Anda di halaman 1dari 4

DI PROVINSI RIAU

PENINGKATAN PARTISIPASI PRIA DALAM BER KB


PROVINSI RIAU

RINGKASAN EKSEKUTIF DESKRIPSI MASALAH

Keluarga Berencana (KB) adalah upaya


Partisipasi Pria dalam berKB di Provinsi Riau masih peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat
rendah. Hal ini akan berdampak pada capaian kesertaan melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan
berKB di Provinsi Riau secara keseluruhan. Kesertaan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan
berKB di Provinsi Riau hingga saat ini masih didominasi
kesejahteraan keluarga untuk penduduk tumbuh seimbang
oleh peserta KB perempuan atau sebagian besar pemakai
kontrasepsi di Provinsi Riau adalah para sebagai ibu dengan norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
rumah tangga. BerKB di sebagian besar masyarakat Program Keluarga Berencana (KB) merupakan program
masih dianggap sebagai urusan perempuan. yang integral terhadap pembangunan sumber daya
manusia dengan paradigma pengendalian penduduk,
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi rendahnya kesehatan reproduksi dengan pendekatan Hak Asasi
kesertaan pria dalam berKB antara lain adalah Manusia (HAM).
diskriminatif gender dalam kebijakan kontrasepsi yang
Pelaksanaan Keluarga Berencana (KB) di Provinsi
dipengaruhi oleh kuatnya budaya patriarkhi yang masih
Riau didasarkan atas besarnya jumlah penduduk yaitu
mengakar, terbatasnya akses dan pilihan alat kontrasepsi
sebesar 6.39 juta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk
pria, terbatasnya fasilitas dan kurangnya provider KB
di Provinsi Riau sebesar 1,40 persen per tahun (Hasil
Pria, kurangnya aspek promotif hingga pengabaian
Sensus Penduduk 2020). Sementara itu angka Total
kepada remaja dan kelompok reproduktif lainnya
Fertility Rate (TFR) di Provinsi Riau adalah sebesar 2,28
terhadap hak-hak kesehatan reproduksi.
anak per wanita usia subur dengan Age Spesifik Fertility
Rate (ASFR) usia 15-19 tahun adalah sebesar 25,51 anak
Untuk meningkatkan partisipasi pria dalam berKB
per 100 perempuan usia 15-19 tahun.
diperlukan penyadaran kepada semua stakeholder dan
Dalam rangka menurunkan angka Total Fertility
pemangku kepentingan serta kepada seluruh Pasangan
Rate (TFR) dan juga untuk mengendalikan Laju
Usia Subur (PUS) di Provinsi Riau mengenai pentingnya
Pertumbuhan Penduduk (LPP) untuk menciptakan
partisipasi pria dalam berKB. Untuk itu diperlukan
keluarga kecil bahagia terdapt 2 (dua) hal pokok kegiatan
kebijakan berupa melaksanakan advokasi dan KIE dan
yaitu upaya Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) dan
pelayanan KB Gratis bagi calon peserta KB Pria.
upaya peningkatan kesertaan berKB bagi Pasangan Usia
Subur (PUS). Khusus untuk peningkatan kesertaan berKB
dilakukan dengan memberikan pelayanan Pasangan Usia
Subur (PUS) untuk berKB. Meskipun partisipasi PUS
dalam berKB sudah tinggi namun khusus untuk kesertaan
KB Pria di Provinsi Riau masih rendah. Adapun
perbandingan kesertan KB antara KB Pria dan juga KB
wanita serta total keseluruhan peserta KB ada pada
gambar di bawah ini.
peningkatan partisipasi pria dalam berKB point kurang
Gambar 1. Perbandingan capaian antara kesertaan tinggi pada kriteria dukungan politik dan kepastian
berKB antara Pria dan Wanita di Provinsi Riau Tahun birokrasi. Sementara untuk alternatif kebijakan
2022 dan 2023 mewajibkan pria (suami) harus berKB kurang
mendapat dukungan politik dan untuk alternatif
kebijakan memberikan advokasi dan KIE serta
70 62.63
57.2 55.53 58.32 pelayanan KB Gratis bagi para suami (pria) yang akan
60
berKB berdasarkan 3 kriteria yaitu efektivitas,
50
dukungan politik dan kepastian birokrasi memiliki
Persen

40
KB Total point atau atau kekuatan yang paling tinggi.
30
KB Pria Alternatif kebijakan memberikan advokasi dan
20
KIE serta pelayanan KB Gratis bagi para suami (pria)
10 4.31 KB Wanita
1.67 dapat dijadikan solusi pemecahan masalah untuk
meningkatkan partispasi pria dalam berKB. Dari sisi
2022 2023
kriteria efektivitas alternatif kebijakan ini masih
Tahun
memiliki tingkat efektivitas yang tinggi, demikian juga
untuk kriteria dukungan politik dan kepastian
Sumber data: Siga, 2024 diolah birokrasi.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rendahnya KB


Pria REKOMENDASI KEBIJAKAN
Dari berbagai literatur dan kajian, rendahnya Berdasarkan penilaian terhadap kriteria
kesertaan KB Pria disebabkan oleh beberapa faktor alternatif di atas, alternatif kebijakan yang dipilih
antara lain: 1) masih adanya diskriminatif gender adalah memberikan advokasi dan KIE serta pelayanan
kebijakan kontrasepsi yang disebabkan oleh masih KB Gratis kepada bagi calon perserta KB Pria. Hal ini
kuatnya budya patriarkhi dimasyarakat yang mempertimbangkan antara lain bahwa:
menganggap bahwa KB hanya menjadi urusan
perempuan saja, 2) keterbatasan pilihan kontrasepsi 1. Saluran KIE untuk mempromosikan KB Pria
untuk KB pria yang hanya memiliki 2 pilihan yaitu tersedia.
dengan menggunakan kondom maupun dengan Metode
Operasi Pria (MOP) atau vasektomi, 3) Minimnya aspek
promotif yang dapat berakibat pada rumor yang kurang
dipertanggungjawabkan kebenarannya seperti ikut 2. Tersedianya tenaga penggerak lini lapangan,
vasektomi sama seperti kebiri atau memakai kondom kader dan mitra kerja terkait untuk melakukan
kurang nyaman dan sebagainya, 4) keterbatasan advokasi dan KIE mengenai KB Pria,
fasilitas atau provider dalam pelayanan KB Pria, 5)
pengabaian pada remaja dan penduduk produktif lain
untuk memperoleh akses pengetahuan mengenai 3. Tersedianya alat kontrasepsi dan provide
kesehatan reproduksi. pelayanan KB Pria.

Alternatif Kebijakan
Untuk percepatan peningkatan partisipasi pria
dalam berKB agar mencapai target yang telah Sedangkan pertimbangan mengapa Pembentukan dan
ditentukan maka dengan melihat faktor-faktor Pembinaan KB Pria terhadap peningkatan partisipasi
penyebab baik itu dari internal maupun eksternal, pria dalam berKB karena kurang dukungan politik dan
alternatif kebijakan yang dapat dilakukan antara lain: 1) kepastian birokrasi yang lemah. Sementara itu tidak
Pembentukan dan Pembinaan KB Pria, 2) mewajibkan dipilihnya mewajibkan pria (suami) harus berKB
pria (suami) harus berKB, 3) memberikan advokasi dan karena lemah pada kriteria memperoleh dukungan
KIE serta pelayanan KB Gratis bagi para suami (pria) politik.
yang akan berKB.
Dari kriteria yang telah ditentukan yang terdiri
dari 3 kriteria yaitu efektivitas, dukungan politik dan
juga kepastian birokrasi untuk alternatif kebijakan
Pembentukan dan Pembinaan KB Pria terhadap
STRATEGI PELAKSANAAN REKOMENDASI KESIMPULAN
KEBIJAKAN
Melakukan advokasi dan KIE serta memberikan
Beberapa upaya yang perlu dilakukan terhadap pilihan pelayanan KB gratis bagi para suami (pria) yang akan
rekomendasi kebijakan yang diambil yaitu melakukan ber KB dapat meningkatkan partisipasi dan kesertan
advokasi dan KIE serta memberikan pelayanan KB pria dalam berKB. Untuk itu kegiatan ini dapat
gratis bagi pada suami (pria) antara lain: dijadikan kebijakan daerah dan solusi terhadap
rendahnya KB Pria. Diharapkan dengan advokasi dan
KIE mengenai pentingnya KB Pria akan menimbulkan
1. Meningkatkan peran serta tokoh kesadaran kepada para pemangku kepentingan dan
kaum pria (suami) untuk ikut berKB serta dengan
agama/tokoh masyarakat dan tokoh adat
memberikan KB gratis kepada suami (pria) hal ini bisa
dalam memberikan advokasi dan KIE kepada memberikan stimulasi terhadap peningkatan KB Pr
para pemangku kepentingan dan masyarakat
khususnya kepada para suami (pria) untuk
berpartisipasi dalam peningkatan KB Pria,

2. Meningkatkan peran dan kapasitasi provider


KB Pria,

3. Memperluas akses dan penyedian alat


kontrasepsi untuk pria,

4. Mensosialisasikan program KB gratis kepada


masyarakat.
1. Badan Pusat Statistik. 2023. Hasil Long
Form SP 2020 Jakarta: BPS
2. Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional. 2022. Upaya
Penurunan Unmet Need dan
Peningkatan KB Pascasalin di Wilayah
dan Sasaran Khusus. Jakarta: BKKBN
3. Dunn, William N, 1994. Pengantar
Analisis Kebijakan Publik, Yogyakarta.
Gadjah Mada University Press.
4. Fakih, Mansour. 2008 (cetakan
keduabelas). Analisis Gender dan
Transformasi Sosial. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
5. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan
6. Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009
tentang Perkembangan Kependudukan
dan Pembangunan Keluarga
7. Dunn, William N, Pengantar Analisis
Kebijakan Publik, 1994

Anda mungkin juga menyukai