Anda di halaman 1dari 3

Pelatihan yayasan wahana inklusif indonesia

Kasus 1
Mawar adalah seorang anak perempuan berusia 15 tahun. Saat ini mawar duduk di
kelas 6 dan masuk ke sekolah melalui jalur afirmasi peserta didik berkebutuhan khusus.
Berdasarkan laporan yang tercantum di rapor sekolah dasarnya, Mawar diketahui
pernah beberapa kali tidak naik kelas, khususnya sebelum ia berada di kelas 4 SD dan
nilai raportnya sangat rendah di semua mata pelajaran. Namun Ketika berada di kelas 4
ke atas, tampak nilai Mawar cukup baik dan ia selalu naik kelas. Saat ini beberapa guru
mata pelajaran melaporkan bahwa ia belum bisa menguasai pelajaran. Mawar sama
sekali belum mengenal angka atau huruf. Huruf yang ia tahu hanya huruf vokal dan
angka yang sudah diketahui adalah angka 1-10 saja. Saat ini, guru tidak menuntut
terlalu banyak dari Mawar karena perkembangan belajar Mawar sangat lama. Di kelas 6
ini, Mawar baru bisa merangkai huruf pada kata terbuka (KVKV) apabila diberikan
bimbingan. Ia juga baru dapat menghitung penjumlahan apabila diberikan benda
konkret. Semua nilai mata pelajaran berada jauh di bawah rata-rata. Mawar juga sering
kali “mengganggu” teman di kelas, kadang terlihat menyendiri dan sulit bersosialisasi
dengan teman sebayanya. Menurut rekan sebaya di sekitar rumahnya Mawar lebih
memilih bermain dengan anak-anak di bawah usianya. Ia sulit fokus memperhatikan
dan mengerjakan tugas-tugasnya apabila tidak mendapat bantuan dari guru. Saat ini,
Mawar masih banyak dibantu untuk bisa melaksanakan aktivitas sehari-harinya.
Berdasarkan Riwayat Kesehatan dan perkembangan yang disampaikan orangtuanya,
Mawar mengalami keterlambatan perkembangan sewaktu ia masih berusia balita, selain
itu ia juga gampang sekali terserang penyakit seperti flu dan demam. Mawar kesulitan
untuk memakai baju atau sepatu sendiri, apabila tidak dibantu. Berdasarkan catatan
yang diterima dari sekolah dasarnya, Mawar memiliki kelebihan di bidang aktivitas fisik.
Ia gemar sekali ikut kegiatan olahraga seperti olahraga lari. Mawar pun masih dapat
mengikuti perintah sederhana yang disampaikan oleh gurunya, sehingga saat ini, Mawar
selalu diajak oleh guru untuk terlibat membersihkan dan merawat taman sekolahnya
dengan instruksi sederhana yang selalu disampaikan oleh gurunya. Mawar adalah anak
ke 4 dari 6 bersaudara. Ayahnya adalah seorang pedagang dan ibunya adalah seorang
ibu rumah tangga yang sangat sibuk mengurusi ke 6 putra-putrinya, ditambah lagi ia
membuka warung kecil-kecilan di rumah.
Pelatihan yayasan wahana inklusif indonesia

Kasus 2
Budi adalah anak laki-laki berusia 12 tahun. Saat ini ia duduk di kelas 5. Budi
sebenarnya cepat menangkap instruksi dan penjelasan secara lisan, terutama pada
pelajaran IPA yang ia gemari. Namun ketika diminta menulis, hasilnya tidak sesuai
dengan performa belajar ketika pembelajaran dilakukan secara lisan. Pada pelajaran
yang tidak diminati, Budi akan menarik diri dan memilih melakukan hal lain yang ia
sukai seperti menggambar. Berdasarkan laporan yang disampaikan oleh gurunya, sejak
duduk di kelas 1 SD, guru seringkali mengeluhkan Budi yang tidak mau belajar
membaca dan menulis. Budi seringkali menangis apabila dipaksa mengeja. Budi juga
sangat kesulitan untuk bisa membaca huruf-huruf kecil. Akibatnya, kemampuan
membaca Budi menjadi lambat. Budi seringkali kesal ketika diminta menjawab soal
yang mengharuskannya membaca tulisan. Akibatnya, Budi seringkali meminta
dibacakan soal agar ia dapat mengerjakan tugas-tugasnya. Saat diminta menjawab soal
di lembar kerja, tulisannya pun seringkali sulit terbaca. Beberapa huruf seringkali hilang
atau terbalik. Dalam belajar, fokus Budi pun seringkali hilang. Guru perlu menarik
perhatian Budi kembali sebelum memberikan instruksi. Namun, Budi tidak terlalu
kesulitan dalam pelajaran matematika. Ia bahkan dapat menghitung hingga ratusan
tanpa perlu mencoret di kertas. Budi juga dapat mengerjakan soal-soal matematika yang
memerlukan logika berpikir. Di dalam lingkungan sosial, Budi memiliki teman-teman
dekat satu kelas yang biasa bermain dengannya. Namun saat ini, Budi sering tampak
berdiam diri, apa lagi Ketika diajak berdiskusi dan melakukan studi dokumen Bersama
teman-temannya. Berdasarkan tinjauan terhadap nilai rapor, Budi memiliki nilai
rendah pada Bahasa Indonesia dan matematika, dan nilai yang cukup bagus di beberapa
mata pelajaran seperti pelajaran ilmu pengetahuan alam, seni dan pendidikan jasmani.
Orangtua melaporkan Kesehatan Budi cukup baik, ia jarang mengeluhkan sakit atau
tidak masuk sekolah karena sakit. Namun memang akhir-akhir ini Budi tampak gelisah
karena mengaku pelajarannya semakin sulit dan ia kehilangan motivasi untuk dapat
terus melanjutkan sekolahnya. Budi berasal dari keluarga dengan tingkat ekonomi di
bawah rata-rata sejahtera. Kedua orangtuanya harus bekerja sejak pagi sampai malam
untuk mencukupi kebutuhan keluarga.
Pelatihan yayasan wahana inklusif indonesia

Kasus 3
Melati adalah seorang anak berusia 12 tahun dan duduk di kelas 6 sebuah Sekolah
Dasar. Pada saat PPDB, Melati dapat diterima di sekolah karena memiliki nilai pelajaran
yang baik. Setelah mengikuti pembelajaran beberapa waktu di sekolah, beberapa orang
guru melaporkan bahwa Melati tampak memiliki kesulitan dalam membaca. Ketika
membaca buku, Melati tampak hampir menempelkan buku yang dibacanya ke dekat
mukanya. Demikian pula ketika sedang menulis, Melati tampak seperti mendekatkan
wajahnya ke kertas yang akan ditulisnya itu. Selain itu, Melati selalu meminta temannya
untuk membantunya membacakan tulisan yang ada di papan tulis meski sebenarnya ia
sudah duduk di barisan paling depan di kelasnya. Melati tampak gugup dan tidak
percaya diri Ketika bertemu dengan guru atau teman yang belum dikenalnya. Ketika
berjalan, Melati pun tampak seperti orang yang ragu, ia tampak begitu berhati-hati dan
mencoba memperhatikan dengan seksama seluruh objek yang akan dilewatinya, seolah-
olah ia takut menabraknya. Melati masih tampak aktif mengerjakan setiap tugas yang
diberikan oleh gurunya, namun ia selalu terlambat dalam mengerjakan tugas, prestasi
belajarnya pun masih tergolong rata-rata. Dalam pergaulan sehari-hari, Melati hanya
tampak berinteraksi dengan teman-teman yang sudah dikenalnya saja dan cenderung
diam jika memasuki lingkungan yang baru. Selain prestasi yang rata-rata di semua mata
pelajaran, Melati tampak memiliki potensi di bidang seni, terutama dalam seni vokal dan
permainan musik. Dalam sosial media yang dimilikinya, tampak beberapa postingan
Ketika ia sedang menyanyi. Melati berasal dari keluarga yang sederhana, ia adalah
seorang anak yang sudah ditinggalkan oleh ayahnya sejak ia berusia 5 tahun, sehingga
ibunya harus bekerja untuk menghidupi seluruh keluarga. Melati memiliki Kesehatan
yang baik, namun sering juga ia mengeluh sakit kepala.

Anda mungkin juga menyukai