Anda di halaman 1dari 6

Panduan Menulis Gelar yang Benar serta Mengetahui

Korelasinya dengan Ilmu Sosiologi

Noni Julia
Kelas 56, Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
nonijulia@gmail.com

Abstrak
Gelar adalah sebuah tanda kehormatan atau identitas seseorang baik itu
berupa kebangsawanan atau kesarjanaan yang biasanya ditambahkan pada awal
nama atau akhir nama. Contohnya: raden, Dr. (doktor), SE. (sarjana ekonomi).
Penulisan ini merupakan sebuah tujuan untuk mengembangkan lebih luas tentang
cara menulis gelar dan tanda baca yang benar sesuai teori yang ada di dalam
PUEBI. Hal ini merupakan upaya untuk mengurangi kesalahan yang terjadi dalam
setiap penulisan gelar yang cenderung ditemui penulis di baliho-baliho sekitar
Padang.
Gelar memiliki hubungan erat dengan stratifikasi sosial. Stratifikasi sosial
adalah sistem pelapisan sosial berdasarkan sesuatu berharga yang telah dicapai
seseorang, salah satunya gelar. Semakin tinggi gelar yang didapat oleh seseorang
membuatnya berkedudukan di pelapisan sosial yang tinggi pula, begitu
sebaliknya. Setelah melakukan proses wawancara terhadap
Kata kunci: gelar, penulisan gelar, stratifikasi sosial

1. Pendahuluan
Ejaan bahasa Indonesia selalu diperbaharui dari tahun ke tahun.
Sebelumnya, ejaan bahasa Indonesia dikenal dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan (EYD). EYD merupakan ejaan yang diberlakukan di Republik
Indonesia semenjak tahun 1972 dan menggantikan Ejaan Soewandi atau Ejaan
Republik.
Perubahan dari EYD ke PUEBI ternyata belum diketahui oleh sebagian
orang. Oleh karena itu, penggunaan teori EYD yang sedang dan akan di
diskusikan merupakan salah satu upaya untuk memperkenalkan PUEBI kepada
masyarakat sekaligus menjawab kebutuhan masyarakat terhadap kaidah terbaru
dalam bahasa Indonesia. Banyak kesalahan dalam penulisan gelar, baik dalam
tulisan maupun di baliho-baliho yang ada di Kota Padang. Hal tersebut akan
membuat kesalahfahaman atas gelar yang sebenarnya dengan gelar yang
dituliskan di baliho-baliho tersebut. Maka dari itu, perlu diteliti untuk
perkembangan ilmu dan meluruskan kesalahfahaman atas penulisan gelar tersebut.

1
Tujuan penulis adalah untuk membantu mahasiswa dalam menyeleksi
kembali letak kesalahan pada penulisan gelar dan tanda baca. Serta membantu
mahasiswa untuk mengingat kembali PUEBI agar dapat membantu penulisan
karya tulis ilmiah. Selain itu, agar percetakan baliho di Kota Padang juga
mengetahui bahwa dalam penulisan gelar mempunyai aturan tertentu.

2. Metode dan Bahan Penelitian


Dalam artikel ini penulis menggunakan metode studi pustaka dan observasi.
Dalam metode studi pustaka penulis menggali informasi dari Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia edisi keempat oleh Sugiyono. Kemudian untuk bahan
penelitian, penulis menggunakan metode observasi untuk mencari beberapa baliho
yang salah dalam penulisan gelar serta tanda bacanya yang ada di Kota Padang,
khususnya By Pass.

3. Pembahasan
3. 1 Teori Penulisan Gelar
Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan
tanda titik pada setiap unsur singkatan itu (Sugiyono dkk., 2016:13).
Misalnya:
A.H. Nasution Abdul Haris Nasution
H. Hamid Haji Hamid
Suman Hs. Suman Hasibuan
W.R. Supratman Wage Rudolf Supratman
M.B.A. master of business administration
M.Hum. magister humaniora
M.Si. magister sains
S.E. sarjana ekonomi
S.Sos. sarjana sosial
S.Kom. sarjana komunikasi
S.K.M. sarjana kesehatan masyarakat
Sdr. saudara
Kol. Darmawati Kolonel Darmawati

2
Berikut ini adalah langkah-langkah yang bisa digunakan sebagai standar
untuk menulis gelar yang benar sesuai dengan EYD. Cara berikut ini sudah
mengikuti keputusan penulisan singkatan dengan meliputi penggunaan tanda titik
(.) dan tanda koma (,) yang benar.
1. Setiap gelar harus ditulis dengan menggunakan tanda titik (.) sebagai
penghubung antara kata pada singkatan gelar yang bersangkutan .
2. Gelar ditulis setelah nama atau sebelum nama seorang.
3. Diantara nama dan gelar, harus diberikan tanda koma (,) sebagai tanda
hubungnya.
4. Bila seorang menyandang gelar lebih dari satu, gelar tersebut harus
dipisahkan juga dengan tanda koma diantara gelar-gelar tersebut. Contoh:
Yanuar Hadi, S. Pd., M. Pd.
Berikut ini saya sertakan beberapa contoh untuk penulisan gelar akademik baik
dari sisi yang benar maupun yang salah.
Yanuar Hadi, SH      (salah)
Yanuar Hadi, S.H.   (benar)
Yanuar Hadi Wahono, Dr, MM       (salah)
Yanuar Hadi Wahono, Dr., M.M.  (benar)

3.2 Korelasi antara Gelar dan Ilmu Sosiologi


Setiap masyarakat senantiasa mempunyai penghargaan tertentu pada hal-
hal tertentu pula. Penghargaan yang lebih tinggi akan menempatkan hal tersebut
pada kedudukan yang lebih tinggi dari yang lainnya. Inilah yang dinamakan
stratifikasi sosial atau pelapisan masyarakat (Soekanto dan Soerjono, 2012:09).
Pitirim A. Sorokin mengatakan bahwa:
“Sistem lapisan merupakan ciri yang tetap dan umum dalam setiap
masyarakat yang hidup teratur. Barangsiapa yang memiliki sesuatu
yang berharga dalam jumlah yang sangat banyak dianggap
masyarakat berkedudukan dalam lapisan atasan. Mereka yang
hanya sedikit sekali atau tidak memiliki sesuatu yang berharga
dalam pandangan masyarakat mempunyai kedudukan yang rendah”
(dalam Soekanto dan Soerjono, 2012:197).

Salah satu bentuk stratifikasi sosial adalah gelar. Gelar adalah sebuah
tanda kehormatan atau identitas seseorang baik itu berupa kebangsawanan atau

3
kesarjanaan yang biasanya ditambahkan pada awal nama atau akhir nama.
Contohnya : raden, Dr. (doktor), SE. (sarjana ekonomi). Gelar secara otomatis
menunjukkan tingkat pendidikan seseorang, baik dari sarjana, magister, dan
juga doktor. Maka dari itu, erat kaitannya antara ilmu sosiologi dan gelar.

3.3 Perbaikan Penulisan Gelar


Gelar adalah awalan (prefiks) atau akhiran (sufiks) yang ditambahkan pada
nama seseorang untuk menandakan penghormatan, jabatan resmi, atau kualifikasi
akademis atau profesional.
Penulisan gelar harus ditulis secara hati-hati, walaupun banyak pedoman
tentang penulisan gelar, namun sampai saat ini masih banyak contoh penulisan
gelar yang salah. Maka dari itu, saya akan mencontohkan penulisan gelar yang
salah pada beberapa baliho yang saya temui.
a. Hj. Lisda Hendrajoni, SE, MMTr.

Dari foto di atas, tertulis Hj. Lisda Hendrajoni, SE, MMTr . yang mana arti
dari gelar nya adalah Haji Lisda Hendrajoni Sarjana Ekonomi dan Magister
Manajemen Teknik.
Terdapat 2 kesalahan dari contoh foto di atas, yaitu:
1. Setelah gelar SE harus dilanjutkan tanda titik (.) terlebih dahulu baru
ditambahkan dengan tanda koma (,) untuk melanjutkan gelar berikutnya.
SE, (salah)
S.E., (benar)
2. Penulisan gelar MMTr harusnya disertai titik disetiap huruf. Kemudian
setelah MMTr harus diakhiri dengan titik karena nama dan gelar telah habis
atau selesai.
MMTr (salah)
M.M.Tr. (benar)

4
Jadi, nama dan gelar yang benar adalah Hj. Lisda Hendrajoni, S.E.,
M.M.Tr.

b. PROF. DR. H. YUSRIL IHZA MAHENDRA

Penulisan gelar doktor dalam negeri pun sering tidak dipahami dengan
benar oleh kebanyakan orang, padahal jika kita mampu menganalisis, tidaklah
sulit untuk dapat menemukan jawabannya.
Penulisan gelar doktor dalam negeri sama dengan penulisan gelar-gelar
yang lain. Karena huruf “D” dan “R” merupakan rangkaian satu kata, maka
penulisan gelar doktor yang benar adalah: Dr. (Doktor), dan ditulis di depan nama
penyandang gelar. Huruf “D” ditulis dengan huruf besar, dan huruf “R” ditulis
dengan huruf kecil, dan diakhiri dengan tanda titik pula. Didalam baliho tersebut
terlihat tidak ada kesalahan dalam penulisan gelar dan tanda bacanya. Gelar Prof
dan Dr hurufnya bisa saja menggunakan kapital semua jika keseluruhan nama
ditulis kapital. Jadi, baliho diatas tidak memiliki kesalahan dalam penulisan gelar
dan tanda baca.
PROF. DR. H. YUSRIL IHZA MAHENDRA (benar)
c. HM. TAUHID, S.IP

5
Cara penulisan gelar akademik yang baik dan benar harus mengikuti
aturan yang berlaku sesuai dengan PUEBI, yaitu aturan tentang penulisan
singkatan, pemakaian tanda koma, dan pemakaian tanda titik. Seperti yang bisa
dilihat, letak tanda koma setelah nama sudah benar, tetapi penulisan gelar Sarjana
Ilmu Politik ditulis S.I.P kemudian diakhiri dengan tanda titik menjadi S.I.P.
dikarenakan gelar (singkatan) sudah habis.
HM. TAUHID, S.IP (salah)
HM. TAUHID, S.I.P. (benar)

4. Kesimpulan
Gelar adalah awalan (prefiks) atau akhiran (sufiks) yang ditambahkan pada
nama seseorang untuk menandakan penghormatan, jabatan resmi, atau kualifikasi
akademis atau profesional. Gelar dan ilmu sosiologi mempunyai hubungan yang
erat berdasarkan teori stratifikasi sosial. Stratifikasi sosial adalah pembedaan
seseorang atau masyarakat kedalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis).
Gelar menjadi salah satu contoh untuk teori ini karena gelar secara otomatis
membagi tingkat-tingkat seseorang dalam pendidikan maupun keturunannya.

UCAPAN TERIMAKASIH
Dalam penulisan karya ilmiah ini, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada:
 Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan kesehatan
kepada saya untuk melanjutkan karya ini.
 Ibu Meksi Rahma Nesti, M. Hum. yang selalu sabar menghadapi
pertanyaan penulis dan juga friendly kepada mahasiswanya. Terima kasih
ibu.
 Teman-teman kelas Sosiologi A yang saya banggakan. Terutama Karina
Monica yang telah menemani keliling by pass. I love you guys so much.

DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono, dkk. 2016. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Jakarta: Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

Soekanto dan Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.

Anda mungkin juga menyukai