Anda di halaman 1dari 13

A.

           Latar Belakang
Penelitian dapat diartikan sebagai suatu proses penyelidikan dengan mengumpulkan
data dan informasi tertentu secara sistematis dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.
Sebagai suatukegiatan sistematis penelitian harus dilakukan dengan metode tertentu yang
dikenal dengan istilah metode penelitian, yakni suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah ini harus didasari ciri-ciri keilmuan yaitu
rasional, empiris, dan sistematis.
Dalam melaksanakan kegiatan penelitian, keberadaan instrumen penelitian merupakan
bagian yang sangat penting, karena instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan
untuk mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah yang sedang diteliti. Suatu
instrumen yang baik tentu harus memiliki dan memenuhi kriteria sebagai instrumen yang
baik, yaitu valid dan reliabel.
Instrumen yang baik akan mempengaruhi mutu dari sebuah hasil penelitian. Fungsi
instrumen adalah mengungkapkan fakta menjadi data, sehingga jika instrumen mempunyai
kualitas yang baik dalam arti valid dan reliabel maka data yang diperoleh akan sesuai dengan
fakta atau kejadian yang sesungguhnya di lapangan.
Adapun jenis instrumen penelitian mempunyai banyak macam, oleh karena itu
pembahasan dalam makalah ini hanya difokuskan pada dua jenis instrumen, yaitu instrumen
angket dan wawancara.
Berkaitan dengan hal tersebut, pada pembahasan ini akan diuraikan berbagai hal terkait
dengan teknik pengembangan instrumen angket dan wawancara.

B.                 Rumusan Masalah
1.        Apa yang dimaksud dengan instrumen angket dan wawancara ?
2.        Apa saja macam-macam instrumen angket dan wawancara ?
3.        Bagaimana langkah-langkah menyusun intrumen angket dan wawancara ?
4.        Apa saja kelemahan dan kelebihan dari instrumen angket dan wawancara ?

C.                Tujuan
a.         Menjelaskan pengertian instrumen angket dan wawancara
b.        Menguraikan macam-macam instrumen angket dan wawancara
c.         Menjelaskan langkah-langkah menyusun instrumen angket dan wawancara
d.        Menjelaskan kelemahan dan kelebihan intrumen angket dan wawancara
BAB II
PEMBAHASAN
A.                Angket
1.      Pengertian Instrumen Angket
Angket (Quistionnaire) adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain
yang bersedia memberikan respons (responden) sesuai dengan permintaan pengguna. Tujuan
penyebaran angket adalah mencari informasi yang lengkap mengenai sesuatu masalah
responden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai
dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan. Disamping itu, responden mengetahui
informasi tertentu yang diminta.
2.      Macam-Macam Angket
Angket dibedakan menjadi dua jenis, yaitu angket terbuka dan angket tertutup.
a.        Angket Terbuka
Ialah angket yang disajikan dalam bentuk sederhana sehingga responden dapat
memberikan isian sesuai dengan kehendak dan keadaannya.
Contoh (1) pertanyaan angket terbuka:
Pendidikan apa saja yang pernah saudara ikuti? Tulislah dengan sebenarnya, dimana
dan tahun berapa lulusnya.
Tingkat
No Tempat Tahun kelulusan
pendidikan
1 ............................ ........................ ............................
2 ............................ ........................ ............................
3 ............................ ........................ ............................
4 ............................ ........................ ............................

Contoh : (2)
Bagaimanakah pendapat saudara tentang dibentuknya Dewan Sekolah? ..........................
Apakah saudara pernah mengikuti penataran Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)?
Jika pernah, bagaiman komentar saudara?.........................

1)             Keuntungan angket terbuka:


Bagi responden :
a)             Mereka dapat mengisi sesuai dengan keinginan yang sesuai dengan keadaan yang
dialaminya.
b)             Memberikan kebebasan kepada responden untuk menulis jawaban berdasarkan pendapatnya.
Bagi peneliti:
a)             Akan mendapat data yang bervariasi, bukan hanya yang sudah disajikan karena sudah
diasumsikan oleh peneliti.
b)             Membantu peneliti mendapatkan informasi tentang objek yang diteliti.
2)             Kelemahan angket terbuka:
Bagi peneliti : sulit untuk mengelompokan jawaban-jawaban atau memberikan kode terhadap
jawaban responden.
Bagi responden: memakan waktu untuk menjawab pertanyaan atau pernyataan.

b.             Angket Tertutup
Adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden
diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara
memberikan tanda (x) atau tanda checklist(√).
1)             Kelebihan angket tertutup :
a)             mudah memberikan nilai,
b)             gampang memberikan kode, dan
c)             responden tidak perlu menulis.
2)             Kelemahan angket tertutup:
a)             Bagi peneliti: Kurang mampu memberikan alternatif jawaban yang relevan kepada
responden
b)             Bagi responden: Sulit untuk memilih alternati jawaban.

Contoh : Cara memberikan tanda silang (x)


1.             Apakah saudara pernah mempraktekan mareri Diklat Spama yang menunjang tugas di kantor
saudra?
a) Pernah
b) Tidak Pernah
Jika pernah, materi apa saja yang saudara praktekan?
a) Kertas Kerja Perorangan (KKP)
b) Manajemen Sumber-daya Manusia
c) Sistem Informasi Manajemen
d) Simulasi dan Kertas Kerja Tema (KKT)
2.             Apakah saudara termasuk dosen yang aktif menulis?
a) Ya
b) Tidak
Jika ya, sudah berapa buku yang saudara tulis dan terbitkan?
a) 2-5 buku
b) 6-10 buku
c) 11-15 buku
d) 16-20 buku
3.             Apakah bapak/ibu tergolong pejabat eselon II?
a) Ya
b) Tidak
Jika ya, berapa lama bapak/ibu menjabat?
a) 1 tahun
b) 2 tahun
c) 5 tahun
d) 10 tahun

Contoh: Checklist  tentang Kesiapan Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)


Dinas Pendidikan Nasional.
NO PERTANYAAN ALTERNATIF JAWBAN
4 3 2 1
S CS KS BS
A. ORGANISASI
1. Pedoman pembuatan stuktur √
organisasi Dewan Sekolah telah
disosialisasikan.
2. Dinas Pendidikan telah memiliki √
data sejumlah sekolah yang telah
memiliki struktur organisasi
Dewan Sekolah
B. KURIKULUM
3. Materi kurikulum memenuhi √
standar minimal Kurikulum
Nasional
4. Kurikulum lokal merupakan √
kurikulum tambahan yang sesuai
dengan tuntutan zaman dan
lingkungan serta aspirasi
masyarakat sekitar
C. SUMBER-DAYA MANUSIA
5. Sekolah telah memiliki kepala √
sekolah yang berkualifikasi
minimal D-2 bagi SD; D-3 dan
S1 bagi SLTP, SMU, dan SMK.
6. Sekolah telah memiliki kepala √
sekolah yang memiliki
kemampuan teknis tugas pokok
guru yaitu mengajar.
D. SARANA DAN PRASARANA
7. Sekolah merencanakan, √
mengidentifikasi kebutuhan
sarana dan prasarana pendidikan.
8. Perencanaan sekolah menetapkan √
prioritas kebutuhan sarana dan
prasarana pendidikan
E. KESISWAAN
9. Sekolah telah memfungsikan √
wadah organisasi siswa untuk
mengembangkan kreatifias siswa
10. Sekolah melakukan identifikasi √
siswa berbakat (Talented student)
F. PEMBIAYAAN DAN PENGANGGARAN
11. Dinas Pendidikan bersama √
Dewan sekolah berupaya
menggali sumber dana baik
internal maupun eksternal
G. PARTISIPASI MASYRAKAT
12. Pelibatkan masyarakat bukan √
hanya motivasi, tetapi aktif
dalam menghimpun dana, tenaga,
materi guna menunjang mutu
pendidikan
13. Masyrakat melakukan fungsi √
kontrol dalam pelaksanaan
pendidikan
14. Masyarakat bersikap proaktif √
dalam pengembangan pendidikan
Keterangan:
4 = Siap (S)
3 = Cukup Siap (CS)
2 = Kurang Siap (KS)
1 = Belum Siap (BS)

3.    Langkah-langkah penyusunan angket


Langkah-langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut:
a.              Menyusun Kisi-Kisi Angket
          Sebelum menyusun angket, terlebih dahulu dibuat konsep alat ukur yang sesuai dengan
penelitian yang dilakukan. Konsep alat ukur ini berupa kisi-kisi angket. Kisi-kisi angket
tersebut selanjutnya dijadikan pedoman menyusun butir-butir  pertanyaan sebagai instrumen
penelitian.
b.             Pembuatan Butir Soal
          Item atau butir soal angket dibuat berdasarkan kisi-kisi angket yang telah disusun
sebelumnya. Langkah-langkah pembuatan sebagai berikut:
1)             Membuat pedoman atau petunjuk pengisian angket
2)             Membuat item pertanyaan yang akan diberikan
3)             Membuat skoring atau penilaian angket.

4.    Prinsip Penulisan Angket


Uma sekaran (1992) mengemukakan beberapa prinsip dalam penulisan angket, yaitu :
a.              Isi dan tujuan pertanyaan
Yaitu pertanyaan tersebut merupakan bentuk pengukuran atau bukan ? kalau berbentuk
pengukuran, maka dalam membuat pertanyaan harus teliti, setiap pertanyaan harus disusun
dalam skala pengukuran dan jumlah itemnya mencukupi untuk mengukur variabel.
b.                  Bahasa yang digunakan
Bahasa yang digunakan dalam penulisan angket harus disesuaikan dengan
kemampuan berbahasa responden, selain itu juga harus memperhatikan jenjang pendidikan
responden, dan keadaan sosial budaya.
c.                   Tipe dan bentuk pertanyaan
Tipe pertanyaan dalam bentuk angket terbuka atau tertutup.
d.                  Pertanyaan tidak mendua
Setiap pertanyaan dalam angket jangan mendua (double-berreled)sehingga
menyulitkan responden untuk menjawab.
Contoh :
Bagaimana pendapat anda tentang kualitas dan relevansi pendidikan saat ini ?
(ini adalah pertanyaan yang mendua karena menanyakan dua hal sekaligus, yaitu kualitas dan
relevansi)
e.                   Tidak menanyakan yang sudah lupa
Sebaiknya tidak menanyakan hal-hal yang sekiranya responden sudah lupa, atau
pertanyaan yang memerlukan jawaban dengan berpikir berat.
Contoh :
Bagaimanakah kualitas pendidikan sekarang bila dibandingkan dengan 30 tahun yang lalu ?
Menurut anda bagaimanakah cara mengatasi krisis ekonomi saat ini ?
(kecuali penelitian memang ditujukan pada para ahli)

f.                   Pertanyaan tidak menggiring


Pertanyaan dalam angket sebaiknya tidak menggiring responden untuk menjawab yang
baik saja atau yang jelek saja.
Contoh:
Bagaimana prestasi belajar anda selama di sekolah dulu ?
Bagaimana prestasi kerja anda selama setahun terakhir ?
(jawaban responden akan cenderung menyatakan baik)
g.             Panjang pertanyaan
Pertanyaan dalam angket sebaiknya tidak terlalu panjang sehingga akan membuat
responden jenuh. Jika jumlah variabel banyak sehingga memerlukan jumlah pertanyaan yang
banyak, maka instrumen tersebut harus dibuat bervariasi dalam penampilannya, model skala
yang digunakan, dan cara mengisinya. Disarankan jumlah pertanyaan yang memadai adalah
antara 20-30 pertanyaan.
h.             Urutan pertanyaan
Urutan pertanyaan dalam angket, dimulai dari yang umum menuju ke hal yang spesifik,
atau dari yang mudah ke hal yang sulit. Hal ini perlu dipertimbangkan karena secara
psikologis akan mempengaruhi semangat responden untuk menjawab.
Urutan pertanyaan acak bisa digunakan bila tingkat kematangan responden terhadap
masalah yang ditanyakan sudah tinggi.
i.               Prinsip pengukuran
Angket adalah salah satu instrumen yang digunakan untuk memperoleh data yang valid
dan reliabel, oleh karena itu instrumen itu sendiri (angket) juga harus di uji validitas dan
reliabilitanya agar dalam penggunaannya dapat menghasilkan data yang valid dan reliabel.
j.               Penampilan fisik angket
Penampilan fisik angket akan mempengaruhi respon atau keseriusan responden dalam
mengisi angket. Respon terhadap angket yang dicetak dikertas buram akan berbeda dengan
respon terhadap angket yang dicetak dikertas yang bagus.
Selain itu perlu diketahui pula bagaimana tata letak lay out atau pengaturan penyajian
angket yang menarik, diantaranya.
1)             Usahakan untuk mengatur keseluruhan angket sedemikian rupa sehingga enak dipandang
dan tiddak tampak terlalu banyak.
2)             Pisahkan antara identitas pengisi. Pengantar,dan pertanyaan inti.
3)             Gunakan garis-garis pemisah atau kotak-kotak untuk memberikan tekanan (akses) hal-hal
penting.
4)             Bila mungkin, gunakan warna berbeda.
5)             Ada baiknya diberikan sedikti hiasan (bintang, bentuk, geometri, dan lain-lain) seabagi
penunjuk.

5.      Berapa banyak pertanyaan dalam angket atau kuesioner ?


Beberapa hal yang dapat dijadikan pertimbangan dalam menentukan banyaknya butir
pertanyaan dalam angket, antara lain :
a.              Semua indikator sudah terwakili dalam pertanyaan, sekurang-kurangnya satu, jika indikator
yang diungkap tidak terlalu banyak setiap indikator sebaiknya ditanyakan lebih dari satu kali,
yang penting adalah bahwa jumlah pertanyaan tidak terlalu banyak sehingga tidak memakan
waktu yang lama.
b.             Tidak menanyakan hal yang tidak perlu dan tidak akan diolah.
Contoh.
    Menyuruh responden menuliskan alamat lengkap hanya karena peneliti sekedar ingin tahu.
Padahal alamat tersebut tidak akan diolah karena tidak berkaitan langsung dengan varibel
penelitian.
    Minta kepada sekolah mengisi daftar siswa perkelas dengn rincian jenis kelamin dan pekerjaan
orangtua. Pengisiannya saja memerlukan 2 hari. Padahal sebetulnya yang diperlukan hanya
gambaran umum tentang pekerjaan orang tua siswa.

6.      Keuntungan dan Kelemahan Angket


a.              Keuntungan angket
1)             Tidak memerlukan hadirnya peneliti.
2)             Dapat dibagi secara serentak kepada banyak responden.
3)             Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing dan menurut waktu
senggang responden.
4)             Dapat dibuat menjadi anonim sehingga responden bebas, jujur dan tidak malu-malu
menjawab.
5)             Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-
benar sama.

b.             Kelemahan Angket
1)             Responden sering tidak teliti dalam menjawab sehingga ada pertanyaan yang terlewati tidak
terjawab, padahal sukar di ulang untuk diberikan kembali kepadanya.
2)             Sering sukar dicari validitasnya.
3)             Walapun dibuat anonim, kadang-kadang responden dengan sengaja memberikan jawaban
yang tidak betul atau tidak jujur.
4)             Sering tidak kembali, tertutama jika di kirim lewat pos. Menurut penelitian, angket yang
dikirim lewat pos tingkat kembalinya sangat rendah, hanya sekitar 20% (Aderson)
5)             Waktu pengembaliannya tidak bersama-sama, bahkan kadang-kadang ada yang terlalu lama
sehingga terlambat.
Agar responden merasa dihargai, maka perlu memberikan surat pengantar,  hal-hal
yang harus ada dalam surat pengantar adalah:
a)             Alamat responden, lengkap dengan jabatannya.
b)             Pengantar penyampaian angket.
c)             Tujuan mengadakan penelitian.
d)            Pentingnya penelitian dilakukan.
e)             Pentingnya responden dalam penelitian.
f)              Waktu pengisian angket.
g)             Waktu dan tempat/alamat pengembalian angket
h)             Penyampaian hasil
i)               Ucapan terimakasih kepada responden
j)               Tanda tangan pengirim
k)             Nama jelas pengirim.
l)               Tanggal pengirim.

Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan angket atau kuesioner tertutama (2) dan (3),
peneliti perlu menyilang jawaban responden dengan data yang diperoleh melalui metode lain,
istilahnya, peneliti mengatakan cross-check.
Contoh.
Peneliti mengadakan penelitian tentang kerajinan dan semangat kerja karyawan X.
Agar penelitian dapat meraih sejumlah besar responden peneliti menggunakan angket.
Namum karena angket mengandung kelemahan, yakni mungkin jawabannya kurang sesuai
dengan keadaan sesungguhnya, peneliti menggunakan teknik lain untuk cross check. Yaitu
peneliti dapat bertanya informal kepada teman sejawat untuk cross check tentang kerajinan
dan semangat kerja karyawan X.

B.                 Wawancara
1.      Pengertian Wawancara
Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh
informasi langsung dari sumbernya. Wawancara ini digunakan bila ingin mengetahui hal-hal
dari responden secara lebih mendalam serta jumlah responden sedikit. Ada beberapa faktor
yang akan mempengaruhi arus informasi dalam wawancara, yaitu : Pewawancara, responden,
pedoman wawancara, dan situasi wawancara (Subana, 2000:29).
Pewawancara adalah petugas pengumpul informasi yang diharapkan dapat
menyampaikan pertanyaan dengan jelas dan merangsang responden untuk menjawab semua
pertanyaan dan mencatat semua informasi yang dibutuhkan dengan benar.
Responden adalah pemberi informasi yang diharapkan dapat menjawab semua
pertanyaan dengan jelas dan lengkap. Dalam pelaksanaan wawancara, diperlukan kesediaan
dari responden untuk menjawab pertanyaan dan keselarasan antara responden dan
pewawancara.
Pedoman wawancara berisi tentang uraian penelitian yang biasanya dituangkan dalam
bentuk daftar pertanyaan agar proses wawancara dapat berjalan dengan baik.
Situasi wawancara berhubungan dengan waktu dan tempat wawancara. Waktu dan
tempat wawancara yang tidak tepat dapat menjadikan pewawancara mearas canggung untuk
mewawancarai dan responden pun merasa enggan untuk menjawab pertanyaan.
Menginterviu bukanlah pekerjaan yang mudah. Dalam hal ini pewawancara harus dapat
menciptakan suasana santai tetapi serius; artinya bahwa interviu dilaksanakan dengan
sunguh-sungguh, tidak main-main, tetapi tidak kaku. Suasana ini penting dijaga, agar
responden mau menjawab apa saja yang dikehendaki oleh pewawancara secara jujur. Oleh
karena sulitnya pekerjaan ini maka sebelum pelaksanaan interviu, pewawancara harus dilatih
terlebih dahulu. Dengan latihan maka pewawancara tahu bagaimana dia harus
memperkenalkan diri, bersikap, mengadakan langkah-langkah interviu dan sebagainya.
Sebagai instrumen interviu adalah interview guide atau pedoman wawancara.

2.      Macam-Macam Wawancara
a.              Wawancara terpimpin.
Dalam wawancara ini, peneliti telah menyiapkan pertanyaan-pertanyaan dan alternatif-
alternatif jawaban.
Contoh :
Wawancara terstruktur tentang tanggapan masyarakat terhadap berbagai pelayanan
pemerintah kabupaten tertentu yang diberikan kepada masyarakat.
1.             Bagaimanakah tanggapan bapak/ibu terhadap pelayanan pendidikan di kabupaten ini ?
a.              sangat bagus
b.             bagus
c.              tidak bagus
d.             sangat tidak bagus
2.             Bagaimanakah tanggapan bapak/ibu terhadap pelayanan kesehatan di kabupaten ini ?
a.              sangat bagus
b.             bagus
c.              tidak bagus
d.             sangat tidak bagus
3.             Bagaimanakah tanggapan bapak/ibu terhadap pelayanan saluran air di kabupaten ini ?
a.              sangat bagus
b.             bagus
c.              tidak bagus
d.             sangat tidak bagus
disini pewawancara melingkari salah satu jawaban yang diberikan responden
b.             Wawancara bebas
Pada wawancara ini, terjadi tanya jawab bebas antara pewawancara dan responden,
tetapi pewawancara menggunakan tujuan penelitian sebagai pedoman. Kebaikan wawancara
ini adalah responden tidak menyadari sepenuhnya bahwa ia sedang diwawacarai.  Kelemahan
penggunaan teknik ini dalah cara pertanyaan kadang-kadang kurang terkendali.

c.              Wawancara Bebas Terpimpin


Wawancara ini merupakan perpaduan antara wawancara bebas dan wawancara
terpimpin. Dalam  pelaksanaannya, pewawancara membawa pedoman yang hanya
merupakan garis besar tentang hal-hal yang akan ditanyakan.
Contoh :
Bagaimana pendapat bapak/ibu terhadap kasus begal motor yang marak akhir-akhir
ini ?
Menurut anda bagaimana upaya pencegahan untuk mengatasi maraknya begal motor ?
3.        Langkah langkah wawancara
Ada tujuh langkah dalam melakukan wawancara sebagai pengumpul data, yaitu :
a.              Menetapkan kepada siapa wawancara akan dilakukan
b.             Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan
c.              Menyiapkan pedoman wawancara (jika wawancara terpimpin)
d.             Mengawali atau membuka alur wawancara
e.              Melangsungkan alur wawancara
f.              Mengkonfirmasi ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya
g.             Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan
h.             Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh

4.        Alat-alat wawancara
Supaya hasil wawancara dapat terekam dengan baik dan peneliti memilki bukti telah
melakukan wawancara, maka diperlukan bantuan alat-alat sebagai berikut :
a.              Buku catatan : berfungsi untuk mencatat semua percakapan dengan nara sumber.
b.             Perekam Suara : berfungsi merekam semua percakapan atau pembicaraan.
c.              Kamera : untuk memotret saat peneliti sedang melakukakn wawancara.

5.      Kelebihan dan Kekurangan Wawancara


a.              Kelebihan Teknik Wawancara, Antara lain :
1)             Wawancara merupakan instrumen yang paling baik untuk memilih dan menilai karakteristik
pribadi.
2)             Wawancara mempunyai manfaat yang besar dalam mengidentifikasi dan mengatasi masalah-
masalah kemanusiaan khususnya aspek afektif.
3)             Wawancara mempunyai manfaat yang besar dalam konsultasi.
4)             Wawancara membekali peneliti dengan informasi tambahan untuk memperkuat data yang
diperoleh melalui instrumen lain.
5)             Kadang-kadang peneliti menggunakan wawancara bersama-sama dengan observasi untuk
memperkuat validitas data yang diperoleh melalui koinfomansi.
6)             Wawancara merupakan satu-satunya instrumen untuk pengumpulan data pada masyarakat
buta huruf.
b.             Kelemahan Teknik Wawancara, antara lain :
1)             Keberhasilan wawancara sangat tergantung pada kemauan informan dalam bekerja sama dan
memberikan informasi yang dapat dipercaya dan teliti.
2)             Wawancara terpengaruh oleh keadaan diri dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi pribadi
yang melakukan wawancara atau informan atau keduanya sekaligus, dan selanjutnya
mengandung bias pribadi yang sangat tinggi pada data.
3)             Wawancara terpengaruh oleh antusias informan pada dirinya, keinginannya untuk tampil
positif, keragu-raguannya dalam memberikan informasi, dan motivasinya untuk disukai oleh
orang yang melakukan wawancara. Berdasarkan hal ini, kita mengingatkan peneliti bahwa
setiap informan mewarnai kebenaran/hakikat yang dibicarakannya sesuai dengan yang
disangkanya benar.

BAB III
KESIMPULAN DAN PENUTUP
A.                Kesimpulan
Instrumen angket dan wawancara merupakan beberapa teknik pengumpulan data
dalam penelitian yang digunakan untuk mengetuhi tanggapan responden terhadap
permasalahan yang sedang diteliti.
Instrumen angket lebih kepada pertanyaan yang harus dijawab oleh responden dalam
bentuk tertulis, diantaranya berupa angket terbuka yang berupa pertanyaan sederhana dan
jawabannya diserahkan kepada responden sesuai keadaan dan kenyataan responden. Selain
itu angket tertutup, dimana peneliti telah menyiapkan pertanyaan dan alternatif-alternatif
jawaban sehingga responden tinggal memilih dari beberapa alternatif jawaban tersebut.
Sedangkan wawancara merupakan teknik pengumpul data yang mengandalkan
kemampuan peneliti dalam menggali informasi berupa pertanyaan-pertanyaan yang
ditanyakan langsung kepada responden secara lisan dan face to face. Wawancara mempunyai
tiga bentuk yaitu wawancara terpimpin, wawancara bebas, dan wawancara bebas terpimpin.
Instrumen yang baik dibuat dengan langkah-langkah yang sistematis, begitu pula
dalam penyusunan instrumen angket dan wawancara harus mengikuti langkah-langkah
penyusunan masing-masing instrumen yang disesuaikan dengan tujuan penelitian
Masing-masing instrumen mempunyai kelebihan dan kelemahan, oleh karena itu dalam
menentukan instrumen pengumpul data harus mempertimbangkan kebutuhan dan keadaan
serta kelebihan dan kelemahan instrumen agar hasil dari pengumpulan data tersebut dapat
menghasilkan data yang valid dan reliabel.

Anda mungkin juga menyukai