MUTASI KEPEGAWAIAN
Penulis:
1. Aris Mutoyo, SH
2. Achmad Yusaq, SE
A. Latar Belakang
Manajemen sumber daya manusia, disingkat MSDM, adalah suatu ilmu atau
cara bagaimana mengatur hubungan dan peranan pegawai yang dimiliki oleh
masing-masing individu secara efisien dan efektif serta dapat digunakan secara
maksimal sehingga tercapai tujuan (goal) organisasi. MSDM didasari pada suatu
konsep bahwa setiap karyawan adalah manusia - bukan mesin - dan bukan semata
menjadi sumber daya bisnis. Untuk itu dalam pelaksanaanya MSDM perlu
menggabungkan beberapa bidang ilmu seperti psikologi, sosiologi, dll. Namun
demikian manusia tetap merupakan unsure utama dalam MSDM dalam rangka
mencapai sebuah tujuan dalam organisasi.
2
Dasar hukum dari pelaksanaan SAPK adalah UU ASN dan Instruksi
Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi
Nasional Pengembangan e-Government. Manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan
SAPK ini bagi BKN maupun instansi pemerintah antara lain:
1. Dapat mengontrol data PNS anatara BKN dan Instansi Pemerintah di seluruh
Indonesia.
2. Meyederhanakan proses manajemen kepegawaian
3. Mengoptimalkan proses administrasi kepegawaian sehingga bisa mencegah
kesalahan data kepegawaian.
4. Dapat diperoleh database kepegawaian yang akurat yang berguna sebagai bahan
perencanaan, pembinaan, pengembangan dan pengambilan kebijakan
manajemen kepegawaian.
Untuk itu maka ruang lingkup yang ada pada SAPK setidaknya meliputi
antara lain :
1. Aplikasi pengadaan PNS yaitu aplikasi yang berisi pengolahan data mengenai
pengadaan PNS meliputi pembuatan daftar usul permintaan NIP sampai
pencetakan surat keputusan pengangkatan menjadi CPNS.
2. Aplikasi kenaikan pangkat PNS yaitu aplikasi yang berisi pengolahan data
mengenai proses kenaikan pangkat PNS mulai dari usul sampai pencetakan surat
keputusan kenaikan pangkat.
3. Aplikasi pensiun PNS yaitu aplikasi yang berisi pengolahan data untuk
keperluan mutasi pemberhentian dengan hak pensiun.
4. Aplikasi mutasi lain-lain yaitu yang berisi pengolahan data kepegawaian untuk
keperluan pemutakhiran data melalui perubahan data pegawai yang mengalami
mutasi.
3
4. Sistem yang dibangun dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan instansi
pengguna seperti penyusunan Daftar Urut Kepangkatan (DUK), DP3,
Penggajian dan sebagainya.
Secara normatif lembaga dan personil yang mengelola SAPK ini adalah :
1. Badan Kepegawaian Negara (BKN) Pusat
2. Kantor Regional BKN
3. Biro Kepegawaian/ Badan/ bagian Kepegawaian Instansi.
Untuk menangani dan mengelola SAPK ini perlu didukung oleh tenaga-
tenaga/ personil yang memiliki kemampuan sebagai Pranata Komputer, Analis
Kepegawaian atau Operator komputer.
Sasaran yang hendak diperoleh dari pelaksanaan SAPK ini agar diperoleh
data informasi kepegawaian guna mendukung pelaksanaan mutasi kepegawaian
sebagai salah satu sarana pembinaan Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Dilihat dari statusnya, PNS merupakan Pegawai ASN yang diangkat sebagai
Pegawai tetap oleh Pejabat Pembina Kepegawaian dan memiliki nomor induk
pegawai secara nasional, sedangkan PPPK merupakan Pegawai ASN yang diangkat
4
sebagai pegawai dengan perjanjian kerja oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai
dengan kebutuhan instansi pemerintah dan ketentuan undang-undang ASN.
B. Deskripsi Singkat
Mata Diklat ini dimaksudkan untuk meningkatkan kompetensi peserta diklat
dalam melakukan kegiatan administrasi terkait dengan mutasi kepegawaian. Mata
Diklat ini membahas konsep tentang pengertian mutasi, mutasi kepegawaian dan
persyaratannya.
C. Hasil Belajar
Modul Mutasi Kepegawaian ini membekali para peserta Diklat Analis
Kepegawaian mengenai beberapa hal berkaitan dengan Pengertian Administrasi,
Jenis-jenis Mutasi Kepegawaian.
E. Materi Pokok
1. Pengertian Administrasi.
2. Jenis-jenis Mutasi Kepegawaian
3. Prosedur dan Persyaratan Mutasi Kepegawaian.
F. Manfaat
Manfaat modul Mutasi Kepegawaian ini dimaksudkan untuk membekali
para peserta diklat teknis Analisi Kepegawaian sebagai bagian dari Ilmu
Manajemen Sumber Daya Manusia dalam kaitannya mencapai tujuan organisasi.
5
BAB II
ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN
A. Pengertian Administrasi.
Kita sering mendengar kata administrasi, tapi apakah pengertian
administrasi ini?. Administrasi sering dikaitkan dengan pengaturan atau
pengurusan terhadap suatu bidang tertentu yang kemudian hasilnya akan
dibutuhkan pada bagian-bagian yang ada dalam sebuah organisasi.
Administrasi pada dasarnya adalah setiap kegiatan yang terdiri dari dari
pengaturan hingga pengurusan terhadap sekelompok orang yang memiliki berbagai
macam pekerjaan untuk mencapai sebuah tujuan bersama. Administrasi dapat
berjalan dengan dua atau banyak orang yang terlibat di dalamnya. Jika menarik
sebuah pengertian administrasi secara teori, banyak definisi administrasi yang di
kemukakan oleh beberapa orang.
Pendapat tentang pengertian administrasi menurut Sondang P.Siagian
adalah keseluruhan proses kerjasama antara dua orang atau lebih yang didasarkan
pada rasionalitas tertentu dalam rangka pencapaian tertentu secara berdayaguna
dan berhasilguna. Pendapat ini mengartikan bahwa segala pemikiran dan tindakan
sebelum dilaksanakan seyogyanya terlebih dahulu diputuskan berdasarkan pada
komitmen atau kesepakatan semua anggota yang ada di dalamnya.
Hadari Nawawi merumuskan bahwa Administrasi adalah rangkaian kegiatan
pengendalian sejumlah orang agar berlangsung efektif. Dari pendapat ini dapat
diartikan bahwa betapa pentingnya ajaran moralitas dan etika administrasi dalam
kehidupan manusia, karena sesungguhnya administrasi ada dalam setiap kehidupan
manusia.
6
Dari beberapa pengertian tersebut diatas maka dapat disimpulkan pengertian
Administrasi adalah kegiatan untuk menjalankan fungsi manajemen dalam rangka
untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Secara umum, pengertian Administrasi dapat dibagi menjadi 2 (dua) yaitu :
1. Pengertian Administrasi dalam arti sempit yaitu kegiatan yang meliputi catat-
mencatat, surat-menyurat, pembukuan ringan, ketik-mengetik, mengagenda dan
sebagainya yang bersifat teknis ketatausahaan (Soewarno Handayaningrat ).
2. Pengertian Administrasi dalam arti luas adalah seluruh proses kerja sama antara
dua orang atau lebih dalam mencapai tujuan dengan memanfaatkan sarana
prasarana tertentu secara berdaya guna dan berhasil guna (The Liang Gie ).
B. Fungsi Administrasi.
1. Fungsi perencanaan
Pada proses perencanaan daam organisasi pada umumnya menyangkut
terhadap keputusan, baik untuk meramalkan dan juga eksekusi keputusan tersebut.
Dalam memperkirakan apa yang akan terjadi di masa datang, dilakukan
berdasarkan apa yang terjadi di masa masa lalu dan masa kini. Semakin lengkap
7
administrasi data yang diperoleh dan digunakan, maka akan semakin tepat
penafsiran terhadap ketepatan perkiraan perencanaan.
2. Fungsi pengorganisasian
Pada dasarnya fungsi administrasi adalah usaha yang dilakukan untuk
mengembangkan mata rantai pada hubungan kerja (formal) dan pembagian di
dalam organisasi atau lembaga. Untuk mencapai ini, pengorganisasian harus tepat
dengan melibatkan usaha identifikasi terhadap setiap tugas-tugas yang akan
dilaksanakan, mengelompokkan tugas-tugas sehingga merupakan satuan-satuan,
untuk menetapkan wewenang yang diperlukan. Kegiatan yang mengatur tentang
wewenang ini biasa disebut dengan Adminitrasi Publik.
C. Administrasi Kepegawaian
Istilah Administrasi Kepegawaian atau personnel administration di Amerika
serikat dipergunakan dalam bidang pemerintahan, sedangkan personnel
management dipergunakan dalam bidang bisnis. Di Indonesia ada kecenderungan
menggunakan istilah manajemen kepegawaian (personnel management), baik
dalam bidang pemerintahan maupun dalam bidang bisnis.
1. Paul Pigors: Administrasi Kepegawaian adalah suatu kecakapan atau seni dari
perolehan, pengembangan dan pemeliharaan angkatan kerja, sedemikian rupa
untuk melaksanakan fungsi-fungsi dengan seefisien dan seefektif mungkin.
2. The Liang Gie: Administrasi Kepegawaian adalah segenap aktivitas yang
bersangkut paut dengan penggunaan tenaga kerja untuk mencapai tujuan
tertentu. masalah pokoknya berkisar pada hal penerimaan, pengangkatan,
pengembangan, balas jasa sampai pada pemberhentian.
8
D. Pendekatan Administrasi Kepegawaian
Rumusan mengenai administrasi kepegawaian sangat banyak, namun
pendekatan dalam administrasi kepegawaian secara umum dapat dibedakan menjadi
3 (tiga) hal yaitu:
1. Pendekatan kepartaian:
Pendekatan ini terutama didasarkan atas perjuangan kaum politikus.
Pengangkatan seseorang untuk memangku jabatan didasarkan atas perjuangan
partai.
2. Pendekatan Daya Guna
Pendekatan ini terutama didasarkan atas daya guna, maksudnya pengangkatan
seseorang untuk memangku jabatannya didasarkan atas kecakapan atau
keahliannya.
3. Pendekatan Hubungan antar manusia
Pendekatan ini timbul sebagai akibat yang tidak memuaskan dari pendekatan
daya guna yang kurang memperhatikan faktor hubungan antar manusia dalam
administrasi. Sebagai bagian dari gerakan manajemen ilmiah, administrasi
kepegawaian tidak luput dari kritik-kritik antara lain dalam mencapai daya guna
terlalu menitikberatkan pada barang-barang mati, penekanan pada prosedur-
prosedur, bahan-bahan, bentuk-bentuk dan mengabaikan barang-barang
hidupnya, yakni manusia-manusianya. Dengan pendekatan hubungan antar
manusia ini tidak berarti bahwa faktor kecakapan ditinggalkan. Hanya pada
pendekatan ini perhatian lebih banyak dicurahkan kepada faktor hubungan antar
manusia.
Dari uraian tersebut diatas maka terlihat oleh kita betapa administrasi
kepegawaian memiliki peran penting dalam manajemen yang dilakukan oleh para
administrator (1. orang yang menyelenggarakan tata usaha, 2. pimpinan suatu
perusahaan (organisasi:pen): WJS.Poerwadarminta), adalah Pegawai Negeri Sipil
(PNS) selaku pelaksana tugas pemerintahan baik di tingkat pusat maupun daerah,
artinya keberadaan PNS tersebut tersebar baik di tingkat Pusat maupun Daerah,
yang fungsi utamanya antara lain adalah sebagai pelaksana pembangunan dan
pelaksana peraturan (rules aplication).
10
Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 18
Tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan Tata Naskah Kepegawaian PNS, ruang
lingkup pengelolaan Tata Naskah tersebut meliputi pengelolaan tata naskah dalam
bentuk fisik maupun dalam bentuk image document. Agar dapat mengelolaTata
Naskah berdasarkan pedoman tersebut pembaca diharapkan mampu memahami
pengertian-pengertian sebagai berikut :
12
21. Instansi adalah Instansi Pemerintah Pusat dan Instansi Pemerintah Daerah
Provinsi/Kabupaten/Kota.
22. Aplikasi adalah program komputer yang disusun sedemikian rupa untuk tujuan
tertentu dalam sistem pengolahan bahasa pemograman.
23. Aplikasi Pemindai adalah modul program yang dipakai untuk proses pemindai
dokumen atau proses pemindaian dokumen fisik ke bentuk image document.
24. Aplikasi Pengelolaan Informasi Tata Naskah adalah modul program yang
dipakai untuk proses penyajian informasi tata naskah secara elektronik.
25. Server adalah suatu personal computer yang mempunyai spesifikasi lebih
cepat/tinggi untuk mengatur dan mengelola suatu jaringan/network.
13
k. Surat Keputusan Kenaikan Pangkat PNS sebagai Realisasi Nota Persetujuan
Kepala Badan Kepegawaian Negara dan Surat Keputusan Kenaikan
Pangkat yang diterbitkan oleh Badan Kepegawaian Negara;
l. Surat Keputusan Mutasi lain-lain PNS sebagai Realisasi Nota Persetujuan
Kepala Badan Kepegawaian Negara;
m. Penetapan Angka Kredit (PAK);
n. Berita Acara Pelantikan dalam Jabatan
o. Surat Keputusan Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian dalam dan
dari Jabatan;
p. Surat Pernyataan Menduduki Jabatan;
q. Surat Keputusan Pindah Wilayah Kerja;
r. Nota Persetujuan Kepala Badan Kepegawaian Negara tentang Perpindahan
Antar Instansi;
s. Surat Keputusan Pindah Antar Instansi sebagai Realisasi Nota Persetujuan
Kepala Badan Kepegawaian Negara yang diterbitkan oleh pimpinan
instansi;
t. Nota Persetujuan Kepala Badan Kepegawaian Negara tentang Peninjauan
Masa Kerja;
u. Surat Keputusan Peninjauan Masa Kerja sebagai Realisasi dari Nota
Persetujuan Kepala Badan Kepegawaian Negara yang diterbitkan oleh
Pimpinan Instansi;
v. Nota Persetujuan Kepala Badan Kepegawaian Negara tentang Cuti di Luar
Tanggungan Negara;
w. Surat Keputusan Cuti di Luar Tanggungan Negara sebagai realisasi dari
Nota Persetujuan Kepala Badan Kepegawaian Negara yang diterbitkan oleh
Pimpinan Instansi;
x. Nota Persetujuan Kepala Badan Kepegawaian Negara tentang Pengaktifan
Kembali Setelah Menjalankan Cuti di Luar Tanggungan Negara;
y. Surat Keputusan Pengaktifan Kembali Setelah Menjalankan Cuti di Luar
Tanggungan Negara;
z. Nota Persetujuan Kepala Badan Kepegawaian Negara tentang Perbantuan
pada Daerah Otonomi/Instansi lain;
aa. Surat Keputusan Perbantuan kepada Daerah Otonom/Instansi lain sebagai
realisasi dari Nota Persetujuan Kepala Badan Kepegawaian Negara yang
diterbitkan oleh Pimpinan Instansi;
bb. Surat Keputusan Penarikan dari Perbantuan;
cc. Surat Keputusan Diperkerjakan pada Daerah Otonom/Instansi lain;
dd. Surat Keputusan Penarikan dari Diperkerjakan;
ee. Surat Keputusan Hukuman Disiplin;
14
ff. Surat Keputusan Pengangkatan Kembali dari Pemberhentian sebagai
Pejabat Negara;
gg. Surat Keputusan Pembebasan dari Jabatan Organik;
hh. Surat Keputusan Pemberhentian Sementara;
ii. Surat Keputusan Pengaktifan Kembali dari Pemberhentian Sementara;
jj. Laporan Pegawai yang hilang;
kk. Laporan Kembalinya PNS yang hilang;
ll. Surat Keputusan Pemberian Uang Tunggu;
mm. Surat Keputusan Penggantian/Perubahan nama;
nn. Surat Keputusan Penetapan Tanggal Lahir;
oo. Tanda Lulus Mengikuti Pendidikan Kedinasan;
pp. Tanda Lulus Mengikuti Pendidikan dan Pelatihan/ Penataran/Kursus;
qq. Surat Keputusan Tugas Belajar Pendidikan Umum;
rr. Surat Tanda Lulus/Ijazah Pendidikan Umum;
ss. Laporan Peningkatan Pendidikan;
tt. Laporan Perkawinan Pertama/Kedua/Ketiga/Perceraian;
uu. Laporan Kelahiran/Kematian Anak;
vv. Surat Keterangan Pengangkatan Anak;
ww. Surat Izin untuk Melangsungkan Perceraian;
xx. Laporan Kematian Suami/Istri;
yy. Surat Keputusan Tanda Kehormatan/Tanda Jasa;
zz. Surat Keputusan Penyesuaian Gaji Pokok;
aaa. Surat Keputusan Penyesuaian Jabatan bagi PNS yang Menduduki Jabatan
Fungsional Tertentu;
bbb. Surat Keputusan Pengangkatan PNS dalam Pangkat Lokal;
ccc. Hasil Pendataan Ulang PNS Juli 2003;
ddd. Surat Keputusan Konversi NIP;
eee. Surat Keputusan Meninggal Dunia;
fff. Surat Keputusan Pemberhentian;
ggg. Surat Keputusan Kenaikan Pangkat Pengabdian; dan
hhh. Surat Keputusan Pensiun.
15
2. Prosedur Pencatatan Dokumen Kepegawaian PNS
Pelaksanaan kegiatan pencatatan dokumen kepegawaian PNS yang disimpan dalam
bentuk dokumen fisik, meliputi pemeriksaan (verifikasi) dan validasi.
a. Pemeriksaan (verifikasi) dokumen kepegawaian PNS
1) Verifikator melaksanakan kegiatan menerima, menyortir, menge-
lompokkan perjenis dokumen pertahun lahir, mencocokkan dokumen
dengan database;
2) Mendistribusikan dokumen kepegawaian kepada Pengelola Tata Naskah;
dan
3) Membuat laporan.
b. Validasi dokumen kepegawaian PNS
1) Pengelola Tata Naskah melaksanakan kegiatan menerima, menyortir dan
mengelompokkan dokumen kepegawaian pertahun lahir, meneliti,
mencatat jenis mutasi kepegawaian ke dalam Daftar Isi dan Kartu Induk,
serta memasukkan dokumen kepegawaian ke dalam sampul bening dan
sampul tata naskah; dan
2) Melaporkan permasalahan dokumen kepegawaian kepada atasannya.
16
c. Menyimpan tata naskah ke dalam lemari penyimpanan tata naskah sesuai dengan
urutan NIP; dan
d. Membuat laporan.
18
2) Unit kerja pengelola Tata Naskah Kepegawaian PNS wajib mengingatkan
kepada instansi/unit kerja peminjam bahwa jangka waktu peminjaman telah
habis; dan
3) Unit kerja pengelola Tata Naskah Kepegawaian PNS mengembalikan
dokumen kepegawaian sesuai dengan tata letak tata naskah sesuai dengan
urutan NIP, dan mencatat pada buku pengendalian.
19
6. Pengelolaan Takah dalam bentuk Image document..
Jenis Dokumen Kepegawaian PNS yang dipindai, meliputi :
a. Tahap pra-scanning
20
b. Tahap scanning
Petugas scanning melaksanakan kegiatan :
1) Menerima dan menandatangani bukti pengiriman dokumen;
2) Memindai dokumen yang telah dikelompokan;
3) Melakukan scanning dokumen dengan menggunakan aplikasi yang tata
caranya dibuat menurut contoh sebagaimana tersebut dalam Anak Lampiran
8 Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara ini;
4) Memberikan nama jenis dokumen pada image document hasil perekaman
sesuai dengan format penamaan jenis dokumen;
5) Mengendalikan jenis dokumen yang telah discan dalam formulir
pengendalian;
6) Menandatangani formulir pengendalian;
7) Mengembalikan dokumen yang telah di scanning ke pengelola tata naskah;
dan
8) Membuat laporan.
21
c. Menghapus dokumen;
d. Memindahkan dokumen;
e. Pengelolaan jenis dokumen;
f. Riwayat aktifitas dokumen elektronik;
g. Pengelolaan dokumen; dan
h. Peminjaman dokumen.
Tata cara penggunaan Aplikasi DMS dibuat menurut contoh sebagaimana tersebut
dalam Anak Lampiran 9 Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 18
Tahun 2011.
a. data/dokumen kepegawaian;
b. legalisasi dokumen kepegawaian sesuai dengan dokumen yang tersimpan
dalam tata naskah; dan
c. menyajikan informasi Tata Naskah Kepegawaian PNS dengan menggunakan
aplikasi yang dibuat menurut contoh sebagaimana tersebut dalam Anak
Lampiran 10 Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara ini.
22
d. Barcode reader dengan spesifikasi minimal yang dapat menggunakan contoh
sebagaimana tersebut dalam Anak Lampiran 14 Peraturan Kepala Badan
Kepegawaian Negara .
e. Server dengan spesifikasi minimal yang dapat menggunakan contoh
sebagaimana tersebut dalam Anak Lampiran 15 Peraturan Kepala Badan
Kepegawaian Negara ini;
f. Switch/Hub
g. Kabel data;
h. USB;
i. External Disk;
j. Aplikasi;
k. Kertas; dan
l. Toner.
G. Rangkuman
Salah satu tujuan dari pengelolaan Tata Naskah Kepegawaian Pegawai
Negeri Sipil adalah sebagai upaya terwujudnya system informasi kepegawaian yang
terintegrasi secara nasional dan pelayanan informasi kepegawaian secara efisien
dan efektif. Ruang lingkup pengelolaan Tata Naskah Kepegawaian Pegawai Negeri
Sipil ini meliputi pengelolaan tata naskah dalam bentuk dokumen fisik dan
pengelolaan tata naskah dalam bentuk image document.
23
BAB III
MUTASI KEPEGAWAIAN
A. Pengertian Mutasi
Perkembangan organisasi dan perubahan karier Pegawai Negeri Sipil
mengakibatkan perubahan status kepegawaian seseorang. Perubahan status ini biasa
ditandai dengan Mutasi sebagai usaha menempatkan pegawai pada pekerjaan dan
jabatan yang sesuai dengan kecakapan dan kemampuannya (the right an in the right
place).
24
Terkait dengan hal tersebut mutasi juga termasuk pemindahan pegawai
dari atau ke Instansi di lingkungan Pemerintahan termasuk :
1. Pemindahan antar Kabupaten/ Kota dalam satu Provinsi.
2. Pemindahan dari Kabupaten / Kota ke Provinsi atau sebaliknya
3. Pemindahan antar Kabupaten kota luar Provinsi
4. Pemindahan dari Kabupaten / Kota atau Propinsi ke Pusat atau sebaliknya ;
5. Pemindahan antar unit kerja dalam satu organisasi.
Mutasi atau pemindahan pegawai ini dapat terjadi karena dua hal yaitu
Keinginan pegawai itu sendiri, misalnya: Pegawai yang bersangkutan merasa tidak
sesuai dengan bidang tugasnya atau jabatannya dan/atau dikarenakan kebutuhan
organisasi seperti rotasi, promosi atau hukuman. Hal ini sejalan dengan pasal 73
Undang-undang Aparatur Sipil Negara dinyatakan antara lain sebagai berikut :
1. Setiap PNS dapat dimutasi tugas dan/atau lokasi dalam 1 (satu) Instansi Pusat,
antar-Instansi Pusat, 1 (satu) Instansi Daerah, antar-Instansi Daerah, antar-
Instansi Pusat dan Instansi Daerah, dan ke perwakilan Negara Kesatuan
Republik Indonesia di luar negeri. Mutasi PNS dalam satu Instansi Pusat atau
Instansi Daerah ini dilakukan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian.
2. Mutasi PNS antar kabupaten/kota dalam satu provinsi ditetapkan oleh gubernur
setelah memperoleh pertimbangan kepala BKN.
3. Mutasi PNS antar kabupaten/kota antar provinsi, dan antar provinsi ditetapkan
oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam negeri setelah
memperoleh pertimbangan kepala BKN.
25
Undang-undang ASN ini memberikan pengertian mutasi terbatas pada
perpindahan lokasi kerja baik dalam maupun keluar instansi baik antar-Instansi
Pusat, 1 (satu) Instansi Daerah, antar-Instansi Daerah, antar-Instansi Pusat dan
Instansi Daerah, dan ke perwakilan Negara Kesatuan Republik Indonesia di luar
negeri. Dalam kaitan ini, dalam bahasan modul ini pengertian mutasi akan
disinggung dari aspek adminsitrasi yaitu tujuan, jenis-jenis mutasi kepegawaian,
dan syarat-syaratnya dalam rangka pembinaan Pegawai Negeri Sipil.
B. Tujuan Mutasi
Ditinjau dari tujuannya mutasi adalah :
1. Sebagai upaya meningkatkan prestasi (production transfer) karena kinerja
ditempat terdahulu menurun.
2. Sebagai upaya menggantikan pegawai yang berhenti dalam posisi yang sama
yang dipangku sebelumnya (Replacement transfer).
3. Sebagai upaya meningkatkan kemampuan dan pengetahuan dalam posisi jabatan
yang lama dengan jabatan yang baru (Versality Transfer).
4. Shift transfer yaitu mutasi dalam jabatan yang sama, tetapi berbeda shift,
misalnya shift A malam ke shift B (siang).
5. Remedial transfer yaitu mutasi pegawai ke bagian mana saja untuk memupuk
dan memperbaiki kerjasama antar pegawai.
6. Temporary transfer yaitu mutasi yang bersifat sementara untuk menggantikan
pegawai yang berhalangan.
1. Seniority System
Adalah mutasi yang didasarkan atau landasan masa kerja, usia, dan pengalaman
kerja dari pegawai yang bersangkutan. Sistem mutasi ini tidak objektif karena
26
kecakapan orang yang dimutasikan berdasarkan senioritas belum tentu mampu
menduduki jabatan yang baru.
2. Spoil System
Adalah mutasi yang didasarkan atas landasan kekeluargaan. Sistem mutasi ini
kurang baik karena didasarkan atas pertimbangan suka atau tidak suka.
3. Merit System
Adalah mutasi pegawai yang didasarkan atas landasan yang bersifat ilmiah,
objektif dan hasil prestasi kerja. Merit system ini merupakan dasar mutasi yang
baik karena :
a. Output dan produktivitas kerja meningkat.
b. Semangat kerja meningkat.
c. Jumlah kesalahan yang diperbuat menurun.
d. Absensi karyawan semakin baik.
e. Disiplin karyawan semakin baik.
f. Jumlah kecelakaan akan menurun.
Salah satu bentuk dari pengembangan terhadap pegawai negeri sipil adalah
mutasi kepegawaian sebagai penjelmaan/ perwujudan dari dianamika organisasi
yang dijadikan sebagai salah satu cara untuk mencapai tujuan organisasi.
Adapun jenis-jenis mutasi dibidang kepegawaian antara lain adalah sebagai berikut:
1. Mutasi Cuti Luar Tanggungan Negara
2. Mutasi CPNS
3. Mutasi Diklat
4. Mutasi Hukuman
5. Mutasi Jabatan
6. Mutasi Keluarga
7. Mutasi Karpeg
8. Mutasi Pendidikan
9. Mutasi Penghargaan
10. Mutasi Pindah Wilayah Kerja
11. Mutasi Pemberhentian
12. Mutasi Pindah Instansi
13. Mutasi Peninjauan Masa Kerja
14. Mutasi Berita Acara Pengambilan Sumpah/ Janji PNS
15. Mutasi Kenaikan Pangkat
16. Mutasi Pensiun
17. Mutasi Pegawai Baru
Ditilik dari latar belakang yang mendasari terjadinya mutasi ini dapat
dibedakan menjadi 2 hal yaitu mutasi yang disebabkan oleh alasan internal PNS
seperti karena pelaksanaan cuti dan perkawinan serta karena alasan yang
disebabkan oleh kegiatan manajemen yang dilakukan oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian.
28
D. Rangkuman
Mutasi adalah usaha menempatkan pegawai pada pekerjaan dan jabatan
yang sesuai mutasi dan promosi dengan kecakapan dan kemampuannya. Beberapa
alasan, antara lain : kemempuan kerja, rasa tanggung jawab kesengan dan
sebagainya. Agar mutasi yang dilaksanakan dapat meningkatkan efektifitas dan
efisiensi maka perlu adanya evaluasi pada setiap pekerja terus-menerus secara
obyektif.
Mutasi atau pemindahan pegawai dapat terjadi karena dua hal yaitu:
1. Keinginan pegawai itu sendiri, misalnya:
a. Pegawai yang bersangkutan merasa tidak sesuai dengan bidang tugasnya atau
jabatannya.
b. Pegawai yang bersangkutan merasa tidak sesuai dengan teman sekerjanya
atau dengan atasannya
c. Pegawai yang bersangkutan merasa bahwa tempat atau lingkungan keja tidak
sesuai dengan kondisi fisik atau keinginannya.
29
2. Mutasi promosi adalah mutasi yang diikuti dengan kenaikan jabatan. Tugas dan
tanggung jawab seorang pegawai yang mendapat mutasi ini bertambah besar.
Mutasi ini dilakukan dengan tujuan ;
a. Mengisi suatu formasi jabatan dengan mengambil sumber tenaga dari dalam
b. Membina karier pegawai
c. Mengembangkan kemampuan pegawai.
Macam-Macam Mutasi
Ditinjau dari tujuan dan maksud mutasi :
1. Production transfer yaitu mutasi dalam jabatan yang sama karena produksi di
tempat terdahulu menurun.
2. Replacement transfer yaitu mutasi dari jabatan yang sudah lama dipegang ke
jabatan yang sama di unit/bagian lain, untuk menggantikan pegawai yang belum
lama bekerja atau pegawai yang diberhentikan.
3. Versatility transfer yaitu mutasi dari jabatan yang satu ke jabatan yang lain
untuk menambah pengetahuan pegawai yang bersangkutan
4. Shift transfer yaitu mutasi dalam jabatan yang sama, tetapi berbeda shift,
misalnya shift A (malam) ke shift B (siang).
5. Remedial transfer yaitu mutasi pegawai ke bagian mana saja, dengan tujuan
untuk memupuk atau untuk memperbaiki kerjasama antar pegawai.
30
BAB IV
JENIS-JENIS MUTASI KEPEGAWAIAN
DAN PERSYARATANNYA
31
A. Mutasi Cuti diluar Tanggungan Negara.
Berdasarkan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 tentang
Cuti Pegawai Negeri Sipil, terdapat 6 jenis cuti antara lain adalah :
1. Cuti Tahunan
2. Cuti Sakit
3. Cuti Bersalin
4. Cuti Besar
5. Cuti Karena Alasan Penting, dan
6. Cuti diluar Tanggungan Negara.
33
14. Persyaratan Adminsitratif Pengajuan Cuti diluar Tanggungan Negara adalah
sebagai berikut :
a. Surat Pengantar dari Instansi
b. Fotocopy SK CPNS yang dilegalisir
c. Fotocopy SK terakhir yang dilegalisir
d. Surat ijin dari atasan langsung
e. Surat Keterangan/ alasan untuk menjalani CLTN.
Pemberian NIP bagi Pegawai Negeri Sipil ini ditetapkan secara kolektif
dengan Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara setelah melakukan
Pendataan Ulang Pegawai Negeri Sipil yang untuk selanjutnya disingkat PUPNS
adalah pemutakhiran data kepegawaian yang diselenggarakan oleh Pemerintah pada
bulan Juli 2003. Bagi Calon Pegawai Negeri Sipil yang diangkat setelah berlakunya
Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara seperti disebutkan diatas, NIP Calon
34
Pegawai Negeri Sipil ditetapkan bersamaan dengan permintaan penetapan NIP
pengangkatannya sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil.
Pasal 63 dan 64, UU ASN menyatakan bahwa Calon PNS wajib menjalani
masa percobaan selama 1 (satu) tahun. Masa Percobaan tersebut dilaksanakan
melalui proses pendidikan dan pelatihan terintegrasi untuk membangun integritas
moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter
kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme
serta kompetensi bidang. Calon Pegawai Negeri Sipil untuk dapat diangkat menjadi
Pegawai Negeri Sipil harus lulus pendidikan dan pelatihan serta sehat jasmani dan
rohani.
Setiap calon PNS pada saat diangkat menjadi PNS wajib mengucapkan
sumpah/janji sebagai berikut :
35
b. Cacat, diangkat sebagai PNS terhitung mulai tanggal 1 bulan surat keterangan
Tim Penguji Kesehatan yang menyatakan bahwa yang bersangkutan tidak dapat
bekerja pada semua jabatan negeri, diberikan Kenaikan Pangkat Pengabdian
terhitung mulai tanggal dinyatakan cacat karena dinas dan tidak bisa lagi bekerja
pada semua jabatan negeri dan diberhentikan pada akhir bulan.
36
3. Pemberhentian Calon Pegawai Negeri Sipil
Calon PNS diberhentikan dengan hormat, bila :
a. mengajukan permohonan berhenti
b. tidak memenuhi syarat kesehatan
c. tidak lulus pendidikan dan pelatihan prajabatan
d. tidak menunjukkan kecakapan dalam melaksanakan tugas
e. menunjukkan sikap dan budi pekerti yang tidak baik yang dapat mengganggu
lingkungan pekerjaan
f. dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang
g. menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik dan telah mengajukan surat
permohonan berhenti secara tertulis kepada pejabat pembina kepegawaian .
h. 1 (satu) bulan setelah diterimanya keputusan pengangkatan Calon PNS tidak
melapor dan melaksanakan tugas, kecuali bukan karena kesalahan yang
bersangkutan.
37
C. Mutasi Kartu Pegawai
Kartu Pegawai Negeri Sipil adalah Identitas Pegawai Negeri Sipil yang
berlaku selama yang bersangkutan menjadi Pegawai Negeri Sipil. Tujuan
ditetapkan Karpeg adalah untuk memberikan jaminan pada pemegang bahwa
pemegangnya adalah seorang Pegawai Negeri Sipil. Disamping itu Karpeg Sebagai
identitas juga berguna sebagai Kartu Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil, dan
keperluan administrasi kepagawaian lainnya seperti Kenaikan pangkat, Pensiun dan
lain-lain.
Gambar 1
Contoh Prosedur/Mekanisme Pengurusan Kartu Pegawai Negeri Sipil (KARPEG)
39
4. Daftar Riwayat Hidup/Daftar Riwayat Pekerjaan.
5. Salinan Sah STTB/Ijazah/Diploma/Akta yang dapat digunakan pada saat
bekerja dipemerintah/swasta.
6. Salinan sah Surat Keputusan Pengangkatan sebagai Calon Pegawai Negeri
Sipil (CPNS).
7. Salinan sah Surat Keputusan Pengangkatan dan Pemberhentian sebagai bukti
pengalaman kerja yang diperoleh.
8. Salinan sah Surat Keputusan Pengangkatan dalam pangkat terakhir.
9. Pengalaman kerja yang didapat dari Swasta yang dapat diperhitungkan
menjadi masa kerja golongan adalah pengalaman kerja yang diperoleh dari
swasta yang berbadan hukum.
10. Pengalaman kerja tersebut didapat secara terus menerus tanpa terputus.
Peninjauan Masa Kerja yang diperoleh dari Masa Bakti Veteran dan masa
kerja sebagai penghargaan dalam perjuangan.
Persyaratan :
1. Status sebagai CPNS/PNS.
2. CPNS/PNS yang bersangkutan dinyatakan sebagai pejuang bagi Negara
Republik Indonesia
3. Bagi masa bakti veteran yang diajukan untuk diperhitungkan 2 kali, hanya
dapat diperhitungkan apabila telah melalui Heregestrasi yang dilakukan
Baminvet/Pucatsatnas.
4. Masa bakti yang dapat diperhitungkan 2 kali : Masa bakti veteran perjuangan
kemerdekaan antara tanggal 17 Agustus 1945 s.d 27 Desember 1949 (maksimal
4 thn 4 bln x 2 = 8 thn 8 bln).
40
E. Mutasi Pensiun
Sebagaimana dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah nomor 32 Tahun
1979 tentang Pemberhentian Pegawai negeri Sipil, terdapat 8 alasan yang
digunakan untuk pemberhentian antara lain adalah sebagai berikut :
a) Pemberhentian Atas Permintaan Sendiri
b) Pemberhentian Karena Mencapai Batas Usia Pensiun
c) Pembehentian Karena Adanya Penyederhanaan Organisasi
d) Pemberhentian Karena Melakukan Pelanggaran/Tindak/Penyelewengan
e) Pemberhentian Karena Tidak Cakap Jasmani Atau Rohani
f) Pemberhentian Karena Meninggalkan Tugas
g) Pemberhentian Karena Meninggal Dunia Atau Hilang
h) Pemberhentian karena hal-hal lain.
41
penghargaan, maka kenaikan pangkat harus diberikan tepat pada waktunya dan tepat
kepada orangnya. Susunan Pangkat dan Goloongan Ruang Pegawai Negeri Sipil
Susunan pangkat serta golongan ruang Pegawai Negeri Sipil sebagai berikut:
1. Juru Muda, Ia
2. Juru Muda Tingkat 1, Ib
3. Juru, Ic
4. Juru Tingkat 1, Id
5. Pengatur Muda, IIa
6. Pengatur Muda Tingkat 1, IIb
7. Pengatur, IIc
8. Pengatur Tingkat 1, IId
9. Penata Muda, IIIa
10. Penata Muda Tingkat 1, IIIb
11. Penata, IIIc
12. Penata Tingkat 1, IIId
13. Pembina, IVa
14. Pembina Tingkat 1, IVb
15. Pembina Utama Muda, IVc
16. Pembina Utama Madya, IVd
17. Pembina Utama, IVe
Setiap pegawai baru yang dilantik atau diputuskan sebagai Pegawai Negeri
Sipil / PNS baik di pemerintah pusat maupun daerah akan diberikan Nomor Induk
Pegawai atau NIP yang berjumlah 18 digit angka, golongan dan pangkat sesuai
dengan tingkat pendidikan yang diakui sebagai mana berikut di bawah ini :
1. Pegawai baru lulusan SD atau sederajat = I/a
2. Pegawai baru lulusan SMP atau sederajat = I/c
3. Pegawai baru lulusan SMA atau sederajat = II/a
4. Pegawai baru lulusan D1/D2 atau sederajat = II/b
5. Pegawai baru lulusan D3 atau sederajat = II/c
6. Pegawai baru lulusan S1 atau sederajat = III/a
7. Pegawai baru lulusan S2 sederajad/S1 Kedokteran/S1 Apoteker = III/b
8. Pegawai baru lulusan S3 atau sederajat = III/c
44
b. Sekurang-kurangnya telah 1 tahun dalam jabatan struktural yang
didudukinya; dan
c. Setiap unsur penilaian prestasi kerja/DP-3 sekurang-kurangnya bernilai baik
dalam 2 tahun terakhir. Ketentuan sekurang-kurangnya 1 tahun dalam jabatan
struktural yang didudukinya sebagaimana dimaksud yaitu :
1) Dihitung sejak yang bersangkutan dilantik dalam jabatan yang definitif.
2) Bersifat kumulatif lebih dari 1 jabatan struktural tetapi tidak terputus
dalam tingkat jabatan struktural yang sama.
Bagi Pegawai Negeri Sipil yang telah memiliki surat tanda tamat
belajar/ijazah yang diperoleh sebelum yang bersangkutan diangkat menjadi
Calon Pegawai Negeri Sipil, berlaku ketentuan mengenai kenaikan pangkat bagi
Pegawai Negeri Sipil yang memperoleh surat tanda tamat belajar/ijazah atau
diploma. Ujian penyesuaian ijazah bagi Pegawai Negeri Sipil yang memperoleh
STTB/ljazah/Diploma Ujian kenaikan pangkat penyesuaian ijazah berpedoman
kepada materi ujian penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan
tingkat ijazah yang diperoleh dan substansi yang berhubungan dengan tugas
46
pokoknya. Pelaksanaan ujian kenaikan pangkat tersebut diatur lebih lanjut oleh
instansi masing-masing. Kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil yang
melaksanakan tugas belajar Pegawai Negeri Sipil yang ditugaskan untuk
mengikuti tugas belajar merupakan tenaga terpilih yang dipandang cakap dan
dapat dikembangkan untuk menduduki suatu jabatan, oleh sebab itu selama
mengikuti tugas belajar wajib dibina kenaikan pangkatnya.
Pegawai Negeri Sipil yang telah selesai melaksanakan tugas belajar dan
memperoleh STTB/ ijazah/ diploma pendidikan yang diikutinya, dapat diberikan
kenaikan pangkat menurut ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Kenaikan pangkat bagi Pegawai Negeri Sipil yang melaksanakan tugas belajar,
baru dapat diberikan apabila:
1. Sekurang-kurang telah 1 tahun dalam pangkat terakhir; dan
2. Setiap unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik dalam
1 tahun terakhir.
47
Pegawai Negeri Sipil yang dipekerjakan atau diperbantukan di luar
instansi induknya dan diangkat dalam jabatan pimpinan yang ditetapkan
persamaan eselonnya, dapat diberikan kenaikan pangkat setiap kali setingkat
lebih tinggi, apabila :
1. Sekurang-kurangnya telah 4 tahun dalam pangkat terakhir,
2. Setiap unsur penilaian prestasi kerja/DP-3 sekurang-kurangnya bernilai baik
dalam 2 tahun terakhir, dan
3. Masih dalam pangkat yang ditetapkan untuk eselon jabatannya. Kenaikan
pangkat Pegawai Negeri Sipil yang dipekerjakan atau diperbantukan di luar
instansi mduk hanya dapat diberikan sebanyak-banyaknya 3 kali, kecuali bagi
yang dipekerjakan atau diperbantukan pada lembaga kependidikan, sosial,
kesehatan, dan perusahaan jawatan. Pegawai Negeri Sipil yang dipekerjakan
atau diperbantukan di luar instansi induknya dan yang menduduki jabatan
fungsional tertentu untuk kenaikan pangkatnya harus memenuhi angka kredit,
disamping syarat-syarat untuk kenaikan pangkat berdasarkan ketentuan yang
berlaku.
Kenaikan pangkat anumerta ditetapkan berlaku mulai tanggal, bulan dan tahun
Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan tewas.
48
Pemberian kenaikan pangkat anumerta harus diusahakan sebelum
Pegawai Negeri Sipil yang tewas dimakamkan dan surat keputusan kenaikan
pangkat anumerta tersebut hendaknya dibacakan pada waktu upacara
pemakaman. Untuk menjamin agar pemberian kenaikan pangkat anumerta dapat
diberikan sebelum Pegawai Negeri Sipil yang tewas itu dimakamkan, maka
ditetapkan keputusan sementara. Pejabat yang berwenang menetapkan keputusan
sementara adalah Pejabat Pembina Kepegawaian instansi masing-masing untuk
Pegawai Negeri Sipil yang dinyatakan tewas dalam pangkat Pembina Utama
golongan ruang IV/e ke bawah.
49
Apabila terdapat alasan yang cukup untuk pemberian kenaikan pangkat
anumerta maka Pejabat Pembina Kepegawaian menyampaikan usul kepada:
1. Presiden, bagi Pegawai Negeri Sipil yang diusulkan menjadi Pembina Utama
Muda golongan ruang IV/c ke atas dan tembusan disampaikan kepada Kepala
Badan Kepegawaian Negara sebagai bahan pertimbangan teknis kepada
Presiden.
2. Kepala Badan Kepegawaian Negara, bagi Pegawai Negeri Sipil yang
diusulkan menjadi Juru Muda Tingkat I golongan ruang I/b sampai dengan
Pembina Tingkat I golongan ruang IV/b.
51
Masa bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil secara terus menerus yang
dimaksud dalam ketentuan ini adalah masa kerja yang dihitung sejak diangkat
menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil/Pegawai Negeri Sipil sampai dengan yang
bersangkutan meninggal dunia atau mencapai batas usia pensiun dan tidak
terputus starusnya sebagai Pegawai Negeri Sipil.
Pegawai Negeri Sipil yang oleh tim penguji kesehatan dinyatakan cacat
karena dinas dan tidak dapat bekerja lagi dalam semua jabatan negeri, diberikan
kenaikan pangkat pengabdian setingkat lebih tinggi. Dalam ketentuan ini yang
dimaksud dengan cacat karena dinas adalah:
a. Cacat yang disebabkan oleh kecelakaan yang terjadi:
1) Dalam dan karena menjalankan tugas kewajibannya;
2) Dalam keadaan lain yang ada hubungannya dengan dinas, sehingga
kecelakaan itu disamakan dengan kecelakaan yang terjadi dalam dan
karena menjalankan tugas kewajibannya;
52
3) Karena perbuatan anasir yang tidak bertanggung jawab ataupun sebagai
akibat tindakan terhadap anasir itu.
b. Cacat yang disebabkan oleh sakit yang diderita sebagai akibat langsung dari
pelaksanaan tugas. Kenaikan pangkat pengabdian disebabkan cacat karena
dinas ditetapkan dengan :
1) Keputusan Presiden, bagi Pegawai Negeri Sipil untuk kenaikan pangkat
menjadi Pembina Utama Muda golongan ruang IV/c ke atas, setelah
mendapat pertimbangan teknis Kepala Badan Kepegawaian Negara;
2) Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara, bagi Pegawai Negeri
Sipil untuk kenaikan pangkat menjadi Juru Muda Tingkat I golongan
ruang I/b sampai dengan Pembina Tingkat I golongan ruang IV/b.
53
Terkait dengan besarnya tunjangan cacat, telah diatur sebagaimana
dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1981, yaitu :
70% dari gaji pokok apabila kehilangan fungsi: penglihatan pada kedua belah
mata; atau pendengaran pada kedua belah telinga; atau kedua belah kaki dari
pangkal paha atau dari lutut kebawah.
50% dari gaji pokok apabila kehilangan fungsi: lengan dari sendi bahu
kebawah; atau kedua belah kaki dari mata kaki kebawah.
40% dari gaji pokok apabila kehilangan fungsi: lengan dari atau dari atas siku
kebawah; atau sebelah kaki dari pangkal paha.
30% dari gaji pokok apabila kehilangan fungsi: penglihatan dari sebelah
mata; atau pendengaran dari sebelah telinga; atau tangan dari atau dari atas
pergelangan kebawah; atau sebelah kaki dari mata kaki kebawah.
G. Mutasi Jabatan
Didepan telah diuraikan tentang berbagai macam jenis mutasi dan
bagaimana melakukan persiapan untuk melaksanakan ketentuan mutasi tersebut
dengan menyiapkan berbagai persyaratannya. Disamping kepada peserta diklat
dibawah bantuan fasilitator diminta untuk menggali lebih lengkap tentang
pengertian-pengertian mutasi ini dengan persyaratannya dalam rangka
memberikan pelayanan kepada masyarakat yang menjadi tanggungjawabnya.
54
3. Menyiapkan bahan-bahan untuk siding Baperjakat
4. Menyiapkan surat permohonan menjadi saksi/dan atau rohaniwan
5. Menyiapkan SPMT/SPMJ/SPP/SPMMDJ
6. Menyiapkan bahan penilaian dan penetapan angka kredit jabatan fungsional
7. Menyiapkan naskah pemberitahuan/ peringatan kepada pejabat fungsional.
I. Mutasi Diklat
Calon pegawai negeri sipil yang telah menjalankan masa percobaan dapat
diangkat menjadi pegawai negeri sipil dalam jabatan dan pangkat tertentu
dengan keputusan Pejabat Pembina Kepegawaian. Masa percobaan tersebut
dihitung sejak tanggal yang bersangkutan diangkat sebagai calon pegawai negeri
sipil;
55
motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan
bertanggungjawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.
Lebih lanjut dalam Pasal 70 antara lain dinyatakan bahwa setiap Pegawai
ASN memiliki hak dan kesempatan untuk mengembangkan kompetensi lain
yang dilaksanakan antara melalui lain melalui pendidikan dan pelatihan,
seminar, kursus, dan penataran. Pengembangan kompetensi iniharus dievaluasi
oleh Pejabat yang Berwenang dan digunakan sebagai salah satu dasar dalam
pengangkatan jabatan dan pengembangan karier.
J. Mutasi Hukuman
Yang dimaksud Hukuman adalah Hukuman disiplin yaitu hukuman yang
dijatuhkan kepada PNS karena melanggar peraturan disiplin PNS yaitu tidak
menghindari larangan dan tidak mentaati kewajiban sebagaimana diatur dalam
Peraturan Disiplin. Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah peraturan
yang mengatur mengenai kewajiban, larangan, dan sanksi apabila kewajiban
tidak ditaati atau larangan dilanggar oleh Pegawai Negeri Sipil. Peraturan
Disiplin Pegawai Negeri Sipil diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 53
Tahun 2010 tentang " Disiplin Pegawai Negeri Sipil". Dalam Peraturan Disiplin
Pegawai Negeri Sipil diatur ketentuan-ketentuan mengenai:
1. Kewajiban,
2. Larangan,
3. Hukuman disiplin,
4. Pejabat yang berwenang menghukum,
5. Penjatuhan hukuman disiplin,
6. Keberatan atas hukuman disiplin,
7. Berlakunya keputusan hukuman disiplin.
56
dan dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan. Berita acara pemeriksaan
sebagaimana dimaksud harus ditandatangani oleh pejabat yang memeriksa dan
PNS yang diperiksa. Dalam hal PNS yang diperiksa tidak bersedia
menandatangani berita acara pemeriksaan , berita acara pemeriksaan tersebut
tetap dijadikan sebagai dasaruntuk menjatuhkan hukuman disiplin. PNS yang
diperiksa berhak mendapat foto kopi berita acara pemeriksaan tersebut. Dalam
keputusan hukuman disiplin harus disebutkan pelanggaran disiplin yang
dilakukan oleh PNS yang bersangkutan.
57
Disamping jenis-jenis mutasi seperti telah diuraikan dimuka, dalam
sistem kepegawaian dikenal juga mutasi pendidikan, mutasi penghargaan,
mutasi pindah wilayah kerja, mutasi pemberhentian, mutasi pindah instansi,dan
mutasi berita acara pengambilan sumpah/janji PNS.
K. Mutasi Lain-lain
Dalam pengertian mutasi lain-lain ini termasuk perbaikan-perbaikan dari
keputusan mutasi bilamana terjad kesalahan.
Mutasi lain-lain juga termasuk didalamnya antara lain adalah :
1. Mutasi Keluarga
Berdasarkan ketentuan Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara antara lain dinyatakan bahwa Pegawai Negeri Sipil
berhak jaminan pensiun dan jaminan hari tua. Undang-Undang Nomor 11
Tahun 1969 tentang Pensiun Pegawai dan Pensiun Janda/ duda Pegawai
menyatakan antara lain Pegawai yang diberhentikan dengan hormat sebagai
pegawai negeri berhak menerima pensiun-pegawai, jikalau ia pada saat
pemberhentiannya sebagai pegawai negeri.
Pensiun dimaksud disamping diberikan kepada PNS yang
bersangkutan, juga diberikan kepada Janda/Duda PNS yang meninggal dunia/
tewas. Untuk keperluan tersebut maka setiap perubahan susunan keluarga
Pegawai harus disampaikan kepada Kepala Badan Kepegawaian Negara
untuk dilakukan pencatatan .
Dalam pelaksanaan mutasi keluarga ini hal-hal yang perlu dilakukan antara
lain adalah sebagai berikut :
a. Mengesahkan/ mencatat mutasi keluarga
b. Pengelolaan data mutasi keluarga
58
Untuk itu langkah-langkah yang perlu dilakukan antara lain adalah :
a. Mengumpulkan dan memeriksa data kepegawaian
b. Menyusun daftar urut kepangkatan
c. Mengumumkan daftar urut kepangkatan
d. Mengelola jika terjadi keberatan
e. Menyempurnakan daftar urut kepangkatan yang sudah tidak terdapat
keberatan dari pegawai.
59
Pengalaman kerja yang dapat diperhitungkan sebagai masa kerja
golongan gaji adalah pengalaman bekerja yang dapat dibuktikan dengan
surat keputusan dari pejabat yang berwenang dan belum pernah
diperhitungkan sebagai masa kerja golongan gaji. Peninjauan Masa Kerja
yang diperoleh dari Masa Bakti Veteran dan masa kerja sebagai penghargaan
dalam perjuangan.
Persyaratan :
a. Status sebagai CPNS/PNS.
b. CPNS/PNS yang bersangkutan dinyatakan sebagai pejuang bagi Negara
Republik Indonesia
c. Bagi masa bakti veteran yang diajukan untuk diperhitungkan 2 kali, hanya
dapat diperhitungkan apabila telah melalui Heregestrasi yang dilakukan
Baminvet/Pucatsatnas.
d. Masa bakti yang dapat diperhitungkan 2 kali : Masa bakti veteran
perjuangan kemerdekaan antara tanggal 17 Agustus 1945 s.d 27 Desember
1949 (maksimal 4 thn 4 bln x 2 = 8 thn 8 bln) .
Masa perjuangan integrasi dan selama menjadi pegawai pada
Pemerintah sementara Timor Timur yaitu pada mulai tanggal 1 Juli 1974 s.d
31 Juli 1976 (maksimal 2 thn 3 bln x 2 = 4 thn 6 bln
Dalam pelaksanaan mutasi peninjauan masa kerja maka hal-hal yang perlu
diperhatikan antara lain adalah :
a. Menyiapkan usul pmk
b. Memeriksa usul pmk
c. Memeriksa dan menandatangani usul pmk
d. Menyiapkan surat keputusan sebagai realisasi atas usul pmk yang
disetujui
60
L. Rangkuman
Pada dasarnya mutasi merupakan fungsi pengembangan pegawai,
karena tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas
kerja dalam organisasi yang bersangkutan. Umumnya mutasi merupakan
tindak lanjut dari penilaian prestasi kerja para pegawai. Dari penilaian prestasi
kerja akan diketahui kecakapan seorang pegawai dalam menyelesaikan uraian
pekerjaan (job description) yang dibebankan kepadanya.
61
DAFTAR PUSTAKA
62