Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PBL

MODUL 2 : SINDROM JEBAKAN SARAF PERIFER DAN RADIKS


MUSKULOSKELETAL

Tutor : Dr.dr. Rachmat Faisal Syamsu, M.kes


Kelompok 2A:
11020180094 Mardhiyanto Azhary Putra
11020210018 Gunursy Mulya Utama
11020210036 Ahmad Fikrul Mujaddid
11020210072 Jinan Maghfirah Azzahra
11020210090 M. Fathir Faisal Thahir
11020210108 Putri Arian Sulhijrah
11020210126 Farah Nadhilla Ramadhani
11020210002 Syafril S. Panna

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan
hidayahnyalah sehingga kami dari kelompok 2A dapat menyelesaikan hasil laporan PBL
modul 2 Muskuloskeletal ini sesuai dengan waktu yang ditentukan, shalawat dan salam
kami curahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW sebagai rahmatan lillahil alamin.
Dalam penyusunan laporan ini, kami menyadari sepenuhnya banyak terdapat
kekurangan di dalam penyajiannya. Hal ini disebabkan terbatasnya kemampuan dan
pengetahuan yang kami miliki, kami menyadari bahwa tanpa adanya bimbingan dan
petunjuk dari segala pihak tidaklah mungkin hasil laporan PBL modul 2 Muskuloskeletal
ini dapat diselesaikan sebagaimana mestinya.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya Kepada :
1. Allah SWT berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan laporan ini
dengan baik.
2. Dr.dr.Rachmat Faisal Syamsu, M.kes selaku tutor kelompok 2A, atas segala masukan
bimbingan dan kesabaran dalam menghadapi segala keterbatasan kami.
3. Teman-teman sejawat yang telah memberikan masukan dalam penyusunan laporan
ini.
Akhir dari kata, segala bantuan dan amal baik yang telah diberikan kepada
kami,mendapatkan balasan dari Allah SWT, serta laporan ini dapat bermanfaat khususnya
bagi kami dan para pembaca umum nya.
Makassar, 17 September

Penyusun

SKENARIO 3

Laki-laki berusia 39 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan ibu jari kiri
melemah, dialami sejak tiga hari terakhir disertai nyeri pada ibu jari, jari telunjuk dan jari
tengah, rasa seperti kesemutan pada ibu jari dan dirasakan nyeri berkurang jika tangan
dikibas-kibaskan.

A. KATA SULIT

B. KALIMAT KUNCI
1. Laki-laki berusia 39 tahun.
2. Keluhan ibu jari kiri melemah dialami sejak tiga hari terakhir.
3. Disertai nyeri pada ibu jari, jari telunjuk dan jari tengah.
4. Rasa seperti kesemutan pada ibu jari..
5. Nyeri berkurang jika tangan dikibas-kibaskan.

C. PERTANYAAN
1. Bagaimana struktur anatomi yang terlibat berdasarkan skenario?
2. Bagaimana patofisiologi keluhan di dalam skenario?
3. Apa faktor resiko yang ada pada skenario?
4. Apa langkah-langkah diagnosis?
5. Apa diagnosis banding pada skenario tersebut?
6. Bagaimana tata laksana dan pencegahan dari skenario tersebut?
7. Perspektif islam terhadap skenario tersebut?

D. JAWABAN
1. Bagaimana struktur anatomi yang terlibat berdasarkan skenario?

CANALIS CARPI

Pada pergelangan tangan, nervus medianus dan tendon flexor berjalan melewati suatu
terowongan yang berdinding kaku yang secara anatomis disebut canalis carpi (carpal tunnel).
merupakan terowongan sempit yang berada di dalam dasar pergelangan tangan. dimana di
bagian dorsal dan sekitarnya dibatasi oleh tulang karpal dan di bagian volar dibatasi oleh
ligament karpalia transversal.

Canalis carpi berada di dalam M. retinaculum flexorum di antara tuberculum ossis


schapoidei dengan os trapezium sebagai batas lateral, serta os pisiforme dan hamalus ossis
hamati pada sisi medial. Terdapat 10 struktur di dalam canalis carpi seperti Nervus medianus,
8 flexor pollicis longus dan 8 tendon flexor digitorum superficial dan profunda Nervus
medianus terletak di bagian superficial, berasal dari fasiculus medialis dan lateralis di axilla.
Fasikulus lateralis berasal dari C5, C6, C7 dan fasikulus medialis berasal dari C8 dan T1. (1)
TULANG

Struktur anatomi tangan yang pertama yakni terdiri atas beberapa tulang. Tulang yang
terdiri atas 27 buah tulang terbagi atas tiga kelompok yakni karpal, metakarpal, dan phalang.
Karpal merupakan tulang yang membentuk pergelangan tangan yang membantu pergerakan
supinasi dan pronasi pergelangan tangan dimana untuk karpal terdiri atas 8 buah tulang-
tulang. Sedangkan untuk metakarpal merupakan bagian tengah tangan yakni di antara karpal
dan phalang terdiri atas 5 buah tulang. Untuk phalang terdiri atas 14 buah tulang yang
tersebar pada kelima jari-jari tangan.

Tulang karpalia terdiri dari delapan tulang yang disusun menjadi dua baris. Bagian
proksimal mencakup skafoid, lunatum, dan triquetrum. Baris distal terdiri dari trapezium,
trapezoid, capitate, dan hamate. Tulang pisiformis sebenarnya adalah tulang sesamoid dalam
fleksor karpi ulnaris dan tidak ikut serta dalam gerakan karpal. Tulang-tulang di setiap baris
disatukan oleh ligamen interosseus, yang memberikan ikatan dan memungkinkan sejumlah
gerakan yang bervariasi. (1)
Tangan terdiri dari permukaan dorsal, permukaan volar atau palmar, dan batas radial
dan ulnar. Telapak tangan dibagi menjadi daerah thenar, midpalm, dan hypothenar. Area
laterar berisi otot-otot kecil jempol. Area hypothenar berisi otot kecil dari jari kecil. Jari
dibagi menjadi ibu jari, indeks, tengah atau panjang, jari manis, dan jari kelingking. Setiap
jari memiliki phalanx proksimal, tengah, dan distal.

Setiap jari juga memiliki tiga sambungan: metacarpophalangeal (MCP),


interphalangeal proksimal (PIP), dan sendi interphalangeal distal (DIP). Ibu jari hanya
memiliki dua falang (proksimal dan distal) dan dua sendi (sendi MCP dan interphalangeal).
Sendi MCP, PIP, dan DIP terlindungi dari cedera oleh sebuah struktur yang stabil.
Ligamentum kolateral melindungi kedua sisi dan daerah volar yang menstabilkan permukaan
bawah dari setiap sendi. (2)

NERVUS MEDIANUS

Nervus medianus berjalan turun ke bawah pada sisi lateral arteria brachialis,
kemudian di daerah siku disilang oleh opneurosis bicipitalis. Nervus ini meninggalkan fossa
cubiti dengan berjalan diantara kedua caput musculus pronator teres dan terus berjalan ke
distal di belakang musculus flexor digitorum profundus. Di regio carpalis, Nervus Medianus
muncul disisi lateral musculus digitorum superficial dan terletak di belakang tendo musculi
Palmaris longus. Nervus medianus berakhr dengan membentuk 3 buah nervi digitales
palmares communes, masing masing bercabang lagi membentuk nervi digitales palmares
proprii.
Nervus digitales palmaris communis I bercabang 3 membentuk nervi digitales
palmares proprii, yang masing-masing berjalan menuju kedua sis ibu jari, serta sisi lateral jari
II. Nervus digitales communes II, bercabang menuju ke sisi medial jari II dan sisi lateral jari
III. Nervus digitalis palmaris communis III, memberi dua cabang nervi digitales palmares pro
prii, menuju ke ssi medial jari III, dan sisi lateral jari IV. (1)

MUSCULUS (OTOT)

Otot-otot tangan instrinsik digolongkan menjadi empat kelompok, antara lain :

a. Otot-otot thenar berfungsi untuk melakukan gerakan oposisi pollex bersama dengan
musculus opponens policis.
b. Musculus adductor policis merupakan adductor ibu jari yang terletak di dalam,
berbentuk seperti kipas. Berfungsi untuk gerakan adduksi ibu jari, meggerakkan ibu
jari ke telapak tangan, sehingga memberikan kekuatan untuk menggenggam.
c. Otot-otot hipotenar (musculusabductor digiti minimi, musculus flexor digiti minimi
brevis, dan musculus opponens digiti minimi) yang berfungsi untuk menggerakkan
digitus minimus.
d. Musculi lumbricales dan musculi interossei yang mempengaruhi keempat jari medial.
(3)

Pada pergelangan tangan, nervus medianus dan tendon flexor berjalan melewati suatu
terowongan yang berdinding kaku yang secara anatomis disebut canalis carpi (carpal tunnel).
merupakan terowongan sempit yang berada di dalam dasar pergelangan tangan. dimana di
bagian dorsal dan sekitarnya dibatasi oleh tulang karpal dan di bagian volar dibatasi oleh
ligament karpalia transversal.

Canalis carpi berada di dalam M. retinaculum flexorum di antara tuberculum ossis


schapoidei dengan os trapezium sebagai batas lateral, serta os pisiforme dan hamalus ossis
hamati pada sisi medial. Terdapat 10 struktur di dalam canalis carpi seperti Nervus medianus,
8 flexor pollicis longus dan 8 tendon flexor digitorum superficial dan profunda Nervus
medianus terletak di bagian superficial, berasal dari fasiculus medialis dan lateralis di axilla.
Fasikulus lateralis berasal dari C5, C6, C7 dan fasikulus medialis berasal dari C8 dan T1.

ARTICULATIO MANUS

a. Articulatio radiocarpalis

Gerakan flexi dan extensi terjadi pada transversalis. Gerakan abduksi(=deviasi


radialis) dan adduksi (=deviasi ulnaris) terjadi terhadap axis antero-posterior. Abduksi
ulnaris lebih luas daripada abduksi radialis oleh karena processus styloideus radii
lebih jauh menjulang ke distal daripada processus styloideus ulnae.

b. Articulatio intercarpalis

Gerakan pada rticulatio intercarpalis selalu dikombinasikan dengan gerakan


pada Wrist Joint. Gerakan yang dimaksud terjadi antara ossa carpalia deretan distalis
dengan ossa carpalia deretan proximalis, yang terjadi pada articulation mediocarpalis.

c.Articulatio carpometacarpal

Ada lima buah articulation carpometacarpalis


- Articulation carpometacarpalis I: Articulation carpometacarpalis I mempunyai
bentuk tipe pelana, yang dapat melakukan gerak flexi-extensi, abduksi-
adduksi, dan gerakan oposisi-reposisi. Gerakan ibu jari terjadi pada bidang
yang sama dengan gerakan abduksi-adduksi jari-jari lainnya. Gerakan abduksi
dilakukan oleh m.abductor pollicis longus dan m.abductor pollicis
brevis.Gerakan adduksi dilakukan oleh m.adductor pillicis.Gerakan flexi dan
rotasi medial dilakukan oleh kontraksi m. flexor pollicis longus, m.flexor
pollicis breis dan m.opponens policis.
- Articulation carpometacarpalis II dan III: Articulation carpometacarpalis II
dan III pada dasarnya kurang bergerak
- Articulation carpometacarpalis V: Articulation carpometacarpalis V
mempunyai kemampuan gerakan flexi yang lebih baik sehingga dapat
mempertahankan benda-benda dalam genggaman dengan sempurna.

d.Articulatio metacarpophalangealis

Dibentuk oleh basis phalanx I (proximal) yang mempunyai permukaan konkaf


dengan capitulum metacarpalis yang berbentuk bola. (3)

2. Bagaimana patofisiologi keluhan di dalam skenario?


Patofisiologi Keluhan dari Scenario

A. Patofisiologi Nyeri

Rangsangan nyeri diterima oleh nociceptors pada kulit bisa intesitas tinggi maupun
rendah seperti perennggangan dan suhu serta oleh lesi jaringan. Sel yang mengalami nekrotik
akan merilis K + dan protein intraseluler . Peningkatan kadar K+ ekstraseluler akan
menyebabkan depolarisasi nociceptor, sedangkan protein pada beberapa keadaan akan
menginfiltrasi mikroorganisme sehingga menyebabkan peradangan / inflamasi. Akibatnya,
mediator nyeri dilepaskan seperti leukotrien,prostaglandin E2, dan histamin yang akan
merangasng nosiseptor sehingga rangsangan berbahaya dan tidak berbahaya dapat
menyebabkan nyeri (hiperalgesia atau allodynia). Selain itu lesi juga mengaktifkan faktor
pembekuan darah sehingga bradikinin dan serotonin akan terstimulasi dan merangsang
nosiseptor. Jika terjadi oklusi pembuluh darah maka akan terjadi iskemia yang akan
menyebabkan akumulasi K + ekstraseluler dan H + yang selanjutnya mengaktifkan
nosiseptor. Histamin, bradikinin, dan prostaglandin E2 memiliki efek vasodilator dan
meningkatkan permeabilitas pembuluh darah. Hal ini menyebabkan edema lokal, tekanan
jaringan meningkat dan juga terjadi Perangsangan nosisepto. Bila nosiseptor terangsang maka
mereka melepaskan substansi peptida P (SP) dan kalsitonin gen terkait peptida (CGRP), yang
akan merangsang proses inflamasi dan juga menghasilkan vasodilatasi dan meningkatkan
permeabilitas pembuluh darah. Vasokonstriksi (oleh serotonin), diikuti oleh vasodilatasi,
mungkin juga bertanggung jawab untuk serangan migrain . Peransangan nosiseptor inilah
yang menyebabkan nyeri. (Silbernagl & Lang, 2000). Untuk lebih jelasnya lihat gambar
dibawah.

B. Patofisiologi Kesemutan
Secara anatomi terowongan karpal terdapat dibagian sentral dari pergelangan tangan
tepat dimana tulang dan ligamentum membentuk terowongan sempit yang dilalui oleh
beberapa tendon dan nervus medianus. Dasar struktur tersebut dibentuk oleh tulang-tulang
karpal dan sisi terowongan yang keras dan kaku, sedangkan atapnya dibentuk oleh fleksor
retinakulum (transverse carpal ligament dan palmar carpal ligament) yang kuat dan
melengkung di atas tulang-tulang karpal. Pada bagian dalam terowongan tersebut terdapat
nervus medianus yang berfungsi menyalurkan saraf sensoris ke ibu jari, telunjuk dan jari
manis serta mempersarafi otot tenar. Selain nervus medianus, pada bagian dalam terowongan
tersebut terdapat tendon-tendon yang berfungsi untuk menggerakkan jari-jari. Proses
inflamasi yang disebabkan oleh stres berulang, cedera fisik, atau keadaan lain pada
pergelangan tangan, dapat menyebabkan jaringan di sekeliling nervus medianus
membengkak. Lapisan pelindung tendon pada bagian dalam terowongan karpal dapat
meradang dan membengkak. Bentuk ligamen pada bagian atas terowongan karpal menebal
dan membesar. Keadaan tersebut dapat menimbulkan tekanan pada serabut serabut saraf
medianus sehingga akan memperlambat pengiriman impuls saraf melalui terowongan karpal.
Akibatnya timbul manifestasi nyeri, kebas, rasa geli atau kesemutan di pergelangan tangan,
tangan dan jari-jari selain kelingking.

C. Patofisiologi Kelemahan Otot Pada Ibu Jari

Terowongan carpal tunnel dilalui oleh saraf (nervus) medianus, serta beberapa urat
(tendo) dari otot-otot lengan bawah yang menuju ke tangan. Urat-urat ini dikenal sebagai
tendo fleksor polisis longus (1 buah), tendo fleksor digitorum superfisialis (4 buah) dan tendo
fleksor digitorum profundus (4 buah). Nervus medianus dalam terowongan terletak
superfisial atau lebih dipermukaan dari pada tendo dari otot-otot. Dengan demikian, nervus
medianus akan terletak langsung di bawah ligamentum karpi transversum. Terjadi perubahan
patologis yang diakibatkan oleh adanya iritasi secara terus menerus pada nervus medianus di
daerah pergelangan tangan. Bila kedudukan antara telapak tangan terhadap lengan bawah
bertahan secara tidak fisiologis untuk waktu yang cukup lama, maka gerakan-gerakan tangan
akan mengakibatkan tepi ligamentum karpi transversum bersentuhan dengan saraf medianus
secara berlebihan. Hal lain yang dapat terjadi, ada bagian persendian tangan yang mengalami
tekanan atau regangan yang berlebih dan sebagai mekanisme kompensasi, tubuh berusaha
memperkuat bagian yang mendapat beban tidak fisiologis ini antara lain dengan mempertebal
ligamentum karpi transversum. Penebalan ini akan mempersempit terowongan tempat lalunya
saraf dan urat, dan lebih berat lagi akan menjepit saraf. Perubahan struktur pada nervus
medianus di daerah proximal dari tepi atas ligamentum karpi ransversum, tanpa diikuti oleh
penebalan ligamentumnya. Dengan demikian kedua penyebab di atas dapat berjalan secara
terpisah ataupun bersamaan. Nervus medianus sendiri mulai dari daerah pergelangan tangan,
94% merupakan serabut perasa / sensoris, sedangkan 6% merupakan serabut motoris yang ke
arah ibu jari. Dengan demikian, gejala ditandai dengan kejadian parestesia (seperti
kesemutan, rasa terbakar), sampai ke hipoanestesia (baal-baal sampai hilangnya rasa raba).
Bila sudah ada gejala motorik (otot pangkal ibu jari tangan mulai mengecil, dan kekuatan
berkurang).

3. Apa faktor resiko yang ada pada skenario?

1. faktor penggunaan tangan

Banyaknya kegiatan yang banyak memakai tangan dengan rentang waktu yang cukup lama
sering dikaitkan dengan kejadian Carpal Tunnel Syndrome (CTS). CTS berkaitan dengan
pekerjaan yang menggunakan pekerjaan kombinasi antara kekuatan dan gerakan repetitif
pada jari tangan dalam rentang waktu lama. CTS yang terjadi dapat disebabkan karena
penggunaan tangan yang lama karena hobi ataupun pekerjaan. Indikasi yang ditimbulkan
terdapatnya inflamasi atau pembengkakan tenosinovial yang ada di dalam terowongan karpal.
Menggunakan tangan yang berkaitan dengan hobi, contohnya ialah mengerjakan kewajiban
rumah tangga (menjahit, merajut, menusuk, memasak),
Ditemukan adanya 6 penyebab utama yang dapat mengakibatkan CTS yaitu gerakan repetitif
pada tangan, tendon yang berkontraksi dengan kuat pergelangan menekuk keatas atau
kebawah secara ekstrem, tindakan tangan yang menjepit ketika bekerja, terdapat tekanan
mekanik di nervus medianus, adanya paparan getaran serta pemakaian APD yang tidak sesuai
dengan pekerjaan.

2. usia

carpal tunnel syndrome merupakan gejala yang timbul dalam rentang tahun yang cukup lama
dan biasa terjadi pada pertengahan usia sampai di masa tua. Dalam hal ini juga merupakan
salah satu faktor risiko yang cukup signifikan karena dengan semakin bertambah usia
seseorang maka akan semakin berkurang pula angka produktifitas pada seseorang tersebut.

3. Riwayt penyakit

Diketahui bahwa rheumatoid arthritis menyebabkan tenosinovitis di sekitar ligamen karpal


transversal dan tendon fleksor; ini menghasilkan peningkatan tekanan di dalam carpal tunnel,
yang mengarah pada perkembangan carpal tunnel syndrome. Rheumatoid Arthritis dianggap
sebagai salah satu faktor risiko carpal tunnel syndrome

4. IMT

Obesitas dan carpal tunnel syndrome mempunyai hubungan yang diakibatkan karena
lambatnya

konduksi nervus medianus pada pergelangan tangan, sehingga menyebabkan jaringan lemak
yang meningkat dalam saluran karpal serta membuat tekanan hidrostatik meningkat di
seluruh saluran karpal pada individu dengan berat badan berlebih .

5. Masa kerja

Salah satu faktor risiko carpal tunnel syndrome adalah masa kerja. Maka semakin lama masa
kerja berlangsung dengan gerakan berulang yang terus menerus, maka semakin tinggi pula
tingkat kejadian risiko untuk mengalami carpal tunnel syndrome.

4. Apa langkah-langkah diagnosis?

Anamnesis
Menanyakan identitas pasien: nama, umur, alamat & pekerjaan.

Menanyakan keluhan utama (nyeri sendi/ekstremitas) dan menggali riwayat

penyakit tersebut.

Tanyakan:

• Onset dan durasi nyeri: sudah berapa lama, pada saat kapan nyeri tersebut

/pagi/siang/sore, pada saat istirahat/bekerja)

• Sifat nyeri : terus menerus atau intermitten, menjalar atau tidak

• Tanyakan gejala lain yang berhubungan :

- Rasa kram/kesemutan pada jari-jari.

- Rasa tebal /hilangnya sensibilitas (rasa) pada kulit lengan/telapak

tangan/jari-jari

- Kelemahan/ kelumpuhan pada beberapa otot extremitas.

Menggali penyakit dahulu serupa dan yang berkaitan, untuk menilai apakah

penyakit sekarang ada hubungannya yang lalu.

Menggali penyakit-penyakit /keluhan lain yang ada hubungannya dengan

penyakit sekarang : penyakit endokrin (miksedema, diabetes mellitus,

kehamilan), penyakit metabolik, trauma, neoplasma, osteoartritis dll)

Menggali penyakit keluarga dan lingkungan dengan menanyakan apakah ada

anggota keluarga yang menderita/pernah menderita penyakit/gangguan yang

sama.

Berdasarkan skenario di dapatkan hasil anamnesis :


a) Perempuan 35 tahun

b) Keluhan ibu jari kanan lemah

c) Nyeri pada jari telunjuk dan jari tengah

d) Kesemutan pada ibu jari

e) Nyeri berkurang jika tangan dikibas-kibaskan

2. Pemeriksaan Fisik

a. Tinel Sign

Tinel sign dilakukan dengan perkusi di atas kulit proximal nervus medianus

carpal tunnel; jika positif pasien mengeluhkan kesentrum atau sensasi tingling

yang menjalar ke ibu jari, telunjuk, jari tengah, atau kelingking.

b. Phalen Test

Phalen wrist flexion sign atau phalen maneuver biasanya positif pada

pasien CTS dan dianggap lebih diagnostik dari tinel sign. Manuver ini

dilakukan dengan siku dalam posisi ekstensi sementara pergelangan tangan

pasif fleksi. Waktu yang diperlukan untuk menimbulkan simtom onset (60

detik) dianggap mendukung diagnostic.

c. Wrist Compression Test

Kompresi di atas nervus medianus proximal wrist memprovokasi symptom

dalam waktu 60 detik.Tes ini konfirmasi untuk pemeriksaan yang lain.

d. Tourniquet Test

Torniket dipasang disekitar lengan atas diatas tekanan sistolik. Pada pasien
normal tes menyebabkan parestesia pada distribusi nervus ulnaris pada CTS

parestesia pada distribusi nervus medianus.

e. Flick's sign.

Penderita diminta mengibas-ibaskan tangan atau menggerak-gerakkan jari-

jarinya. Bila keluhan berkurang atau menghilang akan menyokong diagnosa CTS.

Harus diingat bahwa tanda ini juga dapat dijumpai pada penyakit Raynaud.

3. Pemeriksaan Penunjang

Laju endap darah, gula darah (Pasien dengan Diabetes Melitus lebih sering

terkena Carpal Tunnel Syndrome. Hal ini mungkin disebabkan oleh saraf yang

telah mengalami neuropati menjadi lebih rentan terhadap kompresi dan pada

pasien DM juga lebih sering dijumpai abnormalitas tendon. Skrining pasien

dengan CTS tanpa riwayat DM merupakan suatu rekomendasi), nilai tiroid, dan

rheumatoid factor.

5. Apa diagnosis banding pada skenario tersebut?

a. Carpal Tunnel Syndrome (CTS) adalah penyakit pada pergelangan tangan akibat kerja
yang disebabkan oleh gerakan berulang dan posisi abnormal ecara terus menerus yang
dilakukan dalam waktu lama sehingga saraf median di pergelangan tangan menjadi terjepit
dengan gejala seperti: rasa kebas, rasa kesemutan dan nyeri.

Gejala dini penyakit ini adalah mati rasa dan kesemutan di ibu jari, telunjuk dan jari tengah
yang seringkali membangunkan pasien pada saat tidur malam. Gangguan sensasi ini akan
menyebar ke seluruh tangan dan lengan sehingga menimbulkan kesukaran untuk memungut
bendabenda kecil, yang pada akhirnya menimbulkan rasa nyeri dan kelumpuhan dari otot –
otot. Pada tahap awal gejalah umumnya berupa gangguan sensorik saja, gangguan motorik
hanya terjadi pada keadaan berat. Gejala awal biasanya berupa parestesia, kurang merasa
(numbness) atau rasa seperti aliran listrik (tingling) pada jari dan setengah sisi radial jari
walaupun kadang – kadang dirasakan mengenai seluruh jari. Parastesia biasanya muncul pada
malam hari

Carpal Tunnel Syndrome sebagian besar idiopatik atau disebut CTS primer. Apabila
berhubungan dengan penyakit lain disebut dengan CTS sekunder. CTS idiopatik banyak
terjadi pada perempuan, pada umur 40 – 60 tahun, dan bilateral

CTS idopatik berhubungan dengan hipertrofi membrana sinovial dari tendo otot fleksor yang
dikarenakan degenerasi jaringan ikat, dengan sclerosis vaskuler, edema, dan fragmentasi
kolagen. CTS sekunder dapat disebabkan oleh abnormalitas penampung ataupun isinya.
Gangguan pada penampung dapat disebabkan oleh kelainan bentuk atau posisi tulang karpal,
tulang radius, gangguan sendi pergelangan tangan, dan akromegali. Gangguan pada isi dapat
disebabkan oleh hipertrofi tenosinovial, tenosinovitis, gangguan cairan seperti pada
kehamilan dan hipotiroidisme, gangguan otot, tumor di dalam terowongan, hematoma, dan
obesitas.

b. Radikulopati servikalis didefinisikan sebagai suatu sindrom nyeri dan atau defisit
sensorimotor yang disebabkan oleh kompresi dari satu atau lebih akar saraf servikal yang
kemudian mengakibatkan disfungsi akar saraf pada servikal. Akar saraf pada C6 dan C7
merupakan akar saraf yang paling sering terkena

Kompresi ini secara tipikal menyebabkan nyeri (menjalar ke arah pundak) dan rasa tebal
( menjalar dari lengan ke tangan), defisit sensorik, atau disfungsi motorik pada leher dan
ektremitas atas. Beberapa manifestasi klinis lain yang mungkin muncul adalah kesemutan
pada ekstremitas atas dan nyeri seperti tersengat listrik. Radikulopati servikalis merupakan
masalah yang terjadi ketika saraf pada leher teriritasi ketika keluar dari kanal tulang
belakang. Kompresi pada saraf di leher ini dapat disebabkan oleh berbagai macam penyebab.
Namun biasanya terjadi ketika akar saraf terjepit oleh herniasi diskus dan terdapat penonjolan
tulang baru yang abnormal pada daerah leher (servikal)

c.Neuropati diabetik adalah adanya gejala dan atau tanda dari disfungsi saraf penderita
diabetes tanpa ada penyebab lain selain Diabetes Melitus (DM) (setelah dilakukan eksklusi
penyebab lainnya).. Apabila dalam jangka yang lama glukosa darah tidak berhasil diturunkan
menjadi normal maka akan melemahkan dan merusak dinding pembuluh darah kapiler yang
memberi makan ke saraf sehingga terjadi kerusakan saraf yang disebut neuropati diabetik.

6. Bagaimana tata laksana dan pencegahan dari skenario tersebut?

A. Terapi konservatif

•Non Farmakologi

-Istirahatkan pergelangan tangan

-Pemasangan bidai pada posisi netral pergelangan tanga. Bidai dapat dipasang terus menerus
atau hanya pada malam hari selama 2-3 minggu Fisioterapi. Ditujukan pada perbaikan
vaskularisasi pergelangan tangan.

•Farmakologi

- Injeksi steroid. Menggunakan beberapa macam yaitu : deksametason 1-4 mg atau


hidrokosrtison 10-25 mg atau metildeprednisolon 20 mg atau 40 mg diinjeksikan ke
dalam terowongan karpal dengan menggunakan jarum no. 23 atau 25 pada lokasi 1
cm ke arah proximal lipat pergelangan tangan di sebelah medial tendon musculus
palmaris longus. Bila belum berhasil, suntikan dapat diulangi setelah 2 minggu atau
lebih. Tindakan operasi dapat dipertimbangkan bila hasil terapi belum memuaskan
setelah diberi 3 kali suntikan.
- Vitamin B6 (piridoksin). Beberapa penulis berpendapat bahwa salah satu penyebab
CTS adalah defisiensi piridoksin sehingga mereka menganjurkan pemberian
piridoksin 100-300 mg/hari selama 3 bulan. Tetapi beberapapenulis lainnya
berpendapat bahwa pemberian piridoksin tidak bermanfaat bahkan dapat
menimbulkan neuropati bila diberikan dalam dosis besar.

B. Terapioperatif

Operasi hanya dilakukan pada kasus yang tidak mengalami perbaikan dengan terapi
konservatif atau bila terjadi gangguan gangguan sensorik yang berat atau adanya atrofi otot-
otot thenar. Pada CTS bilateral biasanya operasi pertama dilakukan pada tangan yang paling
nyeri walaupun dapat sekaligus dilakukan operasi bilateral.

Biasanya tindakan operasi CTS dilakukan secara terbuka dengan anestesi local, tetapi
sekarang telah dikembangkan teknik operasi secara endoskopik. Operasi endoskopik
memungkinkan mobilisasi penderita secara dini dengan jaringan parut yang minimal, tetapi
karena terbatasnya lapangan operasi maka tindakan ini lebih sering menimbulkan komplikasi
operasi seperti cedera pada saraf. Beberapa penyebab CTS seperti adanya massa atau anomali
maupun tenosynovitis pada terowongan karpal lebih baik dioperasi secara terbuka.

7.Perspektif islam terhadap skenario tersebut?

،َ ‫ َو َح ِم َد هّللا‬،َ ‫ فَ َم ْن َكبَّ َر هّللا‬.‫ص ٍل‬ َ ِ‫ «ِإنَّهُ ُخل‬:‫ ِإ َّن َرسُو َل هّللا ِ قَا َل‬:ُ‫ تَقُول‬،َ‫عن عَاِئ َشة‬
ِ ‫ق ُكلُّ ِإ ْن َسا ٍن ِم ْن بَنِي آ َد َم َعلَى ِستِّينَ َوثَالَثِ ِماَئ ِة َم ْف‬
ٍ ‫…ر بِ َم ْع… ر‬
،‫ُوف‬ َ …‫ َوَأ َم‬،‫اس‬ ِ َّ‫…ق الن‬ِ …‫ط ِري‬َ ‫َظ ًما ع َْن‬ ْ ‫ َأوْ َشوْ َكةً َأوْ ع‬،‫اس‬ ِ َّ‫يق الن‬ َ ‫ َو َع َز َل َح َجرًا ع َْن‬،َ ‫ َوا ْستَ ْغفَ َر هّللا‬،َ ‫ َو َسب ََّح هّللا‬،َ ‫َوهَلَّ َل هّللا‬
ِ ‫ط ِر‬
َ ‫ َع َد َد تِ ْل‬،‫َأوْ نَهَى ع َْن ُم ْن َك ٍر‬.
ِ َّ‫ فَِإنَّهُ يَ ْم ِشي يَوْ َمِئ ٍذ َوقَ ْد زَ حْ َز َح نَ ْف َسهُ ع َِن الن‬،‫ك ال ِّستِّينَ َوالثَّالَثِ ِماَئ ِة ال ُّسالَ َمى‬
‫ار»؛ رواه مسلم‬

"Setiap manusia keturunan Adam diciptakan di atas 360 persendian. Barang siapa yang
bertakbir, bertahmid, bertahlil, bertasbih, dan beristighfar kepada Allah, menyingkirkan batu,
atau duri atau tulang dari jalan, memerintahkan kepada kebaikan dan mencegah dari
kemungkaran sejumlah persendian itu maka ia telah berjalan menjauhi api neraka." (HR
Muslim)

Referensi : Hadits Bukhori Muslim

‫ ثن……ا أب……و األص……بغ عب……د العزي……ز بن ي‬، ‫ ح وثنا جعفر بن محمد الفريابي‬، ‫ حدثنا إسحاق بن راهويه‬، ‫حدثنا موسى بن هارون‬
: ‫ ق……ال‬، ‫ عن عط……اء بن أبي رب……اح‬، ‫ عن عب……د الوه……اب بن بخت‬، ‫ عن أبي عب……د ال……رحيم‬، ‫ ثنا محمد بن سلمة‬: ‫ قاال‬، ‫الحراني‬
‫ سمعت رسول هللا‬، ‫ كسلت‬: ‫ فقال له اآلخر‬، ‫رأيت جابر بن عبد هللا وجابر بن عمير األنصاري يرتميان فمل أحدهما فجلس‬
‫ مش……ي الرج……ل بين‬: ‫ " كل شيء ليس من ذكر هللا عز وج……ل فه……و له……و أو س……هو إال أرب……ع خص……ال‬: ‫صلى هللا عليه وسلم يقول‬
‫ وتعلم السباحة‬، ‫ ومالعبة أهله‬، ‫ وتأديبه فرسه‬، ‫" الغرضين‬

Artinya : “Telah meriwayatkan kepada kami Musa bin Harun, meriwayatkan kepada kami
Ishaq bin Rahawiyah, di dalam sanad yang lain telah menceritakan kepada Ja’far bin
Muhammad al-Faryabi, dan telah menceritakan kepada kami Abu al-Asbaghi Abdul Aziz bin
Yahya alHarani, keduanya berkata telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Salamah
bin Abdul Rahim, dan dari Abdul Wahab bin Bakhat, dari Atha’ bin Abu Rabah berkata: saya
melihat Jabir bin Abdullah dan Jabir bin Umair al-Anshari latihan memanah, lalu salah
seorang diantara mereka merasa jenuh lalu temannya berkata engkau itu malas: Aku pernah
mendengar Rasulullah bersabda: setiap sesuatu yang bukan merupakan dzikir kepada Allah
adalah permainan dan kelalaian,kecuali empat perkara yaitu: “seorang laki-laki berjalan
diantara dua sasaran (untuk memanah), seseorang yang melatih kudanya, belaian seorang
suami terhadap istrinya, mengajar/belajar berenang.”(HR. Imam atThabrani).

Referensi : Hadits Bukhori Muslim

DAFTAR PUSTAKA

1. Paulsen, F. J, Waschke. (2013). Sobotta Atlas of Human Anatomy General


Anatomi and Musculoskletal System. Ed. 23. ELSAVIER.
2. Bahan Ajar Anatomi Biomedik. (2018). Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran
Universitas Muslim Indonesia.
3. Moore KL, Arthur F, Dalley II et al. (2013). Anatomi Berorientasi Klinis Edisi 5,
PT Erlangga, Jakarta.
4. Bahrudin M, 2017, Patofisiologi Nyeri, Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Malang,jln bendungan Sutami No.188A Malang
5. Tegar Dwi Prakoso N, Evi Kurniawaty. 2017. Perempuan Berusia 65 Tahun
dengan Carpal Tunnel Syndrome. Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung.
Jurnal Medula 7(2):1-5
6. Heidi Moawad, M.D,Jenna Fletcher . 2020. Cubital tunnel syndrome. Medically
reviewed
7. Qoribullah, F. (2020). Hubungan Getaran Lengan-Tangan Dengan Keluhan
Carpal Tunnel Syndrome Pada Pekerja Home Industry Pandai Besi Di Kecamatan
Sokobanah Sampang. Medical Technology and Public Health Journal, 4(1), 38–45
8. Lazuardi, A. I., Ma, I., & Hartanti, R. I. (2016). Determinan Gejala Carpal Tunnel
Syndrome ( CTS ) pada Pekerja Pemecah Batu ( Studi pada Pekerja Pemecah Batu
di Kecamatan Sumbersari dan Sukowono Kabupaten Jember ) Determinants of
Carpal Tunnel Syndrome ( CTS ) Symptoms on Rock-Breaking Workers
9. artanti, H. F., Asnifatima, A., & Fatimah, A. (2018). Faktor Risiko Yang
Berhubungan Dengan Keluhan Carpal Tunnel Syndrome Pada Pekerja Operator
Komputer Bagian Redaksi Di Harian Metropolitan Bogor Tahun 2018
10. Sitompul, Y. (2019). Resiko Jenis Pekerjaan Dengan Kejadian Carpal Tunnel
Syndrome (Cts). Jurnal Ilmiah WIDYA, 5(3), 1-7.
11. Malanga G. Cervical Radiculopathy: Background, Epidemiology, Functional
Anatomy [Internet]. 2015 [cited 6August 2016].
12. Chammas M, Boretto J, Burmann LM, Ramos RM, dos Santos Neto FC, Silva JB.
Carpal tunnel syndrome – Part I (anatomy, physiology, etiology and diagnosis).
13. Hirata, H. 2007. Carpal Tunnel Syndrome & Cubital Tunnel Syndrome. Clinical
Neurology, 47(11), 761-765
14. Salawati, Liza, and Syahrul Syahrul. "Carpal Tunel Syndrome." Jurnal
Kedokteran Syiah Kuala 14.1 (2014): 29-37

Anda mungkin juga menyukai