P3KLL, BLI-KLHK
TUJUAN PETUNJUK TEKNIS
1. Memberikan pedoman secara teknis kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan
wajib SPARING serta pemerintah provinsi dan kabupaten kota yang akan menerima data
SPARING dalam melaksanakan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.93/MENLHK/SETJEN/KUM.1/8/2018 jo Nomor P.80/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2019.
2. Memberikan penjelasan tentang Tata Cara Uji Konektivitas, Uji Kelaikan/Uji Validasi,
registrasi, instalasi, pengoperasian, perawatan dan pengiriman data.
3. Menjamin Integrasi Sistem antara pusat data KLHK dengan usaha/kegiatan serta dengan
pusat data di provinsi dan kabupaten/kota.
TARGET PENGGUNA/PEMANFAAT DAN
MANFAAT PETUNJUK TEKNIS
Pengguna:
1. Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib SPARING
2. Pemerintah provinsi dan kabupaten kota yang akan menerima data SPARING
3. Perusahaan penyedia peralatan SPARING
Manfaat:
1. Menjamin tersedianya data kualitas air limbah (konsentrasi dan debit) yang sahih secara ilmiah
dan hukum serta terus menerus untuk jangka waktu yang lama di lokasi pemantauan,
2. Menyediakan informasi yang tepat waktu untuk mengambil langkah korektif atau preventif dalam
pengelolaan air limbah,
3. Memudahkan operator di lapangan, baik dalam pengoperasian, perawatan maupun pelaporan data.
SISTEMATIKA PENULISAN PETUNJUK TEKNIS
1. Bab I menjelaskan pendahuluan yang meliputi: latar belakang disusunnya juknis, tujuan, sasaran pengguna juknis, manfaat serta sistematika
penulisan juknis
2. Bab II membahas secara detail komponen peralatan SPARING yang terdiri dari komponen Remote Terminal Unit (RTU), pusat data KLHK serta
pusat data di pemerintah daerah
3. Bab III menyajikan penjelasan metode pengukuran yang digunakan dalam SPARING serta speksifikasi teknis minimal yang dipersyaratan untuk
peralatan SPARING
4. Bab IV membahas tata laksaksana SPARING yang pada intinya membahas usaha/kegiatan wajib SPARING, parameter yang wajib dipantau serta
memuat petunjuk atau pedoman bagaimana penanggung jawab usaha/kegiatan yang wajib SPARING melaksanakan SPARING pada tahapan awal
5. Bab V memberikan petunjuk secara teknis tentang tata cara instalasi, pengoperasian, pengiriman data dan perawatan peralatan SPARING
6. Bab VI menjelaskan pengaturan teknis tertentu yang tidak secara eksplisit tertuang dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No.
P.93/MENLHK/SETJEN/KUM.1/8/2018 tentang Pemantauan Kualitas Air Limbah Secara Terus Menerus dan Dalam Jaringan Bagi Usaha Dan/Atau
Kegiatan jo. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.80/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2019 tentang Perubahan Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.93/MENLHK/SETJEN/KUM.1/8/2018 tentang Pemantauan Kualitas Air Limbah Secara Terus Menerus dan
Dalam Jaringan bagi usaha dan/atau kegiatan.
KOMPONEN SPARING
• Berdasarkan Pasal 15 Permen LHK Nomor 93 Tahun 2018 Gubernur dan bupati/wali kota wajib menyiapkan pusat data
pemantauan air limbah secara terus menerus (SPARING). Pusat data dimaksud terdiri atas:
a. Desktop PC (Personal Computer), CPU dan monitor atau peralatan setara yang mampu menyimpan data. CPU yang
disediakan minimal memenuhi spesifikasi seperti Gambar 2.2.
b. Jaringan yang terhubung internet; dan
c. Sumber daya manusia yang memiliki kompetensi :
Pendidikan minimal D3 semua jurusan,
Menguasai MS.Office, dan
Pengalaman bekerja di bidang lingkungan minimal 1 tahun.
• Pusat data yang terdapat di provinsi dan kabupaten/kota akan menerima:
a. laporan konsentrasi, debit dan beban pencemar yang bersumber dari outlet pengolahan air limbah usaha/kegiatan
wajib SPARING yang berlokasi di wilayah kewenangannya setiap jam dari server KLHK
b. menerima laporan kondisi tidak normal
c. menerima kondisi darurat bencana
SPESIFIKASI PERALATAN PENYIMPANAN DATA
A
A+B
wavelength
B wavelength
wavelength
ONLINE WATER QUALITY MONITORING & UV/VIS
SPECTROMETRY
The Measuring Principle – Fingerprint II
Metode Spektrofotometer:
Pengukuran ini merupakan metode
pengukuran tidak langsung dari
absorbansi pada panjang gelombang
tertentu yang diukur dan
dikorelasikan dengan konsentrasi
parameter pencemar seperti:
BOD,COD, TSS, NO2 dll
METODE PENGUKURAN pH
• Turbiditas tinggi dan variasi suhu dapat mengganggu dan mempengaruhi pengukuran pH
disampling.
• secara historis, teknologi sensor pH dianggap sebagai salah satu yang terlemah dalam jaringan
pemantauan berkelanjutan karena mempersyaratkan kalibrasi yang sering untuk memastikan data
yang berkualitas.
• Untuk aplikasi monitoring jangka panjang sangat direkomendasikan sensor pH dikalibrasi tidak
kurang dari 1 bulan sekali (2-3 bulan sekali lebih baik).
METODE PENGUKURAN DEBIT
sensor
• Debit adalah banyaknya aliran air per satuan
ultrasonic
waktu dinyatakan dalam m3 per detik atau liter
depth
per detik
• Tahap uji konektivitas adalah tahap awal untuk usaha/kegiatan wajib SPARING dan/atau penyedia
barang dan jasa alat SPARING untuk melaksanakan SPARING.
• Peserta yang mengikuti tahap ini terdiri dari usaha/kegiatan wajib SPARING dan penyedia barang
dan jasa alat SPARING.
• Uji konektivitas ini bertujuan untuk menjamin sistem informasi dan komunikasi RTU yang
disediakan usaha/kegiatan dan penyedia barang dan jasa alat SPARING kompatible dengan pusat
data di KLHK, sehingga data hasil pengukuran dapat diterima oleh pusat data KLHK.
UJI KELAIKAN/VALIDASI ALAT
• Berdasarkan Pasal 9 ayat (1) Peraturan Menteri LHK Nomor 93 tentang Pemantauan Kualitas air Limbah
Secara Terus Menerus dan Dalam Jaringan Bagi Usaha dan/atau Kegiatan yaitu Penanggung jawab usaha
dan/atau kegiatan wajib melakukan perawatan dan uji kelaikan Alat Sparing secara periodik. Peserta yang
mengikuti tahap ini terdiri dari usaha/kegiatan wajib SPARING dan penyedia barang dan jasa alat SPARING
seperti pada tahap uji konektivitas.
• Tujuan uji kelaikan atau uji validasi adalah untuk mengetahui tingkat akurasi dan presisi dari hasil data
pengujian yang dikeluarkan oleh sensor sesuai dengan SNI ISO 15839:2003 tentang Kualitas Air- Sensor/peralatan
analisis on-line untuk air – Spesifikasi dan Uji Kinerja. Uji kelaikan/uji validasi sekurang-kurangnya meliputi uji
presisi, akurasi, linearitas dan verifikasi (membandingkan hasil dengan metode analisis secara manual)
menggunakan laboratorium terakreditasi. Untuk sensor debit dilakukan kalibrasi oleh laboratorium kalibrasi
terakreditasi. Uji kelaikan/uji validasi untuk setiap parameter dilakukan menggunakan larutan standard CRM
atau larutan standar lainnya yang tertelusur SI Unit.
KETENTUAN UJI KELAIKAN/UJI VALIDASI
Hasil uji kelaikan/uji validasi untuk akurasi Uji kelaikan/uji validasi sensor tersebut
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
dilakukan sebagai berikut ini:
PT Ecostar Laboratory
a. Status tambang, aktif/reklamasi/pasca tambang a. Identifikasi lokasi berdasarkan pertimbangan keamanan dan
Penambangan atau keduanya) b. Apabila lokasi pada beban tertinggi tidak memiliki sinyal maka
c. Lokasi titik penaatan (complience point) yang telah dipasang pada titik penaatan yang memiliki beban terbesar
d. Rencana penetapan titik penaatan (complience point) sampai c. Pada saat kering atau tidak ada air limbah, maka untuk alat
dengan 5 tahun kedepan (menggunakan Matrik dan Peta sensor debit akan terevaluasi tidak ada debit
seperti pada Tabel 6.1) d. Apabila menghasilkan air limbah dengan debit tidak terus
e. Kondisi jaringan internet/GSM pada lokasi titik penaatan menerus (intermiten), maka menggunakan pengaturan 6.1.
Bagi usaha pertambangan dengan status reklamasi pasca tambang tetap wajib
melakukan pemasangan sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 3 tahun
2020
TABEL 6.1 LOKASI TITIK PENAATAN SAAT INI DAN
RENCANA PENETAPAN 5 TAHUN KEDEPAN
Lokasi Lokasi Titik Lokasi Titik Lokasi Lokasi Titik Lokasi Titik
Titik Penaatan Penaatan Titik Penaatan Penaatan
Penaatan 2021 2022 Penaatan 2024 2025
sat ini 2023
(2020)
Koordinat
Lintang
Koordinat
Bujur
Kondisi
jaringan
internet/GSM
SPARING USAHA/KEGIATAN EKSPLORASI DAN PRODUKSI (EP) MINYAK BUMI
DAN GAS
a. Perusahaan yang memiliki izin injeksi ke formasi batuan tidak diwajibkan memasang
dan mengoperasikan SPARING sebagaimana pada Permen-LHK No.93/2018 junto
80/2019
b. SPARING diwajibkan hanya untuk usaha/kegiatan Eksplorasi dan Produksi (EP) pada
pengolahan air terproduksi dari proses produksi migas di daratan (onshore) termasuk air
limbah yang berasal dari tank cleaning
c. Apabila menghasilkan air limbah dengan debit tidak terus menerus (intermiten), maka
menggunakan pengaturan pada Subbab 6.1.Debit pembuangan air limbah intermiten
SPARING UNTUK INDUSTRI MINYAK SAWIT
a. Industri Tekstil yang menghasilkan air limbah lebih besar sama atau dengan 1.000
m3/hari merupakan debit kumulatif atau gabungan air limbah dari seluruh proses yang
dilakukan pada industri tekstil (pemutihan, pencelupan, pencucian, netralisasi, desizing dan
mercerizing)
b.Pemasangan SPARING dilakukan pada Titik Penaatan dengan beban terbesar
Tabel 6.2 Form Isian Industri Menggunakan
PENERAPAN SPARING PADA INDUSTRI Sitem Tertutup
SISTEM TERTUTUP (CLOSED SISTEM)
Nama Perusahaan
Jenis Usaha/Kegiatan
a. Pada saat registrasi secara online usaha/kegiatan
melaporkan bahwa telah menerapkan sistem tertutup Alamat
• Yth.
1. Para Gubernur;
2. Para Bupati;
3. Para Wali kota;
4. Para Pimpinan Penanggung Jawab Usaha dan/atau Kegiatan;
•
•
• SURAT EDARAN
• NOMOR:
• TENTANG
•PETUNJUK TEKNIS PEMANTAUAN KUALITAS AIR LIMBAH SECARA TERUS MENERUS DAN DALAM JARINGAN
BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
•