Anda di halaman 1dari 109

Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

BAB II
PELINGKUPAN

2.1 DESKRIPSI RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG AKAN DIKAJI

2.1.1 Status Studi AMDAL

Rencana kegiatan Pembangunan Kawasan Pendidikan Terpadu oleh Dinas Pendidikan


Kabupaten Tulang Bawang Barat, di Tiyuh Pulung Kencana, Kecamatan Tulang Bawang
Tengah, Kabupaten Tulang Bawang Barat, Provinsi Lampung ini dilakukan bersamaan
dengan proses penyusunan DED (Detail Engineering Design). Dengan demikian
diharapkan akan terjadi proses iteratif, dimana data yang diperoleh tim penyusun Amdal di
lapangan akan dapat dimanfaatkan sebagai instrumen tambahan (suplementer) dari proses
penyempurnaan dokumen DED, sehingga dokumen perencanaan yang dihasilkan
diharapkan sudah dijiwai oleh semangat keberlajutan pembangunan dan kelestarian
lingkungan hidup. Selanjutnya desain perencanaan (DED) yang sudah final akan
dimanfaatkan untuk menyusun deskripsi kegiatan Amdal.

2.1.2 Kesesuaian Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan dengan Rencana Tata
Ruang

A. Letak Lokasi Kegiatan

Secara administrasi lokasi kegiatan pembangunan Kawasan Pendidikan Terpadu terletak di


Tiyuh Pulung Kencana, Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Kabupaten Tulang Bawang
Barat, Provinsi Lampung. Peta letak administrasi lokasi kegiatan sebagaimana Gambar 2.1.
Sedangkan secara geografis lokasi tapak kegiatan berada pada koordinat sebagaimana
Tabel 2.1.

Kerangka Acuan (KA) 2-1


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

Tabel 2.1 Daftar Koordinat Geografis Batas Tapak Kegiatan


Koordinat Geografis
Patok
Bujur Timur Lintang Selatan
P.1 105° 6' 46.452" 4° 36' 07.947"
P.2 105° 6' 43.708" 4° 36' 10.781"
P.3 105° 6' 41.737" 4° 36' 8.898"
P.4 105° 6' 27.150" 4° 36' 23.185"
P.5 105° 6' 30.892" 4° 36' 27.663"
P.6 105° 6' 33.994" 4° 36' 23.789"
P.7 105° 6' 34.622" 4° 36' 20.784"
P.8 105° 6' 38.638" 4° 36' 16.117"
P.9 105° 6' 47.532" 4° 36' 16.201"
P.10 105° 6' 47.533" 4° 36' 17.133"
P.11 105° 6' 51.487" 4° 36' 17.017"
P.12 105° 6' 50.895" 4° 36' 12.572"
Sumber : Rekomendasi Tata Ruang Kawasan Pendidikan Terpadu (BKPRD, 2016) dan Survei
Lapangan (Tim DED, 2017)

Berdasarkan titik-titik koordinat patok batas tapak kegiatan sebagaimana Tabel 2.1
diperoleh total luas areal tapak kegiatan Pembangunan Kawasan Pendidikan Terpadu di
Tiyuh Pulung Kencana, Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Kabupaten Tulang Bawang
Barat, Provinsi Lampung seluas ± 129.836 m2 (12,98 Ha).
Lokasi rencana kegiatan pembangunan Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang
Bawang Barat berbatasan dengan:
 Sebelah Utara : Tanah wakaf untuk masjid dan jalan lingkungan menuju kebun
masyarakat.
 Sebelah Timur : Jalan Raya Provinsi.
 Sebelah Selatan : Way Macan, kebun karet tua, dan permukiman penduduk.
 Sebelah Barat : Kebun sawit dan karet tua.

Peta batas tapak proyek Pembangunan Kawasan Pendidikan Terpadu di Tiyuh Pulung
Kencana, Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Kabupaten Tulang Bawang Barat, Provinsi
Lampung sebagaimana Gambar 2.2.

Kerangka Acuan (KA) 2-2


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

Gambar 2.1 Peta Lokasi

Kerangka Acuan (KA) 2-3


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

Gambar 2.2 Peta Batas Tapak Proyek

Kerangka Acuan (KA) 2-4


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

B. Analisis Kesesuaian Lokasi Kegiatan dengan Rencana Tata Ruang

Peraturan Daerah Kabupaten Tulang Bawang Barat Nomor 2 Tahun 2012 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2011–2031 saat ini sedang
dalam proses revew. Oleh karena itu untuk analisis kesesuaian lokasi kegiatan terhadap
rencana tata ruang wilayah digunakan Surat Rekomendasi Badan Koordinasi Penataan
Ruang Daerah (BKPRD) Kabupaten Tulang Bawang Barat Nomor: 08/BKPRD-TUBABA/
REK/2016 tentang Pembangunan Sekolah Terpadu di Tiyuh Pulung Kencana, Kecamatan
Tulang Bawang Tengah dengan Luas Lahan ± 140.000 m2 (14,00 Ha) oleh Pemerintah
Kabupaten Tulang Bawang Barat. Dengan surat ini direkomendasikan hal-hal sebagai
berikut:

1. Memberikan Rekomendasi Pemanfaatan untuk keperluan: Pembangunan Sekolah


Terpadu, Terletak di Tiyuh Pulung Kencana, Kecamatan Tulang Bawang Tengah,
Kabupaten Tulang Bawang Barat, seluas kurang lebih 140.000 m2.

2. Bahwa permohonan Rekomendasi Pemanfaatan Ruang tersebut di atas telah sesuai


dengan Peraturan Daerah Kabupaten Tulang Bawang Barat Nomor 2 Tahun 2012
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2011–
2031, mengacu pada ketentuan:

a. Pasal 35 tentang Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kabupaten, Ayat 1 tentang


Acuan Pemanfaatan Ruang Wilayah, butir a tentang Rencana Struktur Ruang.

b. Pasal 37 tentang Arahan Pemanfaatan Rencana Struktur Ruang, butir 3 tentang


perwujudan PKLp butir k tentang pembangunan dan peningkatan sarana dan
prasarana pendidikan menengah dan kejuruan.

c. Lampiran 3 Peraturan Zonasi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tulang


Bawang Barat:

o Komponen Wilayah : PKWp dan PKLp

o Lokasi : Panaragan, Tumijajar, dan Lambu Kibang

o Arahan Peraturan Zonasi : Peraturan zonasi untuk pusat pendidikan

a) Pusat kegiatan pendidikan merupakan zone yang diarahkan untuk


kegiatan pendidikan dasar menengah.

Kerangka Acuan (KA) 2-5


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

b) Zone untuk pusat kegiatan pendidikan dilarang untuk kegiatan yang


mengganggu fungsinya; dan

c) Persentase luas lahan terbangun sebesar 60%.

d. Rekomendasi Pemanfaatan Ruang ini merupakan rekomendasi kesesuaian atas


rencana penggunaan lahan terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Tulang Bawang Barat.

Dari area seluas ± 140.000 m2 (14,00 Ha) yang direkomendasikan untuk pembangunan
Kawasan Pendidikan Terpadu, terdapat tanah wakaf H. Luman kepada masyarakat untuk
pembangunan masjid seluas 10.164 m2 (1,02 Ha). Dengan demikian area rencana tapak
perencanaan pembangunan Kawasan Pendidikan Terpadu yang sesuai dengan rencana
pemanfaatan ruang Kabupaten Tulang Bawang Barat seluas 129.836 m2 (12,98 Ha). Peta
Kesesuaian Tata Ruang sebagaimana Gambar 2.3.

Ditinjau dari Peta Indikasi Penundaan Pemberian Izin Baru (PIPPIB) sebagaimana
tercantum dalam Lampiran Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Republik Indonesia, Nomor: SK. 351/MENLHK/Setjen/PLA.1/7/ 2017 tanggal 31 Juli 2017
tentang Penetapan Peta Indikatif Penundaan Pemberian Izin Baru Pemanfaatan Hutan,
Penggunaan Kawasan Hutan, dan Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan dan Areal
Penggunaan Lain (Revisi XII), menunjukkan bahwa rencana lokasi pembangunan Kawasan
Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat berada pada kawasan non PIPPIB.
Peta Indikasi Penundaan Pemberian Izin Baru (PIPPIB) sebagaimana Gambar 2.4.

Kerangka Acuan (KA) 2-6


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

Gambar 2.3 Peta Kesesuaian Rencana Tata Ruang Kabupaten Tulang Bawang Barat

Kerangka Acuan (KA) 2-7


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

Gambar 2.4 Peta PIPPIB

Kerangka Acuan (KA) 2-8


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

C. Perizinan yang Telah Dimiliki dan Sedang Diurus

Perizinan merupakan prasyarat yang harus dipenuhi untuk memulai usaha dan/atau
kegiatan. Dokumen perizinan diperlukan untuk memperlancar dan memastikan proses
pelaksanaan usaha dan/atau kegiatan berjalan sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
Hingga saat ini belum ada dokumen perizinan yang dimiliki oleh pemrakarsa dan
direncanakan akan dilakukan pengurusan dikemudian hari.

Adapun jenis-jenis perizinan yang akan diurus oleh pemrakarsa terkait dengan rencana
kegiatan Pembangunan Kawasan Pendidikan Terpadu di Tiyuh Pulung Kencana,
Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Kabupaten Tulang Bawang Barat, Provinsi Lampung
sebagaimana tabel berikut.

Tabel 2.2 Dokumen Perizinan yang Telah Dimiliki dan Belum Dimiliki

No Jenis Surat Perizinan Sudah Ada Belum Ada


1 Surat Izin Prinsip 
2 Surat Izin Pemanfaatan Air Tanah Dalam (SIPA) 
3 Izin Operasional Genset 
4 PEIL Banjir 
5 Izin Pengumpulan dan Penyimpanan Limbah B3 
6 Izin Mendirikan Bangun (IMB) 
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Tulang Bawang Barat (2018)

2.1.3 Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

Uraian deskripsi rencana usaha dan/atau kegiatan Pembangunan Kawasan Pendidikan


Terpadu Tiyuh Pulung Kencana, Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Kabupaten Tulang
Bawang Barat, Provinsi Lampung akan menyajikan uraian singkat kegiatan dan tahapan
kegiatan dari masing-masing jenis kegiatan yang dikaji dalam studi AMDAL.

A. Uraian Singkat Rencana Kegiatan

1. Rencana Peruntukan Ruang Tapak Proyek

Pembangunan Kawasan Pendidikan Terpadu diilhami oleh keinginan mewujudkan konsep


sekolah unggulan terpadu, yakni terintegrasinya pendidikan dasar dan menengah. Meskipun
menurut Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah disebutkan
dalam lampiran bahwa terdapat pembagian pengelolaan pendidikan dimana pemerintah

Kerangka Acuan (KA) 2-9


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

pusat mengelola pendidikan tinggi, provinsi mengelola pendidikan menengah, dan


kabupaten mengelola pendidikan dasar, namun dalam rangka mewujudkan program
pembangunan sekolah unggulan terpadu ini Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang Barat
tetap menyediakan sarana dan prasarana pendidikan SD, SMP, dan SMA. Oleh karena itu
aset tanah dan bangunan akan menjadi milik pemerintah Kabupaten Tulang Bawang Barat.
Adapun dalam penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan menengah diserahkan
kepada pemerintah provinsi.

Untuk mewujudkan konsep pembangunan pendidikan terpadu ini berbagai sarana dan
prasarana pendidikan akan dibangun pada lahan seluas 129.836 m2 (12,98 Ha), meliputi:
gedung sekolah beserta fasilitas belajar, kantor sekolah, asrama siswa, lapangan sepak
bola, lapangan basket, pelataran/taman bermain, kantin, jalan lingkungan, lapangan parkir,
dan kantor petugas keamanan.

Kawasan Pendidikan Terpadu didesain sebagai kawasan pendidikan di dalam taman.


Komponen masa bangunan hanya menempati ruang kurang 30%, selebihnya merupakan
ruang terbuka. Untuk menciptakan suasana asri dan nyaman pada Ruang Terbuka Hijau
(RTH) akan ditanam berbagai jenis tanaman hias dan tanaman peneduh. Selain itu akan
dibangun danau buatan yang berfungsi untuk kolam tandon air dan resapan, serta
meningkatkan keindahan kawasan. Guna menunjang pergerakan civitas academika, maka
antar fasilitas pendidikan ini akan dihubungkan jalan koridor (jalan lingkungan). Secara rinci
rencana peruntukan ruang Kawasan Pendidikan Terpadu sebagimana Tabel 2.3. Peta Site
Plan Kawasan Pendidikan Terpadu disajikan pada Gambar 2.5.

Tabel 2.3 Alokasi Ruang Masing-Masing Peruntukan


Alokasi Ruang (m2)
No. Jenis Penggunaan Luas %
Bangunan Koridor
Blok
A Komplek Sekolah Dasar
1 Ruang Kelas (24 kelas) 1.536 2.304 3.840 2,96
2 Toilet (8 unit) 16 24 40 0,03
3 Perpustakaan 64 96 160 0,12
4 Kantin 224 336 560 0,43
5 Ruang Guru 140 210 350 0,27
6 Ruang Pimpinan 12 18 30 0,02
7 Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) 12 18 30 0,02
8 Gudang 18 27 45 0,03
9 Ruang Tata Usaha (TU) 12 18 30 0,02
Sub Total A 2.034 3.051 5.085 3,92

Kerangka Acuan (KA) 2 - 10


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

Alokasi Ruang (m2)


No. Jenis Penggunaan Luas %
Bangunan Koridor
Blok
B Komplek Sekolah Menengah Pertama
1 Ruang Kelas (12 kelas) 768 1.152 1.920 1,48
2 Toilet (8 unit) 16 24 40 0,03
3 Perpustakaan 64 96 160 0,12
4 Kantin 128 192 320 0,25
5 Ruang Guru 80 120 200 0,15
6 Ruang Pimpinan 12 18 30 0,02
7 Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) 12 18 30 0,02
8 Gudang 21 32 53 0,04
9 Laboratorium IPA 80 120 200 0,15
10 Laboratorium Komputer 64 96 160 0,12
11 Ruang Konselor 12 18 30 0,02
12 Ruang OSIS 12 18 30 0,02
13 Ruang Tata Usaha (TU) 12 18 30 0,02
Sub Total B 1281 1922 3203 2,47
C Komplek Sekolah Menengah Atas
1 Ruang Kelas (12 kelas) 768 1.152 1.920 1,48
2 Toilet (8 unit) 16 24 40 0,03
3 Perpustakaan 64 96 160 0,12
4 Kantin 128 192 320 0,25
5 Ruang Guru 80 120 200 0,15
6 Ruang Pimpinan 12 18 30 0,02
7 Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) 12 18 30 0,02
8 Gudang 21 32 53 0,04
9 Laboratorium Fisika 80 120 200 0,15
10 Laboratorium Kimia 80 120 200 0,15
11 Laboratorium Biologi 80 120 200 0,15
12 Laboratorium Komputer 64 96 160 0,12
13 Laboratorium Bahasa 64 96 160 0,12
14 Ruang Konselor 12 18 30 0,02
15 Ruang OSIS 12 18 30 0,02
16 Ruang Tata Usaha (TU) 12 18 30 0,02
Sub Total C 1505 2258 3763 2,90
D Fasilitas Penunjang
1 Lapangan Sepak Bola 9900 6.600 16.500 12,71
2 Lapangan Basket 430 645 1.075 0,83
3 Ruang Kantor 650 975 1.625 1,25
4 Ruang CCTV 12 18 30 0,02
5 Ruang Security 8 12 20 0,02
6 Gudang Peralatan Perawatan 21 32 53 0,04
7 Ruang Genset 10 15 25 0,02
8 Danau Buatan 7600 390 7.990 6,15
Sub Total D 18.631 8.687 27.318 21,04
E Ruang Terbuka dan Sirkulasi
1 Jalan lingkungan dan Lapangan Parkir - - 9.500 7,32
2 Pelataran/Taman Bermain - - 6.500 5,01
3 Ruang Terbuka Hijau (RTH) - - 74.467 57,35
Sub Total E - - 90.467 69,68
Total A+B+C+D+E 23.933 16.641 129.836 100,00
Sumber: Laporan Akhir Penyusunan DED Pembangunan Kawasan Pendidikan Terpadu (Dinas Pendidikan
Kabupaten Tulang Bawang Barat, 2017)

Kerangka Acuan (KA) 2 - 11


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

Gambar 2.5 Peta Site Plan

Kerangka Acuan (KA) 2 - 12


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

2. Program Pengelolaan Limbah

a. Pengelolaan Limbah Konstruksi

Kegiatan konstruksi pembangunan Kawasan Pendidikan Terpadu di Tiyuh Pulung Kencana,


Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Kabupaten Tulang Bawang Barat, Provinsi Lampung
akan menghasilkan limbah, baik limbah padat (sampah) maupun limbah cair. Berikut
diuraikan teknik pengelolaan sampah dan limbah cair konstruksi.

1) Pengelolaan Sampah

Sampah yang dihasilkan dari pengoperasian basecamp antara lain berupa sampah sejenis
sampah rumah tangga, seperti kertas dan plastik pembungkus makanan/minuman, sisa
makanan, bungkus rokok, dan lain sebagainya. Selain itu kegiatan konstruksi juga akan
menghasilkan sampah spesifik seperti sisa galian tanah, ceceran pasir, pecahan bata,
pecahan keramik, ceceran sisa adukan, potongan besi, paku, tali kawat, bekas kantong
semen, potongan kayu dan papan cor, dan lain-lain. Sedangkan limbah cair terutama berupa
air bekas mencuci peralatan konstruksi dan sisa air adukan.

Secara umum kegiatan pengelolaan sampah akan mengacu kepada Undang-Undang


Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Pengelolaan sampah berupa sisa
galian tanah, ceceran pasir, pecahan bata, pecahan keramik, dan ceceran sisa adukan
dikumpulkan untuk dijadikan bahan urugan guna meningkatkan ketinggian lantai bangunan.
Untuk sampah berupa potongan besi, paku, dan sisa/bekas tali kawat dan bekas kantong
semen, potongan kayu dan papan cor, kertas dan plastik bekas pembungkus
makanan/minuman dan rokok juga dikumpulkan di tempat penampungan sementara yang
di tempatkan terpisah/terpilah untuk kemudian dikelola di instalasi pengolahan sampah
internal ataupun bekerja sama dengan instansi pengolah sampah (pihak luar) untuk
dilakukan pengolahan lebih lanjut.

Pengelolaan sampah penting dilakukan untuk mencegah munculnya vektor penyakit (seperti
tikus, lalat, kecoak), yang umumnya akan muncul dimana banyak terdapat timbulan sampah.

2) Pengelolaan Limbah

Untuk air bekas mencuci peralatan konstruksi dan sisa air adukan dialirkan ke kolam
pengendapan. Kolam pengendapan dibuat dengan cara menggali tanah dengan kedalaman

Kerangka Acuan (KA) 2 - 13


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

sekitar ± 1 meter berbentuk bujur sangkar dengan panjang sisi sekitar 2,5 m, yang lokasinya
menyesuaikan tempat kerja konstruksi. Kolam pengendapan yang dimaksud berupa kolam
pengendapan yang bersifat sementara untuk menampung air kegiatan konstruksi seperti air
dari pengadukan semen dalam jumlah kecil.

Untuk kebutuhan MCK akan disediakan toilet semi permanen/portabel, yang limbahnya akan
dialirkan menuju septic tank.

b. Pengelolaan Limbah Operasi

1) Pengelolaan Sampah

Perkiraan produksi sampah pada saat operasional Kawasan Pendidikan Terpadu Tiyuh
Pulung Kencana, Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Kabupaten Tulang Bawang Barat,
Provinsi Lampung rata-rata sebesar 2,5 liter/orang/hari atau 0,0025 m3/orang/hari.
Dengan jumlah karyawan sebanyak 212 orang, maka diperkirakan total volume sampah
530 liter/hari atau 0,53 m3/hari.

Pengelolaan sampah mengacu pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun


2008 tentang Pengelolaan Sampah dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah
Rumah Tangga. Pengelolaan sampah meliputi kegiatan pengurangan sampah dan
penangan sampah. Sistem pengelolaan sampah akan dimulai dari ruang kerja masing-
masing unit. Dalam penanganan sampah dilakukan beberapa langkah penanganan sampah
yang mengacu pada prinsip 3 R (reduce, reuse, recycle). Implementasi dari prinsip kerja ini
di Kawasan Pendidikan Terpadu akan dilakukan dengan cara:

 Pemilahan sampah dengan tujuan me-reduce jumlah buangan sampah, apakah masih
dapat digunakan kembali atau masih ada yang dapat di daur ulang.

 Pemanfaatan sampah organik untuk kompos yang dapat digunakan sebagai media
tumbuh tanaman dalam pelaksanaan penghijauan sekitar Kawasan Pendidikan
Terpadu.

 Dalam pelaksanaannya, untuk setiap ruang kerja akan disediakan 2 buah tempat
sampah. Untuk menampung sampah organik akan disediakan ember, sedangkan untuk
menampung sampah non-organik akan disediakan keranjang sampah yang dilengkapi
kantong plastik.

Kerangka Acuan (KA) 2 - 14


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

 Sampah organik yang terkumpul diember tiap akhir jam kerja akan dipindahkan ke
dalam lubang tanah berukuran 3 m x 3 m x 0,8 m (kowen). Ketika timbunan sampah
organik sudah hampir memenuhi kowen, maka kowen akan ditaburi kapur dan ditimbun
dengan tanah. Kowen baru akan dibuat lagi di lain tempat setelah kowen mengalami
penuh. Dalam waktu 3-4 bulan sampah organik dalam kowen akan membusuk
(terdekomposisi) menjadi pupuk organik dan akan dimanfaatkan sebagai media
tumbuh tanaman dan pupuk tanaman hias dan tanaman penghijauan.

 Sampah non-organik yang telah terkumpul di dalam kantong plastik di kranjang sampah
tiap akhir jam kerja akan di buang ke Tempat Penampungan Sementara (TPS). TPS
yang akan disediakan berupa kontainer dengan kapasitas 6 m3. Sampah non-organik
yang terkumpul di kontainer akan dikirim ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) bekerja
sama dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tulang Bawang Barat. Pengambilan
sampah non-organik akan dilakukan 1 minggu sekali.

Gambar 2.6 Kontainer Sampah

2) Pengelolaan Limbah Cair

Seluruh limbah dari toilet berupa limbah tinja dan air kotor akan dibuang ke dalam tangki
septik biotank, sehingga limbah bisa diuraikan secara biologi dan ramah lingkungan. Desain
bio septictank disajikan pada gambar berikut.

Kerangka Acuan (KA) 2 - 15


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

Gambar 2.7 Ilustrasi Desain Typikal Bio-Septic Tank

Limbah cair domestik yang dihasilkan terutama berasal dari aktivitas dapur, kantin, kamar
mandi, dan janitor. Kegiatan penyiraman taman dan pencucian tidak menghasilkan limbah,
karena air luberannya akan langsung meresap ke dalam tubuh tanah.

Diperkirakan volume air limbah dari dapur, kantin, kamar mandi, dan janitor sebanyak
±.45,00 m3/hari. Limbah cair ini akan dialirkan melalui saluran drainase air limbah menuju
Sewage Treatment Plant (STP). Instalasi pengolah air limbah domestik ini akan bekerja
melalui sistem bioteknologi (biotech system). Type STP-Biotech yang akan digunakan
adalah BFV-400 dengan kapasitas 65 m3, sebagaimana gambar berikut.

Gambar 2.8 Ilustrasi STP-Biotech System

Kerangka Acuan (KA) 2 - 16


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

Baku mutu air limbah domestik akan mengacu kepada kepada Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 68 Tahun 2016 tentang Baku Mutu Air Limbah
Domestik.

3) Pengelolaan Limbah B3

Pada kegiatan operasi Kawasan Pendidikan Terpadu Tiyuh Pulung Kencana, Kecamatan
Tulang Bawang Tengah, Kabupaten Tulang Bawang Barat, Provinsi Lampung juga akan
menghasilkan limbah B3, diantaranya berupa lampu TL bekas, baterai bekas, oli bekas, dan
bahan-bahan lain yang terkontaminasi limbah B3. Limbah oli berasal dari kegiatan ruang
perawatan mesin genset, ruang pompa, garasi kendaraan, dan lain-lain.

Pengelolaan limbah B3 akan mengacu kepada Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun
2014, tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Pengelolaan limbah B3
meliputi: menampung, mengemas, dan menyimpan pada wadah khusus. Limbah B3 yang
telah diwadahi akan ditempatkan di Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3 (TPS
Limbah B3) yang memenuhi spesifikasi sesuai peraturan yang berlaku. Setelah ditampung,
dikemas, dan disimpan, maka selanjutnya secara berkala pengelolaan limbah B3 akan
dilakukan bekerja sama dengan pihak ketiga yang memiliki izin pengumpul dari Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

3. Rencana Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

Penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar (KBM) di Kawasan Pendidikan Terpadu di


Tiyuh Pulung Kencana, Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Kabupaten Tulang Bawang
Barat, Provinsi Lampung menimbulkan resiko kecelakaan, seperti tertimpa benda berat,
tergores mesin pemotong rumput, kebakaran, tertuang zat kimia (praktikum di laboratorium),
terkilir saat olah raga, kecelakaan saat praktik renang, dan lain-lain. Untuk itu usaha
kesehatan sekolah adalah hal penting bagi penyelenggara KBM di Kawasan Pendidikan
Terpadu ini.

Beberapa langkah yang akan ditempuh oleh pengelola Kawasan Pendidikan Terpadu
Kabupaten Tulang Bawang Barat adalah :

 Meningkatkan mutu lingkungan sekolah sesuai dengan standar baku yang ditetapkan;

 Menjaga kebersihan lingkungan;

Kerangka Acuan (KA) 2 - 17


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

 Menanam pohon dan membuat taman lebih semarak di lingkungan sekolah;

 Memasang alat dan pengaman kebakaran pada ruang kelas, laboratorium, kantor guru,
gedung serba guna, dan semua gedung yang ada;

 Melakukan pelatihan dalam bidang kesehatan, kebersihan dan keamanan kepada


karyawan;

 Melakukan patroli rutin, mengawasi kondisi lingkungan sekolah dan lingkungan sekitar;

 Membuat dan melaksanakan program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).

 Menyediakan fasilitas kesehatan (P3K);

 Mengikutsertakan karyawan dan murid sekolah dalam program BPJS-Kesehatan.

 Memasang rambu-rambu peringatan pada daerah berbahaya;

 Memberikan informasi mengenai apa saja yang membahayakan karyawan dan siswa.

4. Rencana Program Penghijauan Lingkungan Sekolah

Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kawasan Pendidikan Terpadu berupa plaza/taman bermain
dan garden/kebun akan di tanami berbagai jenis tanaman yang selain menambah estetika
lingkungan juga dapat berfungsi sebagai kebun pendidikan bagi siswa. Selain itu
penghijauan di area ini juga berfungsi sebagai penyerap polusi udara dan barrier
pencemaran suara/kebisingan sehingga suasana kawasan pendidikan ini terasa bersih dan
tenang. Jenis-jenis tanaman dari berbagai strata yang rapat dan tinggi yang akan
dikembangkan di area RTH, yaitu :

a. Trembesi (samanea saman); pohon dan daunnya rimbun cocok sebagai tanaman
peneduh, efektif menanggulangi banjir (mampu menyimpan 900 meter kubik air juga
menyalurkan 4000 liter air perhari), dapat meredam kebisingan dan menyerap
karbondioksida. Pohon trembesi dapat menyerap karbondioksida sebanyak 28.448,39
kg/pohon/tahun.

b. Kenanga (Canangium odoratum); mempunyai bunga yang beraroma wangi dan harum
sehingga dapat menetralisir bau yang tidak sedap. Daunnya yang rindang juga efektif
meredam kebisinginan. Pohon kenanga dapat menyerap karbon-dioksida sebanyak
756,59 kg/pohon/tahun.

Kerangka Acuan (KA) 2 - 18


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

c. Johar (Cassia siamea); pohon dan daunnya rimbun cocok sebagai tanaman peneduh,
dapat meredam kebisingan dan menyerap karbondioksida. Pohon johar yang besar
dan rindang mampu menyerap karbondioksida sebanyak 5.295,47 kg/pohon/tahun.
Tanaman johar tumbuhnya cepat dan daunnya mudah dibersihkan. Selain fungsi
ekologis tanaman johar juga memiliki banyak manfaat dan khasiat untuk
menyembuhkan berbagai macam penyakit (demam, malaria, dibetis, antipiretik, luka,
dan lain-lain).

d. Beringin (Ficus benyamina); pohon dan daunnya yang rindang cocok sebagai tanaman
peneduh, dapat meredam kebisingan dan menyerap karbondioksida. Pohon
beringin yang besar dan rindang mampu menyerap karbondioksida sebanyak
535,90 kg/ pohon/tahun.

e. Kiara Payung (Fellicium decipiens); cocok penghijauan lingkungan rumah/perkantoran,


sangat rindang dan bertajuk luas sehingga efektif meredam kebisingan, memiliki tinggi
hingga 11 meter, dapat menyerap karbondioksida sebanyak 404,83 kg/pohon/tahun.

f. Matoa (Pornetia pinnata); tanam buah yang banyak tumbuh di hutan Papua ini banyak
ditanam untuk tanam penghijauan di sekitar perkantoran. Pertumbuhannya cepat,
perawatan mudah, ketinggian bisa mencapai 30 meter dan berdaun rindang sehingga
efektif meredam angin. Buah matoa seperti duku namun lebih besar dan manis
sehingga enak dikonsumsi sebagai buah-buahan. Pohon matoa dapat menyerap
karbondioksida sebanyak 329,76 kg/pohon/tahun.

g. Mahoni (Swettiana mahagoni); pertumbuhannya cepat, perawatan mudah, bagus untuk


fungsi hidrologis karena kemampuan menyerap air tinggi. Pertumbuhan pohon mahoni
bisa mencapai 50 meter, sehingga cocok untuk meredam angin. Kemampuan filterisasi
udara mahoni juga cukup tinggi yakni kemampuan menyerap karbondioksida sebanyak
295,73 kg/pohon/tahun. Kayunya kuat sehingga dapat dimanfaatkan untuk bahan
bangunan dan perabot rumah tangga. Selain itu buah mahoni juga dapat dijadikan
banyak obat juga penangkal radikal bebas.

h. Jatiemas (Tectonagrandis L); daun yang rindang mampu meredam kebisingan sampai
95% dan menghasilkan suara apabila tertiup angin sehingga bisa meredam kebisingan
dan meminimalisir polusi; daun yang lebar mampu mengabsorbsi polutan terutama
debu dan polutan lainnya; bunga malai yang mekar memberikan bau harum dan indah;

Kerangka Acuan (KA) 2 - 19


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

kayunya dapat bermanfaat secara ekonomi. Pohon trembesi dapat menyerap


karbondioksida sebanyak 135,27 kg/pohon/tahun.

i. Bambu jepang (Dracaena surculosa Lindl); pohon dan daunnya rapat dan rimbun;
susunan batang-batang bamboo mampu meminimalisir suara deru mesin; secara fisika
bamboo memiliki koefisien serap bunyi frekuensi tinggi.

j. Rumput gajah (Pennisetumpurpureum); berfungsi sebagai peredam kebisingan. Selain


itu rumput gajah juga menjaga fungsi hidrologis dan jika ditata secara teratur dapat
berfungsi sebagai tanaman hias taman.

Ruang terbuka hijau dengan tanaman berstrata akan dapat memberikan habitat dan pakan
terhadap fauna yang masih ada terutama burung.

B. Tahapan Kegiatan

Tahapan kegiatan Pembangunan Kawasan Pendidikan Terpadu di Tiyuh Pulung Kencana,


Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Kabupaten Tulang Bawang Barat, Provinsi Lampung
mencakup tahap pra-konstruksi, konstruksi, operasi, dan pasca operasi.

1. Tahap Pra-Konstruksi

a. Sosialisasi Program

Sosialisasi program pada tahap pra konstruksi merupakan upaya untuk menyampaikan
rencana kegiatan kepada masyarakat sekitar tapak kegiatan terutama penggarap kebun,
sehingga program pembangunan Kawasan Pendidikan Terpadu yang akan dilaksanakan
dipahami segenap masyarakat di sekitar tapak kegiatan.

Guna menyampaikan rencana program dan mekanisme pembangunan Kawasan


Pendidikan Terpadu ini, maka pemrakarsa akan mengawali kegiatannya dengan melakukan
sosialisasi program kepada masyarakat sekitar, terutama masyarakat Tiyuh Pulung
Kencana, Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Kabupaten Tulang Bawang Barat . Kegiatan
sosialisasi program dilakukan di kantor balai Tiyuh setempat.

Beberapa hal perlu disampaikan dalam sosialisasi program kepada masyarakat, antara lain:

 Lokasi rencana pembangunan Kawasan Pendidikan Terpadu;

 Mekanisme penerimaan tenaga kerja;

Kerangka Acuan (KA) 2 - 20


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

 Mekanisme penyiapan lahan dan pembangunan sarana dan prasarana;

 Rencana pengelolaan lingkungan;

 Tahapan pelaksanaan kegiatan.

Dalam kegiatan sosialisasi program ini selain mengundang masyarakat setempat juga akan
mengundang camat, dan kepala Tiyuh beserta perangkatnya.

b. Pengadaan Tanah

Pengadaan tanah merupakan isu krusial dalam setiap rencana kegiatan pembangunan di
suatu wilayah. Tanah sebagai tempat atau ruang (space) bagi keberadaan tapak kegiatan
merupakan syarat wajib yang harus diadakan untuk realisasi rencana kegiatan. Untuk itu
pengadaan tanah merupakan bagian penting dari sistem perencanaan kegiatan
pembangunan Kawasan Pendidikan Terpadu di Tiyuh Pulung Kencana, Kecamatan Tulang
Bawang Tengah, Kabupaten Tulang Bawang Barat. Tanah yang dapat dimanfaatkan untuk
pelaksanaan kegiatan pembangunan Kawasan Pendidikan Terpadu harus clear and clean
dari permasalahan, sehingga dikemudian hari tidak timbul konflik sosial yang mengakibatkan
terancamnya keberlanjutan usaha Kawasan Pendidikan Terpadu beserta kegiatan
pendukungnya yang telah direncanakan. Lahan dikatakan clear apabila jelas statusnya,
sedangkan lahan dikatakan clean apabila bebas dari tuntutan atas hak-hak pihak lain.

Sesuai peta site plan tanah yang akan dimanfaatkan untuk pembangunan Kawasan
Pendidikan Terpadu seluas 129.836 m2 (12,98 Ha) saat ini masih dikuasai dan dimiliki oleh
1 orang pemilik lahan. Namun Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang Barat telah
melakukan koordinasi dengan pihak pemilik tanah dan sepakat untuk melepas tanahnya
asal harga disepakati.

Pengadaan lahan/tanah untuk Kegiatan Pembangunan Kawasan Pendidikan Terpadu


seluas 129.836 m2 (12,98 Ha) di Tiyuh Pulung Kencana, Kecamatan Tulang Bawang
Tengah, Kabupaten Tulang Bawang Barat, Provinsi Lampung akan dilaksanakan dengan
mengacu pada Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi
Pembangunan untuk Kepentingan Umum dan Perpres Nomor 71 Tahun 2012 tentang
Penyelanggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk kepentingan umum. Pada
prinsipnya kegiatan pengadaan tanah ini akan dilaksanakan secara transparan dan

Kerangka Acuan (KA) 2 - 21


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

berkeadilan, sehingga terjadi kesepakatan bersama antara pemilik tanah dan Pemerintah
Kabupaten Tulang Bawang Barat.
Sebelum pelaksanaan kegiatan pengadaan tanah, maka akan dilakukan langkah persiapan
sebagai berikut:

a) Pemberitahuan rencana pembangunan

Pemberitahuan rencana pembangunan Kawasan Pendidikan Terpadu kepada pemilik


tanah dan keluarganya.

b) Pendataan awal lokasi rencana pembangunan

Pendataan awal lokasi rencana kegiatan meliputi kegiatan pengumpulan data awal
pihak yang berhak dan objek pengadaan tanah. Hasil pendataan awal lokasi rencana
kegiatan digunakan sebagai data untuk pelaksanaan konsultasi publik rencana
pembangunan.

c) Konsultasi publik rencana pembangunan

Konsultasi publik adalah proses komunikasi dialogis atau musyawarah antar pihak yang
berkepentingan guna mencapai kesepahaman dan kesepakatan dalam perencanaan
pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum. Konsultasi publik
rencana pembangunan dilaksanakan untuk mendapatkan kesepakatan lokasi rencana
pembangunan dari pihak yang berhak dengan melibatkan pihak yang berhak dan
masyarakat yang terkena dampak serta dilaksanakan di tempat rencana pembangunan
kepentingan umum atau di tempat yang disepakati. Pelibatan pihak yang berhak dapat
dilakukan melalui perwakilan dengan surat kuasa dari dan oleh pihak yang berhak atas
lokasi rencana pembangunan. Setelah mencapai kesepakatan, maka dituangkan
dalam bentuk berita acara kesepakatan.

Setelah persiapan pengadaan tanah dilaksanakan, maka selanjutnya pelaksanaan


pengadaan tanah akan dilakukan. Mengingat luas tanah yang akan dibebaskan luasnya
lebih dari 5,0 Ha, maka pelaksanaan pengadaan tanah harus melalui Panitia Pengadaan
Tanah (P2T). Oleh karena itu kegiatan pengadaan tanah akan dimulai dari pembentukan
Panitia Pengadaan Tanah (P2T) yang akan diketuai oleh BPN. Adapun pelaksanaan
pengadaan tanah meliputi:

Kerangka Acuan (KA) 2 - 22


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

 Inventarisasi dan identifikasi penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan


tanah
 Penilaian ganti kerugian
 Musyawarah penetapan ganti kerugian
 Pemberian ganti kerugian.

Setelah dilakukan pembayaran ganti kerugian kepada pemilik tanah, maka status hak
kepemilikan tanah beralih kepada Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang Barat.

Kegiatan pengadaan tanah akan berdampak terhadap perubahan penguasaan lahan pada
rencana lokasi tapak proyek, dan timbulnya persepsi masyarakat terkait dengan mekanisme
dan besarnya ganti rugi atas lahan tersebut.

2. Tahap Konstruksi

a. Penerimaan Tenaga Kerja Konstruksi

Kegiatan pembangunan Kawasan Pendidikan Terpadu memerlukan dukungan tenaga kerja


dalam jumlah dan kualifikasi yang memadai sesuai kebutuhan. Tenaga kerja yang
dibutuhkan dengan keahlian khusus (skill) maupun tanpa keahlian khusus (non skill).
Kebutuhan tenaga kerja pada tahap konstruksi digunakan untuk melaksanakan kegiatan:
mobilisasi peralatan dan material, penyiapan lahan lahan, dan pembangunan sarana
prasarana pendidikan. Proyeksi kebutuhan tenaga kerja konstruksi, sebagaimana tabel
berikut.

Tabel 2.4 Kebutuhan Tenaga Kerja Tahap Konstruksi


Jumlah
No. Jabatan Kualifikasi
(orang)
1 Project director S1 1
2 Chief construction S1 1
3 Civil engineer S1 3
4 Logistik S1 1
5 Design / drafter D3 1
6 Surveyor D3 1
7 Mandor SMA/SMK 5
8 Operator SMK 5
9 Juru las SMK 4
10 Tukang batu SMP - SMA 30
11 Tukang besi SMP - SMA 8
12 Pembantu tukang SMP - SMA 90
13 Petugas keamanan SMA/SMK 12
Total 162
Sumber: Laporan Akhir Penyusunan DED Pembangunan Kawasan Pendidikan Terpadu (Dinas Pendidikan
Kabupaten Tulang Bawang Barat,2017)

Kerangka Acuan (KA) 2 - 23


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

Direncanakan selain melakukan rekruitmen terhadap tenaga kerja lokal, juga akan dilakukan
rekruitmen tenaga kerja dari luar daerah yang memiliki pengalaman dan skill tinggi
dibidangnya. Kegiatan penerimaan tenaga kerja konstruksi ini akan dikoordinasikan dengan
Camat, dan Kepala Tiyuh setempat.

Kegiatan penerimaan tenaga kerja berdampak pada peningkatan kesempatan kerja dan
peluang berusaha untuk menyediakan kebutuhan pekerja yang akan berlanjut pada
peningkatan pendapatan dan perubahan persepsi masyarakat.

b. Mobilisasi Peralatan dan Material

Dalam pelaksanaan konstruksi pembangunan fisik infrastruktur yang meliputi sarana utama
dan penunjang Kawasan Pendidikan Terpadu ini diperlukan sejumlah peralatan berat.
Pengangkutan alat-alat berat (mobilisasi peralatan) ke tapak proyek dilakukan melalui ruas
jalan Lintas Lampung-Tulang Bawang Tengah oleh kontraktor pelaksana yang disesuaikan
dengan kebutuhan dan jadwal kerja konstruksi. Jenis dan jumlah peralatan kerja yang
diperlukan dalam pelaksanaan konstruksi disajikan pada tabel berikut:

Tabel 2.5 Jenis dan Jumlah Peralatan Konstruksi yang Akan Digunakan
No. Peralatan Jumlah
1 Pickup truck 5
2 Flatbed truck 5
3 Trailer 2
4 Chainsaw 2
5 Tractor 2
6 Excavator 2
7 Dump truck 5
8 Cherry picker 2
9 Bulldozer 2
10 Backhoe 2
11 Compactor 2
12 Hydraulic shovel 2
13 Forklift 3
14 Crusher 2
15 Transit mixer 2
16 Ashpalt paver 2
17 Compressor 5
18 Welding machine 5
19 Generator 2
20 Misc. Motor 2
21 Wheel loader 2

Kerangka Acuan (KA) 2 - 24


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

No. Peralatan Jumlah


22 Slip from & aux. Equipment 2
23 Cangkul 40
24 Sekop 20
25 Linggis 20
Sumber: Laporan Akhir Penyusunan DED Pembangunan Kawasan Pendidikan
Terpadu (Dinas Pendidikan Kabupaten Tulang Bawang Barat,2017)

Adapun bahan bangunan yang dibutuhkan antara lain: semen, batu kali, batu bata, pasir,
besi, besi beton, kayu, seng, floor hardener, beton readymix, dan lain-lain. Bahan-bahan
bangunan tersebut akan didatangkan dari Kota Bandar Lampung. Namun apabila ada
bahan-bahan yang tidak tersedia di Lampung, maka akan didatangkan dari luar.

Selama masa konstruksi pada pintu keluar/masuk lokasi proyek akan dipasang rambu-
rambu berupa rambu papan bertuliskan “Hati-Hati Keluar Masuk Kendaraan Proyek” dan
lampu peringatan. Mobilisasi peralatan berat (alat-alat berat) akan mengikuti Keputusan
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor : SK.726/AJ.307/ DRJD/2004 Pedoman Teknis
Penyelenggaraan Angkutan Alat Berat di Jalan dan dilakukan pada malam hari.

Kegiatan mobilisasi peralatan dan material kerja berpotensi meningkatkan emisi dan tingkat
kebisingan dan kemacetan lalu lintas serta kerusakan jalan.

c. Pengoperasian Basecamp

Basecamp akan dibangun di dalam tapak proyek, terdiri dari Direksi Keet, kantor proyek,
barak pekerja, dan gudang. Basecamp akan dilengkapi dengan fasilitas sanitasi dan K3.
Sebagai bagian dari fasilitas basecamp adalah depo BBM (tangki BBM). Bangunan depo
BBM akan dilengkapi dengan bundwall (bangunan untuk melokalisir apabila terdapat
ceceran minyak) dan pengoperasiannya akan mengikuti SOP yang berlaku. Ilustrasi
bangunan bundwall sebagaimana Gambar 2.9.

Kerangka Acuan (KA) 2 - 25


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

Gambar 2.9 Bundwall (untuk melokalisir ceceran BBM)

Kegiatan pengoperasian basecamp berpotensi menimbulkan limbah domestik baik padat


maupun cair, yang dapat menyebabkan dampak penurunan kualitas air permukaan dan
dampak turunannya berupa Penurunan Biota Perairan.

d. Penyiapan Lahan

Kegiatan penyiapan lahan terdiri dari pembersihan lahan dan pematangan lahan. Kegiatan
pembersihan lahan dimaksudkan untuk menyingkirkan material baik berupa pohon, ranting,
akar, rumput, dan sampah yang mengganggu pelaksanaan kegiatan konstruksi. Secara
teknis pekerjaan pembersihan lahan (land clearing) meliputi pekerjaan mengimas,
menumbang, cincang, dan merumpuk. Pekerjaan mengimas adalah menebas dan
memotong tegakan yang berdiameter <10 cm sampai tandas kepermukaan tanah.
Pekerjaan menumbang adalah menebang pohon yang memiliki diameter >10 cm dengan
menggunakan chainshaw. Pekerjaan mencincang adalah memotong batang pohon yang
telah ditumbang dengan ukuran 2-4 m. Adapun pekerjaan merumpuk adalah mengumpulkan
ranting dan batang-batang pohon yang telah dicincang dalam bentuk barisan atau larikan.
Pada kegiatan pembersihan lahan ini tidak akan dilakukan pembakaran (zero burning). Sisa
batang, ranting, dan daun akan ditumpuk dan dipendam kedalam tanah sehingga dapat
terdekomposisi dan membusuk menjadi kompos yang dapat dimanfaatkan pada saat
melakukan penanaman tanaman penghijauan pada Ruang Terbuka Hijau .

Kegiatan pematangan lahan untuk tapak bangunan meliputi pembentukan landscape tapak
proyek, yakni: pekerjaan panggalian tanah, penimbunan tanah, perataan tanah, dan
pemadatan tanah. Guna memperoleh tapak bangunan yang rata, akan dilakukan penggalian

Kerangka Acuan (KA) 2 - 26


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

dan penimbunan (cut and fill). Hasil galian akan digunakan untuk penimbunan daerah-
daerah yang perlu ditinggikan levelingnya. .

Pada penimbunan urutan pekerjaan yang dilakukan adalah: menghampar tanah urug
dengan buldozer setebal 20 cm sepanjang 20 m, kemudian segera digilas dengan alat gilas
(vibrator roller). Setelah dilakukan penggilasan sebagaimana ditentukan dilakukan
pemeriksaan terhadap tingkat kepadatan. Pemeriksaan kepadatan dilakukan dengan cara
sand con atau rubber ballon. Alat pemadat mesin giling Dynapac CK 50 menimbulkan
kecepatan gelombang sampai 4 mm/detik pada jarak 10 m (Sumber: Kompaksi Urukan
Tanah Dan Batuan Dengan Getaran, Lars Forrblad, 1988).

Kegiatan pematangan lahan berpotensi menimbulkan dampak penurunan kualitas udara


oleh operasional alat dan kendaraan, peningkatan kebisingan, peningkatan laju aliran
permukaan, peningkatan laju erosi tanah, dan penurunan kualitas air permukaan.

e. Konstruksi Bangunan Prasarana Pendidikan dan Fasilitas Penunjang

Prasarana pendidikan dan fasilitas penunjang yang akan dibangun adalah gedung sekolah
beserta fasilitas belajar, kantor sekolah dan ruang tunggu, asrama siswa, lapangan sepak
bola, lapangan basket, pelataran/taman bermain, jalan lingkungan dan tempat parkir, danau
buatan, dan ruang terbuka hijau (RTH). Kegiatan konstruksi pembangunan prasarana
pendidikan dan fasilitas penunjang akan dilaksanakan setelah penyiapan tapak bangunan
selesai dilaksanakan.

Gambar 2.10 Rencana Pintu Gerbang, Asrama, dan Kantor Sekolah

Kerangka Acuan (KA) 2 - 27


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

1) Konstruksi Bangunan Gedung

Struktur bangunan gedung kantor guru, perpustakaan, asrama siswa, kantin, gedung serba
guna, dan gedung Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) didesain untuk
struktur bangunan satu lantai (non tingkat), sedangkan struktur bangunan sekolah
Menengah Pertama (SMP) didesain untuk struktur bangunan dua lantai (tingkat). Berikut
disajikan gambar-gambar struktur bangunan gedung sarana pendidikan Kawasan
Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat.

Gambar 2.11 Struktur Bangunan Ruang Kelas Satu Lantai

Gambar 2.12 Struktur Bangunan Ruang Kelas Dua Lantai

a) Pembuatan Pondasi

Kegiatan pembangunan gedung-gedung ini akan diawali dengan pembuatan pondasi untuk
mendukung berdirinya badan bangunan. Penggalian tanah untuk pondasi dilakukan dengan
menggunakan cangkul dan sekop hingga kedalaman 30 cm. Tanah hasil galian ditebar
secara merata untuk meninggikan lantai bangunan pada masing-masing ruangan hingga

Kerangka Acuan (KA) 2 - 28


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

+40 cm. Pondasi akan dibuat dari pasangan batu kali setinggi 30+40 cm. Untuk memperkuat
ikatan antara pasangan batu, maka di lakukan pemlesteran dengan adonan pasir-semen.

Gambar 2.13 Denah Pondasi dan Detail Pondasi Bangunan Satu Lantai

Untuk gedung bertingkat, maka akan digunakan struktur podasi cakar ayam.

Gambar 2.14 Denah Pondasi dan Detail Pondasi Bangunan Dua Lantai

Kerangka Acuan (KA) 2 - 29


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

b) Pemasangan Slope dan Balokan

Slope sebagai tempat dudukan dinding dan tiang akan dibuat di atas pondasi batu kali. Slope
dibuat dengan ukuran 20x30 cm berupa beton cor dengan kerangka besi 16 mm. Demikian
halnya tiang-tiang dan balokan dibuat dengan ukuran 20x40 cm berupa beton cor dengan
kerangka besi 16 mm.

Gambar 2.15 Denah Sloof dan Detail Sloof

Gambar 2.16 Denah Balokan dan Detail Sloof

c) Pemasangan Dinding

Dinding didesain agar memungkinkan fungsi sirkulasi udara dan masuknya cahaya,
sehingga dapat mengurangi penggunaan energi. Dinding akan dibuat dari kawat anyam
dengan kerangka besi siku. Setiap jarak 1 meter akan diperkuat kerangka besi siku.

Kerangka Acuan (KA) 2 - 30


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

Gambar 2.17 Detail Dinding Kawat

d) Pemasangan Atap

Atap perkantoran didesain memiliki fungsi Ruang Terbuka Hijau (RTH). Hal ini dimaksudkan
untuk menciptakan green building dan memaksimalkan RTH. Atap bangunan ruang kelas,
laboratorium, dan perpustakaan akan dibuat dari beton cor berbentuk datar sehingga diatas
atap ini akan dapat digunakan untuk taman penghijauan dengan menggunakan pot-pot
tanaman berukuran besar. Untuk atap kantor akan ditimbun tanah dan dilakukan
penghijauan di atasnya, sehingga nampak seperti kantor bawah tanah.

Kerangka Acuan (KA) 2 - 31


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

Gambar 2.18 Denah Rencana Atap

e) Pemasangan Lantai

Pemasangan lantai merupakan pekerjaan finishing yang sangat penting. Lantai ruangan
sarana pendidikan akan dibuat dari pasangan keramik. Sebagai sarana pendidikan warna
cerah akan dipilih agar dapat menghadirkan suasana segar. Pemotongan keramik akan
dilakukan agar seluruh lantai ruangan dapat dipasang keramik. Pemotongan keramik akan
menggunakan mesin pemotong keramik/gurinda. Kegiatan ini berpotensi menimbulkan
kebisingan yang akan dirasakan oleh masyarskat sekitar.

f) Pengecatan

Pekerjaan tarakhir dalam pembangunan sarana gedung adalah pengecatan dinding dan
plafon. Untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang rata dan cepat, maka pengecatan akan
dilakukan menggunakan kuas dan rol.

Pekerjaan konstruksi gedung akan menghasilkan ceceran adukan semen, sisa potongan
kayu, besi, dan, ceceran cat, serta kaleng cat.

Kerangka Acuan (KA) 2 - 32


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

2) Konstruksi Fasilitas Penunjang (Non Gedung)

Fasilitas penunjang non gedung dimaksud meliputi: jalan lingkungan, lapangan parkir,
pelataran/taman bermain, lapangan sepak bola, lapangan basket, danau buatan, dan ruang
terbuka hijau (RTH).

a) Pembangunan Jalan Lingkungan

Pembangunan jalan akan dilakukan guna memudahkan civitas akademika dan orang tua
murid bergerak dari satu bagian ke bagian lain di Kawasan Pendidikan Terpadu. Jalan
lingkungan akan didesain agar tetap mampu meresapkan air hujan. Oleh karena itu jalan di
Kawasan Pendidikan Terpdu dibangun dengan konstruksi paving block. Kiri-kanan jalan
akan dilengkapi dengan saluran drainase untuk mengalirkan air aliran permukaan menuju
danau buatan.

b) Pembangunan Lapangan Parkir

Selain jalan lingkungan, untuk mengurangi kemacetan lalu lintas dan memberikan
kemudahan bagi para orang tua murid dalam antar jemput putra-putrinya, maka di kawasan
pendidikan ini juga akan dibangun lapangan parkir. Dan untuk memberikan ruang interaksi
dan sosialisasi antar siswa sekolah dasar, maka akan di bangun playground/taman bermain.
Untuk lapangan parkir dan playground/taman bermain akan menggunakan konstruksi
paving block berlubang, sehingga rumput bisa tumbuh disela-sala lubang paving block.

Konstruksi paving block dipilih dengan pertimbangan:

 Pelaksanaannya mudah dan tidak memerlukan alat berat serta dapat diproduksi secara
masal;

 Pemeliharaannya mudah dan dapat dipasang kembali setelah dibongkar;

 Tahan terhadap beban statis, dinamik dan kejut dan tahan terhadap tumpahan bahan
pelumas dan pemanasan oleh mesin kendaraan;

 Dengan penggunaan paving block, maka diharapkan akan mampu meresapkan air,
terutama paving berumput (khusus di lapangan parkir) dapat menjadi solusi untuk
mengatasi genangan. Selain bisa menjaga lingkungan, digunakannya paving berumput
juga mempercantik lingkungan.

Kerangka Acuan (KA) 2 - 33


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

Pemasangan paving block akan dimulai dari penyiapan permukaan dasar dari pasir alas
rata, tidak bergelombang, dan rapat. Tingkat kemiringan pondasi berkisar antara 1,5-2 %.
Ukuran lebar pondasi juga harus cukup sampai di bawah beton penahan dan beton
pembatas.

Penebaran pasir alas. Pasir alas yang digunakan dipilih yang butiran kasar, tajam, berukuran
maksimal 9,5 mm, bersih dari lumpur dan kotoran, kadar airnya kurang dari 10%, serta
bersifat gembur. Pasir ini lantas dihamparkan sedemikian rupa menggunakan jidar untuk
menghasilkan ketebalan yang seragam, yakni 5 cm. Pasir alas yang sudah ditebarkan
dengan rata kemudian dijaga agar tidak terinjak atau ditumpuki material.

Pemasangan paving block. Pelaksanaan pemasangan paving block dilakukan dengan


menyusunnya menurut pola-pola tertentu. Proses pemasangan akan selalu memperhatikan
benang pembantu supaya susunannya membentuk pola yang baik.

Selama proses pemasangan berlangsung, pekerja akan selalu berada di atas paving yang
telah terpasang dengan arah kerja ke depan supaya tidak menimbulkan lendutan ke bawah.
Setelah paving block terpasang sempurna, celah-celah yang ada di antaranya lalu diisi
memakai nat berupa abu batu. Terakhir pemadatan paving block menggunakan roller atau
stamper sebanyak 1-2 kali putaran sehingga timbul daya saling mencengkeram antar-paving
block.

c) Pembangunan Pelataran/Taman Bermain

Pelataran sebagai taman bermain akan dibuat guna menyediakan ruang interaksi sosial baik
untuk anatar siswa maupun antar orang tua wali murid. Di pelataran ini pula beberapa
kegiatan seperti atraksi seni budaya, wisuda siswa, pertemuan dengan wali murid bisa
diselenggarakan dengan memasang tenda, sehingga usai acara bisa dibongkar dan kembali
berfungsi sebagai Ruang Tebuka Non Hijau (RTNH).

Pelataran berupa ruang terbuka dengan lantai berupa pasangan plat beton cor ukuran
1 m x 1 m dan ketebalan 0,08 m. Plat beton disusun di atas material dasar pasir dan jarak
antar plat beton agak renggang. Dintara susunan plat beton yang renggang ditaburi split,
agar fungsi resapan tetap terjaga.

Kerangka Acuan (KA) 2 - 34


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

Untuk mengurangi dampak terik matahari secara langsung dan berlebihan, beberapa pohon
akan ditanam di area pelataran ini. Namun jumlah populasi pohon sangat terbatas. Oleh
karena itu pelataran ini tetap merupakan Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH).

Gambar 2.19 Pelataran sebagai Pusat Interaksi Sosial

d) Pembangunan Lapangan Sepak Bola

Lapangan sepak bola akan dibangun guna menunjang kegiatan olah raga bagi para siswa.
Lapangan sepak bola dibangun dengan ukuran 100 meter x 80 meter sehingga diharapkan
fasilitas olah raga ini juga dapat digunakan untuk penyelenggaraan even-even pekan olah
raga antar daerah (PORDA). Proses pembangunan lapangan sepak bola akan
memperhatikan 3 hal pokok, yakni:

 Sistem drainase, bertujuan untuk mengatur agar tidak terjadi genangan air di lapangan
sepak bola saat terjadi guyuran air hujan, sehingga lapangan tetap dapat digunakan
dengan normal walaupun kondisi ada guyuran air hujan.

 Instalasi air, yaitu adanya instalasi pengairan yang menyeluruh yang mampu menyiram
lapangan secara keseluruhan secara normal sesuai dengan perhitungan kebutuhan
penyiraman guna memenuhi syarat hidup yang baik rumput lapangan sepak bola.
Instalasi air akan diseting untuk sistem penyirman manual dengan memanfaatkan
sumberdaya air yang ada di danau buatan dan kegiatan ekstrakurikuler siswa. Sistem
ini meliputi saluran air (paralon), valve, dan pompa air.

Kerangka Acuan (KA) 2 - 35


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

 Grassing atau rumput hidup, sebagai material utama dalam proses pembuatan
lapangan sepak bola. Bibit rumput yang digunakan adalah rumput menila atau rumput
golf. Media tanam bibit rumput akan dibuat dari adalah pasir dengan kehalusan 0,3 mm
sampai 0,8 mm dengan ketebalan minimal 15 cm, dan pasir yang digunakan adalah
pasir khusus yang didalamnya sudah mengandung nutrisi rumput dan tidak mudah
membatu bila sudah dipasang walaupun sudah bertahun tahun.

e) Pembangunan Lapangan Basket

Fasilitas olah raga lainya yang juga akan dibangun untuk para siswa adalah lapangan
basket. Lapangan basket dibangun dengan ukuran 26 meter x 14 meter sehingga
diharapkan fasilitas olah raga ini juga dapat digunakan untuk penyelenggaraan even-even
pekan olah raga antar daerah (PORDA). Proses pembangunan lapangan basket akan
dilaksanakan sebagai berikut:

 Pembersihan lokasi dengan cara menyingkirkan semua material yang tidak berguna
seperti puing, rumput, sampah, ranting, pohon, daun, dan lain-lain.
 Pengukuran atau pemasangan bouw plank.
 Pekerjaan galian pondasi sloof dan lantai.
 Pembuatan bekisting untuk sloof pondasi, dilanjutkan perakitan besi sloof
menggunakan besi diameter 10 mm dengan beugel diameter 8 mm jarak sengkang
15 cm.
 Setelah perakitan besi sloof selesai dilanjutkan pekerjaan pengecoran sloof.
 Pemasangan besi lantai atau wire mesh.
 Sebelum pengecoran lantai dipasang bukesting, papan yang mau dipasang diminyaki
terlebih dahulu agar memudahkan saat pembongkaran.
 Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, lantai yang akan di cor tersebut disekat
dengan menggunakan siku 10 cm dan siku tersebut di las ke besi lantai dan
ketinggiannya harus di level menggunakan water pass.
 Pelaksanaan pengecoran dengan cara bersilang dan difinis agak kasar.
 Permukaan lantai subgrade beton dibersihkan dari segala kotoran dengan cara dicuci
dan disikat sampai bersih dan biarkan kering lalu dilakukan pelapisan aspal hotmix atau
sealer dengan pasir silica.

Kerangka Acuan (KA) 2 - 36


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

 Setelah penggelaran dan pemasangan aspal hotmix terpasang secara baik dan rata,
maka lapisan aspal dibersihkan menggunakan penyedot debu atau kompresor.
 Karena lapisan aspal kasar dan berpori, maka diperlukan lapisan dasar cat, yakni
primer coat sebagai sealer atau alternatif lain menggunakan sealer dicampur pasir
silica.
 Setelah kering, maka tahap terakhir dari pembuatan lantai lapangan basket adalah
pekerjaan pengecatan garis marking.
 Terakhir pekerjan pembuatan lapangan basket adalah pemasangan tiang beserta
papan belakang dan kranjangnya.

f) Pembangunan Danau Buatan

Danau buatan akan dibangun dengan cara memperdalam daerah yang saat ini memang
berupa daerah genangan/rawa, sehingga dapat menahan dan menampung air limpasan
(run off) dari Kawasan Pendidikan Terpadu ini. Pekerjaan akan dimulai dari pembersihan
rumput-rumput dan sampah yang mengendap di area rencana danau buatan. Setelah itu
menggunakan exavator dilanjutkan pekerjaan pengerukan endapan lumpur. Lumpur hasil
kerukan yang kaya unsur hara ini akan dimanfaatkan untuk media tanam tanaman
penghijauan dan rumpt, termasuk untuk menutup bagian pucuk atap kantor yang akan
didesain sebagai kantor bawah tanah dan ruang terbuka hijau dibagian atasnya.

Untuk memperkuat tebing danau buatan, maka akan dipasang turap batu kali yang diikat
kawat bronjong, sehingga dapat dipertahankan fungsi absorpsi terhadap masa air.
Sempadan danau akan dilengkapi jalan dan penghijauan.

Pembuatan danau buatan ini selain berfungsi untuk menampung air limpasan (runoff) dari
Kawasan Pendidikan Terpadu juga untuk menambah keindahan kawasan. Beberapa ruang
kelas akan dibangun di atas danau buatan ini.

f. Penyediaan Air Bersih untuk Kegiatan Konstruksi

Penggunaan air untuk kegiatan konstruksi terdiri dari: (1) keperluan domestik tenaga kerja,
(2) air baku untuk kebutuhan konstruksi, (3) untuk pencucian peralatan konstruksi, dan (4)
penyiraman guna mencegah hamburan debu di tapak proyek. Neraca air pada tahap
konstruksi disajikan pada Gambar 2.20.

Kerangka Acuan (KA) 2 - 37


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

80%
Cuci alat dan masak
3,88 m3/hari.

Sumur 40% 80%


Tanah Dangkal Cuci Pakaian dan Mandi
1,04 m3/hari Drainase Air Limbah
0,83 + 3,10= 3,93 m3/hari
Kamar Mandi
2,60 m3/hari
WC
60% 1,56 m3/hari

Minum 20% WC
0,06+ 1,56 = 1,62 m3/hari 80%
± 0,32 m3/hari

Septic Tank
AIR 1,62 m3/hari
PERMUKAAN

Pencucian Kendaraan Kolam Pengendapan 75%


Air Limbah (grey water) Penyiraman
(ban truk) ± 4 m3/hari 4+3,93 = 7,93
± 5,94 m3/hari
± 4 m3/hari. m3/hari.

Konstruksi 25% Menguap/Meresap ke


± 4 m3/hari. Tanah

Gambar 2.20 Neraca Kebutuhan Air pada Tahap Konstruksi

Kerangka Acuan (KA) 2 - 38


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

Penyediaan air bersih untuk para pekerja dan keperluan konstruksi selama tahap konstruksi
akan dipenuhi dari sumur dangkal. Digunakan asumsi bahwa kebutuhan air bersih untuk
tahap konstruksi sekitar 40 ltr/orang/hari, dengan jumlah pekerja pada puncak (peak)
kegiatan konstruksi sebanyak ± 162 orang. Maka kebutuhan air untuk pekerja konstruksi =
162 orang x 40 ltr/orang/hari = 6.480 ltr/hari (6,48 m3/hari). Sedangkan untuk keperluan
bahan kostruksi dibutuhkan sebesar ±.2 m3/hari. Volume kebutuhan air untuk tahap
konstruksi disajikan pada Tabel 2.6.

Tabel 2.6 Alokasi Kebutuhan Air Tahap Konstruksi


Konstanta
No Komponen Jumlah Satuan Kebutuhan Air (m3/Hari)
(ltr/item/hari)
1 Pekerja Konstruksi 162 Orang 40 6,48
2 Kegiatan Konstruksi 4 - - 4,00
Total 10,48
Sumber: Laporan Akhir Penyusunan DED Pembangunan Kawasan Pendidikan Terpadu (Dinas Pendidikan
Kabupaten Tulang Bawang Barat,2017)

3. Tahap Operasi

a. Penerimaan Tenaga Kerja Operasi

Guna menunjang pengoperasian Kawasan Pendidikan Terpadu Tulang Bawang Barat,


maka perlu dukungan sumberdaya manusia yang memadai dan mumpuni. Oleh karena itu
sebelum kegiatan pengoperasian akan dilakukan penerimaan tenaga kerja/pegawai. Untuk
tenaga pendidik 40% akan direkrut dari para guru berpengalaman dan memiliki prestasi
kerja yang baik yang bertugas di wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat, sehingga proses
yang dibutuhkan adalah mutasi guru. Sedangkan 60% tenaga pengajar akan direkrut dari
proses penerimaan guru baru dengan kriteria lulusan terbaik dari perguruan tinggi negeri
atau perguruan tinggi swasta terakreditasi A yang tersebar di seluruh Indonesia. Prinsip
bahwa “guru yang baik berasal dari mereka yang pernah menjadi murid yang baik” akan
diterapkan dalam proses penerimaan guru ini. Dalam jangka panjang untuk mengantisipasi
guru-guru senior yang memasuki masa pensiun, maka perlu dipersiapkan program beasiswa
bagi siswa-siswa terbaik untuk mengambil kuliah kependidikan di berbagai perguruan tinggi
terbaik di Indonesia.

Untuk tenaga non pengajar akan direkrut dari sumberdaya yang ada di Kabupaten Tulang
Bawang Barat dengan memperhatikan kualifikasi yang ditetapkan. Proses penerimaan

Kerangka Acuan (KA) 2 - 39


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

tenaga kerja/pegawai akan dilakukan secara transparan dan mengindahkan nilai-nilai


keadilan. Kebutuhan pegawai pada penyelenggaran Sekolah Unggulan Terpadu di
Kawasan Pendidikan Terpadu, sebagaiman tabel berikut:

Tabel 2.7 Kebutuhan Tenaga Kerja/Pegawai


No Komponen Jumlah Kualifikasi
A Sekolah Dasar (SD)
1 Kepala sekolah 1 S1
2 Guru Bidang Studi 35 S1
3 Pustakawan 1 D3/S1
4 Tata usaha 3 D3/S1
B Sekolah Menengah Pertama (SMP)
5 Kepala Sekolah 1 S1/S2
6 Guru Bidang Studi 20 S1/S2
7 Pustakawan 1 D3/S1
8 Tata Usaha 3 D3/S1
9 Konselor 1 S1
10 Laboran 2 D3/S1
11 Pelatih / Pembina Ekskul 10 D3/S1
C Sekolah Menengah Umum (SMU)
12 Kepala sekolah 1 S1/S2
13 Guru Bidang Studi 28 S1/S2
14 Pustakawan 1 D3/S1
15 Tata usaha 3 D3/S1
16 Konselor 1 S1
17 Laboran 4 D3/S1
18 Pelatih / Pembina Ekskul 10 D3/S1
D Manajemen
19 Manajer 1 S1
20 Administrasi manajemen 3 D3/S1
21 Pengelola asrama 48 SLTP/SMU
22 Pengelola lap. Sepak bola 2 SLTP/SMU
23 Tenaga kebersihan sekolah 10 SLTP
24 Sekuriti umum 2 SLTP
25 Pengelola kantin 5 SLTP
26 Tenaga mekanikal listrik 1 SMK
27 Tenaga mekanikal air 1 SMK
28 Tenaga mekanikal sanitasi 1 SMK
Total 200
Sumber: Laporan Akhir Penyusunan DED Pembangunan Kawasan Pendidikan Terpadu (Dinas Pendidikan
Kabupaten Tulang Bawang Barat,2017)

Kerangka Acuan (KA) 2 - 40


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

Kegiatan penerimaan pegawai untuk pengoperasian Kawasan Pendidikan Terpadu ini akan
berdampak pada peningkatan kesempatan kerja dan peluang berusaha bagi masyarakat
Kabupaten Tulang Bawang Barat.

b. Pengoperasian Kawasan Pendidikan Terpadu

Pengoperasian Kawasan Pendidikan Terpadu merupakan bentuk pemanfaatan prasarana


pendidikan dan fasilitas penunjangnya untuk mewujudkan program kegiatan belajar
mengajar (KBM). Selain kegiatan KBM juga ada kegiatan administrasi perkantoran. Kegiatan
KBM dan administrasi perkantoran akan menghasilkan limbah berupa kertas, botol tinta,
plastik, sisa makanan, sisa minuman, dan lain-lain. Limbah padat dan limbah cair yang
timbul akan dilakukan pengelolaan sebagimana diuraikan di sub bab program pengelolaan
limbah (Lihat Uraian Singkat Rencana Kegiatan).

c. Mobiliisasi Siswa, Karyawan, dan Orang Tua Siswa

Tidak semua siswa yang menempuh pendidikan di kawasan pendidkan ini tinggal di asrama.
Hanya siswa SMA yang rencananya tinggal di asrama. Siswa SD dan SMP akan menglajo
dari rumah ke sekolah. Demikian halnya para karyawan juga akan menglajo dari tempat
tinggalnya ke sekolah. Mobilitas siswa, karyawan, orang tua siswa yang terlibat antar jemput
putra-putrinya ini akan menimbulkan kemacetan lalu lintas.

d. Penyediaan Air Tahap Operasi

Sumber air bersih akan diperoleh dari air sumur dalam (deep well) dengan kapasitas 10
m3/jam. Air sumur di salurkan ke instalasi pengolahan air bersih (WTP). Distribusi air bersih
dilakukan dengan menggunakan jaringan pipa menuju ke semua fasilitas Kawasan
Pendidikan Terpadu Tulang Bawang Barat. Volume kebutuhan air pada tahap operasi
sebagaimana Tabel 2.8, sedangkan neraca penggunaan air tahap operasi sebagaimana
Gambar 2.21.

Tabel 2.8 Kebutuhan Air pada Tahap Operasi


Konstanta
No Komponen Jumlah Satuan Kebutuhan Air (m3/Hari)
(ltr/item/hari)
1 Murid (tidak menginap) 720 Orang 20*) 14,4
2 Murid (asrama) 384 Orang 130 49,92
3 Guru & Karyawan 200 Orang 30**) 6,00
4 Kantin 219 Kursi 20 4,38

Kerangka Acuan (KA) 2 - 41


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

Konstanta
No Komponen Jumlah Satuan Kebutuhan Air (m3/Hari)
(ltr/item/hari)
5 Cleaning/Janitor 1 Paket 2000 2
6 Penyiraman Taman 179.148 m 2
- 15,20
Total 91,90
Keterangan : Kebutuhan untuk penyiraman taman diasumsikan 0,2037 l/menit/m2 (De Chiara dan Koppelman),
dan penyiraman selama 10 menit.
*) Murid (tidak menginap) tidak disediakan minum oleh pihak sekolah.
**) Guru & Karyawan disediakan minum oleh pihak sekolah.

Kerangka Acuan (KA) 2 - 42


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

Sumur
Tanah Dalam
60% 80%
Cuci dan masak
42,19 m3/hari.
Murid, Guru, dan
Karyawan
70,32 m3/hari. 40% 80%
Cuci Pakaian dan Mandi
Drainase Air Limbah
11,25 m3/hari
9,00 + 33,75 = 42,75 m3/hari
Kamar Mandi
40% 28,13 m3/hari
WC
60% 16,88 m3/hari

20%
WC
Minum 0,26 +16,88 = 17,14
± 1,34 m3/hari m3/hari

Septic Tank
17,14 m3/hari
Kantin 20% STP
± 3,29 m3/hari. 0,65 + 1,6 + 42,75
= 45,00 m3/hari.

80% Air Limbah (grey water)


Cleaning/Janitor
± 2 m3/hari. ± 1,6 m3/hari

Penyiraman Taman Menguap dan Meresap DANAU


± 15,20 m3/hari. ke Tanah (KOLAM TANDON AIR)

Gambar 2.21 Neraca Penggunaan Air Tahap Operasional

Kerangka Acuan (KA) 2 - 43


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

2.2 RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL

2.2.1 Komponen Lingkungan Terkena Dampak

A. Komponen Geofisik-Kimia

1. Iklim

Kondisi iklim daerah studi AMDAL Rencana Kegiatan Pembangunan Kawasan Pendidikan
Terpadu, di Tiyuh Pulung Kencana, Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Kabupaten Tulang
Bawang Barat, disajikan berdasarkan data iklim dari Stasiun Geofisika Kota Bumi
(2007-2016). Adapun parameter iklim yang dikumpulkan meliputi curah hujan, hari hujan,
suhu udara, kelembaban udara, dan kecepatan angin, serta arah angin.

a. Kondisi Hujan dan Klasifikasi Tipe Iklim

Curah hujan tahunan di daerah studi Rencana Kegiatan Pembangunan Kawasan


Pendidikan Terpadu tergolong tinggi, yakni 2.192 mm (>2.000 mm/tahun). Curah hujan
bulanan maksimum jatuh pada bulan Maret (348 mm), sedangkan curah hujan minimum
bulanan jatuh pada bulan Juli (50 mm). Rata-rata data curah hujan dan hari hujan bulan di
kawasan studi disajikan pada tabel berikut.

Tabel 2.9 Data Curah Hujan Bulanan di Daerah Studi


Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des Total

2007 296 562 324 321 125 174 72 39 64 78 207 205 2467

2008 538 155 369 198 51 40 0 107 105 194 347 727 2831

2009 0 460 390 193 28 78 0 114 106 229 136 409 2143

2010 568 679 488 209 215 278 299 329 267 328 229 415 4304

2011 0 0 397 139 180 103 75 0 6 185 148 0 1233

2012 130 384 189 234 206 161 0 47 15 75 42 323 1806

2013 130 335 366 227 241 99 0 0 0 0 193 408 1999

2014 490 190 216 272 91 21 0 68 0 0 0 362 1710

2015 290 0 192 46 90 92 9 1 0 0 3 403 1126

2016 325 197 549 176 158 75 44 53 274 192 145 115 2303

Rerata 277 296 348 202 139 112 50 76 84 128 145 337 2192

Sumber : Stasiun Geofisika Kota Bumi (2007-2016)

Kerangka Acuan (KA) 2 - 44


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

Hari hujan tahuna di kawasan ini sebanyak 109 hari/tahun. Hari hujan bulanan maksimum
terjadi pada bulan Maret (16 hari). Sedangkan hari hujan bulan minimum terjadi pada bulan
Juli dan September (4 hari). Rata-rata data hari hujan bulanan di kawasan studi disajikan
pada tabel berikut.

Tabel 2.10 Data Hari Hujan Bulanan di Daerah Studi


Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sept Okt Nov Des Total

2007 10 12 18 12 10 11 8 5 2 5 8 8 109

2008 17 7 14 13 5 5 0 9 9 15 14 19 127

2009 0 16 17 11 3 7 0 9 4 12 15 14 108

2010 22 24 20 11 16 17 19 14 14 19 13 24 213

2011 0 0 21 10 8 8 8 0 2 8 12 0 77

2012 10 27 14 16 11 12 0 3 2 9 3 15 122

2013 10 15 16 14 8 5 0 0 0 0 6 14 88

2014 16 9 11 12 5 1 0 4 0 0 0 17 75

2015 14 0 12 4 9 6 2 1 0 0 1 10 59

2016 15 8 13 9 4 8 4 9 11 12 8 10 111

Rerata 11 12 16 11 8 8 4 5 4 8 8 13 109

Sumber : Stasiun Geofisika Kota Bumi (2007-2016)

Mengacu kriteria Oldeman daerah ini memiliki bulan basah (>200 mm) yang berlangsung
selama 5 bulan mulai bulan Desember sampai bulan April, dan bulan kering (<100 mm)
berlangsung selama 2 bulan, yakni pada bulan Juli dan Agustus. Oleh karena itu
berdasarkan pada jumlah bulan basah sebanyak 5 bulan dan bulan kering sebanyak 2 bulan,
maka iklim di lokasi rencana kegiatan berdasarkan sistem klasifikasi iklim Oldeman
tergolong Type Iklim C-2.

Menurut sistem Klasifikasi Schmidt – Ferguson iklim di kawasan ini tergolong ke dalam tipe
iklim A, yakni daerah sangat basah (very wet), dengan jumlah bulan basah (> 100 mm/bulan)
sebanyak 9 bulan dan bulan kering (<60 mm/bulan) sebanyak 1 bulan, sehinggga
perbandingan antara bulan kering dengan basah Q = 11,11%.

Adapun pola penyebaran curah hujan dan hari hujan bulanan di kawasan studi sebagaimana
disajkan pada gambar berikut.

Kerangka Acuan (KA) 2 - 45


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

RATA-RATA CURAH HUJ AN BULANAN DAN HARI


HUJ AN BULANAN
Curah Hujan (mm) Hari Hujan (hari)

348

337
296
277

202

145
139

128
112

84
76
50
16

13
12
11

11

8
8

4
4
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGUS SEPT OKT NOV DES

Gambar 2.22 Histogram Curah Hujan dan Hari Hujan Bulanan Daerah Studi

b. Suhu Udara dan Kelembapan Udara

Data parameter iklim suhu udara dan kelembapan udara diperoleh dari Stasiun Geofisika
Kota Bumi (2007-2016). Rata-rata data suhu udara disajikan pada tabel berikut.

Tabel 2.11 Data Suhu Udara di Daerah Studi


Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sept Okt Nov Des

2007 27,0 26,9 26,9 27,4 27,4 26,5 26,5 26,1 26,8 27,7 27,6 26,7

2008 26,7 26,4 26,5 26,7 26,8 26,5 26,1 26,3 26,5 26,3 26,6 26,1

2009 26,2 26,0 26,6 27,1 27,2 26,7 26,8 26,8 28,1 26,8 26,8 26,7

2010 26,3 27,0 27,0 27,6 27,3 26,6 26,2 26,8 26,5 26,5 26,6 26,5

2011 26,7 26,9 26,3 26,8 27,4 26,8 26,7 27,4 27,8 27,2 27,0 26,8

2012 26,8 26,4 26,8 26,9 27,2 26,9 26,5 27,2 27,8 27,9 27,0 26,7

2013 26,5 27,0 27,3 27,2 27,3 27,4 26,0 26,3 27,0 27,1 26,7 26,3

2014 25,9 26,8 27,3 26,8 27,4 27,2 27,0 26,9 27,5 27,7 27,5 26,7

2015 26,4 27,0 27,1 27,6 27,2 27,2 27,4 27,6 28,0 28,3 28,3 27,4

2016 27,8 27,0 28,0 27,6 27,7 26,8 26,6 27,1 27,3 26,8 26,9 27,1

Rerata 26,6 26,7 27,0 27,2 27,3 26,9 26,6 26,9 27,3 27,2 27,1 26,7

Sumber : Stasiun Geofisika Kota Bumi (2007-2016)

Suhu udara di daerah studi tergolong sedang, yakni rata-rata berkisar antara: 26,6 - 27,3 0C.
Hal ini disebabkan karena di daerah studi masih banyak dijumpai daerah vegetasi berupa

Kerangka Acuan (KA) 2 - 46


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

kawasan perkebunan karet dan pertanian tanaman pangan. Keberadaan tumbuh-tumbuhan


pada siang hari akan mengubah CO2 menjadi O2 sehingga kadar O2 diudara tinggi yang akan
menyebabkan suhu udara menjadi relatih rendah di kawasan ini.

Berdasarkan data Stasiun Geofisika Kota Bumi (2007-2016) rata-rata tingkat kelembapan
udara di daerah studi tergolong tinggi, yakni berkisar 79,9 – 86,0%. Tingkat kelembatan
tergolong rendah hanya terjadi pada bulan Agustus dan September, yakni sebesar
77,5-80,2. Rata-rata data kelembapan udara daerah studi disajikan pada tabel berikut.

Tabel 2.12 Data Kelembapan Udara Bulanan di Daerah Studi


Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sept Okt Nov Des

2007 85,1 84,3 85,5 85,1 84,3 84,8 82,0 79,5 78,9 78,0 79,4 85,7

2008 85,1 87,9 90,6 89,3 86,7 89,4 88,0 88,2 87,2 87,8 87,7 91,2

2009 86,7 89,3 85,5 71,2 81,9 82,3 78,5 79,5 72,6 78,9 83,4 86,2

2010 88,3 87,2 83,8 82,4 86,7 87,4 90,0 87,0 83,8 83,4 85,0 83,5

2011 82,2 81,9 85,0 83,1 80,7 79,5 78,9 70,5 70,4 78,4 82,2 87,8

2012 85,0 86,0 81,7 82,5 82,2 83,0 80,0 76,1 75,8 80,9 83,4 84,9

2013 86,3 84,7 86,1 84,2 85,0 82,5 87,7 83,7 83,8 86,0 85,0 90,2

2014 87,5 84,4 86,4 86,8 85,7 84,7 80,8 79,1 72,8 74,8 83,4 88,3

2015 87,9 83,8 86,5 86,4 87,5 84,7 80,5 82,4 71,3 67,8 76,4 79,9

2016 80,5 83,0 81,2 83,8 83,6 81,6 81,6 75,6 78,8 82,9 84,3 82,6

Rerata 85,5 85,2 85,2 83,5 84,4 84,0 82,8 80,2 77,5 79,9 83,0 86,0

Sumber : Stasiun Geofisika Kota Bumi (2007-2016)

Grafik penyebaran suhu udara dan kelembapan udara di daerah studi ditampilkan pada
Gambar 2.23.

Kerangka Acuan (KA) 2 - 47


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

Rata-rata Suhu Udara Bulanan dan Kelembapan


Udara Bulanan
120,0

100,0

80,0

60,0

40,0

20,0

-
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sept Okt Nov Des

Suhu Udara (oC) Kelembapan Udara (%)

Gambar 2.23 Grafik Suhu Udara (0C) dan Kelembapan Udara (%) Stasiun Geofisika Kota Bumi
(2007-2016)

c. Kecepatan Angin dan Arah Angin

Berdasarkan data Stasiun Geofisika Kota Bumi (2007-2016) rata-rata kecepatan angin
dilokasi studi tergolong rendah, yakni: 1,7 – 3,3 knot (0,9-1,7 m/detik). Dalam skala Beaufort
kecepatan angin ini derajat kecepatan angin skala 1, yang ditandai kondisi di atas tanah
arah angin dapat diketahui dari pergerakan asap, tetapi penunjuk arah angin tidak bergerak.
Sedangkan kondisi di atas laut menunjukkan riak mulai kelihatan, tetapi tidak berbusa. Data
rata-rata tingkat kecepatan angin di daerah studi disajikan pada tabel berikut.

Tabel 2.13 Data Kecepatan Angin (knot) di Daerah Studi


Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sept Okt Nov Des
2007 0,9 1,6 1,1 1,2 1,3 1,2 1,1 1,4 2,4 1,8 1,7 1,8
2008 1,4 1,9 1,3 1,3 1,6 2,1 1,6 2,3 2,1 2,0 1,4 1,8
2009 2,4 2,7 2,5 2,9 1,7 0,8 1,8 2,6 3,8 2,8 4,6 1,9
2010 1,7 0,6 0,8 0,9 0,2 1,0 0,9 0,9 0,7 1,8 1,5 1,1
2011 2,2 2,1 0,2 1,0 0,6 0,9 1,2 3,4 4,9 2,8 1,9 4,0
2012 3,0 1,9 1,5 1,5 1,0 0,6 1,1 1,1 4,6 2,4 2,0 1,0
2013 2,1 2,5 2,3 1,0 2,1 2,6 2,7 3,1 3,2 3,4 3,7 4,7
2014 5,3 5,6 4,2 4,5 4,8 4,2 4,8 4,5 4,7 2,5 1,2 1,0
2015 0,9 1,0 0,4 0,2 2,0 1,6 3,5 3,3 3,3 2,8 3,1 2,6
2016 2,8 3,3 2,9 2,3 2,7 2,5 2,5 3,2 3,1 2,8 2,7 5,7
Rerata 2,3 2,3 1,7 1,7 1,8 1,7 2,1 2,6 3,3 2,5 2,4 2,6
Sumber : Stasiun Geofisika Kota Bumi (2007-2016)

Kerangka Acuan (KA) 2 - 48


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

Data arah angin menunjukkan bahwa arah angin berubah-ubah sesuai musim. Data arah
angin selama 10 tahun terakhir disajikan pada tabel berikut.

Tabel 2.14 Data Arah Angin (o) di Daerah Studi


Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sept Okt Nov Des
2007 169 216 217 139 184 184 184 144 104 148 111 173
2008 128 175 14 12 44 19 18 42 27 45 36 20
2009 44 45 28 37 47 24 65 50 13 51 19 8
2010 61 27 7 11 0 14 21 50 45 69 41 25
2011 123 93 3 34 16 17 29 63 77 88 30 118
2012 165 133 108 105 73 71 63 107 95 87 88 43
2013 187 192 111 43 132 211 197 173 155 162 218 188
2014 236 278 243 278 218 177 210 173 132 115 50 67
2015 118 105 52 22 112 51 125 99 112 74 164 187
2016 270 269 290 187 199 183 167 177 200 204 230 274
Rerata 150 153 107 87 102 95 108 108 96 104 99 110
Sumber : Stasiun Geofisika Kota Bumi (2007-2016)

Kecepatan angin dominan di wilayah kajian berubah sesuai dengan pergantian musim
seperti terlihat pada diagram Windrose (mawar angin) pada Gambar 2.24 dan Gambar 2.25.

Dari Gambar 2.23 dan Gambar 2.25. tampak bahwa pada bulan Januari s/d April arah angin
dominan dari utara ke selatan. Namun mulai pertengahan April s/d November arah angin
dominan berubah menjadi dari selatan ke utara. Sedangkan pada bulan Desember angin
mulai bergerak dari barat laut ke tenggara.

Kerangka Acuan (KA) 2 - 49


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

DIAGRAM MAWAR ANGIN TAMPILAN DIAGRAM MAWAR ANGIN TAMPILAN

Wind Speed AMDAL Pembangunan Kawasan Pendidikan Terpadu Wind Speed


AMDAL Pembangunan Kawasan Pendidikan Terpadu
Direction (blowing from) Kabupaten Tulang Bawang Barat Provinsi Lampung Direction (blowing from)
Kabupaten Tulang Bawang Barat Provinsi Lampung

NORTH NORTH

20,4% 30,6%

16,3% 24,5%

12,2% 18,4%

8,16% 12,2%

4,08%
6,12%

WEST EAST
WEST EAST

WIND SPEED
(m/s) WIND SPEED
(m/s)
>= 6,00
>= 6,00
5,00 - 6,00
5,00 - 6,00
4,00 - 5,00
4,00 - 5,00
3,00 - 4,00
SOUTH 2,00 - 3,00
3,00 - 4,00
SOUTH 2,00 - 3,00
1,00 - 2,00
0,00 - 1,00 1,00 - 2,00

Calms: 0,00% 0,00 - 1,00


Calms: 0,00%

CONSULTANT

Januari Februari
CONSULTANT
BMKG Kotabumi (2007-2016) Start Date: 01/02/2007 - 01.00 PT. BINA MADANI
DIAGRAM MAWAR ANGIN TAMPILAN DIAGRAM MAWAR ANGIN TAMPILAN
End Date: 01/02/2016 - 01.00 BMKG Kotabumi (2007-2016) Start Date: 01/03/2007 - 01.00 PT. BINA MADANIWind Speed
AMDAL Pembangunan Kawasan Pendidikan Terpadu Wind Speed AMDAL Pembangunan Kawasan
TENAGA AHLI
End Pendidikan Terpadu
Date: 01/03/2016 - 01.00
Kabupaten Tulang Bawang Barat Provinsi Lampung Direction (blowing from) Kabupaten Tulang Bawang Barat Provinsi Lampung Direction (blowing from)
TENAGA AHLI
Ir. SUTRISNO, M.Si.
Ir. SUTRISNO, M.Si.
CALM WINDS:

CALM WINDS:
0,00%

RATA-RATA KECEPATAN ANGIN


0,00%

1,20 m/s NORTH Januari RATA-RATA KECEPATAN ANGIN NORTH

WRPLOT View - Lakes Environmental Software


0,88 m/s Februari
WRPLOT View - Lakes Environmental Software

30,6% 20,4%

24,5% 16,3%

18,4% 12,2%

12,2% 8,16%

6,12% 4,08%

WEST EAST WEST EAST

WIND SPEED WIND SPEED


(m/s) (m/s)
>= 6,00 >= 6,00
5,00 - 6,00 5,00 - 6,00
4,00 - 5,00 4,00 - 5,00
3,00 - 4,00 3,00 - 4,00
SOUTH 2,00 - 3,00 SOUTH 2,00 - 3,00
1,00 - 2,00 1,00 - 2,00
0,00 - 1,00 0,00 - 1,00
Calms: 0,00% Calms: 0,00%

CONSULTANT CONSULTANT

Maret April
BMKG Kotabumi (2007-2016) Start Date: 01/04/2007 - 01.00 PT. BINA MADANI BMKG Kotabumi (2007-2016) Start Date: 01/05/2007 - 01.00 PT. BINA MADANI
DIAGRAM MAWAR ANGIN TAMPILAN DIAGRAM MAWAR ANGIN TAMPILAN
End Date: 01/04/2016 - 01.00 End Date: 01/05/2016 - 01.00
AMDAL Pembangunan Kawasan Pendidikan Terpadu TENAGA AHLI Wind Speed AMDAL Pembangunan Kawasan Pendidikan Terpadu TENAGA AHLI Wind Speed
Kabupaten Tulang Bawang Barat Provinsi Lampung Direction (blowing from) Kabupaten Tulang Bawang Barat Provinsi Lampung Direction (blowing from)
Ir. SUTRISNO, M.Si. Ir. SUTRISNO, M.Si.
CALM WINDS: CALM WINDS:

0,00% 0,00%

RATA-RATA KECEPATAN ANGIN RATA-RATA KECEPATAN ANGIN


NORTH Maret NORTH
0,87 m/s 0,93 m/s April
WRPLOT View - Lakes Environmental Software WRPLOT View - Lakes Environmental Software

30,6% 30,6%

24,5% 24,5%

18,4% 18,4%

12,2% 12,2%

6,12% 6,12%

WEST EAST WEST EAST

WIND SPEED WIND SPEED


(m/s) (m/s)

>= 6,00 >= 6,00


5,00 - 6,00 5,00 - 6,00
4,00 - 5,00 4,00 - 5,00
3,00 - 4,00 3,00 - 4,00
SOUTH SOUTH 2,00 - 3,00
2,00 - 3,00
1,00 - 2,00 1,00 - 2,00
0,00 - 1,00 0,00 - 1,00
Calms: 0,00% Calms: 0,00%

CONSULTANT CONSULTANT

Mei Juni PT. BINA MADANI


BMKG Kotabumi (2007-2016) Start Date: 01/06/2007 - 01.00 PT. BINA MADANI BMKG Kotabumi (2007-2016) Start Date: 01/07/2007 - 01.00
End Date: 01/06/2016 - 01.00 End Date: 01/07/2016 - 01.00
TENAGA AHLI TENAGA AHLI

Ir. SUTRISNO, M.Si. Ir. SUTRISNO, M.Si.

CALM WINDS: CALM WINDS:

0,00%
Sumber : Data Stasiun Geofisika Kota Bumi (2007-2016) 0,00%

RATA-RATA KECEPATAN ANGIN


RATA-RATA KECEPATAN ANGIN

0,88 m/s Mei 1,08 m/s Juni


WRPLOT View - Lakes Environmental Software
Gambar 2.24 Diagram Windrose (Januari - Juni) di Daerah Sudi WRPLOT View - Lakes Environmental Software

Kerangka Acuan (KA) 2 - 50


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

DIAGRAM MAWAR ANGIN TAMPILAN DIAGRAM MAWAR ANGIN TAMPILAN


AMDAL Pembangunan Kawasan Pendidikan Terpadu Wind Speed Wind Speed
AMDAL Pembangunan Kawasan Pendidikan Terpadu
Kabupaten Tulang Bawang Barat Provinsi Lampung Direction (blowing from) Direction (blowing from)
Kabupaten Tulang Bawang Barat Provinsi Lampung

NORTH NORTH

40,8% 40,8%

32,6% 32,6%

24,5% 24,5%

16,3% 16,3%

8,16% 8,16%

WEST EAST WEST EAST

WIND SPEED WIND SPEED


(m/s) (m/s)
>= 6,00 >= 6,00
5,00 - 6,00 5,00 - 6,00
4,00 - 5,00 4,00 - 5,00
3,00 - 4,00 3,00 - 4,00
SOUTH 2,00 - 3,00 SOUTH 2,00 - 3,00
1,00 - 2,00 1,00 - 2,00
0,00 - 1,00 0,00 - 1,00
Calms: 0,00% Calms: 0,00%

CONSULTANT CONSULTANT

Juli Agustus
BMKG Kotabumi (2007-2016) Start Date: 01/08/2007 - 01.00 PT. BINA MADANI BMKG Kotabumi (2007-2016) Start Date: 01/09/2007 - 02.00 PT. BINA MADANI
DIAGRAM MAWAR ANGIN End Date: 01/08/2016 - 01.00 TAMPILAN DIAGRAM MAWAR ANGIN TAMPILAN
End Date: 01/09/2016 - 01.00
AMDAL Pembangunan Kawasan Pendidikan Terpadu TENAGA AHLI Wind Speed AMDAL Pembangunan Kawasan Pendidikan Terpadu TENAGA AHLI Wind Speed
Kabupaten Tulang Bawang Barat Provinsi Lampung Direction (blowing from) Direction (blowing from)
Kabupaten Tulang Bawang Barat Provinsi Lampung
Ir. SUTRISNO, M.Si. Ir. SUTRISNO, M.Si.
CALM WINDS: CALM WINDS:

0,00% 0,00%

RATA-RATA KECEPATAN ANGIN RATA-RATA KECEPATAN ANGIN


NORTH Juli NORTH Agustus
1,33 m/s 1,68 m/s

WRPLOT View - Lakes Environmental Software WRPLOT View - Lakes Environmental Software

40,8% 40,8%

32,6% 32,6%

24,5% 24,5%

16,3% 16,3%

8,16% 8,16%

WEST EAST WEST EAST

WIND SPEED WIND SPEED


(m/s) (m/s)
>= 6,00 >= 6,00
5,00 - 6,00 5,00 - 6,00
4,00 - 5,00 4,00 - 5,00
3,00 - 4,00 3,00 - 4,00
SOUTH 2,00 - 3,00 SOUTH 2,00 - 3,00
1,00 - 2,00 1,00 - 2,00
0,00 - 1,00 0,00 - 1,00
Calms: 0,00% Calms: 0,00%

CONSULTANT CONSULTANT

September Oktober
BMKG Kotabumi (2007-2016) Start Date: 01/10/2007 - 01.00 PT. BINA MADANI BMKG Kotabumi (2007-2016) Start Date: 01/11/2007 - 01.00 PT. BINA MADANITAMPILAN
DIAGRAM MAWAR ANGIN TAMPILAN DIAGRAM MAWAR ANGIN
End Date: 01/10/2016 - 01.00 End Date: 01/11/2016 - 01.00
AMDAL Pembangunan Kawasan Pendidikan Terpadu TENAGA AHLI Wind Speed AMDAL Pembangunan Kawasan Pendidikan Terpadu TENAGA AHLI
Wind Speed
Kabupaten Tulang Bawang Barat Provinsi Lampung Direction (blowing from) Kabupaten Tulang Bawang Barat Provinsi Lampung Direction (blowing from)
Ir. SUTRISNO, M.Si. Ir. SUTRISNO, M.Si.
CALM WINDS: CALM WINDS:

0,00% 0,00%

RATA-RATA KECEPATAN ANGIN RATA-RATA KECEPATAN ANGIN


NORTH September NORTH
1,26 m/s 1,23 m/s Oktober
WRPLOT View - Lakes Environmental Software WRPLOT View - Lakes Environmental Software

30,6% 30,6%

24,5% 24,5%

18,4% 18,4%

12,2% 12,2%

6,12% 6,12%

WEST EAST WEST EAST

WIND SPEED WIND SPEED


(m/s) (m/s)

>= 6,00 >= 6,00


5,00 - 6,00 5,00 - 6,00
4,00 - 5,00 4,00 - 5,00
3,00 - 4,00 3,00 - 4,00
SOUTH 2,00 - 3,00
SOUTH 2,00 - 3,00
1,00 - 2,00 1,00 - 2,00
0,00 - 1,00 0,00 - 1,00
Calms: 0,00% Calms: 0,00%

CONSULTANT CONSULTANT

Nopember Desember
BMKG Kotabumi (2007-2016) Start Date: 01/12/2007 - 01.00 PT. BINA MADANI BMKG Kotabumi (2007-2016) Start Date: 01/12/2007 - 01.00 PT. BINA MADANI
End Date: 01/12/2016 - 01.00 End Date: 01/12/2016 - 01.00
TENAGA AHLI TENAGA AHLI

Ir. SUTRISNO, M.Si. Ir. SUTRISNO, M.Si.

CALM WINDS: CALM WINDS:

0,00% 0,00%

RATA-RATA KECEPATAN ANGIN


Sumber : Data Stasiun
November
Geofisika Kota Bumi (2007-2016) RATA-RATA KECEPATAN ANGIN

Desember
1,31 m/s 1,31 m/s

WRPLOT View - Lakes Environmental Software WRPLOT View - Lakes Environmental Software

Gambar 2.25 Diagram Windrose (Juli-Desember) di Daerah Studi

Kerangka Acuan (KA) 2 - 51


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

2. Kualitas Udara

Kualitas udara di lokasi studi masih tergolong masih baik. Hal ini dikarenakan belum adanya
sumber pencemar yang cukup besar sebagaimana daerah industri seperti di kota-kota
besar. Sumber pencemar yang ada umumnya lebih disebabkan oleh lalu-lintas kendaraan
yang melintasi Jalan Lintas Sumatera. Namun berdasarkan wawancara dengan masyarakat
sekita tapak kegiatan pada saat survei pelingkupan diperoleh informasi bahwa kualitas
udara di wilayah ini masih baik. Data mengenai kualitas udara berdasarkan uji laboratorium
akan disajikan pada dokumen ANDAL nanti.

3. Kebisingan

Tingkat kebisingan di lokasi rencana kegiatan pembangunan Kawasan Pendidikan Terpadu


masih dibawah ambang baku mutu kebisingan (<55 dBA). Hal ini disebabkan karena di
lokasi studi belum banyak dijumpai sumber bunyi yang dapat meningkatkan kebisingan.
Sumber kebisingan utama yang ada di lokasi studi adalan lalu lintas kendaraan roda 4 dan
sepeda motor yang melintas di Jalan Lintas Sumatera. Namun masyarakat merasa masih
nyaman dengan kondisi tingkat kebisingan yang ada.

4. Topografi dan Kemiringan Lahan

Lokasi kegiatan merupakan daerah dataran dengan ketinggian bervariasi antara


26 -36 m.dpl. Kemiringan lahan bervariasi 3-8%. Kondisi topografi di lokasi rencana tapak
proyek sebagaimana disajikan pada Gambar 2.26 (Peta Topografi).

Kerangka Acuan (KA) 2 - 52


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

Gambar 2.26 Peta Topografi

Kerangka Acuan (KA) 2 - 53


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

5. Geologi dan Tanah

Keadaan geologi penyusun batuan tersusun atas Formasi muara enim yang terdiri dari
perselingan batu lempung pasiran dan batu lanau tufaan dengan sisipan batu pasir tufaan
dan batu lempung hitam. Selain itu terdapat pula formasi pasir kwarsa yang membentang
disepanjang sisi timur dengan bentukan pasir kasar kerikil sampai sedang dan penyusun
dominan mineral kwarsa.

Adapun jenis tanah yang terdapat di lokasi tapak proyek adalah ultisol (podsolik), yaitu tanah
yang berkembang dari bahan induk tua, yakni batuan liat dan batuan vulkanik, di bawah
rezim iklim basah. Tanah ini ditandai oleh adanya penimbunan liat pada horison B-2.
Tanah jenis ini menunjukkan nilai daya dukung keteknikan tanah bervariasi mulai kekuatan
50 kg/cm - 250 kg/cm, dimana kekuatan daya dukung keteknikan tanah ini cukup baik untuk
mendukung pembangunan gedung.

6. Hidrologi

Daerah rencana lokasi Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat
terletak di daerah yang relatif datar, dengan ketinggian ± 36 Mdpl. Sebagian area rencana
lokasi Kawasan Pendidikan Terpadu merupakan daerah cekungan/rawa, dengan alur aliran
air masuk ke anak sungai (Way Macan).

Gambar 2.27 Daerah Cekungan Air di Rencana Lokasi Kawasan Pendidikan Terpadu

Kerangka Acuan (KA) 2 - 54


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

Gambar 2.28 Sebagian Daerah Rawa di Rencana Lokasi Kawasan Pendidikan Terpadu

Aliran sungai Way Macan yang terdapat di sekitar rencana lokasi tidak terlalu besar, dengan
lebar ± 4-5 m, dan kedalaman ± 1,5 – 2,5 m. Di sekeliling daerah aliran sungai umumnya di
dominasi oleh pepohonan (kebun) Karet.

Gambar 2.29 Aliran Sungai Way Macan yang Melewati Area Rencana Lokasi Kawasan
Pendidikan Terpadu

Di sepanjang aliran anak Sungai Way Macan yang melintasi rencana lokasi Kawasan
Pendidikan Terpadu tidak terdapat permukiman masyarakat, sehingga tidak ditemui
masyarakat yang menggunakan aliran sungai ini untuk kegiatan MCK maupun mencari ikan.

Kerangka Acuan (KA) 2 - 55


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

Aliran Way Macan dimanfaatkan untuk mengairi kebun-kebun karet oleh masyarakat
setempat, dengan cara dibentuk menjadi kanal-kanal di sekitar petak kebun karet dengan
lebar ± 1 – 1,5 m, dengan kedalaman ± 1 m.

Gambar 2.30 Kanal-kanal di Sekitar Petak Kebun Karet

7. Jaringan Transportasi

Lokasi tapak proyek berada pada jalur jalan utama menuju Ibukota Kecamatan dan
Kabupaten dan juga merupakan jalan untuk menuju ke Kabupaten Tulang Bawang,
Kabupaten Lampung Tengah dan menuju Bandar Lampung. Jalan beraspal ini mempunyai
lebar badan jalan 12 meter, kondisi jalan beraspal hotmix, kondisi jalan belum dilengkapi
marka jalan. Di beberapa ruas terutama pada ruas jalan berbelok dijumpai rambu-rambu
jalan i kanan kiri jalan. Tingkat kepadatan lalu lintas di ruas jalan ini masih tergolong rendah.

B. Komponen Biologi

1. Tutupan Lahan

Jenis tutupan lahan di tapak proyek berupa kebun karet seluas 110.000 m2 (84,00%) dan
ladang singkong tumpangsari dengan karet muda seluas 20.000 m2 (15%). Kebun karet
yang dibudidayakan oleh petani ini tidak dirawat secara intensif. Peta tutupan lahan ditapak
rencana kegiatan sebagaimana disajikan pada Gambar 2.31.

Kerangka Acuan (KA) 2 - 56


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

Gambar 2.31 Peta Tutupan Lahan

Kerangka Acuan (KA) 2 - 57


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

Figur tanaman tampak kurang terawat. Jarak antar tanaman juga tidak teratur. Rata-rata
jumlah populasi pohon karet adalah 235-250 per hektar. Tentu ini tingkat kepadatan pohon
karet yang dibawah standar perkebunan, yakni sebanyak ± 600 pohon per hektar. Banyak
pokok tanaman karet yang patah batangnya dan juga mengalami gugur daun.

Petani mengusahakan karet secara seadanya. Di bawah tanaman karet tampak kurang
bersih, dengan banyak rumput dan ilalang yang tumbuh. Bibit yang ditanam bukan berasal
dari bibit unggul. Perawatan berupa penyiangan rumput, pemupukan, dan lain-lain tidak
dilakukan petani. Kegiatan harian yang dilakukan terhadap pohon karet ini adalah menyadap
getahnya. Rata-rata per hari per pohon karet bisa menghasilkan 0,5 ons getah karet.

Ladang merupakan lahan kering yang diusahakan untuk budidaya tanaman semusim.
Ladang ini digunakan untuk budidaya singkong. Namun disela singkong mulai tampak pokok
tananam karet berumur ± 2 tahun. Singkong merupakan tanaman yang tidak manja.
Di ladang ini tanaman sigkong tumbuh subur. Diperkirakan saat ini umurnya telah mencapai
6 bulan. Singkong dapat dipanen pada umur 11-12 bulan.

Tanaman karet yang dibudidayakan secara tumpangsari dengan singkong ini ditanam
dengan jarak antar tanaman karet 3 meter x 6 meter. Figur tanaman karet muda ini juga
menunjukan pertumbuhan yang tidak optimal. Beberapa tanaman karet tampak terserang
penyakit jamur upas disebabkan oleh jamur Corticium Salmonicolor. Beberapa pokok karet
mulai ditemukan lapisan jamur tipis dan bewarna putih pada permukaan kulit. Namun
tampak petani kurang perhatian terhadap kehadiran jamur upas ini, sehingga bukan tidak
mungkin serangan penyakit ini akan segera menyebar ke pokok tanaman karet yang lain.

2. Biota Darat

Sebagaimana dijelaskan pada uraian tutupan lahan, maka jenis flora/vegetasi dominan yang
dijumpai adalah karet dan singkong, serta jenis rumput-rumputan seperti alang-alang, teki,
dan harendong.

Adapun jenis fauna/satwa liar yang masih bisa dijumpai dalam jumlah sedikit adalah dari
kelompok mamalia dan reptil, yaitu: tikus (Rattus rattus Sp), kadal (Mabouya multifasciata),
tokek (Carcalus Sp), biawak (Varanus salvator), dan ular lareangon (Xenochrophis vittatus).
Selain itu ada juga dari kelompok burung /aves, yaitu: kutilang (Pycnonotus aurigaster),
emprit (Lonchura sp), prenjak (Lacustella certhiola), dan burung gereja (Paser montanus).

Kerangka Acuan (KA) 2 - 58


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

C. Komponen Sosial Ekonomi Budaya

Rencana kegiatan pembangunan Kawasan Pendidikan Terpadu berada di Tiyuh Pulung


Kencana, Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Kabupaten Tulang Bawang Barat, Provinsi
Lampung. Diperkirakan dampak kegiatan pembangunan Kawasan Pendidikan Terpadu
hanya akan dirasakan oleh masyarakat Tiyuh Pulung Kencana. Oleh karena itu studi sosial
ekoniomi budaya akan difokuskan di wilayah Tiyuh Pulung Kencana.

Tiyuh Pulung Kencana merupakan Tiyuh swadaya dan menjadi pilot primatani, terletak
17 km dari ibu kota kecamatan, dan 18 km dari ibu kota kabupaten serta masih merupakan
kawasan perdesaan dengan hasil utama dari sektor pertanian, yaitu tanaman hortikultura,
tanaman pangan dan perkebunan. Luas wilayah Tiyuh Pulung Kencana mencakup area
16,74 Km2. Secara administrasi pemerintahan Tiyuh Pulung Kencana terdiri dari 35 RT dari
6 RW.

1. Kependudukan

a. Struktur Penduduk menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin

Berdasarkan data BPS Kecamatan Tulang bawang Tengah dalam Angka Tahun 2016 dan
Data Monografi Tiyuh Pulung Kencana Tahun 2016 tercatat jumlah penduduk Tiyuh Pulung
Kencana sebanyak 8.335 jiwa, yang terdiri penduduk laki-laki sebanyak 4.236 jiwa (50,82%)
dan penduduk perempuan sebanyak 4.099 jiwa (49,18%). Angka sex ratio 1,06 artinya
setiap 100 penduduk perempuan terdapat laki-laki sebanyak 106 orang. Struktur penduduk
Tiyuh Pulung Kencana menurut kelompok umur dan jenis kelamin disajikan pada
tabel berikut.

Tabel 2.15 Struktur Penduduk Kelurahan Pulung Kencana menurut Kelompok Umur dan Jenis
Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah
No Kelompok Umur
Laki-laki Perempuan Jiwa %
1 0-4 403 402 805 9,66
2 5-9 386 379 765 9,18
3 10-14 372 358 730 8,76
4 15-19 372 345 717 8,60
5 20-24 362 348 710 8,52
6 25-29 350 328 678 8,13
7 30-34 316 315 631 7,57
8 35-39 312 325 637 7,64

Kerangka Acuan (KA) 2 - 59


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

Jenis Kelamin Jumlah


No Kelompok Umur
Laki-laki Perempuan Jiwa %
9 40-44 309 307 616 7,39
10 45-49 273 262 535 6,42
11 50-54 227 216 443 5,31
12 55-59 190 168 358 4,30
14 60-64 135 121 256 3,07
15 65+ 229 225 454 5,45
Total 4236 4.099 8.335 100,00
Sumber : Kabupaten Tulang Bawang Barat dan Kecamatan Tulang Bawang Tengah dalam Angka Tahun 2016
dan Monografi Tiyuh Pulung Kencana Tahun 2016

Berdasarkan struktur umur, penduduk Tiyuh Pulung Kencana tampak didominasi oleh
kelompok umur produktif (15-60< tahun) sebanyak 5.325 orang (63,89%) dan kelompok
umur anak-anak ((<15 tahun) sebanyak 2.300 orang (27,59%). Sedangkan sisanya
sebanyak 710 orang (8,52%) tergolong lansia (60 tahun ke atas). Secara ringkas kelompok
penduduk menurut kelompok umur disajikan pada tabel berikut.

Tabel 2.16 Kelompok Penduduk Kelurahan Parit Culum II menurut Kelompok Umur dan Jenis
Kelamin
Jumlah
No Kelompok Umur Laki-laki Perempuan
Jiwa %
1 Kelompok Umur Anak-anak (<15 tahun) 1.161 1.139 2.300 27,59
2 Kelompok Umur Produktif (15 – <60) 2.711 2.614 5.325 63,89
3 Kelompok Lansia (60 Tahun ke atas) 364 346 710 8,52
Total 4.236 4.099 8.335 100
Sumber : Hasil Pengolahan Data Kecamatan Tulang Bawang Tengah dalam Angka Tahun 2016 dan
Monografi Kelurahan Pulung Kencana Tahun 2016

b. Struktur Penduduk menurut Pendidikan

Kualitas sumberdaya manusia di Tiyuh Pulung Kencana masih tergolong rendah. Tingkat
pendidikan angkatan kerja di Tiyuh Pulung Kencana masih didominasi lulusan sekolah dasar
dan tidak tamat SD. Struktur penduduk berumur 15 tahun keatas menurut tingkat pendidikan
yang dimiliki di Tiyuh Pulung Kencana disajikan pada tabel berikut:

Kerangka Acuan (KA) 2 - 60


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

Tabel 2.17 Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas yang Termasuk Angkatan Kerja menurut
Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin di Tiyuh Pulung Kencana
Jumlah
No Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan
Jiwa %
1 Tidak/belum pernah sekolah - - - -
2 Tidak/belum tamat SD 531 513 1.044 19,61
3 Sekolah Dasar 940 910 1.850 34,74
4 Sekolah Lanjutan Pertama 660 639 1.299 24,39
5 Sekolah Lanjutan Atas 438 424 862 16,19
6 Diploma I/II/Akademi/Universitas 137 133 270 5,07
Jumlah 2.706 2.619 5.325 100,00
Sumber : Hasil Pengolahan Data Kecamatan Tulang Bawang Tengah dalam Angka Tahun 2016 dan
Monografi Kelurahan Pulung Kencana Tahun 2016

Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa jumlah angkatan kerja yang berpendidikan SD dan
atau tidak tamat SD cukup besar, yakni sebanyak 54,34%. Sedangkan lainnya sebanyak
24,39% tamat SLTP dan sebanyak 16,19% tamat SLTA.

c. Tingkat Kepadatan Penduduk

Tiyuh Pulung Kencana seluas 16,74 km2 didiami oleh 2.251 kepala keluarga dan terdiri dari
8.335 jiwa. Tingkat kepadatan penduduk tergolong sangat padat, yaitu 498 jiwa/km2. Rata-
rata jumlah anggota keluarga 4 orang dalam satu keluarga atau rumah tangga.

d. Ketenaga Kerjaan

Kegiatan pembangunan Kawasan Pendidikan Terpadu di wilayah ini dapat membuka


kesempatan kerja bagi masyarakat yang saat ini belum memiliki pekerjaan (pengangguran
terbuka) dan kelompok pengangguran tak kentara, terutama para buruh bangunan dapat
terlibat pada kegiatan konstruksi.

Penyerapan tenaga kerja di wilayah Tiyuh Pulung Kencana dapat diketahui dari Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). TPAK dan
TPT di wilayah Tiyuh Pulung Kencana pada Tahun 2016, disajikan pada tabel berikut.

Kerangka Acuan (KA) 2 - 61


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

Tabel 2.18 Ketenagakerjaan di Wilayah Tiyuh Pulung Kencana


Jumlah
No. Uraian
(Jiwa) (%)
A Angkatan Kerja 5.325 63,89
 Bekerja 3.567 66,98
 Pengangguran tak kentara 1.566 29,41
 Pengangguran terbuka 192 3,61
B Bukan Angkatan Kerja 3.010 56,53
 Sekolah 2.300 43,19
 Mengurus Rumah Tangga 608 11,42
 Lain-Lain 710 13,33
Penduduk Usia Kerja (usia 15 - <60 Tahun) 5.325 100
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 66,98%
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 3,61%
Sumber : Hasil Pengolahan Data Kecamatan Tulang Bawng Tengah dalam Angka Tahun 2016 dan Monografi
Kelurahan Parit Culum II Tahun 2016

Berdasrkan tabel di atas, tampak bahwa angkatan kerja di wilayah Tiyuh Pulung Kencana
tercatat sebanyak 5.325 orang (63,89% dari total penduduk), yang meliputi pekerja
sebanyak 3.567 orang (66,98% dari total angkatan kerja), pengangguran tak kentara, yakni
mereka yang bekerja sekedar untuk mengisi waktu (buruh kebun, buruh bangunan, tukang
ojeg, sopir angkutan, dan lain-lain) sebanyak 1.566 orang (29,41% dari angkatan kerja), dan
pengangguran terbuka, yakni kelompok angkatan kerja belum memiliki pekerjaan dan yang
sedang mencari pekerjaan sebanyak 192 orang (3,61% dari total agkatan kerja).

Berdasarkan data tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa total penduduk Kelurahan
Pulung Kencana yang aktif bekerja terdiri dari pekerja dan pengangguran tak kentara
sebanyak 5.133 orang (96,39%). Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di wilayah Tiyuh
Pulung Kencana sebesar 96,39%. Penyerapan tenaga kerja atau TPAK di wilayah Tiyuh
Pulung Kencana tergolong tinggi.

e. Pola Mata Pencaharian

Bidang pekerjaan yang paling banyak ditekuni oleh angkatan kerja di Tiyuh Pulung Kencana
adalah pertanian dan perkebunan, yang melibatkan sebanyak 3246 orang (60,37%).
Kegiatan pertanian tersebut mencakup usaha bercocok tanam tanaman bahan makanan
atau pangan, hortikultura, usaha perkebunan oleh masyarakat dan pengusaha perkebunan
rakyat, usaha pemeliharaan ternak dan perikanan. Kegiatan tersebut biasa dilakukan
sebagai usaha rumah tangga ataupun usaha perusahaan secara khusus. Jumlah penduduk

Kerangka Acuan (KA) 2 - 62


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

Tiyuh Pulung Kencana menurut bidang pekerjaan yang ditekuninya sebagaimana tabel
berikut:

Tabel 2.19 Bidang Pekerjaan yang Ditekuni Penduduk Kelurahan Parit Culum II
No. Kelompok Umur Jumlah Persen (%)
1. Petani 3.246 60,37
2. Buruh Tani 669 12,44
3. Buruh Industri 124 2,31
4. Rumah Tangga 352 6,55
5. Pengrajin 219 4,07
6. Jasa (ojeg, konstruksi/ bangunan, transportasi, dll) 107 2,0
7. Perdagangan 414 7,78
8. PNS 175 3,26
9. Karyawan Swasta 22 0,41
10. TNI, POLRI 10 0,19
11. Pensiunan 26 0,47
12. Tenaga Kerja Luar Negeri 8 0,15
13. Pemulung 43 0.80
Jumlah 5.377 100,00
Sumber : Hasil Pengolahan Data Kecamatan Tulang Bawang Tengah dalam Angka Tahun 2016 dan
Monografi Kelurahan Parit Culum II Tahun 2016

Luasnya kesempatan kerja disektor pertanian dan perkebunan juga mendorong munculnya
pekerja buruh tani sebanyak 669 orang (12,44%). Tanaman perkebunan yang banyak
diusahakan penduduk Tiyuh Pulung Kencana adalah tanaman karet dan singkong. Para
buruh kebun ini sebenarnya hanya bekerja saat dibutuhkan. Oleh karena itu mereka
termasuk kelompok pengangguran tak kentara. Demikian halnya profesi jasa (tukang ojeg,
tukang bangunan, sopir, dan lain-lain menjadi sektor pekerjaan yang digeluti oleh banyak
orang, yakni sebanyak 107 orang (2,0%). Hal ini disebabkan karena sektor ini tergolong
relatif terbuka, tidak menuntut persyaratan kualifikasi pendidikan, sehingga mudah diakses
oleh angkatan kerja yang belum memiliki pekerjaan tetap. Mereka yang bekerja di sektor ini
juga tergolong pengangguran tak kentara, karena mereka bekerja tidak tetap dan jika ada
tawaran pekerjaan lain yang lebih menarik mereka cenderung segera meninggalkannya.
Sektor lainnya yang juga banyak ditekuni masyarakat Tiyuh Pulung Kencana adalah jasa
dan perdagangan dan rumah tangga yang melibatkan sebanyak 414 orang (7,78%) dan
352 orang (6,55%).

Kerangka Acuan (KA) 2 - 63


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

1. Perekonomian

a. Sarana Perekonomian

Sarana perekonomian yang ada di Tiyuh Pulung Kencana sangat terbatas, yakni adanya
pasar Tiyuh. Pasar Tiyuh merupakan sarana interaksi kebutuhan ekonomi masyarakat,
sekaligus sebagai sarana pemasaran produk usaha masyarakat Pulung Kencana dan
sekitarnya seperti produk pertanian tanaman pangan, produk industri rumah tangga (tahu,
tempe, bakmi dan produk-produk industri rumah tangga lainnya), bahkan masyarakat lain
daerah yang memiliki hasil pertanian sayuran bertemu di pasar ini. Untuk menjamin sarana
prasarana produk usaha masyarakat, pemerintah Tiyuh Pulung Kencana dan pihak terkait
tetap menjaga kelestarian pasar desa, sebagai salah satu potensi sumber pendapatan asli
desa. Gambaran umum kondisi pasar Tiyuh Pulung Kencana sebagai berikut: luas lahan
pasar 2 Ha; jumlah los tertutup sebanyak 7 unit, yang terdiri dari 81 toko; jumlah los terbuka
14 unit, terdiri dari 112 petak; tempat pedagang hamparan 1 tempat, terdiri dari 20 petak;
kantor pasar 1 unit; pasar daging dan ikan 2 unit; pasar hewan sebanyak 1 unit dan tempat
parkir kendaraan bermotor roda dua terdapat 4 tempat.

Sarana perekonomian lainnya yang ada di Tiyuh Pulung Kencana adalah lembaga
perekonomian masyarakat Tiyuh Pulung Kencana yang dominan saat ini adalah kelompok
usaha bersama, kelompok simpan pinjam dan kelompok arisan. Disamping itu ada juga
kelompok budi daya ternak sapi. Usaha tersebut diharapkan dapat menopang swasembada
daging di Kabupaten Tulang Bawang Barat. Demikian juga halnya desa, juga bekerjasama
dengan Tiyuh lain dalam pemeliharaan kambing etawa, diharapkan dapat memproduksi
susu yang bermanfaat sebagai obat berbagai macam penyakit. Detail kelompok usaha atau
jenis lembaga ekonomi perdesaan disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 2.20 Lembaga Ekonomi Perdesaan Tiyuh Pulung Kencana


Jumlah Pengurus dan
No Jenis Lembaga Ekonomi Jumlah/ Unit Jumlah Kegiatan
Anggota
1 Koperasi - - -
2 Koperasi simpan pinjam - - -
3 Kelompok simpan pinjam 2 2 40
4 BUM Desa - - -
5 Kelompok Usaha Bersama 1 2 45
6 Kelompok Arisan 1 1 17
Sumber : Monografi Tiyuh Pulung Kencana, 2016

Kerangka Acuan (KA) 2 - 64


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

b. Tingkat Pendapatan Rumah Tangga

Sebagian besar warga masyarakat Tiyuh Pulung Kencana bekerja sebagai petani kebun.
Jenis tanaman perkebunan yang menjadi andalan masyarakat Tiyuh Pulung Kencana
adalah karet dan tanaman sawit. Tanaman kelapa sawit lebih banyak diusahakan oleh
perusahaan perkebunan swasta.

Selain usaha berkebun, untuk memenuhi kebutuhan pangan, masyarakat juga berladang
dengan jenis komoditi utama: padi sawah, jagung, singkong dan pisang. Untuk menambah
pendapatan maka keluarga tani juga beternak sapi, kerbau, kambing, ayam bukan ras, dan
itik. Usaha peternakan ayam broiler juga ada di wilayah ini, namun diusahakan oleh
pengusaha perusahaan ternak.

Menggali tingkat pendapatan petani tidaklah mudah, karena hasil yang diperoleh petani tidak
bersifat bulanan dan tergantung musim serta harga komoditas yang cenderung berfluktuasi.
Oleh kaena itu tingkat pendapatan petani didekati melalui rata-rata hasil penjualan panenan
dalam satu tahun dikurangi biaya produksi. Selain pendapatan dari hasil pertanian, tingkat
pendapatan keluarga tani juga diperhitungkan dari penghasilan tambahan usaha sampingan
beternak. Kisaran nilai pendapatan masyarakat berdasarkan jenis pekerjaan, yang disajikan
pada tabel berikut.

Tabel 2.21 Kisaran Pendapatan Masyarakat di Tiyuh Pulung Kencana menurut Jenis Pekerjaan
No Jenis Pekerjaan Kisaran Pendapatan
1. Petani Rp25.000.000,- s/d Rp35.000.000,-/Tahun
2. Tukang Batu / Tukang Kayu Rp2.500.000,- s/d Rp2.750.000,-/bulan
3. Buruh Bangunan Rp1.500.000,- s/d Rp1.750.000,-/bulan
4. Guru Honorer Rp1.250.000,- s/d Rp1.500.000,-/bulan
5. Warung Rokok dan Minuman Rp3.000.000,- s/d Rp4.000.000,-/bulan
6. Pedagang Keliling Rp2.000.000,- s/d Rp3.000.000,-/bulan
Sumber : Hasil Wawancara, November 2017 (masih estimasi, menunggu data dari Kades/Kadus).

Didasarkan nilai Upah Minimum Kabupaten Tulang Bawang Barat (UMK) Tahun 2017, yaitu
sebesar Rp1.792.100,-/bulan, nilai pendapatan buruh bangunan dan guru honorer lebih
rendah dari nilai UMK Tulang Bawang Barat.

Kerangka Acuan (KA) 2 - 65


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

2. Sosial Budaya

a. Pendidikan

Fasilitas pendidikan yang tersedia di yang dimiliki oleh Tiyuh Pulung Kencana menunjukan
bahwa fasilitas pendidikan yang cukup lengkap dari jenjang pendidikan tingkat SD hingga
tingkat pendidikan SLTA. Fasilitas pendidikan untuk tingkat pendidikan PAUD/TK sebanyak
4 unit, SD/sederajat sebanyak 5 unit, SMP/sederajad 2 unit dan SMA/sederajat sebanyak 2
unit. Jumlah peserta didik paling banyak adalah tingkat SD sebanyak 1.063 siswa, kemudian
disususl tingkat SMP sebanyak 658 siswa dan tingkat SMA sebanayak 567 siswa, dan untuk
tingkat PAUD/TK sebanyak 387 siswa. Lebih lengkapnya sebaran fasilitas pendidikan dan
jumlah siswa dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.22 Fasilitas Pendidikan dan Jumlah Peserta Didik Tiyuh Pulung Kencana
Peserta Didik
No Prasarana Jumlah (Unit) Kondisi
(Siswa)
1 PAUD/TK 4 Baik 387
2 SD/Sederajat 5 Baik 1.063
3 SMP/ Sederajat 2 Baik 658
4 SMA/Sederajat 2 Baik 567
5 Universitas/Akademi/Perguruan Tinggi - - 94
Sumber : Monografi Tiyuh Pulung Kencana, 2016

Jika kita lihat tabel di atas di Tiyuh Pulung Kencana belum mempunyai Fasilitas Perguruan
Tinggi atau Akademi, tetapi tercatat terdapat peserta didik di Perguruan Tinggi atau Akademi
sebanyak 94 siswa, hal ini dikarenakan mereka melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi ke peerguruan tinggi atau akademi terdekat seperti ke Tulang Bawang, Metro,
dan bahkan ke Kota Bandar Lampung.

b. Agama, Adat dan Norma Sosial Budaya

Berkaitan dengan keyakinan dalam beragama dan kepercayaan penduduk di wilayah studi,
ada beragam agama, yaitu Islam, Kristen, Katolik, dan Hindu, sehingga dapat mewarnai
peribadatan penduduk Tiyuh Pulung Kencana. Meskipun berbagai suku dan berbagai
agama yang ada di Tiyuh Pulung Kencana masing-masing hidup rukun dan damai, saling
menghormati satu dan lainnya, saling bahu membahu dalam membangun Tiyuh Pulung
Kencana. Penduduk Tiyuh Pulung Kencana mayoritas beragama Islam, yaitu sebesar
91,61%, sisanya beargama Kristen (5,22%), Khatolik (2,18%), Budha (0,62%) dan Hindu

Kerangka Acuan (KA) 2 - 66


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

(0,37%). Untuk lebih jelasnya komposisi pemeluk agama di wilayah studi dapat dilihat pada
Tabel 2.23.

Tabel 2.23 Jumlah Pemeluk Agama Tiyuh Pulung Kencana


No Pemeluk Agama Jumlah Pemeluk Prosentase
1 Islam 7.636 91,61
2 Kristen 435 5,22
3 Khatolik 182 2,18
4 Hindu 30 0,37
5 Budha 52 0,62
Jumlah 8,335 100
Sumber : Monografi Tiyuh Pulung Kencana, 2016

Dalam menjalankan kegiatan keagamaan dari kelima agama yang ada di Tiyuh Pulung
Kencana mereka menjalankan peribadatan ke tempat-tempat fasilitas kegamaan atau
peribadatan yang tersedia, yaitu seperti Masjid dan Mushola bagi umuat Islam, Gereja bagi
umat Kristen, Pura untuk umat Hindu dan Vihara untuk umat Budha. Tempat ibadah umat
Hindu dan umat Budha belum terdapat di Tiyuh Pulung Kencana, kedua agama ini jika
menjalankan ibadah dan perayaan keagamaan dapat menuju tempat terdekat seperti ke
Tulang Bawang, Lampung Tengah ataupun ke Bandar Lampung. Detail jumlah sarana
peribadatan di Tiyuh Pulung Kencana disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 2.24 Tempat Peribadatan Keagamaan Masyarakat Tiyuh Pulung Kencana


No Tempat Peribadatan Jumlah (unit)
1 Masjid 6
2 Mushola 19
3 Gereja Umat Khatolik 3
4 Gereja Umat Kristen 1
5 Pura 0
6 Vihara 0
Sumber : Monografi Tiyuh Pulung Kencana, 2016

D. Komponen Kesehatan Masyarakat

1. Kesehatan Lingkungan

a. Kondisi Lingkungan Permukiman

Permukiman masyarakat di wilayah Tiyuh Pulung Kencana mayoritas rumah permanen,


sekitar 85%, sedangkan sisanya 15% merupakan rumah semipermanen dan sederhana.

Kerangka Acuan (KA) 2 - 67


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

Setiap rumah sudah memiliki ventilasi udara (jendela) serta sudah menggunakan lantai dari
peluran semen bahkan banyak yang menggunakan lantai keramik. Bangunan rumah
permanen umumnya berdinding tembok, beratap genting, dan sebagian besar berlantai
keramik. Bangunan rumah semi permanen umumnya berdinding setengah tembok, beratap
asbes atau seng, dan lantai sebagian masih semen peluran. Sedangkan bangunan rumah
sederhana umumnya berdinding kayu, beratap seng atau asbes dan berlantai tanah.
Bangunan rumah umumnya sudah dilengkapi ventilasi jendela dan lubang angin. Setiap
rumah rata-rata terdapat ruang terbuka hijau, dengan tanaman buah-buahan, tanaman hias
dan tanaman peneduh lainnya. Sumber energi untuk penerangan dan menghdupkan
peralatan elektronik bersumber dari listrik yang disuplai dari PLN. Ada sebagaian warga
yang memiliki Genset sebagai cadangan sumber energi bila PLN ada gangguan
(pemadaman listrik).

Jarak antar rumah hunian di wilayah Tiyuh Pulung Kencana relatif berdekatan dan saling
berhadapan yang dipisahkan oleh jalan penghubung yang masuk ke wilayah dusun. Dusun-
dusun yang ada di Tiyuh Pulung Kencana dikepalai oleh seorang Kepala Dusun/Tiyuh.

RUMAH SEHAT
75 75 75 75 75 75 75
80

60 46
43
36 36 36 36
40 32

20

0
Candra Mulya Pulung Tirta Mulya Tirta Pkm CM
Mukti Kencana Kencana Kencana Jaya Makmur

TARGET RUMAH SEHAT (%)

Gambar 2.32 Trend Presentasi Rumah Sehat di Puskesmas Candra Mukti, Tahun 2016

b. Sumber Air Bersih dan Jamban Keluarga

Untuk memperoleh air bersih masyarakat Tiyuh Pulung Kencana umumnya memperoleh air
dari sumur tanah dangkal dan ada sebagaian yang memanfaatkan air hujan saat musim
hujan tiba.

Kerangka Acuan (KA) 2 - 68


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

Berkaitan dengan jamban keluarga masyarakat Tiyuh Pulung Kencana telah memiliki
jamban keluarga yang dimiliki oleh masing-masing rumah. Masyarakat Tiyuh Pulung
Kencana dalam buang air besar menggunakan WC keluarga, walaupun jamban yang
mereka miliki belum semuanya menggunakan leher angsa, akan tetapi telah memenuhi
kriteria jamban sehat antara lain berjarak minimal 10 meter dari sumber air bersih, lantai
kedap air, memiliki penerangan yang cukup dan ventilasi udara, tidak berbau, memiliki
tampungan resapan air, memiliki lubang kontrol serta telah terpasang pipa pembuangan
udara (gas).

c. Pengelolaan Sampah dan Air Limbah

Di wilayah permukiman masyarakat Tiyuh Pulung Kencana belum terdapat Tempat


Penyimpanan Sementara (TPS) sampah dan Instalasi Pengolah Air Limbah. Masyarakat
mengelola sampah dan limbah cair rumah tangga dengan cara konvensional dan belum
dilakukan secara terkoordinir melalui kelompok, melainkan masih dilakukan melalui
masing-masing keluarga.

Sampah rumah tangga yang dihasilkan oleh masyarakat Tiyuh Pulung Kencana umumnya
berupa plastik, kertas pembungkus makanan, dan lain-lain. Sebagian besar (>75%)
masyarakat Tiyuh Pulung Kencana mengelola sampahnya dengan cara dibakar. Sampah
rumah tangga dan sampah sisa potongan ranting dan daun dari sisa kegiatan pertanian
dikumpulkan pada suatu tempat di pekarangan belakang rumah dan dibiarkan hingga kering
untuk kemudian dibakar. Sebagian lainnya masyarakat mengelola sampah dengan cara
menimbun di dalam lobang tanah. Sampah dari rumah tangga dan sampah sisa potongan
ranting dan daun dari sisa kegiatan pertanian dikumpulkan di dalam lubang tanah setelah
menjelang penuh kemudian ditimbun dengan tanah.

Limbah cair domestik umumnya dialirkan ke saluran drainase lingkungan. Sebagian


masyarakat lainnya ada yang mengendapkan limbah cair domestik ke dalam kolam
pengendapan, dan ada pula yang membiarkan limbah cair dari dapur meluber ke
pekarangan belakang rumah.

d. Habitat Vektor dan Keberadaan Vektor Penyakit

Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) sampah dan saluran drainase (got) merupakan
habitat yang kondusif bagi berkembangnya vektor penyakit. Tumpukan sampah dan

Kerangka Acuan (KA) 2 - 69


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

genangan air pada got di sekitar permukiman masyarakat Tiyuh Pulung Kencana yang lama
tidak dibersihkan atau dimusnahkan akan menjadi tempat tumbuh dan berkembangnya
beberapa binatang penyebar penyakit, antara lain: lalat, kecoa, tikus, nyamuk dan lain-lain.

2. Kesehatan Masyarakat

a. Jumlah dan Kondisi Sarana Kesehatan dan Tenaga Medis

Untuk pelayanan kesehatan masyarakat di sekitar wilayah studi dilayani oleh puskesmas
non rawat inap, yaitu Puskesmas Candra Mukti. Puskesmas ini diresmikan pada tanggal
11 November 2014 dan berada di kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang
Bawang Barat. Selain puskesmas Candra Mukti di kecamatan Tulang Bawang Tengah
terdapat dua Puskesmas Induk lain yaitu Puskesmas Panaragan Jaya dan Puskesmas
Mulya Asri. Puskesmas Candra Mukti memiliki wilayah kerja 6 (enam) Tiyuh dari 19
(Sembilan belas) Tiyuh yang ada di kecamatan Tulang Bawang Tengah. Wilayah pelayanan
kesehatan yang menjadi wilayah kerja Puskesmas Candra Mukti terdiri dari 6 (enam) desa.
Detail wilayah kerja Puskesmas Candar Mukti disajikan dalam gambar berikut.

Gambar 2.33 Peta Wilayah Puskesmas Candra Mukti Kecamatan Tulang Bawang Tengah

Sarana kesehatan yang telah terdapat di Pukesmas Candra Mukti adalah Puskesmas,
Puskesmas Pembantu (Pustu), Poskesda, Klinik swasta, dan fasilitas kesehatan lainnya.
Adapun data sarana / fasilitas kesehatan yang tersedia di Puskesmas Candra Mukti di tahun
2016 disajikan dalam tabel berikut.

Kerangka Acuan (KA) 2 - 70


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

Tabel 2.25 Data Fasilitas Kesehatan yang tersedia di Puskesmas Candra Mukti
No Jenis Fasilitas 2016
1 Puskesmas 1
2 Puskesmas Pembantu 3
3 Gudang Obat 1
4 Poli Gigi 1
5 Laboratorium 1
6 Poskesdes 6
8 Bidan Praktek Swasta 14
9 Praktek Dokter 1
10 Apotik 1
11 Balai Pengobatan 1
12 Klinik Swasta 4
Sumber : Puskesmas Candra Mukti, 2017

Sedangkan untuk menjalankan fungsi pencegahan dan pengobatan terhadap masyarakat


sekitar, Puskesmas Candra Mukti telah beberapa tenaga dokter, perawat, kesehatan
masyarakat, kesehatan lingkungan, analis kesehatan, bidan, perawat gigi dan tenaga
lainnya. Adapun detail tentang jumlah tenaga kesehatan dan kompoisinya serta sebaran
wilayah kerja puskesmas tersebut disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 2.26 Jumlah Tenaga Kesehatan di Puskesmas Candra Mukti tahun 2016
PKM PUSTU POSKESKAM
NO JENIS TENAGA
INDUK PK TK MK TM CM MJ
1 Dokter Umum 2 0 0 0 0 0 0
3 Sarjana Kes. Masyarakat 1 2 0 0 0 0 0
4 Sarjana Keperawatan 2 0 0 0 0 0 0
7 Kesling 1 0 0 0 0 0 0
8 Analis Kesehatan 1 0 0 0 0 0 0
9 Perawat Gigi 1 0 0 0 0 0 0
10 Perawat 4 0 0 1 0 0 0
11 Bidan PNS 5 0 1 2 1 0 0
12 Bidan PTT 0 2 1 1 1 1 1
14 Honor / TKS 4 0 1 1 0 0 0
Jumlah 21 4 3 4 2 1 1
Sumber : Puskesmas Candra Mukti, 2017
Keterangan : PK = Pulung Kencana ; TK = Tirta Kencana, MK = Mulya Kencana TM = Tirta Makmur ; MJ =
Mulya Kencana

b. Tingkat Kesehatan Masyarakat

Pola penyakit masyarakat diketahui berdasarkan peringkat penyakit yang paling sering
diderita oleh masyarakat. Data mengenai pola penyakit masyarakat didapat dari Puskesmas
Candra Mukti Kecamatan Tulang Bawang Tengah menunjukkan bahwa penyakit yang

Kerangka Acuan (KA) 2 - 71


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

terekam selama tahun 2017 oleh pihak PUSKESMAS Candra Mukti terdapat beberapa jenis
penyakit yang diderita oleh warga masyarakat, sebaran 10 jenis penyakit dapat dilihat pada
tabel berikut.

Tabel 2.27 Sepuluh Jenis penyakit yang dominan tahun 2017 di Puskesmas Candra Mukti
No Kasus Penyakit Jumlah Presentase (%)
1 Nasopharing Akut (Command Cold) 2707 30,11
2 Febris / Demam 1067 11,87
3 Myalsia 979 10,89
4 Gastritis 963 10,71
5 Hipertensi 950 10,57
6 Dyspepsia 665 7,39
7 Rhematoid Atritis 613 6,82
8 Canes Gigi 380 4,23
9 Influenza 345 3,84
10 Diare 321 3,57
Jumlah 8990 100
Sumber: Puskesmas Candra Mukti, 2017

2.2.2 Usaha dan/atau Kegiatan yang Ada di Sekitar Lokasi Rencana Usaha dan/atau
Kegiatan

Kegiatan lain di sekitar lokasi rencana Pembangunan Kawasan Pendidikan Terpadu adalah
permukiman penduduk dan pertanian perkebunan karet rakyat dan sawah. Permukiman
penduduk yang ada di sekitar lokasi tapak proyek adalah permukiman Suku Satu dan Suku
Dua, Tiyuh Pulung Kencana, Kecamatan Tulang Bawang Tengah. Permukiman yang ada
ini merupakan permukiman tranmigrasi pada awal tahun 1970-an.

Keberadaan permukiman penduduk ini akan bermanfaat menyediakan sumberdaya


munusia (tenaga kerja) untuk pembangunan dan pengoperasian Kawasan Pendidikan
Terpadu. Namun jarak permukiman yang sangat dekat, yakni ± 20 meter dari batas terluar
tapak kegiatan juga rentan terhadap paparan dampak debu dan kebisingan, terutama
kegiatan konstruksi mobilisasi peralatan dan material, serta pemasangan keramik.

Kegiatan pertanian perkebunanan karet rakyat dan sawah merupakan sumber mata
pencaharian utama masyarakat Tiyuh Pulung Kencana. Masyarakat sehari-hari sibuk
mengurus karet di kebun dan padi di sawah sebagai petani pemilik dan sebagian sebagai
buruh tani. Kegiatan ini tidak akan berdampak terhadap kelangsungan proyek Kawasan
Pendidikan Terpadu. Demikian pula sebaliknya kegiatan pembangunan Kawasan

Kerangka Acuan (KA) 2 - 72


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

Pendidikan Terpadu tidak akan berdampak pada kegiatan pengelolaan kebun karet rakyat
dan pengelolaan sawah.

2.3 HASIL PELIBATAN MASYARAKAT

Sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia
Nomor 17 Tahun 2012 tentang Pedoman Keterlibatan Masyarakat dalam Proses Analisis
Dampak Lingkungan Hidup dan Izin Lingkungan, maka telah dilakukan kegiatan sosialisasi
studi AMDAL melalui pengumuman media masa pada harian Radar Lampung, yang terbit
pada tanggal 29 Agustus 2017. Masyarakat diberi kesempatan dalam waktu 10 (sepuluh)
hari kerja sejak tanggal pengumuman tersebut dikeluarkan, untuk menyampaikan saran,
pendapat, dan tanggapan (SPT) sebagai bahan kajian dan telaahan dalam studi AMDAL
yang sedang disusun. Saran, pendapat, dan tanggapan dapat disampaikan kepada instansi-
instansi yang bertanggung jawab serta tembusannya kepada pemrakarsa, yakni melalui
Badan Lingkungan Hidup Provinsi Lampung, Badan Lingkungan Hidup dan Kebersihan
Kabupaten Tulang Bawang Barat, atau melalui pemrakarsa.

Selain melalui pemasangan pengumuman/iklan media juga telah dilakukan konsultasi publik
yang dilaksanakan di Tiyuh Pulung Kencana pada tanggal 02 Oktober 2017, dengan
mengundang kepala desa, ketua BPD, Ketua LKM, tokoh pemuda, tokoh masyarakat, serta
masyarakat pemerhati lingkungan yang ada di wilayah sekitar kegiatan.

Adapun segenap informasi dan saran, pendapat, dan tanggapan yang telah dihimpun dan
dipandang relevan untuk bahan kajian secara cermat dan mendalam dalam studi ANDAL
antara lain:

1. Diharapkan tenaga kerja diprioritaskan dari lingkungan sekitar, terutama pada saat
pembangunan bisa menggunakan tukang batu, tukang besi, maupun keamanannya
dari masyarakat RK 01, dan pada saat operasi bisa menggunakan tenaga guru,
administrasi, tukang kebon, dan keamanan dari masyarakat Tiyuh Pulung Kencana.

2. Diharapkan dengan adanya kegiatan ini akan menambah tingkat keamanan lingkungan
(fasilitas penerangan, keamanan, dan sebagainya).

3. Sebelum kegiatan pembangunan dimulai agar jalan lingkungan sepanjang 500 meter
yang berbatasan dengan permukiman dapat dilebarkan dan ditingkatkan sehingga
memudahkan kegiatan mobilisasi alat dan bahan bangunan.

Kerangka Acuan (KA) 2 - 73


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

4. Masyarakat perlu bantuan air bersih saat musim kemarau dalam bentuk tandon/sumur,
dan sebagainya.

5. Diharapkan masyarakat lulusan FKIP (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan) dapat
direkrut sebagai guru.

6. Diharapkan masyarakat diberi kesempatan membuka usaha (kantin, fotocopy, dll).

7. Agar anak-anak yang kurang mampu (namun berprestasi) dapat diberi beasiswa.

8. Masyarakat sangat mengharapkan pembangunan kawasan pendidikan terpadu ini


dapat terlaksana secepatnya.

9. Warga RK 01 Tiyuh Pulung Kencana memilik wakaf tanah seluas 1 hektar dari H.
Lukman untuk masjid, dikhawatirkan hak masyarakat dalam memanfaatkan lahan
wakaf ini untuk masjid akan hilang.

10. Di komplek sekolahan akan dibangun masjid, sedangkan di lokasi wakaf H. Lukman
masyarakat juga akan membangun masjid, sebaiknya hal ini dikoordinasikan dengan
masyarakat dan Dinas Pendidikan terlebih dahulu.

11. Masyarakat berharap agar dapat menfaatkan fasilitas olah raga, terutama lapangan
sepak bola yang dimiliki sekolah.

12. Diharapkan program pembangunan sekolah unggulan ini tidak menyebabkan sekolah
yang ada, yaitu SD 3 Pulung Kencana tutup karena tidak memperoleh murid.

2.4 DAMPAK PENTING HIPOTETIK

Untuk merumuskan dampak penting hipotetik yang perlu ditelaah secara cermat dan
mendalam pada studi AMDAL kegiatan Pembangunan Kawasan Pendidikan Terpadu , maka
perlu ditempuh melalui proses pelingkungan, yang mencakup 2 (dua) tahapan, yakni:

 Identifikasi Dampak Potensial

 Evaluasi Dampak Potensial menjadi Dampak Penting Hipotetik

Uraian mengenai langkah-langkah proses pelingkupan guna melacak dampak penting


hipoptetik pada studi AMDAL rencana kegiatan ini adalah:

Kerangka Acuan (KA) 2 - 74


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

2.4.1 Identifikasi Dampak Potensial

Identifikasi dampak potensial merupakan tahap awal dari proses pelingkupan. Kegiatan ini
dimaksudkan untuk mengidentifikasi segenap dampak lingkungan baik primer maupun
sekunder yang mungkin timbul akibat rencana kegiatan pembangunan Kawasan Pendidikan
Terpadu. Segenap dampak potensial yang mungkin timbul diinventarisasi tanpa
mempertimbangkan besar/kecilnya dampak dan penting/tidaknya dampak. Adapun proses
identifikasi dampak potensial ini dilakukan melalui:

A. Penelaahan Pustaka

Penelaahan pustaka dilakukan guna menangkap permasalahan lingkungan yang bersifat


project specific melalui penelaahan terhadap laporan pelaksanaan kegiatan sejenis.
Kegiatan ini dilakukan dengan cara browsing melalui internet dan menelaah dokumen-
dokumen di perpustakaan.

B. Penggalian Informasi Pemrakarsa

Penggalian informasi dari pemrakarsa terutama ditujukan guna mengenali deskripsi rencana
kegiatan yang akan dilakukan. Penggalian informasi ini dilakukan dengan cara diskusi dan
pengumpulan dokumen-dokumen perencanaan yang telah dimiliki pemrakarsa.

C. Diskusi/Brainstorming diantara Anggota Tim

Diskusi/brainstorming dilakukan diantara anggota tim penyusun AMDAL guna memperoleh


kata sepakat mengenai identifikasi dampak potensial yang perlu ditelaah lebih mendalam.

D. Analisis Interaksi

Setelah memperoleh data mengenai deskripsi rencana kegiatan dan rona awal lingkungan
secara umum dan menyeluruh, maka kemudian dilakukan analisis interaksi antara
komponen kegiatan sebagai sumber dampak dan komponen lingkungan yang akan terkena
dampak. Hasil analisis interaksi ini disajikan pada matrik identifikasi dampak potensial.
Matrik identifikasi dampak potensial kegiatan pembangunan Kawasan Pendidikan Terpadu
sebagaimana disajikan pada Tabel 2.28.

Kerangka Acuan (KA) 2 - 75


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

Tabel 2.28 Matrik Identifikasi Dampak Potensial


KOMPONEN KEGIATAN
KOMPONEN LINGKUNGAN A B C KETERANGAN
1 2 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4
A. GEOFISIK - KIMIA
1 Kualitas Udara X X X X A. PRA-KONSTRUKSI
2 Kebisingan X X X X 1. Sosialisasi Program
3 Aliran Permukaan X
2. Pembebasan Lahan
4 Erosi Tanah X
5 Potensi Air Tanah X X X
6 Kualitas Air Permukaan X X X X B. KONSTRUKSI
7 Kemacetan Lalu Lintas X X 1. Penerimaan Tenaga Kerja Konstruksi
8 Kerusakan Jalan X 2. Mobilisasi Peralatan & Material
B. BIOLOGI 3. Pengoperasian Base Camp
1 Vegetasi Darat X
4. Penyiapan Lahan
2 Satwa Liar X
5. Konstruksi Prasarana Pendidikan dan Fasilitas Penunjang
3 Biota Perairan X X X
C. SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA 6. Penyediaan Air Konstruksi
1 Penguasaan Lahan X
2 Kesempatan Kerja X X C. OPERASI
3 Peluang Berusaha X X X
1. Penerimaan Pegawai/Karyawani
4 Produksi Pertanian X
2. Pengoperasian Kawasan Pendidikan Terpadu
5 Pendapatan Rumah Tangga X X X
6 Persepsi Masyarakat X X X X X X X X X X 3. Mobilisasi Siswa, Karyawan, dan Orang Tua Siswa
D. KESEHATAN MASYARAKAT 4. Penyediaan Air Operasi
1 Habitat vektor X X
X = Ada Interaksi
2 Prevalensi Penyakit X X X X

Sumber: Hasil Brainstorming TIM AMDAL (2017)

Kerangka Acuan (KA) 2 - 76


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

Berdasarkan hasil proses identifikasi dampak potensial tersebut, maka diperoleh daftar
dampak potensial yang timbul akibat adanya kegiatan pembangunan Kawasan Pendidikan
Terpadu sebagaimana tabel berikut.

Tabel 2.29 Daftar Dampak Potensial Kegiatan Pembangunan Kawasan Pendidikan Terpadu
No Komponen Kegiatan No Dampak Potensial
A Tahap Pra-Konstruksi
1 Sosialisasi Program 1 Perubahan Persepsi Masyarakat
2 Pembebasan Lahan 2 Perubahan Penguasaan Lahan
B Tahap Konstruksi
1 Penerimaan Tenaga Kerja Konstruksi 3 Peningkatan Kesempatan Kerja
4 Peningkatan Peluang Berusaha
5 Peningkatan Pendapatan Rumah Tangga
6 Perubahan Persepsi Masyarakat
2 Mobilisasi Peralatan dan Material 7 Penurunan Kualitas Udara
8 Peningkatan Kebisingan
9 Peningkatan Kemacetan Lalulintas
10 Peningkatan Kerusakan Jalan
11 Perubahan Persepsi Masyarakat
12 Peningkatan Prevalensi penyakit
3 Pengoperasian Basecamp 13 Penurunan Kualitas Air Permukaan
14 Perubahan Persepsi Masyarakat
4 Penyiapan Lahan 15 Penurunan Kualitas Udara
16 Peningkatan Kebisingan
17 Peningkatan Aliran Permukaan
18 Peningkatan Erosi Tanah
19 Penurunan Potensi Air Tanah
20 Penurunan Kualitas Air Permukaan
21 Penurunan Keanekaragaman Vegetasi Darat
22 Penurunan Keanekaragaman Satwa Liar
23 Penurunan Keanekaragaman Biota Perairan
24 Penurunan Produksi Pertanian
25 Perubahan Persepsi Masyarakat
26 Peningkatan Habitat Vektor
27 Peningkatan Prevalensi penyakit
5 Konstruksi prasarana pendidikan dan 28 Penurunan Kualitas Udara
fasilitas penunjang 29 Peningkatan Kebisingan
30 Penurunan Kualitas Air Permukaan
31 Penurunan Keanekaragaman Biota Perairan
32 Perubahan Persepsi Masyarakat
34 Peningkatan Habitat Vektor
35 Peningkatan Prevalensi penyakit
6 Penyediaan Air Konstruksi 36 Penurunan Potensi Air Tanah
37 Perubahan Persepsi Masyarakat

Kerangka Acuan (KA) 2 - 77


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

No Komponen Kegiatan No Dampak Potensial


C Tahap Operasi
1 Penerimaan Pegawai/Karyawan 38 Peningkatan Kesempatan Kerja
39 Peningkatan Peluang Berusaha
40 Peningkatan Pendapatan Rumah Tangga
41 Perubahan Persepsi Masyarakat
2 Pengoperasian Kawasan Pendidikan 42 Penurunan Kualitas Air Permukaan
Terpadu 43 Penurunan Keanekaragaman Biota Perairan
44 Peningkatan Peluang Berusaha
45 Peningkatan Pendapatan Rumah Tangga
46 Perubahan Persepsi Masyarakat
47 Prevalensi Penyakit
3 Mobilisasi Siswa, Karyawan, dan Orang 48 Penurunan Kualitas Udara
Tua Siswa 49 Penigkatan Kebisingan
50 Peningkatan Kemacetan Lalulintas
4 Penyediaan Air Operasi 51 Penurunan Potensi Air Tanah
52 Perubahan Persepsi Masyarakat
Sumber : Hasil Brainstorming TIM AMDAL (2017)

2.4.2 Evaluasi Dampak Potensial

Pelingkupan pada tahap ini dimaksudkan untuk mengevaluasi lebih lanjut sifat penting
dampak dari dampak potensial sehingga diperoleh dampak penting hipotetik. Seperangkat
dampak potensial yang dipandang tidak relevan dan tidak penting untuk ditelaah secara
cermat dan mendalam dalam studi AMDAL perlu dihilangkan, sehingga diperoleh
seperangkat dampak penting hipotetik. Kegiatan evaluasi dampak potensial ini ditempuh
melalui:

1. Menggunakan beberapa Kriteria Dampak Penting. Suatu dampak potensial dapat


ditetapkan sebagai Dampak Penting Hipotetik (DPH), sehingga perlu dikaji secara
cermat dan mendalam dalam studi AMDAL, apabila:

a. Diperkirakan dampaknya akan menyebabkan perubahan mendasar terhadap


komponen lingkungan;

b. Dampak yang akan terjadi akan banyak dirasakan oleh masyarakat sekitar
kegiatan/proyek;

c. Persebaran dampaknya luas, dan

d. Dampak tersebut akan banyak membangkitkan seperangkat dampak turunan


lainnya.

Kerangka Acuan (KA) 2 - 78


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

2. Melakukan uji terhadap rencana kegiatan. Suatu dampak potensial juga akan
ditetapkan sebagai Dampak Penting Hipotetik (DPH) apabila pihak pemrakarsa belum
memiliki rencana yang terinci dan jelas untuk mengelola dampak lingkungan yang
mungkin timbul akibat adanya kegiatan, baik berupa Standar Operasional Prosedur
(SOP) tertentu, pengelolaan yang menjadi bagian dari rencana kegiatan, panduan
teknis tertentu yang diterbitkan pemerintah dan/atau standar internasional, dan lain
sebagainya.

Bagan alir evaluasi dampak potensil sebagaimana disajikan paga Gambar 2.34 dan
Gambar 2.35. Sedangkan rincian proses evaluasi dampak potensial menjadi dampak
penting hipotetik kegiatan pembangunan Kawasan Pendidikan Terpadu di Tiyuh Pulung
Kencana, Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Kabupaten Tulang Bawang Barat
sebagaimana terlihat pada Tabel 2.30.

Kerangka Acuan (KA) 2 - 79


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

Pra Konstruksi Konstruksi

Pembebasan Penerimaan Penyediaan Pengoperasian Penyiapan Konstruksi Mobilisasi


Sosialisasi
Lahan Tenaga Air Base Camp Lahan Prasarana Peralatan dan
Program
Kerja Konstruksi Pendidikan & material

Penguasaan Kesempatan Potensi Air Aliran Habitat Kualitas Kepadatan


Kerja Permukaan Vektor Kebisingan
Lahan Tanah Udara lalu Lintas

Peluang Prevalensi
Berusaha Erosi Tanah
Penyakit

Pendapatan Kualitas Air


Rumah Tangga Permukaan

Persepsi Masyarakat

Gambar 2.34 Bagan Alir Evaluasi Dampak Potensial pada Tahap Pra Konstruksi dan Konstruksi

Kerangka Acuan (KA) 2 - 80


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

Operasi

Mobilitas Siswa,
Penerimaan Pengoperasian Pennyediaan
Karyawan dan
Tenaga Kerja KPT Air Operasi
Orang Tua Murid

Kesempatan Kualitas Air Potensi Air Kualitas Kemacetan


Kerja Permukaan Kebisingan
Tanah Udara lalu Lintas

Peluang Biota
Berusaha Prevalensi
Perairan
Penyakit
Permukaan

Pendapatan
Rumah Tangga

Persepsi Masyarakat

Gambar 2.35 Bagan Alir Evaluasi Dampak Potensial pada Tahap Operasi

Kerangka Acuan (KA) 2 - 81


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

Tabel 2.30 Proses Pelingkupan Dampak Penting Hipotetik (DPH)


Deskripsi Pelingkupan
Pengelolaan
Rencana
Lingkungan yang Komponen
Kegiatan yang Dampak
Sudah Direncanakan Lingkungan Wilayah Batas Waktu
No Berpotensi Dampak Penting
Sejak Awal Sebagai Terkena Evaluasi Dampak Potensial Studi Kajian
Menimbulkan Potensial Hipotetik
Bagian dari Rencana Dampak
Dampak (DPH)
Kegiatan
Lingkungan
A Tahap Pra-Konstruksi
1. Sosialisasi Sebelum kegiatan Persepsi Perubahan Dinas Pendidikan Kabupaten Tulang Bawang Bukan
Program pembangunan dimulai Masyarakat Persepsi Barat akan melakukan sosialisasi program DPH
akan dilakukan Masyarakat Pembangunan Kawasan Pendidikan Terpadu
sosialisasi program secara transparan di Tiyuh yang terkait lokasi
kepada masyarakat kegiatan.
sekitar. Sosialisasi program secara transparan selain
akan memberikan pemahaman mengenai
bentuk-bentuk program, juga akan menimbulkan
dampak positif pada persepsi masyarakat.
Pemahaman warga masyarakat di sekitar
mengenai program Kawasan Pendidikan
Terpadu. akan mencegah dan mengurangi
potensi konflik yang dapat terjadi.
2. Pembebasan Penguasaan Perubahan Kegiatan pembebasan lahan akan mengubah Bukan - -
Lahan Lahan Penguasan hak penguasaan lahan oleh petani kepada DPH
Lahan pemerintah daerah. Dengan beralihnya hak
penguasaan lahan ini, maka pemilik lahan akan
kehilangan haknya untuk memproduksi dan
memanen hasil kebun/ladangnya. Dampak
perubahan penguasaan lahan ini hanya akan
dirasakan 1 (satu) keluarga pemilik lahan.
Karena lahan calon tapak proyek hanya dimiliki
oleh 1 (satu) orang, dan pemilik tanah memang
punya keinginan melepas lahannya demi
pembangunan daerahnya.

Kerangka Acuan (KA) 2 - 82


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

Deskripsi Pelingkupan
Pengelolaan
Rencana
Lingkungan yang Komponen
Kegiatan yang Dampak
Sudah Direncanakan Lingkungan Wilayah Batas Waktu
No Berpotensi Dampak Penting
Sejak Awal Sebagai Terkena Evaluasi Dampak Potensial Studi Kajian
Menimbulkan Potensial Hipotetik
Bagian dari Rencana Dampak
Dampak (DPH)
Kegiatan
Lingkungan
B Tahap Konstruksi
1. Penerimaan Kesempatan Peningkatan Kegiatan konstruksi Kawasan Pendidikan DPH Tiyuh Pulung Selama 2 bulan
Tenaga Kerja Kerja Kesempatan Terpadu akan memerlukan tenaga kerja Kencana, pada awal
Konstruksi Kerja sebanyak 162 orang yang akan membuka Kecamatan kegiatan
kesempatan kerja cukup besar untuk tenaga Tulang Bawang konstruksi
kerja lokal. Tengah
Bagi para pekerja tidak tetap, setiap kesempatan
kerja yang ada dianggap penting. Oleh karena itu
masyarakat sekitar akan sangat mengharapkan
dapat dilibatkan sebagai tenaga kerja dalam
kegiatan konstruksi.
Ditinjau dari intensitas dampak yang ditimbulkan
tergolong intensif, jumlah manusia yang terkena
dampak banyak, yakni pekerja dan keluarganya
dan membangkitkan dampak pada komponen
lain, yakni peluang berusaha, pendapatan, dan
persepsi masyarakat.
Peluang Peningkatan Kehadiran tenaga kerja konstruksi sebanyak 162 DPH Tiyuh Pulung Selama 1 - 2
Berusaha Peluang orang akan menghidupkan aktivitas Kencana, bulan pada
Berusaha perekonomian di wilayah sekitar tapak proyek. Kecamatan awal kegiatan
Para tenaga kerja yang membelanjakan Tulang Bawang konstruksi -
penghasilannya diprakirakan akan mendorong Tengah pertengahan
dan menghidupkan jenis-jenis usaha informal tahap
untuk pemenuhan kebutuhan pokok tenaga konstruksi.
kerja, seperti: warung makanan, kios rokok dan
lain-lain yang ada di sekitar tapak kegiatan.
Ditinjau dari intensitas dampak yang ditimbulkan
tergolong intensif, jumlah manusia yang terkena

Kerangka Acuan (KA) 2 - 83


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

Deskripsi Pelingkupan
Pengelolaan
Rencana
Lingkungan yang Komponen
Kegiatan yang Dampak
Sudah Direncanakan Lingkungan Wilayah Batas Waktu
No Berpotensi Dampak Penting
Sejak Awal Sebagai Terkena Evaluasi Dampak Potensial Studi Kajian
Menimbulkan Potensial Hipotetik
Bagian dari Rencana Dampak
Dampak (DPH)
Kegiatan
Lingkungan
dampak banyak, yakni pelaku usaha dan
keluarganya, dan membangkitkan dampak pada
komponen lain, yakni pendapatan dan persepsi
masyarakat.
Pendapatan Peningkatan Para tenaga kerja konstruksi dan para pelaku DPH Tiyuh Pulung Selama
Rumah Tangga Pendapatan usaha UMKM akan memperoleh upah kerja dan Kencana, kegiatan
Rumah Tangga pendapatan usahanya, sehingga pendapatannya Kecamatan konstruksi -
akan meningkat. Upah tenaga kerja tukang di Tulang Bawang pertengahan
Tulang Bawang Barat Rp. 150.000,-/hari (Rp Tengah tahap
3.900.000,-/bulan), sehingga pendapatan per konstruksi.
bulan lebih tinggi dibandingkan UMK di wilayah
KabupatenTulang Bawang Barat (Tahun 2017)
sebesar Rp. 1.939.948,25,-/bulan. Adapun
pendapatan usaha warung akibat belanja pekerja
proyek diperkirakan 10% dari omzet. Jika warung
yang melayani kebutuhan belanja para pekerja
ini sebanyak 5 warung, maka rata-rata per bulan
tiap warung memperoleh tambahan keuntungan
sebesar Rp 3.759.000,-.
Ditinjau dari intensitas dampak yang ditimbulkan
tergolong intensif, jumlah manusia yang terkena
dampak banyak, yakni para pekerja dan pelaku
usaha beserta keluarganya, dan membangkitkan
dampak turunan perubahan persepsi
masyarakat.
Persepsi Perubahan Penerimaan tenaga kerja konstruksi akan DPH Tiyuh Pulung Selama 1 bulan
Masyarakat Persepsi berdampak membuka kesempatan kerja, Kencana, pada awal
Masyarakat mendorong tumbuh dan berkembangnya usah Kecamatan kegiatan
konstruksi

Kerangka Acuan (KA) 2 - 84


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

Deskripsi Pelingkupan
Pengelolaan
Rencana
Lingkungan yang Komponen
Kegiatan yang Dampak
Sudah Direncanakan Lingkungan Wilayah Batas Waktu
No Berpotensi Dampak Penting
Sejak Awal Sebagai Terkena Evaluasi Dampak Potensial Studi Kajian
Menimbulkan Potensial Hipotetik
Bagian dari Rencana Dampak
Dampak (DPH)
Kegiatan
Lingkungan
mikro kecil di sekitar tapak kegiatan, dan Tulang Bawang
meningkatkan pendapatan pekerja dan pelaku Tengah
usaha, sehingga pada giliranya menumbuhkan
persepsi positif, terutama bagi pekerja dan
pelaku usaha kecil dan keluarganya.
Ditinjau dari intensitas dampak yang ditimbulkan
tergolong intensif, jumlah manusia yang terkena
dampak banyak, yakni para pekerja dan pelaku
usaha beserta keluarganya.
2. Mobilisasi Kualitas Udara Penurunan Peningkatan kadar debu PM10 diakibatkan DPH Lokasi Selama 3 bulan
Peralatan dan Kualitas Udara adanya ceceran bahan seperti pasir, tanah, permukiman pada awal
Material ataupun batuan untuk bahan bangunan dari yang dilalui setiap tahapan
quarry yang pada saat pengangkutan tidak mobilisasi kegiatan
tertutup dengan baik serta debu yang terangkat peralatan dan konstruksi
dari jalan akibat dilalui truk pengangkut peralatan material dilaksanakan.
dan bahan material. Demikian halnya
peningkatan kadar HC, SO2, NOx, CO di udara
ambien yang merupakan akibat dari
penambahan emisi gas buang dari truk
pengangkut bahan dan peralatan.
Dampak peningkatan kadar debu dan emisi gas
buang ini akan dirasakan oleh penduduk yang
tinggal di tepi kiri dan kanan jalan yang dilalui
oleh truk pengangkut bahan dan peralatan dari
Tulang Bawang Barat menuju lokasi kegiatan.
Mengingat pelaksanaan kegiatan pembangunan
ini akan dilaksanakan secara bertahap, maka
dampak penurunan kualitas udara ini
diperkirakan akan berlangsung lama. Dampak

Kerangka Acuan (KA) 2 - 85


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

Deskripsi Pelingkupan
Pengelolaan
Rencana
Lingkungan yang Komponen
Kegiatan yang Dampak
Sudah Direncanakan Lingkungan Wilayah Batas Waktu
No Berpotensi Dampak Penting
Sejak Awal Sebagai Terkena Evaluasi Dampak Potensial Studi Kajian
Menimbulkan Potensial Hipotetik
Bagian dari Rencana Dampak
Dampak (DPH)
Kegiatan
Lingkungan
penurunan kualitas udara ini pada gilirannya juga
berpotensi menurunkan kualitas sanitasi
lingkungan dan meningkatkan prevalensi
penyakit, terutama penyakit ISPA.
Kebisingan Peningkatan Kegiatan mobilisasi peralatan dan bahan DPH Lokasi Selama 3 bulan
Kebisingan material juga diprakirakan akan mengakibatkan permukiman pada awal
peningkatan kebisingan di pemukiman yang yang dilalui setiap tahapan
terletak di sekitar ruas jalan yang dilalui sehingga mobilisasi kegiatan
akan melebihi 55 dBA (baku mutu Kepmen LH peralatan dan konstruksi
No. 48/1996). Peningkatan kebisingan di jalan material dilaksanakan.
sangat dipengaruhi oleh jenis kendaraan,
frekuensi lewatnya kendaraan, kecepatan dan
kapasitas jalan yang dilalui maupun arah dan
kecepatan angin. Intensitas waktu yang
diperlukan untuk mobilisasi peralatan dan bahan
yang relatif berlangsung lama sehingga
diprediksikan dampak yang ditimbulkan akan
banyak dirasakan oleh penduduk sekitar jalan
dalam waktu yang lama.
Kemacetan Peningkatan Kegiatan mobilisasi peralatan dan material akan Bukan - -
Lalulintas kemacetan menggunakan kendaraan-kendaraan besar (truk, DPH
Lalulintas tronton, maupun trailer). Lalulintas kendaraan
pengangkut peralatan dan material konstruksi ini
diperkirakan dapat menimbulkan kepadatan
lalulintas jalan-jalan yang dilalui, terutama di
Kecamatan Tulang Bawang Tengah menuju ke
lokasi rencana kegiatan.
Namun dengan lokasi rencana kegiatan yang
tidak terletak di pusat kota/pusat perekonomian,

Kerangka Acuan (KA) 2 - 86


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

Deskripsi Pelingkupan
Pengelolaan
Rencana
Lingkungan yang Komponen
Kegiatan yang Dampak
Sudah Direncanakan Lingkungan Wilayah Batas Waktu
No Berpotensi Dampak Penting
Sejak Awal Sebagai Terkena Evaluasi Dampak Potensial Studi Kajian
Menimbulkan Potensial Hipotetik
Bagian dari Rencana Dampak
Dampak (DPH)
Kegiatan
Lingkungan
sehingga diperkirakan dampak kepadatan
lalulintas yang ditimbulkan tidak sampai
menimbulkan kemacetan lalulintas.
Kerusakan Peningkatan Mobilisasi peralatan dan bahan yang dilakukan DPH Sepanjang ruas Selama 3 bulan
Jalan Kerusakan dengan mempergunakan berbagai alat berat dan Tiyuh Pulung pada awal
Jalan truk berpotensi menimbulkan kerusakan jalan Kencana yang setiap tahapan
pada ruas jalan masuk ke lokasi proyek. Kondisi dilalui kegiatan kegiatan
kelas jalan yang tidak memungkinkan untuk mobilisasi konstruksi
menerima beban lebih dari 6 ton (saat ini kondisi peralatan dan dilaksanakan.
jalan sebagian rusak) ini, maka penggunaan material
jalan untuk kegiatan mobilisasi peralatan dan
bahan pada kegiatan pelaksanaan
Pembangunan Kawasan Pendidikan Terpadu
akan berakibat pada kerusakan jalan lingkungan
yang ada. Dampak kerusakan jalan ini akan
banyak dirasakan oleh masyarakat Tiyuh Pulung
Kencana khususnya.
Persepsi Perubahan Kegiatan mobilisasi peralatan dan material DPH Sepanjang ruas Selama 3 bulan
Masyarakat Persepsi diperkirakanakan menimbulkan dampak Tiyuh Pulung pada awal
Masyarakat penurunan kualitas udara, peningkatan Kencana yang setiap tahapan
kebisingan, dan peningkatan kerusakan jalan dilalui kegiatan kegiatan
yang pada gilirannya akan menimbulkan dampak mobilisasi konstruksi
perubahan persepsi masyarakat. peralatan dan dilaksanakan.
Dampak perubahan persepsi masyarakat akibat material
kegiatan mobilisasi peralatan dan material ini
tergolong besar/intensif, jumlah manusia yang
merasakan banyak, meliputi masyarakat yang
tinggal di kiri-kanan jalan dan para pengguna
ruas jalan ini, persebaran dampaknya juga luas,

Kerangka Acuan (KA) 2 - 87


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

Deskripsi Pelingkupan
Pengelolaan
Rencana
Lingkungan yang Komponen
Kegiatan yang Dampak
Sudah Direncanakan Lingkungan Wilayah Batas Waktu
No Berpotensi Dampak Penting
Sejak Awal Sebagai Terkena Evaluasi Dampak Potensial Studi Kajian
Menimbulkan Potensial Hipotetik
Bagian dari Rencana Dampak
Dampak (DPH)
Kegiatan
Lingkungan
yakni sepanjang jalur yang dilalui kendaraan
pengangkut peralatan dan material melalui ruas
jalan desa, akan menimbulkan dampak turunan
berupa perubahan persepsi masyarakat.
Prevalensi Peningkatan Dampak penurunan kualitas udara dan DPH Sepanjang Selama 3 bulan
Penyakit Prevalensi peningkatan kebisingan pada giliranya dapat ruas Tiyuh pada awal
Penyakit menimbulkan dampak lanjutan berupa Pulung setiap tahapan
peningkatn prevalensi penyakit. Meningkatnya Kencana yang kegiatan
kadar debu akan menibulkan prevalensi penyakit dilalui kegiatan konstruksi
terutama ISPA. Demikian halnya meningkatnya mobilisasi dilaksanakan.
kebisingan akan mengganggu kesehatan alata peralatan dan
pendengaran. material
3. Pengoperasian Undang-Undang Nomor Kualitas Air Penurunan Pengoperasian basecampa akan menghasillkan Bukan - -
Basecamp 18 tahun 2008 tentang Permukaan Kualitas Air limbah domestik, baik padat maupun cair, yang DPH
Pengelolaan Sampah. Permukaan apabila terbawa ke badan air sungai dapat
menyebabkan tercemarnya badan air dan
menyebabkan penurunan kualitas air
permukaan.
Namun demikian, pihak kontraktor telah memiliki
SOP pengelolaan limbah yang baku, sehingga
limbah yang dihasillkan dari kegiatan
pengoperasian basecamp dapat diminimalisir
sehingga tidak mencemari badan air di
sekitarnya/
Undang-Undang Nomor Persepsi Perubahan Menurunnya kualitas air permukaan (Way Bukan - -
18 tahun 2008 tentang Masyarakat Persepsi Macan) akibat pengoperasian basecamp akan DPH
Pengelolaan Sampah. Masyarakat mempengaruhi persepsi masyarakat yang
tinggal di sekitarnya (Tiyuh Pulung Kencana).

Kerangka Acuan (KA) 2 - 88


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

Deskripsi Pelingkupan
Pengelolaan
Rencana
Lingkungan yang Komponen
Kegiatan yang Dampak
Sudah Direncanakan Lingkungan Wilayah Batas Waktu
No Berpotensi Dampak Penting
Sejak Awal Sebagai Terkena Evaluasi Dampak Potensial Studi Kajian
Menimbulkan Potensial Hipotetik
Bagian dari Rencana Dampak
Dampak (DPH)
Kegiatan
Lingkungan
Namun apabila pihak kontraktor menjalankan
SOP pengelolaan limbah konstruksi dengan baik,
maka pencemaran terhadap badan air sungai di
sekitar lokasi kostruksi dapat dihindar, sehingga
tidak akan menimbulkan persepsi negatif di
masyarakat.
4. Penyiapan Lahan Kualitas Udara Penurunan Pengoperasian alat-alat berat untuk kegiatan Bukan - -
Kualitas Udara penyiapan lahan akan menimbulkan paparan DPH
debu dan emisi gas sehingga dapat
menyebabkan penurunan kualitas udara berupa
peningkatan kadar debu dan paparan emisi alat-
alat berat yang digunakan dalam meratakan
tapak lokasi kegiatan.
Namun jumlah alat berat yang digunakan tidak
banyak, dan masa penyiapan lahan yang tidak
berlangsng dalam jangka waktu lama, sehingga
diperkirakan paparan emisi tidak akan terlalu
signifikan.
Kebisingan Peningkatan Pengoperasian alat-alat berat dalam kegiatan Bukan - -
Kebisingan penyiapan lahan juga akan meningkatkan DPH
kebisingan di sekitar lokasi kegiatan.
Lahan yang akan digunakan untuk lokasi
Kawasan Pendidikan Terpadu umumnya berupa
kebun karet dan ladang, sehingga perlu
dibersihkan terlebih dahulu sebelum dapat
digunakan untuk konstruksi
Namun lahan yang akan dibersihkan cukup luas,
dan tidak seluruhnya berdekatan dengan

Kerangka Acuan (KA) 2 - 89


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

Deskripsi Pelingkupan
Pengelolaan
Rencana
Lingkungan yang Komponen
Kegiatan yang Dampak
Sudah Direncanakan Lingkungan Wilayah Batas Waktu
No Berpotensi Dampak Penting
Sejak Awal Sebagai Terkena Evaluasi Dampak Potensial Studi Kajian
Menimbulkan Potensial Hipotetik
Bagian dari Rencana Dampak
Dampak (DPH)
Kegiatan
Lingkungan
permukiman masyarakat. Dan kegiatan
penyiapan lahan dilaksanakan dalam waktu yang
tidak lama, sehingga diperkirakan dampak
kebisingan yang dirasakan masyarakat sekitar
tidak akan terlalu signifikan.
Aliran Peningkatan Kegiatan penyiapan lahan untuk tapak bangunan DPH - Rencana tapak Selama
Permukaan Aliran berupa pembersihan lahan (land clearing), proyek. kegiatan
Permukaan pengurugan dan penggalian tanah (cut and fill), konstruksi
pematangan dan pemadatan tanah akan berlangsung
merubah jenis tutupan lahan dan sifat fisik tanah
yang mengakibatkan menurunnya kemampuan
tanah untuk meresapkan dan mengintersep air
hujan. Hal tersebut akan mengakibatkan
semakin meningkatnya laju aliran permukaan.
Kegiatan pembersihan lahan (land clearing) akan
mengubah jenis tutupan lahan dari vegetasi
kebun karet, rumput dan semak belukar
(koefisien aliran permukaan Ctp=0,4) menjadi
tanah terbuka (koefisien aliran permukaan
Cp=0,85) dan munculnya horizon B tanah
dipermukaan dengan struktur tanah yang lebih
masif dan porositas tanah yang lebih rendah.
Keadaan ini akan mengakibatkan menurunnya
kemampuan tanah untuk meng-intersep air hujan
(hilangnya serapan akar, aliran batang, dan
tahanan tajuk) dan permeabilitas tanah menjadi
lambat (struktur tanah padat dan porositas
rendah) sehingga volume air hujan yang tertahan

Kerangka Acuan (KA) 2 - 90


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

Deskripsi Pelingkupan
Pengelolaan
Rencana
Lingkungan yang Komponen
Kegiatan yang Dampak
Sudah Direncanakan Lingkungan Wilayah Batas Waktu
No Berpotensi Dampak Penting
Sejak Awal Sebagai Terkena Evaluasi Dampak Potensial Studi Kajian
Menimbulkan Potensial Hipotetik
Bagian dari Rencana Dampak
Dampak (DPH)
Kegiatan
Lingkungan
semakin kecil. Hal tersebut akan mengakibatkan
semakin meningkatnya laju aliran permukaan.
Dampak peningkatan laju aliran permukaan
akibat kegiatan penyiapan lahan ini tergolong
besar, jumlah manusia yang merasakan sedikit,
persebaran dampaknya luas, yakni mencakup
seluruh tapak kegiatan, dan akan menimbulkan
dampak turunan berupa penurunan potensi air
tanah, penurunan kualitas air permukaan, dan
perubahan persepsi masyarakat.
Erosi Tanah Peningkatan Meningkatnya laju aliran permukaan akibat DPH Rencana tapak Selama
Erosi Tanah kegiatan penyiapan lahan akan membangkitkan proyek. kegiatan
dampak lanjutan berupa meningkatnya laju erosi konstruksi
tanah. Kondisi lapisan tanah atas (top soil) yang berlangsung
labil akibat sedang digali/ditimbun, maka masa
tanah mudah terbawa oleh aliran permukaan.
Meningkatnya erosi tanah akan menimbulkan
dampak lanjutan berupa pencemaran badan air
permukaan (Way Macan).
Potensi Air Penurunan Kegiatan penyiapan lahan untuk tapak bangunan DPH Sumur penduduk Selama
Tanah Potensi Air berupa pembersihan lahan (land clearing), terdekat dari kegiatan
Tanah pengurugan dan penggalian tanah (cut and fill), lokasi tapak konstruksi
pematangan dan pemadatan tanah akan proyek. berlangsung
merubah jenis tutupan lahan dan sifat fisik tanah
yang mengakibatkan menurunnya kemampuan
tanah untuk meresapkan dan mengintersep air
hujan. Hal tersebut akan mengakibatkan
semakin meningkatnya laju aliran permukaan
dan menurunkan potensi air tanah.

Kerangka Acuan (KA) 2 - 91


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

Deskripsi Pelingkupan
Pengelolaan
Rencana
Lingkungan yang Komponen
Kegiatan yang Dampak
Sudah Direncanakan Lingkungan Wilayah Batas Waktu
No Berpotensi Dampak Penting
Sejak Awal Sebagai Terkena Evaluasi Dampak Potensial Studi Kajian
Menimbulkan Potensial Hipotetik
Bagian dari Rencana Dampak
Dampak (DPH)
Kegiatan
Lingkungan
Masyarakat sekitar menggunakan sumur gali dan
sumur pompa sebagai sumber air bersih. Oleh
karena itu dampak penurunan potensi air tanah
ini akan dirasakan oleh masyarakat sekitar
proyek.
Kualitas Air Penurunan Penyiapan tapak bangunan berupa pembersihan DPH Sungai terdekat Selama
Permukaan Kualitas Air lahan (land clearing), pengurugan dan pengalian dari lokasi tapak kegiatan
Permukaan tanah (cut and fill), pematangan dan pemadatan proyek (Way konstruksi
tanah akan mengakibatkan meningkatnya aliran Macan) berlangsung
permukaan dan laju erosi tanah. Bahan tererosi
tersebut akan terbawa ke badan perairan sungai
di sekitar lokasi kegiatan, sehingga terjadi
penurunan kualitas air di sekitar lokasi kegiatan.
Dampak penurunan kualitas air permukaan akan
banyak dirasakan oleh masyarakat sekitar
proyek.
Vegetasi Darat Penurunan Penyiapan lahan berupa pembersihan lahan Bukan - -
Keanekaragam (land clearing) akan menimbulkan berkurangnya DPH
an Vegetasi keanekaragaman jenis vegetasi darat di sekitar
Darat lokasi rencana kegiatan karena akan mengubah
bentuk lahan yang semula tertutup oleh
tumbuhan menjadi lahan terbuka.
Namun area yang akan disiapkan untuk lahan
Kawasan Pendidikan Terpadu bukan area hutan,
melainkan area yang sudah terbuka, yang
didominasi oleh tanaman karet tua dan ladang
(singkong dan lainnya). Sehingga dampak
penurunan kenaekaramagan vegetasi darat tidak
akan signifikan.

Kerangka Acuan (KA) 2 - 92


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

Deskripsi Pelingkupan
Pengelolaan
Rencana
Lingkungan yang Komponen
Kegiatan yang Dampak
Sudah Direncanakan Lingkungan Wilayah Batas Waktu
No Berpotensi Dampak Penting
Sejak Awal Sebagai Terkena Evaluasi Dampak Potensial Studi Kajian
Menimbulkan Potensial Hipotetik
Bagian dari Rencana Dampak
Dampak (DPH)
Kegiatan
Lingkungan
Satwa Liar Penurunan Penyiapan tapak bangunan berupa pembersihan Bukan - -
Keanekaragam lahan (land clearing) akan menimbulkan DPH
an Satwa Liar berkurangnya keanekaragaman jenis vegetasi
darat di sekitar lokasi rencana kegiatan karena
akan mengubah bentuk lahan yang semula
tertutup oleh tumbuhan menjadi lahan terbuka.
Terbukanya lahan ini akan mengakibatkan
berkurangnya tempat tinggal satwa liar, sehingga
mereka akan berpindah untuk mencari
tempat/lingkungan yang lebih cocok untuk
habitatnya.
Namun area yang akan disiapkan untuk lahan
Kawasan Pendidikan Terpadu bukan area hutan,
melainkan area yang sudah terbuka, yang
didominasi oleh tanaman karet tua dan ladang
(singkong dan lainnya). Sehingga tidak ditemui
banyak satawa liar layaknya di hutan. Dengan
demikian dampak penurunan kenaekaramagan
satwa liar tidak akan signifikan.
Biota Perairan Penurunan Penyiapan tapak bangunan berupa pembersihan DPH Sungai terdekat Selama
Keanekaragam lahan (land clearing), pengurugan dan pengalian dari lokasi tapak kegiatan
an Biota tanah (cut and fill), pematangan dan pemadatan proyek (Way konstruksi
Perairan tanah akan mengubah jenis tutupan lahan dan Macan) berlangsung
sifat fisik tanah yang mengakibatkan
menurunnya kemampuan tanah untuk
meresapkan dan mengevapotranspirasi air
hujan. Hal tersebut akan mengakibatkan
semakin meningkatnya limpasan air permukaan.
Meningkatnya limpasan air permukaan dan

Kerangka Acuan (KA) 2 - 93


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

Deskripsi Pelingkupan
Pengelolaan
Rencana
Lingkungan yang Komponen
Kegiatan yang Dampak
Sudah Direncanakan Lingkungan Wilayah Batas Waktu
No Berpotensi Dampak Penting
Sejak Awal Sebagai Terkena Evaluasi Dampak Potensial Studi Kajian
Menimbulkan Potensial Hipotetik
Bagian dari Rencana Dampak
Dampak (DPH)
Kegiatan
Lingkungan
terjadinya perubahan struktur tanah akan
mengakibatkan semakin meningkatnya laju erosi
tanah. Bahan tererosi tersebut akan terbawa ke
badan perairan sungai di sekitar lokasi kegiatan,
sehingga terjadi penurunan kualitas air di sekitar
lokasi kegiatan. Penurunan kualitas air
permukaan tersebut, lebih lanjut akan
menimbulkan dampak tersier berupa terjadinya
penurunan kelimpahan dan keanekaragaman
biota perairan.
Produksi Penurunan Kegiatan penyiapan lahan untuk area Kawasan DPH - Tapak Selama
Pertanian Produksi Pendidikan Terpadu akan menghilangkan kegiatan kegiatan
Pertanian seluruh vegetasi budidaya yang diusahakan oleh Kawasan konstruksi
masyarakat di area tapak proyek, sehingga Pendidikan berlangsung
produksi hasil pertanian/perkebunan masyarakat Terpadu
akan menurun. Selain tanaman perkebunan - Tiyuh Pulung
berupa karet, di lokasi tapak proyek juda terdapat Kencana
tanaman budidaya singkong yang diusahakan
oleh petani penggarap.
Vektor Peningkatan Kegiatan penyiapan lahan akan menimbulkan DPH Permukiman Selama
Penyakit Vektor Penyakit timbulan sampah, sisa-sisa material terdekat sekitar kegiatan
pembersihan lahan, dan timbulnya genangan- lokasi tapak konstruksi
genangan sehingga memicu meningkatnya proyek berlangsung
populasi binatang vektor seperti lalat, tikus,
kecoak, dan nyamuk malaria yang pada akhirnya
dapat menimbulkan gangguan kesehatan
masyarkat sekitar. Jarak lokasi kegiatan dan
permukiman penduduk yang dekat

Kerangka Acuan (KA) 2 - 94


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

Deskripsi Pelingkupan
Pengelolaan
Rencana
Lingkungan yang Komponen
Kegiatan yang Dampak
Sudah Direncanakan Lingkungan Wilayah Batas Waktu
No Berpotensi Dampak Penting
Sejak Awal Sebagai Terkena Evaluasi Dampak Potensial Studi Kajian
Menimbulkan Potensial Hipotetik
Bagian dari Rencana Dampak
Dampak (DPH)
Kegiatan
Lingkungan
memungkinkan dampaknya akan dirasakan
penduduk sekitar.
Prevalensi Peningkatan Meningkatnya populasi binatang vektor seperti DPH Permukiman Selama
Penyakit Prevalensi lalat, tikus, kecoak, dan nyamuk malaria pada terdekat sekitar kegiatan
Penyakit gilirannya dapat menimbulkan gangguan lokasi tapak konstruksi
kesehatan pada masyarakat sekitar disebabkan proyek berlangsung
oleh berjangkitnya penyakit muntaber, pes, dan
malaria. Selain itu para pekerja konstruksi yang
terjangkiti oleh nyamuk malaria juga berpotensi
dapat menyebarkan penyakit kepada
masyarakat sehinggga akan meningkatan
prevalensi penyakit.
5. Konstruksi  Dipasang pagar seng Kualitas Udara Penurunan Kegiatan konstruksi bangunan gedung dan Bukan - -
Prasarana keliling setinggi 2,4 Kualitas Udara sarana prasarana akan menggunakan mesin- DPH
Pendidikan dan meter. mesin, seperti mesin las, potong, genset, dan lain
Fasilitas  Menggunakan alat sebagainya yang dapat menyebabkan
Penunjang. dan mesin yang pencemaran udara berupa emisi dan debu.
masih baik dan Namun faktor emisi dari alat-alat mesin
normal konstruksi yang umumnya sangat rendah, maka
pembakarannya. dampaknya tidak akan terlalu dirasakan
 Sampah konstruksi masyarakat sekitar.
segera dikumpulkan
setiap akhir jam kerja.
 Dilakukan penyiraman
tapak kerja.
Kebisingan Peningkatan Kegiatan konstruksi bangunan diprakirakan akan DPH - Permukiman Selama
Kebisingan mengakibatkan peningkatan kebisingan. Penduduk kegiatan
Kegiatan pemotongan keramik menggunakan Suku Satu. konstruksi
gurinda akan menimbulkan kebisinginan >50 berlangsung

Kerangka Acuan (KA) 2 - 95


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

Deskripsi Pelingkupan
Pengelolaan
Rencana
Lingkungan yang Komponen
Kegiatan yang Dampak
Sudah Direncanakan Lingkungan Wilayah Batas Waktu
No Berpotensi Dampak Penting
Sejak Awal Sebagai Terkena Evaluasi Dampak Potensial Studi Kajian
Menimbulkan Potensial Hipotetik
Bagian dari Rencana Dampak
Dampak (DPH)
Kegiatan
Lingkungan
dBA (baku mutu Kepmen LH No. 48/1996),
sehingga dapat menggaggu ketenangan
masyarakat sekitar, terutama masyarakat Suku
Satu. Lokasi kegiatan yang jaraknya tidak terlalu
jauh dari permukiman penduduk akan
menyebabkan dampak peningkatan kebisingan
ini akan dirasakan penduduk sekitar.
Kualitas Air Penurunan Adanya aktivitas konstruksi pembangunan DPH Way Macan Selama masa
Permukaan Kualitas Air Kawasan Pendidikan Terpadu dapat konstruksi
Permukaan menyebabkan terjadinya penurunan kualitas air
permukaan di sekitar daerah proyek. Pekerjaan
penggalian kolam renang dan danau buatan
akan menghasilkan tumpukan material galian
dan lumpur yang berpotensi masuk ke alur air
anak Way Macan, sehingga airnya menjadi keruh
dan kadar TSS meningkat.
Biota Perairan Penurunan Tercemarnya air permukaan Way Macan akan DPH Way Macan Selama masa
Keanekaragam menyebabkan terganggunya biota air yang hidup konstruksi
an Biota di badan air permukaan ini. Biota perairan yang
Perairan akan terkena dampak adalah plankton dan
benthos.
Vektor Peningkatan Kegiatan konstruksi prasarana pendidikan dan Bukan - -
Penyakit Vektor Penyakit fasilitas penunjang akan menghasilkan sampah DPH
sisa-sisa material. Namun sisa-sisa sampah ini
akan dikumpulkan setiap akhir jam kerja dan 3
hari sekali akan dibuang ke TPA.
Prevalensi Peningkatan Meningkatnya tingkat kebisingan akibat kegiatan DPH Permukiman Selama proses
Penyakit Prevalensi pemotongan keramik pada pekerjaan penduduk kegiatan
Penyakit pemasangan keramik dapat menimbulkan Suku Satu. konstruksi

Kerangka Acuan (KA) 2 - 96


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

Deskripsi Pelingkupan
Pengelolaan
Rencana
Lingkungan yang Komponen
Kegiatan yang Dampak
Sudah Direncanakan Lingkungan Wilayah Batas Waktu
No Berpotensi Dampak Penting
Sejak Awal Sebagai Terkena Evaluasi Dampak Potensial Studi Kajian
Menimbulkan Potensial Hipotetik
Bagian dari Rencana Dampak
Dampak (DPH)
Kegiatan
Lingkungan
gangguan pendengaran masyarakat sekitar
proyek. Sehingga meningkatnya kebisingan ini
akan menimbulkan dampak Peningkatan
Prevalensi Penyakit bagi masyarakat Suku Satu.
6. Penyediaan Air Potensi Air Penurunan Kebutuhan air untuk tahap konstruksi Bukan - -
Konstruksi Tanah Potensi Air diperkirakan sebesar 10,48 m3. Penyediaan air DPH
Tanah akan dipenuhi melalui pengoperasian sumur/ air
tanah dalam. Penyadapan air tanah melalui
sumur tanah dalam ini diperkirakan tidak akan
mempengaruhi ketersediaan air tanah bagi
masyarakat sekitar yang umumnya
menggunakan sumur tanah dangkal dan air
hujan
Persepsi Perubahan Kegiatan penyediaan air untuk kegiatan Bukan - -
Masyarakat Persepsi konstruksi akan dilakukan dengan cara DPH
Masyarakat pengambilan air tanah dalam.
Penyadapan air tanah melalui sumur tanah
dalam ini diperkirakan tidak akan mempengaruhi
ketersediaan air tanah bagi masyarakat sekitar
yang umumnya menggunakan sumur tanah
dangkal dan air hujan.
C Tahap Operasi
1. Penerimaan Kesempatan Peningkatan Kegiatan pengoperasian Kawasan Pendidikan DPH Kecamatan Selama 3 bulan
Tenaga Kerja Kerja Kesempatan Terpadu di Kabupaten Tulang bawang Barat, Tulang Bawang pada awal
Operasi Kerja akan memerlukan tenaga kerja sebanyak 212 Tengah kegiatan
orang yang terdiri dari guru dan operasional
karyawan/manajemen pendukung operasional
Kawasan Pendidikan Terpadu (86 orang).

Kerangka Acuan (KA) 2 - 97


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

Deskripsi Pelingkupan
Pengelolaan
Rencana
Lingkungan yang Komponen
Kegiatan yang Dampak
Sudah Direncanakan Lingkungan Wilayah Batas Waktu
No Berpotensi Dampak Penting
Sejak Awal Sebagai Terkena Evaluasi Dampak Potensial Studi Kajian
Menimbulkan Potensial Hipotetik
Bagian dari Rencana Dampak
Dampak (DPH)
Kegiatan
Lingkungan
Kesempatan kerja yang tercipta pada tahap
operasional tergolong banyak, meskipun belum
tentu seluruh pencari kerja memenuhi syarat
kualifikasi yang dibutuhkan. Apabila kebutuhan
tenaga kerja ini tidak bisa dipenuhi dari
Kecamatan Tulang Bawang Tengah, maka akan
direkrut dari kelurahan di sekitarnya.
Ditinjau dari intensitas dampak yang ditimbulkan
tergolong intensif, jumlah manusia yang terkena
dampak banyak, yakni pekerja dan keluarganya,
persebaran dampak luas, yakni seluruh
Kecamatan Tulang Bawang Tengah dan
sekitarnya, dan membangkitkan dampak pada
komponen lain, yakni peluang berusaha,
pendapatan, dan persepsi masyarakat.
Peluang Peningkatan Kehadiran tenaga kerja operasional Kawasan DPH Permukiman Selama
Berusaha Peluang Pendidikan Terpadu sebanyak 212 orang akan terdekat sekitar kegiatan
Berusaha menghidupkan aktivitas perekonomian di wilayah lokasi tapak operasional
sekitar tapak proyek. proyek (Tiyuh kawasan
Jika tenaga kerja pendatang membelanjakan Pulung Pendidikan
30% penghasilannya dan tenaga kerja lokal Kencana) Terpadu
membelanjakan 90% penghasilannya, maka berlangsung
besarnya uang yang beredar pada tahap
operasional diperkirakan akan cukup besar,
sehingga diprakirakan perputaran uang ini akan
mendorong aktivitas perekonomian lokal.
Ditinjau dari intensitas dampak yang ditimbulkan
tergolong intensif, jumlah manusia yang terkena

Kerangka Acuan (KA) 2 - 98


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

Deskripsi Pelingkupan
Pengelolaan
Rencana
Lingkungan yang Komponen
Kegiatan yang Dampak
Sudah Direncanakan Lingkungan Wilayah Batas Waktu
No Berpotensi Dampak Penting
Sejak Awal Sebagai Terkena Evaluasi Dampak Potensial Studi Kajian
Menimbulkan Potensial Hipotetik
Bagian dari Rencana Dampak
Dampak (DPH)
Kegiatan
Lingkungan
dampak banyak, yakni pelaku usaha dan
keluarganya, persebaran dampak luas, yakni
seluruh Tiyuh Pulung Kencana dan sekitarnya
(Kecamatan Tulang Bawang tengah), dan
membangkitkan dampak pada komponen lain,
yakni pendapatan dan persepsi masyarakat.
Pendapatan Peningkatan Penerimaan gaji tetap sesuai golongan ruang DPH Permukiman Selama
Rumah Tangga Pendapatan dan jabatan masing-masin bagi para terdekat sekitar kegiatan
Rumah Tangga pegawai/karyawan yang bekerja di Kawasan lokasi tapak operasional
Pendidikan Terpadu akan meningkatkan proyek (Tiyuh kawasan
pendapatan rumah tangganya. Demikian pula Pulung Pendidikan
para pelaku usaha dengan meningkatnya omzet Kencana) Terpadu
penjualan, maka tingkat keuntungn dan berlangsung
pendapatan yang diperoleh semakin meningkat.
Ditinjau dari intensitas dampak yang ditimbulkan
tergolong intensif, jumlah manusia yang terkena
dampak banyak, yakni para pekerja dan pelaku
usaha beserta keluarganya, persebaran dampak
luas, yakni seluruh Tiyuh Pulung Kencana dan
sekitarnya (Kecamatan Tulang Bawang Tengah),
dan membangkitkan dampak turunan perubahan
persepsi masyarakat, maka dampaknya perlu
dikaji secara cermat dan mendalam.
Persepsi Perubahan Terbukanya kesempatan kerja dan DPH Permukiman Selama
Masyarakat Persepsi berkembangnya peluang usaha, serta terdekat sekitar kegiatan
Masyarakat meningkatnya pendapatan masyarakat akibat lokasi tapak operasional
pengoperasian Kawasan Pendidikan Terpadu proyek (Tiyuh kawasan
pada gilirannya akan menumbuhkan persepsi Pulung Pendidikan
Kencana)

Kerangka Acuan (KA) 2 - 99


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

Deskripsi Pelingkupan
Pengelolaan
Rencana
Lingkungan yang Komponen
Kegiatan yang Dampak
Sudah Direncanakan Lingkungan Wilayah Batas Waktu
No Berpotensi Dampak Penting
Sejak Awal Sebagai Terkena Evaluasi Dampak Potensial Studi Kajian
Menimbulkan Potensial Hipotetik
Bagian dari Rencana Dampak
Dampak (DPH)
Kegiatan
Lingkungan
positif, terutama bagi pekerja dan pelaku usaha Terpadu
kecil dan keluarganya. berlangsung
Ditinjau dari intensitas dampak yang ditimbulkan
tergolong intensif, jumlah manusia yang terkena
dampak banyak, yakni para pekerja dan pelaku
usaha beserta keluarganya, persebaran dampak
luas, yakni seluruh Tiyuh Pulung Kencana dan
sekitarnya (Kecamatan Tulang Bawang Tengah).
2. Pengoperasian  Sampah organik akan Kualitas Air Penurunan Pengoperasian Kawasan Pendidikan Terpadu DPH Badan air Selama
Kawasan dikomposkan dengan Permukaan Kualitas Air akan menghasilkan limbah padat dan limbah terdekat dengan kegiatan
Pendidikan cara ditimbun di Permukaan cair. Volume limbah padat (sampah) diperkirakan lokasi tapak operasional
Terpadu lubang tanah (kowen). sebanyak 0,53 m3/hari. Limbah cair sebanyak proyek (danau di kawasan
 Sampah non organik 45,00 m3/hari. Sampah organik akan dikelola dalam lokasi dan Pendidikan
akan dikumpulkan di menjadi kompos, sedangkan sampah non- Sungai Way Terpadu
TPS, kemudian organik akan dikirim ke TPA. Limbah cair akan Macan) berlangsung
dibuang ke TPA. diolah di STP-Biotech System, setelah
 Limbah cair akan memenuhi syarat baku mutu kualitas lingkungan
diolah melalui STP- baru akan dilepas ke badan air permukaan.
Biotech.
Masuknya air limbah cair ini dikhawatirkan dapat
mengakibatkan penurunan kualitas air
permukaan apabila tidak dikelola secara baik dan
efisien.

Kerangka Acuan (KA) 2 - 100


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

Deskripsi Pelingkupan
Pengelolaan
Rencana
Lingkungan yang Komponen
Kegiatan yang Dampak
Sudah Direncanakan Lingkungan Wilayah Batas Waktu
No Berpotensi Dampak Penting
Sejak Awal Sebagai Terkena Evaluasi Dampak Potensial Studi Kajian
Menimbulkan Potensial Hipotetik
Bagian dari Rencana Dampak
Dampak (DPH)
Kegiatan
Lingkungan
 Sampah organik akan Biota Perairan Penurunan Pengelolaan sampah dan limbah cair yang DPH Badan air Selama
dikomposkan dengan Keanekaragam dihasilkan oleh kegiatan pengoperasian terdekat dengan kegiatan
cara ditimbun di an Biota Kawasan Pendidikan Terpadu dikhawatirkan lokasi tapak operasional
lubang tanah (kowen). Perairan dapat mencemari air permukaan apabilatidak proyek (danau di kawasan
 Sampah non organik dikelola secara baik dan efisien. dalam lokasi dan Pendidikan
akan dikumpulkan di Sungai Way Terpadu
Tercemarnya badan air di sekitar lokasi Kawasan
TPS, kemudian Macan) berlangsung
Pendidikan Terpadu dapat menimbulkan dampak
dibuang ke TPA.
terhadap biota perairan. Oleh karena itu
 Limbah cair akan
dampaknya perlu dikaji secara cermat dan
diolah melalui STP-
mendalam.
Biotech.
Peluang Peningkatan Beroperasinya Kawasan Pendidikan Terpadu DPH Permukiman Selama
Berusaha Peluang akan menimbulkan peluang berusaha bagi terdekat sekitar kegiatan
Berusaha masyarakat sekitar (Tiyuh Pulung Kencana). lokasi tapak operasional
Usaha yang dapat dikembangkan oleh proyek (Tiyuh kawasan
masyarakat cukup beragam, mulai dari warung Pulung Pendidikan
makan, fotocopy & alat tulis, toko Kencana) Terpadu
pakaian/seragam, antar jemput, dan lain berlangsung
sebagainya. Hal ini akan membangkitkan
dampak turunan berupa peningkatan
pendapatan rumah tangga dan perubahan
persepsi masyarakat.
Pendapatan Peningkatan Meningkatnya peluang berusaha bagi DPH Permukiman Selama
Rumah Tangga Pendapatan masyarakat sekitar lokasi Kawasan Pendidikan terdekat sekitar kegiatan
Rumah Tangga Terpadu akan menimbulkan peningkatan lokasi tapak operasional
pendapatan rumah tangga pada pelaku usaha. proyek (Tiyuh kawasan
Meningkatnya pendapatan rumah tangga ini Pulung Pendidikan
Kencana) Terpadu
berlangsung

Kerangka Acuan (KA) 2 - 101


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

Deskripsi Pelingkupan
Pengelolaan
Rencana
Lingkungan yang Komponen
Kegiatan yang Dampak
Sudah Direncanakan Lingkungan Wilayah Batas Waktu
No Berpotensi Dampak Penting
Sejak Awal Sebagai Terkena Evaluasi Dampak Potensial Studi Kajian
Menimbulkan Potensial Hipotetik
Bagian dari Rencana Dampak
Dampak (DPH)
Kegiatan
Lingkungan
akan menimbulkan persepsi positif terhadap
operasional Kawasan Pendidikan Terpadu.
Persepsi Perubahan Beroperasinya Kawasan Pendidikan Terpadu DPH Permukiman Selama
Masyarakat Persepsi akan menimbulkan perubahan persepsi di terdekat sekitar kegiatan
Masyarakat masyarakat sekitar lokasi kegiatan. lokasi tapak operasional
Limbah kegiatan operasional (apabila tidak proyek (Tiyuh kawasan
terkelol dengan baik) dapat menimbulkan Pulung Pendidikan
persepsi negatif. Namun demikian timbulnya Kencana) Terpadu
peluang berusaha akan disambut baik oleh berlangsung
masyarakat sekitar, dan dapat memberikan
persepsi positif.
Prevalensi Penngkatan Pengoperasian Kawasan Pendidikan Terpadu DPH - Kawasan Selama
Penyakit Prevalensi akan melibatkan banyak orang, mulai dari siswa, Pendidikan kegiatan
Penyakit guru, pegawai, hingga masyarakat sekitar lokasi Terpadu operasional
kegiatan. Pengoperasian kantin sebagai salah - Permukiman kawasan
satu pemenuhan kebutuhan operasional, turut terdekat sekitar Pendidikan
menimbulkan potensi penyebaran penyakit, lokasi tapak Terpadu
diantaranya melalui sanitasi yang kurang baik. proyek (Tiyuh berlangsung
Pulung
Apabila terjadi prevalensi penyakit di lingkungan
Kencana)
sekolah, maka dapat dengan cepat meyebar
hingga ke lingkungan permukiman sekitarnya.
3. Mobilisasi Siswa, Kualitas udara Penurunan Kegiatan mobilisasi siswa dan orang tua siswa DPH Lokasi jalan Selama
Karyawan, dan Kualitas Udara (antar jemput), serta guru dan karyawan yang sekitar lokasi kegiatan
Orang Tua Siswa menuju/kembali dari Kawasan Pendidikan kegiatan operasional
Terpadu akan menimbulkan emisi kendaraan kawasan
dan debu. Faktor emisi dari kendaraan berbahan Pendidikan
bakar solar adalah CO 35,57 gram/liter; NO2 Terpadu
39,53 gram/liter; HC 8,15 gram/liter. Faktor emisi berlangsung

Kerangka Acuan (KA) 2 - 102


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

Deskripsi Pelingkupan
Pengelolaan
Rencana
Lingkungan yang Komponen
Kegiatan yang Dampak
Sudah Direncanakan Lingkungan Wilayah Batas Waktu
No Berpotensi Dampak Penting
Sejak Awal Sebagai Terkena Evaluasi Dampak Potensial Studi Kajian
Menimbulkan Potensial Hipotetik
Bagian dari Rencana Dampak
Dampak (DPH)
Kegiatan
Lingkungan
dari kendaraan berbahan bakar bensin adalah
CO 462,63 gram/liter; NO2 21,35 gram/liter; HC
54,09 gram/liter (Sumber: Memprakirakan
Dampak Lingkungan Kualitas Udara, KLH,
2007).
Kebisingan Peningkatan Peningkatan kebisingan bersumber dari suara DPH Lokasi jalan Selama
kebisingan kendaraan yang menuju/kembali dari Kawasan sekitar lokasi kegiatan
Pendidikan Terpadu. kegiatan operasional
Dampak kebisingan ini akan mengganggu kawasan
ketengan masyarakat yang tinggal di sekitar Pendidikan
lokasi Kawasan Pendidikan Terpadu. Terpadu
berlangsung
Kemacetan Peningkatan Dampak kemacetan lalu lintas timbul akibat DPH Depan pintu Selama 3 tahun
Lalulintas Kemacetan banyaknya anak sekolah yang turun-naik gerbang awal
lalulintas kendaraan penjemput maupun angkutan umum Kawasan pengoperasian.
saat pagi berangkat sekolah dan siang hari Pendidikan
pulang sekolah. Banyaknya kerumunan anak Terpadu hingga
dan antrean mobil pengantar/penjemput serta 500 meter ruas
angkutan umum membuat kendaraan lain yang jalan ke arah
tidak mengangkut siswa ikut terhambat, utara dan
sehingga terjadi penyempitan jalur (bottleneck). selatan.
Dampak kemacetan lalu lintas ini akan dirasakan
banyak pengguna jalan, dampak akan ini
berlangsung lama, dan menimbulkan dampak
turunan perubahan persepsi masyarakat.
4. Penyediaan Air Sumber air bersih dari Potensi Air Penurunan Pengoperasian Kawasan Pendidikan Terpadu Bukan - -
Operasi sumur tanah dalam. Tanah Potensi Air akan membutuhkan suplai air sebanyak ± 91,90 DPH
Tanah m3/hari. Pemenuhan kebutuhan air bersih ini

Kerangka Acuan (KA) 2 - 103


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

Deskripsi Pelingkupan
Pengelolaan
Rencana
Lingkungan yang Komponen
Kegiatan yang Dampak
Sudah Direncanakan Lingkungan Wilayah Batas Waktu
No Berpotensi Dampak Penting
Sejak Awal Sebagai Terkena Evaluasi Dampak Potensial Studi Kajian
Menimbulkan Potensial Hipotetik
Bagian dari Rencana Dampak
Dampak (DPH)
Kegiatan
Lingkungan
akan dipenuhi dari sumur tanah dalam (deep
weel). Pengambilan air melalui sumur tanah
dalam berarti mengambil air dari aquifer yang
berbeda dengan air tanah dangkal. Masyarakat
sekitar tapak proyek memperoleh air bersih dari
air tanah dangkal. Dengan demikian penyediaan
air bersih untuk pengoperasian Kawasan
Pendidikan Terpadu dihipotesakan tidak
berdampak penting terhdapa potensi air tanah
masyarakat sekitar.
Persepsi Perubahan Karena pemenuhan kebutuhan air bersih Bukan - -
Masyarakat Persepsi pengoperasian Kawasan Pendidikan Terpadu DPH
Masyarakat akan dipenuhi dari sumur tanah dalam (deep
weel) dan tidak akan berpengaruh terhadap
potensi air tanah masyarakat sekitar, maka
dampak persepsi masyarakat akibat penyediaan
air untuk pengoperasian Kawasan Pendidikan
Terpadu tidak perlu dikaji secara cermat dan
mendalam.
Sumber: Hasil Brainstorming TIM AMDAL (2017)

Kerangka Acuan (KA) 2 - 104


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

Berdasarkan Tabel Proses Pelingkupan di atas, maka seecara ringkas hasil evaluasi
dampak potensial menjadi dampak penting hipotetik kegiatan Pembangunan Kawasan
Pendidikan Terpadu di Tiyuh Pulung Kencana, Kecamatan Tulang Bawang Tengah,
Kabupaten Tulang Bawang Barat, Provinsi Lampung sebagaimana Tabel 2.31.

Kerangka Acuan (KA) 2 - 105


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

Tabel 2.31 Ringkasan Hasil Evaluasi Dampak Potensial Menjadi Dampak Penting Hipotetik
KOMPONEN KEGIATAN
KOMPONEN LINGKUNGAN A B C KETERANGAN
1 2 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4
A. GEOFISIK - KIMIA
1 Kualitas Udara √ X X √ A. PRA-KONSTRUKSI
2 Kebisingan √ X √ √ 1. Sosialisasi Program
3 Aliran Permukaan √ 2. Pengadaan Tanah
4 Erosi Tanah √
5 Potensi Air Tanah √ X X B. KONSTRUKSI
6 Kualitas Air Permukaan X √ √ √ 1. Penerimaan Tenaga Kerja Konstruksi
7 Kemacetan Lalu Lintas X √ 2. Mobilisasi Peralatan & Material
8 Kerusakan Jalan √ 3. Pengoperasian Base Camp
B. BIOLOGI 4. Penyiapan Lahan
1 Vegetasi Darat X 5. Konstruksi Prasarana Pendidikan dan Fasilitas Penunjang
2 Satwa Liar X 6. Penyediaan Air Konstruksi
3 Biota Perairan √ √ √
C. SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA C. OPERASI
1 Penguasaan Lahan X 1. Penerimaan Tenaga Kerja Operasi
2 Kesempatan Kerja √ √ 2. Pengoperasian Kawasan Pendidikan Terpadu
3 Peluang Berusaha √ √ √ 3. Mobilisasi Siswa, Karyawan, dan Orang Tua Siswa
4 Produksi Pertanian √ 4. Penyediaan Air Operasi
5 Pendapatan Rumah Tangga √ √ √
6 Persepsi Masyarakat X √ √ X √ √ X √ √ X
D. KESEHATAN MASYARAKAT
1 Vektor Penyakit √ X X = Dampak Potensial
2 Prevalensi Penyakit √ √ √ √ √ = Dampak Penting Hipotetik
Sumber: Hasil Brainstorming Tim AMDAL (2017)

Kerangka Acuan (KA) 2 - 106


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

2.5 BATAS WILAYAH STUDI DAN BATAS WAKTU KAJIAN

2.5.1 Batas Wilayah Studi

Penarikan batas wilayah studi dilakukan dengan memperhatikan komponen dampak penting
lingkungan yang akan ditelaah secara cermat dan mendalam serta potensi persebaran
dampak terhadap lingkungan. Oleh karena itu dalam menentukan batas wilayah studi
AMDAL kegiatan pembangunan Kawasan Pendidikan Terpadu perlu mempertimbangkan
4 (empat) elemen, yaitu: batas proyek, batas ekologis, batas sosial, dan batas administrasi.

A. Batas Proyek

Batas proyek adalah tapak proyek rencana kegiatan pembangunan Kawasan Pendidikan
Terpadu Kawasan Pendidikan Terpadu akan dilaksanakan, yakni meliputi seluruh areal
rencana pembangunan Kawasan Pendidikan Terpadu , yaitu seluas ± 129.836 m2
(12,98 Ha).

B. Batas Ekologis

Batas ekologis adalah ruang persebaran dampak menurut media transportasi limbah (air,
udara), dimana proses alami yang berlangsung diperkirakan akan mengalami perubahan
mendasar. Batas ekologis dimaksud ditentukan dengan memperhatikan perkiraan luas
persebaran dampak, yaitu radius pengaruh terhadap kualitas air permukaan dan kualitas
udara serta kebisingan yang ditimbulkannya.

Dampak pencemaran air permukaan, yakni Way Macan diperkirakan akan menyebar melalui
alur air dari tapak proyek masuk ke anak Way Macan dan tersebawa aliran hingga di bawah
jembata Way Macan. Dampak polusi udara dan kebisingan diperkirakan akan dirasakan oleh
masyarakat sekitar 200 meter kiri- kanan jalan yang dilalui kendaraan proyek.

C. Batas Sosial

Batas sosial adalah ruang disekitar rencana usaha yang merupakan tempat berlangsungnya
interaksi sosial yang mengandung nilai tertentu yang sudah mapan (sistem sosial), sesuai
dengan proses dinamika suatu kelompok masyarakat yang diprakirakan akan mengalami
perubahan mendasar akibat rencana usaha atau kegiatan. Kegiatan pembangunan
Kawasan Pendidikan Terpadu diprakirakan akan menimbulkan dampak perubahan sosial

Kerangka Acuan (KA) 2 - 107


Amdal Kawasan Pendidikan Terpadu Kabupaten Tulang Bawang Barat

pada masyarakat sekitar, yakni masyarakat Suku Satu dan Suku Dua, Tiyuh Pulung
Kencana, Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Kabupaten Tulang Bawang Barat.

D. Batas Administratif

Batas administrasi adalah ruang dimana masyarakat dapat secara leluasa melakukan
kegiatan sosial ekonomi dan sosial budaya sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Batas administrasi dalam studi AMDAL ini adalah wilayah Tiyuh Pulung
Kencana, Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Kabupaten Tulang Bawang Barat.

E. Batas Wilayah Studi

Adapun yang dimaksud batas wilayah studi ANDAL kegiatan pembangunan Kawasan
Pendidikan Terpadu adalah resultante dari batas-batas tersebut di atas. Batas wilayah studi
AMDAL kegiatan pembangunan Kawasan Pendidikan Terpadu di Tiyuh Pulung Kencana,
Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Kabupaten Tulang Bawang Barat.sebagaimana
disajikan pada Peta Batas Wilayah Studi (Gambar 2.36).

2.5.2 Batas Waktu Kajian

Batas waktu kajian perlu diidentifikasi secara jelas, karena hal ini akan digunakan dalam
melakukan prakiraan dan evaluasi dampak dalam kajian AMDAL. Setiap dampak penting
hipotetik yang dikaji memiliki batas waktu kajian tersendiri. Penentuan batas waktu kajian ini
selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk melakukan penentuan perubahan rona
lingkungan tanpa adanya rencana usaha dan/atau kegiatan atau dengan adanya rencana
usaha dan/atau kegiatan. Batas waktu kajian masing-masing dampak penting hipotetik
sebagaimana tercantum pada Tabel 2.30.

Kerangka Acuan (KA) 2 - 108


Gambar 2.36 Peta Batas Wilayah Studi

Anda mungkin juga menyukai