1
Atlas angin dunia, memperkirakan produksi luaran listrik tahunan dalam kwh per kW
terpasang dari turbin angin pada kecepatan kerja 11.2 m/s. dalam gambar dibawah ini
Gambar dengan 270-2250 artinya :
Produksi tahunan dari 1 kW turbin generator = 750 ~ 2250 (kWh/tahun)
Kecepatan angin rata-rata untuk 1 kW turbin generator = 11,2 m/s
(Keluaran tahunan dari turbin)
Kapasitas plan =
(keluaran turbin dalam 24 jam dan 365 hari)
~
100 8,6 ~ 25.7% (1)
2
bertambah secara beraturan sebagai fungsi dari ketinggian diatas tanah, kecuali jika
terdapat ketidak teraturan pada permukaan di daerah zona Eddy. Kecepatan angin
pada suatu titik didapat secara eksperimental menggunakan rumusan dibawah ini
(2)
3
didepan rintangan. Sehingga untuk menghindari rintangan dekat dengan turbin,
terutama jika didepan angin pada saat tiupan angin searah.
4
energy angin yang tersedia, desain dari tata letak turbin angin dan performansi turbin
angin. Merupakan tantangan dalam mendisain tataletak turbin angin sehingga mencapai
maksimum produksi energy. Berikut ini adalah bagan prosedur untuk mendapatkan
desain tata letak turbin angin yang optimum.
Gambar 6. Bagan prosedur pemilihan dan tata letak pembangkit tenaga angin.
5
c. Arah angin yang paling sering berhembus dengan kencang
d. Variasi kecepatan rata2 dari tahun ke tahun.
2. Rintangan atau halangan sekitar tempat berbukit.
Detil topographi dari peta dan tata guna lahan dapat digunakan sebagai rujukan. Jika
lokasi didaerah perbukitan, maka akan ada daerah aliran yang tercepat yang dapat
dimanfaatkan, tetapi juga bisa mengecewakan karena aliran turbulen. Bukit di pantai
salah satu pilihannya, jika angin bertiup dari arah pantai, tetapi juga bisa terjadi
turbulensi aliran didaerah tsb (lihat gambar )
6
4. Tanah untuk pondasi sesuai dengan spesifikasi bangunan sipil. Layak untuk
bangunan serta pondasi turbin angin dan konstruksi jlan, dimana akan lalulalang
kendaraan berat.
5. Pengaruh pembangunan terhadap lingkungan local, beberapa hal yang harus diteliti
antara lain
a. Bising pada turbin angin berasal dari peralatan mekanik yang berputar dan
kebisingan akibat aerodinamik dari sudu airfoil yang berputar. Penilaian
kebisingan dilakukan pada kecepatan angin antara 6 ~ 7 m/s. Pada kecepatan ini
bising yang ditimbulkan peralatan yang berputar lebih besar dibandingkan
kebisingan yang ditimbulkan hanya oleh angin. Karena pada kecepatan angin
lebih besar dari 10 m/s kebisingan akibat benda berputar tidak dapat ditengarai
dari jarak beberapa ratus meter dari sumber.
b. Dampak pemandangan atau visual, kebanyakan ladang turbin angin dari sisi
visual tidak banyak berdampak karena turbin akan mempunyai dimensi yang
sama, dan berputar dan mengarah dalam satu arah secara seragam, sehingga
perlu diperhatikan pada pembangunan lading turbin:
i. Semua turbin mempunyai ukuran dan bentuk yang sama
ii. Sudu turbin selau berputar dalam arah yang sama.
iii. Dibentuk barisan yang teratur dari turbin2 angin
iv. Warna turbin sebaiknya yang cerah seperti warna abu dan putih, dan ini
merupak warna yang sangat cocok untuk turbin dengan latar langit biru.
Gambar 9. Turbin2 Angin yang berbentuk, berukuran sama serta warna yang
serasi
7
fiberglass yang kuat dan fleksibel, bahan ini tidak menyebabkan interfrensi sinyal
telekomunikasi.
Gambar 10. Contoh dari Wind Rose, besar dan arah angin
8
1.9. Turbine layout in wind farm
Turbin di lading turbin harus disusun sedemikian rupa turbin tidak saling menghalangi.
Diharapkan dibuat ruang antara turbin sejauh mungkin dan mengarah kearah angin
bertiup, dengan kerugian energi antara turbin tidak lebih dari 5%.
Gambar 11. Aktuator disk dan analisa garis arus melalui turbin angin
9
Untuk mengerti mekanisme penyerapan daya dari angin oleh propeller, lihat gambar 11,
model 1 dimensi dari disk actuator dimana terjadi diskontinuitas tekanan static. Dengan
mengambil anggapan dari Rankine Froud, teori disk actuator dilandasi oleh anggapan:
1. Angin bertiup dengan seragam dan stedi.
2. Tidak ada halangan aliran angin dari hulu ke hilir.
3. Kecepatan aliran seragam pada disk.
4. Aliran angin yang melewati disk terpisah dari aliran sekelilingnya,
sebagaimana di definisikan di dalam tabung arus (stream tube)
5. Aliran angin inkompresibel
6. Tidak ada pusaran aliran akibat dari putaran disk.
Sekarang kita pandang volume atur berbentuk selinder (gambar 11) dengan penampang
S dan catat seksi 0, 3, 2, dan 1. Angin mendekati disk dengan kecepatan Vo jauh di hulu
pada seksi 0 pada tekanan static sekitar po. Energi di ekstraksi oleh rotor, dan
mengurangi kecepatan sehingga garis arus terekspansi. Jika penurunan kecepatan akibat
induksi rotor adalah v, sehingga kecepatan pada disk menjadi Vo-v=u, sementara jauh di
hilir pada seksi 1 angin telah diperlambat menjadi kecepatan u1 dan tekanan telah
kembali menjadi tekanan po. Nyatakan A sebagai penampang disk rotor dan ρ sebagai
kerapatan udara. Kerugian momentum dari aliran fluida menyebabkan gaya dorong
(Thrust) T yang bekerja pada rotor melawan aliran, dengan mengkombinasikan dengan
resultan neto dari tekanan luar pada volume atur, seperti terlihat pada gambar 11.
Pada tabung garis arus, kontinuitas 3 '3 4' 4 ' Penulisan persamaan kontinuitas
untuk aliran diluar tabung arus pada seksi 0 dan 1, kita harus dapatkan laju aliran neto
∆6 diluar dari Volume atur seperti dibawah ini
∆6 3 78- 9 '3 : 9 8- 9 ' :; 3 8' 9 '3 : (6)
Penulisan teorema momentum untuk Volume atur selinder, didapat
& 3 - 9 , & 3 8- 9 ' : < &4 ' < &∆6 3 (7)
Dengan memasukan ∆6 dan 3 '3 4' 4 ' maka didapat gaya dororng (thrust)
seperti berikut ini
, &' 4 8 3 94 : (8)
Bilah propeler dinyatakan sebagai actuator disk yang didekati oleh rotor yng mempunyai
jumlah sudu yang banyak dan sangat tipis, dan tanpa friksi dengan kecepatan tip jauh
lebih tinggi dibandingkan dengan kecepatan angin. Aktuator disk ini yang
membangkitkan perbedaan tekanan statik dikontinyu p3 didepan penampang A, p2
dibelakang penampang A serta kecepatan local u. Arus Angin yang dibatasi oleh tabung
garis arus (stream tube) yang mendekatkan kecepatan angin Vo pada masukan dan
10
memperlambat kecepatan di hilir pada kecepatan u1. Kenaikan tekanan p3 terjadi tepat
sebelum disk dan tekanan turun hingga tekanan p2 setelah disk dan tekanan hilir
kembali ke tekanan semula po. Untuk menahan propeller kaku pada saat mengambil
(extract) energy dari angin, maka harus ada gaya T yang mengarah kearah kiri.
Dengan mengaplikasikan hokum Bernoulli pada seksi 0 sampai seksi 3 juga pada seksi 2
ke seksi 1, maka
& 3 < =3 &4 < = (9)
Samakan persamaan 6 dengan persamaan 3, dan dengan menggunaka 4' 4 ' maka
didapat bahwa
4 8 < 4 :/2 (13)
Maka terlihat bahwa kecepatan pada disk adalah kecepatan rerata dari keceptan hilir dan
hulu aliran. Definisikan sebagai faktor gangguan aksial a sebagai penurunan fraksi
kecepatan antara arus bebas dan bidang rotor yang dinyatakan oleh
@
? (14)
2A
Didapat
4 3 81 9 ?: (15)
4 81 9 2. ?: (16)
Untuk a = 0, Angin tidak ada penurunan dan tidak ada daya yang didapat, tetapi jika
a=0.5 Kecepatan angin menurun menuju kecepatan nol dibalik rotor dan tanpa adanya
angin, tidak ada daya yang dapat dibangkitkan. Energi yang terserap oleh rotor per
satuan waktu adalah
sehingga () 4?81 9 ?:
16
() I%J" 0.593
27
4 3 (20)
4 3 (21)
Kedua, model menganggap tidak terdapat ulakan rotasi, misalnya tidak ada energy
kinetic yang terbuang akibat ulakan putaran. Seperti yang akan diketahui, putaran
rendah, soliditas yang tinggi dari rotor seperti pada windmill terdapat banyak kerugian
akibat ulakan rotasi, sehingga membatasi efisiensinya.
Ketiga, walaupun desain rotor sangat baik, telah terbukti bahwa tidak akan
mengekstraksi lebih dari 60% dari energy kinetic angin. Rentang factor gangguan a
adalah dari 0 untuk tanpa ekstraksi ke setengah, yang mana pada titik ini secara teoritis
kecepatan lambat hingga mencapai nol. Diluar rentang harga 0<a<0.5 maka model diatas
telah dilanggar.
Gaya dorong (thrust) rotor adalah
, &'8 3 94 : (22)
12
, &' 3 74?81 9 ?:; Q'74?81 9 ?:; (23)
Dilain pihak, jika T sebagai gaya tahanan dari suatu plat yang sama luas
penampangnya, maka Koefisien gaya tahanan (Drag coefficient) adalah
R
(T (25)
SH
Sehingga
(R (T 4?(1 9 ?)
(26)
Tekanan angin pada sudu menjadi seperti dibawah ini
2UV
= 4Q?(1 9 ?) 4Q?(1 9 ?)/YZ
W. X
(27)
[.\
Dimana B adalah banyaknya sudu, YZ /!
sebagai soliditas local dan c adalah panjang
local chord pada jari jari r. Jika harga c konstan, mengakibatkan segitiga pembebanan
sudu naik dengan naiknya harga r.
Selanjutnya jika ekspansi dari ulakan turbin, dari hulu ke hilir dinyatakan oleh
.3 , . B?C . dimana hokum kekekalan masa atau kontinuitas membuat persamaaan,
U.3 3 U. 4 U.
Dengan memasukan 4 3 (1 9 ?) dan 4 (1 9 2?) didapat hubungan
13
0.5&'() /1000 (28)
& : kerapatan masa udara (sekitar 1,225 kg/m3) di permukaan air laut
Gambar 12. Prakiraan performansi dari beberapa jenis turbin angin fungsi dari TSR
14
2.3. Aerodinamika rotor
2.3.1. Prinsip turbin Angin tipe propeller
Mengacu pada gambar 13, Rotor turbin angin berputar dengan gaya total (Li-Di) dari
setiap potongan elemen sudu. Penetapan sudut serang pada setiap elemen sudu
sudah tetap dan disesuaikan dengan tempat elemen berada dan dipilih berdasarkan
jenis airfoil yang digunakan dan elemen sudu dipilih pada performansi terbaiknya.
Gaya angkat (Lift) dan Gaya Tahanan (Drag) tergantung dari kecepatan angin
dengan kondisi bahwa kecepatan putar rotor tetap. Kecepatan putar rotor dikontrol
oleh kebutuhan putaran generator, terutama yang dikoneksikan dengan jala jala.
Sudut serang berubah lebih besar dengan adanya kenaikan kecepatan angin.
Gambar 14. Keadaan gaya dan kecepatan relative w pada kecepatan angin berbeda
15
Gambar 15. Kurva koefisien Lift dan Drag vs sudut serang
Dengan bertambahnya sudut serang Koefisien gaya angkat bertambah sampai pada
sudut serang lebi besar dari 20o, maka terjadi penurunan koefisien gaya angkat
secara drastis, keadaan ini yang dinamakan “Stall”. (lihat gambar 15)
Gambar 16. Prinsip kerja dari Turbin Darrieus, Turbin angin poros vertical
Kurva daya dari turbin angin menunjukan berapa besar daya listrik yang dihasilkan pada
beberapa kecepatan angin. Pada gambar 17 diperlihatkan contoh kurva pengontrolan pitch sudu
dan pengontrolan stall turbin angin untuk mengontrol daya output terhadap kecepatan angin.
Turbin mulai berputar pada kecepatan angin di sekitar 5 m/s dan menhasilkan daya sebesar 300
kW pada kecepatan angin 15 m/s (rated speed) jika kecepatan angin melebihi 15 m/s, maka
control akan bekerja sesuai dengan kurva dan jenis pengontrolan Pitch control atau stall control.
16
Gambar 17. Perbandingan Kurva Daya antara kontrol Blade Pitch dan kontrol
Stall
Gambar 18. Blade Pitch Controlled Gambar 19. Kurva Torsi pada setiap sudut pitch
17
Contoh kurva energy pada control blade pitch dapat dilihat pada gambar 18, dimana
kecepatan kerja maksimum di 15 m/s.
Untuk mengatur daya yang dihasilkan turbin angin terdapat dua jenis control:
1. Blade pitch controlled wind turbines
2. Stall Controlled Wind Turbines, passive stall controlled dan Active stall
controlled.
18
Gambar 20. Sistem control sudu pitch dan konstruksi turbin angin dengan Kontrol Stall
19
maksimum pada setiap kecepatan angin. Ketika kecepatan angin mencapai
kecepatan dasar (15m/s), sudut pitch blade mulai diarahkan pada sudut negative
berlawan arah dengan penyetelan pitch sesuai dengan pengaturan pitch. Dengan
mengatur sudut pitch negative, stall terjadi sesuai dengan daya yang direncanakan
didalam turbine controller. Pada kecepatan angin yang lebih tinggi, sudut pitch
disesuaikan secara berkesinambungan untuk menjaga daya maksimum yang sudah
ditentukan. Salah satu keunggulan active stall control, metoda ini dapat mengatur
daya output secara lebih akurat dibandingkan passive stall controlled, sehingga
menghindari dari overshoot, selain itu dapat menghasilkan daya tepat dengan daya
dasar yang ditetapkan pada rentang kecepatan angin tinggi. Mekanisme pitch
biasanya menggunakan hidrolik dan dilengkapi dengan bearing dan sistem operasi
pitch, sehingga sudu terhindar dari sobek ataupun aus akibat dari kelebihan beban.
20
2.6. Komponen turbin angin pembangkit listrik.
Gambar 21 menunjukan sistem turbin angin pembangkit listrik (PLTB Pembangkit
Listrik Tenaga Bayu) yang terdiri dari, Turbin angin generator, Panel control generator
dan turbin angin, Pusat control dan monitor sistem, Transformator, Panel Swichgear dan
relay proteksi.
21
Tabel 4. kecepatan sinkron generator
Jumlah pole 50 Hz 60 Hz
2 3000 rpm 3600 rpm
4 1500 rpm 1800 rpm
6 1000 rpm 1200 rpm
8 750 rpm 900 rpm
10 600 rpm 720 rpm
12 500 rpm 600 rpm
22
Putaran generator harus dipilih sesuai dengan kecepatan sinkron generator seperti
ditabelkan dibawah ini, kecuali untuk koneksi tidak langsung dengan jala jala.
Kebanyakan turbin angin menggunakan empat atau enam pole agar dimensi kecil dan
berkaitan dengan biaya. Beberapa pabrikan melengkapi turbin angin dengan sistem
rangkap dua pole, satu yang digunakan pada saat kecepatan angin rendah dan yang lebih
besar digunakan pada perioda dimana kecepatan angin tinggi. Pertimbangan
menggunakan sistem rangkap dua adalah turbin dapat berputar dengan putaran rendah
pada saat kecepatan angin rendah, karena lebih efisiensi aerodinamik dan kebisingan
sudu rotor lebih kecil, Untuk mikro turbin angin menggunakan generator magnit
permanen yang meniadakan kumparan magnit dan menghemat biaya.
Sistem hidrolik digunakan untuk mengendalikan rem pada tipe turbin stall control atau
untuk menggerakan sudu pada kondisi sudut pitch yang efisien pada tipe turbin angin
control pitch.
Sistem Rem, tipe turbin angin control stall, biasanya dilengkapi dengan sistem rem yang
berdiri sendiri. Sistem utama adalah rem aerodinamik dan sistem kedua adalah sistem
rem cakram mekanik yang ditempatkan pada poros kecepatan tinggi dari speed
increaser. Kedua sistem bekerja secara berurutan dan/atau bersamaan dalam mengontrol
daya maksimum.
Kontrol Elektronik berisikan computer yang secara berkesinambungan me monitor
kondisi turbin angin dan mengontrol mekanisme jaw. Jika ada kegagalan (misalnya
terjadi panas yang berlebih di generator atau speed increaser) secara automatis turbin
angin akan dihentikan dan memberitahu kerusakan atau masalah di turbin kepada
operator.
Tower, membawa nacelle dan rotor, umumnya sangat menguntungkan jika mempunyai
tower yang tinggi sejalan dengan kecepatan angin meningkat dengan ketinggian. Tower
dapat berbentuk tubular atau rangka, tower tubular umumnya lebih aman bagi personil
yang akan melakukan perawatan, karena bagian dalam tower dapat digunakan untuk
menempatkan tangga menuju nacelle, sedangkan tower dengan rangka tentunya lebih
murah.
Mekanisme Jaw menggunakan motor listrik untuk menggerakan atau mengarahkan
rotor berhadapn dengan arah angin. Mekanisme jaw ini di control secara elektronik
dengan sensor arah angin menggunakan sensor baling baling. Biasanya turbin diputar
beberapa derajat ketika terjadi perubahan arah angin.
Anemometer dan baling baling arah angin, digunakan untuk mengukur kecepatan
angin dan arah angin. Sinyal elektronik dari anemometer digunakan oleh control
23
elektronik turbin untuk mulai menjalankan turbin ketika angin sudah mencapai
kecepatan cut in. Komputer akan memberhentikan turbin secara automatis jika angin
sudah melebihi kecepatan cut out, hal ini untuk mejaga turbin dari kerusakan akibat daya
berlebih. Sinyal dari baling baling arah angin, digunakan untuk membelokan turbin
mengarah ke angin, dengan menggunakan mekanisme jaw.
Penangkal petir untuk menjaga komponen elektronik dan computer dari kerusakan
akibat sambaran petir. Jika ada sambaran petir pada sudu turbin atau nacelle, sistem
proteksi akan mengalirkan arus ke sistem pentanahan sehingga meminimumkan
kerusakan dari komponen didalam turbin.
24
dan menghasilkan energy berlebih hingga hembusan angin mereda. Hal ini berarti
bahwa torsi puncak untuk generator dan speed increaser dan juga beban lelah pada
tower dan rotor berkurang. Peralatan elektrik dapat mengontrol beban reaktif
sehingga memperbaiki kualitas di jala jala. Sedangkan kerugiannya, Elektronik daya
sangat mahal, terdapat kerugian pada proses konversi dari AC-DC-AC.
Gambar 23. Diagram blok sistem hibrid antara energi angin dan matahari
25
konstan hanya kadang2 maka bisa digunakan cadangan pembangkit. Sistem hybrid yang
memadukan antara angin, matahari ataupun hidro. Jadi sistem hybrid dapat lebih terus
menerus memberikan listrik sepanjang tahun.
26
Gambar 25 Kurva Koefisien torsi berdasarkan TSR
Pada gambar 25, Turbin angin yang cocok digunakan untuk memompa air adalah jenis
Savonius dan Turbin angin banyak sudu, walaupun turbin dengan3 buah bilah sudu
dapat juga digunakan untuk memutar pompa, seperti diperlihatkan pada gambar 26.
27
berbahanbakar minyak Beroperasi secara bebas Pemeliharaan dan bahan
bumi Dapat menerima beban puncak bakar
secara berkelanjutan Biaya operasi tinggi
Sistem penyimpanan energy
tidak diperlukan
Generator dengan Menggunakan sumber yang Tergantung siklus
energy terbarukan bebas, matahari, angin PV tidak bekerja dimalam
Biaya operasi yang rendah Biaya awal yang mahal
Tidak ada polusi CO2 Tidak dapat menaggung
beban puncak.
Daftar Pustaka
1. Priyono Sutikno and Deny Bayu Saepudin, Design and Blade Optimization of
Contra Rotation Double Rotor Wind Turbine. International Journal of
Mechanical & Mechatronics, International Journal of Engineering & Science,
IJMME-IJENS Vol 11 No. 1, ISSN 2077-124X ,2011
2. Verdy Kohuan, Priyono Sutikno. Aerodynamic Design and Analysis of Wind
Turbine Blade Propeller Type with Power 500 kW, Proceedings of the
International Conference on Fluid and Thermal Energy Conversion 2006,
FTEC 2006, Jakarta, Indonesia, December 10 – 14, 2006, ISSN 0854 – 9346
3. Priyono Sutikno, Numerical Optimization of Wind turbine bladings. Fluid
Thermal Energy Conversion FTEC International Conference 2003
4. D. F. Warne., Wind Power Equipment. London New York E&F.N. SPON. 1983.
ISBN 0-419-11410-6
5. David M. Eggleston. Wind Turbine Engineering Design. Van Nostrand Reinhold
New York 1987. ISBN 0-442-22195-9
28