Anda di halaman 1dari 2

INDIVIDUAL PLANNING: MENJADI MAHASISWA TANGGUH DI ERA DISRUPSI

LEMBAR KERJA 1

Cermatilah kisah “imajiner” berikut.

Sebut saja “Fulan”. Fulan adalah salah satu mahasiswa di Kota Pelajar.
Selama menjadi mahasiswa, “Fulan” sangat menikmati hidupnya sebagai seorang
mahasiswa yang selalu mendapatkan uang saku bulanan dari orangtuanya. Hidup jauh
dari orangtua dengan uang saku berlebih, membuat “Fulan” merasakan suatu
kebebasan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Selama kuliah, “Fulan” hanya
datang ke kampus ketika ada jam perkuliahan. Selebihnya, “Fulan” lebih memilih
untuk jalan ke Mall, nonton, bermain ke tempat wisata, atau sekedar tinggal di kos
dan berteman dengan gadgetnya. “Fulan” sangat jarang berinteraksi dengan teman-
temannya di kelas. Ketika diskusi kelompok, “Fulan” lebih banyak diam. Sebagai
seorang mahasiswa pun, “Fulan” bahkan tidak tertarik dan tidak pernah mengikuti
organisasi kemahasiswaan. Padahal, melalui organisasi kemahasiswaan, mahasiswa
dapat mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya, baik itu berupa hardskill
ataupun softskill.
Tiba saatnya sebagai mahasiswa tingkat akhir, “Fulan” mengalami kesulitan
untuk mengerjakan skripsi. Setiap kali kesulitan datang, “Fulan” membutuhkan waktu
yang lama untuk bangkit kembali dari perasaan putus asa dan enggan berbagi
kesulitan dengan teman-temannya. Oleh karena itu, dia membutuhkan waktu yang
lama untuk menyelesaikan skripsinya dan tidak dapat lulus tepat waktu. Pada
akhirnya, “Fulan” seringkali mengalami penolakan ketika melamar pekerjaan karena
keterbatasan kompetensi yang dia miliki.

Berdasarkan ilustrasi cerita tersebut, renungkan dan analisislah pertanyaan berikut.


1. Mengapa “Fulan” tidak dapat lulus tepat waktu dan kesulitan memperoleh pekerjaan?
2. Apa mestinya yang harus dilakukan “Fulan” menurut kalian?
LEMBAR JAWABAN

NAMA:
NIM:
PROGRAM STUDI:

Anda mungkin juga menyukai