Anda di halaman 1dari 8

REVIEW

INOVASI PENDIDIKAN
“Konsep Perubahan Sosial, Hakikat Dan Karakteristik
Inovasi”

OLEH:
A. Sindi Cristina (2169010380)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BONE
KAMPUS III KAHU
2023
1. Bagaimana proses terjadinya perubahan sosial yang ada dimasyarakat dan apa saja faktor
penyebab perubahan sosial? (Irna Erviana)
Jawab:
Perubahan Sosial
Perubahan sosial merupakan konsep yang sangat penting, mengingat sosiologi
merupakan ilmu yang mempelajari tentang masyarakat. Sementara masyarakat selalu
berkembang dari waktu ke waktu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu, dalam
sosiologi kita mengenal sebuah pemikiran “tidak ada sesuatu yang abadi di dunia ini, kecuali
perubahan itu sendiri”. Proses perubahan sosial dapat terjadi melalui difusi, akulturasi,
asimilasi, dan akomodasi (Ilahi dan Lesmana, 2023).
a. Difusi
Difusi adalah suatu proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan yang meliputi ide-ide,
keyakinan, hasil-hasil kebudayaan, dan sebagainya dari individu ke individu lain, dari suatu
golongan ke golongan lain dalam suatu masyarakat atau dari satu masyarakat ke masyarakat
lain. Merujuk pada pengertian difusi di atas, maka kita dapat membedakan dua macam difusi,
yaitu difusi intramasyarakat dan difusi antar masyarakat.
Difusi intramasyarakat (intrasociety dif usion) adalah difusi unsur kebudayaan
antarindividu atau golongan dalam suatu masyarakat. Difusi antarmasyarakat (intersociety
dif usion) adalah difusi unsur kebudayaan dari satu masyarakat ke masyarakat lain.
Sementara itu, masuknya unsur-unsur baru ke dalam suatu masyarakat melalui difusi dapat
dilakukan dengan cara perembesan damai, perembesan dengan kekerasan, dan simbiotik.
b. Akulturasi
Kajian Teori Menurut Koentjaraningrat akulturasi adalah proses sosial yang terjadi
apabila kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan pada kebudayaan asing
yang berbeda, sehingga unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah di dalam
kebudayaan daerah tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan daerah itu
sendiri, yang tidakmenyebabkan hilangnya kepribadian masing-masing budaya. Akulturasi
dapat didefinisikan sebagai proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan
suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing
dengan sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima
dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian
kebudayaan itu sendiriProses akulturasi berjalan sangat cepat atau lambat sangat tergantung
persepsi masyarakat setempat terhadap budaya asing yang masuk. Jika masuknya melalui
proses pemaksaan, maka akulturasi memakan waktu yang relatif lama. Sebaliknya, jika
masuknya melalui proses damai, maka akulturasi tersebut akan berlangsung relatif lebih
cepat (Harsono dan Aritonang, 2022).
Proses akulturasi berjalan sangat cepat atau lambat sangat tergantung persepsi
masyarakat setempat terhadap budaya asing yang masuk. Jika masuknya melalui proses
pemaksaan, maka akulturasi memakan waktu yang relatif lama. Sebaliknya, jika masuknya
melalui proses damai, maka akulturasi tersebut akan berlangsung relatif lebih cepat.
c. Asimilasi
Asimilasi merupakan proses sosial tingkat lanjut yang timbul jika terdapat golongan-
golongan manusia yang mempunyai latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda saling
berinteraksi dan bergaul secara langsung dan intensif dalam waktu yang lama. Serta
kebudayaan-kebudayaan dari golongan-golongan tadi masing-masing berubah sifatnya yang
khas menjadi unsur-unsur kebudayaan yang baru, yang berbeda dengan aslinya (Zulhendri,
Yusuf dan Tantoro, 2023).
Dengan demikian akan muncul kebudayaan baru yang merupakan kebudayaan
campuran di antara golongan-golongan yang saling bertemu itu. Pada dasarnya asimilasi
dilakukan sebagai usaha untuk perbedaan antar individu atau antar kelompok guna mencapai
satu kesepakatan berdasarkan kepentingan dan tujuan-tujuan bersama. Sementara itu ada ahli
berpendapat bahwa proses asimilasi akan timbul jika ada kelompok-kelompok yang berbeda
kebudayaan saling berinteraksi secara langsung dan terus-menerus dalam jangka waktu yang
lama, sehingga kebudayaan masing-masing kelompok berubah dan saling menyesuaikan
diri.
d. Akomodasi
Menurut ahli, akomodasi diartikan sebagai suatu pengertian yang digunakan oleh para
sosiolog untuk menggambarkan suatu proses dalam hubungan-hubungan sosial yang sama
artinya. Dengan pengertian adaptasi yang dipergunakan oleh ahli-ahli biologi untuk
menunjuk pada suatu proses di mana makhluk hidup menyesuaikan diri dengan alam
sekitarnya.
Dengan demikian akomodasi merupakan suatu keadaan yang menunjuk didapatinya
keseimbangan dalam hubungan-hubungan sosial antara perorangan dan kelompok-
kelompok orang sehubungan dengan norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku di
masyarakat.
Perubahan sosial dapat terjadi karena beberapa faktor, seperti keinginan dan keputusan
individu, pengaruh eksternal, peristiwa-peristiwa tertentu, dan munculnya tujuan bersama.
Perubahan sosial dapat terjadi dalam berbagai bentuk, seperti evolusi dan revolusi, perubahan
yang direncanakan dan tidak direncanakan, serta perubahan besar dan kecil.
Perubahan sosial dapat memiliki dampak positif atau negatif pada masyarakat, seperti
perubahan dalam struktur sosial, budaya, dan aturan perilaku. Dalam sosiologi, perubahan
sosial merupakan salah satu topik yang penting untuk dipelajari.
Penyebab Perubahan Sosial
Berikut adalah beberapa faktor penyebab terjadinya perubahan sosial :
a. Faktor Internal
Perubahan sosial umumnya melibatkan kombinasi elemen yang disengaja dan variabel yang
tidak teratur. Soerjono Soekanto mengungkapkan bahwa perubahan sosial dalam masyarakat
disebabkan oleh faktor internal (dari dalam masyarakat) dan faktor eksternal (dari luar
masyarakat). ementara itu, faktor eksternal meliputi perubahan lingkungan alam, perang, dan
pengaruh budaya dari masyarakat lain. Ada beberapa faktor yang mempercepat perubahan
sosial, seperti kontak dengan tatanan sosial yang berbeda, penyebaran komponen budaya
melalui publik, dan proses sosialisasi antara berbagai tatanan social (Al’Alim, Azizah dan
Faristiana, 2023).
b. Faktor Eksternal
Faktor-faktor yang berasal dari luar masyarakat yang mempengaruhi terjadinya perubahan
sosial, seperti perubahan alam, pengaruh kebudayaan luar, perang, dan sistem pendidikan
yang maju.
c. Penemuan Baru
Adanya penemuan baru dalam masyarakat dapat mempengaruhi terjadinya perubahan sosial,
seperti penemuan teknologi baru atau penemuan ilmiah baru.
d. Revolusi
Terjadinya revolusi dalam masyarakat dapat mempengaruhi terjadinya perubahan sosial,
seperti revolusi industri atau revolusi politik.
e. Keterbukaan
Keterbukaan pada lapisan masyarakat dapat mempengaruhi terjadinya perubahan sosial,
seperti keterbukaan terhadap budaya atau ideologi baru.
f. Pecahnya pemberontakan
Terjadinya pemberontakan dalam masyarakat dapat mempengaruhi terjadinya perubahan
sosial, seperti pemberontakan politik atau pemberontakan sosial.
g. Bencana alam
Terjadinya bencana alam dapat mempengaruhi terjadinya perubahan sosial, seperti bencana
alam yang mengakibatkan perubahan pada struktur sosial atau kebudayaan.
Faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi terjadinya perubahan sosial dalam
masyarakat. Perubahan sosial sangat penting untuk dipelajari karena dapat membantu kita
memahami perubahan yang terjadi dalam masyarakat dan mencari solusi yang tepat untuk
mengatasinya

2. Mengapa inovasi harus memiliki karakteristik? (Andi Hartina Halal)


Jawab:
Inovasi perlu memiliki karakteristik tertentu karena karakteristik tersebut memainkan
peran penting dalam keberhasilan dan adopsi inovasi. Berikut adalah beberapa alasan mengapa
inovasi harus memiliki karakteristik:
1) Kebaruan (Novelty): Inovasi harus memiliki elemen kebaruan atau kesenangan baru yang
membedakannya dari apa yang sudah ada sebelumnya. Kebaruan ini dapat menarik perhatian
dan minat masyarakat, serta memicu minat untuk mencoba atau mengadopsi inovasi
tersebut.
2) Kegunaan (Usefulness): Inovasi harus mampu memberikan manfaat atau nilai tambah yang
signifikan bagi pengguna atau penerima inovasi. Jika inovasi tidak dianggap bermanfaat atau
relevan, maka kemungkinan adopsi dan penggunaan inovasi tersebut akan rendah.
3) Kompleksitas (Complexity): Inovasi haruslah cukup mudah dimengerti, dipahami, dan
diterapkan oleh pengguna potensial. Semakin kompleks inovasi, semakin sulit bagi orang
untuk mengadopsinya. Oleh karena itu, inovasi yang mudah diimplementasikan memiliki
peluang lebih besar untuk sukses.
4) Kompatibilitas (Compatibility): Inovasi harus sejalan dengan nilai-nilai, norma, dan
kebiasaan yang ada dalam masyarakat yang dituju. Jika inovasi bertentangan dengan nilai-
nilai atau norma yang ada, maka adopsi inovasi tersebut akan menghadapi resistensi atau
penolakan.
5) Dampak yang terlihat (Observable Results): Inovasi haruslah memiliki hasil atau dampak
yang terlihat atau dapat diamati oleh pengguna atau masyarakat. Dampak yang terlihat dapat
memberikan bukti nyata mengenai manfaat atau efektivitas inovasi, sehingga meningkatkan
kepercayaan dan minat masyarakat untuk mengadopsi inovasi tersebut.
Karakteristik inovasi ini mempengaruhi persepsi, penerimaan, dan adopsi inovasi oleh
masyarakat. Jika inovasi tidak memenuhi karakteristik tersebut, maka kemungkinan inovasi
tersebut akan mengalami kesulitan dalam diterima dan diadopsi oleh masyarakat. Oleh karena
itu, penting bagi pengembang inovasi untuk mempertimbangkan karakteristik tersebut dalam
merancang dan mengimplementasikan inovasi agar memiliki dampak yang lebih signifikan
dalam perubahan sosial dan pembangunan masyarakat (Fitriyani dan Syamsuar, 2022).

3. Bagaimana inovasi dalam teknologi dan industri dapat mempengaruhi struktur sosial dan pola
interaksi antar individu dalam masyarakat? (Lilis Septini Lista)
Jawab:
Inovasi dalam teknologi dan industri dapat mengubah cara kerja, komunikasi, dan
interaksi antar individu dalam masyarakat. Misalnya, dengan adanya internet dan media sosial,
orang-orang dapat terhubung secara global dan berinteraksi dengan cara yang tidak mungkin
sebelumnya. Hal ini dapat mempengaruhi pola hubungan sosial dan membentuk komunitas-
komunitas baru (Farahdiba, 2020).
Teknologi, kebutuhan pasar tenaga kerja, dan metode pengajaran yang inovatif dapat
menjadi sumber inovasi dalam sistem pendidikan dengan cara berikut:
1) Teknologi: Perkembangan teknologi telah membuka peluang baru dalam pendidikan.
Teknologi pendidikan seperti perangkat lunak pembelajaran, aplikasi mobile, platform
pembelajaran online, atau virtual reality dapat digunakan untuk menciptakan inovasi dalam
proses pembelajaran. Misalnya, penggunaan teknologi dapat memungkinkan pembelajaran
jarak jauh, pembelajaran adaptif yang disesuaikan dengan kebutuhan setiap siswa, atau
penggunaan media interaktif untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran
(Manan, 2023).
2) Kebutuhan pasar tenaga kerja: Perubahan dalam tuntutan pasar tenaga kerja dapat menjadi
pendorong untuk adanya inovasi dalam sistem pendidikan. Jika pasar tenaga kerja
membutuhkan keterampilan baru atau lulusan dengan pengetahuan tertentu, lembaga
pendidikan dapat merespons dengan menciptakan program pendidikan yang relevan dan
inovatif untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Ini dapat melibatkan pengembangan
kurikulum yang baru, pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan, atau
kerjasama dengan industri untuk menyediakan pengalaman praktis bagi siswa (Mashudi,
2019).
3) Metode pengajaran yang inovatif: Inovasi dalam metode pengajaran dapat menghasilkan
perubahan signifikan dalam efektivitas pembelajaran. Pendekatan pengajaran yang inovatif
seperti pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran kolaboratif, flipped classroom, atau
pembelajaran berbasis masalah dapat mendorong keterlibatan dan partisipasi aktif siswa,
serta meningkatkan pemahaman dan penerapan konsep. Inovasi dalam metode pengajaran
juga dapat melibatkan penggunaan pendekatan berbasis kompetensi, penilaian formatif yang
berkelanjutan, atau penggunaan teknik pembelajaran yang memanfaatkan kemajuan dalam
ilmu kognitif (Ikram, et al., 2023).
Ketiga faktor ini saling terkait dan dapat saling mempengaruhi dalam menciptakan
inovasi dalam sistem pendidikan. Teknologi dapat mendukung pengembangan metode
pengajaran yang inovatif dan membantu memenuhi kebutuhan pasar tenaga kerja yang
berkembang. Kebutuhan pasar tenaga kerja dapat menjadi pendorong bagi pengembangan
teknologi pendidikan yang relevan. Metode pengajaran yang inovatif dapat melibatkan
penggunaan teknologi dan merespons kebutuhan pasar tenaga kerja. Dengan
mempertimbangkan ketiga faktor ini secara holistik, sistem pendidikan dapat menciptakan
inovasi yang efektif dalam mempersiapkan siswa untuk masa depan yang terus berubah.
Referensi
Al’Alim, M. R., Azizah, M. D. M., dan Faristiana, A. R. 2023. Perubahan Sosial Terhadap
Lingkungan Masyarakat dan Perkembangannya: Urbanisasi Dan Teknologi. Tabsyir: Jurnal
Dakwah dan Sosial Humaniora, 4(2), 151-166.
Farahdiba, D. 2020. Konsep dan strategi komunikasi pemasaran: perubahan perilaku konsumen
menuju era disrupsi. Jurnal Ilmiah Komunikasi Makna, 8(1), 22-38.
Fitriyani, R., dan Syamsuar, D. 2022. Integrasi TAM dan IDT untuk Mengetahui Persepsi
Penerimaan Video Conference dalam Proses Pembelajaran. Jurnal Tekno Kompak, 16(1),
69-82.
Harsono, S., dan Aritonang, L. 2022. Pengaruh Akulturasi Gaya Arsitektur Cina dan Kolonial
Belanda Serta Melayu dalam Desain Rumah Tjong A Fie. Jurnal Ruang Luar dan
Dalam, 3(1), 1-10.
Ikram, D., Fadli, R., Karoma, K., dan Astuti, M. 2023. Inovasi dalam Pembelajaran Kontemporer
Pendukung Kurikulum Merdeka Belajar. ENTINAS: Jurnal Pendidikan dan Teknologi
Pembelajaran, 1(2), 279-288.
Ilahi, Y. F., dan Lesmana, C. I. 2023. Peran Sosiologi Ekonomi dalam Pembangunan Ekonomi
Masyarakat. Jurnal Dinamika Ekonomi Syariah, 10(2), 147-156.
Manan, A. 2023. Pendidikan Islam dan Perkembangan Teknologi: Menggagas Harmoni dalam Era
Digital. SCHOLASTICA: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 5(1), 56-73.
Mashudi, A. 2019. Kebijakan PPDB Sistem Zonasi SMA/SMK dalam mendorong Pemerataan
Kualitas Sumberdaya Manusia di Jawa Timur. Nidhomul Haq: Jurnal Manajemen
Pendidikan Islam, 4(2), 186-206.
Zulhendri, Z., Yusuf, Y., dan Tantoro, S. 2023. Revitalisasi Tepian Sungai (Riverside) Taman
Jalur Sesuai dengan Kaidah Lokal sebagai Sarana Interaksi Sosial (Kota Teluk
Kuantan). Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 23(3), 2920-2925.

Anda mungkin juga menyukai