Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN

AKUT MIELOGENUS LEUKEMIA

Disusun Oleh:

Dina Setia Ningrum


G3A020004

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Leukemia Mieloid Akut (LMA) adalah salah satu kanker darah yang ditandai
dengan transformasi ganas dan gangguan diferensiasi sel-sel progenitor dari seri mieloid.
Bila tidak diobati, penyakit ini akan mengakibatkan kematian secara cepat dalam waktu
beberapa minggu sampai bulan sesudah diagnosis (Kurnianda, 2009).
Patogenesis utama LMA adalah adanya blokade maturitas yang menyebabkan
proses diferensiasi sel-sel seri mieloid terhenti pada sel-sel muda blast, hal ini
mengakibatkan terjadinya akumulasi sel blast tersebut di sumsum tulang. Akumulasi ini
akan menyebabkan gangguan hematopoesis normal dan pada akhirnya mengakibatkan
sindrom kegagalan sumsum tulang yang ditandai dengan sitopenia (anemia, leukopenia
dan trombositopenia). Hal ini menyebabkan munculnya tanda dan gejala utama LMA
berupa rasa lelah, perdarahan dan mudah infeksi. Selain itu bisa juga terjadi infiltrasi sel
blast ke organ yang akan menimbulkan tanda dan gejala bervariasi tergantung organ yang
diinfiltrasi (Kurnianda, 2009). Oleh karena itu pemeriksaan fisik, darah lengkap dan
sumsum tulang termasuk langkah awal yang penting dalam diagnosis pasien LMA.
Keberhasilan pengobatan LMA di Indonesia masih sangat rendah bila
dibandingkan laporan penelitian dari negara lain. Faktor yang paling berperan terhadap
hal ini adalah kematian yang tinggi akibat infeksi berat atau sepsis (Sjakti et al, 2012).
Hal ini juga berkaitan erat dengan kualitas pelayanan pendukung dan infrastruktur
lainnya yang masih terbatas di negara berkembang (Howard et al, 2008).
Oleh karena itu edukasi dan promosi kesehatan terhadap leukemia harus
dilakukan supaya orang tua dan kelompok masyarakat berisiko tinggi dapat mengenali
tanda dan gejala leukemia. Pasien leukemia dan orang tua juga harus diberikan edukasi
mengenai aspek penanganan dan perawatan leukemia, baik di rumah sakit maupun di
rumah. Edukasi tersebut harus mencakup tanda bahaya yang harus segera mendapat
perawatan secepatnya. Hal lain yang perlu diedukasi adalah supaya pasien dan keluarga
tidak mencari pengobatan alternatif yang tidak jelas manfaatnya dan malah berpotensi
memperburuk kondisi pasien. Pasien dan keluarga sebaiknya berdiskusi terlebih dahulu
dengan dokter yang merawat pasien sebelum mencoba terapi alternatif.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan Ny.U mengetahui tentang Leukemia.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan, diharapkan Ny.U dan keluarga mampu :
a. Melakukan tindakan pencegahan terhadap penyakit leukemia (kanker darah)
dengan cara menyebutkan pengertian penyakit leukemia, menyebutkan
penyebab timbulnya penyakit leukemia, menyebutkan jenis-jenis penyakit yang
termasuk leukimia
b. Melakukan deteksi dini terhadap anggota keluarga yang terkena penyakit
leukemia, mengenal dan menyebutkan gejala bila keluarga terkena penyakit
leukemia, mengenal dan menyebutkan tanda bahaya leukemia.
c. Melakukan tindakan pertolongan pertama terhadap anggota keluarga yang
terkena penyakit leukemia, menyebutkan tindakan-tindakan penting yang dapat
dilakukan untuk mencegah dan pengobatan penyakit leukemia, menyebutkan
cara-cara perawatan pada pasien dengan leukemia

C. Sasaran
Ny. U dan keluarga
BAB II
DESKRIPSI KASUS

A. Karakteristik Sasaran
Karakteristik sasaran pada penyuluhan kali ini yaitu Ny. U selaku ibu pasien An. M
usia 37 tahun, pendidikan terakhir SMA, pekerjaan pegawai swasta, suku jawa, alamat
Wonosalam Demak. Dan adapun karakteristik anggota keluarga yang lain yaitu Tn. A
usia 35 tahun, hubungan dengan pasien ayah, pendidikan terakhir SMA, pekerjaan
pegawai swasta, suku jawa agama islam, alamat Wonosalam Demak.
B. Prinsip Pembelajaran Pendidikan Kesehatan
Promosi kesehatan dan edukasi orang tua dengan anak terdiagnosa leukemia
sebaiknya dilakukan berupa sesi kelas atau seminar. Bahan pelajaran terdiri dari 3 sesi:
Sesi pertama: pembahasan mengenai leukemia, tata laksana terapeutik, efek penyakit
leukemia dan terapeutik (kemoterapi) pada anak, strategi mengatasi hal ini bagi keluarga
pasien untuk menolong anak melalui masa sulit.
Sesi kedua: bagaimana berkomunikasi dengan anak leukemia, dampak leukemia pada
berbagai aspek kehidupan anak dan solusinya untuk meningkatkan kualitas hidup anak
BAB III
METODOLOGI PENDIDIKAN KESEHATAN

A. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya jawab
B. Media Pembelajaran
1. Leaflet
2. Lembar balik (PPT)
C. Kegiatan Belajar Mengajar

Media dan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
Metode
1. 3 menit Pembukaan :
·      Membuka kegiatan dengan ·         Menjawab Salam Ceramah
mengucapkan salam ·         Mendengarkan
·      Menjelaskan tujuan dari ·         Memperhatikan
penyuluhan
·      Menyebutkan materi yang
akan diberikan
2. 15 menit Pelaksanaan : Ceramah
·      Menjelaskan tentang ·         Memperhatikan dengan
pengertian leukemia ·         Mendengarkan menggunakan
·      Menjelaskan tentang ·         Bertanya dan flipchart dan
macam-macam penyebab menjawab membagikan
leukemia pertanyaan yang leaflet dan
·      Menjelaskan klasifikasi diajukan poster
penyakit leukemia
·      Menjelaskan cara
pencegahan dan pengobatan
leukemia
·      Menjelaskan cara
perawatan pasien dengan
leukemia
·      Memberikan kesempatan
kepada peserta untuk
bertanya

3. 10 menit Evaluasi :
·      Menanyakan kepada peserta ·         Menjawab Tanya Jawab
tentang materi yang telah Pertanyaan
diberikan, dan reinforcement
kepada Ny.R dan keluarga
yang dapat menjawab
pertanyaan
4. 2 menit Evaluasi :
·      Menyampaikan ·         Mendengakan Ceramah
Kesimpulan ·         Menjawab salam
·      Mengucapkan salam
penutup

D. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan kegiatan penyuluhan yaitu 15 menit.

E. Faktor Risiko Terjadinya Hambatan


Keluarga pasien yang kemungkinan menolak untuk diberikan penyuluhan
F. Antisipasi Meminimalkan Hambatan
Diberikan pengertian pelan-pelan dan keuntungan menerima penyuluhan
G. Pengorganisasian
1. Penyuluh
a. Pelaksanaan pemberi pendidikan kesehatan, menjawab, mengarahkan proses acara
b. Mengawasi dan membantu jalannya pendidikan kesehatan
c. Mengatur pemerataan diskusi
d. Mendokumentasikan seluruh acara
2. Keluarga
a. Mengikuti penjelasan penyuluh
b. Menjawab pertanyaan penyuluh
c. Menanyakan hal-hal yang belum dimengerti kepada penyuluh
H. Metode Evaluasi
Metode evaluasi yang dilakukan adalah dengan memberikan pertanyaan secara lisan
ataupun secara tertulis dengan menanyakan pertanyaan berkaitan dengan materi yang
diberikan
I. Alat Evaluasi
Alat evaluasi yang digunakan adalah lembar evaluasi beserta bolpoint

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan kesehatan tentang akut myeloid leukemia telah dilakukan pada Ny. U
dan anggota keluarga berjalan dengan lancer.
B. Evaluasi Struktur
1. Pemberitahuan pada Ny. U dan anggota keluarga bahwa akan dilakukan
pendidikan kesehatan tentang Leukemia Mieloid Akut
2. Materi, media pendidikan kesehatan tersedia
3. Preplanning dikonsulkan ke pembimbing 1 hari sebelum pendidikan kesehatan
4. Tempat pendidikan kesehatan di rumah sakit
C. Evaluasi Proses
1. Orang tua pasien kooperatif selama dilakukan pendidikan kesehatan
2. Pendidikan kesehatan dilakukan sesuai materi dan waktu yang telah ditetapkan
3. Mahasiswa bertugas sesuai perannya
4. Orang tua dan keluarga aktif dalam diskusi atau Tanya jawab
D. Evaluasi Hasil
1. Orang tua dan keluarga mampu melakukan tindakan pencegahan terhadap
penyakit leukemia (kanker darah) dengan cara menyebutkan pengertian penyakit
leukemia, menyebutkan penyebab timbulnya penyakit leukemia, menyebutkan
jenis-jenis penyakit yang termasuk leukimia
2. Orang tua dan keluarga mampu melakukan deteksi dini terhadap anggota keluarga
yang terkena penyakit leukemia, mengenal dan menyebutkan gejala bila keluarga
terkena penyakit leukemia, mengenal dan menyebutkan tanda bahaya leukemia.
d. Orang tua dan keluarga mampu melakukan tindakan pertolongan pertama
terhadap anggota keluarga yang terkena penyakit leukemia, menyebutkan
tindakan-tindakan penting yang dapat dilakukan untuk mencegah dan
pengobatan penyakit leukemia, menyebutkan cara-cara perawatan pada pasien
dengan leukemia

DAFTAR PUSTAKA
Long C Barbara,Perawatan Medikal Bedah (Suatu pendekatan proses Keperawatan),
YayasanIkatan alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran, Bandung, 1996.
Smeltzer C. Suzannne, (2002 ),Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Alih Bahasa
AndryHartono, dkk., Jakarta, EGC.
D o e n g e s , E M . ( 2 0 0 0 ) , Rencana Asuhan Keperawatan; Pedoman untuk
Perencanaan danPendokumentasian Perawatan Pasien, A li h Ba ha s a I M ad e K a ri as a,
d kk . (2 00 1) , Jakarta, EGC.
Price, S.A. R. Wilson CL (1991),Pathophisiology Clinical Concept of Disease
Process,AlihB ah as a A d ji D h ar ma ( 19 95 ), Patofisiologi Konsep Klinik Proses-Proses
Penyakit, Jakarta, EGC.
Soeparman. 1990. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta : Balai penerbit FKUIS. Heru
Adi. 1995.Kesehatan Masyarakat. Jakarta. : EGC
Mansjoer, Arief. Et all. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius.

Materi Penyuluhan
LEUKEMIA (KANKER DARAH)
A. DEFINISI
Suatu gangguan atau kelainanan darah yang diturunkan dengan ditandai
anemia,perdarahan dan infeksi.Leukemia Akut adalah suatu keganasan primer
sumsum tulang yang berakibatterdesaknya komponen darah abnormal (blastosit),
disertai penyebaran ke organ-organ lain.(Pedoman Diagnosis Dan Terapi Ilmu Kesehatan
Anak. Fakultas Kedokteran Unair & RSUD dr Soetomo Surabaya,1994). Le uk im i a
a ku t a da la h s u at u k eg an as an pa da al at pe mb ua t sel da ra h
b er up a proliferasi patologis sel hemopoitik muda yang ditandai oleh adanya kegagalan
sum-sum tulangdalam membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan
tubuh lain (Kapita SelektaKedokteran 2, Tahun 2000)
B. KLASIFIKASI LEUKEMIA
1.  Leukemia Mielogenus Akut (LMA)LM A me ng en ai s el s te m he ma to po et i k
ya ng ke la k b er di fe re ns ia s i ke s em ua s e l m ie lo id ; monosit, granulosit
(basofil, netrofil, eosinofil), eritrosit, dan trombosit. Semua kelompok usiadapat
terkena. Insidensi meningkat sesuai dengan bertambahnya usia. Merupakan
leukemianonlimfositik yang paling sering terjadi.
2. Leukemia Mielogenus Krinis (LMK)LMK juga dimasukkan dalam sistem
keganasan sel stem mieloid. Namu lebih banyak selnormal dibanding bentuk
akut, sehingga penyakit ini lebih ringan. LMK jarang menyerang individu
dibawah 20 tahun. Manifestasi mirip dengan gambaran LMA tetapi dengan tanda
dang e j a l a y a n g l e b i h r i n g a n . P a s i e n m e n u n j u k k a n t a n p a g e j a l a
s e l a m a b e r t a h u n - t a h u n , peningkatan leukosit kadang sampai jumlah yang luar biasa,
limpa membesar.
3. Leukemia Limfositik Kronis (LLK)LLK merupakan kelainan ringan mengenai individu usia
50 – 70 tahun. Manifestasi klinis pasientidak menunjukkan gejala. Penyakit baru
terdiagnosa saat pemeriksaan fisik atau penangananpenyakit.
4. Leukemia Limfositik Akut (LLA)LLA dianggap sebagai proliferasi ganas limfoblast.
Sering terjadi pada anak-anak, laki-laki lebihbanyak dibandingkan perempuan.
Puncak insiden usia 4 tahun, setelah usia 15 tahun. LLA  j ar an g t er ja di .
Li mf os it i mm at ur b er pr ol if er as i da la m s u ms um t ul an g d an ja ri ng an
pe ri fe r   sehingga mengganggu perkembangan sel normal.
C. PENYEBAB LEUKEMIA
1.  Faktor genetik : virus tertentu meyebabkan terjadinya perubahan struktur
gen ( T cellleukemia-lymphoma virus/HTLV)
2. Radiasi ionisasi : lingkungan kerja, pranatal, pengobatan kanker sebelumnya
3. Terpapar zat-zat kimiawi seperti benzen, arsen, kloramfenikol,
fenilbutazon, dan agenanti neoplastik.
4. Obat-obat imunosupresif, obat karsinogenik seperti diethylstilbestrol
5. Faktor herediter, misalnya pada kembar monozigot 6 . K e l a i n a n
kromosom : Sindrom\ Bloom’s, trisomi 21 (Sindrom Down’s),
Trisomi G(Sindrom Klinefelter’s), Sindrom fanconi’s,
K r o m o s o m P h i l a d e l p h i a p o s i t i f , Telangiektasis ataksia.

D. TANDA DAN GEJALA LEUKEMIA


1. Anemia
Disebabkan karena produksi sel darah merah kurang akibat dari kegagalan sumsum
tulangmemproduksi sel darah merah. Ditandai dengan berkurangnya
konsentrasi hemoglobin,tu ru nn ya he ma to kr i t, ju ml ah s el da ra h m er ah
k ur an g. A n ak ya ng m en de ri ta l eu ke mi a mengalami pucat, mudah lelah,
kadang-kadang sesak nafas.
2. Suhu tubuh tinggi dan mudah infeksi
Disebabkan karena adanya penurunan leukosit, secara otomatis akan
menurunkan dayatahan tubuh karena leukosit yang berfungsi untuk
mempertahankan daya tahan tubuh tidakdapat bekerja secara optimal.
3. Perdarahan
Tanda-tanda perdarahan dapat dilihat dan dikaji dari adanya perdarahan
mukosa sepertig u s i , h i d u n g ( e p i s t a x i s ) a t a u p e r d a r a h a n b a w a h
k u l i t y a n g s e r i n g d i s e b u t p e t e k i a . Perdarahan ini dapat terjadi secara
spontan atau karena trauma. Apabila kadar trombositsangat rendah, perdarahan dapat
terjadi secara spontan.
4. Penurunan kesadaranDisebabkan karena adanya infiltrasi sel-sel abnormal ke otak dapat
menyebabkan berbagaigangguan seperti kejang sampai koma.
5. Penurunan nafsu makan
6. Kelemahan dan kelelahan fisik
a. Aktivitas : kelelahan, kelemahan, malaise, kelelahan otot.
b. Sirkulasi :palpitasi, takikardi, mur-mur jantung, membran mukosa pucat.
c. Eliminsi : diare, nyeri tekan perianal, darah merah terang, feses hitam,
penurunanhaluaran urin.
d. Integritas ego : perasaan tidak berdaya, menarik diri, takut, mudah
terangsang,ansietas.
e. Makanan/cairan: anoreksia, muntah, perubahan rasa, faringitis, penurunan BB
dandisfagia
f. Neurosensori : penurunan koordinasi, disorientasi, pusing kesemutan,
parestesia,aktivitas kejang, otot mudah terangsang.
g.  Nyeri : nyeri abomen, sakit kepala, nyeri sendi, perilaku hati-hati gelisah
h. Pernafasan : nafas pendek, batuk, dispneu, takipneu, ronkhi, gemericik,
penurunanbunyi nafas
i. Keamanan : gangguan penglihatan, perdarahan spontan tidak
terkontrol, demam,infeksi, kemerahan, purpura, pembesaran nodus limfe.
j. Seksualitas : perubahan libido, perubahan menstruasi, impotensi, menoragia.

E. KOMPLIKASI
1. Gagal sumsum tulang
2. Infeksi
3. Hepatomegali
4. Splenomegali
5. Limfadenopa

F. CARA PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN


Pencegahan
1. Memperbaiki keadaan umum dengan tindakan:- Tranfusi sel darah merah padat (Pocket
Red Cell-PRC) untuk mengatasi anemi. Apabilaterjadi perdarahan hebat dan
jumlah trombosit kurang dari 10.000/mm³, maka diperlukan transfusi
trombosit.- Pemberian antibiotik profilaksis untuk mencegah infeksi.
2. Pengobatan spesifikTerutama ditunjukkan untuk mengatasi sel-sel yang
abnormal. Pelaksanaannya tergantung pada kebijaksanaan masing-masing rumah
sakit, tetapi prinsip dasar pelaksanaannya adalahsebagai berikut:- Induksi untuk
mencapai remisi: obat yang diberikan untuk mengatasi kanker sering disebutsitostatika
(kemoterapi). Obat diberikan secara kombinasi dengan maksud untuk mengurangi sel-
sel blastosit sampai 5% baik secara sistemik maupun intratekal sehingga dapat
mengurangigejala-gajala yang tampak.
a. Intensifikasi, yaitu pengobatan secara intensif agar sel-sel yang tersisa
tidak   memperbanyakdiri lagi.
b. Mencegah penyebaran sel-sel abnormal ke sistem saraf pusat
c. Terapi rumatan (pemeliharaan) dimaksudkan untuk mempertahankan masa remisi
Pengobatan
1. Pelaksanaan kemoterapi
2. Irradiasi cranial
3. Terdapat tiga fase pelaksanaan keoterapi :
a. Fase induksiDimulasi 4-6 minggu setelah diagnosa ditegakkan. Pada fase ini
diberikan terapi kortikostreroid(prednison), vincristin dan L-asparaginase. Fase
induksi dinyatakan behasil jika tanda-tandapenyakit berkurang atau tidak ada
dan dalam sumsum tulang ditemukan jumlah sel muda kurang dari 5%.
b. Fase Profilaksis Sistem saraf pusatPada fase ini diberikan terapi methotrexate,
cytarabine dan hydrocotison melaui intrathecaluntuk mencegah invsi sel
leukemia ke otak. Terapi irradiasi kranial dilakukan hanya pada pasien
leukemia yang mengalami gangguan sistem saraf pusat.
c. KonsolidasiPada fase ini kombinasi pengobatan dilakukan unutk mempertahankan remisis dan
mengurangi jumlah sel-sel leukemia yang beredar dalam tubuh. Secara berkala,
mingguan atau bulanandi la ku ka n p em er ik s a an d ar ah l en gk ap un tu k
m en il a i r es po n s um s u m t ul an g t er ha da p pengobatan. Jika terjadi supresi
sumsum tulang, maka pengobatan dihentikan sementara ataudosis obat dikurangi.

G. CARA PERAWATAN
1. Perawatan di Rumah :
a. Mendukung klien tetap beraktivitas.
b. Monitor reaksi klien setelah beraktivitas.
c. Berikan makanan tinggi asam folat (kacang-kacangan, sayuran, berwarna hijau,
daging),vitamin C.
d. Ijinkan penderita untuk terlibat dalam persiapan dan pemilihan makanan.
e. Perbaiki gizi saat selera makan penderita meningkat.

2. Tindakan saat terjadi kekambuhan :Pada umum nya serangan yang timbul
adalah pusing, pucat dan sesak nafas, hal-hal yang perlu diperhatikan :
a. Segera ambil posisi nyaman dengan tinggikan kepala di tempat tidur.
b. Hindari kerumunan orang.
c. Sirkulasi udara yang cukup.

Anda mungkin juga menyukai