Anda di halaman 1dari 15

TREMOR PADA TANGAN OLEH PENYAKIT PARKINSON

Angelique Agatha Suzanne


102018075
B5
Abstrak
Penyakit Parkinson adalah kelainan sistem saraf progresif yang memengaruhi gerakan. Gejala
mulai berangsur-angsur, kadang-kadang dimulai dengan tremor yang nyaris tak terlihat hanya di
satu tangan. Tremor sering terjadi, tetapi kelainan ini juga biasanya menyebabkan kekakuan atau
memperlambat gerakan. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan korda spinalis. Sebanyak 100
miliar neuron yang ada di otak yang membentuk anyaman kompleks. Tidak ada bagian otak yang
bekerja sendiri terpisah dari bagian-bagian otak lain karena anyaman neuron-neuron terhubung
secara anatomis oleh sinaps dan neuron-neuron di seluruh otak berkomunikasi secara ekstensif
satu sama lain dengan cara listrik atau kimiawi. Basal ganglia adalah kumpulan subcortical nuclei
pada forebrain yang terletak di bagian anterior dari ventrikel lateral. Secara umum basal ganglia
terlibat dalam proses pengendalian gerakan. tremor yang terjadi adalah pada bagian tangan karena
tangan yang mengalami getaran. Tangan apabila ditinjau maka merupakan bagian dari ekstremitas
atas dari potongan tubuh manusia. Ekstremitas atas terdiri dari tulang dan otot. Tulang pada
ekstremitas atas diantaranya ada scapula, klavikula, humerus, radius, ulnar, 8 tulang karpal, 5
tulang metakarpal, dan 14 phalanges. Otot pada ekstremitas atas terbagi atas otot gelang bahu, otot
lengan atas, otot lengan bawah, dan otot tangan.
Kata kunci : Tremor, sistem saraf pusat, basal ganglia, ekstremitas atas
Abstract
Parkinson's disease is a progressive nervous system disorder that affects movement. Symptoms
start gradually, sometimes starting with a barely noticeable tremor in just one hand. Tremors are
common, but the disorder also commonly causes stiffness or slowing of movement. The central
nervous system consists of the brain and spinal cord. A total of 100 billion neurons exist in the
brain that make up complex webbing. No part of the brain works alone apart from other parts of
the brain because the webbing of neurons is anatomically connected by the synapse and the
neurons throughout the brain communicate extensively with each other in electrical or chemical
ways. Basal ganglia is a collection of subcortical nuclei in the forebrain located in the anterior
portion of the lateral ventricle. In general basal ganglia is involved in the process of controlling
the movement. The tremors that occur are on the hands due to the hand that is experiencing the
vibration. The hand when reviewed then is part of the upper extremity of the human body pieces.
Upper extremity consists of bones and muscles. Bone in the upper extremity consists scapula,
clavicle, humerus, radius, ulnar, eight carpal bones, five metacarpal bones, and
14 phalanges. Muscles in the upper limb muscles are divided over the shoulder bracelet, upper
arm, forearm muscles and hand muscles.
Keywords: Tremor, central nervous system, basal ganglia, upper limb

1
Penyakit Parkinson1
Penyakit Parkinson adalah kelainan sistem saraf progresif yang memengaruhi gerakan. Gejala
mulai berangsur-angsur, kadang-kadang dimulai dengan tremor yang nyaris tak terlihat hanya di
satu tangan. Tremor sering terjadi, tetapi kelainan ini juga biasanya menyebabkan kekakuan atau
memperlambat gerakan

Tanda dan gejala Parkinson dapat meliputi:

 Getaran/Tremor.
 Gerakan lambat (bradikinesia).
 Otot yang kaku.
 Postur dan keseimbangan terganggu.
 Hilangnya kemampiuan gerakan bawah sadar.
 Pidato/pengekspresian kata berubah.
 Susah menulis.

Ekstremitas Atas

Telah disebutkan di atas bahwa pada kasus tremor yang terjadi adalah pada bagian tangan
karena tangan yang mengalami getaran. Tangan apabila ditinjau maka merupakan bagian dari
ekstremitas atas dari potongan tubuh manusia. Ekstremitas atas pada tubuh manusia terdiri atas
beberapa bagian,berikut akan dibahas secara makroskopis dan mikroskopisnya.

Tulang-tulang pada ekstremitas atas:2,3

 Regio Scapularis
Os. Clavicula
Os. Scapulae
 Regio Brachium
Os. Humerus
 Regio Antebrachium
Os. Radius
Os. Ulna Gambar 1
 Regio Manus,

2
ada delapan tulang tapak tangan, terdiri dari dua jajaran yang masing-masing terdiri dari
empat tulang. Jajaran proximal ( lateral ke medial ) terdiri dari : Os scaphoideum, lunatum,
triquetrum, dan pisiforme. Jajaran distal ( lateral ke medial ) : Os trapezium, Os
trapezoideum, Os capitatum, dan Os Hamatum. Bersama-sama tulang telapak tangan
membentuk cekungan anterior.3

Ossa carpalia :
Baris Proximal, dari lateral ke medial:

• Os scaphoideum

• Os lunatum

• Os triquetrum

• Os pisiforme

Baris Distal, dari lateral ke medial

• Os trapezium

• Os trapezoideum

• Os capitatum

• Os hamatum

• Ossa metacarpalia

3
• Ossa phalanges

Otot-otot pada ekstremitas atas:

1. Otot Anterior Thorax Lapisan Superficial

Gerakan scapula :

M. Pectoralis major

M. Pectoralis minor

M. Serratus anterior

M. Subclavius

M. Trapezius

M. Levator scapulae

M. Rhomboideus major

M. Rhomboideus minor

4
2. Otot yang Melewati Articulatio Humeri

Gerakan Lengan Atas

M. deltoideus

M. Pectoralis major

M. Latissimus dorsi

M. Supraspinatus

M. Infraspinatus

M. Teres minor

M. Teres major

M. Coracobrachialis

M. Subscapularis

3. Otot yang Melewati Articulatio Cubiti

5
4.

Daerah posterior extensor lengan lengan bawah, yaitu M. Triceps brachii dan M.
Anconeus.

Daerah anterior  flexor lengan bawah, yaitu M. Biceps brachii, M. Brachoradialis, dan
M. Brachialis

5. Otot Lengan Bawah daerah anterior, Lapisan Superficial

M. Pronator teres

M. Flexor carpi radialis

M. Palmaris longus

M. Flexor carpi ulnaris

M. Flexor digitorum superficialis

6. Otot Lengan Bawah daerah anterior, Lapisan Profundus

M. Brachioradialis

M. Flexor carpi radialis longus

M. Flexor carpi radialis brevis

M. Flexor digitorum

M. Flexor carpi ulnaris

6
7. Otot Lengan Bawah Daerah Posterior, Lapisan Superficial

M. Brachioradialis

M. Extensor carpi radialis longus

M. Extensor carpi radialis brevis

M. Extensor digitorum

M. Extensor carpi ulnaris

8. Otot Lengan Bawah Daerah Posterior, Lapisan Profunda

M. Supinator

M. Abductor pollicis longus

M. Extensor pollicis brevis and longus

M. Extensor indicus

9. Musculi Intrinsik Manus

 Musculithenar

M. Abductor pollicisbrevis

M. Flexor pollicisbrevis

M. Opponenspollicis

M. Adductor pollicis

 Musculihypothenar

M. Abductor digitiminimi

M. Flexor digitiminimi

M. Opponenspollicis

10. Musculus Intrinsik Manus

Mm. lumbricales

7
Mm. palmarinterossei

Mm. dorsalinterossei

Mekanisme Kerja Otot

Kontraksi otot terjadi ketika aktin tipis dan filamen miosin tebal saling bergeser. Secara umum
diasumsikan bahwa proses ini didorong oleh crossbridge yang memanjang dari filamen miosin
dan berinteraksi secara siklis dengan filamen aktin karena ATP dihidrolisis. Studi biokimia saat
ini menunjukkan bahwa myosin cross-bridge ada dalam dua konformasi utama. Dalam satu
konformasi, yang terjadi tanpa MgATP, crossbridge berikatan sangat erat dengan aktin dan
terlepas dengan sangat lambat. Ketika semua crossbridge terikat dengan cara ini, otot dalam
keadaan kaku dan sangat tahan terhadap peregangan. Konformasi kedua diinduksi oleh pengikatan
MgATP. Dalam konformasi ini, crossbridge berikatan lemah dengan aktin dan menempel dan
melepaskan begitu cepat sehingga dapat tergelincir dari situs aktin ke situs aktin, menawarkan
sangat sedikit resistensi untuk meregangkan. Selama hidrolisis ATP oleh aktin terisolasi dan
miosin dalam larutan, crossbridge bergerak bolak-balik antara konformasi yang mengikat lemah
dan mengikat kuat.4 Menurut teori lintas-jembatan, proses geser ini didorong oleh domain molekul
miosin, crossbridge, yang meluas dari filamen miosin dan berinteraksi secara siklis dengan
filamen aktin saat ATP dihidrolisis.5 Berdasarkan difraksi sinar-X dan studi mikroskop elektron
dari Reedy et al., Diusulkan bahwa crossbridge melewati siklus perlekatan seperti dayung,
perubahan dalam konfigurasi yang mengarah ke geser filamen atau pembangkit gaya, diikuti oleh
detasemen, dan kemudian kembali ke titik awal.6

Struktur Sistem Saraf Pusat

8
Sistem saraf manusia dapat dibagi menjadi dua bagian utama: sistem saraf pusat dan sistem saraf
perifer. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang, sistem saraf perifer
mencakup semua komponen sistem saraf yang terletak di luar otak dan sumsum tulang belakang.
Otak pada dasarnya berfungsi sebagai pemrosesan pusat informasi pada tubuh. Otak menerima
sinyal dari neuron sensori (badan sel saraf dan akson dan dendritnya) di sistem saraf pusat dan
perifer, dan menghasilkan dan mengirim sinyal baru yang menginstruksikan bagian tubuh yang
bersangkutan untuk bergerak atau bereaksi.7 Tidak ada bagian otak yang bekerja sendiri terpisah
dari bagian-bagian otak lain karena anyaman neuron-neuron terhubung secara anatomis oleh
sinaps dan neuron-neuron di seluruh otak berkomunikasi secara ekstensif satu sama lain dengan
cara listrik atau kimiawi.8

Otak memiliki berat sekitar 1.500 gram (3 pon) dan merupakan sekitar 2 persen dari total berat
badan.4 Ini terdiri dari tiga divisi utama: (1) Cerebrum (2) batang otak, terdiri dari thalamus,
hipotalamus, otak tengah, pons, dan medulla oblongata, dan (3) serebellum.7

Cerebrum

Cerebrum merupakan bagian paling besar, paling atas dari otak.7 Cerebrum mencakup hemisfer
serebral yang berpasangan, hemisfer kiri dan hemisfer kanan.9 Hemisfer serebral mencakup
cerebral korteks yang berwarna abu-abu, serta materi putih yang mendasarinya, corpus striatum.8
Di setiap belahan otak, korteks serebral dibagi menjadi empat lobus di setiap sisi oleh celah yang
dalam.4 Pertama adalah pusat sulkus, yang melintasi korteks dan memanjang secara horizontal ke
sulkus lateral, yang menentukan batas atas lobus temporal. Di atas lobus temporal dan di depan
dari sulkus sentral adalah lobus frontal.9 Satu struktur penting di lobus frontal adalah gyrus
precentral, yang merupakan motor utama wilayah otak sehingga apabila cedera pada bagian-
bagian dari precentral gyrus menghasilkan kelumpuhan pada setengah kontra lateral tubuh.7
Bagian ini melaksanakan kontrol volunter atas gerakan yang dihasilkan otot rangka.8 Lobus
Parientalis terletak di belakang sulkus sentralis di masing-masing sisi.9 Lobus parietalis
memberikan informasi sensorik yang diproses yang penting untuk mengarahkan gerakan ke tujuan.
Lobus oksipitalis yang terletak di posterior (dibelakang kepala), melaksanakan pemrosesan awal
masukan penglihatan.8

9
Batang Otak

Pindah ke bawah dari dasar diencephalon, yang terdiri dari tiga divisi batang otak adalah otak
tengah, pons, dan sumsum belakang. Batang otak mengontrol banyak proses yang memelihara
kehidupan, misalnya pernafasan, sirkulasi dan pencernaan. Proses-proses ini disebut sebagai
fungsi vegetatif, yang berarti fungsi yang dilakukan di bawah sadar atau involunter. diatas batang
otak, di dalam interior serebrum terdapat disensefalon. Bagian ini mengandung dua komponen
otak: Hipotalamus, yang mengontrol banyak fungsi homeostatik yang penting untuk
mempertahankan stabilitas lingkungan internal dan talamus yang melakukan berperan dalam
pemrosesan sensorik.8 Otak tengah befungsi untuk mengontrol respon pengelihatan, pendengaran
dan mengatur gerakan otot. Otak tengah ini juga memiliki bagian penting yaitu subtansia nigra
bagian ini terhubung dengan lobus frontal dan area lain yang terlibat dalam fungsi motorik. Selain
itu, substansia nigra juga menghasilkan dopamin yang membawa pesan kimia yang membantu
koordinasi gerakan otot.7 Selain itu di bagian otak ada pons, pons dalam bahasa latin dapat
diartikan sebagai jembatan. Pons menghubungkan korteks serebral dengan medula oblongata, juga
sebagai pusat koordinasi dan komunikasi antar otak kiri dan otak kanan. Dan yang ketiga adalah
medula oblongata. Beberapa fungsi penting medula oblongata diantaranya yaitu: Mengontrol
fungsi autonomik tumbuh, melanjutkan impuls saraf antara otak besar dan sumsum tulang
belakang serta koordinasi gerakan tubuh dan mengatur mood.9

Cerebellum

Cerebellum (otak kecil) menutupi posterior aspek pons dan medula oblongata dan mengisi bagian
yang lebih besar dari fossa posterior tengkorak. Korteks serebral memiliki sekitar 22 miliar neuron.
Meskipun lebih kecil, otak kecil sebenarnya memiliki lebih banyak neuron yaitu sekitar 50 miliar.7
Serebelum terhubung ke batang otak oleh tiga pasang cerebellar gagang bunga, atau bundel besar
serat.8 Seperti cerebrum, otak kecil memiliki dua belahan, yang bergabung dengan struktur kecil
yang disebut vermis. Otak kecil memiliki celah yang membelah menjadi tiga lobus horizontal:
lobus anterior, lobus tengah, dan lobus flocculonodular.9

10
Meskipun para ilmuwan belum yakin tentang semua fungsi cerebellum, mereka percaya itu
mengkoordinasikan semua gerakan sukarela dan refleks dan membantu kita mempertahankan otot
yang tepat dan postur tubuh yang normal. Ketika seseorang mengalami cedera pada otak kecil, dia
mungkin mengalami kesulitan berjalan. dalam garis lurus atau berdiri diam tanpa jatuh. Otak kecil
menerima sinyal tentang gerakan sukarela dari korteks serebral dan dengan cara sumsum tulang
belakang, dari tendon, otot, dan sendi. Input dari saraf vestibular juga memberikan informasi yang
berkaitan dengan keseimbangan. Otak kecil membantu tubuh berkoordinasi dengan baik dan
kompleks misalnya dalam memungkinkan kita untuk menepuk kepala dan menggosok perut pada
saat yang sama. Otak kecil juga terlibat dalam pembelajaran motorik, dan penelitian terbaru
menunjukkan bahwa itu mungkin memainkan peran dalam fungsi kognitif yang lebih tinggi serta
emosional dan fungsi sistem saraf otonom.9

Basal Ganglia

Jauh di dalam belahan otak, massa abu-abu besar sel saraf, yang disebut nukleus, membentuk
komponen basal ganglia. Empat ganglia basal dapat dibedakan: (1) nukleus kaudatus, (2) putamen,
(3) globus pallidus, dan (4) amigdala.7 Juga termasuk dalam basal ganglia adalah struktur otak
tengah yang disebut substansia nigra. Secara filogenetis, amigdala adalah yang pertama
berevolusi dan merupakan ganglia basal tertua. Nukleus kaudatus dan putamen memiliki sel yang
sama pada komposisi, fitur sitokimia, dan fungsi tapi koneksi yang sedikit berbeda. Putamen itu
terletak di dalam korteks dari lobus insuler, sementara caudate nukleus memiliki konfigurasi
berbentuk C yang sejajar dengan ventrikel lateral.9 Kepala nucleus caudatus menonjol ke dalam
tanduk anterior ventrikel lateral, yang tubuh terletak di atas dan lateral thalamus, dan ekornya di
atap tanduk inferior dari ventrikel lateral7 fungsi: inhibisi tonus otot, koordinasi gerak lambat dan
menghambat gerakan yang tidak perlu.

Sistem Motoris Pusat

11
Korteks Somatomotorik primer (Area 4)

Area ini meliputi sebagian besar giruspresentralis dan bagian anterior lobus parasentralis. Dalam
lapisan V (lapisan ganglionaris) terdapat sel-sel piramidalis yang sangat besar ukurannya, yaitu sel
Betz, penyusun serabut mielin tebal traktus piramidalis, yang mengkonduksi dengan cepat. Selain
itu, lapisan granularis interna amat tipis sehingga area 4 ini juga dikenal sebagai korteks
agranularis. Area 4 juga dianggap sebagai tempat asal gerakan volunter, mengirimkan impuls
motorik ke otot melalui jalur traktus piramidalis dan sel – sel dari cornu anterior medula spinalis.
Area ini menerima input dari area lain di otak yang ikut serta dalam merencanakan dan memulai
gerakan, khususnya nukleus ventro-oral posterior talamus, area premotorik 6, 8 dan area
somatosensorik. Korteks motorik diorganisasi secara somatotopis : bibir, lidah, wajah, dan tangan
direpresentasikan di bagian peta seperti homunkulus di bagian bawah konveksitas hemisfer.
Bagian tubuh ini memiliki ukuran yang besar seperti yang diproyeksikan ke korteks, merefleksikan
sejumlah besar korteks yang ditujukan untuk mengatur jari. Bagian lengan, badan, dan pinggul
direpresentasikan pada bagian yang lebih tinggi pada konveksitas hemisfer. Kaki, tungkai bagian
bawah, dan genitalia berada pada fisura interhemisfer.10,11

Tata pola cara proyeksi bagian-bagian tubuh pada area 4 dapat digambarkan menurut homunkulus
motorik korteks serebri. Gerakan yang melibatkan otot – otot serat lintang akan terlihat ketika area
4 diberikan sedikit rangsangan.

Dari peta semacam ini dapat diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:

1. Daerah representasi untuk gerakan-gerakan kaki dan tungkai bawah terletak pada bagian
anterior lobulus parasentralis pada permukaan medial hemisfer serebri.

2. Tangan dan jari-jari tangan, terutama ibu jari tangan mempunyai daerah representasi yang relatif
luas, apabila dibandingkan dengan bagian-bagian tubuh lainnya.

3. Daerah representasi untuk gerakan fasial letaknya tegak pada bagian ventral area 4, dan dekat
pusat bicara motorik Broca (area Brodmann 44 dan 45). Area motorik suplementer berada pada
girusfrontal bagian medial pada permukaan medial hemisfer dan anterior terhadap lobulus
parasentralis. Stimulasi pada area ini menimbulkan gerakan tungkai kontralateral.

Korteks Premotorik

12
Korteks premotorik adalah pusat perintah untuk merencanakan dan memilih program motorik yang
akan dilaksanakan oleh korteks motorik primer. Korteks premotorik diketahui menyimpan proses
motorik yang sudah dipelajari, dengan bantuan serebelum dan ganglia basalis. Fungsi penting lain
dari korteks premotorik adalah merencanakan dan memulai gerakan bola mata oleh optokinetik
frontal atau frontal eye fields (area 8). Stimulasi unilateral area 8 menyebabkan gerakan konjugat
kedua mata ke sisi berlawanan.10,11

Fungsi ganglia basalis dalam pengendalian tonus otot

Tonus otot merupakan tingkat minimal kontraksi yang ditunjukkan oleh otot tanpa usaha sadar,
ketika otot saat istirahat. Tonus otot merupakan jumlah resistensi yang tidak terkait dengan upaya
sadar oleh pasien. Kelainan tonus otot dinyatakan sebagai hipotonia (penurunan resistensi terhadap
gerakan pasif) dan hipertonia (peningkatan resistensi terhadap gerakan pasif).7

Pada saat terjadi kontraksi maka tonus akan naik dengan sendirinya dan pada saat istirahat atau
pada saat tidak sedang berkontraksi maka tonus normal, disinilah kerja dari basal ganglia dimana
tonus akan dihambat oleh basal ganglia sehingga walau pada saat istirahat tonus normal. Apabila
basal ganglia mengalami gangguan atau kerusakan sehingga tidak dapat berfungsi, maka akan
menyebabkan tonus naik pada saat istirahat yang mengakibatkan gerakan menjadi kaku atau
bergetar.2

Pentingnya nukelus basal dalam kontrol motorik terlihat jelas pada penyakit Parkinson. Penyakit
ini berkaitan dengan penurunan dopamin di nukleus basal.12 Karena nukleus basal kekurangan
dopamin untuk melaksanakan peran normal mereka, terjadi tiga gangguan motorik yang
mencirikan penyakit parkinson: meningkatnya tonus, atau kekakuan otot, gerakan involunter, tak

13
bermanfaat, atau tidak diinginkan, misalnya tremor istirahat (contoh tangan bergetar secara ritmis
sehingga pasien sulit atau mustahil memegang secangkir kopi), dan melambannya pasien dalam
memulai dan melaksanakan gerakan motorik yang berbeda-beda.8

Hubungan antara basal ganglia dengan tremor

Gejala-gejala penyakit Parkinson berkembang karena sel-sel di bagian otak yang disebut ganglia
basal mati. Setiap bagian otak memainkan peran yang berbeda dan penting. Sel-sel otak yang
membentuk ganglia basalis bertanggung jawab untuk menjaga tonus otot dan kelancaran. Ganglia
basal mengontrol aktivitas yang biasanya kita lakukan tanpa berpikir, seperti berjalan.7

Sel-sel spesifik dalam ganglia basal biasanya menghasilkan dopamin. Dopamin adalah salah satu
dari banyak neurotransmiter yang diproduksi di otak. Neurotransmitter adalah zat kimia yang
dilepaskan oleh satu sel otak yang kemudian bserikatan dengan sel otak terdekat. Setelah
neurotransmitter berikatan dengan sel otak yang berdekatan, ia memicu serangkaian kejadian di
dalam sel itu. Sel kedua kemudian berkomunikasi, dengan melepaskan neurotransmitter, dengan
sel otak ketiga. Dengan cara ini, sel-sel di berbagai bagian otak berkomunikasi satu sama lain dan
dengan bagian tubuh lainnya. Sel yang berbeda, terletak di berbagai bagian otak, menghasilkan
neurotransmitter yang berbeda. Di dalam ganglia basalis, ada kumpulan sel yang disebut
substansia nigra.9 Sel-sel substantia nigra menghasilkan dopamin, yang memainkan peran penting
dalam mengirimkan sinyal ke tubuh kita mengenai gerakan. Pada penyakit Parkinson, sel-sel
substantia nigra mati, menghasilkan produksi dopamin lebih sedikit dari biasanya. Ketika penyakit
Parkinson berkembang, selama bertahun-tahun, sel-sel otak di substansia nigra terus mati dan
tingkat dopamin perlahan menurun.7

Pembahasan Skenario

“ Seorang laki-laki usia 62 tahun datang ke klinik UKRIDA, diantar keluarga, mengeluh tangan
gemetar disertai rasa kaku sejak sekitar 1 bulan lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tremor
pada ekstremitas atas dan tidak didapatkan kelainan lain pada jantung dan paru. Dokter
memberitahukan bahwa ia terkena Parkinson “

Penyakit Parkinson yang merupakan sebab terjadinya tremor pada ekstremitas atas disebabkan
oleh karena kerusakan basal ganglia karena adanya penurunan dopamine yang menyebabkan
tangan menjadi gemetar

14
Daftar Pustaka

1. Parkinson's disease - Symptoms and causes [Internet]. Mayo Clinic. 2019 [cited 22 March
2019]. Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/parkinsons-
disease/symptoms-causes/syc-20376055
2. Laksman H. Anatomi klinis dasar. Jakarta: Hipokrates; 2002.
3. Sloane E. Anatomi dan fisiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2004.h.123.
4. Brenner B. Mechanical and Structural Approaches to Correlation of Cross-Bridge Action
in Muscle with Actomyosin ATPase in Solution. Annual Review of Physiology.
1987;49(1):655-672.
5. Huxley A. Muscle Structure and Theories of Contraction. Progress in Biophysics and
Biophysical Chemistry. 1957;7:255-318.
6. Huxley A, Niedergerke R. Structural Changes in Muscle During Contraction: Interference
Microscopy of Living Muscle Fibres. Nature. 1954;173(4412):971-973.
7. Rogers K. The brain and the nervous system. 1st edition. New York: Britannica Educational
Publishing; 2011. P.117-27
8. Sherwood L. Fisiologi manusia. Jakarta: EGC; 2012. Hal. 154-57
9. Noback C, Stromiager N, Demarest R, Ruggiero D. The human nervous system structure
and function. 6th edition. New Jersey: Humana Press; 2005. P.11-27
10. Satyanegara. Ilmu bedah saraf. Ed. 5. Jakarta:Gramedia;2014. h.35

11. Hikosaka O, Takikawa Y, Kawagoe, R. "Role of the basal ganglia in the control of

purposive saccadic eye movements". 2009. Physiological Reviews.80 (3): 953–78.

12. Sharma N. Biographies of disease parkinson’s disease. 1st ed. London: Greenwood Press;
2008. P. 14-27

15

Anda mungkin juga menyukai