Anda di halaman 1dari 6

Pengembangan Kurikulum Secara Sederhana

Mata kuliah : Problematika Bahasa, Sastra dan Pengajaranya

Di Susun Oleh.

Ghina Inayati (195223027)

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA DAERAH

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)


MUHAMMADIYAH
KABUPATEN KUNINGAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji sukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah Mata
Kuliah Problematika Bahasa, Sastra dan Pengajaranya tanpa ada kendala suatu apapun.
Solawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW yang telah
membawa kita dari jaman jahilia hingga jaman yang terang menderang sekarang ini.
Seperti halnya manusia yang tidak sempurna di mata manusia lain ataupun di mata Allah
SWT, makalah ini tidak terlepas dari kesalahan penulisan dan penyajian mengingat akan
keterbatasan kemampuan yang kami miliki untuk itu kami selalu harapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun dari pembaca demi penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberi manfaat untuk kita semua.

Tujuan Pengajaran
Tujuan merupakan sesuatu yang sangat esensial sebab besar maknanya, baik dalam
rangka perencanaan maupun dalam rangka penilaian.Dalam perencanaan, tujuan memberikan
petunjuk untuk memilih materi pelajaran, menata urutan topik, alokasi waktu, memilih alat
dan media serta ukuran atau standar untuk mengukur prestasi belajar siswa.Tujuan juga
merupakan kriteria untuk menilai mutu dan efisiensi pengajaran.
Tujuan pengajaran adalah sejumlah hasil pengajaran yang dinyatakan dalam artian
siswa belajar, yang secara umum mencakup pengetahuan baru, keterampilan dan kecakapan
serta sikap-sikap baru yang diharapkan oleh guru dicapai oleh siswa sebagai hasil
pengajaran.Tujuan pengajaran adalah deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan
tercapai siswa setelah berlangsung pengajaran.
Menurut Mager, bahwa tujuan pengajaran menitik beratkan pada tingkah laku siswa
atau perbuatan (performance) sebagai suatu output yang terdapat pada siswa, yang dapat
diamati dan menunjukkan bahwa siswa tersebut telah melakukan kegiatan belajar.Menurut
Mager, tujuan instruksional harus mengandung tiga komponen utama, yakni:1. Tingkah laku
(behavior): unStandar (standard): yang memungkinkan kita untuk menilai dampak dari
belajar. 3. Kondisi luar (external conditions): untuk meyakinkan bahwa perilaku yang
diperoleh benar-benar disebabkan oleh kegiatan belajar, bukan karena sebab-sebab yang
lain.tuk menspesifikasikan apa yang akan kita amati dan diukur.
Tingkah Laku Terminal Adalah komponen tujuan pengajaran yang menentukan
tingkah laku siswa setelah pengajaran. Tingkah laku (behavior) adalah performace atau
kegiatan yang dapat diamati atau direkam.Tingkah laku terminal harus dirumuskan dengan
menggunakan kata-kata kerja (verb). Misalnya, memilih, mengukur, yang menunjukkan suatu
tindakan yang dapat diamati dan dicatat.
Kondisi-kondisi tes Komponen kondisi pada suatu tujuan pengajaran menentukan
situasi yang bagi siswa dituntut untuk mempertunjukkan tingkah laku terminal. Terdapat tiga
jenis kondisi yang mempengaruhi prilaku pada suatu tes: pertama, alat dan sumber yang
seharusnya digunakan oleh siswa dalam mempersiapkan untuk menempuh tes. Kedua,
tantangan yang dihadapkan pada siswa. Ketiga, cara menyajikan informasi. 3. Ukuran-ukuran
Perilaku Suatu ukuran (standar) menentukan tingkat minimal perilaku yang dapat diterima
sebagai bukti bahwa siswa telah mencapai tujuan.

Kurikulum dan Bahan Ajar


Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu
guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang
dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Guru harus memiliki atau
menggunakan bahan ajar yang sesuai dengan :kurikulum,karakteristik sasaran,tuntutan
pemecahan masalah belajar.
Bahan ajar disusun dengan tujuan:Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan
tuntutan kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, yakni bahan ajar
yang sesuai dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial peserta didik;Membantu
peserta didik dalam memperoleh alternatif bahan ajar di samping buku-buku teks yang
terkadang sulit diperoleh;Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.
Diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan
belajar peserta didik;Tidak lagi tergantung kepada buku teks yang terkadang sulit
diperoleh;Memperkaya karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai
referensi;Menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis bahan
ajar;Membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dengan peserta didik
karena peserta didik akan merasa lebih percaya kepada gurunya; Menambah angka kredit jika
dikumpulkan menjadi buku dan diterbitkan.
Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik;Kesempatan untuk belajar secara
mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap kehadiran guru;Mendapatkan kemudahan
dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus dikuasainya. Bahan ajar pandang (visual)
terdiri atas bahan cetak (printed) seperti antara lain handout, buku, modul, lembar kerja
siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, dan non cetak (non printed), seperti
model/maket.Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk
audio.Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti video compact disk, film.Bahan ajar
multimedia interaktif (interactive teaching material) seperti CAI (Computer Assisted
Instruction), compact disk (CD) multimedia pembelajaran interaktif, dan bahan ajar berbasis
web (web based learning.
Kurikulum merupakan salah satu perangkat dalam pendidikan, dalam mencapai tujuan
pendidikan kurikulu harus relefan dengan perkembangan jaman karena pada kenyataannya
pendidikan di Indonesia masih di baah standar terbukti dengan data BPS. Kurikulum
harusnya relevan dengan DuDi bagi tingkat SMK, sebagai lembaga pengguna lulusan
revolusi industri 4.0. kurikulum pada umumnya, mengacu pada penguasaan kompetensi.
Sehingga, kurikulum yang relevan dengan perkembangan zaman dapat dikembangkan
langsung dengan model pengembangan yang sederhana dan mudah untuk di aplikasikan.

Media Pembelajaran
Pengertian media pembelajaran adalah media yang digunakan untuk membantu merangsang
pikiran, perasaan, kemampuan dan perhatian siswa dalam proses belajar mengajar di kelas.
Media tersebut dapat berupa alat ataupun bahan mengajar. Dalam pengertian lain, media
pembelajaran adalah bahan, alat atau segala sumber daya yang digunakan dalam proses
penyampaian informasi guru kepada murid. Baik berbentuk fisik ataupun piranti lunak.
Pengertian Media Pembelajaran Menurut Para Ahli
 Menurut H. Malik (1994), Pengertian Media Pembelajaran adalah segala sesuatu yang
dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat
merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan.
 Menurut Gerlach dan Ely (1971) Media belajar merupakan alat-alat grafis, fotografis
atau elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual
atau verbal.
 Menurut Latuheru, Definisi media pembelajaran adalah bahan, alat atau teknik yang
digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi,
komunikasi, edukasi antara guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan
berdaya.
Fungsi Media Pembelajaran
 Fungsi Atensi adalah menarik perhatian siswa agar semakin berkonsentrasi dan
memusatkan perhatian pada isi materi pelajaran
 Fungsi Afektif adalah kenyamanan siswa ketika belajar atau membaca. Misalnya teks
bergambar
 Fungsi Kognitif Mempermudah memahami dan mengingat informasi
 Fungsi Kompensantoris Mengakomodasi/membantu siswa yang lemah dan lambat
menerima pelajaran yang disajikan secara verbal atau teks.

Evaluasi Pembelajaran
Istilah evaluasi pembelajaran sering disamaartikan dengan ujian. Meskipun saling
berkaitan, akan tetapi tidak mencakup keseluruhan EVALUASI PEMBELAJARAN makna
yang sebenarnya. Ujian ulangan harian yang dilakukan guru di kelas atau bahkan ujian akhir
sekolah sekalipun, belum dapat menggambarkan esensi evaluasi pembelajaran, terutama bila
dikaitkan dengan penerapan kurikulum 2013. Sebab, evaluasi pembelajaran pada dasarnya
bukan hanya menilai hasil belajar, tetapi juga proses-proses yang dilalui pendidik dan peserta
didik dalam keseluruhan proses pembelajaran.
Evaluasi adalah suatu proses bukan suatu hasil (produk). Hasil yang diperoleh dari
kegiatan evaluasi adalah gambaran kualitas daripada sesuatu, baik yang menyangkut tentang
nilai atau arti. Sedangkan kegiatan untuk sampai kepada pemberian nilai dan arti itu adalah
evaluasi. Gambaran kualitas yang dimaksud merupakan konsekuensi logis dari proses
evaluasi yang dilakukan. Proses tersebut tentu dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan,
dalam arti terencana, sesuai dengan prosedur dan aturan, dan terus menerus.
Tujuan evaluasi adalah untuk menentukan kualitas daripada sesuatu, terutama yang
berkenaan dengan nilai dan arti. Dalam proses evaluasi harus ada pemberian pertimbangan
(judgement). Pemberian pertimbangan ini pada dasarnya merupakan konsep dasar evaluasi.
Melalui pertimbangan inilah ditentukan nilai dan arti (worth and merit) dari sesuatu yang
sedang dievaluasi. Tanpa pemberian pertimbangan, suatu kegiatan bukanlah termasuk
kategori kegiatan evaluasi.
Pemberian pertimbangan tentang nilai dan arti haruslah berdasarkan kriteria tertentu.
Tanpa kriteria yang jelas, pertimbangan nilai dan arti yang diberikan bukanlah suatu proses
yang dapat diklasifikasikan sebagai evaluasi. Kriteria ini penting dibuat oleh evaluator
dengan pertimbangan (a) hasil evaluasi dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah (b)
evaluator lebih percaya diri (c) menghindari adanya unsur subjektifitas (d) memungkinkan
hasil evaluasi akan sama sekalipun dilakukan pada waktu dan orang yang berbeda, dan (e)
memberikan kemudahan bagi evaluator dalam melakukan penafsiran hasil evaluasi.

Anda mungkin juga menyukai