Anda di halaman 1dari 10

Modul Praktek Teknik Radiografi V

Tatap Muka ke 9

TEKNIK RADIOGRAFI CHOLANGIOGRAFI

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

S etelah mempelajari modul ini, Mahasiswa mampu menjelaskan tentang


Teknik Radiografi Cholangiografi. Namun sebelumnya Anda diharapkan
terlebih dahulu dapat menjelaskan pengertian pemeriksaan Cholangiografi, tujuan
Cholangiografi, anatomi dan fisiologi , indikasi dan kontraindikasi pemeriksaan
Cholangiografi, persiapan pemeriksaan (pasien dan alat), teknik pemasukan media
kontras, proyeksi pemeriksaan, evaluasi radiograf, dan perawatan post pemeriksaan
Cholangiografi.

B.POKOK-POKOK ISI MATERI

Untuk mencapai Tujuan pembelajaran pada Modul ini anda akan mempelajari hal-hal
sebagai berikut :
1. Pengertian teknik cholangiografi
2. Dasar-dasar anatomi
3. Persiapan pasien Pemeriksaan cholangiografi
4. Persiapan alat pemeriksaan cholangiografi
5. Proyeksi dan prosedur pemeriksaan cholangiografi
6. Kriteria Pemeriksaan cholangiografi

C. URAIAN MATERI ANGIOGRAPHY

C Holangiografi adalah pemeriksaan radiologi yang biasanya dilakukan 10 hari


post operasi sebelum selang kateter dicabut, untuk memberi gambaran tentang

1
Modul Praktek Teknik Radiografi V

ukuran dan patency dari duktus, status spinter pada hepatopancreatic ampulla,
menampakkan batu residual atau yang tidak terdeteksi sebelumnya. Intravena
Cholangiografi (IVC) merupakan prosedur pemeriksaan radiologi pada traktus biliaris
dengan menggunakan media kontras yang dimasukkan secara intravena dan biasanya
dilakukan pada pasien yang telah mengalami kholesistektomi, atau pada pasien
kegagalan kholesistografi oral atau karena pasien muntah atau diare, beberapa saat
setelah meminum media kontras. Metode yang dilakukan yaitu fluororadiography,
tujuannya untuk melihat kemungkinan masih adanya sisa batu di saluran empedu atau
penyumbatan di saluran empedu .

ANATOMI SISTEM BILIARY

Kandung Empedu
Kandung empedu merupakan sebuah kantung berbentuk seperti buah pear, panjangnya 7-10
cm dengan kapasitas 30-50 ml. Ketika terdistensi dapat mencapai 300 ml. Kandung empedu berlokasi
disebuah lekukan pada permukaaan bawah hepar yang secara anatomi membagi hepar menjadi lobus
kanandan lobus kiri. Kandung empedu dibagi menjadi 4 area secara anatomi: fundus, corpus,
infundibulum dan leher. Fundus berbentuk bulat, dan ujungnya 1-2 cm melebihi batas hepar,
strukturnya kebanyakan berupaotot polos, kontras dengan corpus yang kebanyakan terdiri dari jaringan
elastis. Leher biasanya membentuk sebuah lengkungan, yang mencembung dan membesar
membentuk Hartmann’s pouch.
Kandung empedu terdiri dari epitel silindris yang mengandung kolesterol dan tetesan lemak.
Mukus disekresi ke dalam kandung empedu dalam kelenjar tubuloalveolar yang ditemukan dalam
mukosa infundibulum dan leher kandung empedu, tetapi tidak pada fundus dan corpus. Epitel yang
berada sepanjang kandung empedu ditunjang oleh lamina propria. Lapisan ototnya adalah serat
longitudinal sirkuler dan oblik, tetapi tanpa lapisan yang berkembang sempurna. Perimuskular
subserosa mengandung jaringan penyambung, saraf, pembuluh darah, limfe dan adiposa.

2
Modul Praktek Teknik Radiografi V

Kandung empedu ditutupi oleh lapisan serosa kecuali bagian kandung empedu yang menempel
pada hepar. Kandung empedu di bedakan secara histologis dari organ-organ gastrointestinal lainnya
dari lapisan muskularis mukosa dan submukosa yangsedikit.
Arteri cystica yang mensuplai kandung empedu biasanya berasal dari cabang arteri
hepatikakanan. Lokasi Arteri cystica dapat bervariasi tetapi hampir selalu di temukan di segitiga
hepatocystica,yaitu area yang di batasi oleh Ductus cysticus, Ductus hepaticus communis dan batas
hepar (segitigaCalot). Ketika arteri cystica mencapai bagian leher dari kandung empedu, akan terbagi
menjadi anterior dan posterior. Aliran vena akan melalui vena kecil dan akan langsung memasuki
hepar, atau lebih jarangakan menuju vena besar cystica menuju vena porta. Aliran limfe kandung
empedu akan menuju kelenjar limfe pada bagian leher.

Persarafan kandung empedu berasal dari nervus vagus dan dari cabang simpatis melewati
pleksusceliaca. Tingkat preganglionik simpatisnya adalah T8 dan T9. Rangsang dari hepar, kandung
empedu, danduktus biliaris akan menuju serat aferen simpatis melewati nervus splanchnic memediasi
nyeri kolik  bilier. Cabang hepatik dari nervus vagus memberikan serat kolinergik pada
kandung empedu, duktus biliaris dan hepar.
Duktus Biliaris
  Duktus biliaris extrahepatik terdiri dari Ductus hepaticus kanan dan kiri, Ductus
hepaticuscommunis, Ductus cysticus dan Ductus choledochus. Ductus choledochus memasuki bagian
kedua dariduodenum lewat suatu struktur muskularis yang disebut Sphincter Oddi. Ductus hepaticus

3
Modul Praktek Teknik Radiografi V

kiri lebih panjang dari yang kanan dan memiliki kecenderungan lebih besar untuk berdilatasi sebagai
akibat dari obstruksi pada bagian distal. Kedua Ductus tersebut bersatumembentuk Ductus hepaticus
communis. Panjang Ductus hepaticus communis umumnya 1-4cm dengandiameter mendekati 4mm.
Berada di depan vena porta dan di kanan Arteri hepatica. Ductus hepaticuscommunis dihubungkan
dengan Ductus cysticus membentuk Ductus choledochus.
a skulasi darah panjang sisterah kembali ke jantung
INDIKASI PEMERIKSAAN CHOLANGIOGFI
CHOLANGIOGRAFI
Adapun indikasi Indikasi pemeriksaan Cholangiografi :
 Pasien dengan liver desease
 Non-intact duktus biliaris 
 Pasien dengan peningkatan bilirubin ( lebih dari 2 mg/dl) 
 Untuk pasien dengan obstructive jaundice dan post cholecystectomy, maka USG
dpt digunakan.
Kontra Indikasi :
 Sensitive terhadap Media Kontras 
 Pyloric stenosis 
 Acute pancreatistis
 Glaucoma
PERSIAPAN CHOLANGIOGRAFI

Adapun persiapan yang dilakukan pasien sebelum pemeriksaan :


 Puasa 5 jam sebelum pemeriksaan dimulai 
 Pemeriksaan darah & urine lengkap
 Pemeriksaan fungsi hati
 Buang air kecil sebelum pemeriksaan 
Persiapan Bahan :

4
Modul Praktek Teknik Radiografi V

 Steril : 
o Needle catheter/Chiba Needle
o Alat alat untuk insisi
o Bahan steril lainnya 
 Non Steril :
o Skin cleanser 
o Ampule contras media 
o Disposible needle
o Emergency drugs
AAADD
PROSEDUR RADIOGRAFI CHOLANGIOGRAFI

Langkah –langkah yang dilakukan pada pemeriksaan Cholangiografi adalah sebagai


berikut :
 Media kontras yang digunakan : iodipamide (biligrafin forte) 50% atau
biligrafin 30% 
 Radiograf dibuat dengan interval 10 menit sampai didapat gambaran yg optimal 
 Opacity max biasanya pada 30-40 menit post injeksi 
 Pada kasus-kasus tertentu, pemeriksaan bisa dilakukan hingga 2 jam post injeksi
(gall bladder terisi penuh)
 Fatty meal : radiograf diambil 10-20 menit setelahnya.
 Setelah dianastesi lokal, chiba needle dimasukan kedalam liver secara percutan
dengan pengawasan melalui fluoroscopy.
 Setelah diketahui letak bile duct, diambil cairan empedunya untuk pemeriksaan
lab.

5
Modul Praktek Teknik Radiografi V

 Selanjutnya MK disuntikan sedikit untuk mengetahui posisi jarum sudah tepat


apa belum.
 Jumlah kontras media sangat bervariasi tergantung volume dari saluran empedu.
 Bila terjadi kebuntuan saluran, maka needle diganti dengan cateter untuk
drainase. 
 PA dan Oblique menggunakan serial film changer dan meja pemeriksaan
dinaikan sedikit, sehingga posisi kepala lebih tinggi dari kaki.

6
Modul Praktek Teknik Radiografi V

 Apabila diidentifikasi adanya obstruksi pada saluran empedu selanjutnya


dipersiapkan untuk laparatomi.
Teknik Pemeriksaan :
 Scout foto: plain abdomen posisi supine 
Untuk mengetahui serta menentukan posisi dan FE 
 Injeksi 
Informasikan pada pasien, kemungkinan adanya hot flush saat MK
diinjeksikan 
 Post injeksi 

7
Modul Praktek Teknik Radiografi V

Proyeksi RPO : supine kemudian membentuk sudut 15 hingga 40 derajat


(bergantung bentuk tubuh pasien)
Perawatan Pasien :
 Temperatur, nadi dan tekanan darah dicek setiap saat ( 15 menit, 4 jam dan
selanjutnya sampai 24 jam.
 Dan selanjutnya diobservasi sampai 48 jam apabila terindikasi adanya
perdarahan dan kebocoran empedu.

LANGKAH-LANGKAH PRAKTEK

Coba lakukan simulasi pelaksanaan praktikum pemeriksan Cholangiografi dengan


langkah sebagai berikut :
Adapun persiapan yang dilakukan pasien sebelum pemeriksaan :
 Puasa 5 jam sebelum pemeriksaan dimulai 
 Pemeriksaan darah & urine lengkap
 Pemeriksaan fungsi hati
 Buang air kecil sebelum pemeriksaan
 

Persiapan Bahan :
 Steril : 
o Needle catheter/Chiba Needle
o Alat alat untuk insisi
o Bahan steril lainnya 
 Non Steril :
o Skin cleanser 
o Ampule contras media 
o Disposible needle
o Emergency drugs
Teknik Pmeriksaan :
 Scout foto: plain abdomen posisi supine 
Untuk mengetahui serta menentukan posisi dan FE 
 Injeksi 
Informasikan pada pasien, kemungkinan adanya hot flush saat MK diinjeksikan 

8
Modul Praktek Teknik Radiografi V
RA
NG
 Post injeksi  KU
Proyeksi RPO : supine kemudian membentuk sudut 15 hingga 40 derajat
(bergantung bentuk tubuh pasien)
M
Perawatan Pasien : AN
 Temperatur, nadi dan tekanan darah dicek setiap saat ( 15 menit, 4 jam dan
selanjutnya sampai 24 jam.
 Dan selanjutnya diobservasi sampai 48 jam apabila terindikasi adanya
perdarahan dan kebocoran empedu.

RANGKUMAN
1. Cholangiografi adalah pemeriksaan radiologi yang biasanya dilakukan 10 hari post
operasi sebelum selang kateter dicabut, untuk memberi gambaran tentang ukuran
dan patency dari duktus, status spinter pada hepatopancreatic ampulla,
menampakkan batu residual atau yang tidak terdeteksi sebelumnya.
2. Teknik Pmeriksaan :
EV
 Scout foto: plain abdomen posisi supine 
Untuk mengetahui serta menentukan posisi dan FE 
 Injeksi  AL
Informasikan pada pasien, kemungkinan adanya hot flush saat MK diinjeksikan 
 Post injeksi  UA
Proyeksi RPO : supine kemudian membentuk sudut 15 hingga 40 derajat
(bergantung bentuk tubuh pasien) SI
3. Perawatan Pasien :
 Temperatur, nadi dan tekanan darah DAdicek setiap saat ( 15 menit, 4 jam dan
selanjutnya sampai 24 jam.
N
 Dan selanjutnya diobservasi sampai 48 jam apabila terindikasi adanya
perdarahan dan kebocoran empedu.
LA
TI
TES FORMATIF HA
1.
N
Lakukan evaluasi terhadap semua prosedur dan hasil radiograf yang diperoleh
dengan menuangkan dalam laporan praktek
SO
AL

9
Modul Praktek Teknik Radiografi V

Susunan laporan praktikum :


A. Pendahuluan yang berisi teori yang menunjang
B. Persiapan alat dan bahan
C. Prosedur
D. Hasil dan Pembahasan
E. Kesimpulan

i
A. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT
B.
2. C. Pastikan jika anda telah kompeten dalam melakukan pengujian dan mampu
melakukan pembahasan hasil laporan praktikum.

DAFTAR PUSTAKA

a. Bontrager, L.Kenneth, Textbook of Radiographic Positioning and Realted


Anatomy,5th, CV Mosby Co. St.Louis. Toronto, 2001
b. Billinger Philip W : Merril Atlas Of Radiographic Positioning and
Radiologic Procedures, eighteded, CV Mosby Co. St.Louis. Toronto
c. Pearce EC, anatomi & Fisiologi untuk paramedis, PT Gramedia

10

Anda mungkin juga menyukai