Anda di halaman 1dari 6

Nama : Salza Rachmayana Noor

Kelas : 2E Peksos

NRP : 1904235

Mata Kuliah : Administrasi dan Manajemen Organisasi Pelayanan Manusia

RANGKUMAN

MANAJEMEN ORGANISASI PELAYANAN KEMANUSIAAN

BEBERAPA PENDEKATAN TEORITIK TERHADAP ORGANISASI PELAYANAN


KEMANUSIAAN

PENDAHULUAN

A. Pengertian Teori
Teori adalah serangkaian bagian atau variabel,teori juga merupakan sekumpulan
asumsi atau prinsip-prinsip umum yang saling berkaitan erat yang digunakan
sebagai dasar untuk menjelaskan suatu/sekumpulan gejala/fenomena.Teori
dirumuskan, dikembangkan, dan dievaluasi menurut metode ilmiah. Teori juga
merupakan suatu hipotesis yang telah terbukti kebenarannya. Manusia
membangun teori untuk menjelaskan, meramalkan, dan menguasai fenomena
tertentu (misalnya, benda-benda mati, kejadian-kejadian di alam, atau tingkah
laku hewan). Sering kali, teori dipandang sebagai suatu model atas kenyataan

B. Manfaat Teori
1. Mempermudah untuk berkomunikasi
2. Memberikan fokus yang jelas untuk memahami apa yang terjadi
3. Memacu untuk terus mempelajari fenomena

C. Pengertian Teori Organisasi


Teori organisasi adalah disiplin ilmu yang mempelajari struktur dan
desain organisasi. Teori organisasi menunjuk aspek-aspek deskriptif maupun
perspektif dari disiplin ilmu tersebut. Teori organisasi menjelaskan bagaimana
organisasi sebenarnya distruktur dan menawarkan tentang bagaimana organisasi
bisa dikonstruksi guna meningkatkan keefektifan organisasi (Stephen P. Robbins,
1994).
D. Alasan Lahirnya Tori Organisasi
1. Teori organisasi muncul untuk merespon terhadap persoalan dan keprihatinan
yang dihadapi organisasi
2. Secara historis, setiap era tertentu dari bentuk organisasi dan struktur yang
muncul merefleksikan kondisi budaya dan sosio-ekonomi dari periode tsb
(Stinchcombe, 1965)
3. Salah satu kesamaan yang dapat diperdebatkan adalah bahwa perbedaan teori
organisasi human service yang muncul mencerminkan perubahan dari waktu
ke waktu dalam hal fungsi, teknologi pelayanan dan klien.
4. Masing-masing perspektif secara teoritikal tidak hanya menentukan aspek apa
dari organisasi yang akan dipelajari, tetapi juga mencakup seperangkat
asumsi, yang di dalamnya tentang peran organisasi dalam masyarakat, serta
hubungan antara individu dan organisasi.
5. Tujuan pendekatan teori ini untuk memberikan review secara singkat
mengenai teori yang paling relevan bagi kajian dalam organisasi human
service.

I. LEGAL - RATIONAL MODEL


Legal – rasional model merupakan bagian dari teori birokrasinya
Max Weber (1864-1920) Konsep birokrasi didasarkan pada ide tentang
sifat kekuasaan, dominasi dan otoritas, Perhatian Weber secara khusus
pada sifat otoritas , dimana ada 3 (tiga) otiritas yang dapat dibedakan
diantaranya :
1. Otoritas Tradisional
Otoritas tradisional adalah Otoritas yang memiliki keabsahan
berdasarkan kesucian/kekudusan suatu tradisi tertentu yang
hidup ditengah masyarakat. Sehingga ketika seorang taat dan
patuh terhadap suatu peraturan atau pada suatu struktur otoritas
disebabkan karena kepercayaan mereka terhadap yang bersifat
kontinyu. contoh kasus didalam negri ini, Indonesia. Disalah
satu kota terkenal yaitu, Yogyakarta yang disebut daerah
istimewa ini memang memang memiliki keistimewaan sendiri.
Kota ini memiliki pemimpin daerah atau sering disebut
gubernur sendiri. Gubernur disini sudah pasti keturunan dari
keraton jogja sebab mereka sudah meyakini dan memiliki
tradisi kepercayaan sendiri.
2. Otoritas karismatik
Otoritas karismatik merupakan otoritas yang didasarkan pada
kualitas luar biasa atau sesuatu yang menonjol dari pemimpin.
Hal ini bisa disebut dengan pengakuan yang subjektif karena
bergantung pada perspektif mayoritas. Otoritas ini diterapkan
oleh masyarakat primitif.
3. Otoritas legal rasional
Dalam sistem otoritas ini orang yang sedang malaksanakan
otoritas Legal-rasional adalah kerana dia memiliki suatu posisi
sosial yang menurut peraturan yang sah dia memiliki posisi
otoritas. Dalam seleksi pemilihan orang yang berhak
mendapatkan dan menduduki posisi otoritas tersebut telah
diatur dalam sebuah peraturan yang sah dan telah diakui oleh
sebuah organisasi birokrasi. Bawahan atau yang pada sistem
otoritas ini sering disebut dengan rakyat akan tunduk terhadap
otoritas pemimpin karena posisi sosial mereka diatur dan
dipaksa oleh aturan dalam bidang-bidang tertentu untuk tunduk
terhadap kebijakan otoritas yang dibuat oleh pemimpin dalam
sistem otoritas Legal-rasional. Pelaksanaan sistem otoritas
Legal-rasional ini tentu tidak lepas dari adanya sebuah
birokrasi yang telah memiliki struktur pemerintahan dan
birokrasi pada sitem otoritas ini mampu menciptakan sebuah
undang-undang yang mengatur dan mengikat semua anggota
yang termasuk didalam keanggotaan birokrasi tersebut.

A. Pandangan legal – rational model


Organisasi selalu memiliki susunan yang rasional dan logis, baik secara ekonomis
maupun pencapaian efisiensi. Dengan kata lain, efisiensi dan keuntungan ekonomis
adalah tujuan organisasi. Manusia diasumsikan bertingkah laku secara rasional dan
akan mudah bagi pihak manajemen untuk mencapai kepentingannya, terutama
peningkatan produktivitas melalui peningkatan upah dan insentif bagi pihak pekerja.
Memusatkan perhatian pada penciptaan suatu himpunan teknik-teknik yang rasional,
yang dibutuhkan dalam mengembangkan baik struktur maupun proses, dan juga
mengarahkan suatu bentuk koordinasi yang mampu mengintegrasikan hubungan
antar bagian organisasi.
Teknik dan pendekatan yang rasional dapat diwujudkan, maka organisasi akan dapat
berjalan lebih baik dalam pencapaian tujuan
B. Karakteristik legal - rational
1. Adanya tingkat spesilaisasi
2. Adanya struktur kewenangan secara hirarkis
3. Adanya sifat umum hubungan diantara anggota organisasi
4. Rekruitmen pegawai didasarkan pada kemampuan dan pengetahuan
teknis
5. Diferensiasi pendapatan dan kekayaan pribadi dan resmi
II. MANAJEMEN ILMIAH

Scientific management atau manajemen ilmiah adalah pendekatan klasik


untuk manajemen yang menekankan penerapan prinsip-prinsip ilmiah, termasuk
peningkatan efisiensi, kinerja, dan produktivitas melalui analisis rasional terhadap
komponen-komponen produksi. Pada awalnya, ini dikembangkan oleh F. W. Taylor
pada abad ke-19. Pendekatan ini membentuk dasar dari apa yang sekarang kita kenal
sebagai studi Kerja.

Definisi Manajemen Ilmiah Menurut Para ahli :

1. Robert Owen (1771-1858)

Pada mulanya tahun 1800 an Robert Owen seorang manajer beberapa pabrik
pemintalan kapas di New Lanark Skotlandia, menekankan pentingnya unsur
manusia dalam produksi. Dia mambuat perbaikan-perbaikan dalam kondisi kerja,
seperti pengurangan hari kerja standar, pembatasan anak-anak dibawah umur
yang bekerja. dia mengemukakan bahwa melalui perbaikan kondisi karyawanlah
yang akan menaikan produksi dan keuntungan, disamping itu juga Robert Owen
mengembangkan sejumlah prosedur kerja yang juga memungkinkan peningkatan
produktivitas.
2. Charles Babbage (1972-1871)

Pembagian kerja melalui spesialisasi. Setiap tenaga kerja harus diberi latihan
ketrampilan sesuai operasi pabrik. Mengembangkan program-program permainan.
Menganjurkan kerjasama yang saling menguntungkan antara kepentingan
karyawan dan pemilik pabrik. Merencanakan skema pembagian keuntungan

A. Pandangan pendekatan scientific management

Scientific management memfokuskan terhadap rekomendasi atau keputusan terutama


berkaitan dengan cara mengoptimalisasi efisiensi dan produktivitas organisasi. Organisasi
sebagai alat yang efisien dan rasional untuk memproduksi barang dan jasa, yang mana hal
tersebut terstruktur dan dikontrol dengan cara dan prinsip ilmiah. Organisasi harus
berdasarkan prinsip kerjasama antara staf lini dan manajer, dengan mengadopsi prinsip
manajemen berdasarkan analisis ilmiah, eksperimen, dan mengukur cara yang terbaik untuk
memperbaiki efisiensi dan produktivitas.

B. Prinsip-prinsip menurut Taylor (1903) dalam Scientific Management


1. Upah

Tujuan dari manajemen yang baik adalah untuk membayar upah yang tinggi dan biaya
produksi unit yang rendah
2. Penelitian

Untuk mencapai manajemen objektif harus menerapkan metode penelitian Ilmiah dan
eksperimen terhadap masalah secara keseluruhan

3. Seleksi dan Penempatan

Pegawai harus ditempatkan secara ilmiah pada pekerjaan dimana kondisi kerja dan
material diseleksi berdasarkan standar dapat terpenuhi.

4. Pelatihan

Pegawai seharusnya dilatih secara tepat dan ilmiah untuk meningkatkan keterampilan
mereka dalam unjuk kerja sehingga standar output dapat terpenuhi.

5. Hubungan pekerja/manajemen

Kerjasama secara ramah dan dekat antara pegawai harus dipelihara antara manajemen
dan pekerja untuk memastikan keberlanjutan lingkungan psikologis yang
memungkinkan terlaksananya prinsip-prinsip lain.

III. THE HUMAN RELATION APPROACH

Menurut Elton Mayo (1880-1949)

Pendekatan ini untuk menciptakan hubungan manusiawi yang baik, manajer harus memahami
kenapa karyawan bertindak seperti yang mereka lakukan serta faktor-faktor sosial dan psikologi
apa yang memotivasi mereka.

A. Pandangan pendekatan the Human Relations

Sikap dan sentiment pekeja, pola interaksi dan struktur serta budaya kelompok kerja
mempengaruhi kinerja pekerja lebih besar dibandingkan atribut fisik dari pekerjaan mereka.
Manusia pada dasarnya baik, sangat mudah dididik, mampu dalam menuju kesempurnaan, dan
karenanya, tujuan organisasi dan kepentingan individu harus sesuai. Efektivitas dan produktivitas
organisasi akan menjadi maksimal apabila struktur dan proses organisasi memungkinkan anggota
terpenuhi aktualisasi dirinya. Kinerja pekerja ditentukan oleh pola hubungan yang muncul dalam
kelompok kerja secara saling berhadapan (face-to-face).

B. Dua fundamental strategi pada kemampuan kelompok memfasilitasi efektifitas pekerja


1. Menggunakan kelompok partisipasi dalam membuat keputusan mengenai praktek
pekerjaan. Ini diasumsikan bahwa fasilitas ini mensepadankan antara tujuan kelompok
dan tujuan organisasi serta meningkatkan motivasi dan komitmen worker terhadap
organisasi (Coch dan French, 1948).
2. Menggunakan gaya kepemimpinan yang demokratis, permisif, berorientasi pengikut,
partisipatif dan penuh perhatian/tenggang rasa.
C. Alasan daya tarik perspektif human relation
1. Efektivitas teknologi human service seperti psikoterapi, pengajaran dan konseling
bergantung pada penggunaan diri yang meliputi tingkat komitmen, motivasi, dan
sikap terhadap organisasi dan rekan kerja, serta sikap terhadap klien.
2. Teknologi human service yang paling efektif adalah berdasarkan motivasi, sikap
dan komitmen klien terhadap tujuan organisasi.
3. Karena menggunakan diri-sendiri merupakan hal yang paling krusial maka
hubungan staf-ke-staf mempunyai dampak langsung dalam hubungan staf-klien.

Anda mungkin juga menyukai