Disusun Oleh :
Kelompok 4
Firdauzi Wasitatama (133190038)
Rizky Febriana (133190039)
Asa G Melasurey (133190040)
Muhammad Rafif R.S (133190045)
Sanom Ilham Saputra (133190046)
Aurora Madania Khusnul (133190048)
B. PEMBAHASAN
Difusi dapat diartikan sebagai proses dimana suatu ide-ide baru (inovasi)
disebarluaskan kepada individu atau kelompok dalam suatu sistem sosial tertentu. Dalam hal
ini, jaring pengusir burung menjadi salah satu inovasi yang sedang didifusikan kedalam
sistem sosial kelompok tani Desa Kalibelo. Rogers (1958) dan beberapa ahlinya
mengemukakan bahwa dalam proses difusi inovasi mengandung empat elemen yang saling
berkaitan, yaitu:
1. Adanya inovasi
Inovasi jaring pengusir burung ini muncul karena adanya keresahan anggota
kelompok tani mengenai hama tanaman pertanian terutama burung yang sering
menyerang dan merugikan. Inovasi seperti ini tentunya mengundang rekasi yang
berbeda baik dari individu maupun kelompok sosial lain.
2. Adanya komunikasi baik antar individu, antar kelompok maupun antar individu dan
kelompok.
Esensi difusi adalah interaksi antar manusia dimana seseorang mengkomunikasikan
suatu ide atau inovasi baru kepada orang lain. Hubungan kekerabatan yang kuat di
masyarakat desa Kalibelo dapat membentuk pola jaringan komunikasi yang berbeda
dibandingkan dengan sistem sosial di masyarakat kota yang cenderung kuat sifat
individualismenya. Hal tersebut tentu mendorong pada terlaksanakannya difusi inovasi
dengan jalinan komunikasi yang baik antar elemen masyarakat.
3. Adanya suatu sistem sosial tertentu
Pada desa Kalibelo ini terdapat suatu sistem sosial dalam lingkup pertanian yaitu
kelompok tani Sumber Makmur yang merespon inovasi jaring pengusir burung ini
secara positif.
4. Adanya kesenjangan waktu atau overtime
Proses pengkomunikasian suatu inovasi kepada individu lain tentunya
menimbulkan proses mental dalam individu lain tersebut terutama yang belum pernah
mendengar sama sekali. Hal tersebut dapat menyebabkan munculnya kesenjangan waktu
antara komunikator dengan komunikan yang dapat berakibat pada melambatnya proses
difusi inovasi. Proses difusi inovasi di Desa Kalibelo ini telah memakan waktu
beberapa tahun namun masih belum dapat diterima seluruhnya oleh masyarakat tani
lain.
Keberhasilan suatu difusi inovasi dapat dilihat dari proksimitas hubungan homofili-
heterofili baik antar individu maupun antara pemuka pendapat dengan individu lain dalam
sistem. Teori strengh of weakness yang dicetuskan oleh Rogers dan Shoemaker (1971) dapat
digunakan dalam pengukuran ini. Penjelasan dari teori strengh of weakness yaitu individu
yang memiliki kesamaan cenderung bergabung dalam satu kelompok, hidup berdampingan
dan mengembangkan minat yang sama. Dengan demikian, komunikasi dengan latar belakang
yang sama berupa kepercayaan, nilai-nilai, pendidikan, status sosial atau homofili lebih
sering terjadi. Sedangkan untuk hal diseminasi atau penyebaran inovasi, tingkat komunikasi
antara dua individu dengan latar belakang berbeda atau heterofili lebih sering terjadi.
Penyebaran inovasi melalui hubungan komunikasi yang heterofili biasanya dianggap lebih
berhasil. Rantai heterofili dalam aspek penguasaan atau adopsi inovasi membuat informasi
tentang inovasi tersebut semakin tersebar luas ke seluruh anggota jaringan komunikasi
lainnya dalam suatu sistem.
Proses difusi inovasi di desa Kalibelo menunjukkan respon positif dari masyarakat
sekitar meskipun belum diadaptasi sepenuhnya oleh masyarakat tani. Faktor-faktor yang
mempengaruhi proses difusi inovasi jaring pengusir burung di Desa Kalibelo yaitu:
1. Faktor Sosial
a. Anggota Keluarga
Keluarga selalu memiliki bobot paling besar dalam mempertimbangkan
keputusan untuk suatu inovasi. Banyak hal yang dipertaruhkan dalam mencoba hal
baru yang mana keberhasilannya masih belum dilihat dan dirasakan secara langsung
oleh petani.
b. Tetangga
Komunikasi yang terjalin dengan baik pastinya menimbulkan kepercayaan
dengan tetangga disekitar rumah, tak terkecuali mengenai pertimbangan untung-
rugi poenerapan suatu inovasi.
c. Klik Sosial (sosial clicue)
d. Kelompok Referensi
e. Kelompok Formal
f. Status Sosial dalam masyarakat
2. Faktor Kebudayaan
Unsur kebudayaan yang berhubungan mengenai tata nilai dan sikap terkhusus pada
Desa Kalibelo ini tentunya sangat berpengaruh terhadap proses difusi inovasi. Sebuah
inovasi yang tidak sesuai dengan kebudayaan suatu kelompok akan tersingkir dengan
sendirinya.
3. Faktor Personal
Faktor personal meliputi faktor pertimbangan yang berasal dari diri sendiri. Faktor-
faktor personal tersebut meliputi umur, pendidikan, dan karakteristik psikologi
seseorang berhubungan dengan tingkat difusi inovasi.
4. Faktor-faktor situasional yang menyebabkan seseorang melakukan difusi inovasi
a) Pendapatan usahatani
Pendapatan usahatani merupakan tolok ukur terbesar apakah suatu inovasi
layak untuk diterapkan.
b) Ukuran usahatani
Ukuran usahatani selalu berhubungan positif dengan difusi inovasi.
c) Status pemilikan tanah
Hal ini sangat berhubungan dengan pengawasan terhadap pertanian.
d) Prestise
Masyarakat yang dicirikan dengan status sosial atau kedudukan seseorang
dalam masyarakat pada umumnya berhubungan positif dengan difusi inovasi.
e) Sumber-sumber informasi
Sumber-sumber informasi yang ada pada umumnya berhubungan positif
dengan tingkat difusi inovasi, seperti penyuluh Perguruan Tinggi Pertanian.
f) Jenis Inovasi
Semakin kompleks suatu inovasi, maka semakin lambat juga waktu untuk
inovasi tersebut diadopsi. Jaring pengusir burung pada dasarnya tidak kompleks
sehingga tidak memerlukan waktu yang lama untuk penerapannya,
C. KESIMPULAN
Proses difusi inovasi di desa kalibelo termasuk kedalam dapat diterima dengan baik
meskipun belum sepenuhnya sepakat dengan inovasi tersebut. Hal tersebut dapat dibuktikan
dengan respon positif dari masyarakat tani di desa Kalibelo dengan dipengaruhi beberapa
faktor. Namun, beberapa masyarakat kurang mampu beradaptasi juga dipengaruhi beberapa
faktor yang dibuktikan dengan arus informasi tidak dapat mengalir dengan efektif karena
hubungan antara opinion leader dengan pemilihnya. Hal tersebut bersangkutan dengan teori
strengh of weakness yang menyoal tentang perbandingan respon dari masyarakat tani.
Antara opinion leader dengan pemilihnya, di dapati rantai homofili yang lebih sedikit
dibandingkan dengan rantai heterofilinya dalam status sosial ekonomi. Namun sejauh ini
informasi mengenai inovasi teknik pembasmian hama dapat diterapkan pada setiap tingkat
status sosial ekonomi dalam kelompok tani Sumber Makmur karena adanya bantuan subsidi
dari pihak PPL.
D. DAFTAR PUSTAKA
Knoke & Kuklinski, dalam Cahyana, Y. 1992, Masyarakat, kebudayaan, dan politik No.8 th
V: Jurnal ilmiah, Surabaya.
Rogers, E.M. dan Shoemaker, F.F., 1971, Communication of Innovations, London: The Free
Press
Soekartawi, 1988. Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian. UI Press. Jakarta.