TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Cerebrum
Cerebrum adalah bagian terbesar otak dan terdiri dari dua
hemispherium cerebri yang dihubungkan oleh massa substantia alba
yang disebut corpus callosum. Setiap hemisphere terbentang dari os
frontale sampai ke os occipitale di atas fossa cranii anterior dan
media, dan di posterior, di atas tentorium cerebelli. Hemisphere
dipisahkan oleh sebuah celah dalam, yaitu fissura longitudinalis
cerebri, di mana ke dalamnya menonjol falx cerebri. Lapisan
permukaan setiap hemispherium cerebri disebut cortex dan disusun
oleh substansia grisea.1
29
30
2.1.2 Diencephalon
Diencephalon hampir seluruhnya tetutup dari permukaan otak.
Terdiri atas thalamus di dorsal dan hypothalamus di ventral.
Thalamus adalah massa substansia grisea besar, yang terletak di
kanan dan di kiri ventriculus tertius. Thalamus merupakan stasiun
perantara besar untuk jaras sensoris aferen yang menuju ke cortex
cerebri. Hypothalamus membentuk bagian bawah dinding lateral dan
dasar ventriculus tertius. Struktur-struktur berikut ini terdapat di
dasar ventriculus tertius, dari depan ke belakang yaitu chiasma
opticum, tuber cinereum, dan infundibulum, corpus mammillare, dan
substansia perforata posterior.1
33
2.1.3 Mesencephalon
Mesencephalon adalah bagian sempit otak yang berjalan
melewati incisura tentorii dan menghubungkan otak depan dengan
otak belakang. Mesencephalon terdiri dari dua belahan lateral yang
disebut pedunculus cerebri. Masing-masing dibagi dalam pars
anterior yaitu crus cerebri, dan bagian posterior yaitu tegmentum
oleh sebuah pita substansia grisea berpigmen yang disebut subtansia
nigra. Rongga sempit mesencephalon disebut aqueductus cerebri,
yang menghubungkan ventriculus tertius dengan ventriculus quartus.
Tectum adalah bagian mesencephalon yang terletak posterior
terhadap aqueductus cerebri. Tectum mempunyai empat tonjolan
kecil, yaitu dua colliculus superior dan dua colliculus inferior.
Colliculus ini terletak profunda di antara cerebellum dan
hemispherium cerebri.1
2.1.4 Cerebellum
Pons terletak pada permukaan anterior cerebellum, di bawah
mesencephalon di atas medulla oblongata. Pons terutama disusun
oleh serabut-serabut saraf yang menghubungkan kedua belahan
cerebellum. Pons juga mengandung serabut-serabut ascendens dan
descendens yang menghubungkan otak depan, mesencephalon, dan
medulla spinalis. Beberapa sel saraf di dalam pons berfungsi sebagai
stasiun perantara, sedangkan yang lain membentuk inti saraf otak.1
Medulla oblongata berbentuk kerucut dan menghubungkan
pons di atas dengan medulla spinalis di bawah. Fissura medianan
terdapat pada permukaan anterior medulla, dan pada setiap sisi
terdapat benjolan yang disebut pyramis. Pyramis tersusun dari
berkas-berkas serabut saraf yang berasal dari sel-sel besar di dalam
gyrus precentralis cortex cerebri. Pyramis mengecil ke bawah dan di
sini hampir seluruh serabut-serabut descendens menyilang ke sisi
lainnya, membentuk decussatio pyramidum.1
Posterior terhadap pyramis terdapat oliva, yang merupakan
elevasi lonjong yang dibentuk oleh nucleus olivarius yang terletak di
bawahnya. Di belakang oliva terdapat pedunculus cerebellaris
inferior, yang menghubungkan medulla dnegan cerebellum. Pada
permukaan posterior pars inferior medulla oblongata terdapat
tuberculum gracile dan cuneatum, yang dibentuk oleh nucleus
gracillis di medial nucleus cuneatum di lateral.1
Cerebellum terletak di dalam fossa cranii posterior di bawah
tentorium cerebelli. Cerebellum terletak posterior terhadap pons dan
medulla oblongata. Terdiri dari dua hemisphere yang dihubungkan
oleh bagian tengah, yang disebut vermis. Cerebellum dihubungkan
dengan mesencephalon melalui pedunculus cerebellaris superior,
dengan pons oleh pedunculus cerebellaris medius, dan dengan
meduula oblongata oleh pedunculus cerebellaris inferior.1
35
2.1.5 Meningen
Cerebrum dan medulla spinalis diliputi oleh tiga membran,
atau meningen duramater, arachnoideamater, dan piamater
1) Duramater Encephali
36
2) Arachnoideamater
39
3) Piamater
Piamater adalah membran vaskular yang dengan erat
membungkus otak, membungkus gyrus-gyrus dan masuk ke
dalam sulcus-sulcus yang terdalam. Membran ini membungkus
saraf otak dan menyatu dengan epieneuriumnya. Arteri-arteri
yang masuk ke dalam substansi otak juga diliputi oleh
piamater.1
1) Arteri Otak
Otak disuplai oleh dua arteria carotis interna dan dua
arteria vertebralis. Keempat arteri ini beranastomosis pada
permukaan inferior otak dan membentuk circulus Willisi
(circulus arteriosus cerebri). 1
a. Arteria Carotis Interna
Arteria carotis interna muncul dari sinus cavernosus
pada sisi medial processus clinoideus anterior. Kemudian
arteria ini membelok ke belakang menuju ke sulcus cerebri
lateralis. Di sini, arteria ini bercabang menjadi arteria
cerebri anterior dan arteria cerebri media.1
d. Circulus Willisi
Circulus Willisi terletak di dalam fossa
interpeduncularis basis cranii. Circulus ini dibentuk oleh
anastomosis antara kedua arteri carotis interna dan kedua
arteri vertebralis. Arteri communicans anterior, arteri
cerebri anterior, arteri carotis interna, arteri communicans
posterior, arteri cerebri posterior, dan arteri basilaris ikut
membentuk circulus ini, Circulus Willisi memungkinkan
darah yang masuk melalui arteri carotis interna atau arteri
vertebralis untuk didistribusikan ke setiap bagian dari
kedua hemispherium cerebri. Cabang-cabang cortical dan
central dari circulus ini mendarahi substansi otak.1
2) Vena Otak
44
3) Nervus Occulomotorius
Nervus occulomotorius keluar dari permukaan anterior
mesencephalon. Sarad ini berjalan ke depan di antara arteria
cerebri posterior dan arteria cerebelli superior. Kemudian
berjalan terus ke depan di dalam fossa cranii media pada
dinding lateral sinus cavernosus. Di sini, nervus bercabang
menjadi ramus superior dan ramus inferior, yang masuk ke
rongga orbita melalui fissura orbitalis superior.1
Nervus occulomotorius menyarafi otot-otot ekstrinsik
mata yaitu musclus levator palpebrae superioris, musculus
rectus superior, musculus rectus medialis, musculus rectus
inferior, dan musculus obliquus inferior. Selain itu, otot-otot
intrinsik mata seperti musculus constrictor pupillae iris dan
musculus ciliaris dipersarafi oleh komponen parasimpatik
nervus occulomotorius. Serabut-serabut ini bersinaps di dalam
ganglion ciliare dan mencapai bola mata di dalam nervi ciliares
breves. Dengan demikian nervus occulomotorius seluruhnya
bersifat motorik. Saraf ini berfungsi untuk mengangkat
kelopak mata atas, memutar bola mata ke atas, bawah, dan
medial, konstriksi pupil dan akomodasi mata.1
4) Nervus Trochlearis
Nervus trochlearis adalah saraf cranial yang paling
ramping. Setelah menyilang saraf sisi lainnya, saraf ini
meninggalkan permukaan posterior mesencephalon. Kemudian
nervus trochlearis berjalan ke depan melalui fossa cranii media
pada dinding lateral sinus cavernosus dan masuk ke orbita
melalui fissura orbitalis superior. Nervus trochlearis menyarafi
musculus obliquus superior bola mata (musculus ekstrinsik).
Nervus trochlearis seluruhnya motorik dan membantu memutar
bola mata ke bawah dan lateral.
47
5) Nervus Trigeminus
Nervus trigeminus merupakan saraf cranial terbesar.
Saraf ini meninggalkan aspek anterior pons sebagai radix
motoris yang kecil dan radix sensoris yang besar, berjalan ke
depan, keluar dari fossa cranii posterior, untuk mencapai apex
pars petrosa ossis temporalis di dalam fossa cranii media. Di
sini, radix sensoris membesar membentuk ganglion
trigeminale. Ganglion trigeminale terletak di dalam sebuah
kantong duramater disebut cavum trigeminale. Radix motoris
nervus trigeminus terletak di bawah ganglion sensorik dan
terpisah darinya. Nervus opthalmicus (N.V1), nervus
maxillaris (N.V2), dan nervus mandibularis (N.V3) berasal
dari pinggir anterior ganglion.1
a. Nervus Opthalmicus
Nervus opthalmicus bersifat murni sensorik. Nervus
ini berjalan ke depan pada dinding lateral sinus cavernosus
di dalam fossa cranii media dan bercabang tiga, nervus
lacrimalis, nervus frontalis, dan nervus nasociliaris, yang
masuk ke dalam rongga orbita melalui fossa orbitalis
superior.1
Nervus lacrimalis berjalan ke depan pada pinggir
atas musculus rectus lateralis. Nervus ini bergabung
dengan ramus zygomaticotemporalis cabang dari nervus
maxillaris, yang mengandung serabut secretomotorik
parasimpatik ke glandula lacrimalis. Kemudian nervus
lacrimalis masuk glandula lacrimalis dan memberikan
cabang-cabang ke conjunctiva dan kulit kelopak mata atas.
Nervus frontalis berjalan ke depan pada permukaan atas
musculus levator palpebrae superioris dan bercabang dua
menjadi nervus supraorbitalis dan nervus supratrochlearis.
48
b. Nervus Maxillaris
Nervus maxillaris bersifat sensorik murni. Nervus
ini meninggalkan cranium melalui foramen rotundum dan
menyilang fossa pterygopalatina, masuk orbita melalui
fissura orbitalis inferior. Kemudian saraf ini berlanjut
sebagai nervus infraorbitalis di dalam sulcus infraorbitalis,
dan nervus ini muncul pada permukaan wajah melalui
foramen infraorbitale. Nervus maxillaris bercabang
menjadi serabut-serabut sensorik ke wajah dan sisi hidung.1
c. Nervus Mandibularis
Nervus mandibularis bersifat motorik dan sensorik.
Radix sensoris meninggalkan ganglion trigeminale dan
keluar dari cranium melalui foramen ovale untuk masuk ke
fossa infratemporalis. Radix motoris nervus trigeminus
juga keluar dari tengkorak melalui foramen ovale dan
bergabung dengan radix sensoris untuk membentuk truncus
49
8) Nervus Vestibulocochlearis
Nervus vestibulocochlearis merupakan saraf sensorik
yang terdiri atas dua berkas saraf yaitu nervus vestibularis dan
nervus cochlearis. Saraf-saraf ini meninggalkan permukaan
anterior otak di antara pons dan medulla oblongata. Saraf-saraf
ini melewati fossa cranii posterior dan masuk ke meatus
acusticus internus bersama dengan nervus facialis.1
Serabut vestibular merupakan pusat pengolahan impuls
dari sel-sel saraf ganglion vestibulare yang terletak di dalam
meatus acusticus internus. Serabut vestibularis berasal dari
vestibulum dan canalis semicircularis, karena itu serabut ini
berperan dalam sensasi posisi dan dengan gerakan kepala.
Serabut cochlear merupakan pusat pengolahan impuls dari sel-
sel saraf ganglion spirale cochleae. Serabut-serabut cochlear
berasal dari organum spirale Corti, karena itu berperan dalam
pendengaran.1
9) Nervus Glossopharyngeus
Nervus glossopharyngeus adalah saraf motorik dan
sensorik. Saraf ini keluar dari permukaan anterior medulla
oblongata, di antara oliva dan pedunculus cerebellaris inferior.
52
2.3 Stroke
Definisi stroke menurut WHO adalah tanda-tanda klinis gangguan
fungsi otak fokal atau global yang berkembang dengan tiba-tiba,
berlangsung lebih dari 24 jam atau menyebabkan kematin, tanpa penyebab
lain yang jelas selain dari vaskular. Definisi lain stroke menurut American
Heart Association (AHA) istilah stroke harus digunakan secara luas untuk
mencakup semua hal berikut:3,4
1. Infark sistem saraf pusat adalah kematian otak, medula spinalis, atau
sel retina akibat iskemia, berdasarkan pada patologi, imaging
(pencitraan), atau bukti objektif lainnya dari cedera iskemik fokal
otak, medula spinalis, atau retina dalam distribusi vaskular yang jelas,
atau bukti klinis dari cedera iskemik fokal dari otak, medula spinalis,
atau retina berdasarkan gejala yang bertahan ≥ 24 jam atau sampai
kematian, dan etiologi lainnya disingkirkan.
2. Definisi stroke iskemik adalah episode disfungsi neurologis
disebabkan oleh infark fokal dari cerebral, spinal, atau retina.
3. Definisi infark sistem saraf pusat “silent” adalah bukti imaging
(pencitraan) atau neuropatologis dari infark sistem saraf pusat, tanpa
riwayat disfungsi neurologis akut akibat lesi.
4. Definisi perdarahan intraserebral adalah perkembangan tanda klinis
disfungsi neurologis yang tiba-tiba disebabkan oleh pengumpulan
58
secara fokal dari darah di parenkim otak atau sistem ventrikular yang
tidak disebabkan oleh trauma.
5. Definisi perdarahan intraserebral “silent” adalah kumpulan fokus dari
darah yang kronis pada parenkim otak, ruang subarachnoid, atau
sistem ventrikel pada pemeriksaan neuroimaging atau neuropatologi
yang tidak disebabkan oleh trauma dan tanpa riwayat disfungsi
neurologis akut yang disebabkan oleh lesi.
6. Definisi perdarahan subarachnoid adalah perdarahan ke dalam ruang
subarachnoid.
7. Definisi stroke akibat perdarahan subarachnoid perkembangan tanda
klinisi disfungsi neurologis dan atau nyeri kepala yang tiba-tiba
disebabkan oleh perdarah ke ruang subarachnoid yang tidak
disebabkan oleh trauma.
8. Definisi stroke akibat trombosis vena serebral adalah infark atau
perdarahan pada otak, medula spinalis, atau retina disebabkan oleh
trombosis dari struktur vena serebral. Tanda dan gejala disebabkan
oleh edema reversibel tanpa infark atau perdarahan tidak
dikategorikan sebagai stroke.
9. Definisi stroke yang tidak disebabkan secara spesifik adalah episode
disfungsi neurologis akut yang diduga disebabkan oleh iskemia atau
perdarahan, bertahan ≥ 24 jam atau sampai mati, tetapi tanpa bukti
yang cukup untuk diklasifikasikan sebagai salah satu di atas.
2.4 Epidemiologi
Di seluruh dunia, stroke merupakan penyebab kedua kematian dan
urutan ketiga penyebab disabilitas. Sekitar 10% dari 55 kematian di dunia
yang terjadi setiap tahun di dunia disebabkan oleh stroke. Selama dekade ini,
kejadian stroke telah menurun sebanyak 42% di negara-negara
berpenghasilan tinggi, sedangkan selama empat dekade terakhir, insiden
stroke di negara berpenghasilan rendah dan menengah menjadi meningkat
lebih dari dua kali lipat.4
59
2.5 Klasifikasi
Menurut Perdossi stroke dapat diklasifikasikan berdasarkan gambaran
klinik, patologi anatomi, sistem pembuluh darah, dan stadiumnya. Dasar
klasifikasi yang berbeda-beda ini perlu, sebab setiap jenis stroke mempunyai
cara pengobatan, preventif, dan prognosis yang berbeda, walaupun
patogenesisnya serupa.6
1. Berdasarkan patologi anatomi dan penyebabnya
1) Stroke iskemik
a. Serangan iskemik sepintas (Transient Ischemic Attack/TIA)
b. Trombosis serebri
c. Emboli serebri
60
2) Stroke hemoragik
a. Perdarahan intraserebral
Perdarahan intraserebral paling sering terjadi akibat
cedera vaskular yang dipicu oleh hipertensi dan ruptur salah
satu dari banyak arteri kecil yang menembus jauh ke dalam
jaringan otak. Apabila perdarahan terjadi pada individu yang
tidak mengidap hipertensi, maka diperlukan pemeriksaan
untuk mengetahui kausa lain dari perdarahan tersebut seperti
gangguan perdarahan, malformasi arteriovena, dan tumor yang
menyebabkan erosi. Stroke yang disebabkan oleh perdarahan
intraserebrum paling sering terjadi pada saat pasien terjaga dan
aktif, sehingga kejadian sering disaksikan orang lain.7
Karena lokasinya berdekatan dengan arteri-arteri dalam,
basal ganglia dan kapsula interna sering menerima beban
terbesar tekanan dan iskemia yang disebabkan stroke tipe ini.
Dengan mengingat bahwa basal ganglia memodulasi fungsi
motorik volunter dan bahwa semua serat saraf aferen dan
eferen di separuh korteks mengalami pemadatan untuk masuk
dan keluar dari kapsula interna, maka dapat dilihat bahwa
stroke di salah satu bagian ini diperkirakan dapat menimbulkan
defisit yang sangat merugikan. Biasanya perdarahan di dalam
jarungan otak menyebabkan defisit neurologis fokal yang
cepat dan memburuk secara progresif dalam beberapa menit
sampai kurang dari 2 jam. Hemiparesis di sisi yang berlawanan
dari letak perdarahan merupakan tanda khas pertama pada
keterlibatan kapsula interna.7
b. Perdarahan subarachnoid
Perdarahan subarachnoid memiliki dua kausa utama
yaitu ruptur suatu aneurisma vaskular dan trauma kepala.
Karena perdarahan dapat masif dan ekstravasasi darah ke
61
2.7 Patofisiologi
1) Patofisiologi Stroke Iskemik
Iskemia jaringan otak biasanya disebabkan oklusi mendadak arteri
di otak (biasanya arteri vertebrobasilar) bila ada ruptur plaque, kemudian
akan mengaktivasi sistem pembekuan. Interaksi ateroma dengan bekuan
akan mengisi lumen arteri sehingga aliran darah mendadak tertutup.
Aterosklerosis berhubungan dengan banyak faktor resiko, seperti
hipertensi, obesitas, merokok, diabetes mellitus, usia dan kadar kolesterol
tinggi.
Stroke iskemik terjadi berdasarkan 3 mekanisme yaitu trombosis
serebri, emboli serebri dan pengurangan perfusi sistemik umum.
Stroke iskemik disebabkan oleh adanya penyumbatan di pembuluh darah
otak yang mengakibatkan perubahan dari sel neuron otak secara
bertahap.15
Tahap 1 :
Tahap 2 :
Tahap 4 : Apoptosis
serebral bervariasi, sakit kepala adalah awitan yang tidak umum. Beberapa
pasien mengalami pusing, perubahan kognitif atau kejang dan beberapa
awitan umum lainnya. Secara umum trombosis serebral tidak terjadi secara
tiba-tiba, dan kehilangan bicara sementara, hemiplegia atau parestesia pada
setengah tubuh dapat mendahului awitan paralysis berat pada beberapa
jam atau hari.
2.8 Diagnosis
Penegakkan diagnosis stroke didasarkan oleh anamnesis, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan penunjang.
1. Anamnesis
Pada anamnesis akan ditemukan kelumpuhan anggota gerak
sebelah badan, mulut mencong atau bicara pelo, dan tidak dapat
berkomunikasi dengan baik. Keadaan ini timbul sangat mendadak,
dapat sewaktu bangun tidur, mau sholat, selesai sholat, sedang
bekerja, atau sewaktu beristirahat. Selain itu perlu ditanyakan pula
faktor-faktor risiko yang menyertai stroke misalnya penyakit kencing
manis, darah tinggi, dan penyakit jantung, serta obat-obat yang sedang
dipakai. Selanjutnya ditanyakan pula riwayat keluarga dan penyakit
lainnya.6
2. Pemeriksaan Fisik
72
3. Pemeriksaan Penunjang
1) Laboratorium
2) Pemeriksaan kardiologi
73
Stroke Iskemik
- Anamnesis
Gangguan global berupa gangguan kesadaran. Ganggian fokal yang
muncul mendadak, dapat berupa:8
a. Kelumpuhan sesisi/kedua sisi, kelumpuhan satu ekstremitas,
kelumpuhan otot-otot penggerak bola mata, kelumpuhan otot-otot
untuk proses menelan, wicara, dan sebagainya.
b. Gnagguan fungsi keseimbangan
c. Gangguan fungsi penghidu
d. Gangguan fungsi penglihatan
e. Gangguan fungsi pendengaran
f. Gangguan fungsi somatik sensoris
g. Gangguan neurobehavioral yang meliputi:
1) Gangguan atensi
2) Gangguan memory
3) Gangguan bicara verbal
4) Gangguan mengerti pembicaraan
5) Gangguan pengenalan ruang
6) Gangguan fungsi kognitif lain
- Pemeriksaan Fisik8
a. Penurunan GCS
b. Kelumpuhan saraf kranial
c. Kelemahan motorik
d. Defisit sensorik
e. Gangguan otonom
f. Gangguan neurobehavior
74
- Pemeriksaan Penunjang8
a. CT Scan + CT Angiografi/MRI + MRA otak
b. EKG
c. Doppler Carotis
d. Transcranial Doppler
e. TCD Bubble Contrast & VMR
f. Laboratorium: hematologi rutin, gula darah sewaktu, fungsi ginjal
(ureum, kreatinin), activated partial thrombin time (APTT), waktu
prothrombin (PT), INR, gula darah puasa, dan 2 jam PP, HbA1C,
profil lipid, C-reactive protein (CRP), laju endap darah, dan
pemeriksaan atas indikasi seperti enzim jantung, serum elektrolit,
analisis hepatik, dan pemeriksaan elektrolit.
g. Thorax foto
h. Urinalisa
i. Echocardiografi
j. Pemeriksaan neurobehavior
k. DSA serebral
- Kriteria Diagnosis
Terdapat gejala defisit neurologis global atau salah satu/beberapa defisit
neurologis fokal yang terjadi mendadak dengan bukti gambaran
neuroimaging (CT-scan atau MRI).8
Stroke Hemoragik
- Anamnesis8
a. Gejala prodromal yaitu: gejala peningkatan tekanan intrakranial
dapat berupa sakit kepala, muntah-muntah, sampai kesadaran
menurun.
b. Gejala penekanan parenkim otak (perdarahan intraserebral),
memberikan gejala tergantung daerah otak yang tertekan/terdorong
oleh bekuan darah.
75
- Pemeriksaan Fisik8
a. GCS
b. Kelumpuhan saraf kranial
c. Kelemahan motorik
d. Defisit sensorik
e. Gangguan otonom
f. Gangguan neurobehavior
- Pemeriksaan Penunjang8
a. CT Scan + CT Angiografi/MRI + MRA otak
b. EKG
c. Doppler Carotis
d. Transcranial Doppler
e. TCD Bubble Contrast & VMR
f. Laboratorium: hematologi rutin, gula darah sewaktu, fungsi ginjal
(ureum, kreatinin), activated partial thrombin time (APTT), waktu
prothrombin (PT), INR, gula darah puasa, dan 2 jam PP, HbA1C,
profil lipid, C-reactive protein (CRP), laju endap darah, dan
pemeriksaan atas indikasi seperti enzim jantung, serum elektrolit,
analisis hepatik, dan pemeriksaan elektrolit.
g. Thorax foto
h. Urinalisa
i. Echocardiografi
j. Pemeriksaan neurobehavior
k. DSA serebral
- Kriteria Diagnosis
Defisit neurologis fokal atau global yang muncul secara tiba-tiba, dapat
disertai tanda peningkatan tekanan intrakranial dan dibuktikan dengan
adanya lesi perdarahan pada pemeriksaan neuroimaging otak (CT-scan
atau MRI).8
76
Kejang lebih sering ditemukan pada stroke iskemik dan terjadi pada
28% stroke hemoragik. Pada perdarahan subarachnoid perdarahan
mengiritasi meningen. Hal ini menyebabkan gejala nyeri kepala hebat yang
tiba-tiba dan kaku kuduk. Sering juga dijumpai adanya kehilangan
kesadaran sementara pada saat perdarahan terjadi. Onset yang terjadi secara
tiba-tiba ini yang membedakan perdarahan subarachnoid dari nyeri kepala
dan kaku kuduk dari meningitis, yang terjadi dalam beberapa jam. Migrain
terkadang dapat menyebabkan nyeri kepala hebat secara tiba-tiba tetapi
tanpa kaku kuduk.9
Perdarahan intraserebral pada bagian kapsula interna akan
menyebabkan gangguan berat pada motorik, sensorik, dan gangguan
77
2.10 Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan di Ruang Gawat Darurat
1) Evaluasi Cepat dan Diagnosis
Oleh karena jendela terapi dalam pengobatan stroke akut
sangat pendek, maka evaluasi dan diagnosis harus dilakukan dengan
cepat, sistemarik, dan cermat.10
2) Terapi Umum
a. Stabilisasi Jalan Napas dan Pernapasan10
- Pemantauan secara terus menerus terhadap status neurologis,
nadi, tekanan darah, suhu tubuh, dan saturasi oksigen
dianjurkan dalam 72 jam, pada pasien dengan defisit
neurologis yang nyata.
- Pemberian oksigen dianjurkan pada keadaan dengan saturasi
oksigen < 95%.
- Perbaiki jalan napas termasuk pemasangan pipa orofaring
pada pasien yang tidak sadar. Berikan bantuan ventilasi pada
pasien yang mengalami penurunan kesadaran atau disfungsi
bulbar dengan gangguan jalan napas.
- Terapi oksigen diberikan pada pasien hipoksia.
- Pasien stroke iskemik akut yang non-hipoksia tidak
memerlukan terapi oksigen.
78
b. Stabilisasi Hemodinamik10
- Berikan cairan kristaloid atau koloid intravena (hindari
pemberian cairan hipotonik seperti glukosa)
- Dianjurkan pemasangan CVC (Central Venous Catheter),
dengan tujuan untuk memantau kecukupan cairan dan sebagai
sarana untuk memasukkan cairan dan nutrisi.
- Usahakan CVC 5-12 mmHg.
- Optimalisasi tekanan darah.
- Bila tekanan darah sistolik <120 mmHg dan cairan sudah
mencukupi, maka obat-obat vasopresor dapat diberikan
secara titrasi seperti dopamin dosis sedang/tinggi,
norepinefrin atau epinefrin dengan target tekanan darah
sistolik berkisar 140 mmHg.
- Pemantauan jantung (cardiac monitoring) harus dilakukan
selama 24 jam pertama setelah serangan stroke iskemik.
- Bila terdapat adanya penyakit jantung kongestif, segera atasi.
- Hipotensi arterial harus dihindari dan dicari penyebabnya.
Hipovolemia harus dikoreksi dengan larutan satin normal dan
aritmia jantung yang mengakibatkan penurunan curah
jantung sekuncup harus dikoreksi.
- Pemeriksaan jantung
- Pemeriksaan neurologi umum awal (derajat kesadaran,
pemeriksaan pupil dan okulomotor, keparahan hemiparesis)
f. Pengendalian Kejang10
- Bila kejang, berikan diazepam bolus lambat intravena 5-20
mg dan diikuti oleh fenitoin, loading dose 15-20 mg/kgBB
bolus dengan kecepatan maksimum 50 mg/menit.
- Bila kejang belum teratasi, maka perlu rawat di ICU.
- Pemberian antikonvulsan profilaksis pada penderita stroke
iskemik tanpa kejang tidak dianjurkan.
- Pada stroke perdarahan intraserebral, obat antikonvulsan
profilaksis dapat diberikan selama 1 bulan, kemudian
diturunkan, dan dihentikan bila tidak ada kejang selama
pengobatan.
2) Nutrisi10
a. Nutrisi enteral paling lambat sudah harus diberikan dalam 48
jam, nutrisi oral hanya boleh diberikan setelah hasil tes fungsi
menelan baik.
b. Bila terdapat gangguan menelan atau kesadaran menurun,
makanan diberikan melalui pipa nasogastrik.
c. Pada keadaan akut, kebutuhan kalori 25-30 kkal/kgBB/hari
dengan komposisi:
- Karbohidrat 30-40% dari total kalori
- Lemak 20-25% (pada gangguan napas dapat lebih tinggi 35-
55%)
83
2.11.2 Epidemiologi
Perdarahan intraserebral adalah salah satu jenis stroke dengan
persentase 10% kasus stroke. Perdarahan intraserebral dapat
menyebabkan morbiditas dan mortalitas tinggi dan 15% penyebab
kematian akibat stroke. Berdasarkan penyebab perdarahan,
perdarahan intraserebral diklasifikasikan menjadi perdarahan
intraserebral primer dan sekunder. Perdarahan intraserebral primer
terjadi 78-88% dari kasus.13,14
2.11.4 Klasifikasi
Perdarahan intraserebral terbagi menjadi dua yaitu:14
a. Perdarahan intraserebral primer
91
2.11.5 Patofisiologi
Hipertensi kronik menyebabkan perubahan patologi yaitu
proliferasi dari sel otot polos arteriol yang berdiameter 100-400
mikrometer, proses ini disebut dengan arteriolosklerosis hiperplastik.
Selanjutnya, sel otot polos akan berdegenerasi dan tunica media
digantikan oleh kolagen, yang menyebabkan pembuluh darah
mengalami penurunan tonus dan compliance yang rendah.
Selanjutnya arteriol tersebut akan mengalami dilatasi dan
terbentuklah aneurisma tipe Bouchard. Arteriol-arteriol dari cabang
lentikulostriata, cabang tembus arteriotalamus, dan cabang-cabang
paramedian arteria vertebro-basilar mengalami perubahan
degeneratif yang sama. Kenaikan tekanan darah yang mendadak atau
kenaikan dalam jumlah masif akan menginduksi pecahnya pembuluh
darah utama terutama pada pagi dan sore hari.6,17
92
Intracranial Hemorrhage
94
2.11.7 Penatalaksanaan
Penanganan stroke hemoragik dapat bersifat medik atau bedah
tergantung keadaan dan syarat yang diperlukan untuk masing-masing
jenis terapi. Penanganan medik fase akut dilakukan pada penderita
stroke hemoragik dengan menurunkan tekanan darah sistemik yang
tinggi dengan obat-obat anti hipertensi yang biasanya kerja cepat
untuk mencapai tekanan darah premorbid atau diturunkan kira-kira
20% dari tekanan darah waktu masuk rumah sakit. Jika keadaan
penderita cukup berat karena peninggian tekanan intrakranial (TIK)
disertai dengan deteriorasi fungsi neurologik progresif, intubasi,
hyperventilation terkontrol dan pemantauan diuresis dapat dilakukan
dalam setting ICU.6
Tindakan bedah pada perdarahan intraserebral sampai sekarang
masih kontroversial terutama pada perdarahan daerah basal ganglia,
prognosis biasanya buruk secara fungsional. Meskipun ada beberapa
indikasi untuk tindakan bedah, misalnya volume darah >55 cc dan
pergeseran garis tengah >5 mm. Pada kasus perdarahan intraserebral,
pasien dapat bertahan hidup, tetapi level fungsionalnya kurang baik.6
Perdarahan intraserebral dibedakan atas perdarahan
supratentorial dan infratentorial dengan gejala klinis yang khas pada
95