Anda di halaman 1dari 7

Modul 9

KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

A. KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

Kelarutan (Solubility)
Istilah kelarutan (solubility) digunakan untuk menyatakan jumlah maksimum
zat yang dapat larut dalam sejumlah tertentu pelarut. Kelarutan dapat dinyatakan
dengan satuan mol/liter. Dalam hal ini, kelarutan sama dengan kemolaran dalam
larutan jenuhnya. Contohnya, kelarutan AgCl dalam air sebesar 1 x 10-5 mol L-1.

Tetapan Hasil Kali Kelarutan (Ksp)


Dalam suatu larutan jenuh suatu elektrolit yang sukar larut, terdapat
kesetimbangan antara zat padat yang tidak larut dan ion-ion zat itu yang larut. Sebagai
contohnya, perak klorida adalah garam yang sulit larut (Ksp kecil). Sedikit AgCl padat
yang larut dalam air diasumsikan berdisosiasi atau terurai sepenuhnya menjadi ion
Ag+ dan Cl-. Kita tahu dari modul sebelumnya bahwa untuk reaksi heterogen,
konsentrasi padatan (s) adalah tetap. Jadi, kita dapat menulis tetapan kesetimbangan
untuk disosiasi AgCl:

AgCl (s) ⇌ Ag+ (aq) + Cl- (aq)

Karena konsentrasi zat padat relatif tetap, maka tetapan kesetimbangan reaksi di
atas hanya melibatkan ion-ionnya saja, dan tetapan kesetimbangannya
disebut tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) (James E. Brady, 1990).

Atau secara umumnya:

y  x x y
K sp  [M ] [A ]

Sebenarnya anggapan bahwa senyawa ion tertentu tidak dapat larut


sepenuhnya dalam air kurang tepat. Faktanya senyawa ion yang tampak tidak
larut sebetulnya larut dalam air, hanya saja jumlahnya amat sedikit yaitu
kurang dari 0,1 g per 100 g air.

Hubungan Kelarutan Dan Tetapan Hasil Kali Kelarutan


Oleh karena s dan Ksp sama-sama dihitung pada larutan jenuh, maka ada
hubungan antara s dan Ksp. Secara umum hubungan antara kelarutan (s) dengan
tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) untuk larutan elektrolit AxBy dapat dinyatakan
sebagai berikut.
AxBy (s) ⇌ xAy+ (aq) + yBx- (aq)
s - -
- xs ys

y  x x y
K sp  [A ] [B ]
y
K sp  ( xs) x ( ys)
y ( x y )
K sp  x x y s

Contoh:

Contoh soal:
1) Sebanyak 4,35 mg Ag2CrO4 dapat larut dalam 100 ml air. Nyatakan kelarutan Ag 2CrO4
tersebut dalam mol L-1. (Ar O = 16; Cr = 52; Ag = 108)
Pembahasan:
Kelarutan = Molaritas larutan jenuh ; s = n/V
n Ag2CrO4 = Massa Ag2CrO4/Mr Ag2CrO4
= 4,35 x 10-3 gram /332 gram/mol
= 1,31 x 10-5 mol

Kelarutan (s) = n / V
= 1,31 x 10-5 mol /0,1 L
= 1,31 x 10-4 mol L-1

2) Tuliskan rumus tetapan hasil kali kelarutan untuk senyawa Mg(OH) 2!


Pembahasan:
Mg(OH)2 dalam larutan akan terurai menjadi ion-ionnya,
Mg(OH)2 ⇌ Mg2+ + 2OH-
Maka dari rumus Ksp diperoleh Ksp = [Mg2+][OH-]2

3) Pada suhu tertentu, kelarutan AgIO3 adalah 2 × 10–6 mol/L, tentukan harga tetapan
hasil kali kelarutannya!
Pembahasan:
AgIO3 ⇌ Ag+ + IO3-
s s s
Konsentrasi ion Ag+ = konsentrasi ion IO3- = s = kelarutan AgIO3 = 2 × 10-6
Ksp = [Ag+] [IO3-]
Ksp = (s)(s)
Ksp = (2 × 10–6 ).(2 × 10–6 )= (4 × 10–12 )

4) Bila diketahui Ksp Ag2CrO4 = 4.10-12 maka konsentrasi CrO4 dalam larutan jenuh
AgCrO4 adalah
Pembahasan:
Ag2CrO4 ⇌ 2Ag+ + CrO 24
s 2s s
+ 2 -2
Ksp = (Ag ) (CrO4 )
4.10-12 = (2s)2(s)
4.10-12 = 4s3
10-12 = s3
s = 10-4( CrO 24 )
s = 10-4

B. PENGARUH ION SENAMA TERHADAP KELARUTAN

Ion senama adalah ion yang sejenis dengan ion-ion yang ada dalam sistem
kesetimbangan. Pengaruh ion senama sesuai dengan Asas Le Chatelier. Asas Le
Chatelier adalah asas yang digunakan untuk memprediksi pengaruh perubahan
kondisi pada kesetimbangan kimia. Asas atau prinsip ini dinamai sesuai dengan nama
penemunya yaitu Henry Louis Le Chatelier (1850-1936). Dimana, bunyi asas Le
Chatelier adalah “Jika terhadap suatu sistem kesetimbangan dilakukan suatu tindakan
(aksi), sistem kesetimbangan tersebut akan mengalami perubahan (pergeseran) yang
cenderung untuk mengurangi pengaruh aksi tersebut.”
Kita ambil contoh larutan jenuh AgCl. Pada saat AgCl dilarutkan dalam air, maka
akan terbentuk reaksi kesetimbangan, yaitu:

AgCl(s) ⇌ Ag+(aq) + Cl–(aq)


Adanya penambahan larutan AgNO3 akan memperbesar konsentrasi ion Ag+ karena
AgNO3 akan mengion sempurna menghasilkan ion Ag+.

Reaksi yang terjadi yaitu:

AgNO3(aq) ⇌ Ag+(aq) + NO3–(aq)

Penambahan ion sejenis (Ag+) dari AgNO3 akan menggeser kesetimbangan


pengionan AgCl ke kiri. Pergeseran ke kiri menyebabkan kelarutan AgCl berkurang,
tetapi tidak mempengaruhi harga tetapan hasil kali kelarutan, jika suhu tidak berubah.
Kesimpulan:
a. Keberadaan ion senama atau sejenis dalam suatu larutan akan memperkecil
kelarutan (s)
b. Ion senama tidak akan mempengaruhi besarnya Ksp, selama suhu tidak berubah
(tetap).

Contoh soal:
1) Pada suhu tertentu, kelarutan AgIO3 adalah 2 × 10–6 mol/L, tentukan harga tetapan
hasil kali kelarutannya!
Pembahasan:
Ksp Ag2CrO4 = 4 s3 = 4(10–4)3 = 4 × 10–12
Ksp Ag2CrO4 = [Ag+]2 [ CrO 24 ]
4 × 10–12 = [Ag+]2 × 10–2
[Ag+] = 2 × 10–5 M
Ag2CrO4 ⟶ 2Ag+ + CrO 24
1
Kelarutan Ag2CrO4 = × 2 × 10–5 = 10–5 M
2
Jadi, kelarutan Ag2CrO4 dalam larutan K2CrO4 adalah 10–5 M.

C. REAKSI PENGENDAPAN
Pengertian
Reaksi pengendapan (presipitasi) adalah reaksi pembentukan padatan dalam
larutan atau di dalam padatan lain selama reaksi kimia. Pengendapan dapat terjadi
karena adanya difusi dalam padatan. Ketika reaksi terjadi dalam larutan cair, padatan
yang terbentuk disebut sebagai endapan. Bahan kimia yang menyebabkan adanya
padatan disebut pengendap. Tanpa kekuatan energi gravitasi yang cukup untuk
membawa partikel-partikel padat ke bawah bersama-sama, maka endapan akan tetap
sebagai suspensi. Cairan yang sudah tidak mempunyai endapan disebut supernatant.
Supernatant didefinisikan sebagai senayawa hasil pemisahan yang memiliki berat
jenis yang lebih rendah.

Pengendapan dapat terjadi jika konsentrasi senyawa melebihi kelarutan.


Pengendapan dapat terjadi dengan cepat dari larutan jenuh. Pengendapan erat
kaitannya dengan hasil kali kelarutan (Ksp). Dalam padatan, pengendapan terjadi jika
konsentrasi salah satu padatan berada di atas batas kelarutan.

Jenis Persamaan Kimia Pengendapan


1) Persamaan Molekul
Persamaan molekul adalah persamaan yang menulis bahwa semua spesi-spesi
di anggap sebagai molekul, maupun semua senyawa di tulis tanpa harus menulis
senyawa yang berperan dalam suatu keberlangsungan reaksi pengendapan. Contoh:
Reaksi antara natrium sulfat dengan barium klorida menghasilkan endapan
barium sulfat dalam larutan natrium klorida.

Na2SO4(aq) + BaCl2(aq) → BaSO4(s) + 2NaCl (aq)


2) Persamaan Ion
Persamaan ion adalah persamaan yang menunjukkan spesi-spesi yang terlarut
dalam bentuk ion-ion bebas. Untuk ion-ion yang tidak terlibat dalam reaksi disebut ion
pendamping. Karena ion pendamping muncul pada kedua ruas persamaan dan tidak
berubah selama reaksi kimia sehingga dapat diabaikan. Contoh:

Pb2+(aq) + 2NO3-(aq) + 2Na+(aq) + 2I-(aq) → PbI2(s) + 2Na+(aq) + 2NO3-(aq)

Ion-ion Na+ dan NO3- adalah sebagai ion pendampingnya. karena dalam penulisan
persamaan rumus reaksi pengendapan kita memerlukan pemusatan terhadap
perubahan yang sebenarnya terjadi maka di perlukan persamaan ionik total.
3) Persamaan Ion Total
Persamaan ion total adalah persamaan kimia (persamaan reaksi) yang
menunjukkan hanya spesi-spesi yang benar-benar berperan dalam suatu reaksi.
Contoh:

Pb2+(aq) + 2NO3-(aq) + 2Na+(aq) + 2I-(aq) → PbI2(s) + 2Na+(aq) + 2NO3-(aq)

Persamaan ion total dari persamaan reaksi di atas adalah,

Pb2+(aq) + 2I-(aq) → PbI2(s)

Sehingga hanya ion-ion yang menyebabkan terbentuknya endapan saja yang


ditulis. Suatu persamaan kimia memiliki persamaan ion total jika reaksinya
menghasilkan endapan. Untuk reaksi yang tidak menghasilkan endapan tidak memiliki
persamaan ion total.

Zat Pengendap
Zat pengendap atau precipitating agent adalah zat yang ditambahkan ke dalam
reaksi sehingga bisa menghasilkan endapan. Berikut adalah senyawa yang dapat
diendapkan oleh zat-zat pengendap tertentu:
1) Senyawa Hidroksida dan Garam
Senyawa-senyawa hidroksida dan garam bisa diendapkan dengan cara
menaikkan pH larutan secara perlahan – lahan. Biasanya larutan amonia (NH3)
dengan perbandingan 1 : 1 sering digunakan untuk tujuan ini di banyak percobaan
laboratorium.
2) Barium, Strontium, dan Kalsium
Ketiga unsur diatas adalah unsur golongan IIA. Sebagaimana yang kita ketahui
bahwa senyawa – senyawa sulfat yang dibentuk oleh unsur – unsur ini adalah sukar
larut dalam air dan akhirnya mengendap. Oleh karena itu, metode terbaik yang
digunakan untuk mengendapkan ketiganya adalah dengan menggunakan zat
pengendap yang bisa menghasilkan ion sulfat (SO 42-) seperti asam sulfatmik dan
dimetil sulfat. Asam sulfamat ketika dilarutkan ke dalam air bisa membebaskan ion
sulfat yang kemudian akan bereaksi dengan barium, stontium atau kalsium
membentuk endapan.

NH2SO3H + H2O → NH4+ H++ SO 24


Ca2+ + SO 24 → CaSO4(s) ↓

3) Zat-zat yang Mengendap Sebagai Senyawa Sulfat


Ada zat (ion atau unsur) yang mengendap sebagai senyawa sulfat. Untuk itu kita
harus sediakan zat pengendap yang dapat membebaskan senyawa sulfat seperti
trimetil fosfat. Trimetil fosfat dapat terhidrolisis didalam air membebaskan ion fosfat
( PO 34 ) yang kemudian akan bereaksi dengan zat yang ingin diendapkan.

Warna Endapan
Banyak senyawa yang mengandung ion logam menghasilkan endapan dengan
warna yang khas. Berikut ini adalah warna khas untuk berbagai logam. Namun
demikian, banyak dari senyawa ini dapat menghasilkan warna yang sangat berbeda.

Senyawa Warna
Emas Oranye
Contoh Krom Hijau tua, hijau keruh, oranye, ungu, kuning, coklat
soal: Kobalt Warna merah muda
Tembaga Biru
Besi (II) Hijau
Besi (III) Coklat kemerahan
Mangan Merah muda pucat
Nikel Hijau
1) Periksalah dengan suatu perhitungan apakah terbentuk endapan Ca(OH) 2 jika 10 mL
larutan CaCl2 0,2 M di reaksikandengan 10 mL larutanNaOH 0,02 M. (K spCa(OH)2 =
8 x 10-6)
Pembahasan:
Langkah pertama adalah menentukan mol masing masing zat.
n CaCl2 = M × V = 0,2 × 10 = 2 mmol
n NaOH = M × V = 0,02 × 10 = 0,2 mmol

Reaksi yang terjadi adalah:


CaCl2 + 2NaOH → Ca(OH)2 + 2NaCl

Ca(OH)2 adalah zat yang sukar larut yang jika terion menjadi:
Ca(OH)2 → Ca2+ + 2OH-

Jumlah mol ion Ca2+ berasal dari CaCl2-, sedangkan jumlah mol ion OH-berasal dari
NaOH, untuk itu kita cari konsentrasinya setelah larutan dicampur.
Vcampuran = 10 + 10 = 20 mL
2
[Ca2+] = = 0,1 M
20
0,2
[OH-] = = 0,01 M
20

Qc Ca(OH)2 = [Ca+2] × [OH-]


= 0,1 x 0,01
= 0,001 = 10-3
Qc>Ksp = 10-3> 8 × 10-6 = Terjadi endapan

2) Dalam suatu larutan terdapat CaCl2 dan BaCl2 masing masing 0,01 M. Larutan ini
ditetesi sedikit demi sedikit Na2SO4. Anggaplah volume larutan tidak berubah dengan
penambahan Na2SO4 0,01 M tersebut. Ion manakah yang akan diendapkan terlebih
dahulu? (Ksp CaSO4 = 9,1 x 10-6 dan Ksp BaSO4 = 1,1 x 10-10)
Pembahasan:
Reaksi yang terjadi adalah :
CaCl2 + Na2SO4 → CaSO4 + 2NaCl
BaCl2 + Na2SO4 → BaSO4 + 2NaCl

Garam yang diperkirakan akan mengendap adalah CaSO 4 dan BaSO4 (Jika tidak tahu
menentukan garam mana yang akan mengendap maka lihat saja data Ksp -nya)

Kita lihat dulu reaksi pertama = Garam CaSO4

Garam ini akan mengion menjadi :


CaSO4 → Ca2+ + SO 24

Konsentrasi ion Ca2+ didapat dari CaCl2 = 0,01 M = 10-2 M


Konsentrasi ion SO 24 didapat dari Na2SO4 = 0,01 M = 10-2 M

Qc CaSO4 = [Ca2+][ SO 24 ]


= (10-2)( 10-2)
= 10-4
Harga Qc untuk CaSO4 akan sama dengan BaSO4 karena memiliki konsentrasi yang
sama yaitu 10-4.

Dari hal ini dapat diambil kesimpulan:


Karena Qc > Ksp CaSO4 dan Ksp BaSO4 ,maka kedua garam akan mengendap
Yang mengendap dahulu adalah yang Ksp nya paling kecil yaitu BaSO4 (ion Ba2+).

Pustaka:
Chang. R. 2010. Chemistry 10th ed. McGraw-Hill.
Assrafy A dan Meilin F. Modul Pembelajaran Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan.
https://www.academia.edu/35941740/MODUL_PEMBELAJARAN_KELARUTAN_
DAN_HASIL_KALI_KELARUTAN. Diakses tanggal 25 Maret 2019.

Anda mungkin juga menyukai