A. Carilah 3 jurnal nasional dan 1 jurnal international Lembaga Keuangan Non Bank
Syariah kemudian buat dalam bentuk table dan sertakan jurnal aslinya !
1 Latar Belakang Penelitian Pegadaian syariah sebagai salah satu badan usaha
milik negara harus memiliki kinerja yang lebih
baik. Jika kalau sampai ada beberapa pegadaian
syariah yang kurang mampu baik dalam
memberikan pelayanan kepada nasabahnya tidak
menutup kemungkinan citra pegadaian syariah
secara umum menjadi jelek. Situasi yang demikian
tentunya akan sangat merugikan. Pelayanan yang
kurang baik menyebabkan keengganan nasabah
untuk terus menerus menjadi nasabah, mereka
cenderung beralih ke perusahaan lain yang bisa
memenuhi apa yang menjadi harapannya. Untuk
dapat memenangkan persaingan, perusahaan harus
memperhatikan kebutuhan dan keinginan
nasabahnya. Agar pegadaian syariah dapat
memenuhi apa yang menjadi kebutuhan dan
keinginan nasabahnya, pemimpin perusahaan
harus mengetahui bagaimana perilaku
konsumennya. Di sini perilaku konsumen sangat
berpengaruh pada ketercapaian tujuan pemasaran.
1. Pegadaian Konvensional
a. Gadai menurut hukum perdata disamping
berprinsip tolong-menolong juga menarik
keuntungan dengan cara menarik bunga atau sewa
modal.
b. Dalam hukum perdata hak gadai hanya berlaku
pada benda yang bergerak.
c. Adanya istilah bunga (memungut biaya dalam
bentuk bunga).
d. Dalam hukum perdata gadai dilaksanakan
melalui suatu lembaga yang ada di Indonesia
disebut PT. Pegadaian (Persero).
e. Menarik bunga sampai dengan 10 % untuk
jangaka waktu 4 bulan, plus asuransi sebesar 0,5
dari jumlah pinjaman. Jangka waktu 4 bulan itu
bisa terus diperpanjang, selama nasabah mampu
membayar bunga.
2. Pegadaian Syariah
a. Rahn dalam hukum Islam dilakukan secara
sukarela atas dasar tolong- menolong tanpa
mencari keuntungan.
b. Rahn berlaku pada seluruh benda baik yang
bergerak maupun yang tidak bergerak.
c. Dalam Rahn tidak ada istilah bunga, yang ada
adalah biaya penitipan, pemeliharaan, penjagaan
dan penaksiran.
d. Rahn menurut hukum Islam dapat dilaksanakan
tanpa melalui suatu lembaga.
e. Hanya memungut biaya (termasuk suransi
barang) untuk jangka waktu 4 bulan. Bila nasabah
tak mampu menebus barangnya, masa gadai bisa
diperpanjang.
1 Latar Belakang Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk melihat lebih dalam
mengenai faktor – faktor yang paling berpengaruh
terhadap minat investasi berupa risiko
berinvestasi, tingkat pendapatan (modal),
motivasi, pengetahuan tentang investasi, persepsi,
dan belajar di pasar modal syariah untuk investor
yang melakukan transaksi di galeri investasi bursa
saham investasi universitas internasional semen
Indonesia.
Adapun beberapa permasalahan yang akan dibahas
adalah; Bagaimana pengaruh risiko terhadap minat
investor berinvestasi di pasar modal syariah
melalui galeri investasi bursa saham investasi
universitas internasional semen Indonesia?;
pertanyaan ini digunakan untuk mengetahui
pengaruh risiko terhadap minat investor
berinvestasi di pasar modal syariah melalui galeri
investasi bursa saham investasi universitas
internasional semen Indonesia. Selanjutnya,
untuk mengetahui pengaruh tingkat pendapatan
terhadap minat investor berinvestasi di pasar
modal syariah melalui galeri investasi bursa saham
investasi universitas internasional semen
Indonesia maka permasalahan yang diajukan
adalah bagaimana pengaruh tingkat pendapatan
terhadap minat investor berinvestasi di pasar
modal syariah melalui galeri investasi bursa saham
investasi universitas internasional semen
Indonesia?;
Mengetahui pengaruh motivasi terhadap minat
investor berinvestasi di pasar modal syariah
melalui galeri investasi bursa saham investasi
universitas internasional semen Indonesia maka
pertanyaan yang diajukan adalah bagaimana
pengaruh motivasi terhadap minat investor
berinvestasi di pasar modal syariah melalui galeri
investasi bursa saham investasi universitas
internasional semen Indonesia?; Selanjutnya
adalah bagaimana pengaruh pengetahuan tentang
investasi terhadap minat investor berinvestasi di
pasar modal syariah melalui galeri investasi bursa
saham investasi universitas internasional semen
Indonesia? Hal ini dipertanyakan untuk
mengetahui pengaruh pengetahuan tentang
investasi terhadap minat investor berinvestasi di
pasar modal syariah melalui galeri investasi bursa
saham investasi universitas internasional semen
Indonesia. Bagaimana pengaruh persepsi terhadap
minat investor berinvestasi di pasar modal syariah
melalui galeri investasi bursa saham investasi
universitas internasional semen Indonesia?;
Mengetahui pengaruh persepsi terhadap minat
investor berinvestasi di pasar modal syariah
melalui galeri investasi bursa saham investasi
universitas internasional semen Indonesia.
Bagaimana pengaruh belajar terhadap minat
investor berinvestasi di pasar modal syariah
melalui galeri investasi bursa saham investasi
universitas internasional semen Indonesia?
Berjutuan untuk Mengetahui pengaruh belajar
terhadap minat investor berinvestasi di pasar
modal syariah melalui galeri investasi bursa saham
investasi universitas internasional semen
Indonesia.
2 Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian
yang berkonsentrasi dalam pengujian teori – teori
melalui variable penelitian dalam bentuk angka
dan kemudian melakukan analisa data dengan
proses statistika baik manual maupun dengan
peranti lunak computer. Pada penelitian
kuantitatif, teori atau paradigm teori digunakan
untuk menuntun peneliti menemukan masalah
penelitian, menemukan hipotesis, konsep,
metodologi dan menemukan alat analisa data
(Bungin, B, 2008). Kelebihan dari kuantitatif
adalah sebagai alat ukur untuk menguji dugaan
atau hepotesis dari kualitatif, serta memberikan
justifikasi signifikan terhadap temuan penelitian
berdasarkan uji statistic (Chambali, M., 2010).
Sumber Data : Data Primer
Teknik Analisis Data :
- Uji Validitas dan Realibitas Kuisioner
- Uji Keabsahan (Test of Validity)
- Analisis Faktor
- Analisis Linier Berganda
Uji Validitas
Peneliti memberikan 47 pernyataan kepada 133
responden dan menguji validitas dan reliabilitas
dari seluruh pernyataan tersebut. Kuesioner terbagi
menjadi 7 variabel yaitu variable investasi, risiko,
pendapatan, motivasi, pengetahuan, persepsi, dan
belajar. Untuk variabel investasi memiliki 9
indikator, risiko memiliki 6 indikator, pendapatan
memiliki 4 indikator, motivasi memiliki 9
indikator, pengetahuan memiliki 5 indikator,
persepsi memiliki 7 indikator, dan belajar memiliki
7 indikator. Dari ketujuh variabel tersebut, peneliti
menggunakan 4 variabel dengan indikatorny yaitu
variabel persepsi, motivasi, belajar, dan investasi
merujuk pada penelitian Fikri.I.S, 2011. Variabel
lainnya, peneliti melakukan trial indikator
pernyataan.
Uji Reliabilitas
Uji relibilitas antara indikator yang mendukung
penelitian. Dari nilai reliabilitas tersebut dengan
menggunakan metode cronbach’s alpha
memberikan nilai 0,899 atau 89,9% yang
menandakan kekuatan realibilitas antar indikator
kuat dan tinggi.
a. Faktor Internal
Variabel dari faktor internal yang dapat
teridentifikasi dalam penelitian ini terdiri dari
produk, harga, promosi, SDM, proses, dan
ditambah dengan variabel informasi. Berikut
dijabarkan satu persatu dari seluruh variable pada
faktor internal tersebut.
b. Faktor Eksternal
Variabel dari faktor eksternal yang dapat
teridentifikasi dalam penelitian ini terdiri dari
teknologi, demografi, keadaan ekonomi,
pemerintah dan ormas, sosial dan budaya, serta
perusahaan pesaing. Berikut dijabarkan satu
persatu dari seluruh variabel pada faktor eksternal
tersebut.
Pegadaian Syariah yang ada di Indonesia masih jauh dari kata syariah sesuai dengan hakikatnya,
diawali dari belum seluruhnya dari pelaku pegadaian syariah di Indonesia mengerti dan memahami
konsep juga tata cara pengoperasian pegadaian syariah yang sesuai dengan ajaran islam. Masih
sering sekali terjadi kesalahpahaman antara pihak pegadaian syariah dengan masyarakat mengenai
prosedur peminjaman dana yang benar.
Kurangnya fasilitas yang memadai dari pihak pegadaian syariah dalam melakukan sosialisasi
sehingga informasi serta pengetahuan tentang pegadaian syariah secara konsep maupun
pengoperasian menjaditidak tersampaikan dengan baik, ditambah pula dengan minimnya
pengetahuan dari masyarakat mengenai pegadaian syariah. Dengan segala hambatan yang terjadi
pada pegadaian syariah dalam berkembang, dapat mengakibatkan kurang terpercayanya pegadaian
syariah dalam memberikan pinjaman dan bisa jadi sistem syariah yang diharapkan bersifat sosial
dan membantu masyarakat menjadi sia-sia. Akhirnya masyarakat memilih untuk melakukan
transaksi gadai di pegadaian konvensional
• Perkembangan
Berdirinya pegadaian syariah, berawal pada tahun 1998 ketika beberapa General Manager
melakukan studi banding ke Malaysia. Setelah melakukan studi banding, mulai dilakukan
penggodokan rencana pendirian pegadaian syariah. Tapi ketika itu ada sedikit masalah internal
sehingga hasil studi banding itu pun hanya ditumpuk. Tahun 2002 mulai diterapkan sistem
pegadaiaan syariah dan pada tahun 2003 pegadaian syariah resmi dioperasikan dan pegadaian
cabang Dewi Sartika menjadi kantor cabang pegadaian pertama yang menerapkan sistem
pegadaian syariah.Prospek pegadaian syariah di masa depan sangat luar biasa.
Respon masyarakat terhadap pegadaian syariah ternyata jauh lebih baik dari yang diperkirakan.
Menurut survei BMI, dari target operasional tahun 2003 sebesar 1,55 milyar rupiah pegadaian
syariah cabang Dewi Sartika mampu mencapai target 5 milyar rupiah. Pegadaian syariah tidak
menekankan pada pemberian bunga dari barang yang digadaikan. Meski tanpa bunga, pegadaian
syariah tetap memperoleh keuntungan seperti yang sudah diatur oleh Dewan Syariah Nasional,
yaitu memberlakukan biaya pemeliharaan dari barang yang digadaikan.
Biaya itu dihitung dari nilai barang, bukan dari jumlah pinjaman. Sedangkan pada pegadaian
konvensional, biaya yang harus dibayar sejumlah dari yang dipinjamkan. Program Syariah Perum
Pegadaian mendapat sambutan positif dari masyarakat. Dari target omzet tahun 2006 sebesar
Rp.323 miliar, hingga September 2006 ini sudah tercapai Rp.420 miliar dan pada akhir tahun 2006
ini diprediksi omzet bisa mencapai Rp.450 miliar. Bahkan Perum Pegadaian Pusat menurut
rencana akan menerbitkan produk baru, gadai saham di Bursa Efek Jakarta (BEJ), paling lambat
Maret 2007.
Manajemen Pegadaian melihat adanya prospek pasar yang cukup bagus saat ini untuk gadai saham.
Bisnis pegadaian syariah tahun 2007 ini cukup cerah, karena minta masyarakat yang
memanfaatkan jasa pegadaian ini cukup besar. Itu terbukti penyaluran kredit tahun 2006
melampaui target. Pegadaian cabang Majapahit Semarang misalnya, tahun 2006 mencapai 18,2
miliar. Lebih besar dari target yang ditetapkan sebanyak 11,5 miliar. Jumlah nasabah yang
dihimpun sekitar 6 ribu orang dan barang jaminannya sebanyak 16.855 potong. Penyaluran kredit
pegadaian syariah Semarang ini berdiri tahun 2003, setiap tahunnya meningkat cukup signifikan
dari Rp 525 juta tahun 2004 meningkat menjadi Rp 5,1 miliar dan tahun 2006 mencapai Rp 18,4
miliar. Mengenai permodalan hingga saat ini tidak ada masalah.
Berapapun permintaan nasabah asal ada barang jaminan akan dipenuhi saat itu pula bisa dicairkan
sesuai taksiran barang jaminan tersebut. Demikian prospek pegadaian syariah ke depan, cukup
cerah.
• Tantangan
Masyarakat yang pada umumnya menggunakan jasa gadai konvensional kurang mengenal dengan
adanya produk rahn dalam lembaga keuangan syariah. Tantangan untuk menghadapi masalah ini
adalah dengan cara bank syariah atau unit usaha syariah melakukan promosi atau sosialisasi yang
lebih untuk mengenalkan produk gadai yang dimiliki. Bahwa produk gadai memang benar-benar
membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pembiayaan yang mendesak maupun
kebutuhan modal usaha.
• Hambatan
1. Belum ada undang-undang atau aturan lainnya yang mengatur tentang keberadaan
pegadaian swasta atau pun pegadian syariah sehingga pengembangan pegadaian syariah
belum cukup optimal selama ini. Saat ini, aturan berkaitan dengan gadai swasta ini sedang
dipersiapkan draft undang-undangnya oleh Depkeu.
2. Adanya masyarakat yang membuka gadai swasta dengan memberikan kemudahan untuk
semua jenis barang gadai sehingga keberadaannya terus berkembang meskipun masih
illegal.
• Regulasi
Pelegalan merupakan salah satu aspek penting dalam upaya penerapan pegadaian yang berbasis
syariah. Atas dasar itulah terdapat beberapa landasan operasional pegadaian syariah di Indonesia,
diantaranya diambil dari Kitab suci Al-Quran, Hadis, Regulasi, Fatwa Dewan Syariah Nasional
Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI), dan Kaidah Fikih.
ض ُك ْم بَ ْعضًا فَ ْليُؤ َِد الَّذِى اؤْ ت ُِمنَ اَ َمانَتَ ٗه ُ سفَ ٍر َّولَ ْم تَ ِجد ُْوا كَاتِبًا فَ ِر ٰهنٌ َّم ْقبُ ْوضَةٌ ۗفَا ِْن اَ ِمنَ بَ ْع َ ۞ َوا ِْن ُك ْنت ُ ْم ع َٰلى
ۗ َّ َو ْل َيتَّق ّٰللا ر َّب ٗه ۗ َو ََل تَ ْكتُموا ال
ࣖ ع ِل ْي ٌم ش َها َدةَ َو َم ْن َّي ْكت ُْم َها فَ ِانَّ ٗ ٓٗه ٰا ِث ٌم قَ ْلبُ ٗه ۗ َو ه
َ َّٰللاُ ِب َما تَ ْع َملُ ْون ُ َ َِ ه
“Dan jika kamu dalam perjalanan sedang kamu tidak mendapatkan seorang penulis, maka
hendaklah ada barang jaminan yang dipegang. Tetapi, jika sebagian kamu mempercayai sebagian
yang lain, hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (utangnya) dan hendaklah dia
bertakwa kepada Allah, Tuhannya. Dan janganlah kamu menyembunyikan kesaksian, karena
barangsiapa menyembunyikannya, sungguh, hatinya kotor (berdosa). Allah Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan.” (Q.S.Al-Baqarah:283)
Ayat di atas menyebutkan bahwa dalam berpiutang hendaklah memiliki barang tanggungan untuk
menjaga apabila orang yang berutang tidak dapat membayar pada saat yang telah ditentukan,
barang tanggungan tersebut dapat dijual untuk melunasi utang tersebut.
Demikian halnya pula dengan para saksi untuk tidak menyembunyikan persaksiannya dan pula
tidak melebih-lebihkannya, serta tidak mengutarakannya bahkan hingga berdusta dalam
persaksiannya. Ibnu Abbas dan lain-lainnya mengatakan bahwa persaksian palsu adalah salah satu
dosa besar, hal ini juga dipertegas dalam QS. An-Nisa ayat 135.
Dalam akhir ayat ini termasuk amanah di dalamnya, yang mana dimaksudkan di sini sangatlah
luas dan menyeluruh. Bukan hanya sebatas menjaga barang untuk disimpan, melainkan amanah
dalam hal perbuatan, perkataan dan tindakan dari seorang murtahin. Persoalan amanah juga
mencakup setiap aspek kehidupan dan yang terpenting adalah persoalan kenegaraan.
“Sesungguhnya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membeli bahan makanan dari seorang yahudi
dengan cara berutang, dan beliau menggadaikan baju besinya.” (Hr. Al-Bukhari no. 2513 dan
Muslim no. 1603).
Hadits dari Anas bin Malik ra diatas meneritakan bahwa Rasulullah menggadaikan baju besinya
kepada seorang Yahudi. Baju besi itu ditukar dengan tiga puluh sha‟ gandum. Satu sha‟ terdiri
dari empat mud. Adapun satu mud seukuran empat kali dua telapak tangan. Namun kenyataanya,
di tahun ke-9 sampai dengan ke-10 H, rasulullah dalam keadaan berkecukupan, beliau
menghabiskan hartanya tersebut untuk kemakmuran rakyat, para tamu, dan orang-orang yang
membutuhkannya. Jika hanya untuk tiga puluh sha‟ gandum, tidaklah sulit bagi Nabi untuk
memperolehnya dari para sahabat. Namun, Rasulullah lebih memilih untuk menggadaikan baju
besi yang dimilikinya kepada seorang Yahudi. Jika kita melihat perbandingan harga baju besi
dengan gandum yang sangat jauh berbeda, namun Rasulullah tetap menggadaikannya. Di dalam
riwayat lain disebutkan bahwa barang (baju besi) itu digadaikannya pada seorang Yahudi
Madinah. Menurut riwayat Imam Syafii, baju besi itu beliau gadaikan pada Abusy Syahm, seorang
Yahudi. Rincian masalah gadai ini diketengahkan secara rinci di dalam kitab hukum-hukum yang
membahas masalah hukum fikih.