Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

ANESTESI LOKAL

Nama : Mauranita Karyn


NIM : 41190384
Tanggal : 20 Februari 2021

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA
YOGYAKARTA
2021

1
1. Jelaskan cara kerja anestesi lokal berkaitan dengan timbulnya potensial aksi pada sel saraf!

Karena potensial aksi terjadi saat terjadi peningkatan permeabilitas membrane sel terhadap ion Na+,
maka cara kerja anestesi lokal adalah dengan menghambat pengiriman ion natrium melalui kanal ion
natrium selektif pada membrane saraf,ini akan mengakibatkan kegagalan permeabilitas, dan karena itu
akan menyebabkan turunnya ambang rangsang, turunnya kecepatan potensial aksi, dan konduksi
impuls akan melambat kemudian akhirnya akan menghasilkan kegagalan konduksi saraf / potensial
aksi tidak akan disebarkan.

Referensi: Andrianne, G., 2015. Pengaruh Anti Inflamasi Non Steroid Terhadap Efektivitas Anestesi
Lokal Pada Gigi Dengan Pulpitis Ireversibel. FKG – UNIVERSITAS TRISAKTI

Samodro, R., Sutiyono, D. and Satoto, H., 2011. Mekanisme Kerja Obat Anestesi Lokal. [online]
Ejournal.undip.ac.id.
(https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6454)

2. A. Sebutkan perbedaan antara golongan obat anestetika lokal golongan ester dan amida!
B. Sebutkan 4 contoh obat dari masing-masing golongan!

A. Anestesi golongan ester memiliki sifat yang relative kurang stabil jika dalam bentuk larutan, masa
kerjanya pendek, biasanya relative tidak bersifat toksik namun dapat memiliki sifat allergen karena
strukturnya mirip dengan para amino benzoic acid (PABA), dan anestesi golongan ester ini di
metabolismekan dalam plasma oleh enzyme pseudocholinesterase. Sedangkan, Anestesi golongan
amida memiliki sifat yang lebih stabil jika berbentuk larutan, dan masa kerjanya lebih Panjang,
golongan amida juga tidak memiliki sifat allergen, golongan anestesi amida akan dimetabolismekan di
dalam hati.

B. Anestesi golongan ester :

 Kokain
 Prokain
 Klorprokain
 Tetrakain

2
Anestesi golongan amida :

 Lidokain
 Prilokain
 Mepivakain
 Etidokain
Referensi: Sinardja,Cythia Dewi. 2016. Local Anesthetic Systemic Toxicity. FK UNUD-RSUP
SANGLAH

3. A. Sebutkan keuntungan dari pemberian vasokonstriktor dalam anestesi lokal!


B. Jelaskan mengapa hal tersebut dapat terjadi!

A. Keuntungan pemberian vasokonstriktor dalam anestesi lokal :


 Meningkatkan kualitas anestesi lokal
 Memperpanjang durasi anestesi loka
 Meminimalkan efek toksik dalam anestesi lokal
 Meminimalkan risiko pendarahan

B. Pemberian Vasokontriktor dalam anestesi lokal akan mengakibatkan terjadinya “vasokontriksi” di area
yang diberikan anestesi, efek vasokontriksi ini akan menyempitkan pembuluh darah sehingga
menurunkan aliran darah menuju area target jadi risiko pendarahan bisa menurun, selain itu juga akan
mengakibatkan absorbsi anestesi lokal berjalan lambat sehingga kadar anestesi lokal dalam darah
menurun, jadi durasi anestesi dapat bertahan lebih lama. Kemudian penurunan anestesi dalam darah ini
akan menurunkan reaksi efek toksisitas juga.
Referensi: Saputra, Devi. 2016. Peningkatan Kadar Glukosa Sesudah Penyuntikan Anestesi Lokal
Menggunakan Adrenalin. FKG-UNIVERSITAS TRISAKTI

4. A. Sebutkan kontraindikasi dari pemberian vasokonstriktor dalam anestesi lokal


berdasarkan penyakit yang diderita pasien! Jelaskan alasannya!
B. Sebutkan kontraindikasi dari pemberian vasokonstriktor dalam anestesi lokal
berdasarkan lokasi pemberiannya! Jelaskan alasannya!

A. Kontraindikasi vasokonstriktor dalam anestesi lokal (berdasarkan penyakit)

 Tekanan darah tinggi (hipertensi)

3
Tidak bisa diberikan vasokonstriktor jenis noradrenalin karena dapat menyebabkan kerja adrenalin
dalam tubuh meningkat sehingga meningkatkan tekanan darah secara signifikan dan berpotensi
menyebabkan hipertensi atau kardiak arithmia.
 Penyakit kardiovaskular
Bisa menyebabkan bradikardi, hipotensi, kolaps kardovaskular, dan dapat memiliki potensi
menimbulkan gagal jantung,namun beberapa jenis vasokonstriktor juga akan mempercepat kerja
jantung dengan cara bekerja pada reseptor beta dan akan berdampak ke beberapa penyakit lain.
Penurunan fungsi jantung dapat ditandai dengan pusing dan pingsan bila pasien tidak dalam keadaan
yang stabil

B. Kontraindikasi vasokonstriktor dalam anestesi lokal (berdasarkan lokasi)

 Pada area yang mengalami infeksi


Jika diberikan pada jaringan yang mengalami infeksi akan menyebabkan organisme yang ada akan
terdesak ke area yang masih sehat dan akan mengakibatkan meluasnya infeksi, selain itu anestesi
akan menambah cairan yang ada dan akan menyebabkan rasa sakit serta penyembuhan daerah
infeksi akan menjadi lambat/terhalang.
 Pada area yang terdapat pus, anestesi tidak akan dapat bekerja secara efektif karena sedikitnya anion
yang akan bisa berpenetrasi menuju membrane saraf dan penguraian kation di saraf hanya sedikit.

Referensi: Rahajoe, Poerwati Soetji. 2018. Pengelolaan Pasien Hipertensi Untuk Perawatan Di
Bidang Kedokteran Gigi. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gajah Mada
Hasanah,Andi Husnul. 2015. Pertimbangan Pemilihan Anestesi Lokal Pada Pasien Dengan Penyakit
Sistemik. FKG Universitas Hasanuddin Makassar

5. Jelaskan 2 faktor yang dapat mempengaruhi onset dari kerja anestetika lokal dan
bagaimana pengaruhnya!

4
 pKa, menentukan keseimbangan kation dan basa, makin rendah pKa makin banyak basa maka onset
akan makin cepat.
 Jaringan yang akan di berikan anestesi, jika anestesi diberikan pada area yang memiliki pH yang tinggi,
maka onsetnya akan cepat, ini dikarenakan di pH tinggi anestesi akan cepat terurai dan terpenetrasi ke
akson lebih cepat.
 Jenis serabut saraf, jenis serabut saraf C yang kecil dan tidak bermielin akan mempercepat onset ,
karena diameternya yang kecil dan tidak memiliki mielin maka anestesi akan cepat berdifusi
 Larut lemak, jika anestesi bersifat larut lemak maka akan meningkatkan daya larut anestesi dan akan
memiliki potensi tinggi untuk berpenetrasi ke dalam membrane sel saraf dan mielin. Jadi onset akan
lebih cepat.

Referensi: Irmaleny.2012.Anestesia lokal dalam prosedur endodontik. PDGI Makassar

6. Jawablah pertanyaan berikut sesuai protokol di praktikum

a) Mengapa harus dilakukan pencukuran bulu marmut?


b) Mengapa pencukuran dilakukan 24 jam sebelum praktikum?

A. Pencukuran bulu marmot harus dilakukan agar bisa melakukan prosedur penyuntikan dengan baik dan
benar, serta agar bisa memaksikan bahwa tempat penyuntikan sudah tepat dan mempermudah
mengamatinya.

B. Pencukuran harus dilakukan 24 jam sebelum praktikum agar tidak adanya iritasi/rasa sakit pada kulit
marmut, sehingga marmut pada saat di lakukannya praktikum aka nada dalam keadaan stabil dan siap
untuk dilakukan prosedur dan pengamataan praktikum.

5
7. Jawablah pertanyaan berikut sesuai protokol di praktikum
a) Bagaimana prosedur penyuntikan anestesi lokal pada hewan coba?
b) Bagaimana memastikan bahwa lokasi injeksi sudah tepat pada pengamatan setelah
injeksi dilakukan?

A. Lakukan uji sensitifitas terlebih dulu di area badan marmut yang sudah dicukur 24 jam yang lalu,
kemudian obat disuntikan secara subkutan (45 derajat), sebanyak 0,25 ml, dengan obat lidokain dikanan
dan lidokain + adrenalin di kiri, kemudian dilingkari dengan pena kurang lebih 2cm.

B. Pada lokasi yang telah dilakukan penyuntikan akan bergelembung tandanya obat sudah masuk, dan bisa
diamati jika lokasi injeksi sudah tepat pada tempatnya.

Anda mungkin juga menyukai