File 2.fungsi Variabel Kompleks Lanjut - Encums
File 2.fungsi Variabel Kompleks Lanjut - Encums
KOMPLEKS
1.1 Integral Garis
Sebelum membicarakan integral garis, terlebih dahulu akan dibahas kurva,
kurva mulus, lintasan, dan orientasi suatu lintasan.
Lintasan
Kurva (lengkungan) C di bidang datar dapat dinyatakan dalam bentuk
parameter, yaitu:
dengan x= x(t) dan y = y(t), a t b,
x dan y kontinu pada [a,b]. Kurva C disebut kurva mulus, jika x’ dan y’ kontinu
pada selang tertutup [a,b].
DEFINISI 1.1.1:
Fungsi f: [a,b] R disebut kontinu bagian demi bagian, jika terdapat partisi P =
{x0, x1, x2, …, xn} dari selang [a,b] sehingga f kontinu pada selang terbuka
(xi,xi-1), i=1,2,3,…,n
Berdasarkan definisi tersebut, kurva C disebut kurva mulus bagian demi bagian
jika di dalam x = x(t) dan y = y(t), a t b berlaku x’ dan y’ kontinu bagian
demi bagian pada [a,b]. Kurva mulus bagian demi bagian disebut lintasan.
Pada kurva C dengan x= x(t) dan y = y(t), a t b, titik (x(a),y(a)) disebut titik
pangkal kurva C dan (x(b),y(b)) disebut titik ujung kurva C.
Kurva C disebut tertutup sederhana, jika berlaku:
(i) (x(t1),y(t1)) (x(t2),y(t2)) untuk setiap t1, t2 (a,b)
(ii) (x(a).y(a)) = (x(b),y(b))
C C
Berorientasi positif Berorientasi negatif
Integral Garis
Misalkan y, a t b adalah kurva mulus dan M permukaan terbatas yaitu paling
sedikit terdefinisi pada kurva C.
Kontruksi integral garis .
(1) Buatlah partisi untuk selang [a,b] dengan titik pembagian
selang bagian ke-I dari partisi adalah [ti-1,ti] dan panjang partisinya dengan =
maks ti, 1 i n
(2) Kurva C terbagi atas n bagian yaitu P0P1, P1P2, …, Pi-1Pi, …, Pn-1Pn
(3) Pilih Pi* = (ci,di) Pi-1Pi , i = 1,2,3,….,n
, xi = xi – xi-1 dimana xi absis Pi dan xi-1
n
(4)Didefinisikan jumlah M (c , d )x
i 1
i i i
Jika limit ini ada, maka M terintegralkan pada C. Dalam kasus M terintegralkan
pada C, integral garis dari M(x,y) pada C didefionisikan dengan
n
M ( x, y)dx lim
0
M (c , d )x
i i i
Y
xi P0 (x(a),y(a)
L=M(ci,di) a = to Y
P0(x(b),y(b))
b = to
X
M ( x, y)dxartinya proyeksi daerah di bawah permukaan z = M(x,y) dan di atas kurva C pada bidang XOY yang menghasilkan
C
daerah di atas sumbu X.
DEFINISI 5.1.3:
Diberikan kurva mulus C : F (t ) x(t ) i y (t ) j , a t b. Jika z = M(x,y) permukaan terbatas pada C, maka
n
n
(b) M ( x, y )dy lim M ( x(t ), y ' (ti )) ti
* *
i
0
C i 1
M(x(t),y(t))y'(t)dt
C M ( x, y)dx
C
Apabila lintasan integral yang diberikan bukan dalam bentuk parameter, tetapi berbentuk y = f(x) dan x = g(y) dengan titik awal
(a,b) dan titik akhir (c,d), maka dengan substitusi diperoleh:
c d
c. kM ( x, y)dx k M ( x, y)
C C
,kR
a. (x(a),y(a)) titik pangkal dari C dan (x(b),y(b)) titik ujung dari C. Perubahan t
dari a ke b menghasilkan orientasi dari C. Perubahan t dari b ke a, akan diperoleh kurva yang sama dengan orientasi yang
berlawanan
(x(b),y(b))
C
-C
(x(a),y(a))
C1 : F (t ) x1 (t ) i y1 (t ) j
b. Jika, ,a1 t b1 dan C2 : F (t ) x2 (t ) i y2 (t ) j ,a2 t b2
C.
M ( x, y)dx M ( x, y)dx
C C
Contoh:
Tentukan integral garis terhadap kedua peubah bagian fungsi (x,y) = 2x + y2 sepanjang kurva C = C1 + C2 + C3 dimana
Penyelesaian:
X
-2 2
C1
2 2
8 cos tdt - 8 sin 2 td (sin t )
2
2 2
4 (1 cos2t )dt - 8 sin 2 td (sin t )
1 2 8 2
4(t sin t ) ] sin 3 t ]
2 3
4
1
C2 : y x 1, x : 2 2, y : 0 2
2
Diperoleh:
2 2 2
1 2
C 0 0 ] 2
2 2 3
M ( x , y ) dy ( 4( y 1) y ) dy ( y 2) d ( y 2) ( y 2)
2
3 0 3
C3: x = -2, y : -2 0
Diperoleh,
2 1
(2 x y )dy 2 5 4 8
2
Jadi,
C
3 3
LATIHAN 5.1
x2 y2
3. Hitung nilai dari ( x 2 y ) dx ( y 2 x ) dy jika C adalah ellips 1 dengan orientasi positif. Kerjakan soal ini,
C 16 9
jika C berorintasi negatif
5.2 Pengintegralan Kompleks
Misalkan C : z(t) = x(t) + iy(t), a t b adalah kurva mulus dan w = f(z) didefinisikan pada C, maka pengintegralan kompleks
f ( z )dz
C
dikontruksi sebagai berikut.
(1) Buatlah partisi pada [a,b] dengan titik pembagian a = tO < t1 < t3 < …< ti-1 < ti < … < tn = b
Selang bagian ke-I pada partisi adalah [ti-1,ti] dan panjang partisinya adalah dengan maks . Situasi tersebut
tt n
zo Zi-1 Zn-1
zn
C z1 z1
tn-1 tn = b
ti-1 ti
t1
a=to
(2) Kurva terbagi atas n bagian yaitu zo z1 , z1z2, ..., zi-1zi, ..., zn-1zn dengan
zo = (x(a),y(a)) dan zn = (x(b),y(b))
lim f (c )z
(5) Tentukan . Jika limit ini ada, maka f terintegralkan pada C.
0
i 1
i i
Contoh:
Tentukanlah integral berikut
a. dz C
b. zdz
C
Penyelesaian:
n
a. dz lim 0
f (c )z, c z
i 1
i i i 1 iz
C
n
lim
0
f (c ).(z
i 1
i i zi 1 )
dz lim 0
(z
i 1
i zi 1 )
C
lim [(z1 z0 ) ( z2 z1 ) ....(zn 1 zn 2 ) ( zn zn 1 )]
0
lim ( zn zn 1 )
0
zn
z n z0 z ]
z0
n
b. zdz lim
0
f (c )z, c z
i 1
i i i 1 i z
C
n
lim
0
f (c ).(z
i 1
i i zi 1 )
zdz lim 0
z
i 1
i 1 .(zi zi 1 )
C
n
lim (z z z i 1 ) .......... .......... ........(1 )
2
i 1 i
0
i 1
Diambil ci = zi , maka
zdz lim 0
z .( z
i 1
i i zi 1 )
C
n
lim (z z i z i 1 ) .......... .......... ........(2 )
2
i
0
i 1
lim ( zn z0 )
2 2
0
z n z0
2 2
Jadi, diperoleh bahwa 1 2 1 zn
f ( z )dz ( z n z0 ) z 2 ]
2
C
2 2 z0
TEOREMA 5.2.1 (Eksistensi Integral Kompleks):
Jika f(z) = u(x,y) +iv(x,y) kontinu pada setiap titik di suatu kurva mulus C, maka integral f
sepanjang C ada dan
Pada teorema di atas, terdapat hal yang menarik untuk disimak bahwa jika C merupakan suatu
unterval pada sumbu real, maka f pada C akan menjadi fungsi dari x saja. Dengan demikian
adanya integral untuk fungsi x yang kontinu merupakan kasus khusus pada teorema di atas.
Dalam pengertian tersebut suatu integral kompleks dapat dipandang sebagai perluasan dari
integral real.
Penggunaan rumus pada Teorema 5.2.1 akan diilustrasikan melalui contoh-contoh, setelah
disampaikan beberapa sifat dasar integral kompleks yang disajikan di bawah ini.
SIFAT-SIFAT f ( z )dz :
1. C tetap, f dipandang
C
sebagai variabel
(a) Jika f kontinu dan C terbatas, maka f ( z )dz ada
C
Contoh:
Hitunglah zdz dengan
C1 : y = 4xC– x2; x : 3 0, y : 3 4 0
C2 : y = x; x : 0 3, y : 0 1=
C3 : x = 3; y : 1 3
C = C1 + C2 + C3
Penyelesaian:
Y
C1
4
4
C2
3
1 C (2)
X
2 3
1 1
4 4 i (0 9)
2 2
9 9i
(2)
C2
zdz xdx ydy i( xdy ydx)
C2 C C C2
3 1 2 3 2 3
1 1
xdx ydy i ( xdx xdx)
0 0 0 3 0 3
1 1
4 0
2 2
0 4 6i
4 6i
Jadi,
zdz zdz zdz zdz
C C1 C2 C3
= (-9 + 9i) + 5 + (4 + 6i) = 15i
Contoh:
Misalkan C : z 1 = 1 dengan orientasi negatif. Hitunglah
zdz
C
Penyelesaian
Y
t = /2
t= t = 0 = 2
X
t = 3/2
C : ( x 1) y 1
2 2
C : F (t ) (cos t 1) i sin t j , 0 t 2
x cost 1, 0 t 2
y sin t
Diperoleh,
2
1 2
(cos t 1 )2 ]
2 0
0
2
1 2
sin 2 t ]
2 0
0
2
2
2
1 1
( cos t )dt
0 2 2
LATIHAN 5.2
b. C adalah persegi panjang dengan titik sudut z = 0, z = 2i, z = 4 + 2i, dan z=4,
dengan orientasi C negatif
3. Hitunglah z dz , jika
C
b. C adalah bujursangkar dengan titik sudut (0,0), (1,0), (1,1), dan (0,1) dengan orientasi C negatif
Pengintegralan Cauchy
Pada pasal ini akan dibicarakan pengintegralan dari fungsi yang analitik dengan
daerah integrasi suatu lintasan tertutup sederhana. Pengintegralan dari fungsi analitik tersebut
disajikan dalam teorema Cauchy Goursat. Sebelum membicarakan teorema Cauchy Goursat,
didahului dengan teorema Cauchy yang merupakana dasar lahirnya teorema Cauchy Goursat
tersebut.
Bukti:
Misalkan f(z) = u(x,y) + iv(x,y) dan f analitik pada D. Jadi f ’ ada untuk setiap z D dan
f ’(z) = ux(x,y) + ivx(x,y) = vy(x,y) –iuy(x,y). Karena f ’ kontinu pada D, maka u, v, ux, uy,v, dan vy
semuanya kontinu pada D. Dengan demikian u dan v memenuhi syarat berlakunya teorema
Green, yaitu
(udx vdy) i (vdx udy) (v
C C D
x u y )dxdy i (ux v y )dxdy
D
Karena u dan v memenuhi persamaan Cauchy Reimann pada D, maka integral lipat dua
di ruas kanan menjadi nol. Sedangkan di ruas kiri adalah rumus untuk
C
f ( z ).dz Jadi f ( z )dz
C
= 0.
Bukti teorema tersebut cukup panjang, oleh karena itu dalam pembicaraan di sini tidak akan
dibuktikan.
f ( z )dz f ( z )dz
K C
K
f ( z )dz f ( z )dz
C
0 X
Contoh:
Hitunglah
( 3z 2 z )dz
2
C
dimana
C1 : busur lingkaran x2 + y 2=1 dari titik (-1,0) ke (0,1)
C2 : ruas garis dari titik (0,1) ke (1,0)
C = C1 + C2
Penyelesaian:
1
C
C2 X
-1 0 1
Karena f(z) = 3z2 – 2z analitik pada C yang memuat z1 = -1 dan z2 = 1. Menurut teorema di atas harus
dipilih lintasan sebarang dari z1 dan z2. Lintasan yang paling mudah dalam kasus ini garis lurus dari
ke z2 adalah lintasan K: y = 0, -1 x 1.
( 3z 2 z )dz ( 3x 2 x )dx 2
2 2
C 1
TEOREMA 5.3.4 (Teorema Dasar Pertama Integrasi Kompleks):
Jika D daerah terhubung sederhana, z1 suatu titik tetap di D dan f analitik pada D, maka untuk
setiap z D berlaku
z
d z
A( z ) f ( w )dw A ( z ) ( f ( w )dw ) f ( z )
'
z1 dz z1
Bukti:
A( z z ) A( z )
A' ( z ) lim
z 0 z
z z z
f ( w )dw f ( w )dw
lim
z1 z1
z 0 z
z z
lim
z
f ( w )dw
z 0 z
z z
lim
z
( f ( w ) f ( z ) f ( z ))dw
z 0 z
z z z z
lim
z
( f ( w ) f ( z ))dw
z
f ( z )dw
z 0 z
z z z z
lim
z
( f ( w ) f ( z ))dw
lim
z
f ( z )dw
z 0 z z 0 z
Karena z z z z
f ( z )dw f ( z ) dw
z z
z z
f ( z )[ w ]
z
f ( z )[( z z ) z ]
f ( z )z
maka diperoleh,
z z
f ( z )dw f ( z ).z
lim z
lim f(z)
z 0 z z 0 z
[ f (w) f ( z )]dw . z
z
z z
[ f ( w ) f ( z )]dw z
z
.
z z
Akibatnya,
z z
[ f (w) f ( z)]dw
lim z
0
z 0 z
Dari teorema di atas, dapat diperluas menjadi suatu teorema yang lebih sederhana,
teorema tersebut dikenal dengan nama teorema dasar kedua integral kompleks. Sebelumnya,
akan didahulu dengan pengertian anti turunan dari suatu fungsi yang disajikan di dalam Definisi
DEFINISI 5.3.5:
Bukti:
Diberikan D daerah terhubung sederhana, z1 dan z2 titik tetap di D. Jika f analitik pada D
z2 z2
dan F anti turunan dari f pada D, maka
z1
f ( z )dz f ( z1 ) f ( z 2 ) f ( z ) ]
z1
Bukti:
z2 z
G( z 2 ) k f ( w )dw
z1
z1
G( z1 ) k f ( w )dw k 0 k
z1
Akibatnya
z2
G( z 2 ) G( z1 ) f ( w )dw
z1
Jadi, diperoleh
z2
f ( w )dw G( z
z1
2 ) G( z1 )
z2
f ( z )dz k F ( z
z1
2 ) k F ( z1 )
F ( z2 ) F ( z1 )
Integral dari suatu fungsi yang menyeluruh sepanjang sebarang lintasan yang menghubungkan
dua titik pada bidang datar dapat dihitung secara langsung, asalkan anti turunan fungsi
tersebut dapat ditemukan. Demikian pula integral dari fungsi analitik, asalkan titik awal dan
titik akhir lintasan integrasinya seluruhnya terletak di dalam daerah terhubung sedehana di
Contoh:
1 i 1 i
2 zdz z ] 1 2i
2
1. i
i
i i
e dz e ] 2e
z 1 z 1
2.
0
0
i i
( z z 1 )dz
2
a.
1
2i
b. cosh z dz
i
i
ze
z2
c. dz
o
( e sin z )dz
z
d.
0
i
e. ( e sin z )dz
z
0
z cos
2
z dz
f. 0
sin z
2. Misalkan sebarang lintasan tertutup yang tidak memuat nol. Carilah z2
dz
3. Misalkan f analitik pada region yang memuat . Tunjukkan bahwa f ( z ) f ' ( z )dz
adalah imajiner murni (kekontinuan f’(z) yang menjamin).
5.4 Annulus
Pada pasal ini akan dibicarakan pengintegralan dari fungsi yang analitik pada suatu annulus tertutup dan bagaimana mengkaji
penggunaan Teorema Cauchy dalam masalah ini. Sebelum membicarakan masalah tersebut lebih lanjut, akan disajikan
terlebih dahulu definisi dari annulus. 5.4 Annulus
Pada pasal ini akan dibicarakan pengintegralan dari fungsi yang analitik pada suatu annulus tertutup dan bagaimana mengkaji
penggunaan Teorema Cauchy dalam masalah ini. Sebelum membicarakan masalah tersebut lebih lanjut, akan disajikan
terlebih dahulu definisi dari annulus.
DEFINISI 5.4.1:
(a) Diberikan C lintasan sederhana dan D daerah yang dibatasi oleh C. Interior C didefinisikan dengan IntC = D 0 dan eksterior
C dengan EksC=(Dc)0
(b) Diberikan C dan K dua lintasan tertutup sederhana dengan Int K Int C.
Annulus yang ditentukan oleh C dan K didefinisikan dengan
Ann(C,K) = Int C Eks K = Himpunan semua titik yang terletak di dalam C dan di luar K
C Ann(C,K)
K
(c) Diberikan C,K1 ,K2 , …,Kn adalah (n+1) lintasan tertutup sederhana dengan Int Ki Int C, (i = 1, 2, 3, …, n) dan
Int Ki Int Kj =, (i j).
Annulus yang ditentukan oleh C, K1, K2, …, dan Kn didefinisikan dengan
n
Ann(C, K1, K2, …, Kn) = Int C ( eks Ki) = Himpunan semua titik yang terletak di dalam C dan di luar K1, K2, …, Kn
i 1
C K1
K3
K2
Kn
f ( z )dz f ( z )dz
C K
asalkan C dan K dijelajahi dengan orientasi yang sama.
C
K
Catatan:
Teorema Annulus digunakan jika f tak analitik di suatu titik pada interior K.
Bukti:
K1
C1
r2
K2
r1 C2
C1 + r1- K1 – r2 dan C2 + r2 – K2 – r1
f ( z )dz
C1 r1 K 1 r2
f ( z )dz 0
C 2 r2 K 2 r1
Karena r1 dan r2 dijelajahi dalam kedua arah, maka dari integrasi di atas tidak memeberikan arti apa-apa, sehungga
f ( z)dz f ( z)dz 0
C1 K1 C2 K 2
f ( z )dz f ( z )dz 0
C1 C 2 K1 K 2
f ( z )dz f ( z )dz
C K
TEOREMA 5.4.3 ( Teorema Perluasan Teorema Annulus):
n
Diberikan C, K1, K2, …, Kn adalah (n + 1) lintasan tertutup sederhana. Jika f analitik pada C ( Ki ) Ann( C , K1 , K 2 ,...,K n )
i 1
n
maka f ( z)dz f ( z)dz
C i 1 K i
Contoh:
dz
Hitunglah C z , lintasan C tak melalui 0.
Penyelesaian:
Kasus (1): 0 Int C
X
0
1 dz
Misalkan D = C Int C dan f ( z )
z
, maka f analitik pada D dan
C z
0
Misalkan K = { z : z 1 }.
Karena f analitik pada C K Ann(C,K) dengan C, K lintasan tertutup sederhana, maka menurut Teorema Annulus diperoleh
dz dz
C z
K z
.
Misalkan z e it dengan 0 t 2, maka dz ie dt
it
Dengan demikian
dz 0,0 IntC
C
z 2i,0 IntC
dengan C tak melalui 0.
TEOREMA 5.4.4:
Diberikan C, K lintasan tertutup sederhana di daerah terhubung sederhana D. Jika f analitik pada C K
Bukti:
Misalkan zo Int C dan C lingkaran yang pusatnya di zo dengan jari-jari r, diperoleh
C : z zo r ,
sehingga
z z0 re it
, 0 t 2, r > 0
z z o re it
dz ireit dt
2 2
dz ireit
C z zo
it dt i dt 2i
0 re 0
TEOREMA 5.4.5(Teorema Rumus Integral Cauchy):
Diberikan C lintasan tertutup sederhana yang berorientasi positif dan zo Int C. Jika f analitik pada C
Int C, maka
1 f(z)
f ( zo )
2i C z zo
dz
Bukti:
f ( z) [ f ( z ) f ( z o )] f ( z o )
zz
C o
dz
C
z zo
dz
f ( z ) f ( zo ) dz
dz f ( zo )
C z zo z zo
Karena f analitik pada C Int C, maka f ’(z) ada untuk setiap z C Int C. Karena zo Int C, maka
f ’(zo) ada, sehingga f kontinu di zo. Hal ini berarti untuk setiap > 0 terdapat > 0 sehingga jika
z zo berlaku
f ( z ) f ( zo )
Misalkan
f ( z) f ( zo ) f ( z) f ( zo )
dz dengan L = {z : z z o }
C
z z o dz L
z z o
2
f ( z) f ( zo )
Diperoleh 0
L
z zo
dz L 2 , L 2 2
f ( z ) f ( zo ) f ( z ) f ( zo )
Jadi,
C z zo
dz
L z z o
dz 0 ……………. (1)
Misalkan dz dz dz
zz
C o
K z zo
, K { z : z zo 1 } , maka zz
C o
2i ……… (2)
Contoh:
dz dimana
Tentukan z
C
3
4z
a. C : z 1 , orientasi C positif
b. C : z 4, orientasi C positif
Penyelesaian:
a. z 3 4 z z( z 2 4 ) z( z 2i )( z 2i )
1
f(z) tak analitik di z = 0, z = -2i, dan z = 2i
z 4z
3
Y
1 C
X
-1
dz dz
z
C
3
4z
z(z 2i)(z - 2i)
C
1
z 4 dz
2
C z
1
Diambil g( z ) z 2 4 , maka g analitik pada C Int C.
Jadi, diperoleh
dz g( z )
z
C
3
4z C z
dz
2i .g( 0 )
1
i
2
b. C : z 4 , orientasi C positif
Y
Dengan K1 K2 = , K1 K3 = , dan K2 K3 = .
Jadi, diperoleh
dz dz dz dz
z( z
C
2
4 ) K 1 z( z 4 ) K 2 z ( z 4 ) K 3 z ( z 2 4 )
2 2
1 1 1
z(z 2i)
dz z 4 dz
2 z(z - 2i)
dz
K1
z - 2i K2
z K3
z 2i
1 1 1
2i 2i 2 2i
z( z 2i ) z 2i z 4 z 0 z( z 2i ) z 2i
1 1 1
2i 2i 2i
8 4 8
0
LATIHAN 5.4
Sinz
c z
C
2
2
dz , C : z 2i 2 dan C : z 4 dengan orientasi positif
.
z 2 dz
d. ( z 2 4 )2 , C : z 4 dengan orientasi positif
C