi yang kasar mungkin memerlukan bagian lima tingkat (c),
atau lebih praktis bagian yang tidak teratur (d).Bagian transisi (e) dan
bagian samping-bukit (f) terjadi saat melewati dari pemotongan ke
isi dan di lokasi bukit.

Pada Gambar 26.1, bagian transisi terjadi di stasiun


11 + 21 dan 11 + 64, sedangkan bagian bukit samping ada di 11 + 40.

Moch Rafli Kusoiry 03311940000063


Moch Rafli Kusoiry 03311940000063
Moch Rafli Kusoiry 03311940000063
26.4 Jenis penampang

Lebar alas b, jalan yang sudah jadi, ditentukan oleh persyaratan


proyek. Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 26.1, biasanya
potongannya lebih lebar daripada yang harus diisi untuk saluran
drainase. Kemiringan sisi s [dimensi horizontal yang dibutuhkan untuk
a satuan susun vertikal dan diilustrasikan pada Gambar 26.2 (a)
tergantung pada jenis tanah yang ditemui. Kemiringan samping di fill
biasanya lebih datar dibandingkan dengan potongan di mana tanah
tetap dalam keadaan aslinya.Potong lereng 1: 1 (1 horizontal ke 1
vertikal) dan isi lereng 1-1> 2: 1 kekuatan memuaskan untuk tanah
lempung biasa, tetapi 1-1> 2: 1 dalam penggalian dan 2: 1 dalam
tanggul biasa terjadi. Bahkan proporsi yang lebih datar mungkin
diperlukan — satu potongan di Terusan Panama luasnya 13: 1 —
tergantung jenis tanah, curah hujan, dan lainnya faktor. Rumus untuk
bidang bagian sudah dapat diturunkan dan terdaftar dengan
beberapasketsa pada Gambar 26.2

Moch Rafli Kusoiry 03311940000063


Formula Rata-rata Daerah Akhir

Formula ini menggunakan konsep Dalam persamaan tersebut volume


komputasi volume dengan metode luas ujung rata-rata bisa dalam
area rata-rata. Pada gambar A1 dan satuan yard kubik atau meter kubik.
A2 adalah daerah ujung pada dua Apabila nilai L diketahui ialah 100
stasiun yang dipisahkan oleh jarak kaki maka rumusnya menjadi :
horizontal L antar keduanya. Dan
rumusnya sebagai berikut

Achmad Danial Mumtaz Rahman


03311940000074
Menghitung Area Akhir dengan Gambar Sederhana

Dalam catatan lapangan di atas, angka teratas (HI)


adalah elevasi yang diperoleh dengan
mengurangkan bacaan batang dari HI instrumen
levelling. Angka bawah adalah jarak dengan lebar
30 kaki, kemiringan potong 1-1/2:1, dan elevasi
tanah dasar di stasiun 24+00 dari 858,9 kaki.
Pengurangan elevasi tanah dasar dari elevasi
penampang di C, D, dan E menghasilkan ordinat Angka-angka tadi merupakan garis pecahan (didahului dengan huruf
pemotongan yang diperlukan di lokasi tersebut. C) dipotong ordinat dalam kaki; yang di bawah garis adalah jarak
Ketinggian dan jarak dari garis tengah ke yang sesuai dari garis tengah. Isi dilambangkan dengan huruf F.
perpotongan lereng di L dan R harus diskalakan Menggunakan C sebagai ganti plus untuk cut, dan F sebagai ganti
dari plot atau dihitung. Dengan asumsi mereka minus untuk isi, menghilangkan kerancuan. Dari potongan ordinat
telah diskalakan. Kemudian menghasilkan : dan jarak dari garis tengah yang ditunjukkan, luas penampang pada
Gambar dihitung dengan menjumlahkan luas individu segitiga dan
trapesium
Achmad Danial Mumtaz Rahman
03311940000074
Menghitung Area Akhir Koordinat

Kemudian Persamaan (12.7) diterapkan, dengan hasil kali diagonal ke


bawah ke kanan dianggap minus, dan produk diagonal turun ke kiri
ialah plus. Tanda-tanda aljabar dari koordinat harus diperhatikan. Jadi,
produk positif yang memiliki koordinat negatif akan menjadi minus.
Luas total diperoleh dengan membagi nilai absolut dari penjumlahan
aljabar dari semua hasil kali dengan 2.

Koordinat dari setiap titik bagian dihitung dalam


sistem sumbu yang memiliki titik O sebagai
asalnya, menggunakan data yang terdaftar
sebelumnya tentang pemotongan dan jarak dari
garis tengah. Dalam menghitung koordinat, jarak di
sebelah kanan garis tengah dan nilai potong
dianggap plus; jarak yang tersisa dan nilai isian
adalah minus. Dimulai dengan titik O dan berjalan
searah jarum jam di sekitar gambar, koordinat
setiap titik dicantumkan secara berurutan. Titik O
diulangi di akhir
Achmad Danial Mumtaz Rahman
03311940000074
Menghitung Intercept Lereng Akhirnya, untuk mendapatkan
elevasi R, kenaikan elevasi dari E
ke R ditambahkan ke elevasi E,
Elevasi dan jarak dari garis tengah ke titik potong atau 0,10 (21,3) + 869,0 = 871,1.
lereng dapat dihitung dengan menggunakan data Jadi, cut ordinate pada R sama
penampang dan nilai lereng potong atau isi. dengan 871.1 - 858.9 = 12.2 ft.
Misalnya, intersep R, terjadi antara titik profil tanah Perlu diingat bahwa 33.3 dan 12.2
E (jarak 12 kaki kanan dan elevasi 869,0) dan titik F adalah koordinat X dan Y, masing-
(jarak 50 kaki kanan dan elevasi 872,8). Kemiringan masing, digunakan dalam
potong adalah 1-1 / 2: 1, atau 0,67 kaki / kaki. kalkulasi area akhir.
Diagram yang lebih rinci, yang mengilustrasikan
geometri untuk menghitung titik potong Elevasi dan jarak dari garis
kemiringan R. tengah lereng intersep L dihitung
dengan cara yang sama, kecuali
Kemiringan di sepanjang garis tanah EF adalah (872,8 - laju konvergensi garis CB dan HL
869,0)> 38 = 0,10 ft> ft, dimana 38 ft adalah jarak adalah jumlah lerengnya karena
horizontal antar titik. Elevasi G '(titik vertikal di atas G) CB miring ke bawah dan HL ke
adalah 869,0 + 0,10 (3) = 869,3; jadi ordinat GG ′ adalah atas. Menulis persamaan untuk
(869,3 - 858,9) = 10,4 ft. Garis EF dan GR bertemu pada garis berpotongan adalah metode
tingkat yang sama dengan perbedaan kemiringannya lain yang digunakan untuk
(karena keduanya miring ke atas), atau 0,67 - 0,10 = 0,57 menghitung perpotongan
ft> ft. Membagi ordinat GG ′ dengan konvergensi ini kemiringan. Persamaan-
menghasilkan jarak horizontal GR, atau 10,4> 0,57 = 18,3 persamaan tersebut kemudian
ft. Menambahkan 18,3 ke jarak OG menghasilkan 18,3 + 15 ditetapkan sama satu sama lain
= 33,3 ft, yang merupakan jarak dari garis tengah ke Achmad Danial Mumtaz Rahman dan diselesaikan untuk x
lereng memotong R.
03311940000074
26.8 FORMULA PRISMOIDAL

Rumus prismoid berlaku untuk volume


semua benda padat geometris yang
menyerupai prismoids.

Keterangan :
VP = volume prismoid dalam yard kubik
A1 & A2 = luas penampang berurutan yang diambil di
lapangan
Am = luas penampang "dihitung“ antara A1 dan A2
L = jarak horizontal antara A1 dan A2

Faradila Wahyu Maylinda - 03311940000028


KOREKSI PRISMOIDAL

Keterangan :
CP = volume koreksi prismoidal dalam yard kubik
c1 & c2 = tinggi center cut/fill,
w1 & w2 = lebar bagian (dari slope intersep ke slope intersep)
pada bagian yang berdekatan

Faradila Wahyu Maylinda - 03311940000028


Contoh Soal
Hitung volume dengan menggunakan formula prismoidal dan dengan average end areas untuk three-level
sections untuk ruas jalan sepanjang 24 ft and side slopes of 1-1/2:1.

Menggunakan formula prismoidal

Faradila Wahyu Maylinda - 03311940000028


Faradila Wahyu Maylinda - 03311940000028

Menggunakan rumus Average-End-Area

Note :
Perbedaan antara volume yang
dihitung dengan menggunakan
rumus prismoid dan average-end-
area hanya 1,9%. Koreksi prismoidal
diterapkan persamaan (26.1a)
menghasilkan volume 835 yd kubik.

Koreksi Prismoidal
26.9 MENGHITUNG VOLUME
Nilai cut&fill pada end area telah
diketahui (kolom 2&3), lalu setelah itu
menghitung cut&fill pada volume
(kolom 4&5) dengan menggunakan
rumus 26.1a.

Menghitung fill volume + 25%


=fill volume+25%(fill volume)
=2614+25%(2614) = 3268 yd kubik.

Cumulative volume station 11+00 karena merupakan fill


maka menjadi negatif sehingga -3268 yd kubik.

Cumulative volume station 11+21


=cumulative volume station 11+00 – (fill volume+25% antara station 11+00 &11+21) + cut volume antara station 11+00 & 11+21
= -3268 – 238 + 0
= -3506 yd kubik

Dst.
Faradila Wahyu Maylinda - 03311940000028
26.1 1 Metode Area Kontur

Volume berdasarkan kontur dapat diperoleh


dari peta kontur dengan menggunakan
planimeter untuk menentukan area yang
tertutup oleh setiap kontur. Kemudian area
rata-rata kontur yang berdekatan diperoleh
dengan menggunakan persamaan berikut

Tablet digitizer

Metode area kontur cocok digunakan untuk


Atau dapat menggunakan persamaan formula menghitung volume yang sangat
koordinat besar,seperti contoh menentukan volume air
yang akan disita dari suatu bendungan.

Dengan bantuan tablet digitizer dengan mengukur


koordinat di sepanjang setiap kontur pada titik yang
dirasa cukup.
Shinta Angelina 03311940000005
26.1 2 Mengukur Volume Debit Air
• Volume debit air aliran sungai dan sungai
menjadi perhatian penting,dan harus
dimonitor secara rutin.Dalam
prosedurnya,aliran sungai melintang dipecah
menjadi beberapa bagian yang vertikal dan Current
berjarak seragam.Seperti pada tabel meter
komputasi volume dengan cara kontur-area
Sedangkan volume debit air tiap seksi merupakan hasil
dari area dan ratarata kecepatan.Total dari debit pada tiap
seksi merupakan total volume air yang mengalir.
Kecepatan dapat diukur dengan tiap 0.1 dari kedalaman
ratarata tiap koordinat.

Vertikal sections

Survei Geologi U.S. merekomendasikan 25-30


seksi/bagian,dengan ketentuan tidak lebih dari 5%
dari total aliran yang terjadi di seksi
tertentu.Kedalaman dan kecepatan diukur pada setiap
koordinat dengan menggunakan current meter.
Shinta Angelina 03311940000005
26.1 3 Software
• Pada persamaan intersection antar dua garis
atau tempat itu dapat menggunakan
pemrogaman “WOLFPACK” yang dapat
ditemukan di website
http://www.pearsonhighered.com/ghilani.

Seperti pada gambar,pengguna harus


memasukkan data berupa lebar alas,cut
slope ratio,fill slope ratio

Komputasi End-Area Mehtod


File data dan hasil komputasi end-area

Data tersebut dimasukkan kedalam dialog box


pada gambar diatas.Data yang digunakan
tertera pada gambar Shinta Angelina 03311940000005
Terlihat pada gambar,terdapat judul,kemudian
26.1 4 & 26.1 5 Sumber Error dalam
diikuti data ketinggian,lalu informasi cross-section Menghitung Volume & Kesalahan
jarak.Jarak dibaca dari kiri ke kanan.Jarak yang
berada di kiri garis tengah (center line) ditulis
dengan tanda negatif.Kemudian data berupa tinggi
instrumen(alat).Pada gambar dibawah merupakan Dalam melakukan perhitungandan pengukuran volume
hasil komputasi. terdapat berbagai sumber error dan kesalahan yakni :
1.Error dalam mengukur bidang/area cross-section.Sebagai
contoh tidak tegak lurus terhadap garis tengah.
2.Error dalam mengukur dengan cara end-area
3.Gagal dalam menggunakan formula prismoidal.
4. Tanda aljabar yang membingungkan/mirip pada komputasi
end-area menggunakan cara koordinat

Shinta Angelina 03311940000005


File data dan hasil komputasi end-area
Thank you

Anda mungkin juga menyukai