Anda di halaman 1dari 2

Nama : Yusti Navi Wandarhaesta

NIM / Offering : 210731610941 / Offering G12

Prodi : Pendidikan Sejarah

Silahkan saudara melakukan analisis terkait masalah perkembangan yang dialami oleh tokoh
utama dalam film tersebut, mulai dari fisik-psikomotorik, kognitif, bahasa, sosial, emosi dan
moral-spiritual.

Jawaban

Dalam film EVERY CHILD IS SPECIAL menceritakan seorang anak kelas 3 sekolah
dasar berumur sekitar delapan atau sembilan tahun yang bernama Ishaan Awasthi. Ishaan
mempunyai permasalahan dalam masa perkembangannya yang dimana Ishaan kesulitan
belajar dalam hal membaca dan juga menulisnya hal ini yang biasa disebut dengan penyakit
disleksia. Namun ia mempunyai kelebihan dibidang seni, sehingga prestasinya di sekolah
menurun dan ia sering dimarahi serta dihukum oleh gurunya bahkan teman-temannya juga
tidak memperdulikannya. Akhirnya, ia dipindahkan ke sekolah lain dan ia di asramakan oleh
ayahnya. Ia mengalami hal lebih berat yang dimana guru-gurunya di sekolah barunya lebih
kasar daripada di sekolah sebelumnya. Ia merasa sangat takut, cemas, dan juga mengalami
depresi sehingga ia berpikir untuk melakukan bunuh diri dengan loncat dari gedung
sekolahnya, namun ia diselamatkan oleh temannya yang bernama Rajan. Saat keadaannya
mengidap disleksia diketahui guru seninya yang bernama Nikumb yang cara menjelaskannya
selalu ceria dan tidak kasar terhadap muridnya. Pada suatu saat ia berangkat ke rumah Ishaan
dan bertemu dengan kedua orangtuanya. Ia dapat mengetahui bakat terpendam yang dimiliki
oleh Ishaan di bidang seni yang dilihat dari gambar-gambar yang ia buat. Kemudian, ia
melakukan penawaran terhadap anak yang menyandang penyakit disleksia. Ia memberikan
hiburan dan bimbingan kepada Ishaan dengan ceria. Nikumb kemudian izin kepada kepala
sekolah untuk menjadi guru Ishaan. Kemudian Ishaan mendapatkan perawatan secara
bertahap untuk meningkatkan menulis dan membacanya oleh spesialis disleksia. Akhirnya,
kemampuannya meningkat dan membuat orangtuanya bangga padanya.

Dalam perkembangan fisik-psikomotorik sang anak mempunyai gangguan yang


dimana masih belum bisa melakukan kegiatan seperti mandi, makan, berpakaian secara
mandiri, memasang dasi ia masih memerlukan bantuan orangtuanya dan juga ia masih sangat
kesulitan dalam melakukan kegiatan seperti melempar dan juga menangkap bola. Namun,
disini Ishaan mempunyai kelebihan seperti menggambar dan juga melukis.

Perkembangan Kognitif pada anak tersebut yaitu sang anak kesulitan dalam
membedakan huruf seperti “b” dengan “d” ia pun sering salah dalam menulis huruf-huruf
tersebut yang dimana ia menulisnya secara terbalik. Sang anak juga belum mampu
menyelesaikan tugas-tugasnya karena mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas sekolah
dan memahami pelajarannya. Ia juga masih belum bisa menjumlahkan perkalian dan
mengurutkan halaman. Namun, dengan kekurangannya sang anak dalam membaca dan juga
menulis ia mempunyai kelebihan seperti imajinasi yang tinggi.

Dalam Perkembangam Bahasa sang anak lebih sering diam dan cenderung tidak mau
berkomunikasi dengan temannya. Ia mampu menggunakan bahasa yang digunakan sehari-
hari, namun sang anak sedikit kesulitan dalam hal memahami suatu perintah yang benar,
misalnya seperti seorang guru menyuruhnya untuk menyalakan kipas angin anak itu mampu
melaksanakannya, namun saat guru menyuruh sang anak untuk kembali duduk ia masih ingin
mematikan kipas angin tersebut dan sang anak juga sulit dalam hal membaca.

Dalam Perkembangan Sosial sang anak sulit bersosialisasi dengan teman-teman


sekelasnya atau orang lain sehingga menyebabkan ia mengalami bullying. Ia juga mengalami
kehilangan rasa percaya dirinya karena ia hanya dipandang sebelah mata saja oleh orang-
orang yang ada disekitarnya. Dengan keterbatasannya dalam hal menanggapi sesuatu ia
malah lebih sering asik bermain dengan hewan yang ada disekitarnya dan mulai tidak mau
bermain dengan teman sebayanya.

Perkembangan emosi pada sang anak, yaitu ia masih belum bisa mengendalikan
emosinya dengan baik dan benar. Ia masih mengalami perubahan seperti mudah tersinggung,
lebih cepat marah, pendiam, merenung dan juga menangis. Dalam film ini sang anak merasa
sangat tertekan dengan sikap ayahnya, guru-guru yang menuntutnya untuk selalu memahami
suatu hal yang ia sendiri pun masih belum bisa memahami walaupun ia sudah berusaha
namun hasilnya akan tetap saja selalu gagal. Hal ini sangat diperlukan peran orangtua untuk
selalu membangun perkembangan emosi pada anak sehingga hal ini lama kelamaan akan
membuat sang anak akan pandai dalam mengontrol emosinya sendiri.

Perkembangan moral-spiritual pada sang anak, yaitu dapat dilihat bagaimana cara
anak mengatakan hal yang jujur mengenai permasalahan dan masalah pertengkaran yang
terjadi dengan temannya dan ia patuh pada perintah orangtuanya yang mengirimkan dia ke
asrama, namun disini sang anak melakukan kebohongan dengan membuat surat izin dengan
alasan berpura-pura sakit untuk membolos sekolah dan pergi sendiri untuk jalan-jalan serta ia
tidak mengerjakan PR karena dengan sikap Ishaan yang demikian sang ayah memberikan
hukuman “punishment”.

Anda mungkin juga menyukai