Anda di halaman 1dari 2

Nama : Yuliana Maratun F

Npm : 1804100112
Kls F / Auditing
Link:https://m.bisnis.com/amp/read/20190722/90/1127412/duniatex-gagal-bayar-
obligasi-utang-ke-10-kreditur-capai-rp103-triliun (Duniatex Gagal Bayar Obligasi,
Utang ke 10 Kreditur Capai Rp10,3 Triliun)

Sebanyak 10 bank tercatat sebagai kreditur anak usaha Duniatex Group,


PT Duta Merlin Dunia Textile (DMDT). J.P Morgan mencatat kredit yang
disalurkan oleh bank tersebut DMDT sepanjang 2018 sebesar Rp5,25 triliun dan
US$362,3 juta. Sebanyak 58% di antaranya merupakan kredit sindikasi.
Seperti diketahui, anak usaha Duniatex, Delta Dunia Sandang Tekstil
baru saja dikabarkan gagal membayar bunga dan pokok surat utang dengan total
nilai US$11 juta. S&P Global Ratings pun memutuskan untuk memangkas
peringkat utang perusahaan sebesar 6 level.
J.P Morgan memperkirakan Duniatex Group memiliki total pinjaman
jauh lebih besar dibandingkan dengan anak usahanya, DMDT. “Sebagai contoh
tim kami menemukan bahwa Duniatex memiliki kredit modal kerja senilai
Rp5,4 triliun yang bergulir setiap 12 bulan. Duniatex telah menunjuk penasihat
keuangan untuk kemungkinan resktrukturisasi,”1
Sementara itu, J.P Morgan menyebut Bank Mandiri telah mengklarifikasi
memiliki eksposur kredit sebesar Rp2,2 triliun kepada Duniatex. Jumlah tersebut
turun dari sebelumnya Rp3,4 triliun per Desember 2018.
Satu poin utama yang disebut manajemen Bank Mandiri adalah beberapa
perusahaan grup dalam Duniatex dalam posisi akun individu, bukan konsolidasi.
Dengan demikian sulit mengetahui posisi keuangan secara konsolidasi.
Akibatnya bank pun mulai khawatir dan meminta percepatan
pembayaran. Kendati demikian emiten bank berkode BMRI ini masih
mengklasifikasi utang Duniatex sebagai kolektibilitas tahap 1.
Saat ini setelah anak usaha Duniatex gagal bayar obligasi, J.P Morgan
menilai bank akan mulai menyiapkan provisi. Satu faktor yang meringankan
bank adalah cakupan jaminan 160% untuk total utang.

a. Laporan keuangan Duniatex tersebut diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP)
Joacim Poltak Lian & Rekan (anggota dari LEA Global-Leading Edge Alliance)
dengan auditor yang menandatangani laporan keuangan salah satu partner KAP
itu yaitu Lian Dalimunthe.2

1
https://m.bisnis.com/amp/read/20190722/90/1127412/duniatex-gagal-bayar-obligasi-
utang-ke-10-kreditur-capai-rp103-triliun
2
https://www.cnbcindonesia.com/market/20190731110121-17-88815/pinjaman-lpei-ke-
duniatex-tembus-rp-3-t-ini-sebarannya
b. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai telah terjadi ketidakcocokan (mismatch)
pengelolaan likuiditas Grup Duniatex yang menyebabkan perusahaan tekstil ini
mengalami gagal bayar kupon global bond. OJK secara otomatis meminta untuk
dilakukan restrukturisasi utang.
Sebelumnya, Standard & Poors (S&P) memangkas habis peringkat utang
jangka pannjang DMDT termasuk juga surat utang unsecured notes yang
diterbitkan perusahaan dari BB- menjadi CCC-, atau diturunkan enam notch.
Peringkat utang tersebut diberikan untuk utang jangka panjang terbitan
DMDT dan juga surat utang senior unsecured notes perusahaan yang
berdenominasi dollar. Dalam rilis S&P tanggal 16 Juli disebutkan alasan
pemangkasan peringkat DMDT karena perusahaan menghadapi tantangan
likuiditas yang besar yang juga sedang dialami oleh Grup Duniatex. Hal ini
terlihat dari terlewatnya pembayaran kewajiban atas kredit sindikasi senilai US$
260 juta sekitar dua minggu lalu oleh PT Delta Dunia Sandang Tekstil (DDST).

c. Saran yang dapat saya sampaikan untuk kasus duniatex yaitu perusahaan harus
lbih berhati-hati lagi dan harus bisa membayar hutang-hutangnya agar tidak lagi
terdapat kasus seperti ini untuk kedepannya. Kemudian perusahaan harus bisa
menyesuaikan kondisi likuitditasnya.

Anda mungkin juga menyukai