1531 2242 1 PB
1531 2242 1 PB
Panji Bintang Gumantara dan Rasmi Zakiah Oktarlina | Perbandingan Monoterapi dan Kombinasi Terapi Sulfonilurea-
Metformin terhadap Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2
Perbandingan Monoterapi dan Kombinasi Terapi Sulfonilurea-Metformin
terhadap Pasien Diabetes Melitus Tipe 2
Abstrak
Diabetes melitus tipe 2 merupakan penyakit kelainan metabolik yang mengalami peningkatan insidensi di seluruh dunia.
Dabetes melitus tipe 2 ialah penyakit kelainan metabolik yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah yang
disebabkan oleh resistensi hormon insulin dalam tubuh. Pengendalian kadar glukosa darah pasien, kini sudah banyak
direkomendasikan terapi farmakologi yang berguna mengontrol gula darah pasien diabetes melitus tipe 2, baik dalam
pengobatan monoterapi maupun dalam kombinasi terapi. Obat hipoglikemia oral (OHO) seperti sulfonilurea dan metformin
tercatat memiliki efikasi baik dalam mengontrol glukosa darah pasien diabetes melitus. Monoterapi sulfonilurea banyak
tercatat menyebabkan hipoglikemia bagi pasien diabetes melitus tipe 2 sedangkan pemberian metformin pada pasien
diabetes melitus tipe 2 jarang dilaporkan menyebabkan hipoglikemia. Pada beberapa penelitian metaanalisis didapatkan
efikasi yang lebih baik dalam pengontrolan glukosa darah pasien dengan kombinasi sulfonilurea-metformin dan tercatat
hipoglikemia yang minimal. Pemberian terapi kombinasi pada pasien diabetes melitus tipe 2 terbukti bermanfaat daripada
monoterapi meskipun tetap menimbulkan efek samping berupa keluhan saluran pencernaan pada pasien.
Korespondensi : Muhammad Panji Bintang Gumantara, Alamat Jl. Nunyai Blok C No.30 B, HP 085768656681, e-mail
gumantarapanji8@gmail.com
diproduksi sama sekali sampai tidak monoterapi maupun terapi kombinasi yang
diproduksinya hormon insulin sejak lahir.1,3 lebih efektif dalam mengontrol kadar glukosa
Diabetes melitus tipe 2 merupakan darah.5,6,7
sekumpulan kelainan heterogen yang dikenali Badan asosiasi diabetes Amerika dan
dengan adanya variasi derajat resistensi Eropa memiliki algoritma dalam penatalaksaan
hormon insulin, kerusakan sekresi insulin, dan pasien dengan DM tipe 2, Obat lini pertama
peningkatan kadar glukosa darah.4 yang diberikan sebagai monoterapi adalah
Prevalensi DM di dunia meningkat metformin apabila pasien tidak memiliki
dengan sangat signifikan dalam dua dekade kontraindikasi dengan metformin. Apabila
terakhir, dari sekitar 30 juta kasus pada tahun tujuan terapi metformin yakni penurunan
1985 menjadi 285 juta di tahun 2010. HbA1c pasien kurang dari 7.5% maka diberikan
Berdasarkan kecendrungan tren, badan terapi lini kedua dengan kombinasi terapi
federasi diabetes internasional proyek dengan golongan sulfonilurea.8
menyatakan, sekitar 438 juta individu akan Metformin, merupakan obat
mengidap diabetes pada tahun 2030. antihiperglikemik golongan biguanid, yang
Walaupun prevalensi dari kedua tipe DM banyak digunakan untuk terapi kontrol
tersebut kian meningkat, tetapi prevalensi DM Diabetes Melitus tipe 2. Metformin bekerja
tipe 2 meningkat lebih cepat, hal ini dengan menurunkan konsentrasi kadar glukosa
dikarenakan terjadinya peningkatan angka darag tanpa menyebabkan hipoglikemia.
obesitas, penurunan tingkat aktivitas harian, Glibenklamid merupakan obat
dan populasi lansia.1 antihiperglikemia oral golongan sulfonilurea
Menyikapi insidensi DM tipe 2, kebanyak generasi kedua yang mana bekerja
pasien diterapi dengan obat hipoglikemia oral menurunkan kadar glukosa darah dengan
(OHO) yang dapat menimbulkan efek samping menstimulasi sekresi insulin.9,10,11
hipoglikemia bagi pasiennya. Hipoglikemia Sulfonilurea dalam hal ini glibenklamid
kebanyakan disebabkan karena penggunaan beraksi pada reseptor sulfonilurea, berupa
obat diabetes melitus seperti glibenklamid ATP-dependent potassium channel, yang
yang banyak tersedia di puskesmas. Sedangkan menstimulasi depolarisasi dari sel B pankreas
metformin cenderung memiliki efek dan merangsang sekresi insulin via exositosis.
hipogklikemia yang kecil.1 Dilaporkan juga glibenklamid mengaktivasi
glikogen fosforilase alfa dan meningkatkan
Isi fruktosa selular 2.6-bifosfat liver, yang
Diabetetes melitus adalah kelainan menghasilkan penurunan glukoneogenesis dan
metabolik tersering akibat perubahan gaya meningkatkan glikolisis di hati. Hal inilah yang
hidup yang tidak sehat yang mengakibatkan mengakibatkan efek hipoglikemia setelah
berbagai komplikasi kesehatan seperti, mengonsumsi glibenklamid.9,11,12
ketoasidosis diabetikum, koma hiperosmolar, Sulfonilurea diabsorbsi pada saluran
masalah kardiovaskular, gagal ginjal, kebutaan, cerna dengan cepat dan mencapai kadar dalam
nonketotik koma hiperosmolar, dan ulkus pada darah dalam waktu 15 menit setelah konsumsi
kaki. Badan kesehatan dunia (WHO) peroral. Sulfonilurea dimetabolisme di hati dan
memperkirakan pasien dengan DM di dunia dieksresikan oleh ginjal melalui urin. Sekitar
akan mengalami peningkatan dua kali lipat 44% pasien yang diterapi dengan monoterapi
pada tahun 2025 dari sekitar 150 juta orang sulfonilurea (glibenklamid) mengalami
menjadi 300 juta orang.5 penurunan kadar glukosa darah puasa < 270
Banyak pencapaian terapeutik yang mg/dL dalam dosis pemeliharaan.8
dicanangkan guna penanganan Diabetes Metformin adalah antihiperglikemia oral
Melitus, khususnya DM tipe 2, kini tersedia golongan biguanid. Mekanisme aksi utamanya
dimasyarakat seperti penggunaan obat adalah menurunkan kadar glukosa guna
hipoglikemia oral. Obat hipoglikemia oral yang menimbulkan penurunan glukoneogenesis hati.
tersedia seperti golongan sulfonilurea Fosforilasi protein CREB menghasilkan
(glibenklamid), biguanid (metformin) dan penurunan ekspresi gen untuk glukoneogenesi
meglinitid, thizolidinedion, dan a-glucosidase dan menurunkan asam lemak bebas hasil
inhibitor yang dapat digunakan baik sebagai glukoneogenesis substrat. Dilain hal,
Gambar 1. (A) Perubahan kadar glukosa darah puasa dari awal sampai akhir minggu 16. (B) Perubahan
14
konsentrasi hemoglobin glikolasi (HbA1c) dari awal sampai akhir minggu 16.
obat yang meningkatkan sekresi insulin itu Studi ini menyatakan kombinasi terapi
sendiri sehingga pasien dapat jatuh dalam metformin-sulfonilurea lebih efektif ketimbang
keadaan hipoglikemia. Sedangkan pemberian monoterapi saja. Efek samping yang
metformin dalam dosis besar dapat ditimbulkan yang paling sering adalah keluhan
menimbulkan efek samping berupa gangguan saluran pencernaan seperti mual, muntah, lalu
gastrointestinal, namun tidak ada laporan keluhan neuralgia seperti sakit kepala serta
kematian pasien akibat kombinasi terapi yang terakhir.
metformin-sulfonilurea ini.4,8,14,15
Simpulan
Ringkasan Disimpulkan bahwa kombinasi terapi
Diabetes melitus adalah kelainan pada pasien DM tipe 2 lebih bermanfaat dalam
metabolik tersering akibat perubahan gaya mengontrol gula darah pasien daripada
hidup yang tidak sehat yang mengakibatkan monoterapi. Efek Penurunan kadar gula darah
berbagai komplikasi kesehatan seperti, dicapai lebih maksimal dengan kombinasi
ketoasidosis diabetikum, koma hiperosmolar, terapi sulfonylurea-metformin, yang mana
masalah kardiovaskular, gagal ginjal, kebutaan, keduanya menurunkan kadar gula darah dan
dan ulkus pada kaki. HbA1c pasien. Efek samping obat yang
Banyak pencapaian teraupetik yang ditimbulkan pada monoterapi lebih nyata dan
dicanangkan guna penangan Diabetes Melitus, lebih berdampak pada pasien sehingga
khususnya DM Tipe 2, kini tersedia di meningkatkan morbiditas pasien daripada
Masyarakat seperti penggunaan obat terapi kombinasi, walaupun pada penelitian
hipoglikemia oral. dilaporkan tetap terjadi efek samping dalam
Sulfonilurea dalam hal ini glibenklamid penggunaan terapi kombinasi dan tidak ada
beraksi pada reseptor sulfonilurea, berupa data yang menyatakan kematian pasien akibat
ATP-dependent potassium channel yang terapi kombinasi dari metformin-sulfonilurea.
menstimulasi depolarisasi dari sel B pankreas
dan merangsang sekresi insulin via exositosis. Daftar Pustaka
Glibenklamid juga mengaktivasi glikogen 1. Jameson JL. Principles of endocrinology.
fosoforilase alfa dan meningkatkan fruktosa Dalam: Jameson JL, editor. Harrison’s
selular 2,6-bifosfat liver, yang menghasilkan endocrinology. Edisi 2. USA: Mc Graw Hill;
penurunan glukoneogenesis dan meningkatkan 2010. hlm.1-14
glikolisis hati. Hal inilah yang mengakibatkan 2. Kementerian Kesehatan Republik
efek hipoglikemia setelah mengonsumsi Indonesia. Info data diabetes. Jakarta:
glibenklamid. Kementerian Kesehatan Republik
Metformin adalah antihiperglikemia oral Indonesia; 2014.
golongan biguanid. Mekanisme kerjanya 3. Patricia EM, Richard APP. Endocrine
adalah menurunkan kadar glukosa guna physiology. Edisi 3. USA: Mc Grawhill
menimbulkan penurunan glukoneogenesesis Medical Publishing Division; 2010.
hati. Efek samping tersering dalam penggunaan 4. Zhai S, Georgy A, Liang Z, Zhi J.
metformin adalah gangguan saluran cerna. Pharmacokinetic and pharmacodynamics
Pada studi ini ditemukan bahwa, 1 tablet drug interaction study of piragliatin, a
metformin-gliburid/glibenklamid kombinasi glucokinase activator, and glyburide, a
lebih efektif dalam mengontrol hiperglikemia sulfonylurea , in type 2 diabetic patients.
dibandingkan dengan monoterapi pada pasien Clin. Pharmacol. in Drug Development.
dengan glukosa darah tidak terkontrol. Terapi 2016; 5(6):552-6.
kombinasi dengan dosis 2.5 mg/500 mg 5. Obi BC, Okoye TC, Okpashi VE, Igwe CN,
menghasilkan penurunan lebih besar HbA1c Alumanah EO. Comparative study of the
dibandingkan monoterapi (-1.77%, p<0.001 antioxidant effects of metformin,
dan -1.34%, p=0.002) dan terapi kombinasi glibenclamide, and repaglinide in alloxan-
dengan dosisi 5 mg/500 mg menghasilkan induced diabetic rats. Hindawi Publishing
penurunan HbA1C secara signifikan (-1.73%, Corporation. 2016; 2016:1–5.
p<0.001 dan -1.30%, p= 0.005). 6. Hemmingsen B, Mi M, Richter B. Insulin
secretagogues for prevention or delay of