Anda di halaman 1dari 7

FERMENTASI SISTEM AEROB DAN ANAEROB DALAM PEMBUATAN CUKA

DARI NIRA AREN (Arenga pinnata)

FERMENTATION OF AEROB AND ANAEROB SYSTEM IN THE PRODUCTION


OF VINEGAR FROM NEERA AREN (Arenga pinnata)

Netty Maria Naibaho1)*, Achmad Fikry Ramadhan1), Andi Lisnawati1),


Mujibu Rahman1), Elisa Ginsel Popang1)
1)*
Prodi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan, Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
Corresponden Author: maria.kmutt@hotmail.com

ABSTRACT
Vinegar is one of the products that are often utilized by the community to enhance the
taste of food. The purpose of this study was to determine the taste of vinegar with the
addition of cinnamon and to determine the effect of long fermentation in the production of
Neera vinegar. This research was completed by using randomized design with 2 factors,
namely the long fermentation and fermentation type (aerobe and anaerobe). The results
show that the highest water content was found in anaerobic fermentation with an average of
0.97%. The lower water content was in aerobic fermentation with an average of 0.96%. Since
the high pH was at 2 days interval with pH 4, while the low pH was at day 6 that was with pH
3. The results of organoleptic tests for color showed the highest fermentation value on day 6
was with anaerobic fermentation with the average value of 3.70. The highest value of the
organoleptic test for aroma was found in day 4 with anaerobic fermentation with an average
of 3.60. The organoleptic test showed that anaerobic fermentation had the highest taste rate
of 3.6 on average on day 6. Anaerobic fermentation process for 6 days resulted in pH value
and organoleptic test preferred by panelists.

Key Words: Cinnamon, neera, long fermentation, vinegar

I. PENDAHULUAN yang digunakan sebagai minuman segar,


setelah 2 hari minuman ini akan
Pohon aren adalah pohon yang
dimanfaatkan sebagai cuka. Selama
serba guna bagi manusia, mulai dari akar
pendiaman tersebut proses fermentasi
sampai daun (Soenarno, 1999).Tanaman
akan tetap berlangsung. Proses
aren banyak dimanfaatkan bagian buah
fermentasi yang berlangsung
dan niranya, contohnya digunakan untuk
menyebabkan sukrosa yang terdapat di
membuat hasil non pangan seperti bagian
dalam nira akan berubah menjadi alkohol
tulang daunnya yang dapat dibuat menjadi
dan berlanjut menjadi asam asetat.
lidi dan daunnya bisa menjadi bungkus
ketupat. Selain itu juga dapat digunakan Kebutuhan masyarakat akan asam
untuk bahan pangan seperti bahan baku cuka atau asam asetat ini cukup tinggi,
membuat gula, minuman, kolang kaling, dan asam cuka yang biasa ditemui di
cuka, dan lain sebagainya. Hasil dari pasaran terbuat dari hasil industri
tanaman aren yang sering diolah petrokimia (bahan kimia yang diperoleh
masyarakat adalah nira yang dijadikan dari bahan bakar fosil). Sehingga
cuka.Cuka adalah senyawa kimia asam memberikan efek samping berupa
organik yang biasa digunakan untuk gangguan kesehatan bagi manusia seperti
memberikan rasa asam dan aroma dalam gangguan pencernaan dan radang usus.
makanan.
Menurut Pradnyandri, dkk. 2017,
tuak aren yang dikonsumsi masyarakat
hanya dalam jangka waktu yang relatif
singkat yaitu pendiaman selama 1-2 hari

Buletin Loupe Vol. 14 No. 01, Juni 2017 Page 13


Di era modern ini banyak orang yang Perkebunan dan laboratorium Kimia
menghindari bahan-bahan makanan yang Analitik, Prodi Teknologi Pengolahan Hasil
bisa mengganggu kesehatan, dan lebih Perkebunan, Politeknik Pertanian Negeri
memilih bahan-bahan makanan yang Samarinda selama kurang lebih 2 bulan,
berasal dari tanaman atau herbal yang meliputi persiapan bahan dan alat,
lebih aman saat dikonsumsi, seperti kayu penelitian utama, pengambilan data dan
manis merupakan rempah yang memiliki pembuatan laporan.
kandungan alami seperti minyak atsiri,
eugenol, kalsium oksalat sinamaldehide,
Pengambilan Sampel
tanin dan zat penyamak. Contoh manfaat
Sampel diambil langsung dari tempat
dari kayu manis ini adalah sebagai
penyadapan lalu disaring kemudian
pengatur gula darah dan mengurangi
dimasukkan dalam botol dengan cara
kadar kolestrol LDL (Low Densisty
menuangkan nira pada botol sampel.
Lipoprotein) atau biasa disebut sebagai
kolesterol jahat, dan juga kayu manis
memiliki kandungan lain yaitu antioksidan. Tahap Penyimpanan (Leasa dan
Cuka aren merupakan salah satu Matdoan, 2015)
produk yang sudah dikenal cukup lama, Nira yang telah diperoleh diisi pada
selain untuk produk konsumsi juga dapat botol sampel kemudian masing-masing
digunakan untuk hal lainnya. Dalam wadah disimpan selama 2 hari, 4 hari, 6
pembuatannya tidak memerlukaan hari. Setiap botol yang telah terisi nira
peralatan dan biaya yang mahal, hanya ditambahkan kayu manis. Lalu setiap
dengan cara yang sederhana yaitu interval waktu fermentasi selama
dengan fermentasi. Seperti yang diketahui penyimpanan dilakukan pengukuran pH
bahwa asam cuka yang sering ditemui di dengan pH meter dan kadar air.
pasaran hanya memiliki rasa dan aroma
yang orginal dan monoton, oleh karena itu
dengan penambahan bahan tambahan Penentuan Kadar Air (Leasa dan
dalam pembuatan cuka nira aren yaitu Matdoan, 2015)
kayu manis sebagai penambah rasa, Sampel diambil sebanyak 1–2 ml. Lalu
aroma dan juga dapat menjadi antioksidan dikeringkan dalam oven dengan suhu
diharapkan bisa mendapatkan hasil yang 105◦C selama 6 jam. Didinginkan dan
lebih baik. diukur kembali sampel. Dihitung dengan
Tujuan dari penelitian ini adalah rumus:
untuk: Mengetahui tingkat kesukaan
Kadar air= × 100%
panelis terhadap cuka nira aren dan
mengetahui pengaruh lama fermentasi
terhadap pembuatan asam cuka. Organoleptik (Pradnyandri, dkk., 2017)
Masing-masing sampel diletakkan
II. METODE PENELITIAN didalam gelas. Setiap sampel disajikan
kedalam gelas berbeda yang diberi kode
A. Bahan dan Alat Penelitian dengan angka yang berbeda-beda untuk
setiap sampel. Panelis melakukan
Alat yang digunakan dalam penelitian pengujian secara inderawi yang
ini antara lain: Panci, saringan, botol, pipet ditentukan berdasarkan skala numerik.
tetes, labu erlenmeyer, dan tabung reaksi. Yaitu sangat suka nilai 4, suka nilai 3,
Bahan yang digunakan dalam agak suka nilai 2, dan tidak suka nilai 1.
penelitian ini antara lain: Nira aren, kayu Pengujian organoleptik dilakukan terhadap
manis, aquades dan kertas Lakmus. warna, aroma, dan rasa pada sampel dan
menuliskan respon panelis pada kuisioner
yang telah disediakan.
B. Prosedur Kerja

Penelitian ini dilaksanakan di


Laboratorium Pengolahan Hasil

Buletin Loupe Vol. 14 No. 01, Juni 2017 Page 14


Penentuan pH (Apriyantono dkk.,1989) kadar air pada bahan pangan. Jika di lihat
Sampel diteteskan sedikit pada kertas dari grafik 1, semakin lama penyimpanan
pH. Ditunggu beberapa saat sampai maka semakin bertambah kadar air yang
kertas pH atau indikator pH berubah terkandung, hal ini didukung oleh
warnanya. Setelah warnanya berubah, pernyataan Kumalasari (2011) bahwa
dicocokan warna yang diperoleh dengan kadar air pada suatu bahan dipengaruhi
bagan warna petunjuknya. oleh kelembaban udara disekitarnya. Bila
kadar air bahan tersebut rendah,
Rancangan Percobaan sedangkan kelembaban udara
Penelitian ini menggunakan metode disekitarnya tinggi, maka akan terjadi
Rancangan Acak Lengkap faktorial (RAL). penyerapan uap air dari udara sehingga
Faktor A adalah fermentasi yang bahan tersebut menjadi lembab atau
menggunakan fermentasi aerob dan kadar airnya menjadi tinggi. Kandungan
anaerob, lalu faktor B adalah waktu air dalam bahan makanan mempengaruhi
fermentasi yaitu 2 hari, 4 hari dan 6 hari. daya tahan bahan makanan terhadap
Dimana setiap perlakuan diulang serangan mikroba atau mikroorganisme
sebanyak 3 kali. untuk pertumbuhannya. Untuk
memperpanjang daya tahan suatu bahan,
sebagian air dalam bahan harus
dihilangkan dengan beberapa cara
tergantung dari jenis bahan. Umumnya
dilakukan pengeringan, baik dengan
penjemuran atau dengan alat pengering
buatan. Kandungan air suatu bahan tidak
dapat digunakan sebagai indikator nyata
dalam menentukan ketahanan daya
simpan. Selama penyimpanan, parameter-
parameter mutu seperti kadar air, cita
rasa, tekstur, warna dan sebagainya akan
berubah karena pengaruh lingkungan
seperti suhu, kelembaban dan tekanan
udara atau karena faktor komposisi
makanan itu sendiri (Syarief dan Halid
1993).
0.97
0.97 0.97 0.97 0.97
0.97
Nilai rata-rata kadar air (%)

0.97
0.97
0.96 aerob
0.96 anaerob
0.96 0.96
0.96
Gambar 1.Diagram alir pembuatan cuka dari
nira aren (Arenga pinnata) 0.96
0.96
0.95
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 2 2 4 4 6 6

Perlakuan (hari)
A. Nilai Kadar Air
Grafik 1. Nilai rata-rata kadar Air Cuka Nira
Nilai rata-rata perhitungan kadar Aren (Arenga pinnata)
air yang tertinggi dihasilkan pada hari ke 6
seperti pada grafik 1. Hal ini dikarenakan
pada saat proses fermentasi waktunya
terlalu lama, sehingga dapat menambah

Buletin Loupe Vol. 14 No. 01, Juni 2017 Page 15


B. Nilai pH 5.00

4.50

Nilai rata-rata kadar pH (%)


4.00 4.00
Grafik 2 menunjukan bahwa pada 4.00
hari ke-4 dan ke-6 memilki pH yang
3.50
rendah yang berarti menandakan bahwa 3.00 3.00 3.00 3.00
2 aerob
cuka nira aren yang telah di buat memilki 3.00
kadar asam yang cukup. Dengan 2 anaerob
2.50
bertambahnya jumlah asam laktat selama
2.00
proses fermentasi maka pH juga akan
semakin menurun. Menurut Tamime dan 1.50
Robinson (1999), fermentasi dilakukan 1.00
melalui konversi karbohidrat ke glukosa
2 2 4 4 6 6
kemudian glukosa difermentasi melalui
jalur heksosa difosfat untuk memproduksi Perlakuan (hari)
asam laktat. Elevri dan Putra (2006),
Grafik 2. Nilai rata-rata kadar pH cuka Nira
menambahkan bahwa nira aren dapat
Aren (Arenga pinnata)
melakukan fermentasi secara optimal
pada pH 4,5. Sehingga pada saat pH yang
C. Uji Organoleptik Warna
terkandung telah mencapai 4,5 maka nilai
pH dihari selanjutnya akan menurun.
Kumalasari (2011), menyatakan Grafik 3, menunjukan bahwa rata-
bahwa Acetobacter aceti akan tumbuh rata kesukaan panelis terhadap warna
optimal dalam kisaran suhu 30-35°C dan cuka nira aren tertinggi adalah 3,70 (Agak
puncak produksi alkohol dicapai pada suka) pada penyimpanan di hari ke -6
suhu 33°C. Jika suhu terlalu rendah, maka dengan fermentasi anaerob. Hal ini karena
fermentasi akan berlangsung secara semakin lama waktu fermentasi dan
lambat dan sebaliknya jika suhu terlalu dengan perlakuan yang sesuai maka
tinggi maka Acetobacter aceti akan mati warna yang dihasilkan akan semakin
sehingga proses fermentasi tidak akan menarik dan disukai oleh panelis.
berlangsung, karena nira yang mengalami Penentuan mutu suatu bahan pangan
fermentasi memiliki kadar asetat yang pada umumnya tergantung pada warna,
tinggi. Standar mutu total salah satunya karena warna tampil terlebih dahulu
didasarkan pada kandungan gula (Nursari, 2016). Komponen utama pada
pereduksi (glukosa dan fruktosa) kayu manis berupa sinamaldehid.
(Trinugroho, 2012). Asam yang Sinamaldehid selain bersifat antioksidan
dihasilkan oleh salah satu mikroba selama juga berperan sebagai pemberi aroma dan
fermentasi biasanya akan menghambat warna pada minuman. Semakin banyak
perkembangbiakan mikroba lainnya. Oleh kadar kayu manis pada minuman
karena itu fermentasi dapat digunakan fungsional, minuman yang dihasilkan
untuk mengawetkan makanan dengan semakin gelap (Hastuti, 2014). Warna
cara melawan bakteri terutama bakteri pada cuka nira aren ini juga disebabkan
proteolitik atau mikroba pembusuk kandungan sinamaldehid pada kayu
lainnya. Asam yang dikombinasikan manis yang berwarna kekuningan
dengan panas akan menyebabkan panas (Lempang, 2003). Rata-rata kesukaan
tersebut lebih efektif terhadap mikroba panelis terendah ada pada lama
(Pederson, 2000). fermentasi 4 hari dengan fermentasi aerob
yaitu rata-ratanya 3,12 hal ini sesuai
dengan penelitian Trinugroho, (2012)
pada hari ke-4, ditandai dengan tidak ada
perubahan warna, karena asam cuka
mulai mengalami perubahan pada hari ke-
6.

Buletin Loupe Vol. 14 No. 01, Juni 2017 Page 16


3.80
3.70
sedangkan perubahan alkohol menjadi
3.70 3.63 asam cuka berlangsung secara aerob, jadi
Rata-rata kesukaan warna 3.60 pada hari ke-4 fermentasi aerob
3.50 perubahan alkohol menjadi asam cuka
3.40 3.35 menjadi terhambat yang menyebabkan
3.30 2 aerob aroma alkohol yang terlalu menonjol.
3.18 3.17 Tranggono, (1990) menyatakan bahwa
3.20 3.12 2 anaerob
3.10
asam asetat sebagai senyawa pembentuk
3.00
aroma sintetis, bau cuka dan rasa asam
2.90
buah sebagai penyedap sintetis dan
2.80
pengatur keasaman makanan. Nira aren
digunakan sebagai bahan baku
2 2 4 4 6 6
pembuatan cuka aren tampak sedikit lebih
Lama Penyimpanan (hari) kental namun setelah mengalami proses
fermentasi menjadi cuka, bentuknya
Grafik 3. Nilai Rata-Rata Kesukaan Warna Panelis menjadi encer dan beraroma sangat asam
(Baharudin, dkk. 2009).
D. Organoleptik Aroma
3.70
3.60
Grafik 4 menunjukan hasil dari 3.60 3.53
3.50
organoleptik aroma tertinggi adalah 3,60
Nilai rata-rat aroma (%)
3.50
(Agak suka) pada penyimpanan hari ke -4
3.40
dengan fermentasi anaerob.Hal ini 3.30
3.30
mungkin dikarenakan pada hari ke 4 3.20 2 aerob
aroma yang dimiliki cuka nira aren tidak 3.20
3.10 2 anaerob
berbau tuak lagi dan lebih menonjol aroma 3.10
kayu manis yang telah ditambahkan. 3.00
Menurut Ningsih (2001), semua kayu 2.90
manis adalah aromatik, aromanya
2.80
tergantung pada substansi dengan
2 2 4 4 6 6
susunan yang berbeda. Substansi yang
terkandung dalam kayu manis antara lain Perlakuan (hari)
adalah sinnamaldehid, eugenol, safrol
atau camphor, aceteugenol dan beberapa Grafik 4. Nilai Rata-Rata Kesukaan Panelis Terhadap
aldehid lain dalam jumlah kecil. Aroma Aroma
mempunyai peranan yang sangat penting
dalam penentuan derajat penilaian dan E. Organoleptik Rasa
kualitas suatu bahan pangan. Selain Grafik 5 menunjukan rata-rata nilai
bentuk dan warna, bau atau aroma akan kesukaan panelis tertinggi adalah 3,68
berpengaruh dan menjadi perhatian (Agak suka) pada penyimpanan hari ke-6
utama. Sesudah bau diterima maka fermentasi anaerob. Hal ini karena rasa
penentuan selanjutnya adalah citarasa yang dimiliki cuka nira aren memiliki kadar
disamping teksturnya. Menurut Nursari, asam yang cukup. Menurut Trinugroho,
(2016) dalam industri pangan pengujian (2012) perlu waktu relatif lama untuk
aroma dianggap penting karena dengan menghasilkan jumlah asam cuka optimal,
cepat dapat memberikan hasil penilaian sehingga proses naiknya kadar asam
terhadap produk terkait diterima atau cuka berlangsung perlahan. Menurut
tidaknya produk tersebut. Rata-rata Leasa dan Matdoan, (2015) yang
kesukaan panelis terendah adalah pada menyatakan bahwa pada nira aren
penyimpanan 4 hari dengan fermentasi terdapat etanol dan asam asetat,
aerob. Hal ini mungkin dikarenakan cuka sehingga terbentuklah ester yang dapat
nira aren memiliki aroma alkohol yang menimbulkan rasa yang khas. Kandungan
sangat menyengat. Menurut Trinugroho, sinamaldehid dan eugenol kayu manis
(2012) perubahan sukrosa menjadi selain menimbulkan aroma wangi, juga
alkohol berlangsung secara anaerob, menimbulkan rasa yang khas kayu manis

Buletin Loupe Vol. 14 No. 01, Juni 2017 Page 17


(Hastuti, 2014). Asam cuka merupakan DAFTAR PUSTAKA
cairan yang rasanya masam dan
pembuatannya melalui proses fermentasi Elevri, P. A. dan S. R. Putra. 2006.
alkohol dan fermentasi asetat yang “Produksi Etanol Menggunakan
didapat dari bahan kaya gula seperti Saccharomyces cerevisiae yang
anggur, apel, malt, dsb. Menurut Nursari, Diamobilisasi dengan Agar Batang”.
(2016), flavour atau rasa merupakan Jurnal Akta Kamindo. Vol 1 No:2:
rangsangan yang ditimbulkan oleh bahan 105-114.
yang dimakan, yang dirasakan indra
pengecap atau pembau, serta rangsangan Hastuti, A. M. 2014. Pengaruh
lainnya oleh mulut. Parameter rasa Penambahan Kayu Manis Terhadap
berperan dalam menentukan tingkat Aktivitas Antioksidan Dan Kadar Gula
penerimaan suatu bahan pangan oleh Total Minuman Fungsional Secang
konsumen. Rata-rata kesukaan panelis Dan Daun Stevia Sebagai Alternatif
terendah adalah penyimpanan hari ke-4 Minuman Bagi Penderita Diabetes
fermentasi aerob. Hal ini dikarenakan rasa Melitus Tipe 2. Skripsi. Fakultas
yang dimiliki cuka nira aren menjadi asam KedokteranUniversitas Diponegoro,
dan pahit. Menurut Trinugroho, (2012) Semarang..
setelah 2,5 hari (60 jam) kadar alkohol
mencapai 3,3 %, jika lebih dari 3 hari bisa Lempang, M. 2003. Pengolahan Nira
dibayangkan berapa persen kadar alkoholl Aren untuk Produk Fermentasi Nata
yang akan dicapai, hal ini yang Pinnata. BuletinPenelitian Kehutanan.
memungkin mengapa rasa yang dimiliki Pusat Penelitian dan Pengembangan
menjadi asam bercampur pahit karena Teknologi Hasil Hutan, Bogor.
kadar alkohol yang masih meningkat.
Leasa, H dan M. Matdoan. 2015.
3.80 “Pengaruh Lama Fermentasi
3.65
3.68 Terhadap Total Asam Cuka Aren
Rata-rata kesukaan rasa (%)

3.70
(Arenga pinnata Merr.)”.Jurnal
3.60
Biopendix.Vol. 1, No:2:135-140.
3.50
3.37
3.40
3.28 Nursari. 2016. Pengaruh pH Pasteurisasi
3.30 2 aerob
3.18
Terhadap Karakteristik Kimia,
3.20 3.13 2 anaerob Organoleptik dan Daya Simpan
3.10 Sambal. Skripsi. Fakultas Teknologi
3.00 Industri Pertanian. Universitas Halu
2.90 Oleo, Kendari.
2.80
2 2 4 4 6 6 Pradnyandri, A. Y,Dhyanaputri, G. A. S
dan Jirna, N. 2017. “Kajian
Perlakuan (hari)
Karakteristik Objektif Dan Subjektif
Tuak Aren (Arenga pinnata)
Grafik 5. Tingkat Kesukaan Panelis Terhadap Berdasarkan Lama Waktu
Rasa Penyimpanan”. Jurnal. Analis
Kesehatan Poltekkes Denpasar, Bali.
IV. KESIMPULAN

Dari hasil uji organoleptik perlakuan Soenarno. 1999. Mengenal Ragam Fisik
yang paling disukai panelis adalah pada Aren. Eboni; Balai Penelitian
fermentasi anaerob dengan waktu Kehutanan Ujung Pandang.
fermentasi 6 hari. Makassar.

Syarief, R. dan Halid Hariyadi., 1993.


Teknologi Penyimpanan Pangan.
Jurnal. Jakarta.

Buletin Loupe Vol. 14 No. 01, Juni 2017 Page 18


Trinugroho, A. 2012. Studi waktu
fermentasi dan jenis aerasi terhadap
kualitas asam cuka dari nira aren
(arenga pinnata). Skripsi. Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Negeri Yogyakarta.
Yogyakarta.

Buletin Loupe Vol. 14 No. 01, Juni 2017 Page 19

Anda mungkin juga menyukai