Anda di halaman 1dari 5

Mayoritas lansia yang datang berobat ke

puskesmas dengan hipertensi yang tidak


terkontrol, 78% lansia memiliki keluhan KETIDAK EFEKTIFAN
INFORMASI LINGKUNGA linu-linu dengan 34% diantaranya nyeri PERILAKU PEMELIHARAN
KESEHATAN NN skala >5 (1-10) dan menganggu aktifitas KESEHATAN
sehari-hari. KOMUNITAS

Tidak ada pengetahuan


mengenai skrining  partisipasi untuk posyandu lansia sangat sedikit dengan hanya 8-
kesehatan lansia.  kontur demografis RW yang 12 peserta yang datang (9%) dari jumlah lansia di RW
jalannya naik turun dikarenakan  Perilaku tidak rutin konsumsi obat
berada di pinggir sungai  Terdapat Lansia tidak pernah/rutin olahraga sebanyak 53%
 Kader hanya berjumlah 3 orang
Tidak pernah ada
 beberapa lansia tinggal sendiri dan
 Kegiatan posyandu lansia hanya pengukuran TB dan BB, tidak
penyuluhan kesehatan jauh dari lokasi tempat pelaksanaan ada kegiatan pengukuran GD, Asam Urat maupun kolesterol dan
kecuali jika ada perawat posyandu, tidak ada keluarga yang tidak ada edukasi jika tidak ada perawat dari puskesmas.
datang di posyandu mengantar dan lansia tidak pelaksanaan posyandu lansia dibimbing perawat ketika pertama
termotivasi datang posyandu kali dilaksanakan.
 Perilaku manajemen diri kurang sebanyak 31,2 %
karena
 Mayoritas tidak menggunakan alat bantu jalan
 tidak ada fasilitas obat yang
mendapat informasi diberikan di posyandu
kesehatan dari dokter
dan perawat jika
Muncul Keluhan:
berkunjung ke tenaga
 Sering pusing/sakit
kesehatan DEFISIT Perilaku kesehatan kepala
KESEHATAN Berisiko  Sulit tidur
KOMUNITAS  Penglihatan kabur
Masih ada lansia  Cepat lelah
dengan tingkat
pengetahuan kurang
No
(30%)Data Rumusan Masalah
1. DATA PRIMER : Defisiensi Kesehatan
Data Wawancara Komunitas(D.0110)
 Partisipasi untuk posyandu lansia sangat sedikit dengan hanya 8-12
peserta yang datang (9%) dari jumlah lansia di RW.
 Alasan kurangnya partisipasi warga adalah karena kontur demografis RW
yg jalannya naik turun dikarenakan berada di pinggir sungai, beberapa
lansia tinggal sendiri dan jauh dari lokasi tempat pelaksanaan posyandu,
tidak ada keluarga yang mengantar dan lansia tidak termotivasi datang
posyandu karena tidak ada fasilitas obat yang diberikan.
 Jumlah kader 9 orang aktif untuk dua kegiatan posyandu dengan
pembagian tugas 3 orang di posyandu lansia
 Kegiatan posyandu lansia hanya pengukuran TB dan BB, tidak ada
kegiatan pengukuran GD, Asam Urat maupun kolesterol dan tidak ada
edukasi jika tidak ada perawat dari puskesmas.
 Pelatihan yang diikuti kader hanya mengenai posyandu balita dan untuk
pelaksanaan posyandu lansia dibimbing perawat ketika pertama kali
dilaksanakan.
 Tidak ada pengetahuan mengenai skrning kesehatan lansia.
 Perawat mengidentifikasi masalah kesehatan lansia di daerah RW 10
merupakan masalah yang kompleks karena mayoritas lansia yang datang
berobat ke puskesmas dengan hipertensi yang tidak terkontrol, 78% lansia
memiliki keluhan linu-linu dengan 34% diantaranya nyeri skala >5 (1-10)
dan menganggu aktifitas sehari-hari.

Data Kuesioner
 21% lansia tinggal sendiri
 82% menyatakan tidak pernah ke posyandu lansia dg alasan (jauh, tidak
ada yang mengantar, lokasinya naik (jalan menanjak) dari rumah mereka,
kaki sakit sehingga tidak bisa berjalan jauh dan tidak ada obat di
posyandu).
 Alat bantu jalan: Tidak menggunakan 89%
 Keluhan lansia
Sering pusing/sakit kepala 23%
Sulit tidur 27%
Penglihatan kabur 25%
Cepat lelah68&
 Lansia dengan pengetahuan kurang 30%.
 Lansia dengan manajemen diri kurang sebanyak 31,2%

DATA SEKUNDER :
Data Literature Review
 Riwayat kesehatan terbanyak di wilayah RW 10 adalah Hipertensi (25%),
gangguan musculoskeletal (OA, Asam urat) sebanyak (18%), dan DM
(4%).

Data Observasi/Winshield Survey


 Kontur daerah di 5 RT mrupakan jalan naik turun yang agak curam pada
beberapa rumah karena berada di pinggir sungai.
 Tidak pernah ada penyuluhan kesehatan kecuali jika ada perawat datang
di posyandu..

2. DATA PRIMER : Pemeliharaan Kesehatan Tidak


Data Wawancara Efektif(D.0003)
 Partisipasi untuk posyandu lansia sangat sedikit dengan hanya 8-12
peserta yang datang (9%) dari jumlah lansia di RW.
 Alasan kurangnya partisipasi warga adalah karena kontur demografis RW
yg jalannya naik turun dikarenakan berada di pinggir sungai, beberapa
lansia tinggal sendiri dan jauh dari lokasi tempat pelaksanaan posyandu,
tidak ada keluarga yang mengantar dan lansia tidak termotivasi datang
posyandu karena tidak ada fasilitas obat yang diberikan.

Data kuosioner
 44 % tidak rutin minum obat.
 82% menyatakan tidak pernah ke posyandu lansia dg alasan (jauh, tidak
ada yang mengantar, lokasinya naik (jalan menanjak) dari rumah mereka,
kaki sakit sehingga tidak bisa berjalan jauh dan tidak ada obat di
posyandu).
 28 % tidak memiliki jaminan kesehatan
 Tidak rutin/tidak pernah olahraga 53%
 Keluhan yang dirasakan
Sering pusing/sakit kepala 23%
Sulit tidur 27%
Penglihatan kabur 25%
Cepat lelah 68%
 Lansia dengan manajemen diri kurang sebanyak 31,2%

DATA SEKUNDER :
Data Literature Review
 Perawat mengidentifikasi masalah kesehatan lansia di daerah RW 10
merupakan masalah yang kompleks karena mayoritas lansia yang datang
berobat ke puskesmas dengan hipertensi yang tidak terkontrol, 78% lansia
memiliki keluhan linu-linu dengan 34% diantaranya nyeri skala >5 (1-10)
dan menganggu aktifitas sehari-hari.

Data Observasi/Winshield Survey


 Kontur daerah di 5 RT mrupakan jalan naik turun yang agak curam pada
beberapa rumah karena berada di pinggir sungai.

ANALISA DATA

ANALISA DATA

PRIORITAS DIAGNOSA
Dx Keperawatan Pentingnya masalah Motivasi Peningkatan Rangking masalah Jumlah Skor
Untuk Diselesaikan Masyarakat Untuk Kualitas Hidup dari 1 sampai 6
1 : rendah Menyelesaikan Masyarakat bila 1 : paling tidak
2 : sedang Masalah masalah penting
3 : tinggi 0 : tidak ada diselesaikan 6 : yang paling
1 : rendah 0 : tidak ada penting
2 : sedang 1 : rendah
3 : tinggi 2 : sedang
3 : tinggi
1. Defisiensi 3 3 3 5 14
Kesehatan
Komunitas(D.0110)
2. Pemeliharaan 3 2 3 4 12
Kesehatan Tidak
Efektif(D.0003)

Anda mungkin juga menyukai