Anda di halaman 1dari 28

Nama : Putri Syifa Asilah

Kelas : 4A Ekonomi Syariah


NIM : 11190860000024
Mata Kuliah : Lembaga Keuangan Non Bank Syariah (LKNBS)
Dosen : Prilla Kurnia Ningsih, Lc, M.E.Sy

UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP T.A.2020/2021

A. Carilah 3 jurnal nasional dan 1 jurnal international Lembaga Keuangan Non Bank
Syariah kemudian buat dalam bentuk table dan sertakan jurnal aslinya !

• Review Jurnal Nasional 1

Judul Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Nasabah


Pegadaian Syariah di Kota Pekanbaru
Jurnal Al Masraf: Jurnal Lembaga Keuangan dan Perbankan
Volume & Nomor Volume 2 & Nomor 1
Tahun 2017
Penulis Wirdayani Wahab

NO PERIHAL YANG DIIDENTIFIKASI JAWABAN

1 Latar Belakang Penelitian Pegadaian syariah sebagai salah satu badan usaha
milik negara harus memiliki kinerja yang lebih
baik. Jika kalau sampai ada beberapa pegadaian
syariah yang kurang mampu baik dalam
memberikan pelayanan kepada nasabahnya tidak
menutup kemungkinan citra pegadaian syariah
secara umum menjadi jelek. Situasi yang demikian
tentunya akan sangat merugikan. Pelayanan yang
kurang baik menyebabkan keengganan nasabah
untuk terus menerus menjadi nasabah, mereka
cenderung beralih ke perusahaan lain yang bisa
memenuhi apa yang menjadi harapannya. Untuk
dapat memenangkan persaingan, perusahaan harus
memperhatikan kebutuhan dan keinginan
nasabahnya. Agar pegadaian syariah dapat
memenuhi apa yang menjadi kebutuhan dan
keinginan nasabahnya, pemimpin perusahaan
harus mengetahui bagaimana perilaku
konsumennya. Di sini perilaku konsumen sangat
berpengaruh pada ketercapaian tujuan pemasaran.

2 Metode Penelitian Subjek Penelitian : Para pengguna jasa


Pegadaian Syariah di Kota Pekanbaru
Objek penelitian : Kualitas pelayanan dan
kepuasan dari pengguna jasa Pegadaian Syariah
Teknik Pengambilan Sampel :
- Populasi : konsumen pengguna jasa
Pegadaian Syariah di Kota Pekanbaru
- Sampel : 100 orang yang menggunakan
jasa Pegadaian Syariah di Kota Pekanbaru
(Sample Accidental)
- Metode Pengumpulan Data : (Diisi oleh
para pengguna jasa Pegadaian Syariah di
Kota Pekanbaru)
1. Kuisioner
2. Wawancara
- Metode Pengukuran Data (Skala Likert) :
Mengukur karakteristik kualitas pelayanan
dan kepuasan konsumen dengan diberi
bobot penilaian skala 5-1
Uji Hipotesis dan Analisis Data
- Analisis Kuantitatif :
1. Regresi Linier Berganda
2. Uji F
3. Uji T
4. Uji Koefisien Determinasi (R2)

3 Hasil Penelitian Pada analisis regresi berganda kualitas pelayanan


yang mempunyai pengaruh terhadap kepuasan
nasabah Pegadaian Syariah di Kota Pekanbaru
adalah variabel Responsiveness, assurance dan
empathy. Diantara ketiga variabel yang
berpengaruh tersebut, variabel empathy
mempunyai pengaruh yang paling dominan dari
pada variabel responsiveness dan variabel
empathy. Sedangkan variabel tangible dan
reliability tidak mempunyai pengaruh terhadap
kepuasan konsumen.

Variabel reliability merupakan salah satu variabel


yang tidak mempunyai pengaruh terhadap
kepuasan konsumen. Hal tersebut menunjukkan
bahwa kenaikkan maupun penurunan kepuasan
konsumen tidak disebabkan faktor reliability.
Zeithaml dalam Husein (2002) mengemukakan,
reliability merupakan kemampuan memberikan
pelayanan sesuai dengan janji yang ditawarkan.

Dalam pasar jasa pegadaian sayriah masyarakat


cenderung akan menggadaikan barangnya dalam
rangka mengganti kebutuhan yang lebih mendesak
tetapi pada dasarnya seseorang yang
menggadaikan barang sebagai pengganti
kebutuhan tersebut tetap memiliki barang tersebut
yang dikemudian hari akan dikembalikan atau
diambil dengan memberikan biaya jasa atau bunga
peminjaman. Dalam industri yang sama selain
kelima variabel kualitas pelayanan, banyak faktor
yang menjadikan naik maupun turunnya nilai
kepuasan konsumen baik dari faktor sosial,
ekonomi, budaya maupun yang lain dan apabila
faktor-faktor yang lain lebih tersebut lebih
mendominasi, maka bisa saja faktor reliability
tidak mempunyai pengaruh terhadap kepuasan
konsumen, artinya dalam suatu waktu tertentu
reliability dapat menjadi faktor penentu tetapi
diwaktu yang lain reliability dapat menjadi tidak
mempunyai pengaruh.
Berdasarkan analisis yang ada variabel
responsiveness nilai t menunjukkan angka yang
lebih besar dari nilai tabel. Hal tersebut
menunjukkan responsiveness mempunyai
pengaruh terhadap kepuasan nasabah Pegadaian
Syariah Di Kota Pekanbaru. Responsiveness
merupakan kemampuan merespon cengan cepat
dan sikap yang seharusnya dilakukan oleh pelayan
pegadaian syariah.

Sebagai suatu institusi. Terkait dengan hal diatas


Lupiyoadi (2001) mengungkapkan, bahwa suatu
keamanan untuk memberikan dan membantu
pelayanan yang cepat dan tepat kepada pelanggan
dengan pelayanan informasi yang jelas dan akurat
menyebabkan persepsi yang positif terhadap
kualitas. Teori sosial menyatakan pada dasarnya
persepsi maupun perilaku manusia tidak hanya di
pengaruhi oleh ciri dan obyektifnya sendiri tetapi
diluar itu lingkungan juga dapat menjadi pengaruh
yang ampuh.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa atribut


Assurance mempunyai pengaruh yang paling
dominan terhadap kepuasan nasabah Pegadaian
Syariah di Kota Pekanbaru. Secara teoritis apabila
dikaitkan dengan dengan konsep quality assurance
akan semakin tampak jelas bahwa proses jaminan
sangat berpengaruh sekali terhadap kepuasan
konsumen, sebab faktor kredibilitas, keamanan,
kompetensi merupakan penyebab utama terutama
bagi daerah-daerah tertentu yang benar-benar
membutuhkan pelayanan jasa pegadaian syariah
serta sebagian untuk nasabah yang mempunyai
fanatisme tinggi. Jaminan bagi jasa pegadaian
syariah merupakan hal yang krusial sebab tanpa
jaminan yang pasti mengenai cara pengembalian
maupun jasa pencabutan barang tertentu dari
lembaga mustahil masyarakat akan menggadaikan
barangnya ke tempat tersebut.
Selain responsiveness dan assurance, variabel
empathy juga mempunyai pengaruh positif
terhadap kepuasan nasabah Pegadaian Syariah di
Kota Pekanbaru. Secara definitif empathy
merupakan perhatian secara individual yang
diberikan perusahaan kepada pelanggan dalam
rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan
pelanggan. Para ahli lebih banyak berpendapat
bahwa dimensi empathy adalah penggabungan dari
akses, komunikasi dan pemahaman kepada
pelanggan.

Dalam kaitannya dengan hal tersebut empathy


merupakan suatu proses terciptanya hubungan
yang harmonis antara pelanggan dengan pegadaian
syariah melalui bagaimana komunikasi yang tidak
kaku, luwes dan sesuai dengan keinginan
pelanggan. Dalam jangka waktu tertentu apabila
hubungan tersebut terus berlangsung akan
menciptakan citra (image) yang positif bagi
pelanggan dan pelanggan cenderung akan merasa
puas tetapi sebaliknya apabila citra yang dibentuk
negatif entah dari kekakuan pihak perusahaan
maupun akses yang tidak sesuai, maka pelanggan
juga akan bersikap acuh dan cenderung menjauh
sehingga kepuasan yang didapatkan juga akan
minimal.

Variabel Tangible merupakan variabel yang tidak


mempunyai pengaruh terhadap kepuasan
konsumen. Hal tersebut berarti bahwa kenaikkan
maupun penurunan penampilan fisik perusahaan
tidak mempunyai pengaruh terhadap kepuasan
nasabah Pegadaian Syariah. Dalam teori
kebutuhan Maslow dijelaskan bahwa pada
dasarnya orang akan mencari kebutuhan yang
paling dasar terlebih dahulu sebelum mencari
untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi.
Dalam analisis ini bila dikaitkan dengan kebutuhan
dasar nasabah terhadap pegadaian syariah jelas
terlihat ketika orang megunjungi pegadaian tujuan
utamanya adalah untuk meminjam sejumlah uang
guna memenuhi kabutuhannya dengan
memberikan jaminan yang berupa barang tertentu.
Dalam kondisi semacam ini orang tidak akan
berpikir bagaimana penampilan fisik pegadaian
syariah tetapi akan berpikir bagaimana saya dapat
meminjam uang. Hukum permintaan dan
penawaran tetap berlaku dan apabila ternyata
tingkat akurasi terhadap pelayan yang berupa
emphati, respon maupun jaminannya tinggi maka
nasabah juga akan mempunyai pertimbangan yang
berbeda dari pada hanya sekedar pertimbangan
penampilan fisik pegadaian syariah.

Perhitungan uji F diperoleh variabel bebas


Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance
dan Tangible, mempunyai pengaruh terhadap
kepuasan nasabah Pegadaian Syariah di Kota
Pekanbaru. Menurut Kotler (2002), Kepuasan
konsumen adalah perasaan senang atau kecewa
seseorang yang berasal dari perbandingan kesan
terhadap kinerja atau hasil dari suatu produk dan
harapan-harapannya. Dari definisi tersebut
kepuasan merupakan fungsi kesan, kinerja dan
harapan.

Jika kinerja berada dibawah harapan maka nasabah


tidak puas dan apabila kinerja melebihi harapan
maka nasabah puas atau sangat puas. Berdasarkan
variable variabel yang melingkupi kepuasan
nasabah dalam kinerja pegadaian syariah di kota
Pekanbaru. Demikian juga apabila digambarkan
dalam hubungan pengaruh antara kualitas
pelayanan terhadap kepuasan nasabah, secara
keseluruhan apabila nasabah dilayani dengan baik,
dan sesuai keinginan nasabah bahkan mungkin
bisa lebih tinggi dari keinginan nasabah maka
nasabah cenderung akan merasa puas dan
sebaliknya apabila pelayanannya rendah, maka
tingkat kepuasannya juga akan rendah.
4 Pendapat Saya Yang sudah Saya baca pada jurnal ini dan
berdasarkan dari hasil penelitian variabel
Responsiveness serta Assurance mempunyai
pengaruh terhadap kepuasan konsumen, maka
Pegawai disarankan meningkatkan kualitas
pelayanan dan harus memperhatikan variabel-
variabel tersebut sebab kalau kepercayaan
masyarakat sampai turun berakibat pada turunnya
minat konsumen yang berakibat pada menurunnya
tingkat pendapatan perusahaan. Terutama untuk
variabel assurance yang mempunyai tingkat
pengaruh paling tinggi sehingga apabila
perusahaan dapat memanfaatkan dan
meningkatkan kinerja terhadap variabel tersebut,
konsumen akan mempunyai tingkat loyalitas yang
tinggi tetapi jika kinerja variabel tersebut turun,
tidak tertutup kemungkinan konsumen akan lari
mencari alternatif yang lain. Hal ini terkadang
dapat menjadi faktor penting yang tidak disadari
oleh perusahaan. Kualitas pelayanan terhadap
kepuasan nasabah masih dianggap sepele,
Sebagian besar masyarakat lebih fokus terhadap
kuantitas daripada kualitas, ini menyebabkan
Sebagian kecil masyarakat yang menganggap
penting kualitas akan kecewa dan memilih untuk
berpaling ke perusahaan lain. Akhirnya berdampak
pada tingkat pendapatan perusahaan serta dalam
jangka panjang juga akan berpengaruh terhadap
roda perputaran perekonoian Indonesia.
• Review Jurnal Nasional 2

Judul Sistem Operasional Pegadaian Syariah Berdasarkan Surah Al-


Baqarah 283 pada PT. Pegadaian (Persero) Cabang Syariah
Gunung Sari Balikpapan
Jurnal Al-Tijary Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam
Volume & Nomor Volume 1 & Nomor 2
Tahun 2016
Penulis Rachmad Saleh Nasution

NO PERIHAL YANG DIIDENTIFIKASI JAWABAN

1 Latar Belakang Penelitian Tujuan pokok berdirinya pegadaian syariah adalah


untuk mewujudkan kemaslahatan umat dan saling
tolong-menolong. Dengan adanya pegadaian
syariah maka dapat memberantas rentenir, praktek
gadai gelap yang sangat memberatkan dan
membebani masyarakat kecil. Alasan yang melatar
belakangi diperbolehkannya berdirinya pegadaian
syariah itu karena bersifat sosial, dapat membantu
meringankan beban masyarakat menengah
kebawah yang dalam kesehariannya masih bersifat
konsumtif, dan tujuannya pula untuk mewujudkan
kemaslahatan bagi ummat. Namun dalam kegiatan
operasionalnya pegadaian syariah masih lebih
banyak dimanfaatkan oleh masyarakat
berpendapatan golongan menengah keatas, yang
bersifat komersil-produktif. Hal itu dapat dilihat
dari besarnya marhun berupa emas dan berlian
yang banyak diterima gadai syariah (Rais, 2005).
Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang diatas,
maka penulis bermaksud untuk menganalisis
secara kritis terhadap praktik gadai syariah yang
saat ini dilaksanakan terutama dilihat dari segi
sistem operasionalnya supaya pegadaian syariah
yang berjalan selama ini ditengah masyarakat
dapat berjalan sesuai tujuan pokoknya, serta benar-
benar berfungsi sebagai lembaga keuangan non
bank yang memberikan kemaslahatan sesuai
dengan yang diharapkan masyarakat.

2 Metode Penelitian Dalam Penelitian ini, peneliti memberikan batasan


pembahasan pada bagaimana praktek Pegadaian
Syariah dalam operasionalnya dan apa jenis
penerimaan yang berkontribusi dominan terhadap
pertumbuhan pendapatan di Pegadaian Syariah
khususnya di CPS Gunung Sari Baikpapan.
Peneliti mengharapkan agar penelitian ini dapat
dijadikan sebagai sumber informasi yang
bermanfaat mengenai lembaga keuangan yang
dapat mengatasi masalah ekonomi tanpa
memberatkan nasabahnya.
Kegiatan awal dalam melakukan analisis praktek
dan sistem operasional Pegadaian Syariah Gunung
Sari Balikpapan adalah survey pendahuluan
(Tahap awal yang digunakan untuk meminta
persetujuan izin dan kerjasamanya pada pihak
Pegadaian Syariah Gunung Sari Balikpapan dalam
melakukan penelitian). Dengan melakukan survey
pendahualuan, peneliti menggadaikan barang apa
saja untuk memperoleh surat gadai yang nantinya
menjadi bahan penelitian dan mengetahui secara
langsung bagaiamana praktek dan proses gadai
yang ada di Pegadaian Syariah. Setelah mengikuti
proses gadai dan mendapatkan izin untuk
melakukan penelitian maka peneliti mencari segala
informasi mengenai aspek-aspek penting di dalam
perusahaan dan memahami lebih jauh mengenai
latar belakang perusahaan sehingga peneliti dapat
mengidentifikasi kemungkinan masalah yang yang
akan dihadapi oleh Pegadaian Syariah khususnya
di Gunung Sari Balikapapan. Informasi yang
diperoleh dari perusahaan akan memberikan
gambaran yang jelas mengenai sistem operasional
Pegadaian Syariah dan pendapatan yang
berkontribusi dominan yang tentunya sangat
berguna bagi pembaca yang masih tergolong baru
dan memerlukan informasi yang selengkap-
lengkapnya.
Proses survey pendahuluan :
1. Observasi
2. Wawancara
3. Dokumentasi

3 Hasil Penelitian Observasi melalui Perhitungan Gadai Emas


(Rahn)

1. Perhitungan Awal Gadai


Pada tanggal 14 April 2015 peneliti menggadaikan
sebuah cincin emas putih dengan nilai 18 karat,
berat kotor 2 gram dan berat bersih 1,9 gram.
Penaksir menaksir emas tersebut dengan total
Rp.668.672,00 dan Penaksir memberikan
pinjamannya sebesar Rp.600.000,00
Keterangan:
a. Harga taksiran cincin emas putih (18 karat, berat
kotor 2gram, dan berat bersih 1.9gram) = Rp.
668.672,00
b. Pembiayaan yang dapat dibiayai sebesar
Rp.600.000,00
c. Biaya Ujrah per 10 Hari sebesar Rp.4.600,00
d. Biaya Administrasi sebesar Rp.8.000,00
Maka diperoleh:
Pembiayaan Rp.600.000,00
Biaya Admin Rp. 8.000,00
Jumlah yang diterima Rp.592.000,00

2. Perhitungan Akhir Gadai


Pada tanggal 18 April 2015 peneliti menebus emas
yang sudah digadai selama empat hari Penaksir
menyebutkan bahwa biaya sewa (ijarah) adalah
selama 10 hari tersebut dibebankan sebesar
Rp.4.600,-,
Maka diperoleh:
Biaya Sewa Rp.4.600,00
Pembiayaan Rp.592.000,00
Total yang dibayar Rp.596.600,00
Keterangan:
a. Biaya sewa (ijarah) dikenakan pada saat barang
tersebut akan ditebus. Besarnya biaya sewa (ijarah)
ditentukan berdasarkan jangka waktu gadai
barang. Jangka waktu gadai barang minimal 10
hari dan maksimal 4 bulan.
b. Harga taksiran emas dan biaya sewa, ditentukan
berdasarkan besaran gram emas, sehingga tidak
bisa dipastikan nominalnya karena nilai emas yang
selalu berubah-ubah tiap saat.

Observasi melalui Perbedaan Pegadaian


Konvensional dan Pegadaian Syariah

1. Pegadaian Konvensional
a. Gadai menurut hukum perdata disamping
berprinsip tolong-menolong juga menarik
keuntungan dengan cara menarik bunga atau sewa
modal.
b. Dalam hukum perdata hak gadai hanya berlaku
pada benda yang bergerak.
c. Adanya istilah bunga (memungut biaya dalam
bentuk bunga).
d. Dalam hukum perdata gadai dilaksanakan
melalui suatu lembaga yang ada di Indonesia
disebut PT. Pegadaian (Persero).
e. Menarik bunga sampai dengan 10 % untuk
jangaka waktu 4 bulan, plus asuransi sebesar 0,5
dari jumlah pinjaman. Jangka waktu 4 bulan itu
bisa terus diperpanjang, selama nasabah mampu
membayar bunga.

2. Pegadaian Syariah
a. Rahn dalam hukum Islam dilakukan secara
sukarela atas dasar tolong- menolong tanpa
mencari keuntungan.
b. Rahn berlaku pada seluruh benda baik yang
bergerak maupun yang tidak bergerak.
c. Dalam Rahn tidak ada istilah bunga, yang ada
adalah biaya penitipan, pemeliharaan, penjagaan
dan penaksiran.
d. Rahn menurut hukum Islam dapat dilaksanakan
tanpa melalui suatu lembaga.
e. Hanya memungut biaya (termasuk suransi
barang) untuk jangka waktu 4 bulan. Bila nasabah
tak mampu menebus barangnya, masa gadai bisa
diperpanjang.

Observasi melalui Produk-produk Pegadaian


Syariah Gunung Sari Balikpapan

a. Produk Gadai Syariah (Rahn)


Gadai Syariah (rahn) adalah skim pinjaman yang
mudah dan praktis untuk memenuhi kebutuhan
dana dengan sistem gadai sesuai syariah dengan
barang jaminan berupa emas, perhiasan, berlian,
elektronik, dan kendaraan bermotor.
b. Produk ARRUM (Rahn Untuk Usaha Mikro/
Kecil)
ARRUM (Rahn untuk usaha mikro/kecil) adalah
skim pinjaman dengan sistem syariah bagi para
pengusaha mikro dan kecil untuk keperluan
pengembangan usaha dengan sistem pengambilan
secara angsuran, menggunakan jaminan BPKB
mobil atau motor. Untuk produk ARRUM Emas
barang jaminan yang disimpan di Pegadaian
adalah emas.
c. Produk MULIA (Murabahah Logam Mulia
untuk Investasi Abadi)
Logam mulia atau emas mempunyai berbagai
aspek yang menyentuh kebutuhan manusia
disamping memiliki nilai estetis yang tinggi juga
merupakan jenis investasi yang nilainya stabil,
likuid, dan aman secara riil.MULIA (Murabahah
Logam Mulia untuk Investasi Abadi)
memfasilitasi kepemilikan emas barangan melalui
penjualan logam mulia oleh Pegadaian kepada
masyarakat secara tunai atau dengan pola
angsuran dengan proses cepat dalam jangka waktu
tertentu yang fleksibel. Akad MULIA
menggunakan Akad Murabahah dan Rahn.
d. Produk Amanah Produk
Amanah adalah pinjaman yang diperuntukkan
untuk orang yang sudah memiliki pekerjaan tetap
untuk pembelian kendaraan baik itu mobil atau
motor (Untuk Sepeda Motor harus baru dan Untuk
Mobil boleh baru, bisa juga bekas kondisi 80 %).
e. Produk MPO (Multi Payment Online)
Produk MPO (Multi Payment Online) / Pegadaian
semua bisa, yang mana produk ini hadir
berdasarkan keinginan Pemerintah agar supaya
lembaga-lembaga resmi itu saling bersinergi
dalam menjalankan usahanya dan membantu
memudahkan masyarakat untuk kebutuhan rumah
tangganya.Jenis produknya seperti pulsa HP,
pembayaran token listrik, pembayaran PDAM,
pembelian Tiket Kereta Api dll.Harga yang
dipakai itu berdasarkan harga langsung yang
diberikan dari vendor dan tidak menambahkan
biaya, namun pegadaian mendapatkan
keuntungan langsung dari vendor-vendornya
berdasarkan jumlah nasabah yang memakai
pembayaran online melalui Pegadaian Syariah.
f. Produk Jasa Taksiran dan Titipan Produk
Jasa Taksiran dan Jasa Titipan ini adalah
merupakan produk lama, yaitu Pertama, Jasa
Taksiran yaitu jika masyarakat ingin membeli
emas/berlian, untuk mengetahui takaran emas dan
unsur berlian yang ada pada barang tersebut
masyarakat bisa datang ke Pegadaian Syariah
untuk ditaksirkan dan pihak pegadaian
mendapatkan keuntungan dari jasa tersebut.
Kedua Jasa Titipan yaitu apabila masyarakat ingin
bepergian atau takut barangnya jika disimpan
dirumah takut terjadi pencurian atau perampokan
maka, masyarakat tersebut bisa menitipkan
Emasnya di Pegadaian Syariah kemudian
Pegadaian Syariah akan menyediakan box (kotak)
untuk tempat penyimpanan, dan Pegadaian
Syariah akan mendapatkan keuntungan dari jasa
Titipan tersebut.

Observasi melalui Akad-akad yang Digunakan


Pegadaian Syariah Cabang Gunung Sari
Balikpapan

a. Akad Rahn (Gadai Syariah)


b. Akad Ijarah (Sewa)
c. Akad Murabahah (Jual Beli)

Observasi melalui Pendanaan Pegadaian Syariah

Pembiayaan kegiatan dan pendanaan bagi nasabah,


harus diperoleh dari sumber yang benar-benar
terbebas dari unsur riba. Dalam hal ini, seluruh
kegiatan Pegadaian Syariah termasuk dana yang
kemudian disalurkan kepada nasabah, murni
berasal dari modal sendiri ditambah dana pihak
ketiga dari sumber yang dapat dipertanggung
jawabkan.

Perbedaan Teknik Transaksi Pegadaian Syariah


dibandingkan Pegadaian Konvensional, yaitu:
1. Di Pegadaian Konvensional, tambahan yang
harus dibayar oleh nasabah yang disebut sebagai
sewa modal, dihitung dari nilai pinjaman.
2. Pegadaian Konvensional hanya melakukan satu
akad perjanjian: hutang piutang dengan jaminan
barang bergerak yang jika ditinjau dari aspek
hukum konvensional, keberadaan barang jaminan
dalam gadai sifatnya acessoir, sehingga Pegadaian
konvensional bisa tidak melakukan penahanan
barang jaminan atau dengan kata lain melakukan
praktik fidusia. Berbeda dengan Pegadaian Syariah
yang mensyaratkan secara mutlak keberadaan
barang jaminan untuk membenarkan penarikan bea
jasa simpanan.
Observasi melalui Dewan Pengawas Syariah
(DPS) Pegadaian Syariah

Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui


bahwa PT. Pegadaian (Persero) Cabang Syariah
Gunung Sari Balikpapan belum memiliki DPS
(Dewan Pengawas Syariah) secara langsung yang
beroperasi di daerah/cabang. Keberadan DPS
Pegadaian Syariah saat ini sifatnya masih
independent dari luar, sesekali mereka melakukan
evaluasi dan masih menginduk di Pusat(berada di
Jakarta). Adapun Dewan Pengawas Syariah PT.
Pegadaian (Persero) adalah: 1. KH. Nahar
Nahrowi, 2. KH. Cholil Nafis.
4 Pendapat Saya Menurut Saya, Pegadaian Syariah Cabang Gunung
Sari Balikpapan dalam menjalankan sistem
operasionalnya sudah sesuai dengan ketentuan
syariah yang ada. Pegadaian Syariah Cabang
Gunung Sari Balikpapan juga telah merujuk
kepada Fatwa yang dikeluarkan oleh Majelis
Ulama Indonesia dan Dewan Pengawas Syariah
Nasional dalam mengeluarkan produk-produknya.
Melihat hal ini, Saya merasa bahwa perkembangan
Pegadaian Syariah semakin berkembang di
Indonesia. Dan harapan saya Pegadaian Syariah
bisa terus berkembang dan maju hingga mampu
menggantikan posisi Pegadaian Konvensional
yang mampu membantu perekonomian Indonesia
di Lembaga Keuangan Non Bank.
• Review Jurnal Nasional 3

Judul Analisa Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Masyarakat


Berinvestasi di Pasar Modal Syariah melalui Bursa Galeri
Investasi UISI
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam
Volume & Nomor Volume 3 & Nomor 1
Tahun 2017
Penulis Ahmad Dahlan Malik

NO PERIHAL YANG DIIDENTIFIKASI JAWABAN

1 Latar Belakang Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk melihat lebih dalam
mengenai faktor – faktor yang paling berpengaruh
terhadap minat investasi berupa risiko
berinvestasi, tingkat pendapatan (modal),
motivasi, pengetahuan tentang investasi, persepsi,
dan belajar di pasar modal syariah untuk investor
yang melakukan transaksi di galeri investasi bursa
saham investasi universitas internasional semen
Indonesia.
Adapun beberapa permasalahan yang akan dibahas
adalah; Bagaimana pengaruh risiko terhadap minat
investor berinvestasi di pasar modal syariah
melalui galeri investasi bursa saham investasi
universitas internasional semen Indonesia?;
pertanyaan ini digunakan untuk mengetahui
pengaruh risiko terhadap minat investor
berinvestasi di pasar modal syariah melalui galeri
investasi bursa saham investasi universitas
internasional semen Indonesia. Selanjutnya,
untuk mengetahui pengaruh tingkat pendapatan
terhadap minat investor berinvestasi di pasar
modal syariah melalui galeri investasi bursa saham
investasi universitas internasional semen
Indonesia maka permasalahan yang diajukan
adalah bagaimana pengaruh tingkat pendapatan
terhadap minat investor berinvestasi di pasar
modal syariah melalui galeri investasi bursa saham
investasi universitas internasional semen
Indonesia?;
Mengetahui pengaruh motivasi terhadap minat
investor berinvestasi di pasar modal syariah
melalui galeri investasi bursa saham investasi
universitas internasional semen Indonesia maka
pertanyaan yang diajukan adalah bagaimana
pengaruh motivasi terhadap minat investor
berinvestasi di pasar modal syariah melalui galeri
investasi bursa saham investasi universitas
internasional semen Indonesia?; Selanjutnya
adalah bagaimana pengaruh pengetahuan tentang
investasi terhadap minat investor berinvestasi di
pasar modal syariah melalui galeri investasi bursa
saham investasi universitas internasional semen
Indonesia? Hal ini dipertanyakan untuk
mengetahui pengaruh pengetahuan tentang
investasi terhadap minat investor berinvestasi di
pasar modal syariah melalui galeri investasi bursa
saham investasi universitas internasional semen
Indonesia. Bagaimana pengaruh persepsi terhadap
minat investor berinvestasi di pasar modal syariah
melalui galeri investasi bursa saham investasi
universitas internasional semen Indonesia?;
Mengetahui pengaruh persepsi terhadap minat
investor berinvestasi di pasar modal syariah
melalui galeri investasi bursa saham investasi
universitas internasional semen Indonesia.
Bagaimana pengaruh belajar terhadap minat
investor berinvestasi di pasar modal syariah
melalui galeri investasi bursa saham investasi
universitas internasional semen Indonesia?
Berjutuan untuk Mengetahui pengaruh belajar
terhadap minat investor berinvestasi di pasar
modal syariah melalui galeri investasi bursa saham
investasi universitas internasional semen
Indonesia.
2 Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian
yang berkonsentrasi dalam pengujian teori – teori
melalui variable penelitian dalam bentuk angka
dan kemudian melakukan analisa data dengan
proses statistika baik manual maupun dengan
peranti lunak computer. Pada penelitian
kuantitatif, teori atau paradigm teori digunakan
untuk menuntun peneliti menemukan masalah
penelitian, menemukan hipotesis, konsep,
metodologi dan menemukan alat analisa data
(Bungin, B, 2008). Kelebihan dari kuantitatif
adalah sebagai alat ukur untuk menguji dugaan
atau hepotesis dari kualitatif, serta memberikan
justifikasi signifikan terhadap temuan penelitian
berdasarkan uji statistic (Chambali, M., 2010).
Sumber Data : Data Primer
Teknik Analisis Data :
- Uji Validitas dan Realibitas Kuisioner
- Uji Keabsahan (Test of Validity)
- Analisis Faktor
- Analisis Linier Berganda

3 Hasil Penelitian Galeri investasi bursa saham investasi universitas


internasional semen Indonesia dibuka pada tahun
2015 dan dibuka untuk umum. Di galeri investasi
bursa saham UISI dapat membuka akun untuk
membeli saham dibantu penjelasan oleh
mahasiswa UISI yang ditugaskan disana dan juga
diadakan pelatihan investasi oleh mandiri securitas
tentang berinvestasi secara bertahap.

Uji Validitas
Peneliti memberikan 47 pernyataan kepada 133
responden dan menguji validitas dan reliabilitas
dari seluruh pernyataan tersebut. Kuesioner terbagi
menjadi 7 variabel yaitu variable investasi, risiko,
pendapatan, motivasi, pengetahuan, persepsi, dan
belajar. Untuk variabel investasi memiliki 9
indikator, risiko memiliki 6 indikator, pendapatan
memiliki 4 indikator, motivasi memiliki 9
indikator, pengetahuan memiliki 5 indikator,
persepsi memiliki 7 indikator, dan belajar memiliki
7 indikator. Dari ketujuh variabel tersebut, peneliti
menggunakan 4 variabel dengan indikatorny yaitu
variabel persepsi, motivasi, belajar, dan investasi
merujuk pada penelitian Fikri.I.S, 2011. Variabel
lainnya, peneliti melakukan trial indikator
pernyataan.

Uji Reliabilitas
Uji relibilitas antara indikator yang mendukung
penelitian. Dari nilai reliabilitas tersebut dengan
menggunakan metode cronbach’s alpha
memberikan nilai 0,899 atau 89,9% yang
menandakan kekuatan realibilitas antar indikator
kuat dan tinggi.

Hasil Pengujian Hipotesis Korelasi


Nilai korelasi (R) antara variabel belajar, motivasi,
pendapatan, persepsi, risiko dan pengetahuan
terhadap variabel investasi saham syariah adalah
0,921 atau 92,1%. Hubungan tersebut dikatakan
sangat kuat, sesuai dengan metodologi penelitian.

Koefisien Determinasi (R2)


R2 sebagai tingkat koefisien determinasi dengan
nilai 0,849 atau 84,9%. Angka tersebut
menunjukkan bahwa variabel belajar, motivasi,
pendapatan, persepsi, risiko, dan pengetahuan
secara bersama – sama memiliki pengaruh
terhadap variabel investasi saham syariah sebesar
84,9%. Dengan demikian terdapat 15,1%
dipengaruhi oleh variabel lainnya.

4 Pendapat Saya Berdasarkan hasil penelitian pada jurnal yang telah


saya baca ternyata minat berinvestasi saham
syariah yang semakin tinggi risiko semakin banyak
atau meningkat peminat investasi didasarkan pada
indikator pernyataan yang valid yaitu bahwa
investor atau responden membeli saham lebih dari
satu untuk mengurangi risiko lebih, memilih
perusahaan yang liquiditasnya tinggi, saham yang
produktif, dan kebijakan yang tepat. responden
juga akan meningkatkan pembelian saham seiring
dengan meningkatnya pendapatan mereka,
produktivitas perusahaan meningkat, dan harga
saham sesuai dengan pendapatan responden.
Tetapi disamping itu minat investor atau
responden untuk pembelajaran, pengetahuan dasar
tentang investasi dan persepsi tentang saham
syariah kurang begitu diminati atau diperlukan
pelatihan. Orientasi Sebagian masyarakat masih
focus terhadap keuntungan dan masih kurang
untuk mempelajari saham Syariah terlebih dahulu.
• Review Jurnal Internasional

Judul Strategies For Determining Sharia Insurance Target Market


Jurnal Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam
Volume & Nomor Volume 7 & Nomor 1
Tahun 2021
Penulis Tiara Juliana Jaya, Yullina Devvie Sari, Roi Anju Immanuel

NO PERIHAL YANG DIIDENTIFIKASI JAWABAN

1 Latar Belakang Penelitian Pada asuransi konvensional azas yang digunakan


adalah risk transfering (pengalihan resiko),
pemegang polis (tertanggung) mengalihkan resiko
kepada perusahaan asuransi (penanggung). Tetapi
pada asuransi syariah, hubungan peserta dengan
perusahaan asuransi adalah saling menanggung
resiko dimana peserta secara bersama-sama dan
sukarela mengumpulkan dana dalam bentuk iuran
kontribusi ke dalam rekening tabarru’. Sehingga
kepemilikan dana atas iuran kontribusi tersebut
tetap melekat pada peserta, dan apabila suatu saat
timbul resiko, maka para peserta sendirilah yang
membayarkan klaim atas resiko tersebut dari dana
tabarru’. Inilah yang disebut dengan azas risk
sharing (saling menanggung resiko). Dalam lima
tahun terakhir, penetrasi premi asuransi syariah
meningkat dengan rata-rata pertumbuhan di atas
40%. Pangsa premi asuransi jiwa syariah yang
pada tahun 2007 baru mencapai 2,40% dari total
premi industri asuransi jiwa, pada tahun 2012
meningkat menjadi 4,53%. Berdasarkan data
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Maret 2013 dari
147 perusahaan asuransi jiwa ada sekitar 20
perusahaan yang beroperasi sebagai asuransi jiwa
berbasis syariah. Salah satu perusahaan jasa
asuransi jiwa di Indonesia yang membuka unit
usaha syariah adalah PT. Prudential Life
Assurance, berdiri sejak tahun 1995. Besarnya
prosentase umat muslim tersebut dapat
mendukung pertumbuhan perekonomian,
khususnya perekonomian yang berbasis syariah.
Melihat besarnya prosentase penduduk muslim
tersebut, bisa menjadi peluang besar untuk industri
jasa asuransi jiwa berbasis syariah.

2 Metode Penelitian Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif


yang merupakan sebuah metode penelitian yang
memanfaatkan data kualitatif dan dijabarkan
secara deskriptif. Jenis penelitian deskriptif
kualitatif kerap digunakan untuk menganalisis
kejadian, fenomena, atau keadaan secara sosial.
Analisis data menurut Patton adalah proses
mengatur urutan data, mengorganisasi ke dalam
suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar.
Adapun proses analisis data dalam penelitian ini
dilakukan secara simultan dengan pengumpulan
data, artinya peneliti dalam mengumpullkan data
juga menganalisis data yang diperoleh dilapangan.
Langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam
analisis data ini, adalah sebagai berikut:
a. Reduksi Data Reduksi
b. Sajian Data (display data) Sajian
c. Verifikasi dan Simpulan Data

3 Hasil Penelitian Faktor Internal Dan Eksternal pada Strategi


Pemasaran Produk

a. Faktor Internal
Variabel dari faktor internal yang dapat
teridentifikasi dalam penelitian ini terdiri dari
produk, harga, promosi, SDM, proses, dan
ditambah dengan variabel informasi. Berikut
dijabarkan satu persatu dari seluruh variable pada
faktor internal tersebut.
b. Faktor Eksternal
Variabel dari faktor eksternal yang dapat
teridentifikasi dalam penelitian ini terdiri dari
teknologi, demografi, keadaan ekonomi,
pemerintah dan ormas, sosial dan budaya, serta
perusahaan pesaing. Berikut dijabarkan satu
persatu dari seluruh variabel pada faktor eksternal
tersebut.

Strategi Prudential khususnya pada pemasaran


produk asuransi syariah saat ini berada pada sel V
(Growth Strategy). Growth Strategy merupakan
strategi dengan Konsentrasi melalui integrasi
horizontal. Strategi pertumbuhan melalui strategi
horizontal adalah suatu kegiatan untuk
memperluas perusahaan dengan cara membangun
di lokasi yang lain, dan meningkatkan jenis produk
serta jasa.

Dari hasil analisis kuadran SWOT, posisi bisnis


Prudential Syariah saat ini berada pada kuadran I.
Ini merupakan situasi yang sangat
menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki
peluang dan kekuatan sehingga dapat
memanfaatkan peluang yang ada untuk
mengoptimalkan kekuatannya. Strategi yang harus
diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung
kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth
oriented strategy).

Analisis Pengembangan Strategi Pemasaran


Produk

a. Implikasi Strategi Produk Asuransi Jiwa


Syariah Prudential
Dalam penelitian ini, penulis menawarkan tiga
alternatif strategi pemasaran yang semuanya
mendukung perusahaan dalam melakukan
penetrasi pasar, ketiga alternatif strategi tersebut
adalah :
1. Memperbesar jumlah agen terlatih dan menjalin
kerjasama dengan berbagai pihak, untuk
melakukan edukasi dan pemasaran produk
asuransi jiwa berbasis syariah.
2. Merancang produk asuransi jiwa berbasis
syariah dengan harga terjangkau dan memiliki
manfaat yang cukup baik bagi semua kalangan
masyarakat.
3. Memperluas jaringan keagenan dengan
membangun kantor cabang di berbagai daerah

4 Pendapat Saya Setelah saya membaca jurnal tentang asuransi


Syariah ini saya melihat keseluruhan hasil analisis
eksternal dan internal menunjukkan bahwa
Prudential memiliki kekuatan dan peluang yang
cukup besar untuk menjalankan strategi pemasaran
produk asuransi jiwa berbasis Syariah. Dari hasil
analisis Matriks Internal-Eksternal, strategi
pemasaran Prudential menunjukkan bahwa
Prudential dapat memanfaatkan peluang dan
mengoptimalkan kekuatannya untuk mendukung
kebijakan pertumbuhan yang agresif, seperti
memperluas jaringan perusahaan dengan
membangun cabang di daerah lain dan
memperbesar jumlah agen, serta meningkatkan
jenis-jenis produk. Hal ini menggambarkan bahwa
Prudential lebih terfokus untuk memperbesar
jumlah agen terlatih dibandingkan membangun
kantor cabang dan meningkatkan jenis produk
dalam menjalankan strategi pemasaran asuransi
jiwa berbasis Syariah. Walaupun masih banyak
masyarakat yang masih menggunakan asuransi
konvensional untuk jaminan hidup mereka tetapi
dengan melihat hasil penelitian ini, yang dimana
menunjukkan hasil yang positif dan signifikan
diharapkan kedepannya asuransi Syariah akan
lebih maju dan berkembang sehingga bisa menjadi
solusi untuk semua masyarakat di Indonesia.
B. Buat tulisan lepas mengenai perkembangan, hambatan, tantangan dan regulasi
Lembaga Keuangan Non Bank Syariah di Indonesia saat ini ! (Bank/Pegadaian)

Pegadaian Syariah yang ada di Indonesia masih jauh dari kata syariah sesuai dengan hakikatnya,
diawali dari belum seluruhnya dari pelaku pegadaian syariah di Indonesia mengerti dan memahami
konsep juga tata cara pengoperasian pegadaian syariah yang sesuai dengan ajaran islam. Masih
sering sekali terjadi kesalahpahaman antara pihak pegadaian syariah dengan masyarakat mengenai
prosedur peminjaman dana yang benar.
Kurangnya fasilitas yang memadai dari pihak pegadaian syariah dalam melakukan sosialisasi
sehingga informasi serta pengetahuan tentang pegadaian syariah secara konsep maupun
pengoperasian menjaditidak tersampaikan dengan baik, ditambah pula dengan minimnya
pengetahuan dari masyarakat mengenai pegadaian syariah. Dengan segala hambatan yang terjadi
pada pegadaian syariah dalam berkembang, dapat mengakibatkan kurang terpercayanya pegadaian
syariah dalam memberikan pinjaman dan bisa jadi sistem syariah yang diharapkan bersifat sosial
dan membantu masyarakat menjadi sia-sia. Akhirnya masyarakat memilih untuk melakukan
transaksi gadai di pegadaian konvensional

• Perkembangan
Berdirinya pegadaian syariah, berawal pada tahun 1998 ketika beberapa General Manager
melakukan studi banding ke Malaysia. Setelah melakukan studi banding, mulai dilakukan
penggodokan rencana pendirian pegadaian syariah. Tapi ketika itu ada sedikit masalah internal
sehingga hasil studi banding itu pun hanya ditumpuk. Tahun 2002 mulai diterapkan sistem
pegadaiaan syariah dan pada tahun 2003 pegadaian syariah resmi dioperasikan dan pegadaian
cabang Dewi Sartika menjadi kantor cabang pegadaian pertama yang menerapkan sistem
pegadaian syariah.Prospek pegadaian syariah di masa depan sangat luar biasa.
Respon masyarakat terhadap pegadaian syariah ternyata jauh lebih baik dari yang diperkirakan.
Menurut survei BMI, dari target operasional tahun 2003 sebesar 1,55 milyar rupiah pegadaian
syariah cabang Dewi Sartika mampu mencapai target 5 milyar rupiah. Pegadaian syariah tidak
menekankan pada pemberian bunga dari barang yang digadaikan. Meski tanpa bunga, pegadaian
syariah tetap memperoleh keuntungan seperti yang sudah diatur oleh Dewan Syariah Nasional,
yaitu memberlakukan biaya pemeliharaan dari barang yang digadaikan.
Biaya itu dihitung dari nilai barang, bukan dari jumlah pinjaman. Sedangkan pada pegadaian
konvensional, biaya yang harus dibayar sejumlah dari yang dipinjamkan. Program Syariah Perum
Pegadaian mendapat sambutan positif dari masyarakat. Dari target omzet tahun 2006 sebesar
Rp.323 miliar, hingga September 2006 ini sudah tercapai Rp.420 miliar dan pada akhir tahun 2006
ini diprediksi omzet bisa mencapai Rp.450 miliar. Bahkan Perum Pegadaian Pusat menurut
rencana akan menerbitkan produk baru, gadai saham di Bursa Efek Jakarta (BEJ), paling lambat
Maret 2007.
Manajemen Pegadaian melihat adanya prospek pasar yang cukup bagus saat ini untuk gadai saham.
Bisnis pegadaian syariah tahun 2007 ini cukup cerah, karena minta masyarakat yang
memanfaatkan jasa pegadaian ini cukup besar. Itu terbukti penyaluran kredit tahun 2006
melampaui target. Pegadaian cabang Majapahit Semarang misalnya, tahun 2006 mencapai 18,2
miliar. Lebih besar dari target yang ditetapkan sebanyak 11,5 miliar. Jumlah nasabah yang
dihimpun sekitar 6 ribu orang dan barang jaminannya sebanyak 16.855 potong. Penyaluran kredit
pegadaian syariah Semarang ini berdiri tahun 2003, setiap tahunnya meningkat cukup signifikan
dari Rp 525 juta tahun 2004 meningkat menjadi Rp 5,1 miliar dan tahun 2006 mencapai Rp 18,4
miliar. Mengenai permodalan hingga saat ini tidak ada masalah.
Berapapun permintaan nasabah asal ada barang jaminan akan dipenuhi saat itu pula bisa dicairkan
sesuai taksiran barang jaminan tersebut. Demikian prospek pegadaian syariah ke depan, cukup
cerah.

• Tantangan
Masyarakat yang pada umumnya menggunakan jasa gadai konvensional kurang mengenal dengan
adanya produk rahn dalam lembaga keuangan syariah. Tantangan untuk menghadapi masalah ini
adalah dengan cara bank syariah atau unit usaha syariah melakukan promosi atau sosialisasi yang
lebih untuk mengenalkan produk gadai yang dimiliki. Bahwa produk gadai memang benar-benar
membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pembiayaan yang mendesak maupun
kebutuhan modal usaha.

• Hambatan
1. Belum ada undang-undang atau aturan lainnya yang mengatur tentang keberadaan
pegadaian swasta atau pun pegadian syariah sehingga pengembangan pegadaian syariah
belum cukup optimal selama ini. Saat ini, aturan berkaitan dengan gadai swasta ini sedang
dipersiapkan draft undang-undangnya oleh Depkeu.

2. Adanya masyarakat yang membuka gadai swasta dengan memberikan kemudahan untuk
semua jenis barang gadai sehingga keberadaannya terus berkembang meskipun masih
illegal.

• Regulasi
Pelegalan merupakan salah satu aspek penting dalam upaya penerapan pegadaian yang berbasis
syariah. Atas dasar itulah terdapat beberapa landasan operasional pegadaian syariah di Indonesia,
diantaranya diambil dari Kitab suci Al-Quran, Hadis, Regulasi, Fatwa Dewan Syariah Nasional
Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI), dan Kaidah Fikih.
‫ض ُك ْم بَ ْعضًا فَ ْليُؤ َِد الَّذِى اؤْ ت ُِمنَ اَ َمانَتَ ٗه‬ ُ ‫سفَ ٍر َّولَ ْم تَ ِجد ُْوا كَاتِبًا فَ ِر ٰهنٌ َّم ْقبُ ْوضَةٌ ۗفَا ِْن اَ ِمنَ بَ ْع‬ َ ‫۞ َوا ِْن ُك ْنت ُ ْم ع َٰلى‬
ۗ َّ ‫َو ْل َيتَّق ّٰللا ر َّب ٗه ۗ َو ََل تَ ْكتُموا ال‬
ࣖ ‫ع ِل ْي ٌم‬ ‫ش َها َدةَ َو َم ْن َّي ْكت ُْم َها فَ ِانَّ ٗ ٓٗه ٰا ِث ٌم قَ ْلبُ ٗه ۗ َو ه‬
َ َ‫ّٰللاُ ِب َما تَ ْع َملُ ْون‬ ُ َ َ‫ِ ه‬
“Dan jika kamu dalam perjalanan sedang kamu tidak mendapatkan seorang penulis, maka
hendaklah ada barang jaminan yang dipegang. Tetapi, jika sebagian kamu mempercayai sebagian
yang lain, hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (utangnya) dan hendaklah dia
bertakwa kepada Allah, Tuhannya. Dan janganlah kamu menyembunyikan kesaksian, karena
barangsiapa menyembunyikannya, sungguh, hatinya kotor (berdosa). Allah Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan.” (Q.S.Al-Baqarah:283)
Ayat di atas menyebutkan bahwa dalam berpiutang hendaklah memiliki barang tanggungan untuk
menjaga apabila orang yang berutang tidak dapat membayar pada saat yang telah ditentukan,
barang tanggungan tersebut dapat dijual untuk melunasi utang tersebut.
Demikian halnya pula dengan para saksi untuk tidak menyembunyikan persaksiannya dan pula
tidak melebih-lebihkannya, serta tidak mengutarakannya bahkan hingga berdusta dalam
persaksiannya. Ibnu Abbas dan lain-lainnya mengatakan bahwa persaksian palsu adalah salah satu
dosa besar, hal ini juga dipertegas dalam QS. An-Nisa ayat 135.
Dalam akhir ayat ini termasuk amanah di dalamnya, yang mana dimaksudkan di sini sangatlah
luas dan menyeluruh. Bukan hanya sebatas menjaga barang untuk disimpan, melainkan amanah
dalam hal perbuatan, perkataan dan tindakan dari seorang murtahin. Persoalan amanah juga
mencakup setiap aspek kehidupan dan yang terpenting adalah persoalan kenegaraan.

‫طعَا ًما ِم ْن يَ ُهو ِدي ٍ ِإلَى أ َ َج ٍل َو َر َهنَهُ د ِْرعًا ِم ْن َحدِي ٍد‬


َ ‫شت َ َرى‬
ْ ‫سلَّ َم ا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ‫أَنَّ النَّ ِب َّي‬
َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫ّٰللا‬

“Sesungguhnya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membeli bahan makanan dari seorang yahudi
dengan cara berutang, dan beliau menggadaikan baju besinya.” (Hr. Al-Bukhari no. 2513 dan
Muslim no. 1603).
Hadits dari Anas bin Malik ra diatas meneritakan bahwa Rasulullah menggadaikan baju besinya
kepada seorang Yahudi. Baju besi itu ditukar dengan tiga puluh sha‟ gandum. Satu sha‟ terdiri
dari empat mud. Adapun satu mud seukuran empat kali dua telapak tangan. Namun kenyataanya,
di tahun ke-9 sampai dengan ke-10 H, rasulullah dalam keadaan berkecukupan, beliau
menghabiskan hartanya tersebut untuk kemakmuran rakyat, para tamu, dan orang-orang yang
membutuhkannya. Jika hanya untuk tiga puluh sha‟ gandum, tidaklah sulit bagi Nabi untuk
memperolehnya dari para sahabat. Namun, Rasulullah lebih memilih untuk menggadaikan baju
besi yang dimilikinya kepada seorang Yahudi. Jika kita melihat perbandingan harga baju besi
dengan gandum yang sangat jauh berbeda, namun Rasulullah tetap menggadaikannya. Di dalam
riwayat lain disebutkan bahwa barang (baju besi) itu digadaikannya pada seorang Yahudi
Madinah. Menurut riwayat Imam Syafii, baju besi itu beliau gadaikan pada Abusy Syahm, seorang
Yahudi. Rincian masalah gadai ini diketengahkan secara rinci di dalam kitab hukum-hukum yang
membahas masalah hukum fikih.

Anda mungkin juga menyukai