Anda di halaman 1dari 12

MKU BAHASA INDONESIA

“Refleksi Mata Kuliah”

OLEH
NAMA : NOVIA PUTRI LUAWO
NIM : C011181007

DEPARTEMEN ILMU BAHASA


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2020

Analisis Wacana
1. Ada Apa (What Happen)?
Pertemuan pertama, Jumat 7 Februari 2020 pukul 13.55-15.40
Pada tahun ajaran 2019/2020 Fakultas Kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter
Umum Angkatan 2018 memasuki semester genap yaitu semester 4. Pada semester 4 ini terdapat
beebrapa mata kuliah yang di programkan oleh mahasiswa, termasuk MKU Bahasa Indonesia.
Pada mata kuliah ini kami di ajari oleh dua orang dosen yaitu Kak Rismayanti dan Bapak Yusuf.
Mata kuliah Basaha Indonesia di kelas kami di jadwalkan setiap minggunya pada hari Jumat
yang dimulai pada pukul 13.55 sampai dengan 15.40 WITA. Pada pertemuan pertama kami
membahas mengenai kulaih pendahuluan dan kontrak pembelajaran.
Setelah shalat jumat sekitaran pukul 13.55 dan kami di didalam kelas masih sementara
belajar mata kuliah lain, lewat seorang perempuan di depan kelas kami yang tidak di ketahui
bahwa dialah dosen yang akan mengajar mata kuliah Bahasa Indonesia. Setelah beberapa menit
kemudian ketua kelas keluar menghampiri perempuan yang sudah menunggu dari tadi di depan
kelas dan memberitahukan kepada dosen yang sedang mengajar di dalam kelas bahwa dosen
selanjutnya akan mulai mengajar. Selanjutnya dosen memasuki ruangan dan mengucapkan salam
lalu memperkenalkan dirinya. Kak Rismayanti itulah namanya dan kami memanggilnya dengan
sapaan kak Risma. Kak Risma mengenal kami semua kelas A melalui absen, beliau menyebut
nama kami semua satu persatu, lalu tidak lupa juga kak Risma memberikan nomor teleponnya
dan nama Instagramnya sebagai kontak agar kami bisa menghubunginya jika ada materi yang
kami tidak pahami dan untuk konfirmasi kehadiran. Setelah berkenalan dengan kami semua,
mulailah dengan melakukan kontrak pembelajaran selama 1 semester yang akan kami tempuh.
Beberapa menitpun berlalu dan kontak pembelajaran telah di setujui oleh kami semua dan dosen.
Selain menjelaskan mengenai kontrak pembelajaran kak Risma juga memberitahukan kepada
kami materi-materi yang akan dipelajari selama perkuliahan 1 semester. Materi-materi yang akan
didiskusikan adalah sebagai berikut :
1. Sejarah perkembangan Bahasa Indonesia
2. Tata tulis ejaan
3. Diksi
4. Kalimat
5. Kalimat efektif
6. Paragraf

Analisis Wacana
7. Pengembangan paragraf
8. Karya ilmiah
9. Rancangan karya ilmiah
10. Daftar Pustaka
11. Tinjauan Pustaka
Beliau juga memberitahukan kepada kami bahwa seharusnya yang akan mengajar 8
minggu kedepan adalah beliau, tetapi karena ada kegiatan yang harus di ikuti olehnya sehingga
yang akan mengajar adalah Bapak Yusuf, dan kak Risma yang akan mengajar mulai pada
pertemuan 9 sampai dengan pertemuan 16. Setelah menjelaskan semuanya, kak Risma
mengakhiri kelas pada hari itu.
Pertemuan kedua, Jumat 14 Februari 2020 pukul 13.55-15.40
Pada pertemuan kedua ini yang masuk adalah dosen yang berbeda yang telah diberitahu
sama kak Risma pada pertemuan sebelumnya. Saya dan teman sebangku yang pada awal beliau
masuk merasa sedikit tegang lalu setelah beliau mulai mengajar kami pun sering tertawa dan
suasana di kelas pada hari itu sangat ceria. Pertemuan kedua ini di awali dengan banyak kejutan
dan banyak hal lucu, dikarenakan dosen yang mengajar di depan kelas tidak sesuai dengan
ekspektasi kami seperti seorang dosen yang kaku, menegangkan dan menakutkan. Bapak Yusuf
adalah nama beliau, yang mengajarkan kami dengan caranya sendiri dalam memahami dan
menangkap materi yang di ajarkannya. Bapak Yusuf dalam mengajar selalu menyebutkan istilah
andalannya seperti “Broncong” setiap kali bertanya pada kami, dan hal itu membuat kami
sesekali tertawa. Selanjutnya bapak Yusuf meminta kami untuk mengeluarkan kertas dan
menuliskan dalam kertas tersebut harapan kami masuk kedokteran, disertai dengan nama, nim,
dan nilai yang kami mau untuk mata kuliah ini. Setelah diberikan waktu beberapa menit akhinya
kami dikumpul ke meja depan kelas. Bapak yusuf lalu mulai memilah kertas yang tadi kami
kumpul, dan setelah itu mulai memanggil nama kami yang tertera pada kertas tersebut. Dan tidak
lama perkuliahan pun selesai.
Pertemuan ketiga, Jumat 21 Februari 2020 pukul 13.55-15.40
Pada pertemuan ketiga ini kami kembali diajari oleh Bapak Yusuf. Beliau memulai
perkuliahan pada pukul 13.55 WITA. Bapak yusuf dalam mengajarkan kami tidak hanya
terfokus pada buku atau bahan bacaan lainnya, melainkan beliau menjelaskan kepada kami
secara langsung dan juga disertai dengan memberkan kami pertanyaan secara secara acak. Kami

Analisis Wacana
pun kaget dan di tuntut untuk memahami pertanyaan dan menjawab dengan cepat apa yang kami
tahu mengenai pertanyaan yang berikan. Setiap kali mahasiswa menjawab, beliau selalu
mengatakan “waaaaw” dengan penuh ekspresi dan pembawaannya yang sangat lucu. Kami pun
ikut tertawa dengan pembawaan beliau yang seperti itu, jika kami salah menjawab, beliau
mengoreksi jawaban kami terlebih dahulu dan bertanya kepada yang lain. Kami mulai terbiasa
dengan cara mengajar beliau yang tidak kaku dan menegangkan namun tetap membuat kami
mengerti dengan penjelasan materi yang dibawakan. Materi yang beliau bawakan kali ini adalah
penggunaan tanda baca titik “.”. kami diberikan pertanyaan dan harus menjawab dan jikalau
tidak bisa menjawab maka teman sebelah kami yang akan menjadi penjawab selanjutnya. Materi
yang saya dapat hari ini adalah tanda baca titik digunakan pada akhir suatu kalimat yang berupa
pernyataan, bukan suatu perintah atau pertanyaan. Yang di tekankan pada waktu itu bagaimana
penggunaan titik yang tepat dalam suatu kalimat. Setelah menjelaskan semua materi, Bapak
Yusuf mengakhiri kelas sore itu.
Pertemuan keempat, Jumat 28 Februari 2020 pukul 13.55-15.40
Pertemuan pada akhir bulan Februari ini kami mendiskusikan materi mengnai kalimat
tunggal yang dibawakan dengan ciri khasnya Bapaka Yusuf dalam mengajar. Beliau menjelaskan
terlebih dahulu apa itu kalimat tunggal kepada kami. Dan yang saya tangkap, kalimat tunggal
merupakan suatu pola kalimat yang terdiri dari subjek, predikat,dan dapat ditambah dengan
objek atau keterangan. Setelah itu seperti biasa, mulailah Bapak Yusuf memberikan kami mic
untuk menyebutkan contoh kalimat tunggal dengan subjek “Fakultas Kedokteran”. Kami pun
menyiapkan jawaban sembari menunggu giliran untuk menjawab. Kami pun mulai menjawab
selalu dengan mic yang diberikan Bapak Yusuf dengan kalimat yang Panjang. Sperti biasa Bapak
Yusuf dengan pembawaannya yang lucu membuat kami tidak merasakan tegang dalam
menerima pelajaran yang di ajarkan. Sebagian besar dari kami menjawab dengan salah, ternyata
banyak kata yang kami gunakan tidak sesuai dengan pola yang di ajaran oleh beliau. Beliau
memberitahukan kepada kami bahwa kalimat yang benar seperti “Fakultas Kedokteran memiliki
banyak peminat. Fakultas Kedokteran mempelajari proses terjadinya penyakit. Fakultas
Kedokteran adalah fakultas favorit di Universitas Hasanuddin.” Jawaba sederhana seperti itu
yang beliau harapkan. Jadi pelajaran yang didapatkan pada pertemuan tersebut adalah untuk
menuliskan kalimat tunggal haruslah sesuai dengan pola dan sesuai dengan aturannya.

Analisis Wacana
Sesederhana mungkin tetapi benar daripada yang kompleks tetapi tidak sesuai dengan polanya.
Tidak lama setelah itu kelas pun di akhiri.
Pertemuan kelima, Jumat 6 Maret 2020 pukul

Pertemuan kali ini, Bapak Yusuf membahas mengenai topik penggunaan tanda baca
koma “,”. Seperti biasa Bapak Yusuf membawakan materi dengan pembawaannya. Pd
enggunaan tanda baca koma tidak bisa lepas dari kalimat, terutama dalam perincian atau
pembilangan suatu unsur unsur tertentu misalnya “Kemarin malam adik membeli sabun, parfum,
dan juga shampo”. Adapun penggunaan koma yang ditekankan yaitu sebelum ungkapan
penghubung antar kalimat, contohnya seperti “Karena ia menjadi juara satu, ia mendapat hadiah
liburan dari orang tuanya.”, “Dia merusak laptop yang aku pinjamkan, oleh karena itu dia harus
menggantinya. Suatu kalimat apalagi paragraf biasanya membutuhkan koma untuk
menyempurnakan suatu paragraf tertentu, jadi pada pertemuan kali kelima ini kami diharuskan
untuk mengetahui penggunaan tanda baca koma yang baik dan benar.
Pertemuan keenam, Jumat 13 Maret 2020 pukul 13.55-15.40
Pertemuan keenam ini kami dihadapkan dengan materi kalimat majemuk setara. Sedikit
penjelasan soal kalimat majemuk setara ini adalah unsur atau bagian-bagiannya mempunyai
hubungan sederajat, atau dengan kata lain, kalimat yang terjadi dari gabungan
beberapa kalimat tunggal yang setara. Contohnya “Pandu main game dan Reza berangkat ke
sekolah”, “Rizky tidak pandai dalam bermain bola, tetapi dia pandai bermain tennis”, “Alifzan
ramah dan baik ke semua orang, akibatnya dia disegani oleh orang orang”. Pada pertemuan
keenam ini seperti hari-hari sebelumnya, kami diberi mic oleh Pak Yusuf untuk menyebutkan
contoh kalimat majemuk setara yang sesederhana mungkin dengan didahului dengan kalimat
tunggal dari beliau dan kami menjawab dengan menghubungkan kalimat tersebut dengan kalimat
tunggal lain yang memiliki korelasi, seperti “saya mau ke mall” kemudian dijawab “tetapi, saya
tidak punya uang”. Dari pertemuan ini kami lebih mengetahui esensi dalam menggunakan kata
penghubung seperti dan, tetapi, akibatnya, dll.
Pertemuan ketujuh, Jumat 20 Maret 2020 pukul 13.55-15.40
Pertemuan ketujuh ini berbeda dengan pertemuan pertemuan sebelumnya, dimana kami
mulai melangsungkan perkuliahan tanpa tatap muka melainkan via whatsapp, jadi pada
pertemuan ini kami diberikan tugas oleh Bapak Yusuf untuk membuat lima contoh kalimat

Analisis Wacana
majemuk setara dengan beberapa konjungsi, adapun kalimat majemuk setara yang saya buat
antara lain :
- Fakultas Kedokteran merupakan fakultas terfavorit di Indonesia.
- Memiliki ribuan pendaftar tetapi hanya menerima ratusan pendaftar sebagai mahasiswa
baru setiap tahunnya.
- Memiliki prospek kerja yang jelas dan bagus sehingga banyak diminati oleh para calon
mahasiswa baru.
- Tetapi mempunyai UKT (Uang Kuliah Tunggal) tertinggi di antara fakultas-fakultas lain.
Pengiriman tugas ini cukup mudah, yaitu difoto setelah ditulis, kemudian dikirim ke
ketua kelas melalui Whatsapp. Pertemuan ini merupakan pertemuan pertama tanpa tatap muka
dengan dosen, sehingga durasi dari pembelajaran mata kuliah ini relatif sedikit, dengan memberi
tugas yang berhubungan dengan materi sebelumnya, kita dituntut untuk kembali mengingat
materi yang sudah diajarkan sebelumnya.
Pertemuan kedelapan, Jumat, 27 maret 2020 pukul 13.55-15.40
Di pertemuan kedelepan tanpa tatap muka, kembali kami diberi tugas untuk menjelaskan
mengenai kalimat majemuk bertingkat dan kemudian mengidentifikasi perbedaan dari contoh
kalimat yang diberikan oleh Pak Yusuf. Pada pertemuan ini kami diberi contoh kalimat majemuk
bertingkat, yaitu : Pemerintah mengatasi penyebaran virus corona dengan meliburkan
mahasiswa, menutup masjid, dan membatasi mobilitas manusia. Dari contoh kalimat tersebut,
kami ditugaskan untuk mencari perbedaan dari kalimat pertama dan kedua, jadi perbedaannya
ada pada susunan induk kalimat dan anak kalimatnya dimana induk kalimat terletak diawal yang
kemudian diikuti oleh anak kalimatnya.
- Induk kalimat : Pemerintah mengatasi penyebaran virus corona.
- Anak kalimat : Meliburkan mahasiswa, menutup masjid, dan membatasi mobilitas
manusia.
- Kata penghubung : Dengan.
Pertemuan kesembilan, Jumat 3 April 2020 pukul 13.55-15.40
Di pertemuan kesembilan ini merupakan lanjutan dari pertemuan sebelumnya
yaitu membuat dan mengidentifikasi kalimat majemuk bertingkat sendiri, jadi kami diberi tugas
oleh Bapak Yusuf untuk tetap membuat contoh kalimat majemuk bertingkat sesuai dengan apa
yang diberikan di pertemuan sebelumnya. Kemudian untuk tugas ini, kami kembali

Analisis Wacana
mengidentifikasi induk kalimat, anak kalimat dan kata penghubungnya. Adapun kalimatnya yang
saya tulis : Anita mendapatkan wawasan yang banyak dengan membaca banyak buku/jurnal.
- Induk kalimat : Anita mendapatkan wawasan yang banyak.
- Anak kalimat : membaca banyak buku/jurnal.
- Kata penghubung : Dengan.
Pertemuan kesepuluh, Jumat 17 April 2020 pukul 13.55-15.40
Pada pertemuan kesepuluh ini, kita kembali bertemu dengan Kak Rismayanti, melalui via
whatsapp yang dibuatkan grup oleh ketua kelas kami. Kak Risma memberikan kami bahan
belajar mengenai kalimat efektif, dari bahan tersebut saya mengetahui bahwa kalimat efektif
merupakan kalimat untuk mengungkapkan gagasan dengan tepat dan dapat dipahami oleh
pendengar. Adapun ciri ciri dari kalimat efektif antara lain :
- Kesejajaran : artinya memiliki kesamaan prefix.
Contohnya : anak itu dibantu orang asing dengan digendongnya ke pinggir jalan.
- Kehematan : artinya tidak boleh boros kata dalam menulis kalimat efektif.
Contohnya : Jasad nya tidak diterima langit dan bumi
- Penekanan : artinya kalimat yang diberi penekanan.
Contohnya : Harapan kami agar masyarakat dapat mematuhi aturan protokoler kesehatan
yang berlaku.
- Kelogisan : kalimat efektif harus mudah dipahami.
Contoh : Waktu dan tempat saya persilahkan.
- Kesepadanan : keserasian antara gagasan dan struktur bahasa yang dipakai.
- Kepararelan : kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat efektif.
Contoh : Putri memancing ikan dan memasukkannya ke dalam jarring
- Ketegasan : penekanan pada ide pokok kalimat.
Contoh : Gubernur sulsel mengharapkan agar masyarakat patuh dan taat dengan tidak
keluyuran di tengah pandemic COVID19.
- Kecermatan dalam pemilihan kata : artinya tidak menimbulkan tafsiran ganda.
Contoh : Rahmat menggendong bayinya yang masih kecil
- Kepaduan : kalimat yang padu dan tidak bertele-tele.
Contoh : Pesan itu sudah saya balas.

Analisis Wacana
Setelah itu kak Risma memberikan tugas kepada kami untuk membuat 10 kalimat efektif
sesuai dengan cirinya masing-masing. Adapun jawaban saya :
1. Jantung (S) memompa (P) darah (O) keselutuh tubuh (Pel) setiap detik (Ket)
2. Para apoteker (S) sedang membuat (P) obat (O) untuk Pasien Covid-19 (Pel)
3. Anika (S) merasakan (P) gejala demam batuk dan bersin-bersin setelah pulang
dari acara keluarga (Pel) di Marisa (Ket)
4. Tahun lalu (Ket) di temukan (P) obat (O) Tuberkulosis (Pel) oleh Esa (S)
5. Dokter (S) merawat (P) pasien (O) Covid-19 (Pel) di ruang isolasi (Ket)
6. Ginjal (S) menyaring (P) darah (O) di membrana glomerulus (Pel)
7. Aisyah (S) mengkonsumsi (P) obat (O) Nifedipin (Pel) setiap hari (Ket)
8. Riski (S) memakai (P) Alat Pelindung Diri (O) saat merawat pasien Covid-19
(Pel)
9. Fitria (S) memakai (P) masker (O) saat berada di luar rumah (Ket)
10. Dokter (S) mendiagnosis (P) Novia (O) menderita Tuberkulosis (Pel) minggu lalu
(Ket)
Pada pertemuan ini juga kami Kak Risma membagi kami menjadi beberapa kelompok
dan diberikan materi yang harus di cari lalu dipresentasikan nantinya melalui Whatsapp. Kak
Risya juga menugaskan pada tiap kelompok untuk membuat video presentasi dan makalah
terkait materi yang sudah dibagikan.
Pertemuan kesebelas, Jumat 24 April 2020 pukul 13.30-17.00
Di pertemuan kesebelas ini, kita melakukan diskusi dengan kelompok yang sudah dibagi
di pertemuan sebelumnya, pada pertemuan ini kelompok 1 dan kelompok 9 dengan judul materi
“Daftar Pustaka dan Cara Pengutipan”. Sebelum melakukan diskusi, Pada pertemuan ini,
kelompok 1 dan 9 mengirimkan video presentasi dan juga makalah dari hasil diskusinya. Kak
Risya membuka sesi tanya jawab selama 20 menit. Setelah itu video dan makalah yang sudah
dikirim kami nonton dan kami baca. Dari hasil presentasi yang saya tangkap adalah daftar
pustaka merupakan suatu bagian dalam penulisan penelitian yang mencakup perilaku meminjam
atau mengambil hasil pemikiran orang lain berdasarkan kaidah kaidah yang berlaku. Daftar
pustaka mencantumkan judul buku, nama pengarang, penerbit dan keterangan lain terkait
referensi yang diperoleh. Ada beberapa pertanyaan dari teman saya Akbar yang cukup menarik,
yaitu “apakah referensi jurnal ilmiah yang diperoleh secara online dari web tertentu kita

Analisis Wacana
cantumkan pada daftar pustaka?”. Pertanyaan ini mewakili saya pribadi, karena tidak jarang saya
memperoleh referensi untuk karya tulis melalui website website yang ada di Google. Jadi dari
kelompok 1 menjawab bahwa “umumnya pada penulisan daftar pustakanya disertai dengan
websitenya dan dituliskan tanggal pengutipan sesuai dengan model sitasi yang dianut. Adapun
pertanyaan lain yang menurut saya juga cukup menarik dari teman saya Arman yaitu “ apabila
kita mengutip dari suatu sumber, sedangkan sumber itu juga mengutip dari sumber yang lain,
sumber manakah yang kita cantumkan pada referensi daftar pustaka?”. Jadi jawabannya adalah
keduanya dicantumkan, dimana sumber pertama atau penulis asli dicantumkan namanya di awal
dan nama penulis yang mengutip dicantumkan namanya di akhir kalimat kutipan. Diskusi
berlangsung responsif dan kondusif sehingga memudahkan kami untuk menangkap hasil diskusi
yang berlangsung.
Pertemuan kedua belas, Jumat 30 April 2020 pukul 13.30-15.15
Pada pertemuan kedua belas ini, mekanismenya sama dengan pertemuan sebelumnya,
jadi kelompok 2 dan 10 yang akan mempresentasikan hasil diskusinya menegenai pembentukan
paragraf. Pertemuan diawali dengan absen online seperti pertemuan sebelumnya dan kedua
kelompok kemudian mengirimkan video presentasi dan makalahnya. Dari hasil presentasi yang
saya pahami adalah paragraf adalah bagian bab dalam suatu karangan yang terdiri dari beberapa
kalimat. Adapun syarat pembentukan paragraf antara lain : kesatuan pemikiran, koherensi dan
kepaduan, penggunaan repetisi, penggunaan kata ganti, dan penggunaan kata transisi. Adapun
pertanyaan dari teman saya Albert “Bisakah kalimat utama dalam suatu paragraph berada di
tengah tengah paragraph (bukan diawal ataupun diakhir)? Jadi dari kelompok10 menjawab bisa,
yaitu dalam bentuk paragraph ineratif dimana kalimat utama berada diantara kalimat penjelas.
Pertemuan ketiga belas, Jumat 8 Mei 2020 pukul 08.30-11.30
Di pertemuan ketiga belas ini, mekanismenya sama dengan pertemuan sebelumnya, untuk
pertemuan ini kami membahas mengenai pengenalan karya ilmiah dan komposisi karya ilmiah
dari kelompok 4, 5, 12 dan13. Jadi dari hasil presentasi yang dapat saya tangkap yaitu karya
ilmiah merupakan laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil dari penelitian atau
pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan
etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. Adapun ciri ciri karya
ilmiah yaitu : logis, sistematis, objektif, dan etis. Tujuan penulisan karya ilmiah salah satunya

Analisis Wacana
adalah menyampaikan gagasan kepada masyarakat luas atau kalangan tertentu juga untuk
memenuhi tugas yang diberikan sebagai persyaratan dalam studi.
Pertemuan keempat belas, Sabtu 16 Mei 2020 pukul 13.30-16.00
Di pertemuan keempat belas ini, mekanisme presentasi dan diskusi berjalan seperti
pertemuan pertemuan sebelumnya. Jadi kami awali dengan absen online dan kelompok 4,5,12
dan 13 yang membawakan materi pengenalan karya ilmiah dan komposisi karya ilmiah. Dari
hasil presentasi yang dapat saya tangkap yaitu karya ilmiah merupakan suatu artikel atau hasil
pemikiran ide yang ditulis dengan mengikuti aturan atau kaidah yang berlaku. Adapun ciri ciri
karya ilmiah yaitu logis, sistematis, objektif, dan etis. Salah satu tujuan penulisan karya ilmiah
yaitu untuk menyampaikan gagasan kepada masyarakat luas atau kalangan tertentu dan juga
untuk memenuhi tugas sebagai persyaratan studi. Pada presentasi kali ini terjadi kesalahpahaman
dimana kami melemparkan tiga pertanyaan pada masing masing kelompok yang seharusnya
hanya ada tiga pertanyaan yang bisa diberikan pada kelompok yang presentasi. Tetapi Kak Risya
membantu kelompok yang presentasi dalam menjawab sehingga pertanyaan dapat dijawab.
Adapun kendala pada pertemuan kali ini ada banya kelompok yang bertanya pada waktu yang
bersamaan sehingga suasana diskusi kurang kondusif.
Pertemuan kelima belas, Sabtu 16 Mei 2020 pukul 13.30-16.00
Di pertemuan kelima belas ini, mekanisme diskusi dan presentasi sama dengan
pertemuan pertemuan sebelumnya. Pertemuan diawali dengan absen online di grup kelas
Whatsapp. Materi yang dipresentasikan di pertemuan ini cukup banyak yaitu : Teknik
pengembangan paragraph (kelompok 3 dan 11), perencanaan karya ilmiah (perumusan topikdan
judul) (kelompok 6 dan 14), perencanaan karya ilmiah (kerangka) (kelompok 7 dan 15) dan
perencanaan karya ilmiah (tinjauan pustaka) (kelompok 8 dan 16). Jadi cukup sulit bagi kami
untuk bisa menangkap materi yang dibawakan pada pertemuan ini karena materinya cukup
padat. Adapun yang saya dapatkan dari hasil presentasi adalah perbedaan dari teknik paragraf
contoh-contoh dan teknik ilustrasi, dimana teknik paragraph contoh-contoh diawali dengan
generalisasi yang terlalu umum sifatnya sehingga dapat memberikan penjelasan. Maka dari itu
terkadang membutuhkan contoh-contoh yang konkret, sedangkan teknik ilustrasi kadang kadang
ketika kita membuat paragraph diawali dengan mengelompokkan hal hal yang mempunyai
persamaan. Pengelompokan ini selanjutnya diperinci lagi lebih lanjut ke dalam kelompok yang
lebih kecil.

Analisis Wacana
Pertemuan keenam belas, Jumat 22 Mei 2020 pukul 13.30-16.00
Jadi untuk pertemuan terakhir ini, Kak Risya menugaskan kami untuk membuat sebuah
refleksi untuk mata kuliah Bahasa Indonesia dari awal pertemuan sampai akhir pertemuan
dengan menggunakan bahasa sendiri. Pertemuan kembali diawali dengan absen online seperti
biasanya. Adapun format penulisannya yaitu Times New Roman ukuran 12, dengan spasi 1,5
dengan minimal delapan halaman dan mencantumkan foto sendiri. Tugas ini harus kami
selesaikan sampai hari Rabu tanggal 27 Mei 2020. Setelah memberikan tugas tersebut Kak
Risma mengakhiri kuliah pada hari itu.
2. Ada Apa dengan Saya (What Happen to Me)?
Mata kuliah Bahasa Indonesia telah berlangsung selama enam belas pertemuan. Selama
perkuliahan di kelas maupun online melalui whatsapp dan juga tugas-tugas yang diberikan oleh
dosen pengampu, saya mendapatkan banyak pembelajaran. Dari tugas refleksi ini saya
menyadari kendala dalam mengerjakan tugas ini adalah sering menunda pekerjaan dan sulit
dalam mengatur waktu. Saya memilih waktu malam untuk mengerjakan tugas karena di waktu
pagi, siang dan sore saya memiliki beberapa kegiatan yang harus dikerjakan. Selain itu, saya
sangat malu untuk bertanya kepada dosen pengampu, padahal saya ingin menanyakan hal yang
kurang jelas lewat grup chat tapi saya tetap tidak memberanikan diri. Semoga kedepannya saya
dapat memberanikan diri untuk bertanya kepada dosen.
3. Jadi Apa (So What)?
Selama enam belas pekan ini, mempelajari semua materi yang diberikan oleh dosen
pengampu disetiap pertemuan, saya merasa lebih sedikit tahu bagaimana cara pengguaan Bahasa
Indonesia yang tepat baik dan benar dalam hal penggunaan tanda baca, penulisan kalimat dan
lain-lain yang berkaitan. Kami berterima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Bahasa
Indonesia yaitu Bapak Yusuf dan Kak Rismayanti karena, telah sabar dan ikhlas dalam
mengajarkan kepada kami bagaimana mempergunakan bahasa indonesia yang baik.

4. Sekarang Apa (Now What)?


Tugas merupakan suatu hal yang bersifat wajib bagi mahasiswa. Dalam mengerjakan
tugas mahasiswa sering menemukan kesulitan, salah satunya adalah kesulitan dalam mengatur
waktu. Tugas mahasiswa bukan hanya pada satu mata kuliah saja tapi beberapa mata kuliah pasti
memiliki tugas. Oleh karena itu mahasiswa sering kewalahan dalam mengerjakannya, terlebih
lagi untuk mahasiswa kedokteran yang kuliah mulai dari pagi hingga sore setiap harinya yang

Analisis Wacana
membuat waktu istirahat kita sangat sedikit karena pulang kuliah masih memiliki kewajiban
mengerjakan tugas.

Dengan pengalaman selama perkuliahan dan dengan adanya tugas ini, saya menyadari
hal-hal yang harus dibenahi dalam mengatur waktu. Saya cukup senang dengan mata kuliah ini
karena dapat menyadari bahwa dalam sehari-hari penggunaan bahasa indonesia saya masih
belum tepat. Oleh karena itu saya sangat berterima kasih kepada Kak Rismayanti dan Bapak
Yusuf yang telah mengajar dan membimbing kami selama perkuliahan ini.

Dalam penulisan tugas refleksi ini mungkin masih banyak kekurangan dari semua
rangkuman materi yang diajarkan selama perkuliahan, karena saya sudah sedikit lupa dengan
materi yang di ajarkan tetapi dengan mengerjakan tugas ini saya masih bisa mengingat kembali
sedikit demi sedikit materi yang di ajarkan selama perkuliahan.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Analisis Wacana

Anda mungkin juga menyukai