Laporan Praktikum 1 Kelas B Kelompok 3
Laporan Praktikum 1 Kelas B Kelompok 3
PRAKTIKUM 1
PEMELIHARAAN HEWAN PERCOBAAN
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3 GOLONGAN II
DOSEN PENGAMPU :
Dewa Ayu Swastini, S. Farm., M. Farm., Apt.
PENDAHULUAN
Perubahan berat badan mencit (mus musculus) dapat ditentukan dengan persen selisih
berat badan sebelum adaptasi dan sesudah adaptasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
• Penyakit dapat dipelajari di host alami dengan infeksi diperoleh terutama melalui
rute pernapasan yang membantu dalam skrining vaksin,
• Penyakit secara klinis dapat dikembangkan dalam kurun waktu bertahun-tahun,
• Tuberkulosis pada sapi memiliki patologi identik dalam hal reaksi granuloma dan
kekebalan tubuh pada manusia,
• Ketersediaan sejumlah besar reagen imunologi,
• Anak sapi dapat menjadi kebal pada saat lahir, sehingga vaksinasi dapat diberikan
saat neonatal,
• Anak sapi peka terhadap antigen mikobakteri pada lingkungan di usia muda seperti
manusia (Novita, 2015).
METODE KERJA
1. Memegang Mencit
Memegang mencit dilakukan dengan cara memegang ekor mencit dengan tangan
kanan, lalu biarkan mencit mencengkram alas dengan permukaan kasar. Selanjutnya
tangan kiri dengan jari telunjuk dan ibu jari menjept kulit tengkuknya seerat mungkin,
ekor dipindahkan dari tangan kiri dengan posisi dijepit diantara jari kelingking dan jari
manis tangan kiri.
3. Memegang kelinci
Kelinci diperlakukan dengan halus, jangan memegang telinga saat mengankat
ataupun menangkap kelinci, tetapi pegang kulit leher kelinci dengan tangan kiri lalu
dekap kearah tubuh penguji.
Gambar 3. Cara memegang kelinci
BAB IV
4.2. Perhitungan
1. Mencit 1
Berat badan sebelum : 22g
Berat badan sesudah : 24g
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ
Persentase sesudah : 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 × 100%
24
× 100% = 109,09% ≈ 109%
22
4.3. Pembahasan
KESIMPULAN
Hewan coba/hewan uji adalah hewan yang sengaja dipelihara untuk digunakan sebagai
hewan model yang berkaitan untuk pembelajaran dan pengembangan berbagai macam bidang
ilmu dalam skala penelitian atau pengamatan di dalam laboratorium. Hewan uji yang sering
digunakan, yaitu rodent (binatang pengerat), klinci, anjing, kucing, ferret (musang), babi,
primata, dan sapi. Diantara hewan-hewan tersebut, yang paling sering digunakan adalah mencit
yang masuk ke dalam kategori rodent (binatang pengerat). Mencit banyak digunakan dalam
percobaan laboraturium karena gennya yang hampir mirip dengan manusia sehingga dapat
digunakan sebagai model penyakit genetic yang baik. Selain itu, mencit juga mudah
penanganannya dan harganya relatif murah.
Pada kegiatan praktikum ini dilakukan pengamatan terhadap perubahan persentase bobot
mencit yang telah diaklimatisasi selama lima hari dan diberikan pakan regular beserta air
minum. Hasilnya didapatkan rentang bobot mencit sebesar 22-24 gram dan persentase
perubahan bobot yang tidak terlalu ekstrem, yaitu pada mencit kesatu, keempat, dan kelima
sebesar 5-9%, sedangkan pada mencit kedua dan ketiga terjadi penurunan berat sebesar 4%.
Rentang bobot mencit tersebut masih berada pada rentang normal yang dinyatakan pada
Farmakope Indonesia edisi III yang sesuai dengan kriteria mencit sebagai hewan uji yaitu
dalam rentang bobot 17-25 gram.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi ke-3. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. 901-902.
Hau, J., & Hoosier Jr., G. L. 2003. Handbook of Laboratory Animal Science Second Edition.
Boca Raton: CRC Press.
Liu, E., & Fan, J. 2018. Fundamental of Laboratory Animal Science. Boca Raton: CRC Press.
Novita, Risqa. 2015. Pemilihan Hewan Coba pada Penelitian Pengembangan Vaksin
Tuberculosis. Jurnal Biotek Medisiana Indonesia . 4(1):15−23.
Ridwan,Endi. 2013. Etika Pemanfaatan Hewan Percobaan dalam Penelitian Kesehatan. J Indon
Med Assoc. 63 (3): 112−116.