Nim : 2011201031
Skenario 2
Pak Danil (55th) seorang penjahit datang dengan keluhan nyeri di malam hari saat tidur berasal
dari pergelangan tangan kanan. Selain itu, Pak Danil juga mengeluhkan sering baal atau
geringingan. Pemeriksaan sensorik menunjukkan adanya hipestesia di bagian tertentu dari jari
tangan kanan, atrofi otot-otot thenar dan ketidak mampuan melakukan oposisi jempol kanan.
Dokter menyarankan pelonggaran canalis carpalis.
STEP 1
Klarifikasi terminologi/istilah!
Keyword :
STEP 2
STEP 3
Brainstorming
STEP 4
Spider Web
STEP 5
Learning Objective
1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan anatomi dari pergelangan tangan dan
Canalis Carpalis.
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan perjalanan Nervus Medianus
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan otot yang terlibat pada pergerakan
tangan dan jari – jari dan fungsinya.
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan struktur Histologi Nervus.
5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan Patofisiologi dan Patogenesis Carpal
Tunnel Syndrome..
6. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan Fisiologi Nervus.
7. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tanda dan gejala Carpal Tunnel
Syndrome.
8. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan faktor dan resiko Carpal Tunnel
Syndrome.
9. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan penatalaksanaan Carpal Tunnel
Syndrome.
STEP 6
Study Mandiri
1.1 Tulang
Ossa carpi
Tersusun delapan tulang, yaitu empat tulang proksimal dan empat tulang pada
distal.Tulangtulang tersebut memberikan fleksibilitas pada pergelangan tangan.
• Ossa metacarpi
Intermedia tangan dan terdiri dari 5 tulang yang disebut ossa metacarpi. Ossa metacarpi di beri
nomor I-V yang dimulai dengan ibu jari dari lateral ke medial.
• Phalanges
Terdapat 14 phalang pada lima jari setiap tangan, jari-jari di beri nomor I-V mulai dengan ibu
jari,dari lateral ke medial. Satu tulang jari disebut phalange:
1. Phalanges proximal
2. Phalanges medial
3. Phalanges distal
(Tortora,2017)
1.2 Sendi
2. Articulatio intercarpal, tipe sendi plana synovial. Disusun antara ossa carpi
proximal dan distal. Sendi ini membentuk gerakan meluncur dan bergeser.
Canalis carpi dibentuk di anterior dari carpus oleh sulcus profundus yang dibentuk oleh
tulang-tulang carpale dan retinaculum flexorum Disebelah medial dasar sulcus carpi dibentuk
oleh tulang pisiforme dan hamulus ossis hamati dan di lateral oleh tuberculi ossis scaphoidei dan
trapezii.
Sebagian besar saraf pada eksremitas atas itu di inervasi oleh plexus brachialis, yaitu
jejaring saraf utama yang menyuplai ektremitas atas yang berasal dari dalam leher dan
memanjang ke dalam axilla Pleksus brachialis terbentuk oleh peyatuan rami anterior empat
cervicalis terakhir (CS-CB) dan nervus thoracicus 1 (T1) yang merupakan radix plexus
brachialis, radix biasanya berjalan di antara musculus scaleneus anterior dan medius dengan
arteri subclavia. Dibagian inferior leher pleksus brachialis menyatu membentuk 3 truncus,
yaitu:
Setiap truncus pada pleksus brachialis terbagi menjadi divisi anterior dan posterior ketika
plexus berjalan melalui canalis cervicoaxillaris di posterior clavicula Divisi anterior truncus
menyuplai kompartemen anterior ekstremitas superior, dan divisi posterior truncus menyuplai
kompartemen posterior
Divisi anterior truncus superior membentuk tiga fasciculus pleksus brachialis, yaitu :
Devisi anterior truncus superior dan medius menyatu membentuk fasciculus lateralis.
Setelah dan fasciculus berlanjut pada cabang terminal Memperhitungkan sisi dan cabang
terminal, tiga cabang terminal dari fasciculus lateralis, yaitu nervus pectoralis, nervus
musculocutaneus, nervus medialis melalui radix lateralis Sedangkan fasciculus medialis dan
posterior masing masing memberikan lima cabang terminal.
1. Nervus medianus
2. Nervus ulnaris
Nervus ulnaris meninggalkan lengan bawah dengan keluar dari jalan tendo m. Fleksor
carpi ulnaris. Saraf tersebut berlanjut disebelah distal kepergelangan tangan melalui
canalis ulnaris. Kemudian nervus ulnaris menjadi ramus cutaneus palmaris yang
berjalan superficial retinaculum fleksorum dan aponeorosis palmaris yang menyuplai
kulit pada sisi medial telapak tangan Ramus cutaneus dorsalis nervi ulnaris
mempersarafi separuh medial dorsum manus, jari V dan separuh medial jari IV. Nervus
ulnaris berakhir dibatas medial musculus retinaculum fleksorum dengan membagi
menjadi ramus superficialis dan profundus (L.Moore, 2013).
3. Otot Pergelangan Tangan Dan Fungsinya
1. Interossel
Empat musculus interosseus dorsalis yang bipennatus adalah muscull intrinsik yang
terletak paling posterior dan dapat diraba melalui kulit pada aspectus posterior manus Musculi
berada diantara dan melekat ke corpus tulang-tulang metacarpale didekatnya Tiap musculus
berinsertio ke basis phalangis proximalis dan vaginae tendinum musculorum extensorum digiti
yang terkait.
Empat muscull interosseus palmaris berada di anterior dari dari interosseus dorsales dan
merupakan musculi unipennatus yang berasal dari masing-masing metacarpale digiti yang
terkait. Musculi interosseus palmaris pertama tidak berkembang dan sering dianggap sebagai
bagian adductor pollicis atau flexor polliscis brevis
2. Musculi thenar
Tiga musculus thenar ( musculi opponens pollicis, flexor pollicis brevis, dan abductor
ponels brevis) terkait dengan oposisi pollex dan menyebabkan tonjol yang prominen (eminentia
thenaris ) di sisi lateral palma pada basis pollex.
3. Muscull hypothenar
Musculi hypothenar (opponens digiti minimi, abductor digiti minimi, dan flexor digiti
minimi brevis) berperan dalam tonjol ( eminentia hypothenaris) di sisi medial palma pada
bassis digitus minimus. Musculi hypothenar mirip dengan muscull thenar dalam hal nama dan
susunannya.
4. Musculi Lumbricales
Ada empat musculus lumbricalis (seperti cacing), tiap musculus terkait dengan satu
digitus Musculi ini berorigo di tendines flexor digitorum profundus pada palma dan berinsertio
ke vaginae tendinum musculorum extensorum. Lumbricales unik karena musculi ini
menghubungkan tendines flexorum dengan tendines extensorum. Melalui insertionya didalam
vaginae tendinum musculorum extensorum, musculi ini berperan dalam melakukan flexi sendi
metacarpophalangeales dan extensi sendi interphalangeales. (Richard, 2014)
4.Histologi Nervus
Suatu saraf tepi terdiri dari banyak akson dari berbagai ukuran yang dikelilingi oleh
beberapa lapisan jaringan ikat, yang memisahkan saraf menjadi beberapa berkas saraf (akson)
atau fasikulus (fasciculus). Diantaranya yaitu:
1. Epineurium
Lapisan jaringan ikat paling luar yang menyatukan semua fasikulus. Lapisan ini terdiri
dari jaringan ikat padat tidak teratur yang membungkus saraf tepi secara keseluruhan.
2. Perineurium
Suatu lapisan jaringan ikat yang lebih tipis yaitu masuk kedalam saraf dan membungkus
satu atau lebih fasikulus saraf.
3. Endoneurium
Lapisan jaringan ikat vaskular longgar dari serat retikular tipis yang membungkus
setiap akson bermielin atau sekelompok akson tak bermielin yang berhubungan dengan
sebuah sel schwann. (Mescher, 2012)
Patogenesis CTS masih belum jelas tetapi beberapa teori telah diajukan untuk menjelaskan
gejala dan gangguan studi konduksi saraf. Yang paling populer adalah teori kompresi mekanis,
insufisiensi mikrovaskular, dan getaran. Menurut teori kompresi mekanis, gejala CTS
disebabkan oleh kompresi saraf median di terowongan karpal. Kelemahan utama dari teori ini
adalah bahwa teori ini menjelaskan konsekuensi kompresi saraf tetapi tidak menjelaskan
etiologi yang mendasari kompresi mekanis. Kompresi diyakini dimediasi oleh beberapa faktor
seperti ketegangan, aktivitas berlebihan, hiperfungsi dan perpanjangan pergelangan tangan
yang berkepanjangan atau berulang (Tana, et al., 2004).
Teori insufisiensi mikro-vaskular menyatakan bahwa kekurangan suplai darah menyebabkan
penipisan nutrisi dan oksigen ke saraf yang menyebabkan saraf perlahan-lahan kehilangan
kemampuannya untuk mengirimkan impuls saraf. Jaringan parut dan fibrotik akhirnya
berkembang di saraf. Bergantung pada tingkat keparahan cedera, perubahan saraf dan otot
mungkin permanen. Gejala khas CTS, terutama kesemutan, mati rasa dan nyeri akut, bersama
dengan hilangnya konduksi saraf akut dan reversibel dianggap sebagai gejala iskemia (Tana,
et al., 2004).
Menurut teori gejala CTS bisa disebabkan oleh efek dari penggunaan jangka panjang alat yang
bergetar pada saraf median di carpal tunnel. Lundborg mencatat edema epineural pada saraf
19 median dalam beberapa hari berikut paparan alat getar genggam. Selanjutnya, terjadi
perubahan serupa mengikuti mekanik, iskemik, dan trauma kimia (Tana, dkk., 2004).
Kejadian yang terjadi secara kronis, dimana terjadi penebalan fleksor retinakulum yang
menyebabkan tekanan terhadap nervus medianus, Tekanan yang berulang-ulang dan lama akan
mengakibatkan peninggian tekanan intrafasikuler, akibatnya aliran darah vena intrafasikuler
melambat. Kongesti yang terjadi ini akan mengganggu nutrisi intrafasikuler yang diikuti oleh
anoksia yang akan merusak endotel. Kerusakan endotel ini akan mengakibatkan kebocoran
protein sehingga terjadi edema epineural. Hipotesa ini menerangkan bagaimana keluhan nyeri
dan sembab yang timbul terutarna pada malam atau pagi hari akan berkurang setelah tangan
yang terlibat digerak-gerakkan atau diurut, akibat akibat perbaikan sementara pada aliran
darah. Apabila kondisi ini terus berlanjut akan terjadi fibrosis epineural yang merusak serabut
saraf. Lama- kelamaan saraf menjadi atrofi dan gangguan pada jaringan yang mengakibatkan
fungsi saraf tidak menyeluruh (Davis, 2005).
6.Fisiologi Nervus
Nervus medianus adalah salah satu saraf lengan bawah yang merupakan saraf utama kompartemen
anterior. Nervus ini berasal dari dua radiks yaitu radiks lateralis dan radiks medialis. Radiks lateralis
adalah lanjutan dari fusciculus lateralis yang menerima serabut dari C6 dan C7 sedangkan radiks
medialis adalah lanjutan dari fasciculus medialis yang menerima serabut dari C8 dan TI. Radiks
lateralis dan radiks medialis bergabung membentuk nervus medianus di sebelah lateral arteri axillaris
(Moore, 2013).
Pada canalis carpi, N. Medianus mungkin bercabang menjadi komponen radial dan ulnar.
Komponen radial dari N. Medianus akan menjadi cabang sensorik pada permukaan palmar jari-jari
pertama dan kedua dan cabang m otorik m . Abductor pollicis brevis, m. opponens pollicis, dan
bagian atas dari m. flexor pollicis brevis (Pecina, et al., 2001). N. Medianus terdiri dari serat sensorik
94% dan hanya 6% serat motorik pada canalis carpi. Namun, cabang motorik menyajikan banyak
variasi anatomi yang menciptakan variabilitas patologi yang besar dalam kasus Capal Tunnel
Syndrome (AAOS, 2008) .
• Nervus medianus memersarafi otot-otot fleksor di lengan bawah, kecuali m. Flexor carpi
ulnaris, bagian ulnar m. Flexor digitorum dan lima otot tangan.
• Komponen ulnaris dari N. Medianus memberikan cabang sensorik ke permukaan jari kedua,
ketiga dan sisi radial jari keempat. Selain itu, saraf median dapat memersarafi permukaan
dorsal jari kedua, ketiga, dan keempat bagian distal sendi interphalangeal proksimal (Pecina,
et al., 2001)
b. Rasa kebas, semutan, kurang berasa, tingling (seperti kena strom) biasanya jari 1, 2, 3 dan ½
jari ke 4 tapi tak pernah keluhan pada jari 5.
c. Kadang-kadang rasa nyeri dapat terasa sampai lengan atas dan leher, tapi rasa kebas, semutan
hanya terbatas distal pergelangan tangan saja.
d. Jari-jari, tangan dan pergelangan bengkak dan kaku terutama pagi hari dan menghilang
setelah mengerjakan sesuatu.
Pada tahap awal gejala umumnya berupa gangguan sensorik saja Gangguan motorik hanya
terjadi pada keadaan yang berat. Gejala awal biasanya berupa parestesia, kurang merasa
(numbness) atau rasa seperti terkena aliran listrik (tingling) pada jari dan setengah sisi radial
jariwalaupun kadang kadang dirasakan mengenai seluruh jari-jari. Keluhan parestesia biasanya
lebih menonjol di malam hari.
Gejala lainnya adalah nyeri di tangan yang juga dirasakan lebih berat pada malam hari
sehingga sering membangunkan penderita dari tidurnya. Rasa nyeri ini umumnya agak
berkurang bila penderita memijat atau menggerak-gerakkan tangannya atau dengan meletakkan
tangannya pada posisi yang lebih tinggi. Nyeri juga akan berkurang bila penderita lebih banyak
mengistirahatkan tangannya. Bila penyakit berlanjut, rasa nyeri dapat bertambah berat dengan
frekuensi serangan yang semakin sering bahkan dapat menetap. Kadang-kadang rasa nyeri
dapat terasa sampai ke lengan atas dan leher, sedangkan parestesia umumnya terbatas di daerah
distal pergelangan tangan.
Dapat pula dijumpai pembengkakan dan kekakuan pada jari-jari, tangan dan pergelangan
tangan terutama di pagi hari. Gejala ini akan berkurang setelah penderita mulai
mempergunakan tangannya. Hipesetesia dapat dijumpai pada daerah yang impuls sensoriknya
diinervasi oleh nervus medianus.
Pada tahap yang lebih lanjut penderita mengeluh jari-jarinya menjadi kurang trampil
misalnya saat menyulam atau memungut benda-benda kecil. Kelemahan pada tangan juga
dapat dijumpai, sering dinyatakan dengan keluhan adanya kesulitan yang dialami penderita
sewaktu mencoba memutar tutup botol atau menggenggam. Pada penderita Carpal Tunnel
Syndrome pada tahap lanjut dapat dijumpai atrofi otot-otot thenar dan otot-otot lainnya yang
diinnervasi oleh nervus melanus.
a. keturunan
Merupakan faktor penting. Carpal Tunnel mungkin lebih kecil pada beberapa orang / mungkin
ada perbedaan anatomis yang mengubah jumlah ruang untuk saraf dan ciri-ciri ini dapat terjadi
dalam keluarga.
Mengulangi gerakan / aktivitas tangan dan pergelangan tangan yang sama dalam waktu lama
dapat memperburuk tendon dipergelangan tangan sehingga menyebabkan pembengkakan yang
membeli tekanan pada saraf.
d. Kehamilan
e. Kondisi kesehatan
Diabetes, rheumatoid arthritis, dan ketidak seimbangan kelenjar tiroid adalah kondisi yang
berhubungan dengan Carpal Tunnel Syndrome.
A. Farmakologi
3) Vitamin B6 (piridoksin) 100 – 300mg / h * a * r * i selama 3 bulan, namun hal ini masih
dalam tahap penelitian
B. Non Farmakologi
1) Carpal tunnel rehabilitation exercise Gerakan ini berupa latihan gerakan tangan yang
dilakukan selama 5 detik untuk masing-masing gerakan, dan diulangi 3-10 kali. Gerakan ini
befungsi untuk menurunkan tekanan pada nervus medianus (Singh, 2009).
2) Pemasangan bidai pada posisi netral pergelangan tangan. Bidai dapat dipasang
terusmenerus atau hanya pada malam hari selama 2-3 minggu.
3) Terapi operatif (pembedahan) hanya dilakukan pada kasus yang tidak mengalami
perbaikan dengan terapi konservatif atau bila terjadi gangguan sensorik yang berat atau adanya
atrofi otototot thenar.