Nim
: 13320157
A. Hasil review
Film Taare Zameen Par menceritakan seorang anak bernama Ishaan Awasthi. Dia adalah
seorang anak berusia delapan tahun yang memiliki kesulitan dalam sekolahnya, bahkan ia tidak
mampu untuk membaca dan menulis. Setiap pelajaran dirasakan sulit baginya dan ia terusmenerus gagal ujian. Kedua orang tuanya, khususnya ayahnya,menganggap Ishaan anak yang
sulit diatur, tingkahnya terlewat batas.
Ayahnya menganggap bahwa anak ini bodoh. Keluhan semua guru hampir sama. Ishaan
sulit dikendalikan. Ayahnya kian frustasi dan memutuskan mengirim Ishaan ke sekolah asrama
yang jauh dari rumah mereka.
Di Asrama, Ram Shankar Nikumbh ditunjuk sebagai guru seni sementara. Tidak seperti
guru-guru lain, Nikumbh membuat mereka belajar dan berpikir keluar dari buku-buku, di luar
empat dinding kelas dan imajinasi mereka. Setiap anak di kelas merespon dengan antusiasme
yang besar kecuali Ishaan. Nikumbh kemudian berusaha untuk memahami Ishaan dan masalahmasalahnya. Nikumbh melihat ada yang berbeda dari seorang Ishaan. Ia menelusuri Ishaan
melalui guru-guru, buku-buku tulisnya, hingga ke rumah orang tua Ishaan.Kisah berlanjut pada
upaya Nikumbh untuk menggali informasi dari orang tua Ishaan. Saat Nikumbh berkunjung ke
rumah Ishaan, ditemuinya ayah Ishaan memang keras kepala. Ia tak mengerti akar permasalahan
Ishaan yakni dyslexia. Hal inilah yang membuat Ishaan kesulitan menyusun huruf,membaca,
berhadapan dengan angka, bahkan menangkap bola pun Ishaan kesulitan.
B. Definisi dan ciri/karakteristik
Dyslexia itu sendiri merupakan sebuah gangguan dalam perkembagan baca-tulis yang
umumnya terjadi pada anak usia 7 hingga 8 tahun. Penderita dyslexia secara fisik tidak akan
terlihat sebagai penderita. Dyslexia tidak hanya terbatas pada ketidakmampuan seseorang untuk
menyusun atau membaca kalimat dalam urutan terbalik tetapi juga dalam berbagai macam urutan,
termasuk dari atas ke bawah, kiri dan kanan, dan sulit menerima perintah yang seharusnya
dilanjutkan ke memori pada otak. Hal ini yang sering menyebabkan penderita dyslexia dianggap
tidak konsentrasi dalam beberapa hal.
Beberapa melihat disleksia sebagai sebuah perbedaan akan kesulitan membaca akibat penyebab
lain, seperti kekurangan non-neurologis dalam penglihatan atau pendengaran atau lemah dalam
memahami instruksi bacaan. Ada 3 aspek kognitif penderita disleksia yaitu Pendengaran,
Penglihatan, dan Perhatian. Disleksia mempengaruhi perkembangan bahasa seseorang.
C. Penyebab
Anak yang menderita dileksia terjadi karena kerusakan otak. Mereka juga menjadi lemah
dalam memori jangka pendek dan keterampilan linguistic dan kognitif lainnya.
kebutuhan
khusus
adalah
melihat
tingkah
laku,
kebiasaan,
dan
permasalahannya. Selain itu melihat hasil kerjaannya dan membandingkan hasil temuan ke
keluarganya. Berbicara dengan penuh kasih saying dan bertanya masalah apa yang dialami
dengan si anak juga sangat membantu.
E. Strategi pembelajaran
Kesulitan belajar adalah suatu kondisi dalam proses belajar yang ditandai dengan
hambatan-hambatan tertentu, dalam mencapai tujuan belajar. Kondisi ini ditandai kesulitan
dalam tugas-tugas akademik, baik disebabkan oleh problem-problem neurologis, maupun
sebab-sebab psikologis lain, sehingga prestasi belajarnya rendah, tidak sesuai dengan potensi
dan usaha yang dilakukan.
Kesulitan belajar tidak selalu disebabkan oleh faktor inteligensi yang rendah (kelainan
mental), akan tetapi juga disebabkan oleh faktor- faktor non- inteligensi. Dengan demikian,
IQ yang tinggi belum tentu menjamin keberhasilan belajar.