Anda di halaman 1dari 6

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Sekolah : SMPN 1Gorontalo

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : VII / I

Materi Pokok : Menyajikan Teks Cerita Fantasi/ Narasi

Kompetensi Dasar

4.3 Menyajikan gagasan kreatif dalam bentuk cerita imajinasi secara lisan dan tulis dengan
memperhatikan struktur, penggunaan bahasa, atau aspek lisan.

Indikator Pencapaian Kompetensi

4.3.1 Merencanakan penyajian teks cerita fantasi


4.3.2 Menulis teks cerita fantasi dengan memperhatikan struktur teks cerita fantasi dan kaidah
kebahasaan dari teks cerita fantasi

Langkah-langkah kegiatan:  

Langkah-langkah yang perlu dilakukan siswa untuk menyelesaikan tugas KD 4.2 

1. Peserta didik memahami materi langkah-langkah menyusun teks narasi/fantasi


2. Peserta didik mengerjakan tugas yang diberikan serta menulis sebuah teks cerita narasi/fantasi
dengan memperhatikan struktur dan kaidah kebahasaan.
3. Tugas boleh diketik menggunakan Microsoft word lalu filenya dikirimkan kembali ke Google
Classroom.
4. Tugas boleh pula ditulis tangan di buku tugas atau buku catatan, hasilnya kemudian difoto.
Kirim foto hasil tugas tersebut ke google classroom.
Nama : Agung Atmaja Luawo

Kelas : VII-3

Petunjuk Belajar

1. Pahami materi yang telah diberikan sebelumnya tentang menyajikan teks cerita fantasi!
2. Rerencanakan penyajian teks cerita fantasi!

 Merencanakan
1. Galilah ide dengan membuat fantasi dari topik lingkungan, kecanggihan teknologi, para
pahlawan, atau topik lain yang menarik perhatianmu!
2. Berfantasilah/Berkhayalah seakan-akan kamu mengembara pada 100 tahun yang akan
datang dengan kecanggihan teknologi yang luar biasa atau kondisi lingkungan yang
sudah sangat tercemar/ rusak. Atau juga kamu dapat menghadirkan tokoh sejarah bangsa
yang kamu temui. Dunia luar angkasa dapat juga menjadi sumber ide cerita fantasimu.
Beragam dunia teknologi di masa depan, dunia luar angkasa, tokoh-tokoh sejarah dan
sejarah masa lampau dapat kamu jadikan ide penulisanmu. Bahkan campuran beberapa
zaman dapat kamu padukan dalam ceritamu.
3. Tulislah tema yang akan kamu gunakan dalam menulis teks cerita narasi/imajinasi!
4. Tentukan latar!
5. Tulislah deskripsi tokoh-tokoh dalam ceritamu!
6. Buat sinopsis/ ringkasan cerita yang merupakan ringkasan kejadian dari awal sampai
akhir cerita!
 Mengembangkan cerita
Kembangkan tiap bagian yang sudah kamu rencanakan tadi sehingga menjadi cerita fantasi
yang menarik!

 Memberi Judul yang Menarik


Berilah judul yang menarik dari cerita yang kamu buat!
3. Tulislah teks cerita fantasi dengan memperhatikan struktur teks cerita fantasi dan kaidah
kebahasaannya!
PENJUAL GARAM DAN KELEDAI
Di sebuah desa terpencil yang jauh dari perkotaan hiduplah seorang penjual garam
dan seekor keledai. Penjual tersebut memiliki sifat yang dermawan namun hidupnya hanya
sebatang kara. Ia selalu membagikan hasil penjualan garamnya setiap hari kepada fakir
miskin dan tetangga tetangganya yang kurang mampu. Meskipun kehidupan pedagang garam
sendiri tidak bergelimang harta namun ia tetap mau berbagi dengan orang lain. Hasil
penjualan garamnya ia belikan makanan dan pakaian untuk disedekahkan kepada orang yang
membutuhkan.
Setiap kali penjual garam menuju perkotaan, ia selalu bersama dengan keledainya.
Keledai tersebut bertugas untuk mengangkut semua garam jualannya. Keledai itulah yang
menjadi teman hidup penjual garam. Ia sangat menyayangi keledai tersebut, bahkan tempat
tinggal dan makanan keledai telah disediakannya. Keledai itu bahkan telah dianggap sebagai
teman satu satunya sekaligus keluarganya. Namun perlakuan pedagang garam tersebut tidak
membuat keledai merasa puas.
Kedelai tersebut selalu menggerutu setiap kali ia hendak membawa garam untuk
dijual ke perkotaan. Ia merasa terbebani dengan garam yang dibawanya, bahkan merasa letih
karna jalan yang ditempuhnya cukup jauh. Keledai berkata kepada penjual garam, “agar
membeli gerobak saja karena hasil penjualan garam sudah cukup untuk membeli sebuah
gerobak.” Keledai menyayangkan mengapa uang tersebut malah diberikan kepada orang lain.
Mendengar perkataan keledai, penjual garam tersebut hanya terdiam dan menuntun
keledai menuju perkotaan. Ia menuntun keledai tersebut sembari membawa satu karung
garam di atas pundaknya. Di perjalanan menuju perkotaan, mereka harus melewati jembatan
yang teraliri dengan air sungai yang jernih dan juga deras. Karena mereka sudah merasa
lelah, kemudian ia bersama keledainya berhenti sebentar dan beristirahat.
Keledai yang beristirahat tersebut mempunyai ide yang konyol. Ia akan berpurapura
terjatuh jika besuk kembali melewati jalan ini. Maka dari itu garam-garam yang ia bawa akan
terkena air dan larut ke dalam air. Alhasil garam-garam bawaannya menjadi ringan.
Keesokan harinya penjual garam dan keledai menuju perkotaan dan melewati jembatan yang
sama. Keledai pun berpura-pura jatuh karena kelelahan.
Keledai itu terdiam dalam aliran sungai dan banyak karung garam yang terendam air.
Bahkan dalam waktu yang cukup lama, karena penjual harus meminta batuan orang sekitar
untuk menolong keledai. Keledaipun meminta maaf atas kejadian hal itu. Keledai beralasan
bahwa garam yang dibawanya menjadi tidak seimbang sehingga membuatnya terjatuh.
Penjual garampun berkata bahwa esok ia akan memawa banyak garam sehingga keledai
menjadi seimbang dalam membawanya.
Kemudian penjual garam membantu membawakan dua karung garam yang ada di atas
punggung keledai. Karung-karung tersebut terasa ringan karena hampir semua garamnya
telah larut ke dalam air sungai tadi. Keesokan harinya kejadian itu terus berulang, keledai
kembali terjatuh ke dalam air sungai karena beralasan tersandung batu dan lain sebagainya.
Penjual garam pun merasa curiga dengan kejadian itu dan ingin memberikan keledai balasan.
Suatu hari karung-karung berisikan garam tersebut di ganti dengan sekumpulan kapas.
Karung karung kapas tersebut dinaikkan ke atas punggung keledai. Namun keledai tidak
mengetahui bahwa karung tersebut bukan berisi garam melainkan berisi kapas. Sesampainya
di jembatan, keledai kembali terjatuh. Karung-karung kapas tersebut terendam di air. Di
waktu bersamaan, keledai bertanya kepada penjual garam mengapa karung garam tersebut
semakin berat jika terendam air cukup lama.
Penjual tersebut berkata “Karung yang dibawanya tidak berisi garam, tetapi berisi
sekumpulan kapas.” Penjual tahu bahwa keledai berpura- pura jatuh digenangan air agar
bebannya semakin berkurang. Perbuatan yang dilakukan keledai tersebut pada dasarnya
sangat merugikan. Mendengar perkataan penjual garam, akhirnya keledai sadar bahwa
dirinya salah. Ia merasa bahwa dirinya tidak tahu terima kasih dan tidak tahu balas budi
kepada penjual garam yang telah menyayanginya dan merawatnya.

 Struktur Teks Cerita Fantasi


1. Orientasi
Di sebuah desa terpencil yang jauh dari perkotaan hiduplah seorang penjual garam
dan seekor keledai. Penjual tersebut memiliki sifat yang dermawan namun hidupnya hanya
sebatang kara. Ia selalu membagikan hasil penjualan garamnya setiap hari kepada fakir
miskin dan tetangga tetangganya yang kurang mampu. Meskipun kehidupan pedagang garam
sendiri tidak bergelimang harta namun ia tetap mau berbagi dengan orang lain. Hasil
penjualan garamnya ia belikan makanan dan pakaian untuk disedekahkan kepada orang yang
membutuhkan.

2. Komplikasi
Setiap kali penjual garam menuju perkotaan, ia selalu bersama dengan keledainya.
Keledai tersebut bertugas untuk mengangkut semua garam jualannya. Keledai itulah yang
menjadi teman hidup penjual garam. Ia sangat menyayangi keledai tersebut, bahkan tempat
tinggal dan makanan keledai telah disediakannya. Keledai itu bahkan telah dianggap sebagai
teman satu satunya sekaligus keluarganya. Namun perlakuan pedagang garam tersebut tidak
membuat keledai merasa puas.
Kedelai tersebut selalu menggerutu setiap kali ia hendak membawa garam untuk
dijual ke perkotaan. Ia merasa terbebani dengan garam yang dibawanya, bahkan merasa letih
karna jalan yang ditempuhnya cukup jauh. Keledai berkata kepada penjual garam, “agar
membeli gerobak saja karena hasil penjualan garam sudah cukup untuk membeli sebuah
gerobak.” Keledai menyayangkan mengapa uang tersebut malah diberikan kepada orang lain.
Mendengar perkataan keledai, penjual garam tersebut hanya terdiam dan menuntun
keledai menuju perkotaan. Ia menuntun keledai tersebut sembari membawa satu karung
garam di atas pundaknya. Di perjalanan menuju perkotaan, mereka harus melewati jembatan
yang teraliri dengan air sungai yang jernih dan juga deras. Karena mereka sudah merasa
lelah, kemudian ia bersama keledainya berhenti sebentar dan beristirahat.
Keledai yang beristirahat tersebut mempunyai ide yang konyol. Ia akan berpurapura
terjatuh jika besuk kembali melewati jalan ini. Maka dari itu garam-garam yang ia bawa akan
terkena air dan larut ke dalam air. Alhasil garam-garam bawaannya menjadi ringan.
Keesokan harinya penjual garam dan keledai menuju perkotaan dan melewati jembatan yang
sama. Keledai pun berpura-pura jatuh karena kelelahan.
Keledai itu terdiam dalam aliran sungai dan banyak karung garam yang terendam air.
Bahkan dalam waktu yang cukup lama, karena penjual harus meminta batuan orang sekitar
untuk menolong keledai. Keledaipun meminta maaf atas kejadian hal itu. Keledai beralasan
bahwa garam yang dibawanya menjadi tidak seimbang sehingga membuatnya terjatuh.
Penjual garampun berkata bahwa esok ia akan memawa banyak garam sehingga keledai
menjadi seimbang dalam membawanya.
Kemudian penjual garam membantu membawakan dua karung garam yang ada di atas
punggung keledai. Karung-karung tersebut terasa ringan karena hampir semua garamnya
telah larut ke dalam air sungai tadi. Keesokan harinya kejadian itu terus berulang, keledai
kembali terjatuh ke dalam air sungai karena beralasan tersandung batu dan lain sebagainya.
Penjual garam pun merasa curiga dengan kejadian itu dan ingin memberikan keledai balasan.
3. Resolusi
Suatu hari karung-karung berisikan garam tersebut di ganti dengan sekumpulan kapas.
Karung karung kapas tersebut dinaikkan ke atas punggung keledai. Namun keledai tidak
mengetahui bahwa karung tersebut bukan berisi garam melainkan berisi kapas. Sesampainya
di jembatan, keledai kembali terjatuh. Karung-karung kapas tersebut terendam di air. Di
waktu bersamaan, keledai bertanya kepada penjual garam mengapa karung garam tersebut
semakin berat jika terendam air cukup lama.
Penjual tersebut berkata “Karung yang dibawanya tidak berisi garam, tetapi berisi
sekumpulan kapas.” Penjual tahu bahwa keledai berpura- pura jatuh digenangan air agar
bebannya semakin berkurang. Perbuatan yang dilakukan keledai tersebut pada dasarnya
sangat merugikan. Mendengar perkataan penjual garam, akhirnya keledai sadar bahwa
dirinya salah. Ia merasa bahwa dirinya tidak tahu terima kasih dan tidak tahu balas budi
kepada penjual garam yang telah menyayanginya dan merawatnya.

 Kaidah Kebahasaan
1. Kalimat langsung
a. “Agar membeli gerobak saja karena hasil penjualan garam sudah cukup untuk membeli
sebuah gerobak.”
b. “Karung yang dibawanya tidak berisi garam, tetapi berisi sekumpulan kapas.”
c. “Mengapa karung garam tersebut semakin berat jika terendam air cukup lama.”
2. Konjungsi penanda urutan waktu
 Setiap kali
3. Kata ganti sebagai sudut pandang
 Ia dan -nya
4. Kata ungkapan
 Bergelimang harta dan dermawan
5. Kalimat panca indera
a. Kedelai tersebut selalu menggerutu setiap kali ia hendak membawa garam untuk dijual ke
perkotaan
b. Di perjalanan menuju perkotaan, mereka harus melewati jembatan yang teraliri dengan air
sungai yang jernih dan juga deras. Karena mereka sudah merasa lelah, kemudian ia bersama
keledainya berhenti sebentar dan beristirahat.
c. Mengapa karung garam tersebut semakin berat jika terendam air cukup lam

Anda mungkin juga menyukai