BERENCANA
DAN KESEHATAN REPRODUKSI
2
4
Indonesia telah mencapai kemajuan besar dalam
pengendalian jumlah penduduk melalui program
Keluarga Berencana (KB). Hal ini terlihat dari penurunan Tempat tinggal (perkotaan dan
laju pertumbuhan penduduk dari 1,49 pada tahun 2010 perdesaan) berpengaruh signifikan
menjadi 1,39 pada tahun 2015 (BPS, 2016). terhadap keinginan memakai kontrasepsi
PENGERTIAN KEUARGA BERENCANA
a. Tujuan demografi
Wilayah Maluku, Papua, sebagian besar provinsi di Sulawesi dan Provinsi NTB,
NTT dilaporakn lebih tinggi daripada angka nasional
National unmet need stagnan
Aceh, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Bali, NNT, Sulawesi Utara, Gorontalo, Maluku,
Papua Barat Unmet Need meningkat.
Dimensi kualitatif:
MKJP untuk pasangan yang sudah tidak menginginkan anak lagi
Adanya kesenjangan dalam informasi maupun pelayanan untuk pasangan
muda
Pentingnya pendidikan kesehatan reproduksi sedini mungkin bagi remaja
Kesehatan Reproduksi Remaja
2015 SUPAS
• Estimasi nasional ASFR 15-19 adalah 40,1 per 1.000, menunjukkan sedikit penurunan dari 15 tahun
1/3 Penduduk Indonesia sebelumnya
adalah remaja (10-24 • Proporsi remaja yang sudah mulai memiliki anak terkonsentrasi pada:
Tahun) (2015 SUPAS) Perkotaan
• Remaja dengan Pendididkan yang rendah &
• Remaja Miskin
• Keterbatasan akses ke informasi dan layanan tentang kesehatan reproduksi
remaja
Variasi ASFR (15-19) SDKI 2017
ASFR 15-19 tingkat nasional
Provinsi dengan ASFR tertinggi adalah Kalimantan
Tengah, sedangkan terendah adalah DI Yogyakarta
Provinsi dengan ASFR 15-19 di bawah level nasional
antara lain:
• Sulawesi Utara, Jawa Barat, Kalimantan Utara,
Lampung, Jawa Timur, Sumatera Utara,
Banten, Bali, Kepulauan Riau, Aceh, DKI
Jakrta, Sumatera Barat, DI Yogyakarta
Provinsi dengan ASFR 15-19 di atas level nasional
antara lain:
• Jawa Tengah, Papua Barat, NTB, Gorontalo,
Sulsel, Jambi, Sumsel, Sultra, Sulbar,
Bengkulu, NTT, Babel, Maluku, Kalimantan
Timur, Riau, Kalimantan Selatan, Maluku
Utara, Sulteng, Kalbar, Kalteng
Provinsi Papua tidak ada data ASFR 15-19 yang
disajikan
Kesehatan Reproduksi Remaja: Fakta
Peraturan perundangan
Rendahnya pemakaian tidak memperbolehkan
1 dari 9 wanita kontrasepsi (kurang dari 50
Infeksi HIV baru terutama kendala akses ke remaja yang belum
terjadi pada remaja layanan utama menikah diberikan
menikah sebelum usia %)
perempuan pelayanan kontrasepsi
18 tahun
Menunda hubungan
seksual pertama 37%
Menurunkan
hubungan seksual
remaja 31 %
Mengurangi remaja
berganti-ganti
Pendidikan pasangan 44%
Kesehatan
Meningkatkan
Reproduksi penggunaan alat
Bermutu kontrasepsi 33%
Mengurangi perilaku
seksual beresiko 50%
Dukungan Sektor Kesehatan Dalam Mengatasi
Disparitas Program KB
Aspek Program dan Pelayanan KB
Tingkat Alokon
Obat dan Alkes
kesejahteraan
KEBIJAKAN
Meningkatkan akses pelayanan KB dan KR yang merata
dan berkualitas
STRATEGI
1. Penguatan dan pemaduan kebijakan dalam sistem SJN Kesehatan (kemudahan
akses terhadap fasilitas pelayanan KB di setiap tingkatan wilayah);
2. Penggerakan pelayanan MKJP serta KB Pascapersalinan dan Pascakeguguran;
3. Peningkatan jaminan ketersediaan alokon & sarana pelayanan KB;
4. Peningkatan pelayanan secara statis dan dan bergerak di DTPK;
5. Peningkatan kapasitas tenaga medis dan penguatan kapasitas tenaga
lapangan untuk mendukung penggerakan dan penyuluhan KB;
6. Promosi dan konseling kesehatan dan hak-hak reproduksi;
7. Penguatan kemandirian ber-KB.
indikator keluarga sehat