UAS Ekonomi Makro Islam
UAS Ekonomi Makro Islam
Nim. : 1911130182
Prodi. : Ekonomi Syariah
Makul : Ekonomi Makro Islam
Dosen : Esti Alfiah, ME
Jawab :
Jawab :
Dalam Islam, kebijakan fiskal merupakan suatu kewajiban negara dan menjadi hak
rakyat, sehingga kebijakan fiskal bukanlah semata-mata sebagai suatu kebutuhan
untuk perbaikan ekonomi maupun untuk peningkatan kesejahteraan rakyat saja, akan
tetapi lebih pada penciptaan mekanisme distribusi ekonomi yang adil. Karena hakikat
permasalahan ekonomi yang melanda umat manusia adalah berasal dari bagaimana
distribusi harta di tengah-tengah masyarakat terjadi. Jadi uang publik dipandang
sebagai amanah di tangan penguasa dan harus diarahkan pertama-tama pada lapisan
masyarakat yang lemah dan orang-orang miskin, sehingga tercipta keamanan
masyarakat dan kesejahteraan umum.
Jawab :
a. Pendapatan Nasional Dalam Konsep Islam
Beberapa analisis penerapan konsep GDP riil/ per kapita secara Islami
sebagai indikator kesejahteraan suatu negara dan selayaknya dilakukan oleh
pemerintah sebagai berikut: umunya hanya produk yang masuk pasar yang
dihitung dalam GNP tidak mencerminkan kondisi riil pendapatan per kapita
dan kesejahteraan masyarakat. Produk yang dihasilkan dan dikonsumsi
sendiri, tidak tercakup dalam GNP. Dalam konsep tersebut seharusnya mampu
menggambarkan dan mengenali penyebaran alamiah dari output perkapita
secara riil. GNP juga tidak mampu mendeteksi kegiatan produksi yang tidak
ditransaksikan di pasar. Itu artinya kegiatan produktif keluarga yang langsung
dikonsumsi dan tidak memasuki pasar tidak tercatat di dalam GNP. Di
samping itu, seharusnya konsep pendapatan nasional harus lebih memberi
tekanan/ bobot terhadap produksi bahan kebutuhan pokok. Selama ini konsep
pendapatan nasional memberi nilai yang sama antara bahan kebutuhan pokok
dengan komoditas tersier lain jika nilai nominalnya sama.
Jawab :
Pemikiran Abu Ubaid tentang hal ini terdapat dalam kitab Al-Amwal yang
ditulisnya jauh sebelum Adam Smith (1723-1790). Pemikiran Abu Ubaid tentang
ekspor dan impor ini terbagi menjadi tiga, yaitu: tidak adanya nol tarif dalam
perdagangan internasional, cukai bahan makanan pokok lebih murah, dan ada batas
tertentu untuk dikenakan cukai.
Jawab :