FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PGRI BANYUWANGI 2023/2024 BAB I LATAR BELAKANG & PROBLEMATIKA KLIEN
VA adalah siswi kelas 6 SD berusia 12 tahun, yang saat ini sedang
bersekolah di Sekolah dasar negeri dekat tempat ia tinggal. VA merupakan anak ke-dua dari dua bersaudara, VA mempunyai kakak perempuan yang umurnya selisih 14 tahun darinya. VA tinggal bersama kedua orang tuanya di rumah milik perkebunan tempat ayahnya bekerja. Ayahnya bekerja sebagai buruh perkebunan, sedangkan ibunya membuka warung makan dirumahnya. Dalam lingkungan tempat tinggalnya VA terkenal sebagai anak yang lemot namun gampang bersosialisasi dengan para ibu-ibu, bahkan VA kerap ikut arisan untuk mewakili ibunya. Meskipun VA terlihat seperti anak normal seusianya dan gampang bersosialisasi di lingkungan tempat ia tinggal, namun ternyata VA mengalami beberapa tantangan yang mencakup berbagai aspek dalam kehidupannya dari dunia akademis hingga interaksi sosial di sekolahnya. Dalam konteks akademik, keterbatasan pemahaman matematika, khususnya perkalian dan pembagian, menjadi salah satu hambatan utama baginya. Dari segi sosial, VA menghadapi masalah dalam berinteraksi dengan teman- temannya. Sikapnya yang terkadang mencari perhatian, baik melalui perilaku "caper" dengan cara yang dianggap tidak pantas, seperti memegang-megang teman laki-laki menyebabkan dia menjadi objek cemoohan dan sering diolok- olok, bahkan mengalami kekerasan fisik dan verbal. Tingkah lakunya yang dianggap dewasa sebelum waktunya dan kebiasaannya mengirim pesan kepada laki-laki dapat memicu ketidaknyamanan di lingkungan sekolah dan tetangga. Kendala sosialisasi VA juga tercermin dalam keengganannya untuk berteman kembali setelah berselisih dengan teman. Selain itu, ketidakpedulian terhadap kata-kata negatif tentang dirinya, bahkan jika disebut bodoh, menunjukkan tingkat ketidakmampuan VA untuk merespon kritik dan VA tidak termotivasi untuk berubah atau meningkatkan diri. Meskipun ibunya mencatat bahwa VA bisa belajar sendiri, tetapi keberhasilannya tetap memerlukan bimbingan ekstra, terutama dalam hal kesabaran. Kakaknya menyoroti bahwa pembatasan akses VA terhadap handphone dan kebijakan tertentu telah diterapkan untuk mengatasi kecenderungan bermain gadget. Dari sudut pandang sekolah, terlihat adanya ketidakfokusannya selama pembelajaran, kesulitan dalam menerima arahan, dan kecenderungan untuk melenceng dari topik saat berbicara. Sekolah mengakui adanya perbedaan dalam kemampuan akademik VA dibandingkan teman-temannya, dan mereka mencoba strategi dengan menyandingkannya dengan teman sekelas yang dapat membantunya. BAB II HASIL OBSERVASI 2.1 Profil Klien Nama : LDV (VA) Umur : 12 Tahun Jenis Kelamin: Perempuan Agama : Islam Alamat : Dsn. Bayulor Ds. Bayu, Kec. Songgon Secara Fisik Warna Kulit : Sawo matang cenderung gelap Rambut : Hitam, Lurus sebahu Tinggi badan : 145 cm Berat Badan : -+ 45 kg Mata : Cenderung sipit, Juling Bibir : Tebal, Normal Hidung : Mediu m Wajah : bulat Tangan : Normal Postur Tubuh : Normal Alis : Tipis
2.2 Profil Orang Tua
Ayah Nama : Poniran Umur : 53 Agama : Islam Pekerjaan : Karyawan/Buruh Perkebunan Ibu Nama : Astuti Umur : 47 Agama : Islam Pekerjaan : Ibu rumah tangga dan pemilik warung nasi 2.3 Lingkungan Tempat Tinggal Rumah bukan milik sendiri (melainkan rumah yang diberikan oleh perkebunan untuk ditinggali karyawan tetap selama masa bekerja hingga pensiun) Rumah yang ditinggali jauh dari jalan raya dan jauh dari akses fasilitas tempat belanja seperti pasar, toko swalayan. (masuk ke dalam perkebunan, dari jalan raya kurang lebih 20 menit dengan jalanan tanah yang berbatu) Rumahnya bergandeng dengan rumah tetangga sebelahnya, tetapi rumah tetangganya jarang ditinggali (dua rumah bergandeng hanya menggunakan satu dinding pembatas) Dinding rumah dari bambu yang dianyam (gedek) Terdapat dua kamar tidur. Dalam rumah tidak terdapat kamar mandi (Jika mandi dan BAB menggunakan kamar mandi umum yang digunakan bersama-sama dengan orang-orang lainnya) Lantai kamar dan ruang tamu menggunakan plester semen dan Lantai dapurnya tanah. Listrik yang digunakan memadai dengan menggunakan listrik 450 VA Membuka Warung makan di sebelah dapurnya. BAB III HASIL WAWANCARA 3.1 Auto anamnesa (Klien) aaaa 3.2 Allo anamnesa A. Orang Tua (Ibu) Menurut keterangan Ibu klien pada saat wawancara pada tanggal 4/November/2023, Ibunya mengatakan bahwa dirinya melahirkan VA dengan normal, perkembangan VA saat kecil juga sama seperti anak pada umumnya, seperti perkembangan berjalan, berbicara. VA bisa berjalan saat dia umur 1 tahun. Dalam kesehariannya belajar dirumah, VA belajar sendiri terkadang VA juga di ajar oleh kakaknya. Ibunya mengatakan bahwa dia jarang menyuruh VA untuk belajar, karena terkadang ketika VA disuruh untuk belajar malah dia tidak mau untuk belajar. Namun menurut keterangan sang ibu, saat VA mulai duduk di kelas 6 dia sudah mulai memahami pelajaran sekolahnya, tetapi dalam hal matematika menurut ibunya VA masih sangat susah untuk memahami. "Tapi lak ning matematika memang sek rodok kendor nduk, kesalahane yo gaiso perkalian karo pembagian. (Tetapi kalo dimatematika masih agak lemah, kesalahannya ya karena gabisa perkalian sama pembagian)." Ibunya dulu pernah me-leskan VA saat hendak menjelang ujian kurang lebih selama satu bulan, dan hasilnya VA menjadi lebih mengerti dan paham, menurut ibu memang jika mengajari VA harus dengan kesabaran agar VA bisa mengerti dan paham. Menurut keterangan ibu, VA type anak yang ketika dia disalahi oleh temannya dia sudah tidak ingin berteman lagi dan tidak perduli dengan anak tersebut. Terkadang ketika VA ada peningkatan misalnya dapat nilai yang bagus dia sering dikira mencontek oleh teman- temannya. Setiap hari yang mengantarkan VA sekolah adalah ibunya, tetapi kadang pulangnya ikut orang yang dikenal yang akan searah dengan rumahnya. Ibunya menuturkan, VA lumayan mengerti dalam pembelajaran karna sering diajari oleh sayyida (teman sekelasnya) namun VA juga sering disakitin oleh teman-temannya yang lain (verbal),temannya hanya baik ketika mereka ada maunya terhadap VA. Ibunya mengatakan, Nilai VA dipelajaran Agama dan Bahasa indonesia bagus dan ibunya juga mengatakan bahwa VA masih mempunyai keinginan untuk meneruskan sekolahnya ke jenjang yang selanjutnya (smp) sampai (sma). B. Saudara (Kakak perempuan) Menurut keterangan Kakak klien pada saat wawancara pada tanggal 4/November/2023, Kakaknya mengatakan dalam kesehariannya VA belajar sendiri, namun terkadang ketika ada tugas kakaknya membantu untuk mengajarinya namun VA ini sulit dimatematika, VA tidak bisa perkalian dan pembagian. Dalam perkalian susun pun cara VA menempatkan angkanya juga salah. Kakaknya menuturkan bahwa kendala VA kebanyakan tidak konsen ketika sedang belajar, misalnya ketika ada soal menghitung pasti VA sudah kebingungan namun menurut kakaknya dipembelajaran yang lain tidak terlalu ada kendala hanya dimatematikanya yang masih sulit. Kendala lainnya yaitu, terkadang ketika ada pertanyaan VA sulit untuk memahami maksud dari pertanyaan itu, kadang ketika ada soal pertanyaan, VA akan menjawabnya dengan membuat pertanyaan baru. Kakaknya mengatakan bahwa VA juga mendapat keluhan dari pihak sekolah (Guru VA), keluhannya yaitu ketika gurunya menerangkan VA tidak menghiraukan atau tidak peduli, dan dia susah untuk memfokuskan diri. Kakaknya juga menjelaskan bahwa VA adalah anak yang suka menyendiri dari temannya. VA type anak yang ketika disalahi temannya dia sudah tidak berteman lagi dan tidak akan peduli dengan anak itu. Kakaknya menanggapi bahwa VA seperti ini karena kebanyakan bermain Handphone, tetapi mulai naik ke kelas 6 kakaknya membatasi VA dalam bermain handphone. Kakaknya mengatakan bahwa dirinya tidak akan terlalu membebaskan VA, misalnya jika nanti VA akan masuk SMP VA tidak akan diberikan akses naik sepeda sendiri. Menurut kakaknya ketika melihat dari perspektif cerita VA, VA ini seperti diasingkan oleh teman-temanya, seperti halnya dikelas anakanak yang pintar bergaulnya dengan anak anak yang pintar juga. VA ini terkadang jika ngobrol dengan orang, dia sering melenceng dari topik. Misalnya ketika sedang membicarakan A, dia tiba tiba akan melenceng ke topik B. Keluarga VA juga pernah mengadu ke pihak sekolah terkait VA yang sering disalahi oleh temannya , namun tanggapan dari pihak sekolah hanya "namanya juga anak anak, dimaklumi aja." Padahal menurut kakaknya jika di lingkungan tempat tinggal atau keluarga VA tidak ada kendala dalam berosialisasi hanya di sekolahnya saja. Kakaknya mengetahui bahwa VA disekolah malah dulunya sering mengobrol dengan para orang tua yang sedang mengantar anaknya sekolah, kakaknya juga memarahi VA akan hal itu, karena menurut kakaknya hal itu juga akan berpengaruh ke pola pikir. kakaknya menuturkan bahwa pada waktu kenaikan kelas dirinya pernah dipanggil oleh wali kelas VA, wali kelas VA menyampaikan permintaan tolong kepadanya untuk VA mengurangi keseringan bermain handphone. "Minta tolong ya mbak, VA itu hpnya dikurangin, main tiktok dikurangin. Dia apa ga malu ya kaya gitu, saya aja yang liat malu." Kata wali kelasnya, yang dituturkan oleh kakak VA. Kakaknya sempat berbohong kepada VA, bahwa si VA ini tidak naik kelas, dengan tujuan agar si VA bisa intropeksi diri dan lebih termotivasi untuk lebih semangat belajar, menurut kakaknya memang benar VA kecewa ketika mengetahui bahwa dirinya tidak naik kelas namun VA tidak mau menangis didepan kakanya dan didepan ibunya, dia lari ke kamar mandi lalu menangis disana. kakaknya mengatakan VA model anak yang tidak perduli, meskipun ada orang yang mengatainya bodoh, tidak bisa apa apa, dan lain sebagainya dia tidak peduli dan tidak termotivasi untuk menjadi yang lebih baik. C. Kepala Sekolah & Guru Wali Kelas Menurut keterangan kepala sekolah klien pada saat wawancara pada tanggal 6/November/2023, kepala sekolahnya mengatakan bahwa VA dalam bidang pembelajaran dikelas dibawah rata rata baik dalam bidang numerasi maupun literasinya, Menurut wali kelasnya banyak kendala VA dalam sekolah, baik dalam bidang akademik maupun dalam bidang sosialisasi bersama temannya. VA lebih cenderung caper seperti nyari perhatian ke temennya namun temannya ini merasa risih dan tidak sengaja mungkin melontarkan kata kata yang kurang enak. bahkan dari penampilannya bisa dibilang VA ini berbeda dari teman temannya, terkadang VA memakai asksesoris seperti anting hias yang layaknya dipakai orang dewasa, Wali kelasnya juga pernah menegur VA lantaran kedapatan memakai bra milik ibunya guna payudaranya terlihat besar dan menyita perhatian. VA juga sering menggoda teman laki lakinya dengan memegang-megang, terkadang temannya yang merasa risih akan hal itu spontan mengatakan "apasi kamu ini, gatal." namun si VA ini model anak yang tidak perduli dengan apa yang dikatakan teman temannya. Wali kelasnya mengatakan , saat VA kelas 5, dalam VA menjawab soal pertanyaan jawabannya bisa jauh dari soal yang diminta, namun terkadang jika di beri pertanyaan lewat lisan VA bisa menjawab dan tidak terlalu mlenceng dari topik. Bahkan jika ditanya oleh wali kelasnya kenapa jawabannya seperti itu, VA hanya menjawab dengan "gatau wes bu, pusing aku." Dalam membaca VA cukup lancar dan tidak ada kendala, menulisnya pun cukup bagus dan masih bisa dibaca. Wali kelasnya mengatakan dalam semua mata pembelajaran VA tergolong dibawah rata rata dari semua teman temannya, namun VA cenderung terlihat aktif dalam Bersih-bersih, misalnya seperti menyapu. VA terlihat omes dan ulet ketika bersih-bersih. Wali kelasnya juga berpendapat VA memiliki kepribadian yang jujur, hal itu terlihat saat VA dan teman temannya mengoreksi pekerjaan rumah mereka, disaat teman temannya berbuat curang dengan cara membenarkan jawabannya yang salah VA justru enggan melakukannya. Menurut sepengetahuan wali kelas, Uang saku VA cukup banyak, karena terkadang pagi sebelum jam masuk kelas VA sudah membeli jajanan di warung depan sekolahnya. Wali kelasnya mengatakan bahwa nilai raport VA berada sedikit diatas kkm, jika KKM nya di 78, wali kelasnya akan memberikan nilai 1 atau 2 angka diatas KKM. Kepala sekolahnya juga berpendapat mungkin saja perilaku VA ini karena Faktor masa pubertas, dimana masa pubertas itu disertai dengan perilaku yang dikatakan menyimpang atau tidak stabil. Wali kelasnya mengatakan bahwa saat ini yang bisa dilakukan hanya menerima VA yang seperti itu. Wali kelasnya menilai VA ada kemajuan dalam akademiknya berkat strateginya menyandingkan VA dengan temannya yang bernama sayyida dalam beberapa kegiatan akademis, misalnya tugas kerja kelompok. Sayyida sering terlihat mengajari VA. yang tadinya nilai VA 0 ada peningkatan menjadi 20 terkadang 30. Wali kelas mengatakan ketika pembagian tempat duduk, entah mengapa Murid dikelasnya juga enggan menjadi teman sebangku VA, kemungkinan hal ini terjadi karena teman-temannya tidak menyukai gaya interaksi VA. Menurut kepala sekolahnya, mungkin saja ada faktor dari genetiknya, kepala sekolah memberi keterangan bahwa dulu dia bertetangga dengan kakek VA, sosok kakek VA juga memiliki kemiripan tingkah laku seperti VA. D. Teman Sekelas Pada awalnya saya datang ke sekolah klien, dan meminta ijin kepada wali kelasnya untuk masuk dikelas klien pada jam istirahat sekitar pukul 09.00. Saat dikelas saya memberikan ice breaking sembari memperhatikan klien. Saya memberikan sedikit materi tentang bulying, saya menanyakan apakah dikelas ini ada yang pernah dibully, sebagian murid kelas menjawab dengan mengatakan "VA VA kak sering dibully dikelas, kadang dibilang jijik jijik". Setelah itu saya mewawancarai 2 teman kelas klien yaitu IF dan SY. Menurut IF dan SY, saat saya singgung terkait jawaban murid-murid tadi mengenai VA yang dibully. Mereka mengatakan jika VA sering memegang-megang murid laki-laki dikelasnya, seperti tiba-tiba memegang tangan. VA sering diolok-olok murid laki-laki dengan nama Hewan seperti sapi,bebek dll. Terkadang VA melawan dengan kembali mengolok-olok temannya. VA juga pernah mendapat kekerasan fisik dari temannya, IF mengatakan jika VA pernah ditendang punggungnya oleh salah satu murid laki-laki dikelasnya. Menurut IF dan SY, VA bukan tipe anak yang suka cari masalah. SY terkadang membantu atau mengajari VA untuk mengerjakan tugas, memang butuh kesabaran untuk mengajari VA dalam memahami materi pembelajaran. Menurut keterangan IF, ketika VA mendekat kepada teman-teman kelasnya, terkadang teman- temannya berkata "jijik jijik" lalu menjauhi VA. IF dan SY mengatakan bahwa VA juga dikelas sebenernya aktif, terkadang VA juga bertanya saat gurunya memberikan materi pembelajaran, namun seringkali yang ditanyakan oleh VA jauh dari topik yang sedang dibahas bahkan yang ditanyakan terkadang bukan terkait materi pembelajaran. E. Tetangga (Depan rumah klien) Menurut keterangan tetangga klien pada saat wawancara pada tanggal 6/November/2023, tetangganya mengatakan bahwa VA adalah model anak yang lemot dan susah nangkap. VA sering kali ikut arisan bersama ibu-ibu untuk mewakili ibunya. VA terkenal ditetangga lingkungan tempatnya tinggal yaitu anak yang suka Caper ke orang laki laki. misalnya jika ada laki laki yang sedang makan diwarung rumahnya, dia bisa mondar mandir keluar masuk rumah dan lewat bolak balik didepan laki laki tersebut. bahkan tetangga tetangganya tidak sungkan untuk menasehati VA agar tidak bersikap seperti itu (caper) jika ada lelaki. tetangganya bilang bahwa VA juga sering ditegur oleh ibu-ibu arisan mengenai history postingannya ditiktok, seperti dia menjoget dan mengunggahnya di media sosial whatsapp. VA hanya merespon dengan menjawab "yo gausa didelok buk, diprivasi ae (ya gausa diliat bu, privasi aja)." Tetangganya beranggapan VA adalah anak yang dewasa sebelum waktunya karena tingkahnya yang sudah seperti orang-orang dewasa seperti bergabung bersama ibu ibu. VA juga sering mengirim pesan kepada laki-laki, seperti mengirim pesan stiker love. Bahkan VA pernah dimarahi oleh istri orang lewat telepon karena VA sering kirim pesan whatsapp ke suaminya. Bahkan ada tetangganya yang bilang bahwa VA ini jangan disekolahkan ke Smp takutnya hamil duluan. BAB IV HASIL 4.1 Analisis Dengan Menggunakan Teori Berdasarkan hasil wawancara dari allo anamnesa serta autoanamnesa, dapat di identifikasi bahwa VA mengalami beberapa masalah, sebagai berikut : 1. Kesulitan dalam memahami materi pembelajaran: Hal itu dikarenakan VA sangat sulit untuk fokus dan memusatkan perhatiannya saat belajar. Guru gurunya mengalami kesulitas dalam menjelaskan sesuatu karena VA terlihat tidak peduli dan sulit difokuskan , hal itu membuat VA tertinggal jauh dibawah teman temannya dalam hal akademik. VA juga lambat dalam menangkap atau mamahami sesuatu, misalnya ketika menjawab soal esaai, jawaban yang ditulis oleh VA tidak sesuai dengan yang diminta pada soal ( melenceng dari topik). 2. Tantangan dalam keseimbangan pubertas : Kepala sekolah menyatakan bahwa perilaku VA mungkin terkait dengan masa pubertas, yang dapat menciptakan perilaku menyimpang atau tidak stabil. Hal itu tercermin dari VA yang berpenampilan seperti orang dewasa, seperti memakai aksesoris yang biasa dipakai layaknya dipakai wanita dewasa. VA juga sering Caper (cari perhatian) kepada laki-laki hingga memegang-megang teman laki- lakinya. Hal tersebut juga menjadi alasan VA sulit berinteraksi disekolah, VA sering dijauhi oleh temannya, karena temannya merasa risih dengan perilaku VA dan menganggap VA anak yang aneh.VA juga mengalami bully dari temannya karena hal tersebut. 3. Ketidakpedulian terhadap Opini Orang Lain: Kakaknya menyebut VA sebagai anak yang tidak peduli terhadap pendapat orang lain. Meskipun dianggap bodoh oleh teman-temannya, VA tidak termotivasi untuk berubah atau meningkatkan diri. 4. Pengaruh Lingkungan : Lingkungan tempat tinggal VA juga memberikan pengaruh negatif, seperti seringnya VA berinteraksi dengan orang dewasa di arisan ibu-ibu. Keluarganya juga menghadapi masalah, seperti adanya peringatan dari tetangga terkait perilaku VA. PENANGANAN