Isu End of Life Keperawatan Kritis
Isu End of Life Keperawatan Kritis
PENDAHULUAN
yang kritis atau pasien yang tidak stabil. Untuk pasien yang kritis, pernyataan
penting yang harus dipahami perawat ialah “waktu adalah vital”. Sedangkan
Istilah kritis memiliki arti yang luas penilaian dan evaluasi secara cermat dan
penyelesaian/jalan keluar.
dihadapkan secara rinci dengan manusia (pasien) dan bertanggung jawab atas
yang resmi yang bertanggung jawab untuk memastikan pasien dengan sakit
1
kritis, dan lingkungan yang memberikan sumber-sumber adekuat untuk
pemberian perawatan.
Pasien kritis adalah pasien dengan perburukan patofisiologi yang cepat yang
rumah sakit terdiri dari: Unit Gawat Darurat (UGD) dimana pasien diatasi
untuk pertama kali, unit perawatan intensif (ICU) adalah bagian untuk
unit perawatan intensif koroner Intensive Care Coronary Unit (ICCU). Baik
UGD, ICU, maupun ICCU adalah unit perawatan pasien kritis dimana
perburukan patofisiologi dapat terjadi secara cepat yang dapat berakhir dengan
kematian. Oleh karena itu disini penulis ingin membahas tentang isu end of
2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
End of life care bertujuan untuk membantu orang hidup dengan sebaik-
baiknya dan meninggal dengan bermartabat (Curie, 2014). End of life care
Jadi dapat disimpulkan bahwa End of life care merupaka salah satu
3
akhir hidupnya, tindakan ini bertujuan untuk membuat orang hidup dengan
4
maka menahan atau menarik intervensi untuk mempertahankan hidup
sekarat.
sama untuk membuat keputusan bagi pasien yang kurang bisa dalam
5
bagi pasien.Pasien memiliki hak untuk menerima perawatan yang
h. Perbaikan terus-menerus
perawatan end of life pasien yaitu :1) bebas nyeri, 2) merasa nyaman, 3)
Bebas dari penderitaan atau gejala disstres adalah hal yang utama
(Lenz, Suffe, Gift, Pugh, & Milligan, 1995; Pain terms, 1979).
2. Pengalaman Menyenangkan
6
Nyaman atau perasaan menyenangkan didefinisikan secara inclusive
keadaan tenteram dan damai, dan apapaun yang membuat hidup terasa
etik otonomi atau rasa hormat untuk orang, yang mana pada tahap ini
states, 1978).
4. Merasakan Damai
dimensi spiritual.
7
Kedekatan adalah “perasaan menghubungkan antara antara manusia
dengan orang yang menerima pelayanan” (Ruland & Moore, 1998). Ini
Mati klinis ditandai dengan henti nafas dan jantung (sirkulasi) serta
berhentinya aktivitas otak tetapi tidak irreversibel dalam arti masih dapat
Mati biologis merupakan kelanjutan mati klinis apabila pada saat mati
klinis tidak dilakukan resusitasi jantung paru. Mati biologis berarti tiap
organ tubuh secara biologis akan mati dengan urutan : otak, jantung,
ginjal, paru-paru, dan hati. Hal ini disebabkan karena daya tahan hidup
tiap organ berbeda-beda, sehingga kematian seluler pada tiap organ terjadi
8
terjadi mati klinis. kembali) setelah mati
biologis.
Organ dalam Organ dalam tubuh dapat Organ dalam tubuh tidak
transplantasi.
Sifat Reversibel / dapat kembali Ireversibel/ tidak dapat
kembali
Pemerikasaan Pemeriksaan keadaan klinis Pemeriksaan keadaan klinis
tanpa bantuan
4) Berhentinya aktivitas
cardiaovaskuler
5) Gambaran gelombang
otak datar
9
Do Not Resuscitate (DNR) atau Jangan Lakukan Resusitasi merupakan
pasien. Pesan ini berguna untuk mencegah tindakan yang tidak perlu
(CPR) ketika jantung atau nafasnya terhenti. Form DNR ditulis oleh
dokter setelah membahas akibat dan manfaat dari CPR dengan pasien
2010).
10
Resuscitate) mengisyaratkan bahwa resusitasi yang dilakukan akan
melibatkan tiga prinsip moral yang dapat dikaji oleh perawat, yaitu
2. Tahapan DNR
11
atau oleh pembuatan keputusahan yang diakui atau dipercaya oleh
( Breault 2011).
12
keluarga diberikan informasi mengenai kondisi pasien dan rencana
pasien DNR tidak berbeda dengan pasien lain pada umumnya, perawat
13
mereka bekerja, dan diharapkan dapat berkerja sama dengan dokter
14
yang dikemukakan AHA, bahwa jika RJP yang dilakukan tidak
1) Prinsip etik otonomy
2009).
15
2) Prinsip etik beneficence
Sampurna, 2009).
3) Prinsip etik nonmalefecience
16
perawat membantu dokter dalam mempertimbangkan apakah RJP
dibuat.
5. Dilema Etik
17
dan HCU yaitu semua bantuan kecuali RJP (DNAR = Do Not Attempt
kegagalan jantung, paru atau organ lain, atau dalam tingkat akhir
label DNR dan kondisi dilema itu sendiri. Timbulnya dilema psikis ini
mata uang bagi perawat, disatu sisi harus menerima bahwa pemberian
tindakan CPR sudah tidak lagi efektif untuk pasien namun di sisi lain
18
2015). Perasaan empati juga dapat dirasakan oleh perawat karena
yang ada dan tidak adekuatnya sumber informasi DNR yang dimiliki
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
19
End of life merupakan salah satu tindakan yang membantu meningkatkan
life care adalah perawatan yang diberikan kepada orang-orang yang berada di
bulan atau tahun terakhir kehidupan mereka (NHS Choice, 2015). End of life
bagian penting dari keperawatan paliatif yang diperuntukkan bagi pasien yang
End of life care bertujuan untuk membantu orang hidup dengan sebaik-
baiknya dan meninggal dengan bermartabat (Curie, 2014). End of life care
Jadi dapat disimpulkan bahwa End of life care merupaka salah satu tindakan
DAFTAR PUSTAKA
Beckstrand., et, al. (2015). Rural Emergency Nurse’s End of Life care obstacle
experiences: stories from the last frontier. Journal Of Emergency Nursing.
20
Braun, V & Clark, V. (2006). Using Thematic Analysis in Psychologi. Qualitative
Research in Psychology 3 (77-101).
Decker, K., Lee, S., & Morphet, J. (2015). The experiences of emergency nurses
in providing end-of-life care to patients in the emergency department.
Fridh, I., Forsberg, A., & Bergbom, I. (2009). Doing one’s utmost: Nurses'
descriptions of caring for dying patients in an intensive care environment.
Intensive and Critical Care Nursing, 25(5), 233–241.
Hudak, C., & Gallo, B. (2010). Keperawatan kritis pendekatan holistik (Edisi 6.
Vol. 1). Jakarta: Buku Kedokteran EGC. (Hockenberry &Wilson,
2005) Laporan Tahunan RSUD dr. Saiful Anwar (2014)
Wolf, L,. A., Altair M. D, et al. (2015). Exploring the management of death:
Emergency nurses’ perceptions of Challenges and facilitators in the Provision of
end-of-life care in the Emergency department. Journal Of Emergency Nursing. 41
(5) : e23-e33
21