Anda di halaman 1dari 3

Nama : Uswatun Hasanah

Nim : 1900002021
Semester/Kelas : 3/A
Tanggal : Rabu, 20 Januari 2021
Mata Kuliah : Gangguan Perkembangan AUD

1. Mengapa anak yang memiliki bakat dan kecerdasan istimewa juga digolongkan anak
berkebutuhan khusus (ABK)? Jelaskan argumentasi Anda disertai contoh (skor 40)
Jawab :
Karena anak yang memiliki bakat dan kecerdasan istimewa memerlukan perlakukan khusus
yang harus diberikan. Pada anak yang memiliki bakat dan kecerdasan istimewa memiliki
perkembangan yang tidak serentak, misalnya pada perkembangan intelegensinya sangat cepat
namun pada perkembangan motoric berjalan normal atau bahkan lambat, seperti anak yang
memiliki bakat dan kecerdasan istimewa tulisan tangannya tidak rapi. Selain itu juga dapat
terjadi saat anak berbakat bermain terlihat normal seperti teman sebayanya, tetapi ketika anak
berbakat dimintai ide maka akan mengeluarkan ide yang jauh diatas usia normalnya. Anak
yang memiliki bakat dan kecerdasan istimewa juga perlu perlakuan khusus karena anak ini
tidak hanya belajar lebih cepat, namun pada tingkah laku yang dimunculkan juga sering
mengguankan cara yang berbeda dengan temen-temennya sehingga hal itu akan membuat
kondisi yang kurang menyenangkan, guru juga akan kesulitan untuk mengatur pembelajaran
dikelas. Jika anak berbakat dimasukan kedalam kelas biasa maka akan merugikan guru dan
anak yang normal karena tingkah laku dan pemikiran dari anak berbakat. Selain itu juga akan
merugikan anak berbakat ini, anak akan merasa frustasi/depresi karena tidak mendapatkan
pelayanan yang dibutuhkan. Maka dari itu anak yang memiliki bakat dan kecerdasan istimewa
disebut anak berkebutuhan khusus karena mememang pelayanan yang dibutuhkan harus
dikhususkan tidak bisa disamakana dengan anak normal lainnya.
Contoh kasus
Nama lengkap : Pramudito Nirwikara Adisukresno
Nama panggilan : Dio
TTL : Jogja, 8 Sept 2005
Usia : 14th

Memilih sekolah sebagai tempat untuk menuntut ilmu sangatlah penting, hal ini ungkapan
yang cocok untuk  Pramudito Nirwikara Adisukresno atau sering dipanggil dengan nama Dio.
Setelah 11 tahun lamanya tinggal di Negeri Gajah Putih, Thailand, sejak itu juga Dio belajar
di sekolah Internasional. Pemilihan sekolah internasional sebagai tempat untuk belajar
dilakukan oleh orangtua Dio karena berbagai pertimbangan terkhusus bahasa yang akan
digunakan di sekolah tersebut.  Mencari sekolah cocok bukanlah hal yang mudah bagi orang
tua Dio, apalagi setelah mengetahui keunian dan exceptional learner” yang dimiliki oleh Dio.

Dio awalnya sekolah di sekolah Internasional yang kecil dan jumlah muridnya sedikit. Pada
awal masuk kesekolah tersebut baik-baik saja. Ketika Dio di kelas 1-2 SD dia dangat suka
mengerjakan PR yang membuat orang tuanya senang  dan bahkan guru juga menyatakan
senang dengan kepintaran  yang dimiliki Dio. Setelah kelas 3 SD, Dio mulai mengeluh
dengan Pr walau tetap dikerjakan, bahkan dia trauma karena dipaksa oleh gurunya menulis
jawaban tugasnya di bukunya. Dio  dari kelas 4-5 SD semakin sering mengeluh mengenai RP.
Dio merasa tidak perlu ada PR karena dio sudah mengerti mengenai pembelajaran tersebut.
Dio memang memiliki kemampuan yang lebih, namun tidak ada yang memfasilitasinya.

Setelah mengetahui segala masalah yang dihadapi Dio, orangtuanya akhirnya memutuskan
untuk mencari sekolah yang tepat sesuai kebutuhan Dio. Dio juga dibawa oleh orang tuanya
ke psikolog  dan hasilnya  menyatakan bahwa Dio anak  exceptiomal learner atau disebut
gifted  dimana anak seperti ini hanya  membutuhkan pengulangan 1-2 kali, pembelajaran yang
bersifat “exploring”, bebas terarah. Psikolog menyatakan bahwa Dio tidak perluh diberikan
perawatan ,namun beliau menyarankan orang tuanya dapat memberikan pemahaman terhadap
sesuatu hal yang beleum terjadi seperti sebab-akibat. Pada akhirnya, orang tua Dio
menemukan sekolah yang cocok untuk Dio sesuai kebutuhannya. Ketika pertama kali meihat
sekolah itu, Dio langsung senang. Sistem sekolah tersebut membuat dio semakin cerdas dan
menghasilkan berbagai karya.

2. Pahami ilustrasi cerita berikut: Ibu Ely adalah guru TK B di sekolahnya. Pada tahun ajaran baru
sekolah tempat Ibu Ely bekerja menerima seorang anak didik baru bernama Diaz yang menurut
orangtuanya mengalami keterlambatan bicara (speech delay). Anak tersebut berusia 3 tahun,
tidak jelas dalam pengucapan kata, sulit mengikuti instruksi, dan tidak dapat menjaga kontak
mata lebih dari 5 detik dengan orang lain. Setelah Bu Ely perhatikan, Diaz juga tampak acuh
dengan lingkungan sekitar dan terlihat senang bermain dengan apapun yang berbentuk bundar.
Perilaku Diaz yang ‘berbeda’ tersebut membuatnya sulit berinteraksi dengan teman sebayanya.
Sebagai guru bu Ely menyarankan orangtua Diaz membawanya ke Psikolog untuk diperiksa
lebih lanjut, namun saran ini ditolak oleh keluarga. Mereka tetap berkeyakinan Diaz mengalami
speech delay sama seperti kakaknya dan hanya membutuhkan sosialisasi dengan teman-teman.
Menurut Anda, gangguan apakah yang mungkin diderita oleh Diaz? (skor 30)
Apa yang dapat Anda sarankan untuk dilakukan oleh pihak sekolah? (skor 30)
Jawab :
a. Gangguan yang mungkin diderita oleh Diaz yaitu autis. Diaz dikatakan menderita autis
karena ciri-ciri yang disampaikan pada ilustrasi cerita mengacu pada ciri-ciri yang terjadi
pada penderita autis. Ciri-ciri anak autis yang terjadi juga kepada Diaz yaitu ;
 Kesulitan berkomunikasi, masalah kesulitan komunikasi yang diderita anak autis antara
lain sulit untuk berbicara, menulis, mendengar, membaca dan memahami bahsa isyarat.
Nah, pada ilustrasi cerita Diaz pada usia 3 tahun juga mengalami kesuulitan
berkomunikasi diantaranya keterlambatan bicara, tidak jelas dalam mengucapkan kata,
sulit memahami intruksi dan juga tidak dapat menjaga kontak mata lebih dari 5 detik
dengan orang lain. Hal ini membuatnya sulit untuk berkomunikasi untuk memahami
maksud dari suatu perkataan orang lain sehingga ibu Diaz menduga bahwa Diaz
mengalami keterlambatan berbicara.
 Gangguan dalam berhubungan sosial, selain kesulitan berkomunikasi anak autis juga
mengalami gangguan bersosialisasi. Karena kesulitan berbicara tadi mengakibatkan juga
anak mengalami gangguan sosialisasi anak merasa asik dengan dunianya sendiri,
terkadang anak autis juga kurang responsive atau sensitive terhaap perasaannya sendiri
ataupun orang lain. Pada ilustrasi cerita Diaz juga mengalami gangguan sosialisasi,
karena Diaz perperilaku acuh terhadap lingkungannya dan senang engan permainan yang
berbenuk bundar, itu berarti Diaz merasa asik dengan dunianya sendiri. Perilaku Diaz
yang berbeda itu yang membuatnya sulit untuk berinteraksi dan bersosialisasi dengan
orang lain.
 Gangguan perilaku anak autis yaitu hanya menyukai objek atau topik tertentu, Diaz juga
terlihat mengalami gangguan perilaku ketika Diaz hanya suka dengan permainan yang
berbentuk bundar.
b. Hal yang dapat dilakukan pada penanganan disekolah untuk Diaz yang menderita autis sama
seperti anak autis lainnya, yaitu mendeteksi dini kepada psikolog/dokter tentang gangguan
yang dialami Diaz. Mengkomunikasikan dampak buruknya kepada orangtua jika autis tidak
ditangani dengan tepat. Merencanakan penanganan yang tepat untuk Diaz bersama orangtua,
pihak sekolah dan psikolog/dokter. Pihak sekolah dapat menyediakan terapi-terapi guna
mengurangi perilaku autis. Menggunakan metode belajar yang dapat membantu anak autis,
seperti berbicara dengan kalimat singkat dan jelas atau berbicara secara perlahan, memberi
waktu anak autis untuk memahami perkataan kita, berbicara dengan diikuti Gerakan tubuh
yang sederhana dan selalu memanggil anak dengan namanya.

Respondent: Uswatun Hasanah (Grup: Kelas A) Submitted on: Wednesday, 20 January


2021, 13:31

Anda mungkin juga menyukai