Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Enzim merupakan salah satu protein yang berfungsi sebagai biokatalisator. Katalisator sendiri sendiri
didefinisikan sebagai suatu proses dimana dalam prosesnya senyawa tersebut tidak ikut bereaksi seperti halnya
pada enzim itu sendiri enzim akan terikat sementara pad reaktan dan akan Kembali semula setelah terbentuk
produk. (Saryono, 2011). Salah satu jenis enzim adalah enzim Protoase. Enzim protoase berperan dalam
banyak hal seperti pada fisiologis dan patologis misalnya katabolisme protein, pembekuan darah,
pertumbuhan dan migrasi sel, pengaturan jaringan, dan inflamasi.(Motyan et al.,2013).
Enzim protoase sendiri banyak ditemukan dalam berbagai sumber seperti pada tumbuhan, hewan,
mikroganisme dan lainnya. Salah satu sumber yang ditemukan pada tumbuhan yaitu pada tumbuhan pepapya
terutama dibuahnya yang masih mudah. (Jisha,2013). Buah papaya sendiri banyak ditemukan diIndonesia
karena bauah papaya sendiri tumbuh subur hampir disemua wilayah Indonesia, selain itu buah papaya juga
memiliki banyak manfaat hal ini disebabkan karena dalam buah papaya banyak terdapat senyawa aktif seperti
alkaloid, saponin, dan flavonoid juga memiliki efek antibakterial, antioksidan, serta anti-inflamasi.(Kharisma,
2011)
Maka dari itu, perlu dilakukan percoban serta peneletian lebih lanjut untuk mengetahui aktivitas enzim
papain. Percobaan dilakukan menggunakan metode ekstraksi untuk mengekstrak enzim papain dari sumbernya
dan metode titrasi asam basa untuk mengetahui aktivitas enzim tersebut
1.2 Tujuan
Tujuan dari percobaan ini untuk menentukan aktivitas enzim papain.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
Buah pepaya merupakan tanaman herba dari family Carecacae yang berasal dari Amerika Tengah
dan Hindia Barat bahkan kawasan sekitar daerah tropis maupun sub tropis. Oleh sebab itu buah papaya
sumbuh tubur di Indonesia karena Indonesia sendiri merupakan negara tropis (Aqila, Larasati, 2013). Buah
papaya sendiri mengandung enzim proteolitik (papain dan chymopapain). Papain dalam buah papaya
terdapat pada getahnya dan berbentuk seperti susu yang keluar dari sayatan buah yang masih muda. Enzim
papain berfungsi membantu mencerna protei pada lambung serta digunakan untuk membantu system
pencernaan yang kurang baik, radang labung dan juga digunakan untuk mengurangi ketebalan jaringan
perut. Selain itu getah papaya yang mengandung enzim papain juga bisa digunakan untuk mengobati luka
(Dalimartha dan Adriah, 2013)
Aktivitas enzim papain atau proteolitik sendiri sanga dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain PH,
suhu, kekuatan ionic serta konsentrasi subtrat dan konsentrasi enzim itu sendiri juga adanya reduktor
ataunpun oksidator dan buffer. Pengujian aktivitas enzim sendiri dilakuakn untuk mengetahui atau
mengukur kemampuan enzim menghidrolisis atau menguraian protein menjadi suatu asam-asam amino.
(Soda, 2013)
Aktivitas enzim papain sendiri ditandai dengan adanya proses pemecah substrat menjadi produk
oleh gugus histidin serta sisi aktif enzim. Beveridge (1996) memaparkan bahwa selama proses katalisis hidrolisis
gugus-gugus amida, mula-mula gugus sistein (Cys-25) yang bersifat sangat reaktif berikatan dengan substrat pada
sisi aktif papain akan dihasilkan ikatan kovalen substrat dengan enzim yang berbentuk tetrahedral. Selanjutnya
gugus histidin (His-159) terprotonasi sehingga berikatan dengan nitrogen yang terdapat di dalam substrat. Akibatnya
gugus amin pada substrat terdifusi dan kedudukannya digantikan oleh molekul-molekul air yang pada akhirnya
menghidrolisis hasil intermediet sehingga mengembalikan enzim ke dalam bentuk dan fungsinya seperti semula.
Dalam uji aktivitas enzim papain, metode yang digunakan adalah metode titrasi basah. Metode ini
dinilai cocok karena metode ini merupakan metode analisis kuantitatif untuk menentukan konsentrasi suatu
zat yang terkandung dalam sebuah senyawa maupun larutan. Dalam titrasi asam basa sendiri juga
ditentukan oleh indicator yang berfungsi sebgai penanda titik akhir titrasi (Ratnasari, dkk 2016)
2.2 Tinjauan Bahan
2.2.1 Susu skim
Susu skim merupakan susu yang merupakan susu yang kadar lemaknya telah dikurangi sampai
kadarnya dibawah batas minimal yang telah ditetapkan. Susu skim sendiri merupakan susu yang tertinggal
sesudah proses pembuatan krim yang krimnya telah diambil sebagaian atau seluruhnya. Kandungan yang
terdapat dalam susu skim antara lain (Herawati, 2011)

2.2.2 Formaldehid
Formaldehid atau Formalin merupakan senyawa kimia yang terdapat 10-15% metanol untuk
mencegah polimerisasi. Mempunyai rumus H2CO, formaldehid juga sangat reaktif. Larutan formaldehid
merupakan senyawa berbahaya dan beracun. (Handayani dan Mutiara, 2020)

2.2.3 Indikator pp
Indicator pp merupakan idnikator yang sering digunakan dalam titrasi asam basa. Indicator ini
sendiri mempunyai trayek atau rentang ph dikisaran angka 8-9,6. Biasanya Ketika titrasi telah mengalami
titik akhir titrasi akan ditandai perubahan warna dari bening ke merah mudah (Indira, 2015)
Indicator ini merupakan salah satu jenis indicator sintesis yang dijual dipasaran dengan harga yang
relative mahal serta dapat menyebabkan polusi kimia. Harga yang mahal disebabkan karena ketersediaan
yang terbatas serta biaya produksinya juga relative mahal. (Nuryanti, dkk,. 2010)
2.2.4 NaOH
Natrium hidroksida (NaOH) atau yang sering dikenal dengan sebagai soda kaustik atau soda api
adalah sejenis basa logam kaustik. NaOH biasa digunakan diberbagai macam industry. Larutan NaOH juga
biasanya digunakan untuk reaksi dengan asam lemah selain itu NaOH juga digunakan untuk
mengendapkan logam berat serta mengontrol keasaman. (Riana, Glory. 2012)
2.2.5 Aquades
Akuades merupakan hasil penyulingan air melalui proses distilasi. Karena itu, akuades juga
disebut sebagai air murni karena tidak terkandung mineral didalmnya

BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah waterbath, buret, neraca analitik, erlenmeyer, gelas ukur
50 ml, corong, kertas saring, bola hisap, gelas beker 250 ml, pipet volume 10 ml, pengaduk, pipet tetes,
blender, penyangga, dan statif.

3.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah buah pepaya muda, susu skim 5%, formaldehida,
kertas saring, akuades, indikator pp, dan NaOH 0,1 N.

3.3 Cara Kerja

3.3.1 Ekstraksi Enzim Papain

Lima puluh gram buah pepaya dipotong kecil-kecil ditambahkan 100 mL akuades. Setelah itu,
dihaluskan menggunakan blender dan diambil filtratnya. Filtrat yang diperoleh merupakan ekstrak kasar
enzim papain. Filtrat dibuat tiga konsentrasi yang berbeda yaitu 20%. 30% dan 40%.

3.3.2 Uji Aktivitas Enzim Papain

Susu skim 5% dimasukkan ke dalam empat erlenmeyer (E1, E2, E3 dan E4) yang masing-masing
berisi 40 mL larutan. Kemudian, tiga buah erlenmeyer (E1, E2, E3) dimasukkan dalam waterbath pada
suhu 37 °C selama 10 menit, sedangkan erlenmeyer sisa (E4) dibiarkan pada suhu ruang. Ketiga
erlenmeyer (E1, E2 dan E3) masing-masing ditambahkan 10 mL ekstrak kasar enzim papain, sedangkan
erlenmeyer sisa (E4) ditambahkan 10 mL akuades. Semua erlenmeyer diinkubasi pada suhu 37 C selama 1
jam dan ditambah 2 mL formaldehida. Kemudian, ditambahkan 3 tetes indikator pp dan dititrasi
menggunakan NaOH 0,1 N.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tabel pengamatan

4.1.1 Ekstraksi Enzim Papain

Perlakuan Hasil
Dipotong dan Ditimbang buah papaya Didapat 50 gram buah papaya kecil-kecil
sebanyak 50 gram
Ditambah 100 mL akuades dan diblender Didapat buah papaya halus
Disaring papaya halus menggunakan kertas Didapat filtrat dan endapan buah pepaya
saring
Diambil filtrat dan dibuat larutan dengan Larutan papaya sebanyak 4 mL, 6 mL, dan
konsentrasi 20%, 30%, dan 40% dalam 20 8 mL untuk konsentrasi 20%, 30%, dan
mL 40% dalam 20 mL

4.1.2 Uji Aktivitas Enzim Papain

Perlakuan Hasil
Dibuat 10 gram susu skim 5% dalam 200 Didapat 200 mL susu skim
mL
Dimasukkan 40 mL susu skim kedalam 4 Didapat 40 mL susu skim dalam 4
erlenmeyer (E1, E2, E3, E4) erlenmeyer
Diinkubasi Erlenmeyer 1, 2, dan 3 pada Didapat Erlenmeyer 1, 2, dan 3 hasil
suhu 37oC selama 10 menit dan Erlenmeyer inkubasi pada suhu 37oC
4 dibiarkan pada suhu ruang
Ditambahkan 10 mL ekstrak papain pada Didapat campuran ekstrak papin pada E1,
E1, E2, dan E3 dan ditambah 10 mL E2, dan E3 dan larutan susu skim pada E4
akuades pada E4
Ditambahkan 2 mL formaldehid pada Didapat 2 mL formaldehid pada masing-
masing-masing erlenmeyer masing Erlenmeyer
Ditambah 3 tetes indikator PP pada masing- Didapat 3 tetes indikator PP pada masing-
masing erlenmeyer masing erlenmeyer
Dititrasi dengan NaOH 0,1 N hingga Didapat titik akhir titrasi
berubah warna menjadi merah muda E1 = 0,5 mL
E2 = 0,5 mL
E3 = 0,8 mL
E4 = 0,3 mL

4.2 Fungsi perlakuan dan bahan

4.2.1 Isolasi papain dan buah papaya mudah

Adapun Langkah pertama yang dilakukan adalah dengan memotong buah papaya dan
mmenimbangnya sebanyak 50 gram kemudian dimasukkan kedalam bleder serta ditambahkan 100 ml air
agar lebih mudah dihaluskan. Tujuan dari dihaluskannya buah papaya adalah untuk memperoleh ekstrak
kasar enzim melalui mekanisme pemecahan sel – sel daging buah papaya (Noviyanti, 2012). Langkah
selanjutnya adalah dengan menyaring buah papaya yang sudah dihaluskan dan menjadi bubur dengan
menggunakan kertas saring serta dibuat variasi konsentrasi yaitu mulai dari 20%, 30%, dan 40% dalam 20
ml. penyaringan berfungsi agar ektak buah papaya terpisah dari residunya dan pembuatan variasi bertujuan
sebagai pembanding saat dilakukannya uji aktivitas enzim.

4.2.2 Uji aktivitas enzim papain

Langkah pertama yang dilakukan adalah dengan menimbang susu skim, serta
dilarutan dengan akuades dan diberi label yang kemudian dihomogenkan. penambahan
aquades berfungsi sebagai pelarut dan fungsi dari penghomogenan adalah agar susu skim
dan akuades dapat tercampur atau bereaksi dengan baik. Susu skim digunakan karena
dalam susu skim sendiri terkadnung banyak protein serta bebas lemak. Susu skim
berfungsi sebagai subtract. Langkah selanjutnya adalah dengan memasukkan larutan
susu skim ini ke dalam Erlemeyer 40 mL (E1, E2, E3, E4). Kemudian diinkubator pada
suhu 37°C selama 10 menit. Tujuannya adalah untuk mengatur suhu tersebut agar kedua
enzim dapat bekerja secara normal. Meskipun E4 dibiarkan pada suhu ruangan, perlakuan
terhadap E4 berbeda karena, E4 digunakan sebagai blanko, standar atau kontrol. Langkah
berikutnya adalah semua erlenmyer diinkubasi pada suhu 37° C selama 1 jam dengan
tujuan agar enzim dapat bekerja secara optimal. Kemudian ditambahkan formaldehida
guna menghalangi gugus amino dalam asam amino. Selain itu, terbentuk gugus dimetil
yang menunjukkan bahwa asam amino telah terikat dan tidak akan mempengaruhi reaksi
antara asam dan basa NaOH, sehingga ujung titrasi dapat dihentikan dengan tepat.
Kemudian tambahkan 3 tetes indikator pp. Indikator pp akan menghasilkan perubahan
warna yang cerah di akhir titrasi, karena pp adalah asam yang sangat lemah dalam
keadaan tidak terionisasi. Kemudian gunakan titrasi 0,1 M, yang menggunakan NaOH
sebagai titran yang menghasikkan Warna yang berubah dari putih menjadi merah muda.
Hasil volume titrasi yang diperoleh pada E1 sebesar 0,5 mL, volume E2 sebesar 0,5 mL,
volume pada E3 sebesar 0,8 mL dan pada E4 sebanyak 0,3 mL. adapun reaksi yang
terjadi yaitu sebagai berikut:
Setelah melakukan perhitungan, didapatkan nilai aktivitas enzim pada E1 = 0.00002334667 U/ml; E2 =
0.00001556444 U/ml; dan E3 = 0,00002918333 U/ml. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Permanasari, dkk. (2018), semakin tinggi konsentrasi suatu enzim maka laju reaksi antara enzim dan substrat
akan meningkat sehingga aktivitas enzim juga meningkat. Akan tetapi, aktivitas enzim pada E1 dengan
konsentrasi enzim 20% lebih besar daripada E2 dengan konsentrasi enzim 30%.

Anda mungkin juga menyukai