Tatap Muka ke 1
EL
B
M
J
U
A.
I
S
I
N
I
F
E
D
i
ter
ma
n
aia
ur
C.
1
1
H
A
T
A
M
LI
N
A
D
T
A
A
F
N
A
E
M
MODUL PRAKTEK EPIDEMIOLOGI PENELITIAN
1) Tahap Inkubasi.
Tahap inkubasi adalah masuknya bibit penyakit kedalam tubuh, tetapi gejala- gejala
penyakit belum nampak. Tiap-tiap penyakit mempunyai masa inkubasi yang berbeda,
ada yang bersifat seperti influenza, penyakit kolera masa inkubasinya hanya 1- 2 hari,
2
2
MODUL PRAKTEK EPIDEMIOLOGI PENELITIAN
penyakit Polio mempunyai masa inkubasi 7 – 14 hari, tetapi ada juga yang bersifat
menahun misalnya kanker paru-paru, AIDS dan sebagainya. Jika daya tahan tubuh tidak
kuat, tentu penyakit akan berjalan terus yang mengakibatkan terjadinya gangguan pada
bentuk dan fungsi tubuh. Pada suatu saat penyakit makin bertambah hebat, sehingga
timbul gejalanya. Garis yang membatasi antara tampak dan tidak tampaknya gejala
penyakit disebut dengan horison klinik.
2) Tahap Penyakit Dini
Tahap penyakit dini dihitung mulai dari munculnya gejala-gejala penyakit, pada tahap
ini pejamu sudah jatuh sakit tetapi sifatnya masih ringan. Umumnya penderita masih
dapat melakukan pekerjaan sehari-hari dan karena itu sering tidak berobat. Selanjutnya,
bagi yang datang berobat umumnya tidak memerlukan perawatan, karena penyakit
masih dapat diatasi dengan berobat jalan. Tahap penyakit dini ini sering menjadi
penduduk rendah, karena tubuh masih kuat mereka tidak datang berobat, yang akan
mendatangkan masalah lanjutan, yaitu telah parahnya penyakit yang di derita, sehingga
Apabila penyakit makin bertambah hebat, penyakit masuk dalam tahap penyakit lanjut.
Pada tahap ini penderita telah tidak dapat lagi melakukan pekerjaan dan jika datang
Perjalanan penyakit pada suatu saat akan berakhir. Berakhirnya perjalanan penyakit
artinya bentuk dan fungsi tubuh kembali kepada keadaan sebelum menderita
penyakit.
2. Sembuh tetapi cacat : penyakit yang diderita berakhir dan penderita sembuh.
pejamu. Adapun yang dimaksudkan dengan cacat, tidak hanya berupa cacat fisik
3
3
MODUL PRAKTEK EPIDEMIOLOGI PENELITIAN
yang dapat dilihat oleh mata, tetapi juga cacat mikroskopik, cacat fungsional, cacat
memang tidak tampak lagi. Padahal dalam diri pejamu masih ditemukan bibit
penyakit yang pada suatu saat, misalnya jika daya tahan tubuh berkurang, penyakit
akan timbul kembali. Keadaan karier ini tidak hanya membahayakan diri pejamu
sendiri, tetapi juga masyarakat sekitarnya, karena dapat menjadi sumber penularan
4. Kronis : perjalanan penyakit tampak terhenti karena gejala penyakit tidak berubah,
dalam arti tidak bertambah berat dan ataupun tidak bertambah ringan. Keadaan
yang seperti tentu saja tidak menggembirakan, karena pada dasarnya pejamu tetap
tetapi karena pejamu meninggal dunia. Keadaan seperti ini bukanlah tujuan dari
4
4
MODUL PRAKTEK EPIDEMIOLOGI PENELITIAN
menyatakan bahwa penyakit ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui zat
penular (transference) yang disebut kontagion. Fracastoro membedakan tiga jenis
kontagion, yaitu:
a. Jenis kontagion yang dapat menular melalui kontak langsung, misalnya
bersentuhan, berciuman, hubungan seksual
b. Jenis kontagion yang menular melalui benda-benda perantara (benda tersebut
tidak tertular, namun mempertahankan benih dan kemudian menularkan pada
orang lain) misalnya melalui pakaian, handuk, sapu tangan.
c. Jenis kontagion yang dapat menularkan pada jarak jauh
Pada mulanya teori kontagion ini belum dinyatakan sebagai jasad renik atau
mikroorganisme yang baru karena pada saat itu teori tersebut tidak dapat diterima
dan tidak berkembang. Tapi penemunya, Fracastoro, tetap dianggap sebagai salah
satu perintis dalam bidang epidemiologi meskipun baru beberapa abad kemudian
mulai terungkap bahwa teori kontagion sebagai jasad renik. Karantina dan kegiatan-
kegiatan epidemik lainnya merupakan tindakan yang diperkenalkan pada zaman itu
setelah efektivitasnya dikonfirmasikan melalui pengalaman praktek.
• Konsep roda (Wheel)
Memerlukan identifikasi dari berbagai faktor yang berperan dalam timbulnya
penyakit dengan tidak mementingkan pentingnya agent. Besarnya peran dari
masing-masing faktor bergantung pada penyakit yang bersangkutan.
AN
M
KU
NG
RA
D.
- Untuk diagnostik
- Untuk pencegahan
- Untuk terapi
5
5
MODUL PRAKTEK EPIDEMIOLOGI PENELITIAN
N
A
D
I
S
A
U
L
A
V
E
.
E
Buatlah sebuah analisa riwayat alamiah fenomena massal untuk penyakir berikut :
1. Influenza
2. Tuberculosis
3. Diare
4. Demam berdarah
A
AK
ST
PU
R
TA
AF
D
a. https://coretankecilhanfiz.wordpress.com/2014/03/24/teori-teori-penyebab-
terjadinya-penyakit/
b. https://mafiadoc.com/pengertian-epidemiologi-1-pengertian-epidemiologi-
_59d58cfc1723dd0f5f094845.html
c. Notoatmojo, Soekidjo. 2003. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Cet. ke-2, Mei. Jakarta : Rineka Cipta
http // : http://www.dasar-e-p-i-d-e-m-i-o-l-o-g-i.com
d. https://epidemiolog.wordpress.com/2011/02/23/riwayat-alamiah-perjalanan-
penyakit-natural-history-of-disease/
6
6
MODUL PRAKTEK EPIDEMIOLOGI PENELITIAN
Tatap Muka ke 2
Untuk mencapai Tujuan pembelajaran pada Modul ini anda akan mempelajari
hal-hal sebagai berikut :
a. Definisi
b. Jenis-jenis variabel
OGI
MIOL
EPIDE
ABEL
VARI
RIR
TEA
A AJ
MEL
ISIB
K
O
KE
OP
PN
–A
KU
OJ
K
O
PT
B.A.
A
U
i
ter
ma
n
aia
ur
C.
7
7
MODUL PRAKTEK EPIDEMIOLOGI PENELITIAN
I
S
I
N
I
F
E
D
Variabel yaitu suatu yang melekat pada diri manusia dan dapat diukur. Variabel
Dasar setiap ilmu epidemiologi adalah pengkajian dan analisis terhadap waktu
waktu dalam investigasi epidemiologi berkisaran mulai dari jam, minggu, bulan,
orang ada yang permanen (jenis kelamin, genetik) variabel tidak permanen:
a. Umur
umur. pola kesakitan dan kematian menurut golongan umur. sumber data
umur dari : yang bersangkutan, data kelurahan, data rumah sakit data
saryankes,
b. Kelas social
keterampilan).
Di Indonesia dewasa ini penggolongan seperti ini sulit oleh karena jenis
8
8
MODUL PRAKTEK EPIDEMIOLOGI PENELITIAN
antara kelas sosial dan angka kesakitan atau kematian kita dapat mempelajari
dan sebagainya).
2) Situasi pekerjaan yang penuh dengan stress (yang telah dikenal sebagai
4) Karena berkerumun di satu tempat yang relatif sempit maka dapat terjadi
pekerjaan di tambang.
d. Golongan etnik,
Kawin, tidak kawin, cerai, janda, duda.. Diduga bahwa sebab-sebab angka
kematian lebih tinggi pada yang tidak kawin dibandingkan dengan yang kawin
ialah karena ada kecenderungan orang-orang yang tidak kawin kurang sehat.
9
9
MODUL PRAKTEK EPIDEMIOLOGI PENELITIAN
lebih baik dari yang berparitas tinggi. Terdapat asosiasi antara tingkat paritas
seterusnya.
2. Variabel tempat:
c. Daerah atau tempat berdasarkan batas-batas alam (pegunungan, sungai, laut atau
padang pasir)
e. Negara-negara
f. Regional
pengembangan kesehatan,
d. Sifat-sifat lingkungan biologis (ada tidaknya vektor penyakit menular tertentu,
10
10
MODUL PRAKTEK EPIDEMIOLOGI PENELITIAN
Variasi geografis mungkin berhubungan dengan 1 atau lebih dari beberapa faktor
sebagai berikut:
a. Lingkungan fisis, kemis, biologis, sosial dan ekonomi yang berbeda-beda dari
karakteristik demografi.
c. Variasi kultural terjadi dalam kebiasaan, pekerjaan, keluarga, praktek higiene
Contoh :
a. Penyakit demam kuning di amerika latin. Distribusinya disebabkan oleh adanya
"reservoir" infeksi (manusia atau kera), Vektor (yaitu aedes aegypty), Penduduk
yang rentan dan keadaan iklim yang memungkinkan suburnya agen penyebab
penyakit. Daerah dimana vektor dan persyaratan iklim ditemukan tetapi tidak ada
jepang),
c. Gondok endemi (endemic goiter) di daerah yang kekurangan yodium.
3. Variabel waktu
Penyakit dan masalah kesehatan bisa terjadi sewaktu-waktu atau menurut kondisi
tertentu yang dihubungakan dengan waktu. Hubungan antara waktu dan penyakit
angka kesakitan berlangsung beberapa jam, hari, minggu dan bulan. Epidemi
keracunan makanan (beberapa jam), epidemi influensa (beberapa hari atau minggu),
dalam waktu bersamaan atau hampir bersamaan dan waktu inkubasi rata-rata
pendek.
terjadi secara berulang-ulang dengan antara beberapa hari, beberapa bulan (musiman),
tahunan, beberapa tahun. atau suatu keadaaan timbulnya dan memuncaknya angka-angka
kesakitan atau kematian terjadi berulang-ulang tiap beberapa bulan, tiap tahun, atau tiap
beberapa tahun. Penyakit infeksi dan bukan infeksi yang timbulnya atau memuncaknya
angka kesakitan atau kematian suatu penyakit yang ditularkan melalui vektor secara siklus
g. Hilangnya atau berubahnya siklus berarti adanya perubahan dari salah satu atau lebih
Fluktuasi jangka panjang, bertahun-tahun atau berpuluh tahun yang disebut "secular
trends". Kejadian penyakit dengan pola waktu bertahun-tahun atau berpuluh tahun yang
disebut "secular trends". Epidemi DHF (5 tahunan), Epidemi cacar (5 tahuan), dan Epidemi
Cikungunya. (5 tahunan)
12
12
MODUL PRAKTEK EPIDEMIOLOGI PENELITIAN
AN
M
KU
NG
RA
D.
Variabel yaitu suatu yang melekat pada diri manusia dan dapat diukur. Variabel
epidemiologi dikelompokkan menjadi orang, tempat, dan waktu. Dasar setiap ilmu
epidemiologi adalah pengkajian dan analisis terhadap waktu dan pengaruhnya pada
kejadian penyakit, ketidakmampuan, dan kondisi. Aspek waktu dalam investigasi
epidemiologi berkisaran mulai dari jam, minggu, bulan, tahun, sampai dekade.
Pola penyakit di suatu daerah dengan batas-batas alam dipengaruhi oleh keadaan
lingkungan yang khusus, derajat isolasi terhadap pengaruh luar, bertahannya tradisi-tradisi,
dan sifat-sifat lingkungan biologis.
Variasi geografis mungkin berhubungan dengan 1 atau lebih dari beberapa faktor
sebagai berikut :
1. Lingkungan fisis, kemis, biologis, sosial dan ekonomi yang berbeda-beda dari suatu
tempat ke tempat lainnya.
2. Konstitusi genetis atau etnis dari penduduk yang berbeda, bervariasi seperti
karakteristik demografi.
3. Variasi kultural terjadi dalam kebiasaan, pekerjaan, keluarga, praktek higiene
perorangan dan bahkan persepsi tentang sakit atau sehat.
4. Variasi administrasi termasuk faktor-faktor seperti tersedianya dan efisiensi pelayanan
medis, program higiene (sanitasi) dan lain-lain.
A
H
TI
A
L
N
A
D
SI
A
U
L
A
V
E
E.
13
13
MODUL PRAKTEK EPIDEMIOLOGI PENELITIAN
A
AK
ST
PU
R
TA
AF
D
1. Pengantar Epidemiologi, Eko Budiarto, EGC, 2001
2. Dasar-Dasar Epidemiologi, R Beagelhole, 1997
3. Epidemiology, Leon Gordis, Saunders Company, 2nd, 2000
4. Prinsip dan Metodologi Riset Epidemiologi, Bhisma Murti, 2 nd 2003
14
14
MODUL EPIDEMIOLOGI DAN EKOLOGI
Tatap Muka ke 3
15
15
MODUL EPIDEMIOLOGI DAN EKOLOGI
I
S
I
N
I
F
E
D
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang distribusi dan frekuensi
masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta determinannya. Dan bagian
dari epidemiologi yang mempelajari bagaimana frekuensi penyakit berubah
menurut perubahan variabel-variabel epidemiologi yang terdiri dari orang
(person), tempat (place) dan waktu (time).
17
17
MODUL EPIDEMIOLOGI DAN EKOLOGI
E.
Deskripsikan tiga penyakit tertinggi di wilayah RT tempat tinggal Saudara menggunakan
epidemiologi deskriptif.
A
AK
ST
PU
R
TA
AF
D
1. Pengantar Epidemiologi, Eko Budiarto, EGC, 2001
2. Dasar-Dasar Epidemiologi, R Beagelhole, 1997
3. Epidemiology, Leon Gordis, Saunders Company, 2nd, 2000
4. Prinsip dan Metodologi Riset Epidemiologi, Bhisma Murti, 2 nd 2003
18
18
Tatap Muka ke 4
Untuk mencapai Tujuan pembelajaran pada Modul ini anda mampu Praktek penentuan
ukuran dalam Epidemiologi (Rate, Proporsi, Ratio)
Untuk mencapai Tujuan pembelajaran pada Modul ini anda akan mempelajari hal-hal
sebagai berikut:
a. Definisi
b. Mengidentifikasi ratio
c. Mengidentifikasi
OGI
MIOL
EPIDE
M
DALA
AN
UKUR
proporsi
d. Mengidentifika
si rate
A
R
A
AJ
EL
B
M
E
P
N
A
URI
J TE
UA
T ISI
A.K
M
O
K
O
P
–
K
O
K
O
P
B.
I
IS
N
FI
E
D
Studi epidemiologi selalu melibatkan hitungan yaitu menghitung frekuensi eri
at
m
an
ai
ur
penyakit, proporsi penyakit, risiko untuk terkena penyakit dalam jangka waktu
tertentu, probabilitas untuk terus hidup setelah menjalani operasi pengangkatan
Ca. Yang paling sederhana adalah menghitung jumlah individu yang sakit pada
suatu populasi. Manfaat angka epidemiologi antara lain bagi perencana dan
pelaksana program kesehatan yaitu sebagai landasan dalam mengalokasikan
sumber daya dengan tepat kepada populasi/ komunitas.
19
19
A
G
N
U
IT
H
R
E
P
SI
N
E
U
K
E
R
F
1. RATIO/RASIO
Yaitu ukuran yang membandingkan kuantitas A sebagai numerator dan
kuantitas B sebagai denominator. Ditulis dengan A/B. Contoh hitungan ini adalah
jumlah lahir mati per seribu kelahiran hidup. Beberapa ukuran dalam bentuk
rasio antara lain sex ratio, dependency ratio, rasio bidan per penduduk, rasio
puskesmas per penduduk.
2. PROPORSI
Proporsi adalah perbandingan dua nilai kuantitatif yang pembilangnya
merupakan bagian dari penyebut. Proporsi diartikan sebagai ukuran yang
membandingkan kuantitas A sebagai numerator dan kuantitas lain sebagai
denominator yang mengandung kuantitas numerator (A+B). Ditulis dengan
A/(A+B). Contoh hitungan ini adalah proporsi wanita berumur di atas 50 tahun
yang telah mengalami histerektomi (pengangkatan rahim). Nilai proporsi
dikalikan 100% menghasilkan angka persentase.
3. RATE
Besarnya peristiwa yang terjadi terhadap jumlah keseluruhan penduduk di
mana peristiwa itu berlangsung dalam suatu batas waktu tertentu. Rate
merupakan ukuran proporsi yang memasukkan unsur periode waktu pengamatan
dalam denominatornya. Ditulis dengan A/[(A+B) X (waktu)]. Contoh perhitungan
ini adalah rate kematian fetus dari jumlah kelahiran keseluruhan selama periode
waktu Januari – Desember 2015. Beberapa pengukuran dalam rate antara lain
20
20
CDR (crude death rate/angka kematian besar) dan CBR (crude birth rate/angka
kelahiran besar)
AN
M
KU
NG
RA
D.
Ukuran dalam epidemiologi berfungsi menghitung jumlah individu yang sakit pada
suatu populasi. Perhitungan frekuensi penyakit frekuensi penyakit
1. Rasio yaitu ukuran yang membandingkan kuantitas A sebagai numerator dan
kuantitas B sebagai denominator
2. Proporsi adalah perbandingan dua nilai kuantitatif yang pembilangnya
merupakan bagian dari penyebut
3. Rate yaitu Besarnya peristiwa yang terjadi terhadap jumlah keseluruhan
penduduk di mana peristiwa itu berlangsung dalam suatu batas waktu tertentu
A
H
TI
A
L
N
A
D
SI
A
U
L
A
V
E
E.
1. Hitung raasio, proporsi dan persentase penduduk meninggal dunia dalam gambar di
bawah ini masing - masing untuk tiap kelompok.
21
21
2. Hitung ukuran – ukuran epidemiologi yang bisa dihitung di lingkup kelas Saudara.
A
AK
ST
PU
R
TA
AF
D
1. Pengantar Epidemiologi, Eko Budiarto, EGC, 2001
2. Dasar-Dasar Epidemiologi, R Beagelhole, 1997
3. Epidemiology, Leon Gordis, Saunders Company, 2nd, 2000
4. Prinsip dan Metodologi Riset Epidemiologi, Bhisma Murti, 2 nd 2003
22
22
Tatap Muka ke 6 dan 7
i
ter
ma
n
aia
ur
C.
23
23
I
S
I
N
I
F
E
D
Cara mengukur frekwensi masalah kesehatan yang dapat dipergunakan dalam
epidemiologi sangat beraneka ragam, karena tergantung dari macam masalah
kesehatan yang ingin diukur atau diteliti. Secara umum ukuran – ukuran dalam
epidemiologi dapat dibedakan menjadi mortalitas dan morbiditas. Mortalitas
merupakan ukuran yang dipakai untuk menyatakan keparahan suatu masalah
kesehatan karena sampai menyebabkan kematian. Morbiditas dipakai untuk
mengukur masalah penyakit, setiap gangguan di dalam fungsi maupun struktur
tubuh seseorang dianggap sebagai penyakit. Penyakit, sakit, cedera, gangguan dan
sakit, semuanya dikategorikan di dalam istilah tunggal morbiditas.
Morbiditas merupakan derajat sakit, cedera atau gangguan pada suatu populasi.
Morbiditas juga merupakan suatu penyimpangan dari status sehat dan sejahtera
atau keberadaan suatu kondisi sakit. Morbiditas juga mengacu pada angka
kesakitan, yaitu jumlah orang yang sakit dibandingkan dengan populasi tertentu
yang sering kali merupakan kelompok yang sehat atau kelompok yang beresiko.
S
A
T
LI
A
T
R
O
M
N
A
R
U
K
U
24
24
Bisa interval 5 tahunan atau kelompok umur khusus spt : neonatus, bayi, balita,
usia sekolah, dewasa, usia lanjut. Contoh pada kelompok umur : Angka Kematian
Bayi (Infant Mortality Rate). Jika dirinci lagi menjadi :.
a. Perinatal mortality rate (kematian janin >28 mgg usia kehamilan s.d bayi
berusia 7 hari)
b. Neonatal mortality rate (0 – 1 bulan)
c. Post neonatal mortality rate (1 bulan – 1 tahun).
Contoh untuk kematian spesifik usia, rumus:
1) Infan mortality rate:
26
26
Jumlahnya sangat kecil dibandingkan jumlah penduduk .
Maka digunakan konstanta 100.000 untuk menghindari angka
decimal.
4. Case Fatality Rate (CFR)
- Ukuran fertalitas
1) Crude birth rate (cbr)
Angka kelahiran kasar adalah jumlah kelahiran yg
dicatat selama satu tahun per 1000 penduduk di
pertengahan tahun yg sama
Keterbatasan CBR:
1. Perhitungan cbr ini sederhana, mudah dihitung tetapi kasar.
2. Perhitungan ini disebut perhitungan kasar karena yang menjadi
pembagi adalah seluruh penduduk baik laki-laki maupun
perempuan seluruh usia termasuk yang bukan perempuan usia
reproduksi (15-49 tahun).
3 . A g e s p e c i fi c b i r t h r a t e ( a s b r )
jumlah kelahiran hidup oleh ibu pada golongan umur
tertentu yg dicatat selama satu tahun per 1000 penduduk
wanita golongan umur tertentu pada pertengahan tahun yg
sama.
27
27
* Biasanya dengan interval 5 tahun
* Usia subur = 15 – 49 tahun 7 interval.
* D a p a t d i s u s u n m e n j a d i d i s t r i b u s i f r e k u e n s i p a d a s e ti a p
golongan umur (interval).
* Dapat diketahui : umur berapa yang punya ti n g k a t
k e s u b u r a n y a n g ti n g g i .
* Usia 15-20 5/25 x 1000 = 200 per 1000
* Usia 20-25 10/30 x 1000 = 333 per 1000
* Dapat disimpulkan wanita usia 20-25 tahun. Lebih subur
daripada usia 15-20 tahun
S
A
IT
D
I
B
R
O
M
N
A
R
U
K
U
Di dalam Epidemiologi, ukuran utama morbiditas adalah angka
insidensi & prevalensi dan berbagai ukuran turunan dari kedua
i n d i k a t o r t e r s e b u t . S e ti a p k e j a d i a n p e n y a k i t , k o n d i s i g a n g g u a n a t a u
kesakitan dapat diukur dengan angka insidensi dan angka prevalensi.
a. Insidensi
Adalah gambaran tentang frekwensi penderita baru suatu
penyakit yang ditemukan pada suatu waktu tertentu di satu
kelompok masyarakat. Untuk dapat menghitung angka insidensi
suatu penyakit, sebelumnya harus diketahui terlebih dahulu
tentang:
Data tentang jumlah penderita baru, Jumlah penduduk yang
m u n g k i n t e r k e n a p e n y a k i t b a r u ( P o p u l a ti o n a t R i s k ) . S e c a r a u m u m
angka insiden ini dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :
a) Incidence Rate
28
28
Yaitu jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan
pada suatu jangka waktu tertentu (umumnya 1 tahun) dibandingkan
dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit baru
tersebut pada pertengahan jangka waktu yang bersangkutan.
Yang dimaksud kasus baru adalah perubahan status dari sehat
m e n j a d i s a k i t . P e r i o d e w a k t u a d a l a h j u m l a h w a k t u y a n g d i a m a ti
selama sehat hingga menjadi sakit. AN PEMBELAJARAN
b) Point prevalen rate
adalah jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada
suatu saat dibagi dengan jumlah penduduk pada saat itu. Dapat
dimanfaatkan untuk mengetahui mutu pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan.
N
MA
KU
NG
RA
D.
Secara umum ukuran – ukuran dalam epidemiologi dapat dibedakan
atas mortalitas dan morbiditas.
M a c a m – m a c a m / j e n i s a n g k a k e m a ti a n ( M o r t a l i t y R a t e / M o r t a l i t y
R a ti o ) d a l a m E p i d e m i o l o g i a n t a r a l a i n :
1. Crude Death Rate (CDR)
2 . A g e S p e c i fi c D e a t h R a t e ( A S D R )
3 . C a u s e S p e c i fi c M o r t a l i t y R a t e ( C S M R )
4. Case Fatality Rate (CFR)
Di dalam Epidemiologi, ukuran utama morbiditas adalah angka
insidensi & prevalensi dan berbagai ukuran turunan dari kedua
i n d i k a t o r t e r s e b u t . S e ti a p k e j a d i a n p e n y a k i t , k o n d i s i g a n g g u a n a t a u
kesakitan dapat diukur dengan angka insidensi dan angka
prevalensi.
29
29
A
H
TI
A
L
N
A
D
SI
A
U
L
A
V
E
E.
Buatlah pengambilan data di instalasi radiologi, kemudian buatlah laporan yang berisi
angka-angka morbiditas dan mortalitas yang terjadi di Instalasi Raidologi.
A
AK
ST
PU
R
TA
AF
D
1. Pengantar Epidemiologi, Eko Budiarto, EGC, 2001
2. Dasar-Dasar Epidemiologi, R Beagelhole, 1997
3. Epidemiology, Leon Gordis, Saunders Company, 2nd, 2000
4. Prinsip dan Metodologi Riset Epidemiologi, Bhisma Murti, 2 nd 2003
30
30
Tatap Muka ke 8
Untuk mencapai Tujuan pembelajaran pada Modul ini mahasiswa dapat menghitung
dan menentukan ukuran risiko, yaitu:
1. Definisi
2. Macam-macam Risiko
o)
(Risik
OGI
MIOL
EPIDE
M
DALA
AN
UKUR
RI
TE
A
M
ISI
K
O
K
O
P
–
K
O
K
O
P
B.
A
R
A
AJ
EL
B
M
E
P
N
A
U
J
U
T
A.
i
ter
ma
n
aia
ur
C.
31
31
I
S
I
N
I
F
E
D
- R i s i k o d a p a t d i a r ti k a n s e b a g a i d e r a j a t k e ti d a k p a s ti a n
Risiko = 0
- A d a k e p a s ti a n s u a t u p e r i s ti w a ti d a k a k a n t e r j a d i
Risiko = 1
- T e r d a p a t k e p a s ti a n b a h w a s u a t u p e r i s ti w a p a s ti a k a n
terjadi. Besarnya risiko untuk terkena penyakit dapat
dibandingkan dengan menghitung besarnya insidensi suatu
penyakit antara orang yg terpapar dgn faktor penyebab
p e n y a k i t t s b d g n y g ti d a k t e r p a p a r
1 . R i s i k o a t r i b u t ( a tt r i b u t e s i l k a l a r )
S e l i s i h a n g k a i n s i d e n s i a n t a r a k e l o m p o k t e r p a p a r d g n ti d a k
terpapar dianggap sebagai akibat pemaparan oleh faktor penyebab
penyakit (atribut) . Contoh: hubungan antara merokok d engan
kanker paru. Dari 100 perokok berat 5 menderita ca paru
besar risiko = 5/100 = 0,05.
Dari 100 bukan perokok 2 menderita ca paru besar risiko =
2/100 = 0,02
Risiko atribut = 0,05 – 0,02 = 0,03 3% insidensi ca paru
disebabkan oleh kebiasaan merokok .
O
K
I
IS
R
M
A
C
A
M
-
M
A
C
A
M
2 . R i s i k o r e l a ti f ( r i s k r a ti o / r r
Digunakan untuk menghitung rasio antara 2 kelompok .
Membandingkan insidensi antara kelompok terpapar d engan yang
32
32
ti d a k t e r p a p a r . C o n t o h : h u b u n g a n a n t a r a m e r o k o k d g n k a n k e r
prostat. Dari 1000 perokok 90 menderita ca prostat .
Dari 1000 bukan perokok 30 menderita ca prostat .
Besarnya risiko yg ditanggung oleh perokok untuk terkena ca
prostat dibandingkan d engan bukan perokok dapat dijelaskan
sebagai berikut:
3 . O d d s r a ti o
P a d a p e n e l i ti a n r e t r o s p e k ti f p e r h i t u n g a n r i s i k o r e l a ti f h a n y a
berdasarkan perkiraan saja yg disebut o d d s r a ti o . Y a n g
dibandingkan bukan angka insidensi tetapi pemaparan. contoh :
hubungan antara merokok dgn kanker prostat .Dari 1000 perokok
90 menderita ca prostat .
Dari 1000 bukan perokok 30 menderita ca prostat
Besarnya risiko yg ditanggung oleh perokok untuk terkena ca
prostat dibandingkan dgn bukan perokok dapat dijelaskan sbb .
33
33
AN
M
KU
NG
RA
D.
1 . R i s i k o d a p a t d i a r ti k a n s e b a g a i d e r a j a t k e ti d a k p a s ti a n
Risiko = 0
A d a k e p a s ti a n s u a t u p e r i s ti w a ti d a k a k a n t e r j a d i
Risiko = 1
T e r d a p a t k e p a s ti a n b a h w a s u a t u p e r i s ti w a p a s ti a k a n t e r j a d i .
2. Besarnya risiko untuk terkena penyakit dapat dibandingkan
dengan menghitung besarnya insidensi suatu penyakit antara
orang yg terpapar dgn faktor penyebab penyakit t ersebut dengan
y a n g ti d a k t e r p a p a r .
3 . M a c a m - m a c a m R i s i k o : r i s i k o a t r i b u t , r i s i k o r e l a ti f , o d d r a ti o
A
H
TI
A
L
N
A
D
SI
A
U
L
A
V
E
E.
Dari hasil praktikum pertemuan sebelumnya, coba data diolah untuk mengetahui angka
risiko kejadian suatu masalah kesehatan bisa terjadi.
A
AK
ST
PU
R
TA
AF
D
1. Pengantar Epidemiologi, Eko Budiarto, EGC, 2001
2. Dasar-Dasar Epidemiologi, R Beagelhole, 1997
3. Epidemiology, Leon Gordis, Saunders Company, 2nd, 2000
4. Prinsip dan Metodologi Riset Epidemiologi, Bhisma Murti, 2 nd 2003
34
34
Tatap Muka ke 9 dan 10
A
AJ
EL
B
M
E
P
N
A
U
J
U
T
A.
RI
TE
A
M
ISI
K
O
K
O
P
–
K
O
K
O
P
B.
i
ter
ma
n
aia
35
35
I
S
I
N
I
V
E
D
Ahli Kesehatan Masyarakat ( public healt) terutama
epidemiologist dapat pelakukan pengamatan atau menganalisis
fenomena kesehtan masyarakat. Mempelajari kejadian sebagai
o u t c a m e t e r s e b u t . M e t d e s e p e r ti i n i d i n a m a k a n p e n e l i ti a n
e p i d e m i o l o g i a t a u p e n e l i ti a n k e s e h a t a n m a s y a r a k a t .
N
A
TI
LI
E
N
E
P
IS
N
E
J
Berdasarkan metode:
1. Survey deskriptif
36
36
• Mengetahui gambaran tentang suatu masalah kesh.
• Tidak menganalisis bagaimana dan mengapa sehingga tidak diperlukan
hipotesis penelitian dan uji statistik
• Contoh : “ Gambaran Patologis Pasien Instalasi Radiologi RSMS Purwokerto
Bulan Juli-September 2016”
4. Survey analitik
Merupakan studi epidemiologi yang bertujuan memperoleh penjelasan
mengenai hubungan antara berbagai faktor risiko atau determinan terhadap
suatu penyakit atau gangguan kesehatan.
38
38
I
G
O
L
O
I
M
E
D
I
P
E
M
A
L
A
D
N
A
TI
LI
E
N
E
P
A. KROSSSEKSIONAL
Adalah rancangan studi epidemiologi yg memepelajarihubungan penyakit dan
paparan (faktor penelitian) dengan cara mengamati status paparan dan penyakit
dalam waktu serentak pada individu-individu dari populasi tunggal, pada satu saat
atau tahun yg sama.
Kekuatan studi cross sectional
Mudah dilakukan dan murah
Tepat digunakan untuk mendeskripsikan distribusi penyakit dihubungkan dengan
paparan faktor penelitian
Tidak memaksa subjek untuk mengalami faktor yang diperkirakan bersifat merugikan
kesehatan
Kelemahan studi cross sectional
Tidak bisa menganalisis hubungan kausal paparan dan penyakit (diperlukan pola
paparan mendahului penyakit tidak dapat ditemukan dengan studi ini)
B. KASUS KONTROL
Adalah rancangan studi epidemiologi yang mempelajari hubungan antara paparan
(faktor penelitian) dan penyakit, dengan cara membandingkan kelompok kasus dan
kelompok kontrol berdasarkan status paparannya. Ciri – ciri :
a. bersifat observasional
b. Pemilihan subjek berdasarkan status penyakit dilakukan pengamatan
apakah subyek mempunyai riwayat terpapar fx penelitian atau tidak
c. unit pengamatan adalah individu:
Subyek yang menderita penyakit kasus
Subyek yang tidak menderita kasus kontrol
PRINSIP DESAIN STUDI KASUS KONTROL:
1. Penelitian dimulai dari status outcome (D) pd subjek -subjek yg diteliti, kmd
dikelompokkan :
- kelp subjek yg sakit (D+)
- kelp subjek yg tdk sakit (D-)
39
39
2. Subjek pada kedua kelompok secara retrospektif diteliti tentang status
keterpaparannya dengan var E
3. Bandingkan status keterpaparan dengan E pada kelp D+ dan D-
4. Hubungan antara E dan D diukur dengan OR, tidak bias menghitung insidens.
Model studi kasus control yaitu:
1. RETROSPEKTIF. Pola dasar disain studi kasus kontrol RETROSPEKTIF:
2.PROSPEKTIF
Pola dasar disain studi kasus kontrol PROSPEKTIF
40
40
- tergantung dari skala pengukuran variabel E dan D
- jika var E dan D dalam skala kategorikal : hub asosiasi diukur dengan OR, uji
statistik dgn chi-square.
- jika var E dlm skala kategorikal dan D dlm skala kontinyu : hub
asosiasi diukur dgn membandingkan nilai mean, uji statistik dgn
membandingkan dua mean
- jika var E dan D dlm skala kontinyu : hub asosiasi diukur dgn koef
korelasi “r”, uji statistik dgn uj korelasi
- jika data dalam skala kategorikal, analisis dari nilai proporsi, 95% CI.
Namun, terdapat Kelebihan dan kelemahan kasus kontrol:
- Kelebihan :
1. Memberikan pengetahuan yang lebih baik tentang etiologi penyakit menahun
spt kanker paru, kanker leher rahim dsb
2. Cocok utk penelitian dgn frekuensi outcome jarang
3. Durasi penelitian relatif singkat
4. Relatif murah
5. Jumlah sampel yg dibutuhkan relatif sedikit
6. Menghasilkan nilai OR (sbg pendekatan RR)
7. Dapat meneliti pengaruh sejumlah paparan terhadap suatu penyakit
- Kelemahan:
1. Berpotensi utk terjadinya bias akibat pengambilan sampal kasus dan kontrol dr
populasi yg berbeda (bias seleksi)
2. Bertentangan dengan logika eksperimen klasik
3. Berpotensi terjadi bias dlm pengukuran var E (bias informasi) karena
ketidaklengkapan data
4. Terbatas pada satu var outcome
5. Tdk dpt menghasilkan laju insidens, prevalens, RR ataupaun AR
Memilih kasus
Yang perlu diperhatikan : kriteria diagnosis, populasi sumber kasus, jenis data
penyakit
Populasi kasus : hospital-based atau population-based
41
41
Hospital-based : lebih praktis dan mudah, menghindari recall based, lebih kooperatif
Population-based : menghindarkan faktor – faktor yg mempengaruhi pemilihan
subjek untuk menggunakan fasilitas yan med ttt, dpt memberi gambaran populasi
asal kasus secara langsung, dana besar
Pengambilan sampel kasus tidak harus acak, karena mempertimbangkan penyamaan
variabel perancu pada kelompok kasus dan kontrol
Menggunakan kasus baru
Memilih control
Yang perlu diperhatikan : karakter populasi sumber kasus, keserupaan antara kontrol
dan kasus, pertimbangan praktis dan ekonomis
Populasi kontrol: rumah sakit, populasi umum, tetangga, teman, kerabat keluarga
Untuk memperoleh ukuran sampel yang sama dengan kelompok kasus maka kontrol
bisa diambil dari beberapa RS
Population-based : perbandingan dapat dilakukan lebih baik, kontrol yang dipilih
merupakan individu yang memang sehat
Tetangga atau kerabat : merupakan individu yang kooperatif, memiliki lingkungan
yang sama dengan kelompok kasus
Pengambilan sampel kasus tidak harus acak, karena mempertimbangkan penyamaan
variabel perancu pada kelompok kasus dan kontrol
Menggunakan kasus baru
C. KOHORT
Kohort merupakan studi epidemiologi observasional longitudinal yang dapat
dilakukan prospektif maupun retrospektif dengan prinsip studi dimulai dengan faktor
risiko (exposure) menelusuri kedepan untuk memastikan ada tidaknya outcame atau
efek.
Desain studi kohort:
- cohort mrp istilah yg berasal dari bahasa romawi kuno yang artinya : sekelompok
tentara yang maju bersama-sama ke medan pertempuran
- studi kohort mempunyai 2 tujuan utama :
1. tujuan deskriptif : mendeskripsikan insidens suatu kejadian
penyakit ttt selama periode waktu tertentu
42
42
2. tujuan analitik : meneliti hub antara suatu fx risiko dengan
kejadian penyakit
- penelitian kohort bersifat observasional
- unit pengamatan adalah individu
43
43
- Closed cohort : fixed population populasi tetap, semua pengamatan dimulai
pada titik waktu yang sama
- Open cohort : unfixed population populasinya bersifat dinamis, terus
bertambah atau berpindah
Tiga Analisis desain kohort (1):
1. Analisis univariat
- mendeskripsikan dist. Frekuensi variabel eksposure outcome
- jika data dalam skala kontinyu, analisis dari nilai mean dan 95% CI
- jika data dalam skala kategorikal, analisis dari nilai proporsi, 95% CI
2. Analisis bivariat
- melihat hub (asosiasi) antara variabel E dan D
- tgt dari skala pengukuran variabel E dan D
- jika var E dan D dlm skala kategorikal : hub asosiasi diukur dgn RR,OR atau
AR, uji statistik dgn chi-square
- jika var E dalam skala kategorikal dan D dalam skala kontinyu : hub asosiasi
diukur dengan membandingkan nilai mean, uji statistik dengan
membandingkan dua mean
- jika var E dan D dalam skala kontinyu : hub asosiasi diukur dengan koef
korelasi “r”, uji statistik dengan uj korelasi.
3. Analisis multivariat
- utk melihat hub antara E dan D setelah dikontrol dgn variael-variabel lain
yg merancu hubungan E dan D
Kekuatan dan kelemahan studi kohort:
Kekuatan :
1. Dapat untuk melihat sekuens/urutan kejadian sebab akibat
2. Dapat menghindari terjadinya bias dalam pengukuran2 var E
3. Dapat meneliti beberapa outcome sekaligus
4. Jumlah dari var outcome dapat bertambah selama proses follow up
5. Dapat untuk menghitung insidens, RR dan AR
6. Cocok untuk var E yang jarang
Kelemahan:
1. Membutuhkan sampel yang besar
44
44
2. Tidak realistik untuk outcome yang jarang
45
45
Proses blinding:
proses ntuk mengaplikasikan eksposure (randomisasi) pada subjek penelitian
biasanya dilakukan blinding’
1. Single blind : hanya subjek yg tidak mengetahui
2. Double blind : juka subjek dan peneliti tidak mengetahui
3. Triple blind : juka subjek, peneliti dan penganalisis tidak mengetahui
Tujuan :
1. Pada proses randomisasi : dapat mengeliminasi confounder
2. Pada periode follow up : menghindari bias yang berasal dari subjek, peneliti ataupun
penganalisis
Kelebihan :
1. Dpt memberikan bukti kuat adanya hubungan sebab akibat
2. Mrp satu-satuya disain yg sesuai dipakai untuk meneliti obat2an baru
3. Dpt menghasilkan penelitian yg murah dan cepat dibandingkan penelitian
observasional
Kelemahan:
1. Mahal dan memakan waktu
2. Tdk semua pertanyaan penelitian dpt dijawab dgn desain eksperimen : ada masalah
etika, frekuensi outcome jarang
46
46
3. Cenderung membatasi skope penelitian
4. Standar intervensi eksposure mungkin berbeda dengan kondisi yg sesungguhnya di
populasi
AN
M
KU
NG
RA
D.
1. Ahli Kesehatan Masyarakat (public healt) terutama epidemiologist dapat pelakukan
pengamatan atau menganalisis fenomena kesehtan masyarakat. Mempelajari
kejadian sebagai outcame tersebut.
2. Macam - macam penelitian
E.
47
47
A
AK
ST
PU
R
TA
AF
D
1. Pengantar Epidemiologi, Eko Budiarto, EGC, 2001
2. Dasar-Dasar Epidemiologi, R Beagelhole, 1997
3. Epidemiology, Leon Gordis, Saunders Company, 2nd, 2000
4. Prinsip dan Metodologi Riset Epidemiologi, Bhisma Murti, 2 nd 2003
48
48
Tatap Muka ke 11 dan 13
Untuk mencapai Tujuan pembelajaran pada Modul ini anda akan mempelajari hal-hal
sebagai berikut :
a. Mengidentifikasi kependudukan
b. Mengidentifikasi kesehatan
c. Mengidentifikasi pola penyebab kematian
d. Mengidentifik
SIA.
INDONE
AN DI
KEMATI
AB
PENYEB
POLA
RAKAT;
MASYA
TAN
KESEHA
N DAN
UDUKA
KEPEND
AH
MASAL
asi tiga beban
dunia kesehatan.
RIR
TEA
A AJ
MEL
ISIB
KM
O
K
OP
PN
–A
KU
OJ
KU
O
P
B.A.
A
i
ter
ma
n
aia
ur
C.
49
49
I
S
I
N
I
F
E
D
KEPENDUDUKAN
• Demografi adalah ilmu yang mempelajari penduduk suatu wilayah terutama
mengenai jumlah, struktur komposisi penduduk dan perkembangannya.
• Demografi mempelajari jumlah, persebaran, territorial, dan komposisi penduduk
serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu yang biasanya
timbul dari natalitas (fertilitas), mortalitas, gerak territorial (migrasi) dan mobilitas
sosial (perubahan status).
DEMOGRAFI mempelajari STRUKTUR (jumlah dan komposisi) dan PROSES
(kelahiran, kematian dan migrasi).
50
50
Struktur Penduduk
Derajat kesehatan:
1. Lingkungan
- Pencemaran lingkungan (dikarenakan jumlah penduduk yang semakin
meningkat dan tidak hidup bersih)
- Over eksploitasi SDA
- Pembukaan ladang hijau ( akibat penduduk yang padat maka
berkurangnya pembukaan ladang hijau untuk perkebunan, pertanian,
dll. Karena sudah dibuat rumah padat penduduk)
2. Perilaku
51
51
- Pola konsumsi tidak sehat
- Jarang berolahraga
3. Pelayanan kesehatan
- Jangkauan pelayanan kesehatan rendah
- Jumlah pasien lebih rendah dari tenaga kesehatan
4. Keturunan.
52
52
N
A
I
T
A
M
E
K
B
A
B
E
Y
N
E
P
A
L
O
P
Penyebab kematian di Indonesia adalah penyakit peular dan tidak menular. Diakibatkan
oleh terjadiya perubahan pola penyakit terkait dengan perilaku manusia sehingga
penyebaba kematian terus meningkat.
T
A
H
E
S
E
K
A
I
N
U
D
N
A
B
E
B
A
G
I
T
53
53
- Diare
2. PENYAKIT TIDAK MENULAR SEMAKIN MENINGKAT
- Kardiovaskuler
- Diabetes Melitus
- Kanker
3. PENYAKIT YANG SUDAH PUNAH MUNCUL KEMBALI
- Campak
- Dipteri
- Polio
AN
M
KU
NG
RA
D.
1. Kependudukan berhubungan dengan Demografi adalah ilmu yang mempelajari
penduduk suatu wilayah terutama mengenai jumlah, struktur komposisi penduduk
dan perkembangannya.
2. Kesehatan adalah keadaan lengkap fisik, mental dan kesejahteraan sosial dan bukan
hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan.
3. Pola Penyebab kematian terbesar adalah penyakit menular dan penyakit tidak
menular.
4. Tiga beban dunia kesehatan yaitu penyakit menular masih tinggi, penyakit tidak
menular semakin meningkat, dan penyakit yang sudah punah muncul kembali.
A
H
TI
A
L
N
A
D
SI
A
U
L
A
V
E
E.
54
54
2. Dasar-Dasar Epidemiologi, R Beagelhole, 1997
3. Epidemiology, Leon Gordis, Saunders Company, 2nd, 2000
4. Prinsip dan Metodologi Riset Epidemiologi, Bhisma Murti, 2 nd 2003
Tatap Muka ke 12
Setelah mempelajari modul ini, Mampu Praktek Konsep pendekatan ekologi dalam
upaya keseimbangan kesehatan lingkungan.
Kata ekologi berasal dari bahasa yunani oikos, berarti “rumah” atau “tempat untuk
hidup”. Secara harafiah, ekologi adalah pengkajian organisme “dirumah”. Biasanya
ekologi didefinisikan sebagai pengkajian hubungan organisme atau kelompok
organisme terhadap lingkungannya, atau ilmu hubungan timbal balik antara
organisme hidup dan lingkungannya.
RI
E
T
A
M
N
A
AI
R
U
C.
55
55
Pengertian lingkungan meliputi tempat dan segala hal yang terdapat di sekitar,
mulai dari yang terbatas di rumah tangga sampai yang terluas yaitu alam semesta.
Kesehatan lingkungan adalah suatu ilmu dan seni dalam mencapai keseimbangan
antara lingkungan dan manusia, ilmu dan juga seni dalam pengelolaan lingkungan
sehingga dapat tercapai kondisi yang bersih, sehat, nyaman dan aman serta terhindar
dari gangguan berbagai macam penyakit.
Ilmu kesehatan lingkungan mempelajari dinamika hubungan interaktif antara
kelompok penduduk dengan berbagai macam perubahan komponen lingkungan hidup
yang menimbulkan ancaman/berpotensi m
56
56
• Limbah
• Dalam memanfaatkan alam limbah
• L i m b a h t e r l a l u b a n y a k a l a m ti d a k d a p a t m e n e t r a l i s i r
akibat buruk bagi manusia
• Akibatnya lingkungan dan sumber daya alam kotor
manusia mengalami gangguan kesehatan
• Sehingga dapat disimpulkan bahwa kelangsungan hidup manusia
s a n g a t t e r g a n t u n g p a d a p e n g e t a h u a n d a n p e n g e r ti a n t e n t a n g
proses-proses interaksi dalam ekosistem.
Akibatnya, partikel radioaktif dalam jumlah besar tersebar ke atmosfer di seluruh kawasan
Uni Soviet bagian barat dan Eropa.
57
57
• Berdasarkan kejadian diatas maka dilakukan penelitian berupa pengelolaan
lingkungan bahwa pengelolaan lingkungan hidup ini perlu dilakukan secara terpadu
dan multidisiplin.
• Dengan demikian berkembanglah ilmu lingkungan yang diterapkan berbagai bidang
ilmu seperti ilmu rekayasa, kesehatan, perindustrian, dan lain sebagainya.
• Selain pencemaran juga masalah kesehatan lingkungan, angka penyakit, angka
kematian
• Pengelolaan lingkungan
• sampah yaitu mengangkut dan membuang sampah ditempat yang jauh dari
kota dan pengelolaan sampah (kompos, daur ulang)
• Pencemaran udara karena kendaraan bermotor : diatasi dengan desain
mesin, alat anti polusi, kualitas kendaraan, memanfaatkan kendaraan umum,
memanfaatkan telp
58
58
Contoh Pengolahan Sampah
Takakura adalah salah satu metode pengomposan baik skala rumah tangga maupun skala
kawasan. Metode ini tidak memerlukan lahan yang luas dan kapasitasnya cocok dengan
volume sampah domestic yang dibuang oleh rumah tangga sehari-harinya. Dengan
metode ini, sampah organic rumah tangga dapat dikelola dengan mudah, tidak
menimbulkan bau, tidak menyita banyak waktu dalam pemrosesannya dan hasilnya
lansung dimanfaatkan.
59
59
Cara kedua luas, mengatasi masalah dari sumbernya dan memanfaatkan kembali zat-zat
pencemar
• Tujuan dari sebuah PLTSa ialah untuk mengkonversi sampah menjadi energi.
• Perbedaan mendasar di antara keduanya ialah proses biologis menghasilkan gas-bio
yang kemudian dibarak untuk menghasilkan tenaga yang akan menggerakkan motor
yang dihubungkan dengan generator listrik sedangkan proses thermal menghasilkan
panas yang dapat digunakan untuk membangkitkan steam yang kemudian digunakan
untuk menggerakkan turbin uap yang dihubungkan dengan generator listrik.
60
60
perubahan komponen lingkungan hidup yang menimbulkan
ancaman/berpotensi mengganggu kesehatan masyarakat umum.
61
61
3. Interaksi manusia dengan lingkungan secara alamiah manusia
b e r i n t e r a k s i d e n g a n l i n g k u n g a n , M a n u s i a p r i m i ti f b e r h u b u n g a n
erat dan langsung dengan lingkungan, makanan mereka sangat
bergantung ketersediaan di alam (berpindah-pindah)
4. Ada berbagai interaksi manusia dengan lingkungan contohnya
akibat pencemaran lingkungan manusia menjadi terkena
penyakit.
A
H
TI
A
L
N
A
D
SI
A
U
L
A
V
E
E.
Buatlah sebuat makalah tentang pemanfaatan sumber daya ekologi di lingkungan sekitar
Saudara, identifikasi pemanfaatannya, implikasinya dan penanggulangan akibat buruk dari
pemanfaatan sumber daya yang ada beserta upaya pelestarian sumber daya.
A
AK
ST
PU
R
TA
AF
D
1. Pengantar Epidemiologi, Eko Budiarto, EGC, 2001
2. Dasar-Dasar Epidemiologi, R Beagelhole, 1997
3. Epidemiology, Leon Gordis, Saunders Company, 2nd, 2000
4. Prinsip dan Metodologi Riset Epidemiologi, Bhisma Murti, 2 nd 2003
62
62
Tatap Muka ke 14
63
63
R
A
W
L
A
B
O
L
G
B
A
B
E
Y
N
E
P
Global Warming dapat disebabkan oleh:
1 . p e m b a k a r a n b a h a n b a k a r f o s i l , s e p e r ti b a t u b a r a , m i n y a k b u m i
dan gas alam, yang melepas karbondioksida dan gas-gas
l a i n n y a s e p e r ti m e t a n a , c h l o r , b e l e r a n g , d s b . P e l e p a s a n g a s -
gas tsb telah menyebabkan munculnya fenomena yg disebut
d g n e f e k r u m a h k a c a ( g r e e n h o u s e e ff e c t ) . S e g a l a s u m b e r
energi yang terdapat di bumi berasal dari matahari.
2 . K e ti k a e n e r g i i n i m e n g e n a i p e r m u k a a n b u m i , i a b e r u b a h d a r i
cahaya menjadi panas yang menghangatkan bumi. Permukaan
bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan
kembali sisanya.
3. Sebagian dari panas ini sebagai radiasi infra merah gelombang
panjang ke angkasa luar.
4. amun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi
akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap
air, karbondioksida, dan metana yang menjadi perangkap
gelombang radiasi ini.
5. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi
gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas
tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Hal tersebut
6. terjadi berulang-ulang dan mengakibatkan suhu rata-rata
tahunan bumi terus meningkat.
G
N
I
M
R
A
W
L
A
B
O
L
G
K
A
P
M
A
D
a. Cuaca
64
64
Musim tanam akan lebih panjang di beberapa area. Temperatur pada musim
dingin dan malam hari akan cenderung untuk meningkat.
b. Tinggi muka laut
c. Pertanian
65
65
e. Kesehatan Manusia
67
67
dalam es kini tidak lagi dan mulai tumbuh. Ilmuwan menemukan terjadinya
peningkatan pembentukan fotosintesis di sejumlah tanah sekitar dibanding
dengan tanah di era purba.
9. Habitat makhluk hidup pindah ke dataran lebih tinggi
Ilmuwan menemukan beberapa hewan telah berpindah ke dataran lebih tinggi
akibat pemanasan global
10. Peningkatan kasus alergi
Di beberapa tempat kasus alergi dan asma mengalami peningkatan. Tingginya
level CO2dan temperatur merupakan pemicunya.
N
I
M
R
A
W
L
A
B
O
L
G
I
S
A
T
I
IL
B
A
H
E
R
REHABILITASI GLOBAL WARMING ADALAH SALAH SATU UPAYA MENGURANGI
GLOBAL WARMING
Adapun Negara2 industri seperti AS, Inggris, Perancis, Jerman, Italia, Rusia, Jepang
dan Kanada merupakan penghasil gas rumah kaca terbesar.Untuk menetralisir citra
negatif yang melekat pd negara2 industri tsb, mereka menuduh negara2
berkembang seperti Indonesia dan Brasil yg memiliki hutan yang luas, ikut
bertanggung jawab pula terhadap pemanasan global karena praktek penebangan
hutan. Padahal kebutuhan kayu di negara2 industri tsb sebagian besar dipenuhi dari
penebangan hutan2 di negara berkembang.
AN
M
KU
NG
RA
D.
68
68
Global warming adalah kejadian meningkatnya temperatur rata-
rata atmosfer, laut dan daratan bumi.
Penyebab global warming adalah pembakaran bahan bakar fosil,
s e p e r ti batu bara, minyak bumi dan gas alam, yang melepas
karbondioksida dan gas-gas lainnya s e p e r ti metana, chlor,
belerang, dsb.
D a m p a k g l o b a l w a r m i n g b e r p e n g a r u h t e r h a d a p c u a c a , ti n g g i m u k a
laut, pertanian, hewan & tumbuhan, dan kesehatan manusia.
Pengendalian global warming yaitu dengan mencegah karbon
dioksida dilepas ke atmosfer dengan menyimpan gas tersebut atau
komponen karbon-nya di tempat lain, atau disebut carbon
s e q u e s t r a ti o n ( m e n g h i l a n g k a n k a r b o n ) , m e n g u r a n g i p r o d u k s i g a s
rumah kaca.
Tanda-tanda global warming yaitu kebakaran hutan besar-besaran,
s i t u s p u r b a k a l a c e p a t r u s a k , k e ti n g g i a n g u n u n g b e r k u r a n g , s a t e l i t
bergerak lebih cepat, hanya yang terkuat yang bertahan, pelelehan
besar-besaran, keganjilan di daerah kutub, mekarnya tumbuhan di
k u t u b u t a r a , h a b i t a t m a k h l u k h i d u p p i n d a h k e d a t a r a n l e b i h ti n g g i ,
peningkatan kasus alergi.
Rehabilitasi global warming dengan cara memelihara pepohonan
dan menanam pohon lebih banyak lagi, m e n y u n ti k k a n
(menginjeksikan) gas karbon ke sumur-sumur minyak untuk
mendorong agar minyak bumi keluar ke permukaan, mengurangi
pembakaran bahan bakar fosil.
A
H
TI
A
L
N
A
D
SI
A
U
L
A
V
E
E.
69
69
Dari penugasan praktikum sebelumnya, identifikasi apakah ada dari pemanfaatan
sumber daya di lingkungan Saudara yang memungkinkan memunculkan atau
menambah peluang terjadinya global warming?
A
AK
ST
PU
R
TA
AF
D
1. Pengantar Epidemiologi, Eko Budiarto, EGC, 2001
2. Dasar-Dasar Epidemiologi, R Beagelhole, 1997
3. Epidemiology, Leon Gordis, Saunders Company, 2nd, 2000
4. Prinsip dan Metodologi Riset Epidemiologi, Bhisma Murti, 2 nd 2003
70
70