Anda di halaman 1dari 84

KOMISI ETIK PENELITIAN KESEHATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)


HANG TUAH PEKANBARU
Jl. Mustafa Sari No. 5 Tangkerang Selatan Pekanbaru, Telp. (0761) 33815 Fax.(0761) 863646

FORMULIR KELENGKAPAN ADMINISTRASI


KELAYAKAN UJI ETIK PENELITIAN KESEHATAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini memohon pengajuan uji etik terhadap penelitian
yang akan dilakukan, berikut saya lampirkan data diri dan kelengkapan:

Nama Peneliti : Rini Haryanti


NIM/ NIDN/NIP : 19012007
Judul Penelitian : Faktor yang berhubungan dengan kinerja petugas kader dalam
pelaksanaan sistem informasi posyandu balita di wilayah kerja
Puskesmas Melur Kota Pekanbaru tahun 2021
Responden/ Subjek Penelitian: Kader Posyandu
No. HP/ WhatsApp : 08127654180

Berkas Admistrasi Keterangan (Cek List)


Protokol Penelitian (5 Rangkap)
Informed Consent (5 Rangkap)
• Lembar Pemohonan Responden (Berisi rincian informasi
yang diberikan kepada calon subjek, sebelum meminta
persetujuan
• Lembar Kesediaan/ Persetujuan Responden
Instrumen Penelitian (5 Rangkap)
Panduan Wawancara* (5 Rangkap)
Lembar Observasi** (5 Rangkap)
Proposal Penelitian (1 Rangkap)

Demikian formulir permohonan uji etik saya ajukan, atas perhatian dan tindak lanjut Ibu,
saya ucapkan terimakasih.

Pekanbaru, 22 Februari 2021

Peneliti,

(Rini Haryanti)

Note:
* Untuk Jenis Penelitian Kualitatif.
** Untuk Jenis Penelitian Observasional.
Cek List (√) dilakukan oleh kesekertariatan ETIK STIKes HTP
PROTOKOL ETIK PENELITIAN
KOMISI ETIK PENELITIAN STIKES HANG TUAH PEKANBARU

Isilah form dibawah dengan uraian singkat dan berikan tanda contreng [√] pada kotak yang
tersedia sesuai dengan usulan penelitian saudara.

A. Judul Penelitian
Faktor yang berhubungan dengan kinerja petugas kader dalam pelaksanaan sistem
informasi posyandu balita di wilayah kerja Puskesmas Melur Kota Pekanbaru tahun 2021

1. Lokasi Penelitian : Puskesmas Melur Kota Pekanbaru

2. Waktu Penelitian direncanakan (mulai – selesai): Maret s.d April 2021


Ya Tidak
3. Apakah penelitian ini multi –senter √

4. Jika Multi senter apakah sudah mendapatkan persetujuan etik


dari senter/institusi yang lain (lampirkan jika ada)

B. Identifikasi
1. Peneliti
( Lampirkan CV Peneliti Utama)
Nama Peneliti Utama (PI) : Rini Haryanti
Institusi : STIKes Hang Tuah Pekanbaru
Anggota Peneliti : Yeyen Gumayesty, SKM,M.Kes & Drs. Yanwir
Kamal,M.Kes
Institusi : STIKes Hang Tuah Pekanbaru

(Tambahkan nama anggota Peneliti seperlunya, jika perlu buat lampiran tersendiri
struktur organisasi penelitian Saudara)

2. Sponsor
Nama : Tidak Ada
Alamat : Tidak Ada
C. Komitmen Etik
Ya Tidak
1. Saya, sebagai peneliti utama menyatakan akan mematuhi √
prinsip-prinsip yang tertuang dalam pedoman etik Penelitian
STIKES Hang Tuah Pekanbaru

2. Apakah Saudara pernah mengajukan usulan penelitian ke √


Komisi Etik Penelitian STIKES Hang Tuah Pekanbaru

3. (Jika Ya) Tuliskan judul, tanggal berita acara dan hasil review
(disetujui/tidak), dari Komisi Etik Penelitian STIKES Hang Tuah Pekanbaru.

4. Bila di kemudian hari ternyata terdapat bukti adanya √


pemalsuan data dalam penelitian saya ini, maka saya setuju
jika Komisi Etik Penelitian STIKES Hang Tuah Pekanbaru
dan/atau sponsor mengambil langkah yang diperlukan

Tanda tangan Tanda tangan


Peneliti Utama Pembimbing/Atasan Institusi
Pekanbaru, Februari 2021

(Rini Haryanti) (Yeyen Gumayesty, SKM,M.Kes)

2
D. Ringkasan usulan penelitian
1. Ringkas Usulan Penelitian maksimal 200 kata (ditulis dalam bahasa yang
mudah dipahami oleh orang awam) (abstrak)
Dalam proses kegiatan Posyandu salah satu tugas dari kader Posyandu adalah
mencatat seluruh hasil kegiatan Posyandu dengan menggunakan format baku
sesuai dengan program kesehatan yang disebut dengan Sistem Informasi
Posyandu yang berfungsi sebagai salah satu acuan untuk memantau
perkembangan kesehatan ibu dan anak secara langsung serta dapat dijadikan
sebagai informasi dalam memahami permasalahan yang terjadi di wilayah kerja
Posyandu sehingga dapat mengembangkan kegiatan yang tepat sesuai dengan
kebutuhan sasaran Posyandu, dan merupakan salah satu bentuk dari kinerja
kader Posyandu. Ketidaklengkapan pada pencatatan Sistem Informasi Posyandu
menyebabkan ketidakvalidan data sasaran Posyandu dan pencatatan data pada
PWS-KIA menjadi terhambat, sehingga rencana tindak lanjut yang ditujukan
untuk menghasilkan suatu keputusan berkaitan dengan peningkatan mutu
program KIA bagi Puskesmas tidak dapat berjalan dengan baik dan
menyebabkan gambaran kesehatan di suatu wilayah menjadi kurang tepat
dengan keadaan yang sebenarnya.
Berdasarkan survey awal yang dilakukan peneliti di Posyandu Puskesmas Melur
Kota Pekanbaru terdapat pengisian SIP yang tidak lengkap, sehingga peneliti
tertarik untuk mengangkat masalah tentang pelaksanaan Sistem Informasi
Posyandu Balita di wilayah kerja Puskesmas Melur tahun 2021.

2. Justifikasi Penelitian: Tuliskan mengapa penelitian ini harus dilakukan dan


manfaatnya untuk penduduk diwilayah penelitian (negara, wilayah, lokal)
Ketidaklengkapan pada pencatatan Sistem Informasi Posyandu menyebabkan
ketidakvalidan data sasaran Posyandu, tumbuh kembang balita menjadi tidak
terpantau, dan pencatatan data pada PWS-KIA menjadi terhambat, sehingga
rencana tindak lanjut yang ditujukan untuk menghasilkan suatu keputusan
berkaitan dengan peningkatan mutu program KIA bagi Puskesmas tidak dapat
berjalan dengan baik dan menyebabkan gambaran kesehatan di suatu wilayah
menjadi kurang tepat dengan keadaan yang sebenarnya.

3
E. Isu etik yang mungkin dihadapi
Tulis pendapat peneliti tentang satu atau lebih isu etik yang mungkin dihadapi dalam
penelitian ini, dan bagaimana cara menanganinya
Isu etik yang mungkin dihadapi yaitu penolakan dalam pengisian kuesioner karena
kemungkinan responden takut memberikan informasi yang sebenarnya. Cara
menanganinya adalah dengan meminta izin terlebih dahulu dan menjelaskan bahwa data
yang telah diberikan dijamin kerahasiaannya dan tidak ada orang yang tahu selain
peneliti.

F. Ringkasan Tinjauan Pustaka


Ringkas hasil studi sebelumnya yang sesuai topik penelitian, termasuk yang belum dan
sudah dipublikasikan, yang diketahui para peneliti dan sponsor, termasuk jika ada kajian-
kajian pada binatang. Maksimum 1 halaman (lampiran)
Menurut hasil penelitian Yuda dan Asmuji (2013) yang dilakukan di wilayah kerja
Puskesmas Ledokombo Jember, ada hubungan antara pengetahuan kader dengan kinerja
kader posyandu dengan p value 0,001 dan nilai r 0,661, ada hubungan antara motivasi
kader dengan kinerja kader posyandu dengan p value 0,001 dan nilai r 0,628. Variabel
yang paling mempengaruhi kinerja kader posyandu adalah variabel pengetahuan.

G. Kondisi Lapangan
1. Gambarkan secara singkat tentang lokasi penelitian Saudara
Penelitian dilakukan di Puskesmas Melur Kota Pekanbaru
2. Tuliskan ketersediaan fasilitas yang layak untuk keamanan dan ketepatan
penelitian Saudara
Tidak Relevan
3. Tuliskan informasi demografis/epidemiologis yang relevan tentang daerah
penelitian
Puskesmas Melur adalah salah satu puskesmas yang ada di Kota Pekanbaru,
dan merupakan puskesmas rawat jalan yang masuk dalam wilayah Kecamatan
Sukajadi dengan wilayah kerja yang terdiri dari 4 Kelurahan yaitu Kelurahan
Kedungsari, Harjosari, Sukajadi dan Pulau karomah. Luas wilayah kerja
Puskesmas Melur adalah 1,7Km2, dengan 75 RT dan 18 RW, serta memiliki 26
Posyandu balita dengan jumlah kader sebanyak 5 orang disetiap Posyandu.

4
H. Disain Penelitian
1. Tuliskan pertanyaan penelitian, tujuan, hipotesis, dan variabel penelitian
Pertanyaan Penelitian:
1) Apakah ada hubungan antara faktor umur dengan kinerja petugas kader dalam
pelaksanaan Sistem Informasi Posyandu balita di Wilayah Kerja Puskesmas
Melur Kota Pekanbaru Tahun 2021 ?
2) Apakah ada hubungan antara masa kerja dengan kinerja petugas kader dalam
pelaksanaan Sistem Informasi Posyandu balita di Wilayah Kerja Puskesmas
Melur Kota Pekanbaru Tahun 2021 ?
3) Apakah ada hubungan antara pendidikan dengan kinerja petugas kader dalam
pelaksanaan Sistem Informasi Posyandu balita di Wilayah Kerja Puskesmas
Melur Kota Pekanbaru Tahun 2021 ?
4) Apakah ada hubungan antara pelatihan dengan kinerja petugas kader dalam
pelaksanaan Sistem Informasi Posyandu balita di Wilayah Kerja Puskesmas
Melur Kota Pekanbaru Tahun 2021 ?
5) Apakah ada hubungan antara motivasi dengan kinerja petugas kader dalam
pelaksanaan Sistem Informasi Posyandu balita di Wilayah Kerja Puskesmas Melur
Kota Pekanbaru Tahun 2021 ?

Tujuan:
1. Tujuan Umum
Diketahuinya faktor yang berhubungan dengan kinerja petugas kader dalam
pelaksanaan Sistem Informasi Posyandu balita di Wilayah Kerja Puskesmas Melur
Kota Pekanbaru Tahun 2021.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya hubungan antara faktor umur dengan kinerja petugas kader dalam
pelaksanaan Sistem Informasi Posyandu balita di Wilayah Kerja Puskesmas
Melur Kota Pekanbaru Tahun 2021
b. Diketahuinya hubungan antara masa kerja dengan kinerja petugas kader dalam
pelaksanaan Sistem Informasi Posyandu balita di Wilayah Kerja Puskesmas
Melur Kota Pekanbaru Tahun 2021
c. Diketahuinya hubungan antara pendidikan dengan kinerja petugas kader dalam
pelaksanaan Sistem Informasi Posyandu balita di Wilayah Kerja Puskesmas Melur
Kota Pekanbaru Tahun 2021

5
d. Diketahuinya hubungan antara pelatihan dengan kinerja petugas kader dalam
pelaksanaan Sistem Informasi Posyandu balita di Wilayah Kerja Puskesmas
Melur Kota Pekanbaru Tahun 2021
e. Diketahuinya hubungan antara motivasi dengan kinerja petugas kader dalam
pelaksanaan Sistem Informasi Posyandu balita di Wilayah Kerja Puskesmas
Melur Kota Pekanbaru Tahun 2021

Hipotesis:
a. Ha : Ada hubungan umur, pendidikan, masa kerja, pelatihan dan motivasi dengan
kinerja petugas kader dalam Sistem Informasi Posyandu di Posyandu Wilayah
kerja Puskesmas Melur Kota Pekanbaru
b. H0 : Tidak ada hubungan umur, pendidikan, masa kerja, pelatihan dan motivasi
dengan kinerja petugas kader dalam Sistem Informasi Posyandu di Posyandu
Wilayah kerja Puskesmas Melur Kota Pekanbaru.

Variabel:
a. Variabel independen adalah umur, pendidikan, masa kerja, pelatihan dan motivasi
b. Variabel dependen adalah kinerja.

Sumber Data : √ Primer Sekunder

Khusus penelitian menggunakan data sekunder Tidak Ada


1.a Apakah memiliki surat ijin dari dari pemilik data?
Jika ada, agar lampirkan
1.b Adakah keterangan data sekunder1 yang akan digunakan ?
1.c Adakah keterangan tentang menjaga kerahasiaan identitas subyek ?
1.d Adakah keterangan tentang menjaga kerahasiaan data ?
1.e Apakah terdapat Informed concern?
Jika ada, agar dilampirkan
1.f Apakah data yang digunakan sudah mendapatkan surat lolos etik
Jika sudah, agar dilampirkan
5.

Jika penelitian menggunakan data sekunder (lanjut ke point T)

1
Data sekunder adalah data yang sudah disusun dalam suatu data base, contoh: Riskesdas, SKRT, Susenas
namun tidak termasuk data rekam medik atau data lainnya yang tersedia di institusi

6
2. Deskipsikan disain penelitian
Desain penelitian adalah cross sectional yaitu study penelitian dimana variabel
independen dan variabel dependen diteliti sekaligus pada waktu yang sama.
2.1. Jenis Disain

a. Non Eksperimental/Observasional
(lanjut ke I, kemudiandilanjutkan ke point K (monitor hasil))

b. Eksperimental

Ya Tidak
a. Apakah kelompok terapi ditentukan secara random
(termasuk ( Ya / Tidak) Jika Ya bagaimana
metodenya

b. Apakah tersamar (blinded) ?

I. Sampling
1. Jelaskan jumlah subyek yang dibutuhkan sesuai tujuan penelitian dan bagaimana
penentuannya secara statistik
Besar sampel ditetapkan sebanyak 130 orang kader, dan teknik pengambilan
sampel yang digunakan adalah non random sampling dengan menggunakan teknik
total sampling yaitu pengambilan sampel yang dilakukan secara menyeluruh sesuai
dengan jumlah populasi yang sudah ditetapkan sebelumnya.

2. Jelaskan kriteria partisipan atau subyek dan kriteria inklusi/eksklusinya


Dalam kegiatan penelitian ini yang menjadi responden adalah seluruh kader
posyandu.

3. Sampling kelompok rentan: Bila ada kelompok rentan, seperti anak anak atau orang
dewasa yang tidak mampu memberikan persetujuan setelah penjelasan, atau
kelompok rentan lainnya, jelaskan alasan melibatkan subjek tersebut, serta jelaskan
bagaimana langkah-langkah meminimalisir jika terjadi risiko
(bila tidak ada, cukup tulis tidak ada kelompok rentan)

Tidak ada kelompok rentan

J. Intervensi
1.1 Buat deskripsi dan jelaskan semua intervensi (metode administrasi terapi,
termasuk rute administrasi, dosis, interval dosis, dan masa treatmen produk
yang digunakan)
Tidak Relevan

7
1.2 Jelaskan rencana dan alasan untuk meneruskan atau menghentikan standard
terapi selama penelitian
Tidak Relevan

1.3 Jelaskan terapi/pengobatan lain yang mungkin diberikan atau diperbolehkan,


atau menjadi kontra-indikasi, selama penelitian
Tidak Relevan

1.4 Jelaskan tes klinik atau laboratorium atau tes lainnya yang dilakukan
Tidak Relevan

K. Monitor Hasil
Jelaskan bagaimana memonitor hasil, metode pencatatan respon teraputik (metode dan
frekuensi pengukuran), prosedur follow-up, dan jelaskan ukuran yang diusulkan untuk
menentukan tingkat kepatuhan subyek yang menerima terapi(Lampirkan contoh form
monitoring)
Tidak Relevan

L. Penghentian Penelitian dan Alasannya


Jelaskan aturan atau kriteria kapan subyek dapat dihentikan dari penelitian atau
uji klinik. Jika penelitan merupakan studi multi senter, jelaskan kapan sebuah
pusat/lembaga dinon-aktifkan, dan kapan penelitian dapat dihentikan (tidak lagi
dilanjutkan)
Tidak Relevan

M. Adverse Event dan Komplikasi


1. Jelaskan metode pencatatan dan pelaporan adverse events atau reaksi yang
tidak diharapkan atau komplikasi (lampirkan form pelaporannya)
Tidak relevan

2. Jelaskan bentuk risiko yang diketahui dari kejadian yang tidak diharapkan,
termasuk risiko yang terkait dengan rencana intervensi, dan terkait dengan
obat, vaksin, atau terhadap prosedur yang akan diuji cobakan
Tidak Relevan

N. Penanganan Komplikasi
1. Jelaskan rencana detil bila ada risiko lebih dari minimal/luka fisik
Tidak Relevan
Ya Tidak
2. Apakah ada asuransi untuk penanganan risiko tersebut √
3. Apakah ada fasilitas pengobatan/biaya pengobatan √
4. Bagaimana kompensasi jika terjadi disabilitas atau kematian
Tidak Relevan

8
O. Manfaat
1. Jelaskan manfaat penelitian secara pribadi bagi subyek dan bagi yang lainnya
a. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan tentang pelaksanaan pengisian sistem informasi
posyandu balita dan mengetahui pentingnya pengisian Sistem Informasi Posyandu
secara lengkap, membandingkan ilmu teori yang didapat di bangku kuliah dengan
kenyataan dalam melakukan penelitian.

b. Bagi Puskesmas
Sebagai bahan pertimbangan dalam menerapkan Sistem Informasi Posyandu
balita yang baik dan benar di Wilayah Kerja Puskesmas Melur Kota Pekanbaru.

c. Bagi Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru


Sebagai bahan evaluasi dalam memantau pencapaian cakupan sasaran Posyandu
balita di Wilayah Kerja Puskesmas Melur Kota Pekanbaru

2. Jelaskan manfaat penelitian bagi masyarakat, termasuk pengetahuan baru yang


kemungkinan dihasilkan oleh penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan dampak dalam perbaikan
Sistem Informasi Posyandu balita di Wilayah Kerja Puskesmas Melur Kota
Pekanbaru.

P. Jaminan Keberlanjutan Manfaat


1. Jelaskan kemungkinan keberlanjutan akses bila hasil intervensi menghasilkan
manfaat yang signifikan,
Tidak Relevan

2. Jelaskan fasilitas dan bentuk manfaat yang disediakan


Tidak Relevan

3. Jelaskan pihak-pihak yang akan mendapatkan keberlangsungan pengobatan,


dan organisasi yang akan membayarnya
Tidak Relevan

4. Jelaskan lama manfaat yang akan diberikan


Tidak Relevan

Q. Informed Consent
1. Jelaskan cara yang diusulkan untuk mendapatkan informed consent dan
jelaskan prosedur yang direncanakan untuk mengomunikasikan informasi
penelitian kepada calon subyek, termasuk nama dan posisi wali bagi yang
tidak bisa memberikannya (lampirkan)
Tidak Relevan

2. Bila ada Ibu hamil sebagai subyek penelitian jelaskan perencanaan untuk
memonitor kesehatan ibu dan kesehatan bayi/anaknya dalam jangka pendek
maupun jangka panjang
Tidak Relevan
9
R. Wali
1. Jelaskan siapa yang menjadi wali yang berhak bila calon subyek tidak dapat
memberikan informed consent
Tidak Relevan

2. Jelaskan siapa yang menjadi wali yang berhak bila anak sudah paham tentang
informed consent tapi belum cukup umur
Tidak Relevan

S. Bujukan
Ya Tidak
1. Apakah ada bujukan atau insentif pada calon subyek untuk ikut √
berpartisipasi, seperti uang, hadiah, layanan gratis, atau yang lainnya

2. Jika Ya, jelaskan

3. Jelaskan rencana dan prosedur, serta siapa orang yang bertanggung jawab
untuk menginformasikan bahaya/keuntungan subyek, yang dapat
mempengaruhi keberlangsungan keterlibatan subyek dalam penelitian
Tidak Relevan

4. Jelaskan rencana peneliti untuk menginformasikan hasil penelitian pada


subyek
Tidak Relevan

T. Kerahasiaan
1. Jelaskan proses rekrutmen subyek (misalnya lewat iklan), serta langkah-
langkah untuk menjaga privasi dan kerahasiaan selama rekrutmen
Tidak Relevan

2. Tulis langkah-langkah proteksi kerahasiaan data pribadi, dan penghormatan


privasi orang, termasuk kehati-hatian untuk mencegah bocornya rahasia hasil
test (contoh: test genetik) pada keluarga, kecuali atas izin dari subyek
Tidak Relevan

3. Tuliskan Informasi tentang bagaimana kode; bila ada, untuk identitas subyek,
tempat penyimpanan, kapan, bagaimana dan oleh siapa data/informasi dapat
dibuka bila terjadi emergensi
Tidak Relevan

4. Jelaskan kemungkinan penggunaan lebih jauh dari data personal atau material
biologis
Tidak Relevan

10
U. Rencana Analisis
1. Tuliskan rencana analisis statistik dari hasil penelitian ini
Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data primer
yaitu pengumpulan data langsung melalui responden yang diteliti. Selain itu
melakukan pengambilan data dengan menyebarkan kuesioner sebagai alat
pengumpulan data, Setelah data terkumpul, selanjutnya dilakukan pengolahan data
dengan menggunakan komputerisasi, langkah–langkah Editing Data, Coding, Entri
Data, Cleaning dan Prosesing Data kemudian data dianalisa secara:
a. Univariat
Analisis data yang peneliti gunakan adalah analisis univariat, dimana dilakukan
pada tiap–tiap variabel hasil penelitian, menghitung persentase hasil penelitian
untuk mengetahui hasil yang nantinya akan digunakan sebagai tolak ukur
pembahasan dan kesimpulan.
b. Bivariat
Analisa bivariat merupakan analisa yang dilakukan pada dua variable untuk
mengetahui apakah ada hubungan atau korelasi antara dua variabel tersebut yaitu
hubungan antara variable independent dan dependen. Analisa ini menggunakan uji
statistik chi-square, untuk melihat kemaknaan perhitungan statistik maka
digunakan batasan kemaknaan α (0,05). Jika kemaknaan tersebut menunjukkan
ada hubungan antara dua variabel dengan p value < (0,05) dan apabila kemaknaan
diantara kedua variabel menunjukkan tidak adanya hubungan maka nilai p value ≥
(0,05).

2. Tuliskan rencana analisissegera bila diperlukan, dan tuliskan kriteria bila


terjadi penghentian penelitian sebelum waktunya (pengguna data sekunder,
tulis tidak relevan. Loncat ke point W)
Tidak Relevan

V. Monitor Keamanan
Tuliskan rencana untuk memonitor keberlangsungan keamanan obat atau
intervensi lain yang dilakukan dalam penelitian atau trial. Dan bila diperlukan
dapat dibentuk komisi independen untuk memonitor data dan keamanan
Tidak relevan

W. Konflik Kepentingan
1. Tuliskan pengaturan untuk mengatasi konflik finansial atau yang lainnya yang
dapat mempengaruhi keputusan para peneliti atau personil lainnya, serta
tuliskan bagaimana menginformasikan pada KEPK tentang adanya konflik
kepentingan
Tidak Relevan

2. Tuliskan bagaimana peneliti mengomunikasikan ke KEPK serta memberikan


umpan balik pada peneliti dalam rangka langkah-langkah yang harus
dilakukan berikutnya
Melalui email, telepon, sms, social media, dll.

11
X. Manfaat Sosial

Ya Tidak
1. Apakah ada kontribusi sponsor untuk meningkatan kemampuan √
melakukan riset kesehatan di negara tersebut
Jika Ya, jelaskan
Tidak Relevan

2. Apakah ada jaminan bahwa tujuan peningkatan kemampuan


sesuai dengan nilai dan harapan para partisipan dan komunitas
tempat penelitian
Jika Ya, jelaskan
Tidak Relevan

3. Tuliskan rencana pelibatan komunitas, dan menunjukkan sumber yang


dialokasikan untuk aktivitas pelibatan tersebut.
Tidak Relevan

4. Jelaskan apa yang sudah dan yang akan dilakukan, kapan dan oleh siapa, untuk
memastikan bahwa masyarakat terlibat dalam penelitian ini, untuk memastikan
bahwa tujuan riset sesuai kebutuhan masyarakat dan diterima oleh mereka. Bila
perlu masyarakat harus dilibatkan dalam penyusunan protokol atau dokumen ini
Peneliti sudah melakukan wawancara singkat dengan Bidan penanggung jawab
posyandu, petugas gizi dan koordinator posyandu.

Y. Hak atas Data



1. Jelaskan siapa yang berhak atas data penelitian, terutama bila sponsor adalah industri.
Peneliti
Ya Tidak
2. Apakah ada kontrak yang menyatakan siapa pemilik hak √
publikasi hasil riset

Z. Publikasi

1. Tuliskan rencana publikasi hasil pada bidang tertentu (seperti epidemiology,
generik, sosiologi
Jurnal Kesehatan Masyarakat

2. Tulis bagaimana meminimalisir risiko kemudharatan kelompok ini dengan


selalu mempertahankan kerahasiaan data selama dan setelah penelitian, dan
bagaimana mempublikasihasil penelitian tersebut.
Tidak Relevan

3. Bila hasil riset negatif, jelaskan bagaimana memastikan bahwa hasilnya tetap
dipublikasi dan dilaporkan ke instansi yang berwenang
Tetap menyampaikan hasil yang ada dengan cara menyerahkan hasil penelitian

12
AA. Pendanaan
Tuliskan sumber dan jumlah dana riset; lembaga funding, dan deskripsi komitmen
finansial sponsor pada kelembagaan penelitian, pada peneliti, pada subyek riset, dan
pada komunitas (jika ada)
Tidak Relevan

BB. Daftar Pustaka


Daftar referensi yang dirujuk dalam protokol

DAFTAR PUSTAKA

Asfiyah, H. (2016). Hubungan tingkat pengetahuan, motivasi, dan supervisi dengan kinerja
kader Posyandu dalam Pencatatan sistem informasi posyandu di Puskesmas
Cebongan Kota Sala Tiga. Jurnal Pustaka Kesehatan . Vol 3 . No .1 .Pp 163-170.

Sukandar, dkk. (2019). Hubungan karakteristik terhadap tingkat aktivitas kader posyandu di
kecamatan Soreang Kabupaten bandun. Jurnal Kebidanan STIKes Husada . Vol 1 .
No .2 .ISBN.63423

Yuda dan Asmuji, L. (2013). Analisis faktor dominan yang mempengaruhi kinerja kader
posyandu di wilayah kerja Puskesmas Ledokombo Jember. Jurnal Kesehatan
Masyarakat. Universitas Brawijaya. Vol 7 . No.8 VT. 5355

CC. Lampiran
1. CV Peneliti Utama
2. Struktur Organisasi Penelitian (bila banyak anggota penelitiannya, atau bila
kompleks organisasi Penelitiannya)
3. Contoh Formulir monitoring hasil/Laporan kasus
4. Contoh Formulir Pelaporan Kejadian yang tidak diharapkan/komplikasi

13
KOMISI ETIK PENELITIAN KESEHATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
HANG TUAH PEKANBARU
Jl. Mustafa Sari No. 5 Tangkerang Selatan Pekanbaru, Telp. (0761) 33815 Fax.(0761) 863646

SURAT PERNYATAAN LULUS DAN PERBAIKAN PROPOSAL

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Rini Haryanti
NPM : 19012007
Program Studi : Kesehatan Masyarakat

Bersama ini menyatakan bahwa protokol penelitian yang berjudul: Faktor yang Berhubungan
dengan Kinerja Petugas Kader dalam Pelaksanaan Sistem Informasi Posyandu Balita di
Wilayah Kerja Puskesmas Melur Kota Pekanbaru Tahun 2021 telah melalui ujian proposal
pada tanggal 29 Januari 2021 dan telah menyerahkan revisi /perbaikan protokol penelitian
kepada Pembimbing.

Pekanbaru, 22 Februari 2021

Menyetujui, Yang membuat Pernyataan


Pembimbing KTA/Skripsi/Tesis Mahasiswa

(Yeyen Gumayesty, SKM, M.Kes) (Rini Haryanti)


NIDN : 1011018201
PERSETUJUAN PEMBIMBING I UNTUK DILAKUKAN KAJI ETIK
PADA PROPOSAL PENELITIAN
PERSETUJUAN PEMBIMBING II UNTUK DILAKUKAN KAJI ETIK
PADA PROPOSAL PENELITIAN
CURRICULUM VITAE

Nama : Rini Haryanti


NIM : 19012007
Tempat dan Tanggal Lahir : Pekanbaru, 15 November 1978
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : D3 Keperawatan
Alamat Rumah : JL. Cempedak Gg. Mujahadah No.71 Pekanbaru
Telp/Fax : 08127654180
Alamat E-mail : riniharyanti15.rh@gmail.com
Pendidikan :
1. SDN 013 Pekanbaru (1985-1991)
2. SMPN 14 Pekanbaru (1991-1994)
3. SMUN 5 Pekanbaru (1994-1997)
4. D3 Keperawatan Dep.Kes RI Tanjung Pinang (1997-2000)
5. S1 Kesehatan Masyarakat, STIKes Hang Tuah Pekanbaru (2019-Sekarang)

Dengan ini saya menyatakan bahwa daftar riwayat ini saya buat dengan sebenar-
benarnya. Apabila terdapat hal-hal yang tidak sesuai maka saya akan bersedia
menerima konsekuensinya.

Pekanbaru, 22 Februari 2021

Rini Haryanti
Lampiran 1
Surat pengantar informan

Kepada
Yth. Bapak / Ibu di
Tempat.

Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Rini Haryanti
NIM : 19012007
No. HP : 08127654180
adalah Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Peminatan Administrasi
Kebijakan Kesehatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Hang Tuah
Pekanbaru, Mohon kesedian Bapak/Ibu untuk berpartisipasi dalam penelitian saya
yang berjudul: “FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA
PETUGAS KADER DALAM PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI
POSYANDU BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MELUR
KOTA PEKANBARU TAHUN 2021”
Beberapa informasi perlu saya sampaikan antara lain:
1. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan
kinerja petugas kader dalam pelaksanaan Sistem Informasi Posyandu balita di
Wilayah Kerja Puskesmas Melur Kota Pekanbaru Tahun 2021.
2. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menerapkan Sistem Informasi
Posyandu balita yang baik dan benar serta mendapatkan data sasaran posyandu
yang sebenarnya dan valid.
3. Informasi yang diberikan akan dijaga kerahasiaannya dan hanya digunakan
untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Semua data akan disimpan dengan baik
dan terjaga kerahasiaannya selama 5 tahun dan setelah itu akan dimusnahkan.
Selain itu data bapak/ ibu akan ditampilkan hanya dalam bentuk kode responden
untuk menjaga kerahasiaannya. Peneliti menggunakan kata sandi (password)
untuk menyimpan data pada komputer.
4. Apabila bapak/ibu menyetujui mengikuti proses penelitian ini, maka mohon
kesediaan bapak/ibu untuk menandatangani lembar persetujuan dan dapat
bekerjasama dalam proses penelitian. Apabila bapak/ibu tidak berkenan untuk
menjadi responden dalam penelitian ini, maka bapak/ibu dapat menolak
mengikuti proses penelitian ini tanpa ada sanksi apapun.

Demikian permohonan ini, atas perhatian dan kesediaan Bapak/Ibu diucapkan


banyak terima kasih.

Pekanbaru, 22 Februari 2021

Rini Haryanti
Lampiran 2
Lembar persetujuan menjadi responden

Setelah membaca dan memahami surat saudara Rini Haryanti, NIM: 19012007 ,
Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
(STIKes) Hang Tuah Pekanbaru, serta mendapat penjelasan tentang maksud
penelitiannya, maka saya bersedia menjadi responden penelitian dengan judul:
“FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA PETUGAS
KADER DALAM PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI POSYANDU
BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MELUR KOTA
PEKANBARU TAHUN 2021.”

Apabila sewaktu-waktu saya tidak bersedia atau ingin mengundurkan diri


menjadi responden dalam penelitian ini, maka tidak ada tuntutan atau sanksi yang
dikenakan kepada saya dikemudian hari.

Demikian pernyataan persetujuan ini saya buat dengan penuh kesadaran tanpa
paksaan dari pihak manapun.

Pekanbaru, 22 Februari 2021

Peneliti Saksi Responden

Rini Haryanti
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA PETUGAS KADER
DALAM PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI POSYANDU BALITA
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MELUR
KOTA PEKANBARU TAHUN 2021

A. PETUNJUK PENGISIAN
1. Baca setiap pertanyaan dengan seksama
2. Pilih salah satu jawaban yang dianggap benar. dengan cara member tanda silang (x)
atau tanda cheeklist () pada salah satu jawaban
3. Setelah kuesioner diisi mohon dikembalikan kepada peneliti
4. Terimakasih dan selamat menjawab
B. KARAKTERISTIK INDIVIDU KADER POSYANDU
1. Umur : ……. Tahun
2. Masa Kerja : ……. Tahun
3. Pendidikan : A. SD C. SMP D. SMA E. Sarjana
4. Pelatihan : A. Ya B. Tidak
II. KUESIONER MOTIVASI KADER

No Pernyataan Jawaban
SS S TS STS
(4) (3) (2) (1)

A. Insentif (Jasa)
1 Apakah insentif dapat diterima setiap 3 bulan sekali ?

2 Apakah insentif diterima hanya dalam bentuk


tranportasi saja ?
3 Apakah insentif yang diterima disesuaikan dengan
tingkat pendidikan ?
4 Apakah insentif yang diterima sesuai dengan beban
kerja ?
5 Apakah dana insentif didapatkan dari Pemda ?

6 Apakah dana insentif didapatkan dari iuran


masyarakat?
7 Apakah kader mendapatkan jaminan kesehatan dari
Puskesmas atau Pemda ?
A. Tanggung Jawab
1 Apakah anda mempersiapkan data sasaran bayi,
balita, ibu hamil terlebih dahulu sebelum hari buka
posyandu ?
2 Apakah dalam situasi apapun anda melaksanakan
pencatatan Sistem Informasi Posyandu dengan
lengkap dan sesuai dengan panduan yang ditetapkan?
3 Apakah anda mencatat hasil kegiatan posyandu dan
informasi dari masyarakat kedalam buku Sistem
Informasi Posyandu?
4 Apakah kader lain bekerjasama dalam pengisian
Sistem Informasi Posyandu di Posyandu ?
5 Apakah anda sudah melaksanakan tanggung jawab
pencatatan Sistem Informasi Posyandu dengan
lengkap sesuai dengan kompetensi yang kader miliki?
6 Anda baru terdorong untuk melakukan pengisian SIP,
setelah anda mendapatkan instruksi dari ketua kader?
Keterangan: SS= Sangat Setuju; S=Setuju; TS=Tidak Setuju; STS=Sangat Tidak
Setuju

III. KUESIONER KINERJA

No Pernyataan Jawaban
Lengkap Tidak
lengkap
(0)
(1)
1
Kader melakukan pencatatan ibu hamil, kelahiran, nifas,
kematian bayi dan kematian ibu hamil. Berisi catatan dasar
mengenai sasaran Posyandu.

2
Kader melakukan pencatatan di registrasi bayi dan balita di
wilayah Posyandu (Berisi catatan pemberian tablet besi,
Vitamin A, pemberian oralit, tanggal imunisasi, dan bayi
meninggal)

3
Kader melakukan pencatatan di register WUS dan PUS di
wilayah kerja Posyandu. (Berisi daftar ibu hamil, catatan
umur kehamilan, pemberian tablet tambah darah, imunisasi,
pemeriksaan kehamilan, resiko kehamilan, tanggal dan
penolong kelahiran, data bayi yang hidup dan meninggal,
serta data ibu meninggal).
4
Kader melakukan pencatatan register Ibu Hamil dan Nifas
di wilayah kerja Posyandu. Berisi daftar wanita dan suami
istri usia produktif yang memiliki kemungkinan mempunyai
anak (hamil).
5
Kader mengisi Data Posyandu. Berisi catatan jumlah
pengunjung (bayi, balita, WUS, PUS, ibu hamil, menyusui,
bayi lahir dan meninggal), jumlah petugas yang hadir (kader
Posyandu, kader PKK, PKB/PLKB, paramedic dan
sebagainya.
6 Kader mengisi data hasil kegiatan Posyandu. Berisi catatan
jumlah ibu hamil yang diperiksa dan mendapat tablet
tambah darah, jumlah ibu menyusui, peserta KB ulang
yang dilayani, penimbangan balita, semua balita yang
mempunyai KMS (K), balita yang timbangannnya naik dan
yang di Bawah Garis Merah (BGM), balita yang
mendapatkan Vitamin A, KMS yang dikeluarkan
(dibagikan), balita yang mendapat sirup besi, dan imunisasi
(DPT, polio, campak, hepatitis B) serta balita yang
menderita diare
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA PETUGAS KADER
DALAM PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI POSYANDU BALITA
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MELUR
KOTA PEKANBARU TAHUN 2021

PROPOSAL

Oleh:

RINI HARYANTI
NIM : 19012007

PEMINATAN ADMINISTRASI KEBIJAKAN KESEHATAN


PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM SARJANA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
HANG TUAH PEKANBARU
2021
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING

JUDUL PROPOSAL : FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


KINERJA PETUGAS KADER DALAM
PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI
POSYANDU BALITA DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS MELUR KOTA PEKANBARU
TAHUN 2021
NAMA : RINI HARYANTI
NIM : 19012007
PEMINATAN : ADMINISTRASI KEBIJAKAN KESEHATAN
PROGRAM STUDI : KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM : SARJANA

Proposal ini telah diperiksa, disetujui dan telah diseminarkan di hadapan


Tim Penguji Proposal Penelitian Program Studi Kesehatan Masyarakat
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes)
Hang Tuah Pekanbaru

Pekanbaru, 22 Februari 2021


Menyetujui

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

(Yeyen Gumayesty, SKM, M.Kes) (Drs. Yanwir Kamal, M.Kes)


NIDN : 1011018201 NIDN : 8820530017

i
HALAMAN PENGESAHAN

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA PETUGAS KADER


DALAM PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI POSYANDU BALITA
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MELUR
KOTA PEKANBARU TAHUN 2021

Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh:

RINI HARYANTI
NIM : 19012007

Telah diuji dan dipertahankan di hadapan Tim Penguji Proposal Penelitian


Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKes Hang Tuah Pekanbaru
pada tanggal 29 Januari 2021 dan
Dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima

Ketua Penguji

(Yeyen Gumayesty, SKM, M.Kes)


NIDN : 1011018201

Penguji I Penguji II

(Nurhapipa, SST, M.Kes) (Kiki Megasari, SKM, M.Kes)


NIDN : 1009048701 NIDN: 1012077903

Pekanbaru, 22 Februari 2021

Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat


STIKes Hang Tuah Pekanbaru

(Ahmad Satria Efendi, SKM, M.Kes)


NIDN : 1013098701

ii
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : RINI HARYANTI
NIM : 19012007
Tanggal Lahir : 15 November 1978
Tahun Masuk : 2019
Peminatan : ADMINISTRASI KEBIJAKAN KESEHATAN

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan plagiat dalam penulisan


Proposal saya yang berjudul: “FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KINERJA PETUGAS KADER DALAM PELAKSANAAN SISTEM
INFORMASI POSYANDU BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
MELUR KOTA PEKANBARU TAHUN 2021”.
Sepanjang sepengetahuan saya tidak terdapat karya yang pernah diajukan
untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan tidak terdapat
karya/pendapat yang pernah ditulis/diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang
secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka
saya akan menerima sanksi yang telah ditetapkan.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Pekanbaru, 22 Februari 2021


Yang membuat pernyataan

Matrai
6000

(RINI HARYANTI)

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT kerena atas segala
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal ini
dengan judul “FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA
PETUGAS KADER DALAM PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI
POSYANDU BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MELUR
KOTA PEKANBARU TAHUN 2021”. Penulisan Proposal ini dilakukan dalam
rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kesehatan
Masyarakat di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Pekanbaru.
Dalam menyelesaikan Proposal ini, penulis merasakan betapa besarnya
manfaat bantuan yang telah diberikan oleh semua pihak, sehubungan dengan itu
penulis mengucapkan terima kasih pada berbagai pihak yang telah membantu
dalam penyusunan Proposal ini, mudah-mudahan mendapat balasan pahala dari
Allah SWT.
Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada:
1. Bapak H. Ahmad Hanafi, SKM, M.Kes, Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Hang Tuah Pekanbaru.
2. Bapak Ahmad Satria Efendi, SKM, M.Kes, Ketua Program Studi Kesehatan
Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Pekanbaru.
3. Bapak M. Dedi Widodo, SKM, M.Kes. Ketua Peminatan Administrasi
Kebijakan Kesehatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah
Pekanbaru.
4. Ibu Yeyen Gumayesty, SKM, M.Kes, selaku pembimbing I yang telah
meluangkan waktu dan pikirannya dalam membimbing penulisan Proposal ini.
5. Bapak Drs. Yanwir Kamal, M.Kes, selaku pembimbing II yang telah
meluangkan waktu dan pikirannya dalam membimbing penulisan Proposal ini.
6. Ibu Nurhapipa, SST, M.Kes, selaku penguji I yang telah memberikan saran
dan masukan dalam penulisan Proposal ini.

iv
7. Ibu Kiki Megasari, SKM, M.Kes, selaku penguji II yang telah memberikan
saran dan masukan dalam penulisan Proposal ini.
8. Seluruh Staf Dosen Pengajar dan Administrasi Program Studi Kesehatan
Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Pekanbaru.
9. Ibu drg. Hidayani, selaku Kepala Puskesmas Melur yang telah bersedia
menerima dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan
survey pendahuluan di wilayah kerja Puskesmas Melur Kota Pekanbaru.
10. Seluruh keluarga yang sangat penulis cintai, terima kasih penulis ucapkan
yang sebesar-besarnya karena telah banyak membantu penulis baik secara
moril maupun materil yang telah berikan selama ini.
11. Rekan–rekan sesama mahasiswa progam S1 Kesehatan Masyarakat Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Pekanbaru yang memberikan dukungan
moril kepada penulis.
Semoga segala amal dan kebaikannya diterima oleh Allah SWT dan
mendapatkan imbalan pahala dari Allah SWT. Pada peyusunan Proposal ini
penulis menyadari masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis sangat
menghargai kritik dan saran yang membangun.
.

Pekanbaru, 22 Februari 2021


Penulis

(Rini Haryanti)

v
DAFTAR ISI

Halaman
PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. ii
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT ..................................................................... iii
KATA PENGANTAR .............................................................................................. iv
DAFTAR ISI ............................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL .................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ ix

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 5
C. Pertanyaan Penelitian ......................................................................... 5
D. Tujuan Penelitian ............................................................................... 5
E. Manfaat Penelitian ............................................................................. 6
F. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................. 7

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN


A. Kinerja .............................................................................................. 8
B. Konsep Posyandu .............................................................................. 16
C. Konsep Kader .................................................................................... 21
D. Sistem Informasi Posyandu (SIP) ..................................................... 26
E. Kerangka Teori .................................................................................. 29
F. Kerangka Konsep ............................................................................... 30
G. Hipotesis............................................................................................. 31
H. Penelitian Sejenis ............................................................................... 31

BAB III METODELOGI PENELITIAN


A. Jenis dan Desain Penelitian ................................................................ 32
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................ 32
C. Populasi Penelitian ............................................................................. 32
D. Teknik Sampling ............................................................................... 33
E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional .................................... 33
F. Jenis dan Cara Pengolahan Data ....................................................... 35
G. Pengolahan Data ................................................................................ 35
H. Analisa Data ....................................................................................... 36
I. Etika Penelitian ................................................................................. 37
J. Rencana Jadwal Penelitian ................................................................ 38

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1 Penelitian Sejenis .........................................................................................31
Tabel 2 Definisi Operasional ....................................................................................33

vii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1 Kerangka Teori .........................................................................................29
Gambar 2 Kerangka Konsep .....................................................................................30

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Permohonan Menjadi Responden


Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 3 : Lembar Kuesioner
Lampiran 4 : Permohonan Pengambilan Data Awal Penelitian dari Kampus
Lampiran 5 : Rekomendasi Pra Riset dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Riau
Lampiran 6 : Surat Keterangan Selesai Melaksanakan Pra Riset dari Tempat
Penelitian

ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab
yang diberikan (Mangkunegara, 2020). Kinerja sangat perlu diperhatikan
dalam suatu kegiatan organisasi ataupun program, salah satunya adalah
kegiatan Posyandu. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) merupakan salah satu
bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola
dan diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat
dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh
pelayanan kesehatan dasar (Kemenkes RI, 2013).
Kegiatan Posyandu meliputi 5 program prioritas (KB, KIA, Gizi,
Imunisasi dan Penanggulangan Diare) dan terbukti mempunyai daya ungkit
besar terhadap penurunan angka kematian ibu dan angka kematian bayi.
Pelaksanaan kegiatan Posyandu tidak lepas dari peran serta kader Posyandu.
Dalam proses kegiatan Posyandu salah satu tugas dari kader Posyandu adalah
mencatat seluruh hasil kegiatan Posyandu dengan menggunakan format baku
sesuai dengan program kesehatan. Keseluruhan format tersebut dikumpulkan
dan disebut sebagai Sistem Informasi Posyandu (Kemenkes, 2012).
Keberlangsungan kegiatan pencatatan ini sangat bergantung pada partisipasi
aktif dari kader Posyandu (Adisasmito, 2010).
Sistem Informasi Posyandu (SIP) merupakan seperangkat alat pencatat
yang digunakan oleh kader dan dapat memberikan informasi tentang kegiatan,
kondisi dan perkembangan di setiap Posyandu. Kelengkapan data hasil
kegiatan Posyandu dalam Sistem Informasi Posyandu, dapat berfungsi sebagai
salah satu acuan untuk memantau perkembangan kesehatan ibu dan anak
secara langsung, serta dapat dijadikan sebagai informasi dalam memahami
permasalahan yang terjadi di wilayah kerja Posyandu, sehingga dapat
1
2

mengembangkan kegiatan yang tepat sesuai dengan kebutuhan sasaran


Posyandu (Kemenkes, 2012).
Kelengkapan Sistem Informasi Posyandu merupakan salah satu bentuk
dari kinerja kader Posyandu. Ada banyak faktor yang mempengaruhi kinerja
kader Posyandu diantaranya adalah pengetahuan dan motivasi. Menurut
Notoatmodjo (2016), banyak faktor yang mempengaruhi kinerja kader dalam
menjalankan tugasnya, diantaranya adalah pengetahuan kader tentang
posyandu, umur, pendidikan, masa kerja dan sebagainya. Kinerja kader yang
menurun dikarenakan kader tidak memiliki motivasi atau tidak adanya
dorongan yang kuat untuk melaksanakan tugasnya (Muninjaya, 2004). Oleh
karena itu, wawasan dan motivasi kader sebaiknya dapat terbina agar tugas
yang dibebankan kepada mereka dapat dikerjakan secara optimal, dan mereka
harus disadarkan bahwa tugas mereka sangat penting artinya bagi
pembangunan kesehatan warga, bukan semata-mata untuk kepentingan
program kesehatan Puskesmas.
Menurut hasil penelitian Sukandar, dkk (2019) yang dilakukan di
Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung, terdapat hubungan umur, pelatihan
dan masa kerja dengan kinerja kader di Posyandu. Menurut hasil penelitian
Yuda dan Asmuji (2013) yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas
Ledokombo Jember, diketahui ada hubungan antara motivasi dengan kinerja
kader. Hal yang sama dengan hasil penelitian Asfiyah (2016) di Puskesmas
Cebongan Kota Sala Tiga bahwa motivasi berhubungan dengan kinerja kader.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan tahun 2019, perkembangan
Posyandu secara kuantitas mengalami kenaikan. Hal ini terlihat sejak
Posyandu dicanangkan pada tahun 1986, jumlah Posyandu tercatat sebanyak
25.000 Posyandu, pada tahun 2011 meningkat menjadi 268.439 Posyandu dan
terus mengalami peningkatan hingga pada tahun 2019 tercatat 296.777
Posyandu. Namun bila ditinjau dari aspek kualitas, masih banyak ditemukan
masalah antara lain kelengkapan sarana dan keterampilan kader yang belum
memadai (Kemenkes, 2012).
3

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Riau, pertumbuhan Posyandu


sejak tahun 2015 sampai 2019 cenderung mengalami kenaikan, pada tahun
2019 berjumlah 5.519 Posyandu. Peningkatan jumlah Posyandu ini
disebabkan terjadinya peningkatan jumlah balita sehingga dibutuhkan
penambahan jumlah Posyandu agar semua balita mendapatkan pelayanan
kesehatan. Posyandu dengan strata pratama sebanyak 9%, strata madya
sebanyak 35%, strata purnama 39% dan Posyandu dengan strata mandiri
sebanyak 17% (Profil Kesehatan Provinsi Riau,2019).
Data dari Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru menunjukkan pertumbuhan
Posyandu juga mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yang berjumlah
622 Posyandu di tahun 2017, dan meningkat menjadi 647 Posyandu di tahun
2019 dengan perincian kriteria sebagai berikut: Posyandu Pratama berjumlah
25 Posyandu, Posyandu Madya berjumlah 148 Posyandu, Posyandu Purnama
berjumlah 350 Posyandu, dan Posyandu Mandiri berjumlah 124 Posyandu.
Rasio Posyandu per 100 balita adalah 0,6 yang bermakna bahwa 1 Posyandu
melayani lebih dari 100 (Profil Dinkes Kota Pekanbaru, 2019).
Puskesmas Melur merupakan salah satu puskesmas yang ada di Kota
Pekanbaru dengan jumlah Posyandu balita sebanyak 26 Posyandu, setiap
Posyandu terdiri dari 5 orang kader (Profil Puskesmas Melur, 2019). Namun,
pada kenyataannya ada beberapa Posyandu yang belum mencapai kondisi
ideal dalam pengisian Sistem Informasi Posyandunya yaitu kurang dari 100%.
Idealnya kelengkapan pencatatan Sistem Informasi Posyandu mencapai 100%
meskipun belum ada form penilaian khusus mengenai kelengkapan Sistem
Informasi Posyandu.
Ketidaklengkapan pada pencatatan Sistem Informasi Posyandu
menyebabkan tidak validnya data sasaran Posyandu dan pencatatan data pada
PWS-KIA menjadi terhambat, sehingga rencana tindak lanjut yang ditujukan
untuk menghasilkan suatu keputusan berkaitan dengan peningkatan mutu
program KIA bagi Puskesmas tidak dapat berjalan dengan baik (Kemenkes,
2019) dan menyebabkan gambaran kesehatan di suatu wilayah menjadi kurang
tepat dengan keadaan yang sebenarnya.
4

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan terhadap 3 Puskesmas yang ada di


Kota Pekanbaru yaitu Puskesmas Langsat, Puskesmas Karya Wanita dan
Puskesmas Melur, didapatkan informasi dari penanggung jawab Posyandu
Puskesmas tersebut terkait pengisian Sistem Informasi Posyandu, bahwa kader
Posyandu Puskesmas Langsat dan Karya Wanita sudah melakukan pencatatan
Sistem Informasi Posyandu dengan baik, meskipun belum dilaksanakan
pelatihan khusus terhadap kader melainkan hanya sosialisasi tentang pengisian
Sistem Informasi Posyandu pada pertemuan kader setiap bulannya. Sedangkan
di Puskesmas Melur sudah dilakukan sosialisasi dan pelatihan khusus kepada
kader, namun pencatatan belum dilaksanakan dengan maksimal.
Hasil survey awal dari 10 Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Melur
Kota Pekanbaru dengan melihat kelengkapan pencatatan pada setiap register.
Pencatatan yang diamati yaitu pada bulan Oktober hingga November tahun
2020. Terdapat 7 (70%) Posyandu dengan Sistem Informasi Posyandu tidak
lengkap, 3 (30%) Posyandu yang sudah mengisi Sistem Informasi Posyandu
dengan lengkap. Ketidaklengkapan ini sebagian besar terdapat pada
pencatatan Pasangan Usia Subur, ibu hamil dan nifas, pemberian tanda N/T
pada hasil penimbangan, serta pemberian ASI eksklusif.
Selain itu dari hasil wawancara dengan Koordinator Posyandu, Petugas
Gizi Puskesmas dan Bidan penanggung jawab Posyandu mengatakan tidak
semua kader aktif dalam melakukan pencatatan Sistem Informasi Posyandu.
Dari 10 orang kader Posyandu, terdapat 4 orang kader yang mau mencatat
hasil kegiatan Posyandu pada buku Sistem Informasi Posyandu dan 6 orang
kader yang tidak mampu mengisi Sistem Informasi Posyandu dengan benar.
Sehingga pencatatan belum sepenuhnya dapat dilakukan oleh kader
Posyandu, sebagian besar pengisian buku register dibantu oleh Bidan
penanggung jawab Posyandu.
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian dengan judul
“Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Petugas Kader dalam
Pelaksanaan Sistem Informasi Posyandu Balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Melur Kota Pekanbaru Tahun 2021”.
5

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas penulis dapat merumuskan masalah
sebagai berikut : “Faktor apa sajakah yang berhubungan dengan kinerja
petugas kader dalam pelaksanaan Sistem Informasi Posyandu balita di
Wilayah Kerja Puskesmas Melur Kota Pekanbaru Tahun 2021 ?”

C. Pertanyaan Penelitian
1. Apakah ada hubungan antara faktor umur dengan kinerja petugas kader
dalam pelaksanaan Sistem Informasi Posyandu balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Melur Kota Pekanbaru Tahun 2021 ?
2. Apakah ada hubungan antara masa kerja dengan kinerja petugas kader
dalam pelaksanaan Sistem Informasi Posyandu balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Melur Kota Pekanbaru Tahun 2021 ?
3. Apakah ada hubungan antara pendidikan dengan kinerja petugas kader
dalam pelaksanaan Sistem Informasi Posyandu balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Melur Kota Pekanbaru Tahun 2021 ?
4. Apakah ada hubungan antara pelatihan dengan kinerja petugas kader
dalam pelaksanaan Sistem Informasi Posyandu balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Melur Kota Pekanbaru Tahun 2021 ?
5. Apakah ada hubungan antara motivasi dengan kinerja petugas kader dalam
pelaksanaan Sistem Informasi Posyandu balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Melur Kota Pekanbaru Tahun 2021 ?

D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahuinya faktor yang berhubungan dengan kinerja petugas kader
dalam pelaksanaan Sistem Informasi Posyandu balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Melur Kota Pekanbaru Tahun 2021.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya hubungan antara faktor umur dengan kinerja petugas
kader dalam pelaksanaan Sistem Informasi Posyandu balita di Wilayah
Kerja Puskesmas Melur Kota Pekanbaru Tahun 2021.
6

b. Diketahuinya hubungan antara masa kerja dengan kinerja petugas kader


dalam pelaksanaan Sistem Informasi Posyandu balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Melur Kota Pekanbaru Tahun 2021.
c. Diketahuinya hubungan antara pendidikan dengan kinerja petugas kader dalam
pelaksanaan Sistem Informasi Posyandu balita di Wilayah Kerja Puskesmas
Melur Kota Pekanbaru Tahun 2021.
d. Diketahuinya hubungan antara pelatihan dengan kinerja petugas kader
dalam pelaksanaan Sistem Informasi Posyandu balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Melur Kota Pekanbaru Tahun 2021.
e. Diketahuinya hubungan antara motivasi dengan kinerja petugas kader
dalam pelaksanaan Sistem Informasi Posyandu balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Melur Kota Pekanbaru Tahun 2021.

E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru
Sebagai bahan evaluasi dalam memantau pencapaian cakupan
sasaran Posyandu balita di Wilayah Kerja Puskesmas Melur Kota
Pekanbaru.
2. Bagi Puskesmas
Sebagai bahan pertimbangan dalam menerapkan Sistem Informasi
Posyandu balita yang baik dan benar di Wilayah Kerja Puskesmas Melur
Kota Pekanbaru.
3. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan dampak dalam
perbaikan Sistem Informasi Posyandu balita di Wilayah Kerja Puskesmas
Melur Kota Pekanbaru.
4. Peneliti Selanjutnya
Dapat menambah bahan bacaan bagi mahasiswa dan juga
penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya.
7

F. Ruang Lingkup Penelitian


Kegiatan penelitian ini adalah sebuah aktifitas untuk mengetahui faktor
yang berhubungan dengan kinerja petugas kader dalam pelaksanaan Sistem
Informasi Posyandu balita di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Melur Kota
Pekanbaru Tahun 2021. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif
dengan desain penelitian secara cross sectional. Penelitian diadakan di
Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Melur Kota Pekanbaru. Adapun populasi
penelitian adalah seluruh kader yang bertugas. Teknik pengambilan sampel
menggunakan non random sampling dengan total sampling. Variabel
independen dalam penelitian ini adalah umur, pendidikan, masa kerja,
pelatihan dan motivasi, variabel dependen adalah kinerja petugas kader. Jenis
pengumpulan data menggunakan data primer, dimana kegiatan ini dilakukan
secara langsung dengan melakukan observasi dan penyebaran kuesioner
terhadap petugas kader. Setelah data terkumpul data diolah secara
komputerisasi yang meliputi langkah editing, coding, entri data, cleaning dan
prossesing. Setelah data diolah, kemudian data dianalisa secara univariat dan
bivariat dengan menggunakan analisa uji chi square.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Kinerja
1. Pengertian
Kinerja merupakan suatu kemampuan kerja atau prestasi kerja yang
diperlihatkan oleh seseorang dalam memperoleh hasil kerja optimal.
Kinerja adalah sebagai hasil kerja yang telah dicapai seseorang dari
tingkah laku kerjanya dalam melaksanakan aktivitas kerja. Informasi
tentang tinggi rendahnya prestasi kerja seseorang karyawan tidak dapat
diperoleh begitu saja, tetapi diperoleh melalui proses yang panjang yaitu
proses penilaian prestasi kerja karyawan yang disebut dengan istilah
performance appraisal (Sutrino, 2013).

2. Peningkatan Kerja
Upaya peningkatan kinerja karyawan merupakan salah satu faktor
utama bagi perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Ada beberapa
faktor yang dapat meningkatkan kinerja karyawan, diantaranya: gaji,
lingkungan kerja, dan kesempatan berprestasi. Dengan gaji, lingkungan
kerja, dan kesempatan berprestasi diharapkan mampu meningkatkan
kemampuan dan keterampilan pegawai dalam melaksanakan tugas-tugas
yang diberikan perusahaan. Kinerja menunjukkan kemampuan karyawan
meningkatkan produktivitas kerjanya, dapat diartikan atau dirumuskan
sebagai perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan (input).
Hasibun (2013). Apabila produktivitas naik hanya dimungkinkan oleh
adanya peningkatan efisiensi (waktu, bahan, tenaga), dan sistem kerja,
teknik produksi, dan adanya peningkatan keterampilan tenaga kerja.
Seperti telah dikutip di atas bahwa kinerja setiap orang dipengaruhi
oleh tiga faktor, yaitu: a. Kompetensi individu, meliputi: Kemampuan dan
keterampilan: kebugaran fisik dan kesehatan jiwa, pendidikan, pelatihan,
pengalaman kerja, motivasi dan etos kerja: bekerja sebagai tantangan dan
8
9

memberi kepuasan, b. Dukungan organisasi, meliputi: Pengorganisasian,


penyediaan sarana dan prasarana kerja, pemilihan teknologi, kenyamanan
lingkungan kerja, serta kondisi dan syarat kerja, c. Dukungan manajemen,
meliputi: Mengoptimalkan pemanfaatan keunggulan dan potensi kerja,
Mendorong pekerja untuk terus meningkatkan kemampuan, Membuka
kesempatan yang luas bagi pekerja untuk meningkatkan kemampuan,
Membantu pekerja dalam kesulitan melaksanakan tugas, Membangun
motivasi kerja, disiplin kerja dan etos kerja, yaitu: menciptakan variasi
penugasan, membuka tantangan baru, memberikan penghargaan dan
insentif, membangun komunikasi dua arah (Simanjuntak, 2015).

3. Penilaian Kerja
Menurut Gomes (2015), mengatakan bahwa Penilaian Kinerja biasa
didefinisikan sebagai prosedur apa saja yang meliputi : Penetapan standart
kinerja, Penilaian kinerja aktual karyawan dalam hubungan dengan
standart-standart, dan Memberi umpan balik kepada karyawan dengan
tujuan memotivasi orang tersebut untuk menghilangkan kemerosotan
kinerja atau terus berkinerja lebih tinggi lagi.
Kriteria penilaian kinerja dapat dilihat melalui beberapa dimensi, yaitu
kegunaan fungsional (functional utility), keabsahan (validity), empiris
(empirical base), sensitivitas (sensitivity), pengembangan sistematis
(systematic development), dan kelayakan hukum (legal appropriateness).
Menurut Gomes (2015), “Suatu cara mengukur kontribusi dari individu-
individu anggota organisasi kepada organisasinya.” Jadi, penilaian kinerja
ini diperlukan untuk menentukan tingkat kontribusi individu terhadap
organisasi. Penilaian kinerja memberikan mekanisme penting bagi
manajemen untuk digunakan dalam kinerja sebelumnya dan untuk
memotivasi perbaikan kinerja individu pada waktu yang akan datang.
Penilaian kinerja ini pada umumnya mencakup semua aspek dari
pelaksanaan pekerjaan. Dari definisi di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa penilaian kinerja merupakan suatu proses yang dilakukan oleh
10

perusahaan untuk menilai kinerja pegawainya, dengan tujuan secara umum


adalah untuk memberikan umpan balik (feedback) kepada pegawainya,
dalam upaya memperbaiki kinerjanya dan meningkatakan produktivitas
perusahaan, khususnya yang berkaitan dengan kebijaksanaan terhadap
pegawai seperti untuk pengembangan pegawai, promosi, dan penyesuaian
kompensasi.
Menurut Arya (2013), variabel kinerja kader di Posyandu dapat diukur
dengan menggunakan kuesioner dan mengacu pada pengisian Sistem
Informasi Posyandu. Kinerja seseorang dapat dilihat dari beberapa
indikator sebagaimana yang dikemukakan oleh Mondy, Noe dan Pemeaux
(2017) berikut ini :
a. Quantity of work : consider the volume of work achieved is
productivity at an acceptable level. Kuantitas pekerjaan:
mempertimbangkan volume pekerjaan, produktivitas pada suatu level
organisasi.
b. Quality of work : consider accurancy, precision, reatness and
completeness in handling assigned duties. Mutu pekerjaan :
mempertimbangkan ketelitian, presisi, kerapihan dan kelengkapan
dalam menangani tugas-tugas.
c. Depandability : consider degree to which employee can be relied on
to meet work commitments. Kemandirian : mempertimbangkan derajat
kemampuan karyawan yang mana dapat dipercayakan untuk
menemukan komitmen karyawan terhadap pekerjaannya.
d. Initiative : consider self-reliance, resourcefulness, and willingness to
accept responsibility. Inisiatif : mempertimbangkan kemandirian,
fleksibilitas berfikir, dan kesediaan untuk menerima tanggung jawab.
e. Adaptability : consider ability to respond to changing requerements
and conditions. Kemampuan beradaptasi: mempertimbangkan
kemampuan untuk bereaksi terhadap mengubah kebutuhan dan
kondisi-kondisi,
11

f. Cooperation : consider ability to work for and with other. Are


assigments, including overtime, willingly accepted. Kerjasama :
mempertimbangkan kemampuan untuk bekerja sama dengan orang
yang lain. Apakah assigments (tugas), mencangkup lembur sepenuh
hati.

4. Manfaat dan Tujuan Penilaian Kinerja


Manfaat dari penilaian kinerja: a) Penyusunan program pelatihan dan
pengembangan karyawan, sehingga dapat diketahui dan diidentifikasi
pelatihan tambahan apa saja yang masih harus diberikan kepada karyawan
untuk membantu agar mampu mencapai standar prestasi yang ditetapkan,
b) Penyusunan program suksesi dan kaderisasi, sehingga dapat
diidentifikasi siapa saja karyawan yang mempunyai potensi untuk
dikembangkan kariernya dengan dicalonkan untuk menduduki jabatan-
jabatan yang tanggung jawabnya lebih besar dimasa depan, c) Pembinaan
Karyawan, sehingga dapat menjadi sarana untuk meneliti hambatan
karyawan untuk meningkatkan prestasinya. (Ruky, 2014).

5. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja


Menurut Syukur (2012) kinerja merupakan suatu kemampuan kerja
atau prestasi kerja yang diperlihatkan oleh seseorang dalam memperoleh
hasil kerja optimal. Terdapat dua faktor kinerja seseorang yaitu:
a. Faktor kemampuan, Secara umum kemampuan terbagi menjadi dua,
yaitu kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge
dan skill).
b. Faktor Motivasi, Motivasi terbentuk dari sikap karyawan dalam
mengatasi situasi kerja.

Menurut Mangkunegara (2010) terdapat dua faktor yang


mempengaruhi kinerja pegawai yaitu:
12

a. Faktor individu
Secara psikologis, individu normal adalah individu yang
memiliki integritas tinggi antara fungsi psikis (rohani) dan fisiknya
(jasmaniah). Dengan adanya integritas yang tinggi antara psikis dan
fisik maka individu tersebut memiliki konsentrasi diri yang baik.
b. Faktor lingkungan organisasi
Faktor lingkungan kerja organisasi sangat menunjang bagi
individu dalam mencapai kinerja. Faktor lingkungan organisasi yang
dimaksud antara lain uraian jabatan yang jelas, otoritas yang
memadai, target kerja yang menantang, pola konsumsi yang efektif,
hubungan kerja yang harmonis, iklim kerja yang respek dan dinamis,
peluang berkarir dan fasilitas kerja yang relatif memadai.

Menurut Priyoto, (2014), kinerja dipengaruhi oleh beberapa fakor,


yaitu sebagai berikut :
a. Umur
Umur adalah umur individu yang terpenting mulai saat di lahirkan
sampai berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan
kekuatan seseorang bertambah dalam berpikir dan bekerja. Umur
mempengaruhi kinerja seseorang. Dari segi kepercayaan masyarakat
seorang yang lebih dewasa akan lebih di percaya dari orang yang
belum cukup tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari
pengalaman dan kematangan jiwanya (Santoso, 2012). Menururt
Badan Pusat Statistik (2018), umur dalam bekerja dikelompokan
menjadi kelompok sangat produktif (15-49 tahun), produktif (50-64
tahun) dan tidak produktif (≥ 65 tahun).
Menurut Jaya (2017), umur untuk pekerja yang menggunakan
tenaga seperti buruh dikelompokkan menjadi kelompok yaitu sangat
produktif (15-40 tahun) dan tidak produktif (≥ 41 tahun). Sedangkan
umur untuk pekerja karyawan atau pegawai yang bekerja di kantoran
biasanya mereka bekerja menggunakan pikiran, sehingga umur
13

dikelompokkan menjadi kelompok yaitu sangat produktif (20-45


tahun) dan tidak produktif (≥ 46 tahun), pada pekerja yang berumur ≥
46 tahun cenderung terjadi penurunan daya ingat dan sulit
berkonsentrasi karena faktor degeneratif atau keluhan penyakit akibat
penuaan.
Menurut Sarwono (2000) bahwa usia produktif maksimal umur 40
tahun lebih mampu berkinerja dalam ilmu pengetahuan dan kesenian
karena kreatifitasnya lebih tinggi dibanding umur diatas 40 tahun.
Teori Robins (2003) yang mengatakan bahwa semakin bertambah
umur kemampuan dan motivasi akan menurun, sebaliknya semakin
muda umur seseorang maka akan semakin kreatif dan inovatif.
b. Pendidikan
Adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan
kemampuan di dalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur
hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi
pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima
informasi baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin
banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang
di dapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan
pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi,
maka orang tersebut semakin luas pula pengetahuannya dan baik pula
kinerjanya. Menurut Jaya (2017), pendidikan dibagi menjadi 2
kelompok, yaitu pendidikan tinggi jika seseorang dengan latar
belakang pendidikan Sarjana, Magister dan Selanjutnya. Sedangkan
pendidikan rendah jika seseorang dengan latar belakang pendidikan
SD, SMP dan SMA.
c. Informasi/Pelatihan
Informasi yang di peroleh dari berbagai sumber akan
mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Bila seseorang banyak
memperoleh informasi maka ia cenderung mempunyai pengetahuan
yang lebih luas.
14

Pelatihan merupakan suatu pendidikan yang didapat oleh suatu


instansi yang sesuai dengan bidangnya. Setiap karyawan maupun
petugas wajib mendapatkan pelatihan yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas kerja dan kualitas suatu perusahaan. Pelatihan
atau informasi yang diberikan kepada petugas berfungsi untuk
meningkatkan pengetahuan serta pemahamaman petugas dalam bekerja
(Helda, 2017). Menurut Pertiwi (2016) menyatakan bahwa
pengetahuan mempengaruhi cara berfikir pekerja saat menghadapi
pekerjaan termasuk cara pekerja tersebut meningkatkan kinerja
petugas.
d. Pengalaman/ Masa kerja
Pengalaman adalah peristiwa yang pernah dialami seseorang.
Notoatmodjo (2016) mengatakan bahwa sikap akan lebih mudah
terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi
yang melibatkan faktor emosional. Dalam situasi yang melibatkan
emosi, penghayatan akan pengalaman akan lebih mendalam dan lebih
lekas berbekas. Masa kerja merupakan lamanya seorang karyawan
mengabdikan diri pada suatu perusahaan.
Lama seseorang menjadi kader Posyandu merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi tigkat pengetahuan kader Posyandu. Lama
seseorang menjadi kader Posyandu berkaitan erat dengan
pengalamannya bekerja di Posyandu. Menurut Tjitarsa (2002),
pengetahuan umumnya berasal dari pengalaman. Semakin lama
seseorang menjadi kader Posyandu maka semakin banyak pula
pengalaman yang dimilikinya tentang kegiatan Posyandu. Banyaknya
pengalaman yang dimiliki tersebut memberikan dampak positif
terhadap pengetahuan responden tentang kegiatan Posyandu.
Menurut teori WHO yang dikutip oleh Notoatmodjo (2016), salah
satu objek kesehatan dapat dijabarkan oleh pengetahuan yang
diperoleh dari pengalaman sendiri. Kader Posyandu yang sudah lama
mengabdi pasti akan lebih menegetahui permasalahan-permasalahan
15

dalam kegiatan Posyandu terutama terkait pentingnya pengisian Sistem


Informasi Posyandu yang berguna untuk mengetahui keadaan
Posyandu di wilayahnya.
Seorang karyawan atau petugas dapat dikatakan berpengalaman
jika memiki masa kerja > 5 tahun, sedangkan yang belum
berpengalaman memiliki masa kerja ≤ 5 (Jaya, 2017).
e. Motivasi
Motivasi diartikan sebagai sesuatu dorongan atau keinginan
kecendrungan yang tinggi terhadap sesuatu. Motivasi menurut
Notoatmodjo (2016) adalah suatu alasan (reasoning) seseorang untuk
bertindak dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Motivasi
dapat bersumber dari dalam diri seseorang yang sering dikenal dengan
istilah motivasi internal atau instrik dan juga dari luar diri orang yang
bersangkutan termasuk lingkungannya yang disebut motivasi eksternal
atau ekstrinsik.
Motivasi instrinsik merupakan dorongan yang timbul dari dalam
diri individu yang salah satu faktornya adalah dorongan untuk
bertanggung jawab dalam tugas. Tanggung jawab berkaitan dengan
individu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan
tertentu. Dalam menyelesaikan suatu pekerjaan, menurut Robbins
(2003), kinerja akan sangat tergantung pada faktor tanggung jawab
individu itu dimana dengan tingkat tanggung jawab yang semakin
tinggi akan mempunyai kinerja semakin tinggi pula. Dengan demikian
tanggung jawab yang rendah akan berdampak negatif pada kinerja.
Sedangkan Motivasi ekstrinsik merupakan dorongan yang timbul
dari luar diri individu. Salah satu motivasi ekstrinsik kader posyandu
adalah insentif, insentif hampir selamanya meningkatkan produktifitas.
Agar berhasil, insentif hendaknya cukup sederhana, insentif yang
berhasil dapat menimbulkan imbalan psikologis dan juga imbalan
ekonomi, ada perasaan puas yang timbul dari penyelesaian pekerjaan
yang dilakukan dengan baik.
16

Motivasi instrinsik maupun ekstrinsik ada yang bersifat positif


maupun negatif. Contoh motivasi positif, seseorang yang merasa
berhasil menunaikan kewajibannya dengan sangat memuaskan akan
memperoleh dorongan untuk bekerja lebih keras lagi dimasa yang akan
datang. Contoh motivasi negatif, seseorang yang kurang berhasil
dalam melaksanakan tugasnya sehingga mendapat teguran dan teguran
itu dijadikan dorongan untuk memperbaiki kekurangan atas
kesalahannya, sehingga dimasa yang akan datang situasi kekurang
berhasilan itu tidak terulang kembali (Hasibuan, 2013).
Dengan adanya pengetahuan yang tinggi didukung minat yang
cukup sangatlah mungkin seseorang tersebut akan sesuai dengan apa
yang diharapkan. Motivasi petugas didukung oleh insentif dan
tanggung jawab personal (Jaya, 2017). Motivasi diukur dengan
menggunakan kuesioner, dan menggunakan skala likert (Sangat
Setuju, Setuju, Tidak Setuju dan Sangat Tidak Setuju). Motivasi dapat
dinilai berdasarkan dua indikator yaitu insentif dan tanggung jawab
dalam bekerja saat dilapangan. Dalam penelitian kuantitatif dengan
kategorik motivasi dapat dibagi menjadi dua hasil ukur yaitu motivasi
dikatakan rendah, jika nilai < mean/median, dan untuk motivasi tinggi,
jika nilai ≥ mean/median (Azwar, 2013).

B. Konsep Posyandu
1. Pengertian
Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam
pelayanan kesehatan masyarakat dari keluarga berencana dari masyarakat,
oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta
pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga berencana yang
mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia
sejak dini (Dainur, 2012).
Yang dimaksud dengan nilai strategis untuk pengembangan sumber
daya manusia sejak dini yaitu dalam peningkatan mutu manusia masa yang
17

akan datang dan akibat dari proses pertumbuhan dan perkembangan


manusia ada 3 intervensi yaitu (Kemenkes. RI, 2013):
a. Pembinaan kelangsungan hidup anak (childsurvival) yang ditujukan
untuk menjaga kelangsungan hidup anak sejak janin dalam kandungan
ibu sampai usia balita.
b. Pembinaan perkembangan anak (child development) yang ditujukan
untuk membina tumbuh/kembang anak secara sempurna, baik fisik
maupun mental sehingga siap menjadi tenaga kerja tangguh.
c. Pembinaan kemampuan kerja (employment) yang ditujukan untuk
memberikan kesempatan berkarya dan berkreasi dalam
pembangunan bangsa dan Negara.

2. Dasar pelaksanaan
Landasan hukum
a. Undang-Undang Dasar Tahun 1945, pasal 28 H ayat (1).
b. Undang-Undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.
c. Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang Kewenangan
Propinsi sebagai Daerah Otonomi.

Surat Keputusan Bersama: Mendagri/Menkes/BKKBN. Masing-


masing No.23 tahun 1985. 21/Men.Kes/Ins.B./IV 1985, 112/HK-011/
A/1985 tentang Penyelenggaraan Posyandu:
a. Meningkatkan kerja sama lintas sektoral untuk menyelenggarakan
Posyandu dalam lingkup Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa
(LKMD) dan PKK.
b. Mengembangkan peran serta masyarakat dalam meningkatkan fungsi
Posyandu serta meningkatkan peran serta masyarakat dalam program-
program Pembangunan Masyarakat Desa.
c. Meningkatkan fungsi dan peranan LKMD PKK dan mengutamakan
peranan kader pembangunan.
18

d. Melaksanakan pembentukan Posyandu di wilayah/di daerah masing-


masing dari melaksanakan pelayanan paripurna sesuai petunjuk
Depkes dan Badan Kesejahteraan Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN) (Kemenkes. RI, 2013).

3. Tujuan Penyelenggaraan Posyandu


a. Menurunkan angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu (ibu
hamil, melahirkan dan nifas).
b. Membudayakan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera
(NKKBS).
c. Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk
mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB serta kegiatan lainnya
yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat dan sejahtera.
d. Berfungsi sebagai wahana gerakan reproduksi keluarga sejahtera,
gerakan ketahanan keluarga dan gerakan ekonomi keluarga sejahtera
(Kemenkes. RI, 2013).

4. Sasaran Pelayanan Kesehatan di Posyandu


Menurut Ismawati (2014), sasaran pelayanan kesehatan di Posyandu
adalah bayi, anak balita, ibu hamil, ibu melahirkan, ibu nifas dan ibu
menyusui serta Pasangan Usia Subur (PUS).

5. Kegiatan Posyandu
Menurut Dainur (2012), kegiatan di Posyandu meliputi: Kesehatan
ibu dan anak dan keluarga berencana, imunisasi, gizi, pasangan usia subur.

6. Persyaratan didirikannya Posyandu


Menurut Kemenkes RI (2013) persyaratan didirikannya Posyandu
antara lain:
a. Penduduk RW terdapat kurang lebih dari 100 balita
b. Terdiri dari 100 kepala keluarga
c. Disesuaikan dengan kemampuan petugas kesehatan
19

d. Jarak antara kelompok rumah, jumlah KK dalam satu tempat


atau kelompok tidak jauh.

7. Letak/lokasi Posyandu
Menurut Kemenkes RI (2013), letak/lokasi Posyandu haruslah
memenuhi beberapa kriteria antara lain:
a. Berada di tempat yang mudah didatangi oleh masyarakat
b. Ditentukan oleh masyarakat itu sendiri
c. Dapat merupakan bangunan tersendiri
d. Bila tidak memungkinkan dapat dilaksanakan di rumah penduduk,
balai rakyat, pos RT atau RW atau pos lainnya.

8. Penyelenggaraan Posyandu
Kegiatan rutin Posyandu diselenggarakan dan diminati oleh kader
Posyandu dengan bimbingan teknis dari puskesmas dan sektor terkait,
jumlah kader minimal untuk setiap posyandu adalah 5 orang, jumlah ini
sesuai dengan jumlah kegiatan utama yang dilaksanakan oleh Posyandu
yakni mengacu pada sistem 5 meja (Kemenkes RI, 2013):
a. Pelaksana kegiatan Posyandu
Yang bertindak sebagai pelaksana posyandu adalah kader, kader
posyandu dipilih oleh pengurus dari anggota masyarakat yang tersedia,
mampu dan memiliki waktu untuk menyelenggarakan kegiatan
Posyandu. Kriteria kader Posyandu antara lain:
1) Berasal dari anggota masyarakat setempat
2) Dapat membaca dan menulis
3) Mempunyai jiwa pelopor, pembaharu dan penggerak masyarakat
4) Bersedia bekerja suka rela, memiliki kemampuan dan waktu luang.
b. Pengelola posyandu
Pengelola posyandu dipilih dari dan oleh masyarakat pada saat
musyawarah pembentukan posyandu. Pengurus posyandu sekurang-
20

kurangnya terdiri dari seorang ketua, seorang sekretaris dan seorang


bendahara, kriteria pengelola posyandu antara lain :
1) Diutamakan berasal dari para dermawan dan tokoh masyarakat
setempat
2) Memiliki semangat pengabdian, berinisiatif tinggi dan mampu
memotivasi masyarakat
3) Bersedia bekerja sukarela bersama masyarakat.

9. Mekanisme Kegiatan Posyandu


Menurut Kemenkes RI (2013) kegiatan posyandu diselenggarakan satu
kali dalam sebulan dengan sistem 5 meja:
a. Meja I : Pendaftaran
b. Meja II : Penimbangan bayi, balita dan ibu hamil
c. Meja III : Pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS)
d. Meja IV : Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS
e. Meja V : Pemberian Pelayanan Imunisasi, KB, pengobatan, gizi,
KIA.

10. Sistem Informasi Posyandu Dasar Posyandu


Menurut Kemenkes RI (2013) prinSistem Informasi Posyandu dasar
posyandu terdiri atas:
a. Posyandu merupakan usaha masyarakat di mana terdapat perpaduan
antara pelayanan profesional dan non profesional oleh masyarakat
b. Adanya kerja sama lintas program yang baik antara Kesehatan Ibu
dan Anak (KIA), KB, Gizi, Imunisasi dan penanggulangan diare
maupun lintas sektoral (Depkes RI, Depdagri/bangdes, BKKBN)
c. Kelembagaan masyarakat
d. Mempunyai sasaran penduduk yang sama (bayi, batita, anak balita,
ibu hamil, dan pasangan usia subur).
21

C. Konsep Kader Posyandu


1. Pengertian
Kader adalah seseorang yang karena kecakapannya atau
kemampuannya diangkat, dipilih atau ditunjuk untuk mengambil peran
dalam kegiatan dan pembinaan Posyandu, dan telah mendapat pelatihan
tentang KB dan Kesehatan. Sebagian besar kader kesehatan adalah wanita
dan anggota PKK yang sudah menikah dan berusia 20-40 tahun dengan
pendidikan sekolah dasar (Kemenkes, 2013). Kader juga didefinisikan
sebagai tenaga sukarela yang terdidik dan terlatih dalam bidang tertentu,
dan tumbuh di tengah-tengah masyarakat dan merasa berkewajiban untuk
melaksanakan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat tanpa pamrih
dan didasari panggilan untuk melaksanakan tugas-tugas kemanusiaan
(Kemenkes, 2016).
Syarat-syarat untuk memilih calon kader menurut Kemenkes (2013)
adalah dapat membaca dan menulis dengan bahasa Indonesia, secara fisik
dapat melaksanakan tugas-tugas sebagai kader, mempunyai penghasilan
sendiri dan tinggal tetap di desa yang bersangkutan, aktif dalam kegiatan-
kegiatan sosial maupun pembangunan desanya, dikenal masyarakat dan
dapat bekerjasama dengan masyarakat calon kader lainnya dan berwibawa,
sanggup membina paling sedikit 10 KK (Kepala Keluarga) untuk
meningkatkan keadaan kesehatan lingkungan diutamakan mempunyai
keterampilan.
Menurut Zulkifli (2013) mengenai persyaratan bagi seorang kader
antara lain; berasal dari masyarakat setempat, tinggal di desa tersebut,
tidak sering meninggalkan tempat untuk waktu yang lama, diterima oleh
masyarakat setempat, dan masih cukup waktu bekerja untuk masyarakat
disamping mencari nafkah lain. Persyaratan-persyaratan yang diutamakan
oleh beberapa ahli di atas dapatlah disimpulkan bahwa kriteria pemilihan
kader kesehatan antara lain, sanggup bekerja secara sukarela, mendapat
kepercayaan dari masyarakat serta mempunyai kredibilitas yang baik
dimana perilakunya menjadi panutan masyarakat, memiliki jiwa
22

pengabdian yang tinggi, mempunyai penghasilan tetap, pandai baca tulis,


sanggup membina masyarakat sekitarnya.
Kader kesehatan mempunyai peran yang besar dalam upayanya
meningkatkan kemampuan masyarakat menolong dirinya untuk mencapai
derajat kesehatan yang optimal. Selain itu peran kader ikut membina
masyarakat dalam bidang kesehatan dengan melalui kegiatan yang
dilakukan baik di posyandu.

2. Tujuan Pembentukan Kader


Pada hakekatnya pelayanan kesehatan dipolakan mengikut sertakan
masyarakat secara aktif dan bertanggung jawab. Keikutsertaan masyarakat
dalam meningkatkan efisiensi pelayanan adalah atas dasar terbatasnya
daya dan dana didalam operasional pelayanan kesehatan masyarakat.
Dengan demikian dilibat-aktifkannya masyarakat akan memanfaatkan
sumber daya yang ada dimasyarakat seoptimal mungkin. Pola pikir yang
semacam ini merupakan penjabaran dari karsa pertama yang berbunyi
meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya sendiri
dalam bidang kesehatan (Zulkifli, 2013).
Dengan terbentuk kader kesehatan, pelayanan kesehatan yang selama
ini dikerjakan oleh petugas kesehatan saja dapat dibantu oleh masyarakat.
Dengan demikian masyarakat bukan hanya merupakan objek
pembangunan, tetapi juga mitra pembangunan itu sendiri. Selanjutnya
dengan adanya kader maka pesan-pesan yang diterima tidak akan terjadi
penyimpangan. Sehinga pesan-pesan yang disampaikan dapat diterima
dengan sempurna berkat adanya kader, jelaslah bahwa pembentukan kader
adalah perwujudan pembangunan dalam bidang kesehatan (Kemenkes,
2013).

3. Tugas Kader Posyandu


Mengingat bahwa pada umumnya kader bukanlah tenaga profesional
melainkan hanya membantu dalam pelayanan kesehatan untuk itu pula
23

perlu adanya pembatasan tugas yang diemban baik menyangkut jumlah


maupun jenis pelayanan.
Adapun yang menjadi tugas kader pada kegiatan Posyandu adalah;
Pertama, sebelum hari pelaksanaan Posyandu meliputi kegiatan pencatatan
sasaran yaitu pada bayi dan balita, ibu hamil, ibu menyusui dan PUS,
pemberitahuan sasaran kegiatan Posyandu pada ibu yang mempunyai bayi
dan balita, ibu hamil, ibu menyusui dan PUS. Kedua, kegiatan pada hari
Posyandu meliputi kegiatan pendaftaran pada pengunjung, penimbangan
terhadap bayi dan balita, pencatatan KMS bayi dan balita, penyuluhan
pada ibu yang mempunyai bayi dan balita, ibu hamil dan menyusui dan
PUS, pemberian alat kontrasepsi, pemberian vitamin. Ketiga, kegiatan
sesudah hari Posyandu meliputi kegiatan pencatatan dan pelaporan,
mendatangi sasaran yang tidak hadir, mendatangi sasaran yang
mempunyai masalah untuk diberikan penyuluhan, menentukan tidak lanjut
kasus (rujukan) yang mempunyai masalah setelah diperiksa dan tidak bisa
ditangani oleh kader (Kemenkes, 2013).

4. Kegiatan Kader Posyandu


Kegiatan kader akan ditentukan, mengingat bahwa pada umumnya
kader bukanlah tenaga profesional melainkan hanya membantu dalam
pelayanan kesehatan. Dalam hal ini perlu adanya pembatasan tugas yang
diemban, baik menyangkut jumlah maupun jenis pelayanan (Kemenkes
RI, 2016). Adapun kegiatan pokok yang perlu diketahui oleh kader dan
semua pihak dalam rangka melaksanakan kegiatan-kegiatan baik yang
menyangkut di dalam maupun di luar Posyandu antara lain yaitu:
a. Pertama, kegiatan yang dapat dilakukan kader di Posyandu adalah;
melaksanakan pendaftaran, melaksanakan penimbangan bayi dan
balita, melaksanakan pencatatan hasil penimbangan, memberikan
penyuluhan, memberi dan membantu pelayanan. dan merujuk.
24

b. Kedua, kegiatan yang dapat dilakukan kader diluar Posyandu KB-


kesehatan adalah; bersifat yang menunjang pelayanan KB, KIA,
Imunisasi, Gizi dan penanggulangan diare.
c. Ketiga, Mengajak ibu-ibu untuk datang pada hari kegiatan Posyandu.
d. Keempat, Kegiatan yang menunjang upanya kesehatan lainnya yang
sesuai dengan permasalahan yang ada yaitu: pemberantasan penyakit
menular, penyehatan rumah, pembersihan sarang nyamuk,
pembuangan sampah, penyediaan sarana air bersih, menyediakan
sarana jamban keluarga, pembuatan sarana pembuangan air limbah,
pemberian pertolongan pertama pada penyakit dan P3K, dana sehat
dan kegiatan pengembangan lainnya yang berkaitan dengan kesehatan.
Selain itu peranan kader di luar posyandu KB-kesehatan; yaitu :
a. Pertama, merencanakan kegiatan, antara lain: menyiapkan dan
melaksanakan survei mawas diri, membahas hasil survei, menentukan
masalah dan kebutuhan kesehatan masyarakat desa, menentukan
kegiatan penanggulangan masalah kesehatan bersama masyarakat,
membahas pembagian tugas menurut jadwal kerja.
b. Kedua, melakukan komunikasi, informasi dan motivasi tatap muka
(kunjungan), alat peraga dan percontohan.
c. Tiga, menggerakkan masyarakat dengan mendorong masyarakat untuk
gotong royong, memberikan informasi dan mengadakan kesepakatan
kegiatan apa yang akan dilaksanakan dan lain-lain.
d. Keempat, memberikan pelayanan yaitu; membagi obat, membantu
mengumpulkan bahan pemeriksaan, mengawasi pendatang didesanya
dan melapor, memberikan pertolongan pemantauan penyakit,
memberikan pertolongan pada kecelakaan dan lainnya, melakukan
pencatatan, yaitu: KB atau jumlah PUS, jumlah peserta aktif, KIA:
jumlah ibu hamil, vitamin A yang dibagikan, Imunisasi untuk
mengetahui jumlah imunisasi TT bagi ibu hamil dan jumlah bayi dan
balita yang diimunisasikan, gizi: jumlah bayi yang ada, mempunyai
KMS, balita yang ditimbang dan yang naik timbangan, diare: jumlah
25

oralit yang dibagikan, penderita yang ditemukan dan dirujuk, melakukan


pembinaan mengenai lima program keterpaduan KB-kesehatan dan
upanya kesehatan lainnya. Selain itu adanya keluarga binaan yang untuk
masing-masing untuk berjumlah 10-20 KK atau diserahkan dengan
kader setempat hal ini dilakukan dengan memberikan informasi tentang
upanya kesehatan dilaksanakan, melakukan kunjungan rumah kepada
masyarakat terutama keluarga binaan, melakukan pertemuan kelompok.

5. Partisipasi Kader dalam Kegiatan Posyandu


Partisipasi secara formal dapat didefinisikan sebagai turut sertanya
seseorang baik secara mental maupun emosional untuk memberikan
sumbangsih pada proses pembuatan keputusan, terutama mengenai
persoalan-persoalan dimana keterlibatan pribadi orang yang bersangkutan
terdapat dan yang bersangkutan melaksanakan tanggung jawabnya untuk
melakukan hal tersebut. Menurut Depkes (2012) bahwa partisipasi kader
adalah keikutsertaan kader dalam suatu kegiatan kelompok, masyarakat
atau Pemerintah. Peran kader secara umum yaitu melaksanakan kegiatan
pelayanan kesehatan bersama dalam rangka meningkatkan kesehatan
masyarakat sedangkan peran kader secara khusus terdapat beberapa tahap
yang meliputi:
a. Pertama, tahap persiapan, yaitu memotivasi masyarakat untuk
memanfaatkan pelayanan kesehatan dan bersama-sama masyarakat
merencanakan kegiatan pelayanan kesehatan ditingkat desa.
b. Kedua, tahap pelaksanaan, yaitu melaksanakan penyuluhan kesehatan
secara terpadu, mengelola kegiatan UKBM. Tahap pembinaan, yaitu
menyelenggarakan pertemuan bulanan dengan dasawisma untuk
membahas perkembangan program dan masalah yang dihadapi
keluarga, melakukan kunjungan ke rumah pada keluarga binaannya,
membina kemampuan diri melalui pertukaran pengalaman antar kader.
26

Partisipasi kader didalam suatu kegiatan posyandu dapat dibagi dalam


beberapa tingkat yaitu;
a. Pertama, adanya kesempatan untuk berperan serta kesediaan
berpartisipasi juga dipengaruhi oleh adanya kesempatan atau ajakan
untuk berpartisipasi dan kader melihat bahwa memang ada hal-hal
yang berguna dalam kegiatan itu.
b. Kedua, memiliki keterampilan tertentu yang bisa disumbangkan, yaitu
kegiatan yang dilaksanakan membuktikan orang-orang dengan
memiliki keterampilan tertentu, maka hal ini akan menarik bagi orang-
orang yang memiliki keterampilan tersebut, untuk ikut berpartisipasi.
c. Ketiga, rasa memiliki yaitu suatu kegiatan akan tumbuh jika sejak awal
kegiatan masyarakat sudah diikutsertakan. Jika rasa memiliki bisa
ditumbuhkan dengan baik, maka partisipasi kader dalam kegiatan di
desa akan dapat dilestarikan.
d. Keempat, faktor tokoh masyarakat dalam kegiatan yang
diselenggarakan masyarakat melihat bahwa tokoh-tokoh masyarakat
yang disegani ikut serta maka mereka akan tertarik juga untuk
berpartisipasi.
e. Kelima, faktor petugas, yaitu memiliki sikap yang baik seperti akrab
dengan masyarakat, menunjukkan perhatian pada kegiatan masyarakat
dan mampu mendekati para tokoh masyarakat untuk berpartisipasi.

D. Sistem Informasi Posyandu (SIP)


1. Pengertian
Sistem Informasi Posyandu adalah serangkaian kegiatan untuk
menghasilkan informasi yang sesuai dengan kebutuhan secara tepat guna
dan tepat waktu bagi pengelola Posyandu (Kemenkes, 2013). Menurut
Sembiring (2014) Sistem Informasi Posyandu merupakan bagian penting
dalam pembinaan Posyandu secara keseluruhan. Pembinaan Posyandu
akan lebih terarah apabila didasarkan pada informasi yang lengkap, akurat,
dan aktual.
27

Sistem Informasi Posyandu (SIP) adalah tatanan dari berbagai


komponen kegiatan Posyandu yang menghasilkan data dan informasi
tentang pelayanan terhadap proses tumbuh kembang anak dan pelayanan
kesehatan dasar ibu dan anak yang meliputi cakupan program, pencapaian
program, kontinuitas penimbangan, hasil penimbangan dan partisipasi
masyarakat (Darnita, 2019).
Menurut Dinas Kesehatan Provinsi Riau (2013), Sistem Informasi
Posyandu (SIP) adalah tatanan dari berbagai komponen kegiatan Posyandu
yang terdiri dari beberapa format yaitu :
b. Pengisian catatan ibu hamil, kelahiran, kematian bayi dan kematian ibu
hamil, melahirkan/nifas
c. Pengisian register bayi (0-11 bulan) dalam wilayah kerja posyandu
d. Pengisian register WUS-PUS dalam wilayah kerja posyandu
e. Pengisian register ibu hamil dan nifas dalam wilayah kerja posyandu
f. Pengisian data pengunjung, petugas Posyandu, Kelahiran dan Kematian
Bayi, kematian ibu hamil, melahirkan, nifas dan menyusui
g. Hasil kegiatan posyandu

2. Manfaat Sistem Informasi Posyandu


Sistem Informasi Posyandu memiliki dua manfaat yaitu:
1) Kader dapat mengetahui permasalahan yang ada di Posyandu sehingga
dapat digunakan sebagai dasar dalam mengembangkan kegiatan sesuai
dengan kebutuhan sasaran Posyandu.

2) Dapat memberikan informasi mengenai kondisi Posyandu, sehingga


dapat dimanfaatkan bagi pengelola Posyandu dalam melakukan
pembinaan. Sistem Informasi Posyandu yang utama adalah kegiatan
pencatatan dan pelaporan oleh kader Posyandu, baik kegiatan rutin pada
hari buka Posyandu maupun kegiatan bulanan.
28

Pencatatan dilakukan oleh kader segera setelah kegiatan dilaksanakan.


Pencatatan dilakukan dengan menggunakan format baku sesuai dengan
Sistem Informasi Posyandu (terlampir), yakni terdiri dari:

a. Format 1 : Catatan kelahiran bayi, kematian bayi, ibu hamil dan


kematian ibu (hamil, melahirkan dan nifas).

b. Format 2 : Register bayi dan balita di wilayah kerja Posyandu.

c. Format 3: Register Wanita Usia Subur (WUS) dan Pasangan Usia Subur
(PUS) di wilayah kerja Posyandu.

d. Format 4 : Register ibu hamil di wilayah kerja Posyandu.

e. Format 5 : Data hasil kegiatan Posyandu pada hari buka Posyandu (Hari
”H”) (Kemenkes, 2013).

3. Macam-Macam Format Sistem Informasi Posyandu


Berikut ini adalah macam-macam format yang tersedia di dalam
Sistem Informasi Posyandu:

a. Catatan ibu hamil, kelahiran, kematian bayi dan kematian ibu hamil,
melahirkan, nifas. Berisi catatan dasar mengenai sasaran Posyandu.

b. Registrasi bayi dan balita di wilayah Posyandu. Berisi catatan


pemberian tablet besi, Vitamin A, pemberian oralit, tanggal imunisasi,
dan apabila bayi meninggal, maka perlu dicatat tanggal bayi meninggal
di wilayah kerja Posyandu tersebut.

c. Register WUS dan PUS di wilayah kerja Posyandu. Berisi daftar ibu
hamil, catatan umur kehamilan, pemberian tablet tambah darah,
imunisasi, pemeriksaan kehamilan, resiko kehamilan, tanggal dan
penolong kelahiran, data bayi yang hidup dan meninggal, serta data ibu
meninggal di wilayah kerja Posyandu.
29

d. Register Ibu Hamil dan Nifas di wilayah kerja Posyandu. Berisi daftar
wanita dan suami istri usia produktif yang memiliki kemungkinan
mempunyai anak (hamil).

e. Data Posyandu. Berisi catatan jumlah pengunjung (bayi, balita, WUS,


PUS, ibu hamil, menyusui, bayi lahir dan meninggal), jumlah petugas
yang hadir (kader Posyandu, kader PKK, PKB/PLKB, paramedic dan
sebagainya.

f. Data hasil kegiatan Posyandu. Berisi catatan jumlah ibu hamil yang
diperiksa dan mendapat tablet tambah darah, jumlah ibu menyusui,
peserta KB ulang yang dilayani, penimbangan balita, semua balita yang
mempunyai KMS (K), balita yang timbangannnya naik dan yang di
Bawah Garis Merah (BGM), balita yang mendapatkan Vitamin A, KMS
yang dikeluarkan (dibagikan), balita yang mendapat sirup besi, dan
imunisasi (DPT, polio, campak, hepatitis B) serta balita yang menderita
diare.

E. Kerangka Teori

Kerangka teori adalah suatu model yang menerangkan bagaimana


hubungan suatu teori dengan faktor‐faktor penting yang telah diketahui dalam
suatu masalah tertentu. Arti teori adalah sebuah kumpulan proposisi umum
yang saling berkaitan dan digunakan untuk menjelaskan hubungan yang
timbul antara beberapa variabel yang diobservasi (Hidayat, 2007). Adapun
bentuk kerangka teori dalam penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut:
30

Faktor berhubungan dengan kinerja


a. Kemampuan
b. Motivasi
Kinerja
c. Faktor individu
d. Faktor dukungan organisasi
e. Karakteristik yang meliputi :
umur, pendidikan, masa bekerja
dan pelatihan

Sumber : Priyoto, (2014), Mangkunegara: 2010

Gambar 1
Kerangka Teori

F. Kerangka Konsep
Kerangka konsep merupakan dasar pemikiran pada penelitian yang
dirumuskan dari fakta–fakta, observasi dan tinjauan pustaka. Kerangka
konsep membuat teori, dalil atau konsep–konsep yang akan dijadikan dasar
pijakan untuk melakukan penelitian (Hidayat, 2007). Berdasarkan tujuan
penelitian maka kerangka konsep dapat digambarkan sebagai berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

• Umur
• Pendidikan
• Masa kerja Kinerja petugas Kader
• Pelatihan
• Motivasi

Gambar 2
Kerangka Konsep
31

G. Hipotesa
a. Ha : Ada hubungan umur, pendidikan, masa kerja, pelatihan dan motivasi
dengan kinerja petugas kader dalam Sistem Informasi Posyandu di
Posyandu Wilayah kerja Puskesmas Melur Kota Pekanbaru
b. H0 : Tidak ada hubungan umur, pendidikan, masa kerja, pelatihan dan
motivasi dengan kinerja petugas kader dalam Sistem Informasi Posyandu
di Posyandu Wilayah kerja Puskesmas Melur Kota Pekanbaru.

H. Penelitian Sejenis

Beberapa penelitian yang relevan dalam penelitian ini, dapat dilihat


pada tabel berikut :

Tabel 1
Keaslian Penelitian

Keterangan Penelitian Asfiyah (2016) Yuda dan Sukandar, dkk


sekarang Asmuji (2013) (2019)
Topik Faktor yang Hubungan tingkat Analisis faktor Hubungan
penelitian berhubungan pengetahuan, dominan yang karakteristik
dengan kinerja motivasi, dan mempengaruhi terhadap tingkat
petugas kader supervisi dengan kader posyandu aktivitas kader
dalam pelaksanaan kinerja kader posyandu
Sistem Informasi Posyandu dalam
Posyandu balita di Pencatatan sistem
Wilayah Kerja informasi posyandu
Puskesmas Melur
Kota Pekanbaru
Jenis/ design kuantitatif / Cross Kualitatif/ Kuantitatif/ Cross kuantitatif / Cross
sectional Deskriptif sectional sectional
Variabel Kinerja,Umur, Pengetahuan, Pengetahuan, Usia, lama
pendidikan, masa Motivasi, Motivasi, bekerja, pelatihan,
kerja, pelatihan dan Supervisi, Kinerja, Pekerjaan, Kinerja status pernikahan
motivasi Pencatatan Sistem
Informasi Posyandu
Subjek Kader Kader Kader Kader
Tempat di Posyandu Di Puskesmas di wilayah kerja di kecamatan
Wilayah kerja Cebongan Kota Puskesmas Soreang
Puskesmas Melur Sala Tiga Ledokombo Kabupaten
Kota Pekanbaru Jember . bandung .
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah analitik
kuantitatif dengan desain penelitian adalah cross sectional yaitu study
penelitian dimana variabel independen dan variabel dependen diteliti sekaligus
pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2010).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian


1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di Posyandu Wilayah Kerja
Puskesmas Melur Kota Pekabaru
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilakukan pada Bulan Maret hingga April Tahun
2021.

C. Populasi dan Sampel Penelitian


1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek yang akan teliti, dalam penelitian
ini adalah seluruh Kader di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Melur
Kota Pekanbaru yang berjumlah 130 orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti,
yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah seluruh kader dengan
kriteria sebagai berikut :
a. Kader yang terdaftar sebagai petugas di Posyandu Wilayah Kerja
Puskesmas Melur Kota Pekanbaru
b. Kader yang bersedia menjadi responden

32
33

3. Besar Sampel
Sampel adalah sebagain dari populasi, dalam penelitian ini besar
sampel ditetapkan sebanyak 130 orang kader.

D. Teknik Sampling
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah non random sampling
dengan menggunakan teknik total sampling yaitu pengambilan sampel yang
dilakukan secara menyeluruh sesuai dengan jumlah populasi yang sudah
ditetapkan sebelumnya.

E. Variabel dan Definisi Operasional


1. Variabel penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi varibel bebas atau independen
adalah umur, pendidikan, masa kerja, pelatihan dan motivasi. Sedangkan
variabel terikat atau dependen adalah kinerja.
2. Definisi operasional
Definisi operasional merupakan suatu cara untuk mempermudah
pengumpulan data dan menghindari perbedaan interprestasi serta
membatasi ruang lingkup variabel. Variabel yang dimasukkan dalam
definisi operasional adalah varibel kunci/ penting yang dapat diukur secara
operasional dan dapat dipertanggungjawabkan (Hidayat, 2007). Untuk
mengetahui definisi operasional dalam penelitian ini, dapat dilihat pada
tabel berikut:

Tabel 2
Definisi Operasional
N Variabel Definisi Operasional Cara Alat Ukur Skala Hasil Ukur
o Penelitian Ukur

1 Kinerja Penilaian hasil kerja Mengisi Kuesioner Ordinal 0. Kurang


kader dalam melakukan kuesioner 1. Baik
sistem informasi
posyandu dengan
kategori baik: jika
Sistem Informasi
Posyandu lengkap, dan
34

kurang: jika Sistem


Informasi Posyandu
tidak lengkap.
Kelengkapan pengisian
meliputi:
a. Catatan ibu hamil,
kelahiran, Kematian
bayi dan kematian
ibu hamil,
melahirkan/nifas
b. Register Ibu hamil,
c. Register bayi dan
anak balita.
d. Register WUS-PUS
e. Data pengunjung
Posyandu, kelahiran
dan kematian bayi
dan ibu hamil,
melahirkan dan nifas
f. Data hasil kegiatan
Posyandu.
2 Umur Usia responden saat Mengisi Kuesioner Ordinal 0. Tidak
dilakukan penelitian. kuesioner produktif
Ada 2 kategori umur 1. Produktif
yaitu :
a. Tidak produktif (≥
65 tahun)
b. Produktif (15-64
tahun)
3 Pendidikan Tingkat pendidikan Mengisi Kuesioner Nominal 0. Rendah
terakhir responden. Ada kuesioner 1. Tinggi
2 kategori tingkat
pendidikan yaitu:
a. Rendah (SD, SMP
dan SMA)
b. Tinggi (Sarjana)
4 Masa Lama responden menjadi Mengisi Kuesioner Ordinal 0. Kurang
bekerja kader di Posyandu kuesioner berpengalaman
Balita. Ada 2 kategori 1. Berpengalaman
tingkat pendidikan yaitu:
a. Kurang
berpengalaman, jika
masa kerja ≤ 5
tahun
b. Berpengalaman, jika
masa kerja > 5 tahun
5 Pelatihan Suatu pendidikan yang Mengisi Kuesioner Nominal 0. Tidak pernah
didapat kader mengenai kuesioner 1. Ya, Pernah
penggunaan system
informasi pelaporan
posyandu.
35

6 Motivasi Dorongan yang ada pada Mengisi Kuesioner Ordinal 0. Rendah


responden untuk kuesioner 1. Tinggi
melaksanakan dan
melengkapi pengisian
form Sistem Informasi
Posyandu dengan faktor
sebagai berikut:
a. Tanggung jawab
b. Insentif
Hasil ukur:
Motivasi rendah, jika
nilai < mean/median.
Dan motivasi tinggi, jika
nilai ≥ mean/median.

F. Jenis dan cara pengambilan data


Jenis pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan data primer yaitu pengumpulan data langsung melalui
responden yang diteliti. Selain itu, penulis melakukan pengambilan data
dengan menyebarkan kuesioner sebagai alat pengumpulan data. Untuk
kuesioner penelitian perlu dilakukan uji validitas yang akan di laksanakan di
Puskesmas Karya Wanita Rumbai.

G. Pengolahan data
Setelah data terkumpul, selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan
langkah–langkah sebagai berikut :
1. Editing Data
Data yang sudah dikumpulkan diperiksa kembali untuk mengetahui
kelengkapan dan kesalahan serta melihat konsistensi jawaban responden.
2. Coding
Setelah data masuk diperiksa setiap jawaban yang dikonversi kedalam
angka-angka lalu diberi kode-kode sehingga memudahkan dalam
pengolahan data, selanjutnya diberi skoring sesuai dengan kategori data
dan jumlah item pertanyaan, kemudian dilakukan penjumlahan skor
responden setiap variabel.
36

3. Entri Data
Memasukan kode jawaban pada program pengolahan data, dengan
menggunakan program komputerisasi.
4. Cleaning
Merupakan kegiatan pengecekan kembali untuk melihat kemungkinan-
kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan,
kemudian dilakukan pembentulan atau koreksi.
5. Prosesing Data
Proses pemberian skor terhadap jawaban yang diberikan responden
(Notoatmodjo, 2010).

H. Analisa Data
1. Univariat
Analisis data yang peneliti gunakan adalah analisis univariat, dimana
dilakukan pada tiap–tiap variabel hasil penelitian, menghitung persentase
hasil penelitian untuk mengetahui hasil yang nantinya akan digunakan
sebagai tolak ukur pembahasan dan kesimpulan (Sabri, 2010).

2. Bivariat
Analisa bivariat merupakan analisa yang dilakukan pada dua variable
untuk mengetahui apakah ada hubungan atau korelasi antara dua variabel
tersebut yaitu hubungan antara variable independent dan dependen. Analisa
ini menggunakan uji statistik chi-square, untuk melihat kemaknaan
perhitungan statistik maka digunakan batasan kemaknaan α (0,05). Jika
kemaknaan tersebut menunjukkan ada hubungan antara dua variabel
dengan p value < (0,05) dan apabila kemaknaan diantara kedua variabel
menunjukkan tidak adanya hubungan maka nilai p value ≥ (0,05) (sabri,
2010).
37

I. Etika Penelitian
Etika dalam penelitian merupakan salah satu hal yang penting dalam
pelaksanaan penelitian, karena penelitian kesehatan akan berhubungan secara
langsung dengan manusia. Etika penelitian harus sangat diperhatikan karena
manusia mempunyai hak asasi yang harus dihormati dalam kegiatan
penelitian. Masalah etika penelitian yang harus diperhatikan antara lain :
1. Surat Permohonan Responden
Peneliti akan membuat surat pernyataan yang berisi penjelasan tentang
penelitian yang akan dilakukan, meliputi topik penelitian, tujuan penelitian
serta ketentuan-ketentuan untuk menjadi responden dalam penelitian.
2. Lembar Persetujuan (Informed Consent)
Informed Consent merupakan suatu bentuk persetujuan antara peneliti
dengan responden yang akan diteliti dengan memberikan lembar
persetujuan. Informed Consent diberikan sebelum penelitian dilaksanakan
dengan memberikan lembar persetujuan tersebut untuk mengetahui
kesediaan subyek untuk menjadi responden dalam penelitian. Jika subyek
bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika
responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormatinya.
3. Tanpa Nama (Anonimity)
Masalah dalam etika penelitian merupakan masalah yang memberikan
jaminan dalam penggunaan subyek penelitian dengan cara tidak
memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur
dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil
penelitian yang akan disajikan.
4. Kerahasiaan (Confidentiality)
Masalah kerahasiaan dalam etika penelitian merupakan masalah yang
memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun
masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah terkumpul akan
dijamin kerahasiaannya oleh peneliti.
38

J. Rencana Jadwal Penelitian

Jadwal Penelitian

No. Kegiatan Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr


1. Pembuatan Proposal
2. Seminar Proposal
3. Perbaikan Proposal
4. Pengumpulan Data
5. Pengolahan Data
Analisis
6. Penulisan Skripsi
7. Ujian Skripsi
DAFTAR PUSTAKA

Adisasmito. (2010). Pelaayanan Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta : Nuha


Medika

Arya. (2013). Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Yogyakarta : Nuhamedia

Asfiyah, H. (2016). Hubungan tingkat pengetahuan, motivasi, dan supervisi


dengan kinerja kader Posyandu dalam Pencatatan sistem informasi
posyandu di Puskesmas Cebongan Kota Sala Tiga. Jurnal Pustaka
Kesehatan . Vol 3 . No .1 .Pp 163-170.

Badan Pusat Statistik. (2018). Umur dalam Pekerjaan.

Dainur. (2012). Pos Pelayanan Terpadu. Bandung : Binapustaka

Darnita. (2019). Kesehatan Ibu dan Balita. Bandung : Binapustaka

Depkes, RI. (2012). Kader Posyandu.

Gomes, K. (2015). Sumber Daya Manusia dan Produktifitas Kerja. Yogyakarta :


Nuhamedia

Hasibuan. (2013). Manajemen Kesehatan dan Sumber Daya. Jakarta: Binapustaka

Helda. (2017). Pelayanan Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas. Bandung :


Binapustaka

Hidayat, A. (2007). Metode Penelitian dan Analisis Data. Jakarta: Salemba


Medika

Ismawati. (2014). Pembangunan Kesehatan untuk Masyarakat. Bandung :


Binapustaka

Jaya. (2017). Karakteristik dan Bekerja. Jakarta : Rineka Cipta

Kemenkes. (2019). Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu

Kemenkes RI. (2016). Pedoman Pengelolaan Posyandu Jakarta : Pokjunal


Posyandu

Kemenkes RI. (2013). Buku Panduan Kader Posyandu

___________. (2012). Pedoman Organisasi Pelayanan Imunisasi


Mangkunegara. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia

Muninjaya. (2004). Porduktifitas Kerja. Jakarta : Hutajaya

Mondy, Noe dan Pemeaux. (2017). Kesehatan dan Keselamatan Kerja.


Yogyakarta : Nuhamedia

Notoatmodjo.(2016). Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku


Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Notoatmodjo. (2010). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Priyoto. (2014). Pembelajaran Sikap dan Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta

Profil Kemenkes Indonesia. (2019). Data Posyandu Indonesia

Profil kesehatan Provinsi Riau. (2019). Data Posyandu Provinsi Riau

Profil Dinkes Kota Pekanbaru. (2019). Data Posyandu Kota Pekanbaru

Profil Puskesmas Melur. (2019). Data Posyandu Puskesmas Melur

Ruky. (2014). Sumber Daya Manusia. Jakarta : Duajata

Robins. (2003). Karakteristik dan Kesehatan. Bandung : Binapustaka

Sabri. (2010). Statistik Pengolahan Data.

Santoso. (2012). Karakteristik dan Bekerja. Jakarta : Rineka Cipta

Sarwono. (2000). Ilmu Kebidanan. Jakarta : EGC

Sembiring, K. (2014). Pelayanan Posyandu. Jakarta : Bangun Jaya

Simanjuntak, L. (2015). Pengantar Ilmu Bisnis dan Organisasi. Jakarta: Rineka


Cipta

Syukur, K. (2012). Kinerja dalam Organisasi. Jakarta : Hutajaya

Sukandar, dkk. (2019). Hubungan karakteristik terhadap tingkat aktivitas kader


posyandu di kecamatan Soreang Kabupaten bandun. Jurnal Kebidanan
STIKes Husada . Vol 1 . No .2 .ISBN.63423

Sutrino. (2013). Organisasi dan Manajemen. Jakarta : Bangun Jaya


Tjitarsa, K. (2002). Pelayanan dan Penimbangan Balita di Posyandu. Bandung :
Binapustaka

Pertiwi. (2016). Posyandu. Jakarta; Binajaya

Yuda dan Asmuji, L. (2013). Analisis faktor dominan yang mempengaruhi kinerja
kader posyandu di wilayah kerja Puskesmas Ledokombo Jember. Jurnal
Kesehatan Masyarakat. Universitas Brawijaya. Vol 7 . No.8 VT. 5355

Zulkifli, K. (2013). Perkembangan Kesehatan Masyarakat dalam Posyandu.


Bandung : Binapustaka
Lampiran 1

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth
Responden Penelitian
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Program Studi
Kesehatan Masyarakat (STIKes Hangtuah Pekanbaru)

Nama : Rini Haryanti


N.I.M : 19012007
Program Studi : Program Studi Kesehatan Masyarakat

Akan mengadakan penelitian dengan Judul “Faktor yang Berhubungan


dengan Kinerja Petugas Kader dalam Pelaksanaan Sistem Informasi
Posyandu Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Melur Kota Pekanbaru
Tahun 2021”. Penelitian ini tidak akan menimbulkan akibat yang merugikan
pada saudara sebagai responden, kerahasiaan semua informasi yang diberikan
akan dijaga dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Apabila saudara
menyetujui, maka dengan ini saya mohon kesediaan untuk menandatangani
lembar persetujuan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan. Atas
perhatian saudara sebagai responden saya ucapkan terima kasih.

Peneliti

Rini Haryanti
Lampiran 2

FORMAT PERSETUJAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, menyatakan bersedia


berpartisipasi sebagai responden dalam penelitian yang berjudul “Faktor yang
Berhubungan dengan Kinerja Petugas Kader dalam Pelaksanaan Sistem
Informasi Posyandu Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Melur Kota
Pekanbaru Tahun 2021”.
Saya menyadari bahwa penelitan ini tidak akan berakibat negatif terhadap
saya sehingga jawaban yang saya berikan adalah yang sebenar – benarnya dan
akan dirahasiakan oleh peneliti.
Demikianlah pernyataan ini saya buat, untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya, terimakasih.

Yang membuat pernyataan

( )
35

Lampiran 3

LEMBAR KUESIONER

A. PETUNJUK PENGISIAN

1. Baca setiap pertanyaan dengan seksama


2. Pilih salah satu jawaban yang dianggap benar. dengan cara member tanda
silang (x) atau tanda cheeklist () pada salah satu jawaban
3. Setelah kuesioner diisi mohon dikembalikan kepada peneliti
4. Terimakasih dan selamat menjawab

B. KARAKTERISTIK INDIVIDU KADER POSYANDU

1. Umur : ……. Tahun


2. Masa Kerja : ……. Tahun
3. Pendidikan : A. SD C. SMP D. SMA E. Sarjana
4. Pelatihan : A. Ya B. Tidak

II. KUESIONER MOTIVASI KADER


No Pernyataan Jawaban
SS S TS STS
(4) (3) (2) (1)
A. Insentif (Jasa)
1 Apakah insentif dapat diterima setiap 3 bulan sekali ?
2 Apakah insentif diterima hanya dalam bentuk
tranportasi saja ?
3 Apakah insentif yang diterima disesuaikan dengan
tingkat pendidikan ?
4 Apakah insentif yang diterima sesuai dengan beban
kerja ?
5 Apakah dana insentif didapatkan dari Pemda ?
6 Apakah dana insentif didapatkan dari iuran
masyarakat?
7 Apakah kader mendapatkan jaminan kesehatan dari
Puskesmas atau Pemda ?
B. Tanggung Jawab
1 Apakah anda mempersiapkan data sasaran bayi,
balita, ibu hamil terlebih dahulu sebelum hari buka
posyandu ?
2 Apakah dalam situasi apapun anda melaksanakan
pencatatan Sistem Informasi Posyandu dengan
lengkap dan sesuai dengan panduan yang ditetapkan?
3 Apakah anda mencatat hasil kegiatan posyandu dan
informasi dari masyarakat kedalam buku Sistem
Informasi Posyandu?
4 Apakah kader lain bekerjasama dalam pengisian
Sistem Informasi Posyandu di Posyandu ?
5 Apakah anda sudah melaksanakan tanggung jawab
pencatatan Sistem Informasi Posyandu dengan
lengkap sesuai dengan kompetensi yang kader miliki?
6 Anda baru terdorong untuk melakukan pengisian SIP,
setelah anda mendapatkan instruksi dari ketua kader?
Keterangan: SS= Sangat Setuju; S=Setuju; TS=Tidak Setuju; STS=Sangat
Tidak Setuju

III. KUESIONER KINERJA


No Pernyataan Jawaban
Lengkap Tidak
lengkap
(1) (0)
Kader melakukan pencatatan ibu hamil, kelahiran,
1 nifas, kematian bayi dan kematian ibu hamil. Berisi
catatan dasar mengenai sasaran Posyandu.

2 Kader melakukan pencatatan di registrasi bayi dan


balita di wilayah Posyandu (Berisi catatan pemberian
tablet besi, Vitamin A, pemberian oralit, tanggal
imunisasi, dan bayi meninggal)
3 Kader melakukan pencatatan di register WUS dan
PUS di wilayah kerja Posyandu. (Berisi daftar ibu
hamil, catatan umur kehamilan, pemberian tablet
tambah darah, imunisasi, pemeriksaan kehamilan,
resiko kehamilan, tanggal dan penolong kelahiran,
data bayi yang hidup dan meninggal, serta data ibu
meninggal).
4 Kader melakukan pencatatan register Ibu Hamil dan
Nifas di wilayah kerja Posyandu. Berisi daftar wanita
dan suami istri usia produktif yang memiliki
kemungkinan mempunyai anak (hamil).

5 Kader mengisi Data Posyandu. Berisi catatan jumlah


pengunjung (bayi, balita, WUS, PUS, ibu hamil,
menyusui, bayi lahir dan meninggal), jumlah petugas
yang hadir (kader Posyandu, kader PKK, PKB/PLKB,
paramedic dan sebagainya.

6 Kader mengisi data hasil kegiatan Posyandu. Berisi


catatan jumlah ibu hamil yang diperiksa dan mendapat
tablet tambah darah, jumlah ibu menyusui, peserta KB
ulang yang dilayani, penimbangan balita, semua balita
yang mempunyai KMS (K), balita yang
timbangannnya naik dan yang di Bawah Garis Merah
(BGM), balita yang mendapatkan Vitamin A, KMS
yang dikeluarkan (dibagikan), balita yang mendapat
sirup besi, dan imunisasi (DPT, polio, campak,
hepatitis B) serta balita yang menderita diare
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6

Anda mungkin juga menyukai