Anda di halaman 1dari 20

Dosen :

Prof. A.K. Prodjosantoso, Ph.D.


Rr. Lis Permana Sari, M.Si.

Kode/sks : KIP 6402 (3/1)


Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY
Kimia Orgonologam telah menjadi kajian
yang sangat menarik bagi ahli kimia
sejak 250 tahun yang lalu. Kajian kimia
orgonologam dapat dikatakan sebagai
suatu kombinasi kajian anorganik dan
kimia organik. Salah satu ciri dari
senyawa organologam adalah adanya
logam pusat yang terkoordinasi oleh
logam (ligan) organik.
(AK Prodjosantoso, 2012)

Penemuan Instrumen dan metode


analisis modern, seperti difraksi sinar-X,
mendorong perkembangan kimia
organologam semakin cepat.
 Interaksi ikatan dalam senyawa organologam berupa ionik
atau kovalen antara satu atau lebih atom karbon dari
suatu gugus atau molekul organik dengan suatu logam
transisi, lantanida, aktinida atau logam golongan utama.
Meskipun definisi ini sangat jelas, namun batas antara
kimia organologam dari cabang kimia lainnya tidak mudah
untuk di kenali. Misalnya, banyak ahli sepakat bahwa
senyawa tetrakarbonilnikel [Ni(CO)4] termasuk dalam
kategori senyawa organologam, meskipun karbon
monoksida tidak dapat di golongkan sebagai senyawa
organik.

 Dilain pihak, organoboron, organosilikon, organoarsen,


dan organotelurium termasuk dalam senyawa
organologam meskipun boron, silikon, arsen, dan telurium
termasuk dalam metaloida, yaitu peralihan antara logam
dan bukan logam. Natrium sianida (NaCN), meskipun
memiliki ikatan logam – karbon (Na-C), tidak termasuk
dalam senyawa organologam.
 Kimia organologam mengkombinasikan aspek-aspek kimia
anorganik dan organik. Banyak senyawa organologam
berperan besar dalam industri farmasi, aditif makanan,
agrokimia, parfum, semikonduktor dan keramik.

 Katalis homogen yang berbasis pada senyawa organologam


banyak berperan dalam proses di berbagai industri,
terutama dalam proses kimia yang sangat tergantung kepada
suhu. Penggunaan katalis dapat merubah batu bara menjadi
gas sintetik yang merupakan bahan bakar alternatif pegganti
minyak.

 Kuliah ini membahas tentang kajian kimia anorganik,


terutama menyangkut perkembangan, prinsip-prinsip dasar,
mekanisme reaksi, dan aplikasi senyawa organologam.
SEJARAH SENYAWA ORGANOLOGAM

 Sejarah Senyawa Organologam dimulai pada tahun 1827 ketika


direaksikannya PtCl4 dengan PtCl2 dalam etanol refluks.

 Pada tahun 1850 Frankland berhasil menemukan


Kompleks Organozink (ZnEt2), pada saat ini umumnya digunakan
dalam reaksi alkilasi untuk kimia organik.

 Pada 1867 Kimiawan Perancis Schützenberger yang mampu


membuat senyawa Platinum-Chloro-Carbhonyl sebagai senyawa
karbonil terikat pertama, turunan senyawa ini adalah Ni(CO)4 yang
berperan dalam memurnikan Nikel dari bijih dan ditemukan pada
tahun 1890.

 Pada pergantian abad 20, ditemukan reagen grignard yang


merupakan kompleks alkil magnesium dengan ikatan sigma Mg-C
dan menjadi reagen yang banyak digunakan dalam sintesis senyawa
organik.

 Pada tahun 1950-an Kealy dan Pauson mampu


membuat Ferrocene yang dianggap sebagai awal pesatnya
perkembangan pengetahuan kimia organologam.
Kimia Organologam telah ada sekitar jutaan tahun yang lalu.
Cobalamin atau vitamin B12 merupakan senyawa organologam yang
telah ada di alam, karena sudah ada di alam maka keberadaan
senyawa organologam sudah ada sejak jutaan tahun yang lalu
bahkan sebelum manusia ada.

Struktur kimia Vitamin B12


dengan kristalografi sinar X.

Dorothy Hodgkin
Penghargaan Nobel Kimia pada
tahun 1964
 Vitamin B12, disebut juga kobalamin, adalah sebuah vitamin larut dalam
air yang berperan penting dalam berfungsi normalnya otak dan sistem
saraf, serta dalam pembentukan darah.

 Vitamin ini merupakan salah satu dari delapan vitamin B. Umumnya,


vitamin ini terlibat dalam metabolisme setiap sel dalam tubuh, terutama
pengaruhnya pada sintesis dan regulasi DNA serta pada sintesis asam
lemak dan produksi energi.

 Dalam sejarahnya, vitamin B12 ditemukan dari hubungannya dengan


penyakit anemia pernisius, sebuah penyakit autoimun yang
menghancurkan sel-sel parietal dalam perut yang mensekresi faktor
intrinsik. Faktor intrinsik ini sangat penting dalam absorpsi normal
vitamin B12, sehingga kekurangan faktor intrinsik, yang tampak pada
anemia pernisius, disebabkan oleh kekurangan vitamin B12. Banyak jenis-
jenis kekurangan vitamin B12 lain yang tidak kentara.
Asam cobyric
turunan alami vitamin B 12

Ada beberapa varian alami dari struktur B 12 yang berbeda


pada ligan aksial ini. Dalam vitamin itu sendiri, kobalt
mengandung gugus siano di sisi atas bidang korin
( cyanocobalamin ), dan lingkaran nukleotida di sisi lain.

Salah satu atom nitrogen dari cincin imidazol secara aksial


terkoordinasi dengan kobalt, sehingga lingkaran nukleotida
membentuk cincin beranggota sembilan belas. Semua gugus
karboksil rantai samping adalah amida.
Sintesis total dari kompleks
biomolekul vitamin B 12 dicapai
dalam dua pendekatan berbeda
oleh kelompok penelitian
kolaborasi Robert Burns
Woodward di Harvard dan Albert
Eschenmoser di ETH pada tahun
1973.

Yang dimaksud total sintesis yaitu


mensintesis suatu senyawa dari
sangat awal bagaikan merangkai
atom per atom. Karena disintesis
bagian perbagian maka senyawa
cobalamin ini dibuat dalam waktu
yang sangat lama, sekitar 12
tahun. Pencapaian tersebut
membutuhkan upaya tidak kurang
dari 90 peneliti.
Albert
Robert Burns
Eschenmoser
Woodward
Uap dari Cairan Cadet 1760

senyawa organologam pertama yang ditemukan oleh Cadet pada tahun


1760. Namun senyawa organometal yang ia hasilkan bukanlah hasil yang
diharapkan dari reaksi kalium asetat dan arsen trioksida.
Oleh karena itulah ada yang tidak setuju dengan pendapat bahwa cadet
yang pertama mensintesis senyawa organometal.

As2O3 + 4 CH3COOK → [AsMe2]2


Garam Zeise disintesis pada 1827

K[PtCl3(C2H4)]·H2O.

Zeise's salt,
Potassium trichloro(ethylene)platinate(II)
hydrate

Zeise menemukan senyawa organometal pertama yang memang


disengaja. Setelah itu, Birnbaum mengkorfimasi adanya ligand
H2C=CH2 pada1868 yang mendukung penemuan Zeise. Sedangkan pada
1975, struktur sempurna dari garam zeise terkarakterisasi sehingga
membuktikan serangkaian penemuan dari terdahulunya.
Grignard Reagents (XMgR)

Grignard Reagents (XMgR) disintesis sekitar 1900 oleh Victor Grignard


Secara tak sengaja diproduksi ketika ingin membuat senyawa lain melalui
metode saytzeff.
Grignard Reagents (XMgR) atau Pereaksi Grignard dibuat melalui reaksi
antara alkil atau aril halida dengan logam magnesium. Reaksi dilakukan
dengan penambahan halida organik ke dalam suspensi magnesium dalam
pelarut eter, yang menghasilkan ligan yang diperlukan untuk
menstabilkan senyawa organomagnesium. Bukti empiris menunjukkan
bahwa reaksi berlangsung pada permukaan logam. Reaksi berlangsung
melalui transfer elektron.

Pereaksi Grignard biasa


ditulis sebagai RMgX,
tetapi kenyataannya
pusat magnesium(II)
adalah tetrahedral
ketika dilarutkan dalam
pelarut basa Lewis.
1951 – 1952 Penemuan ferrocene, Fe(h5-C5H5)2

Keally, Pauson, dan Miller melaporkan synthesis ferrocene ini


secara tak sengaja, karena sebenarnya mereka ingin
mensintesis fulvalen. Yaitu senyawa sandwich hidrokarbon
saja.
Ferrocene merupakan struktur yang sangat stabil dengan
struktur 2 benzene yang mengapit atom Fe, karena sangat
stabil maka penggunaan ferrocene ini sangat banyak.
1973 Nobel prize Geoffrey Wilkinson dan Ernst Otto Fischer
karena banyak penelitiannya pada senyawa sandwich
(metallocene).
Katalis Ziegler Natta

1955 Ziegler dan Natta mengembangkan polimerisasi olefin pada


tekanan rendah menggunakan campuran katalis logam (transition metal
halida / AlR3)

Seorang ahli kimia Jerman bernama Karl Ziegler pada tahun 1950
pertama kali mendemonstrasikan penggunaan katalis selama polimerisasi
etilen. Katalisnya terdiri dari campuran turunan alkil dari aluminium dan
titanium tetraklorida.

Metode ini diperluas ke olefin lain oleh seorang ahli kimia Italia yang
dikenal sebagai Giulio Natta. Berdasarkan penelitiannya tentang
mekanisme polimerisasi, ia mengembangkan berbagai variasi katalis.

Pada 1963 Nobel prize untuk Karl Ziegler dan Giulio Natta pada katalis
Ziegler-Natta yang nantinya digunakan secara komersil dalam
pembuatan plastik
Preparasi Katalis Ziegler-Natta

Katalis Ziegler-Natta saat ini biasanya mengandung banyak


campuran halida yang termasuk dalam logam transisi seperti
titanium, vanadium, kromium, zirkonium, dan turunan organik
dari logam non-transisi terutama senyawa alkil aluminium.
Kompleks Vaska

Kompleks Vaska (Vaska’s Complex)


adalah nama trivial untuk senyawa kimia
trans-Chloro-carbonyl-bistriphenylphosphineiridium(I)
trans-IrCl(CO)[P(C6H5)3]2

Kompleks ini pertama kali diteliti


oleh JW DiLuzio dan Lauri
Vaska pada tahun 1961.
Kompleks Vaska dapat mengalami adisi oksidatif dan
terkenal karena kemampuannya untuk mengikat O2 secara
reversibel.
Penemuan fulleren pada 1985

Fulleren merupakan senyawa karbon yang saling berikatan


membentuk suatu bentuk bola yang berongga. Fulleren ini
dapat menangkap senyawa logam di dalamnya sehingga
disebut juga metallofulleren.

Fulleren
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai