Anda di halaman 1dari 51

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG.

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta


peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional itu maka diselenggarakan kegiatan
intrakurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler di setiap jenjang pendidikan. Dalam
kegiatan intrakurikuler dirancang sejumlah mata pelajaran yang akan diberikan
kepada peserta didik. Keseluruhan mata pelajaran yang terdapat dalam kegiatan
intrakurikuler merupakan kurikulum berbasis kompetensi yang bertujuan
mengembangkan aspek intelektual (logika), sikap (etika) dan psikomotor (praktika)
peserta didik. Dalam cakupan yang lebih luas kegiatan intrakurikuler bertujuan
mengembangkan kecakapan hidup (life skill) peserta didik yang meliputi kecakapan
mengenal diri sendiri (self awareness), kecakapan berpikir rasional (thinking skill),
kecakapan sosial (social skill), kecakapan vokasional (vocational skill) dan
kecakapan akademis (academic skill).
Seringkali keterbatasan jumlah jam pelajaran yang tersedia bagi setiap mata
pelajaran menjadi salah satu faktor penghambat tercapainya kecakapan akademis
yang dituntut, maka Keberadaan kegiatan ekstrakurikuler menjadi sangat penting
mengisi kekurangan-kekurangan yang dimiliki kegiatan intrakurikuler.
Mata Pelajaran Sidang Akademik, telah ditetapkan menjadi Muatan Lokal Wajib
bagi kelas XI pada tahun ajaran 2020/2021 . Khusus pada Jurusan IPA, Kegiatan
Sidang Akademik menyediakan berbagai latihan ketrampilan kecakapan akademis
yang di dalamnya meliputi kecakapan mengidentifikasi variabel, menghubungkan
variaabel dan kecakapan melakukan penelitian seperti ketrampilan melakukan
observasi/mengamati, mengajukan hipotesis, menggunakan alat dan bahan
eksperimen secara baik dan benar dengan selalu mempertimbangkan keamanan dan
keselamatan kerja, mengajukan pertanyaan, menggolongkan dan menafsirkan data,
serta mengkomunikasikan hasil temuan secara lisan atau tertulis dalam bentuk
sebuah Karya Tulis Ilmiah dalam Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) serta menggali
dan memilah informasi faktual yang relevan untuk menguji gagasan-gagasan atau
memecahkan masalah sehari-hari.

1
PANDUAN KIR JURUSAN IPA SMAK SYURADIKARA ENDE 2021
Berbagai ketrampilan yang dilatih dalam Kegiatan Sidang Akademik merupakan
kecakapan yang diprioritaskan di jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas
(SMA). Hal itu disebabkan karena peserta didik di jenjang pendidikan Sekolah
Menengah Atas (SMA) dipersiapkan melanjutkan pendidikan ke jenjang Pendidikan
Tinggi.

B. LANDASAN HUKUM :

1. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.


2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

C. TUJUAN :

1. Tujuan Umum :
Tujuan Umum diselenggarakannya Muatan Lokal Wajib Sidang Akademik dan
pembentukkan Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) adalah membina dan
mengembangkan sikap ilmiah peserta didik sehingga peserta didik bersikap dan
bertindak berdasarkan proses berpikir ilmiah yang tercermin dalam sifat-sifat :
berpikir sistematis, rasional, realistis, objektif, jujur, terbuka, berani, toleran,
kreatif, kritis, dan skeptis.

2. Tujuan Khusus.
Tujuan khusus diselenggarakannya kegiatan Ekstrakurikuler Sidang Akademik
dan pembentukkan Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) di SMAK Syuradikara
Ende adalah :
a. Meningkatkan pengetahuan peserta didik mengenai cara berpikir
ilmiah.
b. Meningkatkan pengetahuan mengenai prosedur penelitian ilmiah.
c. Meningkatkan kepekaan peserta didik terhadap masalah-masalah yang
ada di lingkungan sekitarnya.
d. Meningkatkan peran serta peserta didik dalam upaya memecahkan
masalah-masalah yang ada di lingkungan sekitarnya.
e. Meningkatkan pengalaman peserta didik dalam melakukan penelitian
tentang berbagai persoalan yang menarik minatnya.

2
PANDUAN KIR JURUSAN IPA SMAK SYURADIKARA ENDE 2021
D. MANFAAT :
Keberadaan Muatan Lokal Wajib Sidang Akademik dan pembentukkan Kelompok Ilmiah
Remaja (KIR) yang dikembangkan di sekolah memiliki berbagai manfaat bagi Peserta
didik, Guru Pembimbing Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) maupun bagi sekolah, di
antaranya :
1. Manfaat bagi Peserta didik adalah :
a. Meningkatkan rasa ingin tahu terhadap fenomena alam.
b. Meningkatkan minat baca.
c. Meningkatkan daya nalar terhadap fenomena-fenomena alam.
d. Meningkatkan kreativitas.
e. Meningkatkan daya kritis.
f. Meningkatkan wawasan Ilmu Pengetahuan.
g. Meningkatkan keterampilan menguasai Ilmu Pengetahuan.
h. Meningkatkan keterampilan berkomunikasi lisan melalui pengalaman
diskusi, debat dan presentasi Ilmiah.
i. Menumbuhkan sifat-sifat ilmiah, jujur, optimis, terbuka, berani,
bertanggung jawab, toleransi, kreatif dan kritis
j. Wahana untuk menempa kematangan sikap dan kepribadian.
k. Membuka kesempatan untuk mendapatkan kesempatan melanjutkan
pendidikan ke jenjang lang lebih tinggi.
l. Meningkatkan keterampilan menulis.

2. Manfaat Kelompok Ilmiah Remaja bagi Guru Pembimbing adalah :


a. Menambah wawasan Ilmu Pengetahuan.
b. Menambah keterampilan membimbing Kelompok Ilmiah Remaja
(KIR).
c. Meningkatkan rasa ingin tahu terhadap Ilmu Pengetahuan.
d. Meningkatkan minat baca.
e. Menambah pengetahuan dalam menunjang Kegiatan Belajar Mengajar
di sekolah.
f. Mengenal sikap dan perkembangan pribadi peserta didik lebih
mendalam.

3. Manfaat bagi sekolah :


a. Memberikan nilai tambah dan nilai unggul kompetitif bagi sekolah.
b. Meningkatkan situasi dan kondisi sekolah yang kondusif untuk belajar.
c. Memfungsikan sekolah sebagai tempat pengembangan riset dan
penelitian.
d. Memperluas hubungan kerja sama sekolah dengan institusi-institusi
lain.

3
PANDUAN KIR JURUSAN IPA SMAK SYURADIKARA ENDE 2021
E. KURIKULUM PEMBINAAN SIDANG AKADEMIK :

No Standar Kompetensi Kompetensi Dasar


1 Menerapkan konsep dan prinsip 1. Mendeskripsikan Hakekat Penelitian Ilmiah
dasar Penelitian Ilmiah 2. Menerapkan Bahasa sebagai sarana berpikir
ilmiah
3. Menerapkan Penulisan Karya Ilmiah
2 Menerapkan konsep dan prinsip 1. Menyusun rancangan Penelitian
dasar Penelitian Ilmiah Kualitatif. 2. Menyusun Usulan (proposal) Penelitian .
3. Menyusun Laporan Penelitian.
3 Menerapkan konsep dan prinsip 1. Melakukan Pengumpulan Data.
dasar Penelitian Ilmiah Kuantitatif 2. Melakukan Pengolahan data .

4 Mempraktekkan Penelitian Ilmiah 1. Melaksanakan Penelitian Ilmiah Sederhana


sederhana 2. Mengkomunikasihan Hasil penelitian
secara lisan dalam bentuk presentasi-
demonstrasi dan tulisan dalam bentuk
Karya Tulis Ilmiah

E. PELAKSANA PEMBINAAN KEGIATAN EKSTRA SIDANG AKADEMIK


JURUSAN IPA :
1. Penanggung Jawab : Kepala SMAK Syuradikara Ende
2. Guru Sidang Akademik Jurusan IPA : Ibu Maria Gua Da Lupe Pemba, S.Si.
3. Guru Pembimbing KIR : Guru Mapel Jurusan IPA SMAK Syuradikara Ende

F. SASARAN PEMBINAAN KEGIATAN EKSTRA SIDANG AKADEMIK


JURUSAN IPA :
Sasaran pembinaan adalah peserta didik kelas XI Jurusan IPA

G. WAKTU PEMBINAAN KEGIATAN SIDANG AKADEMIK JURUSAN IPA :


Kegiatan pembinaan dilaksanakan 1 (satu) kali dalam sepekan yaitu pada
1 jam pelajaran (45 menit) dan diluar jam pelajaran (disesuaikan)

4
PANDUAN KIR JURUSAN IPA SMAK SYURADIKARA ENDE 2021
BAB II
MATERI POKOK KEGIATAN PEMBINAAN
EKTRAKURIKULER WAJIB SIDANG AKADEMIK
JURUSAN IPA

A. Latihan Dasar Penelitian I :


1. Hakekat Penelitian Ilmiah :
a. Pengertian Penelitian

Penelitian adalah mencari jawaban atas masalah yang diajukan Masalah


adalah persoalan yang menuntut adanya jawaban yang tepat dan akurat.

Berikut ini beberapa pendapat mengenai pengertian penelitian.

1) Menurut Yoseph dan Yoseph, 1979, penelitian adalah art and science


guna mencari jawaban terhadap suatu permasalahan. Karena seni dan
ilmiah maka penelitian juga akan memberikan ruang-ruang yang akan
mengakomodasi adanya perbedaan tentang apa yang dimaksud dengan
penelitian.

2) Penelitian dapat juga diartikan sebagai cara pengamatan atau inkuiri dan
mempunyai tujuan untuk mencari jawaban permasalahan atau proseso
penemuan, baik itu discovery maupun invention. Discovery diartikan
hasil temuan yang memang sebetulnya sudah ada, sebagai contoh
misalnya penemuan Benua Amerika adlah penemuan yang cocok untuk
arti discovery. Sedangkan invention dapat diartikan sebagai penemuan
hasil penelitian yang betul-betul baru dengan dukungan fakta. Misalnya
hasil Kloning dari hewan yang sudah mati dan dinyatakan punah,
kemudian diteliti untuk menemukan jenis yang baru

3) Penelitian adalah proses ilmiah yang mencakup sifat formal dan


intensif. Karakter formal dan intensif karena mereka terikat dengan
aturan, urutan, maupun cara penyajiannya agar memperoleh hasil yang
diakui dan bermanfaat bagi kehidupan manusia. Intensif dengan
menerapkan ketelitian dan ketepatan dalam melakukan proses penelitian
agar memperoleh hasil yang dapat dipertanggung jawabkan,
memecahkan problem malalui hubungan sebab dan akibat, dapat
diulang kembali dengan cara yang sama dan hasil sama.

5
PANDUAN KIR JURUSAN IPA SMAK SYURADIKARA ENDE 2021
4) Pengertian Penelitian menurut Kerlinger (1986) adalah proses
penemuan yang mempunyai karakteristik sistematis, terkontrol, empiris,
dan mendasarkan pada teori dan hipotesis atau jawaban sementara.
Beberapa karakteristik penelitian sengaja ditekankan oleh kerlinger agar
kegiatan penelitian memang berbeda dengan kegiatan profesional
lainnya. Penelitian berbeda dengan kegiatan yang menyangkut tugas-
tugas wartawan yang biasanya meliput dan melaporkan berita atas dasar
fakta. Pekerjaan mereka belum dikatakan penelitian, karena tidak
dilengkapi karakteristik lain yang mendukung agar dapat dikatakan
hasil penelitian, yaitu karakteristik mendasarkan pada teori yang ada
dan relevan dan dilakukan secara intensif dan dikontrol dalam
pelaksanaannya.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian


penelitian adalah usaha seseorang yang dilakukan secara sistematis
mengikuti aturan-aturan metodologi misalnya observasi secara sistematis,
dikontrol dan mendasarkan pada teori yang ada dan diperkuat dengan gejala
yang ada.

b. Populasi dan Sampel Penelitian

1) Pengertian Populasi dan Sampel


Populasi :
Beberapa ahli menyampaikan pendapatnya tentang definisi dari
populasi, diantaranya yaitu:
Sukmadinata (2013:250-251) menyatakan populasi merupakan
kelompok besar dan wilayah yang menjadi lingkup penelitian. 

Sugiyono (2011:80) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri


atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik
kesimpulannya.

Sabar (2007) menyampaikan bahwa populasi adalah keseluruhan


subyek penelitian. 

6
PANDUAN KIR JURUSAN IPA SMAK SYURADIKARA ENDE 2021
dari pendapat-pendapat di atas aku akan ambil 3 kata kunci yang dapat
mendefinisikan populasi yaitu: keseluruhan kelompok penelitian

Keseluruhan artinya populasi merupakan seluruh objek, subjek,


karakteristik yang ada pada penelitian.

Kelompok artinya populasi penelitian tidak berdiri sendiri.

Penelitian artinya populasi merupakan bagian dari penelitian itu sedniri.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan keseluruhan


kelompok yang terdiri dari subjek, objek, karakteristik yang terdapat
pada penelitian.

Sampel :

Sugiyono  (2011:81) menyampaikan bahwa sampel adalah bagian dari


jumlah dan karakteristik yang dimiliki pada populasi.

Sabar (2007) menjelaskan bahwa sampel adalah sebagian dari subyek


dalam populasi yang diteliti, yang sudah tentu mampu secara
representative dapat mewakili populasinya.

Sukmadinata (2013:250) menyatakan sampel adalah kelompok kecil


yang secara nyata diteliti dan ditarik kesimpulan dari populasi.

Kata kunci dari definisi sampel adalah bagian dari populasi

Jadi sampel adalah kelompok kecil (bagian) dari populasi yang


diambil dan dapat mewakili populasi secara keseluruhan.

Data dari sampel harus dapat mewakili karakteristik populasinya.

Oleh sebab itu populasi harus homogen.

7
PANDUAN KIR JURUSAN IPA SMAK SYURADIKARA ENDE 2021
2) Tujuan Sampel Penggunaan Sampel

 Seorang peneliti menggunakan sampel pada penelitiannya bukan


tanpa alasan. Salah satunya menghemat waktu, tenaga, dan biaya. 

 Selain itu ada  tujuan penggunaan sampel dalam penelitian, berikut


ini merupakan beberapa tujuan penggunaan sampel pada penelitian
menurut para ahli:

 Menurut Soegeng dalam Tahir 2011:37  Tujuan penggunaan


sampel dalam penelitian yaitu:

 mengurangi jumlah objek/orang yang diteliti, jumlah


tenaga yang terlibat, waktu yang diperlukan, dengan biaya
yang harus dikeluarkan;  

 membuat simpulan ringkasan dari fenomena yang sangat


banyak jumlahnya; dan 

 menonjolkan sifat-sifat umum dari populasi, ciri-ciri khas


individual diabaikan.

 Menurut Sugiarto dalam Martono ( 2010:75 )

 Apabila kita tidak mungkin mengamati seluruh anggota


populasi yang ada, hal tersebut dapat terjadi jika anggota
populasi sangat banyak.

 Pengamatan terhadap seluruh anggota populasi dapat


bersifat merusak.

 Menghemat biaya, waktu dan tenaga yang digunakan

 Mampu memberikan suatu informasi  yang akurat, lebih


menyeluruh dan mendalam komprehensif).

Dari pendapat-pendapat diatas sudah jelas bahwa tujuan dari


penggunaan sampel adalah mempermudah, memperjelas, dan
memperdalam.

8
PANDUAN KIR JURUSAN IPA SMAK SYURADIKARA ENDE 2021
3) Syarat Pengambilan Sampel

Data yang diperoleh dari sampel nantinya harus dapat mewakili


populasi. Agar data tersebut valid maka terdapat syarat pengambilan
sampel yang harus diperhatikan.

Berikut ini beberapa pendpaat para ahli tentang syarat pengambilan


sampel:

 Menurut Soegeng dalam Tahir (2011:38) menyebutkan


bahwa syarat-syarat terpenting dalam pengambilan sampel adalah:  

 sampel harus mewakili populasi (representatif) mencerminkan


sifat-sifat atau ciri-ciri populasi semaksimal mungkin; 

 sampel harus dapat menentukan presisi, tingkat ketepatan,


kesalahan baku (standar eror) yang ditentukan oleh perbedaan
hasil yang diperoleh dari sampel dengan hasil yang diperoleh
dari populasi, dengan syarat kedua metode dilaksanakan sama; 

 pengambilan sampel harus sederhana, mudah dilaksanakan; 

 pengambilan sampel harus dapat memberi banyak keterangan


dengan biaya minimal. 

 Sementara Martono mengungkapkan 4 syarat dari pengambilan


sampel yaitu:

 Memudahkan peneliti untuk meneliti jumlah sampel yang lebih


sedikit dibandingkan dengan menggunakan populasi , dan
apabila populasinya terlalu besar dikhawatirkan akan terlewat.

 Penelitian juga dapat dilaksanakan lebih hemat dari segi waktu,


biaya dan tenaga.

 Lebih teliti dan cermat dalam mengumpulkan data.

 Peneliti lebih efektif , jika penelitian bersifat destruktif yang


menggunakan spesemen akan hemat dan dapat dijangkau tanpa
merusak semua bahan yang ada serta dapat digunakan untuk
menjaring populasi yang jumlahnya banyak.

9
PANDUAN KIR JURUSAN IPA SMAK SYURADIKARA ENDE 2021
4) Teknik Pengambilan Sampel :

Secara garis besar ada dua macam teknik sampling, yaitu:

a) Probability sampling

Dalam probability sampling ada 4 macam sampling yang termasuk


di dalamnya, yaitu:

 Sampling Acakan Sederhana (Simple Random Sampling)

Yang dimaksud dengan acakan atau random ialah setiap


individu atau subyek memiliki kesempatan yang sama untuk
dipilih dalam keseluruhan populasi. Selain itu kesempatan
harus independent, artinya kesempatan bagi suatu subyek
untuk dipilih tidak mempengaruhi kesempatan subyek-subyek
lain untuk dipilih.Kelemahan sampling acakan ialah karena
sukar, ada kalanya tidak mungkin memperoleh data lengkap
tentang keseluruhan populasi itu. Sampling acakan juga
kurang sesuai bila peneliti memerlukan sample yang
mempunyai cirri-ciri tertentu, misalnya tingkat pendidikan,
kedudukan sosial, dsb.

 Sampling Acakan Proporsional dengan Stratifikasi


(Proportionate Stratified   Random Sampling)

Pada prosedur pengambilan sampel berstrata dengan


pendekatan proporsional, banyaknya subyek dalam setiap
subkelompok atau strata harus diketahui perbandingannya
lebih dahulu. Kemudian ditentukan persentase besarnya
sampel dari keseluruhan populasi. Persentase atau proporsi ini
diterapkan dalam pengambilan sampel bagi setiap
subkelompok atau stratanya.

10
PANDUAN KIR JURUSAN IPA SMAK SYURADIKARA ENDE 2021
 Sampling Acakan Tak Proporsional dengan Stratifikasi
(Disproportionate Stratified Random Sampling)

Prosedur ini biasanya dilakukan karena alas an statistic yang


kadang-kadang analisisnya meminta jumlah subyek yang
sama dari masing-masing subkelompok. Dalam cara
disproporsional, penentuan sampel dilakukan tidak dengan
mengambil proporsi yang sama bagi setiap subkelompok atau
strata akan tetapi dimaksudkan untuk mencapai jumlah
tertentu dari masing-masing strata.Sampling ini tidak begitu
banyak memakan waktu dibandingkan dengan sampling
secara proporsional. Namunkelemahannya ialah justru dengan
cara ini proporsi tiap strata yang sebenarnya menurut populasi
menjadi terganggu. Dibandingkan dengan cara random
sederhana, maka cara pengambilan sampel stratifikasi ini akan
menghasilkan eror standar yang lebih kecil dan karenanya
akan menghasilkan estimasi yang lebih cermat mengenai
karakteristik populasinya.

  Sampling Daerah/Wilayah (Cluster)

Sampling daerah mempergunakan wilayah geografik sebagai


titik tolak. Terutama dalam studi yang tidak memungkinkan
peyelidik untuk lebih dahulu mengetahui besarnya populasi,
yang dijadikan pegangan ialah pola geografik tempat populasi
itu. Misalnya satui wilayah dibagi lebuh dahulu atas sekian
banyak kabupaten. Setiap wilayah diwakili oleh sampel-
sampel kabupaten-kabupaten yang secara random ditarik
menjadi menjadi wilayah. Dari kabupaten-kabupaten itu,
ditetapkan lagi jumlah kecamatan dan dari
kabupaten=kabupaten itu ditarik sampel-sampel kecamatan
yang menjadi sampel wilayah. Begitu seterusnya sampai
misalnya kita sampai pada RT atau pada kesatuan-kesatuan
lain yang menjadi pusat peyelidikan. Keuntungan sampling
ini adalah sesuai bagi peneliti yang melibatkan populasi yang
besar yang tersebar di daerah yang luas. Pelaksanaannya lebih
mudah daripada metode sampling lainnya dan biayanya lebih

11
PANDUAN KIR JURUSAN IPA SMAK SYURADIKARA ENDE 2021
murah karena sampel terpusat pada daerah yang terbatas.
Sedangkan kelemahannya adalah bahwa jumlah individu
dalam tiap daerah pilihan tidak sama, ada pula kemungkinan
orang pindah atau berjalan dari daerah pilihan yang satu ke
daerah pilihan satu lagi sehingga ia dapat dua kali masuk
sampel bila penelitian tidak dilakukan serempak.

b) Non-Probability sampling

Non-Probability sampling dilakukan misalnya untuk sekedar


mentes reliabilitas alat pengukur tertentu. Dilakukan juga untuk
memperoleh suatu kesan umum tentang ciri-ciri manusia yang
tinggal di suatu daerah. Berdasarkan studi ini peneliti mendapat
keterangan yang lebih banyak tentang populasi, dan karena itu
dapat dilakukan studi yang lebih sistematis kemudian dengan
menggunakan sampling acakan. Yang termasuk non-probability
sampling antara lain:

 Nonprobability/Nonrandom Sampling atau Sampel Tidak Acak

Seperti telah diuraikan sebelumnya, jenis sampel ini tidak


dipilih secara acak. Tidak semua unsur atau elemen populasi
mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi
sampel. Unsur populasi yang terpilih menjadi sampel bisa
disebabkan karena kebetulan atau karena faktor lain yang
sebelumnya sudah direncanakan oleh peneliti.

 Convenience Sampling atau sampel yang dipilih dengan


pertimbangan kemudahan

Dalam memilih sampel, peneliti tidak mempunyai


pertimbangan lain kecuali berdasarkan kemudahan saja.
Seseorang diambil sebagai sampel karena kebetulan orang
tadi ada di situ atau kebetulan dia mengenal orang tersebut.
Oleh karena itu ada beberapa penulis menggunakan istilah
accidental sampling – tidak disengaja – atau juga captive
sample  (man-on-the-street). Jenis sampel ini sangat baik jika

12
PANDUAN KIR JURUSAN IPA SMAK SYURADIKARA ENDE 2021
dimanfaatkan untuk penelitian penjajagan, yang kemudian
diikuti oleh penelitian lanjutan yang sampelnya diambil secara
acak (random). Beberapa kasus penelitian yang menggunakan
jenis sampel ini,  hasilnya ternyata kurang obyektif.

 Purposive Sampling

Sesuai dengan namanya, sampel diambil dengan maksud atau


tujuan tertentu. Seseorang atau sesuatu diambil sebagai
sampel karena peneliti menganggap bahwa seseorang atau
sesuatu tersebut memiliki informasi yang diperlukan bagi
penelitiannya. Sampel dipilih berdasarkan penilaian peneliti
bahwa dia adalah pihak yang paling baik untuk dijadikan
sampel penelitiannya.. Misalnya, untuk memperoleh data
tentang bagaimana keadaan atau karakteristik suatu sekolah,
maka kepala sekolah merupakan orang yang terbaik untuk
bisa memberikan informasi. Jadi, judment sampling umumnya
memilih sesuatu atau seseorang menjadi sampel karena
mereka mempunyai “information rich”.

  Quota Sampling

Teknik sampel ini adalah bentuk dari sampel distratifikasikan


secara proposional, namun tidak dipilih secara acak
melainkan secara kebetulan saja. Dalam teknik ini jumlah
populasi tidak diperhitungkan akan tetapi diklassifikasikan
dalam beberapa kelompok. Sampel diambil dengan
memberikan jatah atau quorum tertentu  pada setiap
kelompok. Pengumpulan data dilakukan langsung oada unit
sampling. Setelah jatah terpenuhi, pengumpulan data
dihentikan.

 Snowball Sampling – Sampel Bola Salju

Teknik ini adalah teknik  penentuan sampel yang mula-mula


jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang
menggelindingyang lama-lama menjadi besar. Teknik ini
banyak dipakai ketika peneliti tidak banyak tahu tentang
populasi penelitiannya. Dia hanya tahu satu atau dua orang
13
PANDUAN KIR JURUSAN IPA SMAK SYURADIKARA ENDE 2021
yang berdasarkan penilaiannya bisa dijadikan sampel. Karena
peneliti menginginkan lebih banyak lagi, lalu dia minta
kepada sampel pertama untuk menunjukan orang lain yang
kira-kira bisa dijadikan sampel.

 Systematic Sampling atau Sampel Sistematis

Jika peneliti dihadapkan pada ukuran populasi yang banyak


dan tidak memiliki alat pengambil data secara random, cara
pengambilan sampel sistematis dapat digunakan. Cara ini
menuntut kepada peneliti untuk memilih unsur populasi
secara sistematis, yaitu unsur populasi yang bisa dijadikan
sampel adalah yang “keberapa”.  Misalnya, setiap unsur
populasi yang keenam, yang bisa dijadikan sampel. Soal
“keberapa”-nya satu unsur populasi bisa dijadikan sampel
tergantung pada  ukuran populasi dan ukuran sampel.
Misalnya, dalam satu populasi terdapat 5000 rumah. Sampel
yang akan diambil adalah 250 rumah dengan demikian
interval di antara sampel kesatu, kedua, dan seterusnya adalah
25.

 Area Sampling atau Sampel Wilayah

Teknik ini dipakai ketika peneliti dihadapkan pada situasi


bahwa populasi penelitiannya tersebar di berbagai wilayah.
Misalnya, dalam penelitian pendidikan kita mengadakan
penelitian acak terhadap wilayah-wilayah pendidikan dari
suatu populasi atau kabupaten, kemudian terhadap sekolah-
sekolah, lalu kelas-kelas dan akhirnya para siswa.

14
PANDUAN KIR JURUSAN IPA SMAK SYURADIKARA ENDE 2021
c. Komponen utama penelitian
1) Sumber Data :

a) Sumber Data Primer Kuantitatif : Sumber data primer kuantitatif


(kumpulan skor jawaban) adalah sejumlah responden yang disebut
Sampel Penelitian. Sampel ini diambil dengan cara tertentu dari
keseluruhan populasi yang dijadikan subyek penelitian. Sejumlah
responden yang dijadikan Sampel Penelitian dipandang sebagai
sumber data yang dianggap dapat merepresentasikan masalah yang
dijadikan obyek penelitian. Teknik atau cara yang digunakan untuk
penarikan Sampel Penelitian antara lain Teknik Pengambilan
Sampel Dengan Cara Acak (Stratified Random Sampling
Technique), Teknik Pengambilan Sampel Dengan Cara Acak
Proporsional (Stratified Random Sampling Proporsional
Technique), Teknik Slovin, dan Teknik Kluster. Teknik-teiknik
pengambilan sampel ini digunakan bila subyek yang dijadikan
populasi penelitian terlalu banyak jumlahnya. Namun bila subyek
yang menjadi populasi penelitian jumlahnya tidak mencapai 100
orang, maka sebaiknya digunakan Teknik Sensus (seluruh subyek
diambil).
b) Sumber Data Primer Kualitatif : Sumber data primer kuantitatif
(transkrip wawancara) adalah sejumlah responden yang disebut
Informan Penelitian. Informan ini diambil dengan cara tertentu dari
para pihak yang karena kedududkan atau kemampuannya dianggap
dapat merepresentasikan masalah yang dijadikan obyek penelitian.
Teknik yang digunakan untuk menentukan penarikan Informan
Penelitian antara lain Purposive Sampling Technique dan Snow
Ball Technique. Purposive Sampling Technique adalah cara
penentuan sejumlah Informan sebelum penelitian dilaksanakan,
dengan menyebutkan secara jelas siapa yang dijadikan informan
serta informasi apa yang diinginkan dari masing-masing informan.
Snow Ball Technique adalah cara penentuan informan dari satu
informan ke informan lainnya yang dilakukan pada saat penelitian
dilaksanakan, hingga dicapai sejumlah informan yang dianggap
telah merepresentasikan berbagai informasi yang diperlukan.
Pencatuman sumber data harus disertai dengan nama dan identitas
yang jelas. Contoh identitas : Nama lengkap, Jenis Kelamin, Umur,
Pekerjaan/Jabatan, Pendidikan Terakhir.
c) Sumber Data Sekunder : Sumber data sekunder (teori, data dan
informasi) adalah buku-buku, dokumen-dokumen, internet, dan
media cetak. Untuk pengutipan teori, pencantuman sumber data
menggunakan runningnote yang meliputi pencantuman last name,

15
PANDUAN KIR JURUSAN IPA SMAK SYURADIKARA ENDE 2021
tahun penerbitan buku, dan nomor halaman buku. Contoh : jika
diletakan dimuka kutipan : Robbins (1999:87) atau Robbins (dalam
Thoha, 2001 :32); jika diletakan dibelakang kutipan :
(Robbins,1999:87). Untuk pengutipan data, pencantuman sumber
data menggunakan footnote yang diletakan di bawah tabel data.

Contoh Sumber : Bappeda Kabupaten Bogor, 2005. Untuk pengutipan


informasi, pencantuman sumber data menggunakan runingnote. Contoh :
(Harian Kompas, Senin, 2/8/2005) atau http://www.aseansec.org/5804.htm

2) Jenis Data

a) Data Primer adalah jenis data yang langsung didapat dari


sumbernya. Contoh : Data Primer Kuantitatif didapat langsung dari
Sampel Penelitian, Data Primer Kualitatif didapat langsung dari
Informan Penelitian.
b) Data Sekunder adalah jenis data yang tidak langsung didapat dari
sumbernya. Contoh : data sekunder dari berbagai buku, dokumen,
internet, dan media cetak.

3) Teknik Pengumpulan Data :

a) Studi Kepustakaan atau Studi Dokumen adalah teknik


pengumpulan data sekunder yang meliputi pengutipan dan
pengkajian teori, data dan informasi dari berbagai buku, dokumen,
internet, dan media cetak.
b) Kuesioner Penelitian atau Angket adalah teknik pengumpulan data
primer dari sejumlah responden yang menjadi sampel penelitian.
Penyusunan Kuesioner atau Angket menggunakan format
pengskalaan tertentu seperti misalnya Likert Scale (skor 1 sampai
5), Rating Scale (skor 1 sampai 4), atau Guttman Scale (skor 1
sampai 2)
c) Observasi atau kunjungan lokasi adalah teknik pengumpulan data
secara spontan ketika penelitian dilakukan.

16
PANDUAN KIR JURUSAN IPA SMAK SYURADIKARA ENDE 2021
4) Metode Analisis Data

a) Metode Analisis Kuantitatif adalah teknik pengolahan data


kuantitatif (angka-angka) yang menggunakan rumus-rumusan
statistik antara lain untuk Pengujian Persyaratan Analisis,
Pengukuran dan Pengujian Hipotesis.
b) Metode Analisis Kualitatif adalah teknik pengolahan data
kualitatif (kata-kata) yang dilakukan dalam rangka
mendeskripsikan atau membahas hasil penelitian dengan
pendekatan analisis konseptual dan analisis teoritik.
d. Tahapan penelitian dengan Metode Ilmiah :

1) Mengidentifikasi masalah yang dimaksud dengan mengidentifikasi


masalah ialah peneliti melakukan tahap pertama dalam melakukan
penelitian, yaitu merumuskan masalah yang akan diteliti. Tahap ini
merupakan tahap yang paling penting dalam penelitian, karena semua
jalannya penelitian akan dituntun oleh perumusan masalah. Tanpa
perumusan masalah yang jelas, maka peneliti akan kehilangan arah
dalam melakukan penelitian.
2) Membuat hipotesa. hipotesa merupakan jawaban sementara dari
persoalan yang kita teliti. Perumusan hipotesa biasanya dibagai menjadi
tiga tahapan: pertama, tentukan hipotesa penelitian yang didasari oleh
asumsi penulis terhadap hubungan variable yang sedang diteliti. Kedua,
tentukan hipotesa operasional yang terdiri dari Hipotesa 0 (H0) dan
Hipotesa alternatif 1 (H1). H0 bersifat netral dan H1 bersifat tidak
netral. Hipotesis 0 apabila setelah eksperimen/uji coba, hipotesis yang
dibuat terbukti salah. Hipotesa alternatif 1 (H1) apabila setelah
eksperimen/uji coba terbukti benar. Perlu diketahui bahwa tidak semua
penelitian memerlukan hipotesa, seperti misalnya penelitian deskriptif.
3)   Studi Literature. pada tahapan ini peneliti melakukan apa yang disebut
dengan kajian pustaka, yaitu mempelajari buku-buku referensi dan hasil
penelitian sejenis sebelumnya yang pernah dilakukan oleh orang lain.
Tujuannya ialah untuk mendapatkan landasan teori mengenai masalah
yang akan diteliti. Teori merupakan pijakan bagi peneliti untuk
memahami persoalan yang diteliti dengan benar dan sesuai dengan
kerangka berpikir ilmiah.

17
PANDUAN KIR JURUSAN IPA SMAK SYURADIKARA ENDE 2021
4) Mengidentifikasi dan Menamai Variabel. Melakukan identifikasi dan
menamai variable merupakan salah satu tahapan yang penting karena
hanya dengan mengenal variabel yang sedang diteliti seorang peneliti
dapat memahami hubungan dan makna variable-variabel yang sedang
diteliti.
5) Membuat Definisi Operasional. Definisi operasional adalah definisi
yang menjadikan variable-variabel yang sedang diteliti menjadi bersifat
operasional dalam kaitannya dengan proses pengukuran variable-
variabel tersebut. Definisi operasional memungkinan sebuah konsep
yang bersifat abstrak dijadikan suatu yang operasional sehingga
memudahkan peneliti dalam melakukan pengukuran.
6) Memanipulasi dan Mengontrol Variabel. Yang dimaksud dengan
memanipulasi variable ialah memberikan suatu perlakuan pada variable
bebas dengan tujuan peneliti dapat melihat efeknya bagi variable
tergantung atau variable yang dipengaruhinya. Sedang yang dimaksud
dengan mengontrol variable ialah melakukan kontrol terhadap variable
tertentu dalam penelitian agar variable tersebut tidak mengganggu
hubungan antara variable bebas dan variable tergantung.
7) Menyusun Desain /rancangan Penelitian., Apa yang dimaksud dengan
menyusun desain penelitian? Desain penelitian khususnya dalam
penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif merupakan alat
dalam penelitian dimana seorang peneliti tergantung dalam menentukan
berhasil atau tidaknya suatu penelitian yang sedang dilakukan. Desain
penelitian bagaikan alat penuntun bagi peneliti dalam melakukan proses
penentuan instrumen pengambilan data, penentuan sample, koleksi data
dan analisanya. Tanpa desain yang baik maka penelitian yang dilakukan
akan tidak mempunyai validitas yang tinggi.
8)  Mengidentifikasi dan Menyusun Alat Observasi dan Pengukuran.
Yang dimaksud pada bagian ini ialah tahap dimana seorang peneliti
harus melakukan identifikasi alat apa yang sesuai untuk mengambil data
dalam hubungannya dengan tujuan penelitannya. Pada penelitian yang
menggunakan pendekatan kuantitatif biasanya peneliti menggunakan
kuesioner, khususnya dalam penelitian-penelitian jenis Ex Post Facto.
9) Melakukan Analisa Statistik. Salah satu cirri yang menonjol dalam
penelitian yang menggunanakan pendekatan kuantitatif ialah adanya

18
PANDUAN KIR JURUSAN IPA SMAK SYURADIKARA ENDE 2021
analisa statistik. Analisa statistik digunakan untuk membantu peneliti
mengetahui makna hubungan antar variable. Sampai saat ini, analisa
statistik merupakan satu-satunya alat yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah untuk menghitung besarnya
hubungan antar variable, untuk memprediksi pengaruh variable bebas
terhadap variable tergantung, untuk melihat besarnya pesentase atau
rata-rata besarnya suatu variable yang kita ukur.
10) Menggunakan Komputer untuk Analisa Data. Dengan
berkembangnya teknologi komputer yang semakin canggih dan
dituntutnya melakukan penelitian secara lebih cepat serta kemungkinan
besarnya jumlah data, maka seorang peneliti memerlukan bantuan
komputer untuk melakukan analisa data. Banyak perangkat lunak yang
telah dikembangkan untuk membantu peneliti dalam melakukan analisa
data, baik yang bersifat pengelohan data maupun analisanya. Salah satu
program yang popular ialah program SPSS.
11) Menulis Laporan Hasil Penelitian Tahap. terakhir dalam penelitian
ialah membuat laporan mengenai hasil penelitian secara tertulis.
Laporan secara tertulis perlu dibuat agar peneliti dapat
mengkomunkasikan hasil penelitiannya kepada para pembaca atau
penyandang dana.
e. Jenis penelitian

1) Penelitian Deskriptif

Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan


untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena
alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa
bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan
perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya
(Sukmadinata, 2006:72). Penelitian deskriptif merupakan penelitian
yang berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan sesuatu,
misalnyakondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang,
proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau
tentang kecendrungan yang tengah berlangsung. Fenomena disajikan
secara apa adanya hasil penelitiannya diuraikan secara jelas dan
gamblang tanpa manipulasi oleh karena itu penelitian ini tidak adanya

19
PANDUAN KIR JURUSAN IPA SMAK SYURADIKARA ENDE 2021
suatu hipotesis tetapi adalah pertanyaan penelitian. Analisis deskriptif
dapat menggunakan analisis distribusi frekuensi yaitu menyimpulkan
berdasarkan hasil rata-rata. Hasil penelitian deskriptif sering digunakan,
atau dilanjutkan dengan melakukan penelitian analitik. Jenis penelitian
yang termasuk dalam kategori deskriptif adalah studi kasus dan
penelitian survei.

2) Penelitian Studi Kasus

Studi kasus merupakan rancangan penelitian yang mencakup pengkajian


satu unit penelitian secara intensif; Misalnya satu pasien, keluarga,
kelompok, komunitas atau institusi. Meskipun jumlah subyek cenderung
sedikit, jumlah variabel yang ditiliti sangat luas. Oleh karena itu sangat
penting untuk mengetahui semua variabel yang berhubungan dengan
masalah penelitian. Penggalian data dapat melalui kuisioner,
wawancara, observasi maupun data dokumen. Deskripsi dari studi kasus
tergantung dari keadaan kasus tetapi tetap mempertimbangkan waktu.
Keuntungan yang peling besar dari desain ini adalah pengkajian secara
rinci meskipun jumlah dari responden sedikit, sehingga akan didapatkan
gambaran satu unit subyek secara jelas. Misalnya, studi kasus tentang
asuhan keperawatan pasien dengan typoid di RS. Peneliti akan mengkaji
variabel yang sangat luas dari kasus diatas mulai dari menemukan
masalah bio-psiko-sosio-spiritual.

3) Penelitian Survei

Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu


populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data yang
pokok (Singarimbun, 1998). Survei merupakan studi yang bersifat
kuantitatif yang digunakan untuk meneliti gejala suatu kelompok atau
perilaku individu. Survei adalah suatu desain yang digunaan untuk
penyelidikan informasi yang berhubungan dengan prevalensi, distribusi
dan hubungan antar variabel dalam suatu popilasi. Pada survey tidak
ada intervensi, survei mengumpulkan informasi dari tindakan
seseorang,pengetahuan, kemauan, pendapat, perilaku, dan nilai.
Penggalian data dapat melalui kuisioner, wawancara, observasi maupun
data dokumen. Penggalian data melalui kuisioner dapat dilakukan tanya
20
PANDUAN KIR JURUSAN IPA SMAK SYURADIKARA ENDE 2021
jawab langsung atau melalui telepon, sms, e-mail maupun dengan
penyebaran kuisioner melalui surat. Wawancara dapat dilakukan juga
melalui telepon, video confeence maupun tatap muka-langsung.
Keuntungan dari survey ini adalah dapat memperoleh berbagai
informasi serta hasil dapat dipergunkan untuk tujuan lain. Akan tetapi
informasi yang didapat sering kali cenderung bersifat superfisial. Oleh
karena itu pada penelitian survei akan lebih baik jika dilaksanakan
analisa secara bertahap. Pada umumnya survei menggunakan kuesioner
sebagai alat pengambil data. Survei menganut aturan pendekatan
kuantitatif, yaitu semakin sampel besar, semakin hasilnya
mencerminkan populasi. Penelitian survei dapat digunakan untuk
maksud penjajakan (eksploratif), menguraikan (deskriptif), penjelasan
(eksplanatory) yaitu untuk menjelaskan hubungan kausal dan pengujian
hipotesa, evaluasi, prediksi atau meramalkan kejadian tertentu di masa
yang akan dating, penelitian operational dan pengembangan indikaor-
indikator sosial.

2. Bahasa Sebagai Sarana Berpikir Ilmiah


Aldous Huxley (dalam A. Chaedar Alwasilah, 1993:171).
Menyatakan “Tanpa bahasa, manusia tak ada bedanya dengan anjing atau monyet.
Ungkapan novelis Inggris Aldous Huxley (1894-1963) tersebut  menyuratkan bahwa
bahasa (verbal) teramat signifikan bagi manusia. Bahasa, sebagaimana akal atau pikiran,
itulah yang mencirikan manusia dan membedakannya dari makhluk-makhluk lain.

a) Pengertian Berpikir Ilmiah :


Menurut Jujun S. Suriasumantri (1993:42),  Berpikir merupakan
kegiatan [akal] untuk memperoleh pengetahuan yang benar. Berpikir ilmiah
adalah kegiatan [akal] yang menggabungkan induksi dan deduksi. Induksi
adalah cara berpikir yang di dalamnya kesimpulan yang bersifat umum
ditarik dari pernyataan-pernyataan atau kasus-kasus yang bersifat khusus;
sedangkan, deduksi ialah cara berpikir yang di dalamnya kesimpulan yang
bersifat khusus ditarik dari pernyataan-pernyataan yang bersifat umum.
Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya menggunakan pola yang
disebut silogismus atau silogisme. Silogisme tersusun dari dua pernyataan
(premis mayor dan premis minor) dan sebuah kesimpulan. Suatu kesimpulan
atau pengetahuan akan benar apabila (1) premis mayornya benar, (2) premis
minornya benar, dan (3) cara penarikan kesimpulannya pun benar.
Menurut Jujun S. Suriasumantri (1993:45),  Induksi berkaitan dengan
empirisme, yakni paham yang memandang rasio sebagai sumber kebenaran.
21
PANDUAN KIR JURUSAN IPA SMAK SYURADIKARA ENDE 2021
Sementara itu, deduksi berkarib dengan rasionalisme, yaitu paham yang
memandang fakta yang ditangkap oleh pengalaman manusia sebagai sumber
kebenaran. Dengan demikian, berpikir ilmiah atau metode keilmuan
merupakan kombinasi antara empirisme dan rasionalisme.

b) Sarana Berpikir Ilmiah


Berpikir ilmiah, dan kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang lebih luas,
bertujuan memperoleh pengetahuan yang benar atau pengetahuan ilmiah.
Untuk mencapai tujuan tersebut, kita manusia jelas memerlukan sarana atau
alat berpikir ilmiah. Sarana berpikir ilmiah merupakan alat bagi langkah-
langkah (metode) ilmiah, atau membantu langkah-langkah ilmiah, untuk
mendapatkan kebenaran. Dengan perkataan lain, sarana berpikir ilmiah
memungkinkan kita melakukan penelaahan ilmiah dengan baik, teratur dan
cermat. Oleh karena itu, agar ilmuwan dapat bekerja dengan baik, dia mesti
menguasai sarana berpikir ilmiah. Ada 3 sarana berpikir ilmiah, yaitu :
1) Bahasa :
Bahasa, dalam konteks ini, memungkinkan manusia berpikir secara
abstrak, sistematis, teratur dan terus-menerus dan menguasai
pengetahuan. Dengan bahasa, manusia—berbeda dari binatang—bisa
memikirkan dan membicarakan objek-objek yang tidak berada di depan
matanya. Kehidupan dunia yang kompleks dibahasakan dalam
penyataan-pernyataan yang sederhana dan bisa dimengerti. Bahasa pun
menjadikan kita dapat mengomunikasikan pengetahuan kepada orang
lain.
2) Matematika
3) Statistika.

c) Ciri-ciri Bahasa Ilmiah :


Dalam komunikasi ilmiah, tentu yang dipakai adalah bahasa ilmiah,
lisan maupun tulisan. Bahasa ilmiah berbeda dengan bahasa sastra, bahasa
agama, bahasa percakapan sehari-hari, dan ragam bahasa lainnya.
Menurut Alif Danya Munsyi (2005:196) bahasa sastra sarat dengan
keindahan atau estetika. Sementara itu, bahasa agama, menurut Komaruddin
Hidayat (1996:75) dari perspektif theo-oriented, merupakan bahasa kitab suci
yang preskriptif dan deskriptif, sedangkan dari perspektif anthropo-oriented,
bisa mengarah pada narasi filsafat atau ilmiah.
Bahasa ilmiah memiliki ciri-ciri tersendiri, yaitu informatif, reproduktif
atau intersubjektif, dan  antiseptik. Informatif berarti bahwa bahasa ilmiah
mengungkapan informasi atau pengetahuan. Informasi atau pengetahuan ini
dinyatakan secara eksplisit dan jelas untuk menghindari kesalahpahaman.
Maksud ciri reproduktif adalah bahwa pembicara atau penulis
menyampaikan informasi yang sama dengan informasi yang diterima oleh
pendengar atau pembacanya. Menurut Kemeny, antiseptik berarti bahwa

22
PANDUAN KIR JURUSAN IPA SMAK SYURADIKARA ENDE 2021
bahasa ilmiah itu objektif dan tidak memuat unsur emotif, kendatipun pada
kenyataannya unsur emotif ini sulit dilepaskan dari unsur informatif.
d) Ragam Bahasa Ilmiah
Bahasa Indonesia ragam ilmiah adalah bahasa Indonesia yang digunakan oleh para
cendekiawan untuk mengomonikasikan ilmu pengetahuan.
Ragam bahasa ilmiah tersebut memiliki sifat-sifat berikut :
1) Ragam bahasa ilmiah termasuk ragam bahasa baku. Oleh karena itu,
penulisan karangan ilmiah mengikuti kaidah-kaidah bahasa baku, yaitu
dalam ragam tulis menggunakan ejaan yang baku (EYD), menggunakan
kata-kata, struktur frasa, dan kalimat yang baku atau sudah dibakukan.
2) Dalam ragam bahasa ilmiah banyak digunakan kata-kata istilah. Kata-
kata tersebut digunakan dalam arti denotatif, bukan dalam arti konotatif.
3) Dalam ragam bahasa ilmiah digunakan kalimat yang efektif, yaitu
kalimat yang secara tepat dapat mewakili gagasan pembicara atau
penulis, dan dapat menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam
pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara
atau penulis.
4) Ragam bahasa ilmiah lebih berkomunikasi dengan pikiran daripada
dengan perasaan; bersifat tenang, jelas, hemat, dan tidak emosional.
5) Hubungan gramatik antara unsur-unsurnya, baik dalam kalimat maupun
dalam paragraf, dan hubungan antara paragraf satu dan paragraf yang
lain bersifat padu. Untuk menyatakan hubungan digunakan alat-alat
penghubung, seperti kata-kata penunjuk, kata-kata penghubung,
pengulangan kata atau frasa, penggantian, dll.
6) Hubungan semantis antara unsur-unsurnya bersifat logis. Penggunaan
kalimat yang bermakna ganda atau ambiguous harus dihindari.
7) Penggunaan kalimat pasif lebih diutamakan karena dalam kalimat pasif
peristiwa lebih dikemukakan daripada pelaku perbuatan.
8) Konsisten dalam segala hal, misalnya dalam penggunaan istilah,
singkatan, tanda-tanda, dan kata ganti diri.
23
PANDUAN KIR JURUSAN IPA SMAK SYURADIKARA ENDE 2021
3. Teknik Menyusun Catatan Kaki (Footnote)
a. Pengertian Catatan kaki :
Pengertian catatan kaki (footnote) menurut wikipedia catatan kaki adalah
daftar keterangan khusus yang ditulis di bagian bawah setiap lembaran atau
akhir bab karangan ilmiah. Catatan kaki biasa digunakan untuk memberikan
keterangan dan komentar, menjelaskan sumber kutipan atau sebagai
pedoman penyusunan daftar bacaan/bibliografi 

b. Fungsi catatan kaki :

1) Fungsi Akademis
a) Memperluas makna informasi bahasan dalam naskah
b) Menunjukkan objektivitas kualitas karangan
c) Mencegah pengulangan penulisan data pustaka
d) Memudahkan peninjauan kembali penggunaan referensi
e) Memudahkan penyuntingan data pustaka
f) Menunjukkan kualitas kecerdasan akademis penulisnya.
2) Fungsi Etika (moral) 
a) Pengakuan dan penghargaan kepada penulis sumber informasi
b) Menunjukkan kecermatan yang lebih akurat
c) Menunjukkan etika dan kejujuran intelektual , bukan plagiat
d) Menunjukkan kesantunan akademis penulisnya.

c. Tempat catatan kaki 


 Catatan kaki dan uraian pada halaman yang sama pada bagian bawah
digunakan dalam skripsi , tesis , disertasi , buku , atau karangan ilmiah 
formal lainnya, Catatan kaki pada akhir bab di gunakan untuk karangan
populer.
 Catatan kaki pada akhir karangan digunakan untuk karangan yang
berbentuk artikel umtuk surat kabar , jurnal , majalah , laporan yang
tidak menggunakan pembagian bab , atau esai dalam buku kumpulan
esai.
 Penempatan catatan kaki harus konsisten. Misalnya, penempatan catatan
kaki pada kaki halaman pertama. Penempatan ini dilakukan seterusnya
dengan  cara yang sama sampai dengan halaman terakhir. Jika
menggunakan cara penempatan pada kaki bab , cara yang sama harus
dilakukan sampai dengan akhir seluruh bab. 

d. Penulisan Catatan Kaki


1) Catatan kaki dipisahkan tiga spasi dari naskah yang sama
2) Antar catatan kaki dipisahkan dengan satu spasi
24
PANDUAN KIR JURUSAN IPA SMAK SYURADIKARA ENDE 2021
3) Catatan kaki lebih dari dua baris diketik dengan satu spasi
4) Catatan kaki diketik sejajar dengan margin
5) Catatan kaki jenis karangan ilmiah formal, diberi nomor urut mulai dari
nomor satu untuk catatan kaki pertama pada awal bab berlanjut sampai
dengan akhir bab. Pada setiap awal bab baru berikutnya catatan kaki
dimulai dari nomor satu. Laporan atau karangan tanpa bab, catatan kaki
ditulis pada akhir karangan
6) Nomor urut angka arab dan tidak diberi tanda apa pun
7) Nomor urut ditulis lebih kecil dari huruf lainnya, misalnya font 10

e. Aturan penulisan catatan kaki


1) Catatan kaki yang merupakan rujukan atau data pustaka ditulis
berdasarkan cara berikut ini:
2) Nama pengarang tanpa dibalik urutannya atau sama dengan nama
pengarang yang tertulis pada buku diikuti koma
3) Jika nama dalam tertulis lengkap disertai gelar akademis, catatan kaki
mencantumkan gelar tersebut
4) Judul karangan dicetak miring, tidak diikuti koma
5) Nama penerbit dan angka tahun diapit tanda kurung diikuti koma
6) Nomor halaman dapat disingkat hlm atau h. Angka nomor halaman
diakhiri titik (.)

Setelah mempelajari teori nya. Sekarang berikut ini Anda ajak untuk melihat beberapa
contoh dari cara penulisan catatan kaki sebagai berikut :
Contoh penulisan:
William N. Dunn, Analisis Kebijaksanaan Publik, terj. Mujahir Darwin,
(Yogyakarta: Hanindita, 2001), 20-32.

Abraham H. Maslow, Motivasi dan Kepribadian 2, terj. Nurul Imam,


(Jakarta: Pustaka Binaman Presindo, 1994), 1-40.

Dr. Albert Wijaya, "Pembangunan Pemukiman bagi Masyarakat


Berpenghasilan Rendah di Kota," dalam Prof. Ir. Eko Budihardjo, MSc.(Ed),
Sejumlah Masalah Pemukiman Kota, (Bandung: Alumni, 1992), 121-124.

Drs. Cosmas Batubara, "Kebijaksanaan Pembangunan Nasional: Sebuah


Sumbang Saran," dalam Prof. Ir. Eko Budihardjo, MSc.(Ed), Sejumlah
Masalah Pemukiman Kota, (Bandung: Alumni,1992), 91-103.

4. Menyusun Karya Tulis Ilmiah

a. Pengertian Karya Ilmiah


25
PANDUAN KIR JURUSAN IPA SMAK SYURADIKARA ENDE 2021
Karya ilmiah adalah sebuah tulisan yang berisi suatu permasalahan yang diungkapkan
dengan metode ilmiah (Soeparno, 1997:51); karangan ilmu pengetahuan yang
menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar (Arifin,
2003:1). Artinya, pengungkapan permasalahan dalam karya ilmiah itu harus berdasarkan
fakta, bersifat objektif, tidak bersifat emosional dan personal, dan disusun secara
sistematis dan logis. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia ragam baku dengan
memperhatikan kaidah EYD dan Pembentukan Istilah.

b. Jenis Karya Ilmiah


Berdasarkan tingkat akademisnya, karya ilmiah dapat dibedakan atas 5 macam, yaitu (1)
makalah, (2) laporan penelitian, (3) skripsi, (4) tesis, dan (5) disertasi. Makalah adalah
karya tulis yang memerlukan studi, baik secara langsung maupun tidak langsung; dapat
berupa kajian pustaka/buku, kajian suatu masalah, atau analisis fakta hasil observasi.
Laporan penelitian merupakan sebuah tulisan yang dibuat setelah seseorang melakukan
penelitian, pengamatan, wawancara, pembacaan buku, percobaan, dan lain-lain. Adapun
skripsi merupakan jenis karya ilmiah yang ditulis oleh mahasiswa strata satu (S1) untuk
memperoleh gelar sarjana; tesis ditulis oleh mahasiswa strata dua (S2) untuk memperoleh
gelar magister; dan disertasi ditulis oleh mahasiswa strata tiga (S3) untuk memperoleh
gelar doktor.

c. Sistematika Laporan Penelitian


Komponen-komponen penting dalam laporan penelitian dan muatan tiap-tiap bagian
disusun dengan urutan sebagai berikut :
1) Bagian awal
a) Halaman sampul/judul
b) Halaman Pengesahan (Jika diperlukan)
c) Abstrak
d) Kata pengantar
e) Daftar isi
f) Daftar tabel (jika ada)
g) Daftar gambar (jika ada)

26
PANDUAN KIR JURUSAN IPA SMAK SYURADIKARA ENDE 2021
2) Bagian pokok/utama
Pendahuluan (berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan manfaat penelitian)
a) Kajian pustaka, kerangka teoretik, dan pengajuan hipotesis (jika
diperlukan)
b) Metode penelitian
c) Hasil penelitian, pengujian hipotesis, dan pembahasan
d) Penutup (berisi simpulan, dan saran)

3) Bagian akhir
a) Daftar pustaka
b) Lampiran-lampiran (jika ada)

d. Cara Penulisan Karya Ilmiah


1) Topik dan Judul
Kegiatan yang pertama kali dilakukan sebelum menulis adalah menentukan topik. Hal ini
berarti bahwa harus ditentukan terlebih dahulu apa yang akan dibahas dalam tulisan.
Dalam memilih topik perlu dipertimbangkan beberapa hal, yaitu:
a) topik itu ada manfaatnya dan layak dibahas,
b) topik itu cukup menarik terutama bagi penulis,
c) topik itu dikenal dengan baik,
d) bahan yang diperlukan dapat diperoleh dan cukup memadai, dan
e) topik itu tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit.
27
PANDUAN KIR JURUSAN IPA SMAK SYURADIKARA ENDE 2021
Contoh: “Pertumbuhan dan perkembangan ” (terlalu luas)
“Pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang tanah” (terbatas)
Setelah diperoleh topik, dalam pelaksanaannya topik yang dipilih itu harus dinyatakan
dalam suatu judul. Topik ialah pokok pembicaraan dalam keseluruahan karangan yang
akan digarap, sedangkan judul adalah nama, titel, atau semacam label untuk suatu
karangan. Pernyataan topik mungkin sama dengan judul, tetapi mungkin juga tidak,
misalnya dalam karya sastra. Namun, dalam karya ilmiah judul harus tetap menunjukkan
topiknya. Penentuan judul harus memenuhi beberapa persyaratan, antara lain:
a) judul harus sesuai dengan topik atau isi karangan,
b) judul sebaiknya dinyatakan dalam bentuk frasa, bukan kalimat,
Contoh:
Baik : Pengaruh Cahaya Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman
Kacang Tanah
Tidak baik : Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Kacang
Tanah yang dipengaruhi oleh cahaya.

c) judul diusahakan singkat,


d) judul harus dinyatakan secara jelas.

2) Abstrak
Abstrak berisi intisari menyeluruh tentang isi tulisan, mulai dari judul,
tujuan, metode, dan rumusan hasil/temuan. Abstrak ditulis dengan spasi
tunggal. Untuk makalah, abstrak cukup satu paragraf, sedangkan untuk
laporan penelitian terdiri atas tiga paragraf yang masing-masing
memuat hal-hal di atas.

3) Kata Pengantar
Kata pengantar berisi puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih,
ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang secara langsung atau

28
PANDUAN KIR JURUSAN IPA SMAK SYURADIKARA ENDE 2021
tidak langsung berperan dalam kegiatan penulisan tersebut, dan
permintaan kritik dari pembaca demi perbaikan.

4) Pendahuluan
Pendahuluan berfungsi menyadarkan pembaca akan pentingnya topik
yang dibahas sehingga pembaca merasa perlu mengetahui topik itu lebih
jauh dan pembahasannya. Oleh karena itu, dalam pendahuluan perlu
dikemukakan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, dan
manfaat penelitian.

5) Kajian Pustaka dan Kerangka Teoritik


Pengertian kajian pustaka dan kerangka teoritik itu berbeda. Kajian
pustaka berisi pembahasan tentang kajian-kajian terdahulu yang relevan
dengan topik penelitian, sedangkan kerangka teoretik adalah
seperangkat teori yang dipakai sebagai landasan penelitian. Oleh karena
itu, pemecahan masalah penelitian harus berlandaskan pada teori dan
kajian terhadap hasil-hasil penelitian sebelumnya yang terkait dengan
permasalahan yang dibahas. Dari kajian itu didapatkan jawaban
sementara atas permasalahan yang telah dirumuskan. Jawaban
sementara tersebut biasa disebut hipotesis.

6) Metode Penelitian
Setelah kajian teoretik dirumuskan, langkah selanjutnya adalah
merumuskan metode yang dipakai dalam penelitian. Metode penelitian
tersebut meliputi apa atau siapa yang diteliti, bagaimana memilih
sampel dari populasinya, data apa saja yang harus dikumpulkan dan
dengan metode apa data itu dikumpulkan, teknik analisis data yang
manakah yang digunakan.
7) Pembahasan

29
PANDUAN KIR JURUSAN IPA SMAK SYURADIKARA ENDE 2021
Bagian ini berisi analisis, pembahasan, dan pemaknaan data yang yang
telah dikumpulkan. Kelengkapan data yang diperoleh sangat
mendukung kesahihan hasil analisis. Dan, kecermatan analisis dan
pemaknaan data sangat menentukan kualitas hasil kajian.
8) Kesimpulan
Kesimpulan merupakan hasil yang diperoleh dari pembahasan masalah
sesuai dengan tujuan penelitian. Oleh karena itu, simpulan harus
menjawab permasalahan dan harus sesuai dengan tujuan.

e. Teknik Penulisan Karya Ilmiah


Ketentuan-ketantuan yang harus diperhatikan dalam penulisan karya ilmiah
meliputi (1) penggunaan kertas, (2) teknik pengetikan, (3) penomoran, (4)
penulisan sumber rujukan atau referensi, dan (5) penulisan daftar pustaka.
1) Penggunaan Kertas
Kertas yang dipakai adalah kertas HVS, berwarna putih, berat 80 gram,
dan berukuran kuarto (21.5 x 28 cm). Naskah ditulis pada satu sisi.
2) Teknik Pengetikan
a) Penggunaan Huruf
Naskah karya ilmiah diketik dengan huruf standar (Times New
Roman 12) dan dengan pita atau tinta berwarna hitam.
b) Jarak Spasi
Jarak antarbaris adalah satu setengah spasi, kecuali abstrak, terusan
nama bab, terusan nama judul tabel, terusan nama judul

30
PANDUAN KIR JURUSAN IPA SMAK SYURADIKARA ENDE 2021
grafik/gambar, dan kutipan langsung yang lebih dari empat baris
harus diketik dengan jarak satu spasi. Penulisan antarbaris pada
setiap sumber pustaka diketik dengan jarak satu spasi, sedangkan
penulisan antarsumber dalam daftar pustaka deketik dengan jarak
dua spasi.
c) Batas Tepi Pengetikan
Batas tepi pengetikan adalah sebagai berikut.
(1) Tepi atas : 4 cm
(2) Tepi bawah : 3 cm
(3) Tepi kiri : 4 cm
(4) Tepi kanan : 3 cm

3) Penulisan Judul, Bab, dan Subbab


Penulisan judul, bab, subbab, dan anak subbab mengikuti ketentuan
berikut ini :
a) Judul dan bab ditulis dengan huruf kapital semua, tidak diakhiri
tanda baca apa pun, dan ditulis pada posisi tengah. Nomor bab
ditulis dengan angka romawi.
b) Penulisan subjudul, subbab, dan anak subbab menggunakaan huruf
kapital pada setiap awal kata kecuali kata tugas; dan dimulai dari
batas tepi kiri dan tidak menggunakan garis bawah serta tidak
diakhiri tanda baca apa pun.
4) Penulisan Paragraf Baru
Penulisan paragraf baru dimulai setelah ketukan kelima dari tepi kiri
atau dengan sistem lurus, tetapi harus diberi jarak spasi dua kali lipat.
5) Penulisan Nama
Penulisan nama pengarang, baik yang diacu dalam tubuh karangan maupun yang
dicantumkan pada daftar pustaka mengikuti ketentuan berikut ini:
a) Nama pengarang yang diacu dalam tubuh tulisan hanya ditulis

31
PANDUAN KIR JURUSAN IPA SMAK SYURADIKARA ENDE 2021
nama pokoknya. Misalnya, “Ahmad Sudargo”, yang ditulis hanya
“Sudargo”.
b) Pada daftar pustaka, nama yang terdiri atas dua penggal nama atau
lebih ditulis nama pokok (belakang), kemudian tanda koma dan
diikuti nama depanya. Misalnya, “Ahmad Sudargo” penulisannya
menjadi “Sudargo, Ahmad”.
c) Pengarang buku yang terdiri atas dua orang ditulis secara lengkap.
d) Pengarang buku yang lebih dari tiga orang ditulis nama pengarang
pertama dan diikuti singkatan “dkk.”
e) Gelar kesarjanaan atau jabatan akademis tidak dicantumkan.

6) Penulisan Tabel dan Grafik


Penulisan tabel dan grafik mengikuti ketentuan berikut :
a) Penulisan tabel diupayakan jangan ganti halaman.
b) Nomor dan judul tabel ditempatkan simetris di atas tabel.
c) Nomor dan judul grafik ditempatkan simetris di bawah grafik.
d) Penulisan judul tabel dan grafik tidak diakhiri tanda baca apa pun.
e) Penulisan nomor urut tabel menggunakan angka Arab, sedangkan
penulisan nomor urut grafik menggunakan angka Romawi.

7) Sistematika Penomoran
Sistematika penomoran mengikuti ketentuan :
 Penomoran bab, subbab, dan anak subbab dapat dilakukan dengan
dua cara, yaitu :
Cara Pertama
Sistem campuran, yakni dimulai dari angka romawi besar (untuk
bab), huruf kapital (untuk subbab), angka arab (untuk anak
subbab), huruf kecil (untuk anak-anak subbab), angka arab diikuti
satu kurung, dan seterusnya.

32
PANDUAN KIR JURUSAN IPA SMAK SYURADIKARA ENDE 2021
Contoh :
BAB III
A.
B.
1.
2.
a.
b.
1)
2)
a)
b)
C. dst.

Cara kedua
Sistem angka penuh, yaitu dimulai dari angka romawi besar (untuk
bab), kemudian menggunakan angka arab semua, dan seterusnya.
Contoh:
BAB III
3.1
3.1.1
3.1.2
3.1.3
3.2
3.2.1
3.2.2
3.2.2.1
3.2.2.2
3.2.2.3
3.3 dst.

 Penomoran halaman pada naskah utama menggunakan angka arab.


 Penomoran halaman pelengkap, seperti halaman judul, halaman

33
PANDUAN KIR JURUSAN IPA SMAK SYURADIKARA ENDE 2021
pengantar, dan halaman daftar isi menggunakan angka romawi kecil
( i, ii, iii, iv, v, vi, dst.) dan diletakkan pada bagian bawah tengah.
 Penulisan daftar pustaka tidak diperbolehkan menggunakan nomor.
 Penomoran bab, subbab dan seterusnya dalam daftar isi dituliskan
di tepi sebelah kanan sesuai dengan penulisan bab atausubbab yang
bersangkutan.

8) Penulisan Sumber/Referensi
Penulisan sumber atau referensi bacaan yang dikutip dalam naskah karya ilmiah
mengikuti ketentuan berikut :
a) Sumber bacaan yang ditulis di antara tanda kurung pada akhir
kutipan terdiri atas nama pokok pengarang, tahun penerbitan, dan
nomor halaman. Tanda koma digunakan di antara nama pokok dan
tahun penerbitan, sedangkan tanda titik dua di antara tahun
penerbitan dan nomor halaman.
Contoh:
Surat adalah satu sarana untuk menyampaikan pernyataan atau informasi secara tertulis
dari pihak yang satu kepada pihak yang lain (Bratawidjaja, 1995:5).
b) Apabila nama pengarang sudah disebutkan lebih dahulu, sumber
yang ditulis di antara tanda kurung hanyalah tahun penerbitan dan
nomor halaman yang diacu.
Contoh:
Menurut Bratawidjaya (1995:5) surat adalah satu sarana untuk menyampaikan pernyataan
atau informasi secara tertulis dari pihak yang satu kepada pihak yang lain.

9) Penulisan Daftar Pustaka


Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun daftar pustaka:
 daftar pustaka tidak diberi nomor urut,
 daftar pustaka disusun secara alfabetis (menurut abjad),

34
PANDUAN KIR JURUSAN IPA SMAK SYURADIKARA ENDE 2021
 gelar penulis tidak dicantumkan.
 Daftar pustaka dapat berupa penulisan buku, penulisan artikel, dan
penulisan publikasi lain, yaitu :
a) Buku
 Penulisan buku dalam daftar pustaka disusun mengikuti
urutan: (1) nama pengarang, (2) tahun penerbitan, (3)
judul buku, (4) tempat penerbitan, dan (5) nama penerbit.
Di antara satuan itu dipergunakan tanda “titik”, kecuali di
antara tempat penerbitan dan nama penerbit digunakan
tanda “titik dua”.

 Judul buku dicetak miring dan setiap awal kata ditulis


dengan huruf kapital, kecuali kata depan.
 Contoh penulisan buku dengan seorang pengarang
Keraf, Gorys. 1993. Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Ende: Nusa Indah.
 Contoh penulisan buku dengan dua atau tiga pengarang
Akhadiah, Sabarti, Maidar G. Arsjad, dan Sakura H.
Ridwan. 1992. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa
Indonesia. Jakarta: Erlangga.
 Contoh penulisan buku lebih dari tiga orang
Alwi, Hasan dkk. 1993. Tata Bahasa Baku Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

b) Artikel
Penulisan artikel dalam daftar pustaka menggunakan urutan (1) nama pengarang, (2)
tahun penerbitan, (3) judul artikel, (4) nama majalah, (5) volume atau halaman dimuatnya
artikel, (6) tempat penerbitan, dan (7) nama penerbit. Judul artikel ditulis di antara tanda
“petik dua”; nama majalah dicetak miring; di antara satuan digunakan tanda “titik”,

35
PANDUAN KIR JURUSAN IPA SMAK SYURADIKARA ENDE 2021
kecuali di antara nama editor dan nama majalah, di antara nama majalah dan volume atau
halaman digunakan tanda “koma”; di antara tempat penerbitan dan nama penerbit
digunakan tanda “titik dua”.
Contoh penulisan artikel dalam majalah :
Madya, Suwarsih. 1994. “Penelitian Tindakan dalam Pendidikan”. dalam Diksi, No.4,
Tahun II, halaman 67-82. Yogyakarta: FPBS IKIP Yogyakarta.

c) Penerbitan Pemerintah, Lembaga-Lembaga Ilmiah, dan


Organisasi Lainnya
 Penulisan daftar pustaka untuk penerbitan pemerintah,
Lembaga-lembaga ilmiah, dan organisasi lainnya
menggunakan urutan: (1) lembaga yang bertanggung
jawab atas penulisan dokumen, (2) tahun penerbitan, (3)
judul tulisan, (4) tempat penerbitan, dan (5) nama penerbit.
 Contoh:
Depdikbud. 1975. Pedoman Umum Ejaan yang Disempurnakan. Jakarta: Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

B. Latihan Dasar Penelitian II :


1. Menyusun Rancangan Penelitian Ilmiah :
a. Pengertian
Rancangan penelitian adalah pokok-pokok perencanaan seluruh penelitian yang tertuang
dalam satu kesatuan naskah secara ringkas, jelas dan utuh.

b. Tahapan perancangan penelitian :


1) Identitas/perumusan masalah yang termasuk juga ada tujuan, definisi,
asumsi, dan lingkup penelitian.
2) Studi kepustakaan
3) Merumuskan hipotesis penelitian
4) Identifikasi variabel penelitian dan defisnisinya

c. Tahap pelaksanaan penelitian meliputi :

36
PANDUAN KIR JURUSAN IPA SMAK SYURADIKARA ENDE 2021
1) Menyusun rancangan penelitian
2) Menentukan alat pengambilan data (instrumen)
3) Pengumpulan, tabulasi dan analisa data
4) Kesimpulan penelitian

d. Merumuskan Tujuan penelitian :


dimaksudkan sebagai jawaban yang ingin ditemukan dari suatu penelitian.
Tujuan penelitian merupakan rumusan kalimat yang menunjukkan keinginan
peneliti untuk mencapai sesuatu melalui penelitiannya.
Contoh tujuan penelitian dibandingkan dengan rumusan masalah
Rumusan masalah :
Berapakah presentase generasi muda yang menganggur di desa X?
Tujuan penelitian :
Mengetahui presentase generasi muda yang menganggur di desa X.

CATATAN :
Jumlah tujuan penelitian harus sesuai dengan jumlah rumusan masalah. Misalnya, jika
terdapat dua rumusan masalah maka peneliti pun memiliki dua tujuan penelitian. Kedua
hal tersebut berkaitan dengan kesimpulan penelitian. Bila rumusan masalah adalah hal
yang dipertanyakan dan tujuan penelitian adalah jawaban yang ingin dicari, maka
kesimpulan adalah jawaban yang diperoleh.

e. Manfaat Rancangan Penelitian:


1) Sebagai kerangka operasional penelitian (blue print)
2) Menegaskan kedalaman (intensitas) dan keleluasaan (ekstensitas)
penelitian.
3) Memperkirakan penelitian yang akn dihadapi dan rancangan alteratif
penyelesaiaanya.
4) Mengetahui kelemahan hasil penelitian.

f. Syarat Rancangan Penelitian :


1) Sistematis
2) Konsisten
3) Operasional

g. Langkah kerja dalam rancangan penelitian dapat dikelompokkan


menjadi tiga, yaitu :

37
PANDUAN KIR JURUSAN IPA SMAK SYURADIKARA ENDE 2021
1) Bagian awal, berisi mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah,
melakukan kajian pustaka, mengidentifikasi variabel, dan menyusun
instrumen.
2) Bagian inti, melaksanakan penelitian, termasuk melakukan observasi,
pengambilan data, dsb.
3) Bagian akhir, panyusunan laporan dan publikasi hasil penelitian.

h. Sistematika Laporan Rancangan Penelitian :

COVER , berisi : Judul KIR, Logo Sekolah Kelompok KIR (Nama, Kelas)
ISI :
1. Rumusan Masalah dan ruang lingkup yang akan diteliti
2. Latar Belakang
3. Tujuan Penelitian
4. Hipotesis
5. Metode Penelitian
6. Variabel Penelitian
7. Alat dan bahan
8. Langkah Kerja
9. Cara Pengolahan Data

CONTOH RANCANGAN PENELITIAN ILMIAH :

JUDUL KIR : PENGARUH CUKA TERHADAP PENGAWETAN BUNGA

I. Merumuskan masalah :
1. Apakah cuka bisa membuat pengawetan bunga lebih lama?
2. Bagaimana pengaruh cuka terhadap pengawetan bunga ?
Ruang Lingkup masalah :
Pengaruh cuka pada pengawetan bunga yang direndam di vas isi air bersih.

II. Latar Belakang :


Kita semua tahu bahwa bunga disimpan dalam vas meningkatkan daya tarik visual
ruangan yang sangat mencerahkan seluruh area. Inilah sebabnya mengapa banyak orang
menyukai untuk menjaga berbagai jenis bunga harum dan non-wangi di rumah mereka,
sehingga nilai estetika meningkat.
Ketika anda membeli bunga, Anda biasanya membawa bunga potong yang dipotong
pada ketinggian tertentu sehingga Anda hanya bisa menyimpannya dalam vas isi air, atau
menggunakan mereka untuk rangkaian bunga. Cara ini sering kita sebut dengan
38
PANDUAN KIR JURUSAN IPA SMAK SYURADIKARA ENDE 2021
pengawetan yaitu, proses atau cara untuk menjadikan sesuatu awet dan tahan lama. Dan
sering pula kita menambahkan air cuka kedalam air rendaman bunga tadi. Cuka adalah
adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma
dalam makanan. Asam cuka memiliki rumus empiris C2H4O2.

III. Tujuan Penelitian :


Membuktikan adanya pengaruh cuka terhadap proses pengawetan bunga dalam vas berisi
air

IV. Hipotesis (dugaan sementara) :


1. Hipotesis Nol :
Cuka tidak mempengaruhi bunga yang diawetkan, dan akan sama saja.

2. Hipotesis Perlakuan :
Cuka mempengaruhi bunga yang diawetkan dan akan lebih tahan lama.

V. Metode Penelitian :
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Studi Pustaka
2. Ekperimen
3. Observasi
\\\s
VI. Variabel Penelitian :
1. Variabel Bebas : Air Cuka
2. Variabel terikat : kesegaran bunga
3. Variabel Kontrol : Air tawar, vas, jenis bunga

VII.Alat dan bahan :


1. Alat : Vas bunga kaca 2 buah
2. Bahan :
a. Air tawar 250 ml
b. Cuka secukupnya 10 ml
c. Bunga potong secukupnya

VIII. Langkah kerja :


1. Menyiapkan 2 vas bunga kaca
2. Mengisi vas tersebut dengan air tawar masing-masing 250 ml
3. Memasukkan air cuka sebanyak 10 ml ke salah satu vas, kemudian diberi
tanda/label.

39
PANDUAN KIR JURUSAN IPA SMAK SYURADIKARA ENDE 2021
4. Memasukkan bunga potong ke kedua vas, masing-masing 2 bunga
5. Lakukan observasi/pengamatan selama kurang lebih tiga hari.
6. Jangan lupa untuk mencatat hasil pengamatan tadi pada lembar kerja.

IX. Cara Pengolahan Data :


Data hasil pengamatan selama 3 hari diolah dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel pengamatan :
Hari ke- Bunga dengan cuka Bunga tanpa cuka
1 O   Segar O   Segar
O   Layu O   Layu
O   Kering O   Kering
2 O   Segar O   Segar
O   Layu O   Layu
O   Kering O   Kering
3 O   Segar O   Segar
O   Layu O   Layu
O   Kering O   Kering

Ende, ....Januari 201


Guru Pembimbing KIR,

(...........................)

40
PANDUAN KIR JURUSAN IPA SMAK SYURADIKARA ENDE 2021
2. Menyusun Proposal Penelitian Ilmiah :
Menyusun proposal penelitian dapat diibaratkan seperti membuat suatu
barang untuk dijual. Artinya, laku atau tidaknya barang tersebut sangat
tergantung kepada mutu barang itu dan kelihaian kita dalam menawarkan
barang tersebut. Apalagi kalau barang tersebut merupakan hal baru dan yang
dibutuhkan oleh masyarakat, konsumen tentu akan tertarik untuk membelinya.
Cara penawaran yang menarik juga sangat penting. Dalam arti, bahwa si
pembuat rencana penelitian harus dapat meyakinkan pihak yang akan
menyetujui rencana penelitian tersebut. Untuk itu dibutuhkan penguasaan ilmu
yang memadai, tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan masalah yang
akan diteliti. Dalam hal seperti ini kegemaran membaca pustaka ilmiah,
terutama yang memuat hasil-hasil penelitian seperti : journal, bulletin dan
laporan-laporan hasil penelitian yang lain, merupakan kegiatan yang mutlak
diperlukan bagi seorang peneliti. Di bawah ini adalah contoh sistematika
proposal penelitian yang umumnya dipakai yaitu :
JUDUL
DAFTAR ISI

BAB I       PENDAHULUAN


A.   Latar Belakang
B.    Rumusan Masalah
C.    Tujuan Penelitian
D.    Manfaat Penelitian
BAB II      TINJAUAN PUSTAKA
A.   Tinjauan Teori ( Berisi teori yang Disesuaikan dg. Variable penelitian)
B.    Kerangka Teori
C.    Kerangka Konsep
D.    Hipotesis / Pernyataan Penelitian
BAB III     METODE PENELITIAN
A.   Desain / Rancangan Penelitian
B.    Lokasi Penelitian
C.    Populasi, Sample dan Teknik Sampling
D.    Variable Penelitian
E.    Definisi Operasional
F.     Pengumpulan Data dan Teknik Analisa Data
G.    Keterbatasan Penelitian

41
PANDUAN KIR JURUSAN IPA SMAK SYURADIKARA ENDE 2021
DAFTAR PUSTAKA
RENCANA JADWAL PENELITIAN
LAMPIRAN :
    Instrument & Alat Ukur Penelitian
    Surat – surat / Dokumen Penelitian
 
BAB III
PENUTUP

Pendidikan sebagai sebuah proses yang berkesinambungan, harus dilaksanakan


sepanjang hayat melalui berbagai upaya dan strategi. Target pencapaian kecakapan
akademis peserta didik sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Undang-undang Sistem
Pendidikan Nasional diupayakan dengan berbagai kegiatan terencana, terarah dan
terpadu. Salah satu kegiatan yang diharapkan dapat menunjang tercapainya target
pendidikan nasional itu adalah Pembinaan Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) yang
terakomodasi dalamMuatan Lokal Wajib Sidang Akademik.
Sebagai sebuah Mata pelajaran Muatan Lokal Wajib bagi peserta didik kelas XI
Jurusan IPA, Pembinaan Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) hendaknya ditunjang oleh
sebuah panduan. Karena itu maka disusunlah Buku Panduan Pembinaan Kegiatan
Ekstrakurikuler Wajib Sidang Akademik Jurusan IPA bagi semua pihak yang terlibat
dalam Proses Pembinaan Kelompok Ilmiah Remaja (KIR).
Melalui buku panduan ini diharapkan adanya kesamaan pandangan dan
pemahaman dalam upaya pencapaian kecakapan akademis peserta didik. Buku panduan
ini hendaknya dipahami dan dilaksanakan oleh semua elemen di SMAK Syuradikara
Ende sehingga pencapaian target kecakapan akademis peserta didik kelas XI Jurusan
IPA dapat terpenuhi.
Sebagai sebuah panduan yang disusun dengan sangat sederhana, maka dapat
dipastikan di dalamnya terdapat berbagai kekurangan. Kritik, saran serta masukan yang
membangun sangat diharapkan untuk penyempurnaan panduan ini.

42
PANDUAN KIR JURUSAN IPA SMAK SYURADIKARA ENDE 2021
DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, dkk.1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia.


Jakarta : Erlangga
Alwi, Hasan,dkk.1998.Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
Jakarta : Balai Pustaka
Arifin, E. Zainal.2004. Dasar-Dasar Penulisan Karangan Ilmiah.
Jakarta : Grasindo
Creswell, J.W. 2007. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed.
( 3rd ed.). Thousand Oaks, CA: Sage.
Efendi, S.1987. Pedoman Penulisan Laporan Penelitian.
Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
Keraf, Gorys. 1993. Komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran Berbahasa.
Ende : Nusa Indah

43
PANDUAN KIR JURUSAN IPA SMAK SYURADIKARA ENDE 2021
Lampiran 2 : Contoh Halaman Judul

JUDUL KIR :

DISUSUN OLEH :
1. .................................. (Kelas XI ...)
2. .................................. (Kelas XI ...)
3. .................................. (Kelas XI ...)

44
PANDUAN KIR JURUSAN IPA SMAK SYURADIKARA ENDE 2021
SMAK SYURADIKARA ENDE
TAHUN AJARAN 201.../201...

Lampiran 3 : Contoh Halaman Pengesahan

Judul KIR : .............................................


Disusun Oleh : 1. ......................................(Kelas XI ....)
2. ......................................(Kelas XI.....)
3. ..................................... .(Kelas XI ...)

Telah disetujui oleh :

Guru Pembimbing, Guru Penguji,

............................. ..............................

Ende, ......................... 201..


Mengetahui,
Kepala SMAK Syuradikara Ende

..........................................................

45
PANDUAN KIR JURUSAN IPA SMAK SYURADIKARA ENDE 2021
Tanggal Lulus: Tanggal penandatanganan KIR oleh Kepala Sekolah
Lampiran 4 : Contoh Kata Pengantar
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-
Nya, kami dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Penulisan karya tulis ilmiah ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk naik ke kelas XII di SMAK
Syuradikara Ende. Kami menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, dari masa awal sekolah sampai pada penyusunan karya tulis ilmiah ini, sangatlah sulit
bagi kami untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada
:
1) Pater ................... selaku Kepala SMAK Syuradikara Ende, yang telah memberikan
kesempatan dan memungkinkan kami untuk menggunakan segala fasilitas di sekolah
untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini ;
2) Ibu Maria Gua Da Lupe Pemba, S.Si, yang telah menyediakan waktu, tenaga dan pikiran
untuk membina kami dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib Sidang Akademik ;
3) Bpk/Ibu ....................selaku Guru Pembimbing yang telah banyak memberikan perhatian
arahan dan bimbingan kepada kami mulai dari awal meneliti sampai penulisan karya
tulis ilmiah ini;
4) Bpk/Ibu ....................selaku Guru Penguji yang telah menguji, menilai serta memberikan
kritikan dan masukan yang berarti bagi penyempurnaan karya tulis ilmiah ini;
5) Orang tua dan keluarga kami yang telah memberikan bantuan dukungan material dan
moral; dan
6) teman-teman dan kakak kelas yang banyak memberikan bantuan dan masukkan yang
berarti hingga terselesaikannya karya tulis ilmiah ini.
Akhir kata, kami berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan semua
pihak yang telah membantu. Semoga karya tulis ilmiah ini membawa manfaat bagi
pengembangan ilmu dan masa depan kami

46
PANDUAN KIR JURUSAN IPA SMAK SYURADIKARA ENDE 2021
Ende, ..................... 201....
Penulis
Lampiran 5 : Contoh Format Peminjaman Alat Laboratorium
FORMULIR PEMINJAMAN ALAT LABORATORIUM IPA
SMAK SYURADIKARA ENDE

Peminjaman Alat Laboratorium IPA :..................................


Kelompok Peminjam :
1) ............................................................. (Kelas XI IPA ... )
2) ............................................................. (Kelas XI IPA ... )
3) ............................................................. (Kelas XI IPA ... )
Judul KIR : .................................................................................................................
.................................................................................................................
No Nama Alat Tanggal Peminjaman Tanggal Pengembalian

Mengetahui, Ende, ............................... 2016


Kepala Lab........ , Peminjam,

........................................ .........................................
47
PANDUAN KIR JURUSAN IPA SMAK SYURADIKARA ENDE 2021
Lampiran 6 :
DAFTAR KONSULTASI KIR
KELOMPOK KIR :
1. ................................................................. (Kelas XI IPA .... )
2. ................................................................. (Kelas XI IPA .... )
3. ................................................................. (Kelas XI IPA .... )
JUDUL KIR : .......................................................................................................................
Hari/Tanggal Materi Konsultasi Saran Tanda Tangan
Guru Pembimbing Guru Pembimbing

CATATAN :
1) Daftar konsultasi ini wajib dibawa pada saat berkonsultasi dengan guru pembimbing.
2) Bagi kelompok KIR yang tidak mempunyai data atau tidak mengisi data pada Daftar

48
PANDUAN KIR JURUSAN IPA SMAK SYURADIKARA ENDE 2021
Konsultasi ini, tidak diperbolehkan mengikuti Ujian KIR pada bulan Mei 201.. Nanti.

CATATAN PENTING
TIME SCHEDULE SIDANG AKADEMIK :
1. Juli 2020 minggu ke 4 s.d oktober2020 minggu 1 : Teori Pedoman Penulisan KIR
+ demostrasi percobaan sains tema fisika, kimia dan biologi.
2. Ujian Tengh Semester : Membuat Jurnal Ilmiah Belajar dari Rumah di tengah
pandemi covid 19
3. Oktober 2020 minggu ke 3 s.d Desember 2020 minggu 1 : waktu pembuatan
rancangan Penelitian KIR.
Rancangan Penelitian dikumpulkan pada saat Ujian Akhir Semester 3
4. Januari 2021 minggu ke 3 s.d Februari 2021 minggu ke 3 : waktu pelaksanaan
Penelitian/eksperimen KIR
5. Februari 2021 minggu ke 4 s.d Maret 2021 minggu ke 4 : Waktu penulisan KIR
bab IV & Bab V
6. Paling lambat Mei 2021 minggu ke 2 : Ujian KIR (Metode Presentasi dalam
Sidang)

PEMBAGIAN KELOMPOK :
1. Jumlah anggota kelompok 2 orang, bisa ambil teman dari kelas IPA yang lain
dengan pertimbangan :
_ kedekatan dan biasa belajar dan bekerja sama
_ tempat tinggal
2. Nama-nama anggota kelompok KIR paling lambat harus disampaikan pada
tanggal 1 November 2020

TEMA KIR JURUSAN IPA :


1. Tema matematika : silahkan kontak dengan Guru matematika
2. Tema Fisika : silahkan kontak dengan Guru Fisika
3. Tema Kimia : silahkan kontak dengan Guru Kimia
4. Tema Biologi (Lingkungan) : silahkan kontak dengan Pak Karel & Ibu Detty
5. Tema Informatika : Silahkan kontak Ibu Yeni Djou

Catatan : Setiap kelompok diwajibkan menyiapkan 10 tema KIR dan paling


lambat disampaikan kepada Guru SA pada bulan Oktober 2020 minggu ke 2.

49
PANDUAN KIR JURUSAN IPA SMAK SYURADIKARA ENDE 2021
SUSUNAN ACARA UJIAN KIR
JURUSAN IPA

ACARA
1. 10 MENIT SEBELUM UJIAN :
 Memanggil dan mempersiapkan semua peserta di dalam ruang ujian serta
menempatkan peserta ujian pada tempat duduk yang telah ditentukan.
 Meminta peserta ujian yang mendapat giliran presentasi supaya
mempersiapkankan laptop untuk dihubungkan dengan LCD yang telah
disiapkan.
2. 5 MENIT SEBELUM UJIAN :
 Peserta ujian yang mendapat giliran ujian dipersilahkan maju ke depan dan segera
menempati meja peserta ujian.
 Mengundang Bpk/Ibu Guru Penguji dan Pembimbing yang hadir untuk
menempati meja Penguji.
 Peserta ujian KIR diminta memperkenalkan diri dan segera memulai pemutaran
video KIR selama 15 menit.
3. 15 MENIT SETELAH PRESENTASI :
 Mempersilahkan Bpk/Ibu Guru Penguji untuk menguji dengan alokasi waktu 15
menit
 Meminta Audience yang hadir untuk senantiasa tenang/tidak ribut/bicara selama
sesi uji berlangsung.
4. 15 MENIT SETELAH PENGUJIAN OLEH GURU PENGUJI :
 Mempersilahkan hadirin/Audience untuk menanggapi presentasi/tanyangan video
peserta ujian dalam bentuk pertanyaan/kritik/saran dengan alokasi waktu hanya 5
menit saja.
5. 5 MENIT SETELAH TANGGAPAN AUDIENCE :
 Peserta ujian presentasi diminta menutup presentasi .
 Meminta audience untuk memberikan tepuk tangan bagi peserta ujian yang baru
menyelesaikan ujian presentasinya.
 Mengucapka terima kasih kepada Bpk/Ibu guru penguji dan hadirin sekalian.
6. 5 MENIT JEDA WAKTU PERALIHAN KELOMPOK PESERTA PRESENTASI :
 Memanggil kelompok berikutnya untuk segera mempersiapkan peralatan
presentasi dan segera menempati meja presentasi.
 Mempersilahkan audience untuk menikmati makanan/jajan yang dibawa sambil
tetap menjaga dan memperhatikan kebersihan ruang ujian serta tidak membuat
keributan.
50
PANDUAN KIR JURUSAN IPA SMAK SYURADIKARA ENDE 2021
51
PANDUAN KIR JURUSAN IPA SMAK SYURADIKARA ENDE 2021

Anda mungkin juga menyukai