A. Carilah 3 jurnal nasional dan 1 jurnal international Lembaga Keuangan Non Bank
Syariah kemudian buat dalam bentuk table dan sertakan jurnal aslinya !
1. Pegadaian Konvensional
a. Gadai menurut hukum perdata disamping
berprinsip tolong-menolong juga menarik
keuntungan dengan cara menarik bunga atau sewa
modal.
b. Dalam hukum perdata hak gadai hanya berlaku
pada benda yang bergerak.
c. Adanya istilah bunga (memungut biaya dalam
bentuk bunga).
d. Dalam hukum perdata gadai dilaksanakan
melalui suatu lembaga yang ada di Indonesia
disebut PT. Pegadaian (Persero).
e. Menarik bunga sampai dengan 10 % untuk
jangaka waktu 4 bulan, plus asuransi sebesar 0,5
dari jumlah pinjaman. Jangka waktu 4 bulan itu
bisa terus diperpanjang, selama nasabah mampu
membayar bunga.
2. Pegadaian Syariah
a. Rahn dalam hukum Islam dilakukan secara
sukarela atas dasar tolong- menolong tanpa
mencari keuntungan.
b. Rahn berlaku pada seluruh benda baik yang
bergerak maupun yang tidak bergerak.
c. Dalam Rahn tidak ada istilah bunga, yang ada
adalah biaya penitipan, pemeliharaan, penjagaan
dan penaksiran.
d. Rahn menurut hukum Islam dapat dilaksanakan
tanpa melalui suatu lembaga.
e. Hanya memungut biaya (termasuk suransi
barang) untuk jangka waktu 4 bulan. Bila nasabah
tak mampu menebus barangnya, masa gadai bisa
diperpanjang.
Uji Validitas
Peneliti memberikan 47 pernyataan kepada 133
responden dan menguji validitas dan reliabilitas
dari seluruh pernyataan tersebut. Kuesioner
terbagi menjadi 7 variabel yaitu variable
investasi, risiko, pendapatan, motivasi,
pengetahuan, persepsi, dan belajar. Untuk
variabel investasi memiliki 9 indikator, risiko
memiliki 6 indikator, pendapatan memiliki 4
indikator, motivasi memiliki 9 indikator,
pengetahuan memiliki 5 indikator, persepsi
memiliki 7 indikator, dan belajar memiliki 7
indikator. Dari ketujuh variabel tersebut, peneliti
menggunakan 4 variabel dengan indikatorny yaitu
variabel persepsi, motivasi, belajar, dan investasi
merujuk pada penelitian Fikri.I.S, 2011. Variabel
lainnya, peneliti melakukan trial indikator
pernyataan.
Uji Reliabilitas
Uji relibilitas antara indikator yang mendukung
penelitian. Dari nilai reliabilitas tersebut dengan
menggunakan metode cronbach’s alpha
memberikan nilai 0,899 atau 89,9% yang
menandakan kekuatan realibilitas antar indikator
kuat dan tinggi.
a. Faktor Internal
Variabel dari faktor internal yang dapat
teridentifikasi dalam penelitian ini terdiri dari
produk, harga, promosi, SDM, proses, dan
ditambah dengan variabel informasi. Berikut
dijabarkan satu persatu dari seluruh variable pada
faktor internal tersebut.
b. Faktor Eksternal
Variabel dari faktor eksternal yang dapat
teridentifikasi dalam penelitian ini terdiri dari
teknologi, demografi, keadaan ekonomi,
pemerintah dan ormas, sosial dan budaya, serta
perusahaan pesaing. Berikut dijabarkan satu
persatu dari seluruh variabel pada faktor
eksternal tersebut.
Perkembangan
Berdirinya pegadaian syariah, berawal pada tahun 1998 ketika beberapa General Manager
melakukan studi banding ke Malaysia. Setelah melakukan studi banding, mulai dilakukan
penggodokan rencana pendirian pegadaian syariah. Tapi ketika itu ada sedikit masalah internal
sehingga hasil studi banding itu pun hanya ditumpuk. Tahun 2002 mulai diterapkan sistem
pegadaiaan syariah dan pada tahun 2003 pegadaian syariah resmi dioperasikan dan pegadaian
cabang Dewi Sartika menjadi kantor cabang pegadaian pertama yang menerapkan sistem
pegadaian syariah.Prospek pegadaian syariah di masa depan sangat luar biasa.
Respon masyarakat terhadap pegadaian syariah ternyata jauh lebih baik dari yang diperkirakan.
Menurut survei BMI, dari target operasional tahun 2003 sebesar 1,55 milyar rupiah pegadaian
syariah cabang Dewi Sartika mampu mencapai target 5 milyar rupiah. Pegadaian syariah tidak
menekankan pada pemberian bunga dari barang yang digadaikan. Meski tanpa bunga, pegadaian
syariah tetap memperoleh keuntungan seperti yang sudah diatur oleh Dewan Syariah Nasional,
yaitu memberlakukan biaya pemeliharaan dari barang yang digadaikan.
Biaya itu dihitung dari nilai barang, bukan dari jumlah pinjaman. Sedangkan pada pegadaian
konvensional, biaya yang harus dibayar sejumlah dari yang dipinjamkan. Program Syariah
Perum Pegadaian mendapat sambutan positif dari masyarakat. Dari target omzet tahun 2006
sebesar Rp.323 miliar, hingga September 2006 ini sudah tercapai Rp.420 miliar dan pada akhir
tahun 2006 ini diprediksi omzet bisa mencapai Rp.450 miliar. Bahkan Perum Pegadaian Pusat
menurut rencana akan menerbitkan produk baru, gadai saham di Bursa Efek Jakarta (BEJ),
paling lambat Maret 2007.
Manajemen Pegadaian melihat adanya prospek pasar yang cukup bagus saat ini untuk gadai
saham. Bisnis pegadaian syariah tahun 2007 ini cukup cerah, karena minta masyarakat yang
memanfaatkan jasa pegadaian ini cukup besar. Itu terbukti penyaluran kredit tahun 2006
melampaui target. Pegadaian cabang Majapahit Semarang misalnya, tahun 2006 mencapai 18,2
miliar. Lebih besar dari target yang ditetapkan sebanyak 11,5 miliar. Jumlah nasabah yang
dihimpun sekitar 6 ribu orang dan barang jaminannya sebanyak 16.855 potong. Penyaluran
kredit pegadaian syariah Semarang ini berdiri tahun 2003, setiap tahunnya meningkat cukup
signifikan dari Rp 525 juta tahun 2004 meningkat menjadi Rp 5,1 miliar dan tahun 2006
mencapai Rp 18,4 miliar. Mengenai permodalan hingga saat ini tidak ada masalah.
Berapapun permintaan nasabah asal ada barang jaminan akan dipenuhi saat itu pula bisa
dicairkan sesuai taksiran barang jaminan tersebut. Demikian prospek pegadaian syariah ke
depan, cukup cerah.
Tantangan
Masyarakat yang pada umumnya menggunakan jasa gadai konvensional kurang mengenal
dengan adanya produk rahn dalam lembaga keuangan syariah. Tantangan untuk menghadapi
masalah ini adalah dengan cara bank syariah atau unit usaha syariah melakukan promosi atau
sosialisasi yang lebih untuk mengenalkan produk gadai yang dimiliki. Bahwa produk gadai
memang benar-benar membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pembiayaan yang
mendesak maupun kebutuhan modal usaha.
Hambatan
1. Belum ada undang-undang atau aturan lainnya yang mengatur tentang keberadaan
pegadaian swasta atau pun pegadian syariah sehingga pengembangan pegadaian syariah
belum cukup optimal selama ini. Saat ini, aturan berkaitan dengan gadai swasta ini
sedang dipersiapkan draft undang-undangnya oleh Depkeu.
2. Adanya masyarakat yang membuka gadai swasta dengan memberikan kemudahan untuk
semua jenis barang gadai sehingga keberadaannya terus berkembang meskipun masih
illegal.
Regulasi
Pelegalan merupakan salah satu aspek penting dalam upaya penerapan pegadaian yang berbasis
syariah. Atas dasar itulah terdapat beberapa landasan operasional pegadaian syariah di Indonesia,
diantaranya diambil dari Kitab suci Al-Quran, Hadis, Regulasi, Fatwa Dewan Syariah Nasional
Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI), dan Kaidah Fikih.
۞ ضا فَ ْليُؤَ ِّد الَّ ِذى اؤْ تُ ِمنَ اَ َمانَت َٗه ُ ضةٌ ۗفَاِنْ اَ ِمنَ بَ ْع
ً ض ُك ْ]م بَ ْع َ سفَ ٍر َّولَ ْم ت َِجد ُْوا َكاتِبًا فَ ِر ٰهنٌ َّم ْقبُ ْو َ َواِنْ ُك ْنتُ ْم ع َٰلى
ࣖ ش َها َد ۗةَ َو َمنْ يَّ ْكتُ ْم َها فَاِنَّ ٗ ٓه ٰاثِ ٌم قَ ْلبُ ٗه ۗ َوهّٰللا ُ بِ َما تَ ْع َملُ ْونَ َعلِ ْي ٌم
َّ َّق هّٰللا َ َربَّ ٗه ۗ َواَل تَ ْكتُ ُموا ال
ِ َو ْليَت
“Dan jika kamu dalam perjalanan sedang kamu tidak mendapatkan seorang penulis, maka
hendaklah ada barang jaminan yang dipegang. Tetapi, jika sebagian kamu mempercayai
sebagian yang lain, hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (utangnya) dan
hendaklah dia bertakwa kepada Allah, Tuhannya. Dan janganlah kamu menyembunyikan
kesaksian, karena barangsiapa menyembunyikannya, sungguh, hatinya kotor (berdosa). Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S.Al-Baqarah:283)
Ayat di atas menyebutkan bahwa dalam berpiutang hendaklah memiliki barang tanggungan
untuk menjaga apabila orang yang berutang tidak dapat membayar pada saat yang telah
ditentukan, barang tanggungan tersebut dapat dijual untuk melunasi utang tersebut.
Demikian halnya pula dengan para saksi untuk tidak menyembunyikan persaksiannya dan pula
tidak melebih-lebihkannya, serta tidak mengutarakannya bahkan hingga berdusta dalam
persaksiannya. Ibnu Abbas dan lain-lainnya mengatakan bahwa persaksian palsu adalah salah
satu dosa besar, hal ini juga dipertegas dalam QS. An-Nisa ayat 135.
Dalam akhir ayat ini termasuk amanah di dalamnya, yang mana dimaksudkan di sini sangatlah
luas dan menyeluruh. Bukan hanya sebatas menjaga barang untuk disimpan, melainkan amanah
dalam hal perbuatan, perkataan dan tindakan dari seorang murtahin. Persoalan amanah juga
mencakup setiap aspek kehidupan dan yang terpenting adalah persoalan kenegaraan.
“Sesungguhnya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membeli bahan makanan dari seorang
yahudi dengan cara berutang, dan beliau menggadaikan baju besinya.” (Hr. Al-Bukhari no.
2513 dan Muslim no. 1603).
Hadits dari Anas bin Malik ra diatas meneritakan bahwa Rasulullah menggadaikan baju besinya
kepada seorang Yahudi. Baju besi itu ditukar dengan tiga puluh sha‟ gandum. Satu sha‟ terdiri
dari empat mud. Adapun satu mud seukuran empat kali dua telapak tangan. Namun kenyataanya,
di tahun ke-9 sampai dengan ke-10 H, rasulullah dalam keadaan berkecukupan, beliau
menghabiskan hartanya tersebut untuk kemakmuran rakyat, para tamu, dan orang-orang yang
membutuhkannya. Jika hanya untuk tiga puluh sha‟ gandum, tidaklah sulit bagi Nabi untuk
memperolehnya dari para sahabat. Namun, Rasulullah lebih memilih untuk menggadaikan baju
besi yang dimilikinya kepada seorang Yahudi. Jika kita melihat perbandingan harga baju besi
dengan gandum yang sangat jauh berbeda, namun Rasulullah tetap menggadaikannya. Di dalam
riwayat lain disebutkan bahwa barang (baju besi) itu digadaikannya pada seorang Yahudi
Madinah. Menurut riwayat Imam Syafii, baju besi itu beliau gadaikan pada Abusy Syahm,
seorang Yahudi. Rincian masalah gadai ini diketengahkan secara rinci di dalam kitab hukum-
hukum yang membahas masalah hukum fikih.