Anda di halaman 1dari 2

Nama : Happy Almevia Bulan Privinanda

Kelas : Enggano
NIM : AOA0190899
KOMUNIKASI TERAPEUTIK DALAM KEPERAWATAN JIWA
Berkomunikasi dengan penderita gangguan jiwa membutuhkan sebuah teknik khusus,
ada beberapa hal yang membedakan berkomunikasi antara orang gangguan jiwa dengan
gangguan akibat penyakit fisik. Perbedaannya adalah sebagai berikut.
1. Penderita gangguan jiwa cenderung mengalami gangguan konsep diri, sedangkan
penderita gangguan penyakit fisik masih memiliki konsep diri yang wajar (kecuali klien
dengan perubahan fisik, misalnya klien dengan penyakit kulit, klien amputasi, klien
pentakit terminal, dll).
2. Penderita gangguan jiwa cenderung asyik dengan dirinya sendiri, sedangkan penderita
penyakit fisik membutuhkan support dari orang lain.
3. Penderita gangguan jiwa cenderung sehat secara fisik, sedangkan penderita penyakit
fisik bisa saja jiwanya sehat tetapi bisa juga ikut terganggu.
Sebenarnya ada banyak perbedaan, tetapi intinya bukan pada mengungkap
perbedaan antara penyakit jiwa dan penyakit fisik tetapi pada metode komunikasinya.
Komunikasi dengan penderita gangguan jiwa membutuhkan sebuah dasar pengetahuan
tentang ilmu komunikasi yang benar. Ide yang mereka lontarkan terkadang melompat,
fokus terhadap topik bisa saja rendah, kemampuan menciptakan dan mengolah kata-kata
bisa saja kacau balau.
Ada beberapa trik yang dapat kita gunakan ketika harus berkomunikasi dengan
penderita gangguan jiwa:
1. Pada klien dengan halusinasi, perbanyaklah aktivitas komunikasi, baik meminta klien
berkomunikasi dengan klien lainnya maupun dengan perawat. Klien halusinasi
terkadang menikmati dunianya dan harus sering harus dialihkan dengan aktivitas fisik.
2. Klien dengan harga diri rendah harus banyak diberikan reinforcement.
3. Klien yang menarik diri harus sering dilibatkan dalam aktivitas atau kegiatan yang
kelompok. Ajari dan contohkan cara berkenalan dan berbincang dengan klien lain, beri
penjelasan manfaat berhubungan dengan orang lain dan akibatnya jika dia tidak mau
berhubungan, dll.
4. Klien yang mengalami perilaku kekerasan, maka harus direduksi atau ditenangkan
dengan obat-obatan sebelum kita support dengan terapi-terapi lain. Jika klien masih
mudah mengamuk, maka perawat dan klien lainnya dikhawatirkan bisa menjadi
korban.

Anda mungkin juga menyukai