Anda di halaman 1dari 37

Analisis Dampak Lingkungan Hidup

BAB IV
EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP
DAMPAK LINGKUNGAN

4.1 EVALUASI DAMPAK PENTING LINGKUNGAN

Evaluasi dampak penting lingkungan yang timbul akibat Kegiatan Pembangunan Shortcut
Jalur Rel Kereta Api Tegineneng-Tarahan, di Kabupaten Lampung Selatan dan Kota
Bandar Lampung, Provinsi Lampung dilakukan melalui: (1) telaahan holistik terhadap
dampak penting hipotetik (DPH) dan (2) telaahan dampak kumulatif lingkungan. Secara
rinci evaluasi dampak penting lingkungan ini diuraikan sebagai berikut.

4.1.1 Telaah Holistik terhadap Dampak Penting Hipotetik


Pada dasarnya setiap komponen lingkungan tidak ada yang berdiri sendiri ( independent).
Perubahan mendasar yang dialami oleh suatu komponen lingkungan akibat kegiatan
(dampak primer) akan membawa akibat lanjutan pada perubahan komponen lingkungan
lainnya (dampak sekunder). Dampak sekunder pada komponen lingkungan ini selanjutnya
akan membangkitkan perubahan pula pada komponen lingkungan lainnya (dampak
tersier). Demikian seterusnya, hingga di berbagai komponen dampak penting lingkungan
tersebut terjalin hubungan sebab akibat. Oleh karena itu evaluasi dampak penting
lingkungan perlu dilakukan secara holistik, sehingga diharapkan mampu melacak
hubungan sebab akibat antara komponen rencana kegiatan dan komponen lingkungan
yang terkena dampak, ordo dampak (primer, sekunder, tersier, dst), dan keterkaitan antar
dampak.
Untuk melakukan evaluasi dampak penting secara holistik, maka digunakan alat bantu
berupa matrik evaluasi dampak dan bagan alir evaluasi dampak. Matrik Evaluasi Dampak
Penting dan Bagan Alir Evaluasi Dampak Penting Lingkungan Kegiatan Pembangunan
Shortcut Jalur Rel Kereta Api Tegineneng-Tarahan, di Kabupaten Lampung Selatan dan
Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung disajikan pada Tabel 4.1 dan Gambar 4.1.

Kegiatan Pembangunan Shortcut Jalur Kereta Api Tegineneng - Tarahan 4-1


Analisis Dampak Lingkungan Hidup

Tabel 4.1 Matriks Evaluasi Dampak Penting Lingkungan


KOMPONEN KEGIATAN KETERANGAN
KOMPONEN LINGKUNGAN A B C
1 2 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4
A. GEOFISIK - KIMIA
1 Kualitas Udara -P -P  A. PRA-KONSTRUKSI
2 Kebisingan -TP -TP -P 1. Sosialisasi Rencana Kegiatan
3 Getaran -P -P 2. Pembebasan Lahan
4 Aliran Permukaan -P
5 Erosi Tanah -P
6 Banjir/genangan
7 Kualitas Air Permukaan -TP
8 Gangguan Lalu Lintas -P
9 Kerusakan Jalan -P
B. BIOLOGI
1 Biota Darat
2 Biota Perairan
C. SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA
1 Penguasaan Lahan -P
2 Kesempatan Kerja +P +P
3 Peluang Berusaha
4 Produksi Pertanian/ Perkebunan -TP
5 Pendapatan Rumah Tangga +P +P
6 Persepsi Masyarakat -P +P -P -P -P +P -P
D. KESEHATAN MASYARAKAT
1 Estetika Lingkungan
2 Vektor Penyakit
3 Prevalensi Penyakit
4 Kecelakaan Kerja
Sumber: Hasil Analisis Tim AMDAL (2019)

Kegiatan Pembangunan Shortcut Jalur Kereta Api Tegineneng - Tarahan 4-2


Analisis Dampak Lingkungan Hidup

OPERASI
PRA-KONSTRUKSI KONSTRUKSI

Pembebasan Penyiapan Penerimaan Mobilisasi Konstruksi Rel Pengoperasian


Lahan Lahan Tenaga Kerja Peralatan dan Kereta & Fasilitas Rel Kereta Api
Material Penunjang

Penguasaan Aliran Produktivitas Kesempatan Keemacetan Kerusakan Kebisingan Kualitas Getaran


Lahan Permukaan Pertanian Kerja Lalulintas Jalan Udara
Jalan

Erosi Tanah Pendapatan


Rumah
Tangga

Kualitas Air
Permukaan

Persepsi Masyarakat

Gambar 4.1 Diagram Evaluasi Dampak Lingkungan Hidup

Kegiatan Pembangunan Shortcut Jalur Kereta Api Tegineneng - Tarahan 4-3


Analisis Dampak Lingkungan Hidup

Tampak bahwa berbagai komponen Kegiatan Pembangunan Shortcut Jalur Rel Kereta
Api Tegineneng-Tarahan, di Kabupaten Lampung Selatan dan Kota Bandar Lampung,
Provinsi Lampung pada tahap konstruksi dan operasi akan menimbulkan dampak penting
terhadap komponen geofisik-kimia dan sosio ekonomi budaya. Secara ringkas hasil
evaluasi dampak penting lingkungan Kegiatan Pembangunan Shortcut Jalur Rel Kereta
Api Tegineneng-Tarahan, di Kabupaten Lampung Selatan dan Kota Bandar Lampung,
Provinsi Lampung sebagai berikut:

(1) Terdapat 8 jenis komponen kegiatan Pembangunan Shortcut Jalur Rel Kereta Api
Tegineneng-Tarahan, di Kabupaten Lampung Selatan dan Kota Bandar Lampung,
Provinsi Lampung yang menimbulkan dampak penting lingkungan. Komponen
kegiatan yang paling banyak menimbulkan dampak penting lingkungan adalah
kegiatan pengoperasian rel kereta api yang menimbulkan 4 jenis dampak penting
lingkungan.

(2) Terdapat 11 komponen lingkungan yang terkena dampak penting akibat kegiatan
Pembangunan Shortcut Jalur Rel Kereta Api Tegineneng-Tarahan, di Kabupaten
Lampung Selatan dan Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung. Komponen
lingkungan yang paling banyak terkena dampak penting adalah persepsi masyarakat,
yakni terkena dampak oleh 7 kegiatan.

(3) Total dampak lingkungan yang terjadi sebanyak 25 buah dampak lingkungan, terdiri
dari 6 dampak penting positif, 15 dampak penting negatif, dan 4 dampak tidak penting
negatif.

(4) Pada tahap konstruksi kegiatan penerimaan tenaga kerja konstruksi akan
menimbulkan dampak positif penting terbukanya kesempatan kerja. Terbukanya
kesempatan kerja ini selanjutnya menimbulkan dampak penting sekunder
meningkatnya pendapatan rumah tangga pekerja, dan persepsi positif masyarakat.
Disisi lain kegiatan mobilisasi peralatan dan material akan membangkitkan
seperangkat dampak penting negatif penurunan kualitas udara dan kerusakan jalan.
Kegiatan penyiapan lahan akan menimbulkan dampak penting negatif peningkatan
laju aliran permukaan, erosi tanah, sehingga menimbulkan dampak persepsi negatif
masyarakat. Kegiatan konstruksi pembangunan jalur rel kereta api akan menimbulkan
dampak negatif meningkatnya getaran dan gangguan lalu lintas, sehingga

Kegiatan Pembangunan Shortcut Jalur Kereta Api Tegineneng - Tarahan 4-4


Analisis Dampak Lingkungan Hidup

menimbulkan dampak penting persepsi negatif masyarakat. Demikian halnya


pelaksanaan konstruksi pembangunan fasilitas penunjang akan memicu timbulnya
dampak persepsi negatif masyarakat terhadap kehadiran proyek.

(5) Pada tahap operasi kegiatan penerimaan tenaga kerja/karyawan untuk operasi akan
menimbulkan dampak penting positif terbukanya kesempatan kerja. Terbukanya
kesempatan kerja ini selanjutnya menimbulkan dampak penting sekunder
meningkatnya pendapatan rumah tangga, serta persepsi positif masyarakat. Disisi
lain kegiatan pengoperasian rel kereta api akan menimbulkan dampak negatf
lingkungan berupa menurunnya kualitas udara, meningkatnya tingkat kebisingan,
dan getaran.

4.1.2 Telaahan Dampak Kumulatif

Dampak lingkungan dikatakan bersifat kumulatif apabila suatu dampak lingkungan yang
disebabkan oleh dua atau lebih kegiatan berlangsung dalam waktu dan ruang bersamaan.
Berdasarkan telaahan terhadap tahapan kegiatan dan ruang persebaran dampak
lingkungan yang mungkin timbul, maka terdapat dampak penting lingkungan yang akan
berlangsung bersamaan dalam ruang dan waktu sehingga bersifat komulatif. Dampak
penting lingkungan bersifat komulatif dimaksud adalah:

 Pada tahap konstruksi dampak penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan
akibat kegiatan mobilisasi peralatan dan material akan berakumulasi dengan dampak
penurunan kualitas udara dan kerusakan jalan akibat aktivitas trasportasi masyarakat
baik kendaraan motor roda dua mapun kendaraan bermotor roda empat yang
mengangkut hasil bumi maupun barang dagangan kebutuhuhan hidup sehari-hari.

 Pada tahap operasi dampak penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan
akibat kegiatan pengoperasian rel kereta api akan berakumulasi dengan dampak
penurunan kualitas udara dan kebisingan akibat pengoperasian jalan tol yang
letaknya berimpit dan sejajar dengan jalur rel kereta api Tegineneng-Tarahan. Selain
itu di lokasi perpotongan dengan jalan raya, penurunan kualitas udara dan
peningkatan kebisingan akibat kegiatan pengoperasian rel kereta api juga akan
berakumulasi dengan dampak penurunan kualitas udara dan kebisingan akibat
pengoperasian jalan raya.

Kegiatan Pembangunan Shortcut Jalur Kereta Api Tegineneng - Tarahan 4-5


Analisis Dampak Lingkungan Hidup

4.2 ARAHAN RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN RENCANA


PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL-RPL)

Arahan rencana pengelolaan lingkungan hidup dan rencana pemantauan lingkungan hidup
disusun guna menetapkan jenis dampak lingkungan hidup apa saja yang perlu dikelola
dan dipantau dampaknya, sehingga kegiatan pengelolaan lingkungan bisa dilaksanakan
secara efektif dan efisien. Pengelolaan lingkungan hidup dan pemantauan lingkungan
hidup harus layak secara ekonomi. Biaya yang dikeluarkan untuk pengelolaan dan
pemantauan perlu diperhatikan mengingat kegiatan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup berlangsung sepanjang usia usaha dan/atau kegiatan.

Rencana pengelolaan lingkungan hidup dan pemantauan lingkungan hidup dilakukan


terhadap dampak penting dan dampak tidak penting. Meskipun demikian tidak seluruh
dampak tidak penting harus dikelola. Diagram alir berikut ini menjelaskan arahan jenis
dampak lingkungan yang harus dikelola dan dipantau dan jenis dampak lingkungan yang
tidak dikelola dan tidak dipantau.

Gambar 4.2 Identifikasi Dampak-Dampak Lingkungan yang Harus Dikelola dan Dipantau dan
Dampak-Dampak Lingkungan yang Tidak Dikelola dan Tidak Dipantau

Kegiatan Pembangunan Shortcut Jalur Kereta Api Tegineneng - Tarahan 4-6


Analisis Dampak Lingkungan Hidup

Berdasarkan Gambar 4.3 dapat ditarik kesimpulan sebagai arahan pengelolaan


lingkungan hidup dan pemantauan lingkungan hidup sebagai berikut:

a. Dampak Penting Hipotetik (DPH) yang setelah dilakukan prakirakan, dampaknya


menjadi dampak penting, maka akan dikelola dan dipantau.

b. Dampak Tidak Penting Hipotetik (DTPH) yang telah memiliki SOP dan atau sudah
sejak semula direncanakan kegiatan pengelolaanya sebagai bagian dari
perencanaan, maka dampaknya akan dikelola dan dipantau;

c. Dampak Tidak Penting (DTP) yang menjadi kekhawatiran masyarakat, maka


dampaknya akan dikelola dan dipantau.

d. Dampak Tidak Penting (DTP) yang tidak menjadi kekhawatiran masyarakat, maka
dampaknya tidak akan dikelola dan tidak akan dipantau.

e. Dampak Tidak Penting Hipotetik (DTPH) yang tidak memiliki SOP dan atau tidak
direncanakan kegiatan pengelolaanya sejak semula dalam perencanaan, maka
dampaknya tidak akan dikelola dan tidak akan dipantau.

Berdasarkan kriteria di atas, maka dalam rencana pengelolaan lingkungan hidup dan
rencana pemantauan lingkungan hidup akan dikelompokkan menjadi 2 (dua), yakni 1. RKL
dan RPL Dampak Penting dan 2. RKL-RPL Dampak Lain. Termasuk dalam kelompok
dampak penting adalah jenis dampak poin a, sedangkan termasuk kelompok dampak lain
adalah jenis dampak poin b dan c.

Secara ringkas jenis dampak penting yang akan dikelola dan dipantau sebagaimana
Tabel 4.2 sedangkan dampak lain yang akan dikelola dan akan dipantau disajikan pada
Tabel 4.3.

Tabel 4.2 Arahan Jenis Dampak Penting yang Akan Dikelola dan Akan Dipantau
No Komponen Kegiatan Jenis Dampak Lingkungan
A Tahap Pra Konstruksi  
1 Pembebasan Lahan 1. Perubahan penguasaan lahan
2. Perubahan persepsi masyarakat
B Tahap Konstruksi  
1 Penerimaan Tenaga Kerja Konstruksi 3. Peningkatan kesempatan kerja
4. Peningkatan pendapatan rumah tangga
5. Perubahan persepsi masyarakat
2 Mobilisasi Peralatan dan Material 6. Penurunan kualitas udara

Kegiatan Pembangunan Shortcut Jalur Kereta Api Tegineneng - Tarahan 4-7


Analisis Dampak Lingkungan Hidup

No Komponen Kegiatan Jenis Dampak Lingkungan

7. Peningkatan kerusakan jalan


3 Penyiapan Lahan 8. Peningkatan aliran permukaan
9. Peningkatan erosi tanah
10.Perubahan persepsi masyarakat
4 Pembangunan Rel Kereta Api 11.Peningkatan getaran
12.Peningkatan gangguan lalulintas
13.Perubahan persepsi masyarakat
14.Perubahan persepsi masyarakat
C Tahap Operasi
1 Penerimaan Tenaga Kerja Operasi 15.Peningkatan kesempatan kerja
16.Peningkatan pendapatan rumah tangga
17.Perubahan persepsi masyarakat
2 Pengoperasian Jalur Rel Kereta Api 18.Penurunan kualitas udara
Barang 19.Peningkatan tingkat kebisingan
20.Peningkatan getaran
21.Perubahan persepsi masyarakat
Sumber: Hasil Analisis Tim AMDAL (2019)

Tabel 4.3 Arahan Jenis Dampak Lain yang Akan Dikelola dan Akan Dipantau
No Komponen Kegiatan Jenis Dampak Lingkungan Keterangan
A Tahap Pra-Konstruksi
1 Sosialisasi program 1. Perubahan persepsi Direncanakan sejak awal
masyarakat pengelolaannya
B Tahap Konstruksi
1 Mobilisasi peralatan dan 1. Peningkatan kebisingan Kekhawatiran masyarakat
material
2. Gangguan lalu lintas Direncanakan sejak awal
pengelolaannya
3. Kecelakaan kerja Direncanakan sejak awal
pengelolaannya sesuai SOP
2 Pengoperasian base camp 4. Penurunan kualitas air Direncanakan sejak awal
permukaan pengelolaannya
(Implementasi Undang-
Undang Nomor 18 tahun
2008 tentang Pengelolaan
Sampah.)
5. Peningkatan vektor Direncanakan sejak awal
penyakit pengelolaannya
(Implementasi Undang-
Undang Nomor 18 tahun
2008 tentang Pengelolaan
Sampah.)
3 Penyiapan lahan 6. Peningkatan resiko Kekhawatiran masyarakat

Kegiatan Pembangunan Shortcut Jalur Kereta Api Tegineneng - Tarahan 4-8


Analisis Dampak Lingkungan Hidup

No Komponen Kegiatan Jenis Dampak Lingkungan Keterangan


banjir/genangan dan Direncanakan sejak awal
pengelolaannya.
7. Penurunan kualitas air Direncanakan sejak awal
permukaan. pengelolaannya.
8. Penurunan estetika Direncanakan sejak awal
lingkungan pengelolaannya
9. Peningkatan resiko Direncanakan sejak awal
kecelakaan kerja pengelolaannya sesuai SOP.
4 Pembangunan Rel Kereta Api 10. Penurunan Kualitas Direncanakan sejak awal
Udara pengelolaannya
11. Penurunan kualitas air Direncanakan sejak awal
permukaan pengelolaannya sesuai SOP.
12. Peningkatan resiko Direncanakan sejak awal
banjir/genangan pengelolaannya sesuai SOP.
13. Kecelakaan kerja Direncanakan sejak awal
pengelolaannya sesuai SOP
5 Konstruksi fasilitas penunjang 14. Penurunan Kualitas Direncanakan sejak awal
Udara pengelolaannya
15. Kecelakaan kerja Direncanakan sejak awal
pengelolaannya sesuai SOP
C Tahap Operasi
1 Pengoperasian Jalur Rel kereta 16. Kecelakaan kerja Direncanakan sejak awal
Api pengelolaannya sesuai SOP
2 Pemeliharaan Jalur Rel Kereta 17. Perubahan persepsi Direncanakan sejak awal
Api masyarakat pengelolaannya
3 Pengelolaan Limbah, Sampah, 18. Penurunan kualitas udara Direncanakan sejak awal
Limbah B3 pengelolaannya sesuai SOP
19. Penurunan kualitas air Direncanakan sejak awal
permukaan pengelolaannya sesuai SOP
20. Penurunan estetika Direncanakan sejak awal
lingkungan pengelolaannya sesuai SOP
21. Peningkatan populasi Direncanakan sejak awal
vektor penyakit pengelolaannya sesuai SOP
Sumber: Hasil Analisis Tim AMDAL (2019)

4.3 KELAYAKAN LINGKUNGAN HIDUP

Penilaian kelayakan lingkungan hidup atas rencana usaha dan/atau Kegiatan


Pembangunan Shortcut Jalur Rel Kereta Api Tegineneng-Tarahan, di Kabupaten
Lampung Selatan dan Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung dilaksanakan dengan
mempertimbangkan 10 kriteria kelayakan lingkungan sebagai berikut:

Kegiatan Pembangunan Shortcut Jalur Kereta Api Tegineneng - Tarahan 4-9


Analisis Dampak Lingkungan Hidup

Tabel 4.4 Penilaian Kelayakan Lingkungan Hidup

No Parameter Kelayakan Penialaian Kelayakan

1 Rencana tata ruang sesuai Lokasi ini telah direkomendasikan untuk pembangunan
ketentuan peraturan perundang- Pembangunan Shortcut Jalur Rel Kereta Api Tegineneng –
an. Tarahan, di Kabupaten Lampung Selatan dan Kota Bandar
Lampung, Provinsi Lampung. Dukungan pemerintah daerah
terhadap rencana pembangunan Shortcut Jalur Kereta Api
Tegineneng–Tarahan, maka berikut disampaikan surat para
kepala daerah:
1. Surat Walikota Bandar Lampung Nomor:
024/397/IV.01/2018 tanggal 10 April 2018 Perihal
Rekomendasi Trase Jalur Kereta Api Lintas Tegineneng
Tarahan.
a. Menunjuk Peraturan Menteri Perhubungan Nomor: PM
11 Tahun 2012 tentang Tata Cara Penetapan Trase
Kereta Api dan sehubungan dengan hasil rapat
pembahasan Rekomendasi Gubernur/Bupati/Walikota
tanggal 27 Februari 2018 di Dinas Perhubungan
Provinsi Lampung, dengan ini saya sampaikan bahwa
pada prinsipnya Kota Bandar Lampung mendukung
pembangunan jalur kereta api lintas Tegineneng–
Tarahan.
b. Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2011
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
Bandar Lampung tahun 2011-2030, trase jalur kereta
api lintas Tegineneng – Tarahan tidak terdapat
masalah karena telah selaras dan terakomodir dalam
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandar Lampung
tahun 2011 – 2030 yang menyatakan bahwa:
1) Pada paragraf 2 Pasal 24 ayat 1 s/d 4 tentang
Sistem Jaringan Perkeretaapian.
2) Materi teknis Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Bandar Lampung BAB III Rencana Struktur Ruang
tentang Rencana Sistem Jaringan Perkeretaapian.
2. Surat Bupati Lampung Selatan Nomor:
551/1946/IV.14/2018 tanggal 31 Mei 2018 perihal
Rekomendasi Trase Jalur Kereta Api Lintas Tegineneng-
Tarahan.
a. Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Selatan pada
prinsipnya mendukung pembangunan trase jalur
kereta api lintas Tegineneng – Tarahan sepanjang ±
42 Km yang melewati wilayah Kabupaten Lampung
Selatan.
b. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lampung
Selatan Nomor : 15 Tahun 2012 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Lampung Selatan Tahun
2011-2031 trase jalur kereta api lintas Tegineneng –
Tarahan telah sesuai dengan Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kabupaten Lampung Selatan.
3. Surat Permohonan Gubernur Provinsi Lampung Nomor:
045/1516/V.18/2018 tanggal 3 Juli 2018 Perihal
Permohonan Penetapan Trase Jalur KA Lintas
Tegineneng-Tarahan kepada Menteri Perhubungan
Rebuplik Indonesia. Detegaskan bahwa Trase Jalur

Kegiatan Pembangunan Shortcut Jalur Kereta Api Tegineneng - Tarahan 4-10


Analisis Dampak Lingkungan Hidup

No Parameter Kelayakan Penialaian Kelayakan

Kereta Api Lintas Tegineneng-Tarahan telah selaras dan


terakomodir dalam Peraturan Daerah Nomor: 1 Tahun
2010 tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW)
Provinsi Lampung yang saat ini masih dalam proses revisi.
2 Kebijakan di bidang perlindungan Kegiatan pembangunan Pembangunan Shortcut Jalur Rel
dan pengelolaan lingkungan Kereta Api Tegineneng – Tarahan akan dilaksanakan dengan
hidup serta sumber daya alam mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
yang diatur dalam peraturan yakni:
perundang-undangan. 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun
2008 tentang Pengelolaan Sampah.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41
Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81
Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101
tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun.
6. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia
Nomor: 7 Tahun 2007, tentang baku mutu emisi sumber
tidak bergerak bagi ketel uap yang menggunakan bahan
bakar batubara.
7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER.13/MEN/X/2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor
Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja.
8. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Nomor P. 68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/ 2016 tentang Baku
Mutu Air Limbah Domestik.
9. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 48 tahun
1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan.
10. Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 11 Tahun
2012, tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air.
3 Kepentingan pertahanan Kegiatan Pembangunan Shortcut Jalur Rel Kereta Api
keamanan. Tegineneng–Tarahan merupakan upaya penyediaan
prasarana transportasi angkutan barang guna mengurai
kemacetan lalu lintas di dalam kawasan Kota Bandar
Lampung. Tujuan Pembangunan Shortcut Jalur Kereta Api
Tegineneng–Tarahan Sepanjang ± 42,5 Kilometer di
Kabupaten Lampung Selatan dan Kota Bandar Lampung
Provinsi Lampung adalah untuk meningkatkan kinerja
pelayanan transportasi perkeretaapian di wilayah kerja Divisi
Regional Sumatera Bagian Selatan.
Oleh karena itu kegiatan ini tidak berbenturan dengan
kepentingan pertahanan keamanan.
4 Prakiraan secara cermat Kegiatan menimbulkan dampak besar dan penting terhadap
mengenai besaran dan sifat aspek geofisik-kimia, sosial dan ekonomi pada tahap
penting dampak dari aspek konstruksi dan operasi. Namun dampak yang ditimbulkan
biogeofisik kimia, sosial, masih dapat dikelola dengan teknologi yang tersedia dan

Kegiatan Pembangunan Shortcut Jalur Kereta Api Tegineneng - Tarahan 4-11


Analisis Dampak Lingkungan Hidup

No Parameter Kelayakan Penialaian Kelayakan

ekonomi, budaya, tata ruang, biaya yang dibutuhkan masih dapat ditanggung oleh
dan kesehatan masyarakat pada pemrakarsa. Uraian rinci rencana pengelolaan lingkungan
tahap pra-konstruksi, konstruksi, hidup dari masing-masing dampak disajikan pada dokumen
operasi, dan pasca operasi RKL-RPL Bab II.
Usaha dan/atau Kegiatan.
5 Hasil evaluasi secara holistik Total dampak penting lingkungan yang terjadi sebanyak 21
terhadap seluruh dampak buah dampak lingkungan, terdiri dari 6 dampak penting positif
penting sebagai sebuah dan 5 dampak penting negatif. Namun dampak negatif yang
kesatuan yang saling terkait dan ditimbulkan masih dapat dikelola.
saling mempengaruhi sehingga
diketahui perimbangan dampak
penting yang bersifat positif
dengan yang bersifat negatif.
6 Kemampuan pemrakarsa Pemrakarsa mampu dan sanggup menanggulanggi dampak
dan/atau pihak terkait yang penting negatif yang akan ditimbulkan dari Usaha dan/atau
bertanggung jawab dalam Kegiatan yang direncanakan dengan pendekatan teknologi,
menanggulanggi dampak penting sosial, dan kelembagaan.
negatif yang akan ditimbulkan
dari Usaha dan/atau Kegiatan
yang direncanakan dengan
pendekatan teknologi, sosial,
dan kelembagaan.
7 Rencana usaha dan/atau Dalam kajian ini sudah dilakukan telaahan sosial yang terkait
kegiatan tidak mengganggu nilai- dengan prediksi dan evaluasi dampak sosial. Secara
nilai sosial atau pandangan keseluruhan dapat disimpulkan bahwa rencana kegiatan tidak
masyarakat (emic view). mengganggu nilai-nilai sosial atau pandangan masyarakat
dan secara keseluruhan mendapat tanggapan positif dari
masyarakat. Rencana usaha dan/kegiatan mendapat
dukungan yang baik dari warga masyarakat sekitar.
8 Rencana usaha dan/atau kegiatan Kriteria ini tidak relevan untuk penilaian kelayakan usaha
tidak akan mempengaruhi dan/atau kegiatan ini, karena lokasi tapak kegiatan bukan
dan/atau mengganggu entitas merupakan ekosistem alami, melainkan merupakan
ekologis yang merupakan: ekosistem budidaya, berupa permukiman, perkebunan,
1) entitas dan/atau spesies pertanian lahan kering, dan daerah milik jawatan kereta api.
kunci (key species); Demikian halnya kawasan sekitar tapak kegiatan juga
2) memiliki nilai penting secara merupkan kawasan budidaya, yakni permukiman penduduk,
ekologis (ecological perperkebunan, dan perladangan.
importance);
3) memiliki nilai penting secara
ekonomi (economic
importance); dan/atau
4) memiliki nilai penting secara
ilmiah (scientific importance).
9 Rencana usaha dan/atau kegiatan Usaha dan/atau kegiatan yang telah ada di sekitar lokasi
tidak menimbulkan gangguan rencana Pembangunan Shortcut Jalur Rel Kereta Api
terhadap usaha dan/atau kegiatan Tegineneng–Tarahan adalah kegiatan permukiman
yang telah berada di sekitar penduduk, perkebunan, pertanian lahan kering, pertanian
rencana lokasi usaha dan/atau lahan basah, ITERA, dan pembangunan jalan Tol. Rencana
kegiatan. Pembangunan Shortcut Jalur Rel Kereta Api Tegineneng –
Tarahan tidak akan mengganggu usaha dan/atau kegiatan
tersebut, karena:
 Tidak ada konfliK kepentingan antara kegiatan
Pembangunan Shortcut Jalur Rel Kereta Api Tegineneng–

Kegiatan Pembangunan Shortcut Jalur Kereta Api Tegineneng - Tarahan 4-12


Analisis Dampak Lingkungan Hidup

No Parameter Kelayakan Penialaian Kelayakan

Tarahan dengan permukiman yang telah ada. Penentuan


trace rel kereta api dilaksanakan dengan melibatkan
pemerintah daerah dan masyarakat sekitar, serta
diupayakan seminimal mungkin menggusur permukiman
dan bangunan yang telah ada.
 Rencana Jalur Rel Kereta Api Tegineneng–Tarahan
memang melalui areal perkebunan, ladang/tegalan, dan
sebagian kecil sawah. Namun pemrakarsa akan
melakukan pembebasan lahan berdasarkan harga yang
disepakati antara pemilik lahan dan pemrakarsa.
 Jarak antara lokasi kampus dengan Shortcut Jalur Kereta
Api Tegineneng–Tarahan ± 500 m, sehingga tingkat
kebisingan yang ditimbulkan oleh pengoperasian Shortcut
Jalur Kereta Api Tegineneng–Tarahan tidak akan
mengganggu kegiatan perkuliahan. Mobilitas mahasiswa,
karyawan, dan dosen diperkirakan juga tidak akan
terganggu, karena perpotongan jalan dengan rel kereta
akan didesain tak sebidang, dimana rel kereta akan dibuat
layang dan jalan di bawah (underpass).
 Shortcut Jalur Kereta Api Tegineneng–Tarahan sepanjang
22 km (STA 06+000 s.d STA 28+000) akan sejajar dan
berimpit dengan Jalan Tol yang sedang dibangun. Karena
arahnya sejajar maka kedua kegiatan ini tidak akan saling
berdampak negatif.
10 Tidak dilampauinya daya dukung Hingga saat ini belum ada penetapan daya dukung dan daya
dan daya tampung lingkungan tampung lingkungan di Kabupaten Lampung Selatan dan Kota
hidup dari lokasi rencana usaha Bandar Lampung sehingga tidak dapat dinyatakan “sudah atau
dan/atau kegiatan, dalam hal belum terlampaui”
terdapat perhitungan daya dukung
dan daya tampung lingkungan
dimaksud.

Dengan mempertimbangkan beberapa penilaian aspek tersebut di atas, maka dapat


disimpulkan bahwa kegiatan Pembangunan Shortcut Jalur Rel Kereta Api Tegineneng-
Tarahan, di Kabupaten Lampung Selatan dan Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung
dinyatakan Layak Lingkungan.

4.4 RINGKASAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP

Ringkasan hasil analisis dampak lingkungan hidup meliputi jenis dampak penting hipotetik,
komponen kegiatan sebagai sumber dampak, data kualitas rona lingkungan awal, hasil
prakiraan besaran dampak dan sifat penting dampak, dan hasil evaluasi dampak secara
holistik disajikan pada Tabel 4.5.

Kegiatan Pembangunan Shortcut Jalur Kereta Api Tegineneng - Tarahan 4-13


Analisis Dampak Lingkungan Hidup

Tabel 4.5 Ringkasan Analisis Dampak Lingkungan Hidup

SUMBER RONA LINGKUNGAN HIDUP HASIL EVALUASI


NO DAMPAK PENTING HIPOTETIK HASIL PRAKIRAAN DAMPAK
DAMPAK AWAL DAMPAK

A Tahap Pra Konstruksi  


1 Perubahan penguasaan lahan Pembebasan Seluas 1.116.439 m2 (65,675%), Besaran Dampak: Kegiatan pembebasan
Lahan mencakup 828 bidang tanah Pembebasan lahan melalui proses ganti rugi lahan akan mengubah
yang direncanakan terkena akan menghilangkan hak kepemilikan status kepemilikan
pembebasan lahan rencana masyarakat terhadap lahan miliknya, yang secara lahan masyarakat
Shortcut Jalur Rel Kereta Api otomatis juga akan menjadikan pemilik tanah sebanyak 828 bidang,
Tegineneng-Tarahan masih kehilangan hak untuk mengelolanya. Dengan atau ± 1.170 KK.
kuasai masyarakat dengan demikian status penguasaan lahan pasca Lepasnya hak
status hak milik. Dengan pembebasan lahan adalah buruk (skala: 1). kepemilikan lahan ini
demikian kualitas lingkungan Besaran dampak perubahan penguasaan lahan akan menghilangkan
penguasaan lahan sangat baik adalah dari sangat baik (skala: 5) menjadi buruk hak-hak penguasaan
(skala: 5). (skala:1), besaran dampak tergolong besar (-4). lahan dan hak
pengelolaan oleh
masyarakat.
Sifat Penting Dampak:
Jika proses ganti rugi
Hasil inventarisasi Tim Studi LARAP (2018)
tidak memuaskan
jumlah bidang yang terkena Jalur Kereta Api
masyarakat pemilik,
Tegineneng-Tarahan sebanyak 838 bidang, atau
maka pada gilirannya
828 KK jika diasumsikan 1 bidang sama dengan
akan mengubah
1 kepala keluarga (KK), kemudian ditambah
persepsi masyarakat
dengan perumahan Bahtera Indah Sejahtera
sebanyak 1.170 KK,
sebanyak 332 KK, maka jumlah KK yang terkena
atau kurang lebih 5.850
pembebasan lahan sekitar 1.170 KK.
orang. Berdasarkan hal
Berdasarkan survei responden di wilayah studi
ini dampak perubahan
rata-rata anggota keluarga berjumlah 5 orang,
persepsi masyarakat
maka jumlah penduduk yang terkena dampak
akibat penguasaan
dari perubahan penguasaan lahan adalah 5.850
lahan merupakan
orang. Dampak perubahan penguasaan lahan
dampak penting
tergolong intensif, tak dapat balik, dan

Kegiatan Pembangunan Shortcut Jalur Kereta Api Tegineneng - Tarahan 4-14


Analisis Dampak Lingkungan Hidup

SUMBER RONA LINGKUNGAN HIDUP HASIL EVALUASI


NO DAMPAK PENTING HIPOTETIK HASIL PRAKIRAAN DAMPAK
DAMPAK AWAL DAMPAK

membangkitkan dampak turunan perubahan


persepsi masyarakat. Oleh karena itu dampak
perubahan penguasaan lahan tergolong negatif
penting (-P).
2 Perubahan persepsi masyarakat Berdasarkan hasil wawancara Besaran Dampak:
terhadap masyarakat yang Dari 120 responden yang menyatakan bahwa
tinggal di sekitar lokasi rencana harga ganti kerugian tanah dan tanam tumbuh
kegiatan, menunjukkan terdapat (GRTT) dan bangunan mengikuti harga pasaran
beberapa hal yang yang berlaku atau paling tidak sama dengan jalan
dikhawatirkan oleh masyarakat tol terdapat 106 responden (88%) menyatakan
akibat adanya kegiatan setuju dan 14 responden (12%) menyatakan
pembebasan lahan, yaitu tidak setuju, kemudian yang berkaitan dalam
masalah besarnya ganti penentuan harga GRTT dan bangunan, apabila
kerugian tanam tumbuh, tidak dicapai harga yang disepakati oleh kedua
lahan/tanah (GRTT) dan belah pihak, maka kedua belah pihak dapat
bangunan, musyawarah menempuh jalur hukum yang berlaku terdapat
penentuan harga ganti rugi yang 103 responden (86%) yang menyatakan setuju,
disepakati, serta masalah jalan sedangkan 17 responden (14%) menyatakan
penyelesaian jika tidak dicapai tidak setuju.
kesepakatan harga kedua belah Dengan demikian kegiatan pembebasan lahan
pihak. Kualitas lingkungan diprakirakan akan menimbulkan dampak
persepsi masyarakat dalam perubahan persepsi masyarakat dari baik (skala
kondisi rona awal tergolong baik 4) menjadi sangat buruk (skala 1), sehingga
(skala: 4). besaran dampak perubahan persepsi masyarakat
tergolong sedang (-3).

Sifat Penting Dampak:


Perubahan persepsi masyarakat tentang
pembebasan lahan akan dirasakan oleh ± 1.170

Kegiatan Pembangunan Shortcut Jalur Kereta Api Tegineneng - Tarahan 4-15


Analisis Dampak Lingkungan Hidup

SUMBER RONA LINGKUNGAN HIDUP HASIL EVALUASI


NO DAMPAK PENTING HIPOTETIK HASIL PRAKIRAAN DAMPAK
DAMPAK AWAL DAMPAK

KK, atau kurang lebih 5.850 orang, persebaran


dampak luas (23 desa/kelurahan), bersifat tia
balik, dengan demikian dampaknya tergolong
negatif penting (-P).
B Tahap Konstruksi
3 Peningkatan kesempatan kerja Penerimaan Potensi tenaga kerja dengan Besaran Dampak: Kegiatan penerimaan
Tenaga Kerja keahlian khusus maupun tenaga Penerimaan tenaga kerja untuk kegiatan tenaga kerja konstruksi
Konstruksi kerja kasar masih tersedia di konstruksi pembangunan Shortcut Jalur Kereta diperkirakan akan
wilayah Kecamatan Natar, Jati Api Tegineneng-Tarahan diperkirakan sebanyak membuka ksempatan
Agung, Tanjung Bintang, 320 orang, yang terdiri dari sarjana S-1 sebanyak kerja bagi masyakat
Sukarame, Sukabumi, 5 orang, lulusan D3 sebanyak 22 orang, surveyor lokal sebanyak ± 213
Kedamaian dan Panjang. sebanyak 6 orang, tenaga keuangan sebanyak 4 orang, dengan
orang dan tenaga kerja berpendidikan sekolah demikian dampaknya
dasar hingga sekolah lanjutan atas sebanyak 200 penting.
orang, keamanan (security) sebanyak 5 orang,
dan tenaga kebersihan (office boy) sebanyak 8 Peningkatan
orang. Dengan demikian dampak kesempatan pendapatan rumah
kerja konstruksi ini tergolong besar (+4). tangga diperkirakan
akan dirasakan oleh
Sifat Penting Dampak: 320 orang pekerja dan
Masyarakat lokal sangat mengharapkan dapat keluarganya, dengan
bekerja pada kegiatan proyek, walaupun hanya demikian dampaknya
pada posisi-posisi non skill, ataupun yang tidak tergolong dampak
membutuhkan pendidikan tinggi, yaitu tenaga penting.
kerja kasar/harian sebanyak 200 orang, security
5 orang, dan office boy sebanyak 8 orang (total Kegiatan penerimaan
213 orang). Dengan adanya kesempatan kerja tenaga kerja konstruksi
bagi masyarakat lokal ini maka dampak akan menimbulkan
peningkatan kesempatan kerja tergolong positif terbukanya

Kegiatan Pembangunan Shortcut Jalur Kereta Api Tegineneng - Tarahan 4-16


Analisis Dampak Lingkungan Hidup

SUMBER RONA LINGKUNGAN HIDUP HASIL EVALUASI


NO DAMPAK PENTING HIPOTETIK HASIL PRAKIRAAN DAMPAK
DAMPAK AWAL DAMPAK

penting (+P). . kesempatan kerja dan


4 Peningkatan pendapatan rumah Pendapatan masyarakat sekitar Besaran Dampak: peningkatan
tangga tapak kegiatan proyek, pendapatan rumah
UMK Lampung Selatan dan Bandar Lampung,
berdasarkan hasil survey pada tangga bagi
masing-masing sebesar Rp.2.168.702,- per bulan
sebagian besar responden masyarakat sekitar
dan Rp.2.263.390,- per bulan. kegiatan
berkisar antara Rp. 1.250.000,- lokasi kegiatan, yang
penerimaan tenaga kerja akan menimbulkan
s/d Rp. 2.000.000. pada akhirnya akan
dampak peningkatan pendapatan rumah tangga menimbulkan persepsi
dan pekerja dari antara Rp.1.250.000,- s/d positif dari masyarakat,
Rp.2.000.000,- menjadi antara Rp.2.500.000,- sehingga dampaknya
s/d Rp3.750.000,- per bulan. tergolong penting.
Dengan perkiraan upah yang didapat akan
melebihi standar Upah Minimum Kabupaten
Lampung Selatan (UMK) Tahun 2018, dampak
penerimaan tenaga kerja terhadap peningkatan
pendapatan kaum buruh konstruksi tergolong
dampak besar.

Sifat Penting Dampak:


Peningkatan pendapatan rumah tangga akan
dirasakan oleh 320 orang pekerja dan
keluarganya. Khususnya bagi tenaga kerja lokal
yang diperkirakan dapat mengisi posisi non skill,
atau yang tidak membutuhkan pendidikan tinggi,
peningkatan pendapatan rumah tangga akibat
penerimaan tenaga kerja konstruksi merupakan
dampak positif penting.
5 Perubahan persepsi masyarakat Hasil wawancara menunjukkan Besaran Dampak:
bahwa 91% responden meyakini Terbukanya kesempatan kerja sebanyak 320
kegiatan ini akan membuka orang pekerja konstruksi, terbukanya peluang

Kegiatan Pembangunan Shortcut Jalur Kereta Api Tegineneng - Tarahan 4-17


Analisis Dampak Lingkungan Hidup

SUMBER RONA LINGKUNGAN HIDUP HASIL EVALUASI


NO DAMPAK PENTING HIPOTETIK HASIL PRAKIRAAN DAMPAK
DAMPAK AWAL DAMPAK

kesempatan kerja bagi berusaha, sehingga mendorong perputaran uang


masyarakat sekitar, yang dari pekerja konstruksi yang dibelanjakan di took-
selanjutnya akan meningkatkan toko atau kios-kios yang terdapat di sekitar
peluang berusaha begitu juga permukiman pekerja konstruksi, meningkatnya
dalam peningkatan pendapatan pendapatan rumah tangga para pekerja
masyarakat, sisanya sekitar 7% konstruksi dari antara Rp1.250.000,- s/d
responden yang menyatakan Rp2.000.000,- menjadi antara Rp2.500.000,- s/d
biasa saja, dan sebanyak 2% Rp3.750.000,- per bulan akan menimbulkan
responden yang tidak meyakini persepsi positif masyarakat.
bahwa kegiatan ini membuka Dengan demikian penerimaan tenaga kerja
kesempatan kerja bagi konstruksi yang berdampak terhadap
masyarakat sekitar, peningkatan kesempatan kerja, peluang
meningkatkan peluang berusaha berusaha, dan pendapatan masyarakat
serta peningkatan pendapatan diprakirakan akan menimbulkan dampak
masyarakat sekitar. perubahan persepsi masyarakat dari sangat
buruk (skala 1) menjadi baik (skala 4), sehingga
besaran dampaknya sedang (+3).

Sifat Penting Dampak:


Kegiatan penerimaan tenaga kerja konstruksi
akan menimbulkan terbukanya kesempatan kerja
dan peningkatan pendapatan rumah tangga bagi
masyarakat sekitar lokasi kegiatan, sehingga
dampaknya tergolong positif penting.
6 Penurunan kualitas udara Mobilisasi a. Kadar debu di sekitar lokasi Besaran Dampak: Pada tahap konstruksi
Peralatan dan Kampus Itera (yang a. Peningkatan kadar debu akibat kegiatan dampak penurunan
Material berdekatan dengan Jalan mobilisasi peralatan dan material di Jalan kualitas udara akibat
Hendro Suratmin) adalah Hendro Suratmin akan melebihi baku mutu kegiatan mobilisasi
sebesar 19,1 µg/m3, kondisi lingkungan (BM=150 µg/m3) pada jarak peralatan dan material
akan berakumulasi

Kegiatan Pembangunan Shortcut Jalur Kereta Api Tegineneng - Tarahan 4-18


Analisis Dampak Lingkungan Hidup

SUMBER RONA LINGKUNGAN HIDUP HASIL EVALUASI


NO DAMPAK PENTING HIPOTETIK HASIL PRAKIRAAN DAMPAK
DAMPAK AWAL DAMPAK

sangat baik. hingga 20 meter dari tepian jalan, yakni dengan dampak
b. Kadar debu di sekitar lokasi sebesar 151,2 µg/m3. penurunan kualitas
Ds. Jatimulyo (yang b. Peningkatan kadar debu akibat kegiatan udara akibat aktivitas
berdekatan dengan Jalan RA mobilisasi peralatan dan material di Jalan RA trasportasi masyarakat
Basyit) adalah sebesar 14,3 Basyit akan melebihi baku mutu lingkungan baik kendaraan motor
µg/m3, kondisi sangat baik. (BM=150 µg/m3) pada jarak 12 meter dari roda dua mapun
tepian jalan, yakni sebesar 154,0 µg/m3. kendaraan bermotor
Umumnya letak bangunan rumah berjarak 5-10 roda empat yang
meter dari jalan. Oleh karena itu dampak mengangkut hasil bumi
peningkatan kadar debu akibat mobilisasi maupun barang
peralatan dan material di Jalan Hendro Suratmin dagangan
dan Jalan RA Basyit akan mengubah kualitas kebutuhuhan hidup
lingkungan kualitas udara di permukiman sehari-hari. Maka dari
penduduk sekitar dari sangat baik (skala: 5) analisis ini,
menjadi sangat buruk (skala: 1). penurunan kualitas
udara menjadi
Sifat Penting Dampak: dampak penting.
Dampak penurunan kualitas udara akibat
pelaksanaan kegiatan mobilisasi peralatan dan
material tergolong sebagai dampak negatif
penting, karena diperkirakan akan meningkatkan
kadar debu di udara sebesar 8 – 11 kali lipat dari
kondisi semula.
7 Peningkatan kerusakan jalan Kondisi jalan yang direncanakan Besaran Dampak: Pada tahap konstruksi
akan dilalui dalam kegiatan a. Dalam mobilisasi peralatan, faktor kerusakan dampak peningkatan
mobilisasi peralatan dan material yang ditimbulkan 1 unit truk beserta kerusakan jalan akibat
(Jalan Hendro Suratmin, dan muatannya dengan total berat 25 ton kegiatan mobilisasi
Jalan RA Basyit) pada umumnya terhadap jalan yang dilaluinya adalah: peralatan dan material
dalam kondisi baik. 0,1794/2,7416 = 0,066 kali. Pada saat akan berakumulasi

Kegiatan Pembangunan Shortcut Jalur Kereta Api Tegineneng - Tarahan 4-19


Analisis Dampak Lingkungan Hidup

SUMBER RONA LINGKUNGAN HIDUP HASIL EVALUASI


NO DAMPAK PENTING HIPOTETIK HASIL PRAKIRAAN DAMPAK
DAMPAK AWAL DAMPAK

kegiatan mobilisasi peralatan berat dengan dampak


diperkirakan hanya 1 unit kendaraan, kerusakan jalan akibat
sehingga diperkirakan tingkat kerusakan yang aktivitas trasportasi
akan ditimbulkan = 1 x 0,066 = 0,066 kali masyarakat baik
kerusakan. Frekuensi kegiatan mobilisasi kendaraan motor roda
peralatan dilakukan 4x pada setiap segmen dua mapun kendaraan
pekerjaan selama kegiatan pembangunan, bermotor roda empat
dengan demikian dampak kerusakan jalan yang mengangkut hasil
akibat kegiatan mobilisasi peralatan adalah bumi maupun barang
0,066 x 4 = 0,264 (tergolong negatif kecil). dagangan
b. Dalam mobilisasi material, faktor kerusakan kebutuhuhan hidup
yang ditimbulkan 1 unit truk beserta sehari-hari. Maka dari
muatannya dengan total berat 8,3 ton analisis ini,
terhadap jalan yang dilaluinya adalah: peningkatan
0,01870/0,2174 = 0,086 kali. Pada saat
kegiatan mobilisasi material diperkirakan akan kerusakan jalan
dioperasikan 10 kendaraan, sehingga menjadi dampak
diperkirakan tingkat kerusakan yang akan penting.
ditimbulkan = 10 x 0,086 = 0,86 kali
kerusakan. Frekuensi kegiatan mobilisasi
material pada jalan kabupaten dilakukan 100x
selama kegiatan pembangunan, dengan
demikian dampak kerusakan jalan akibat
kegiatan mobilisasi material pada jalan
kabupaten/kota adalah 0,086 x 50 = 4,3
(tergolong negatif besar).

Sifat Penting Dampak:


Dampak peningkatan kerusakan jalan akibat
mobilisasi peralatan dan material tergolong

Kegiatan Pembangunan Shortcut Jalur Kereta Api Tegineneng - Tarahan 4-20


Analisis Dampak Lingkungan Hidup

SUMBER RONA LINGKUNGAN HIDUP HASIL EVALUASI


NO DAMPAK PENTING HIPOTETIK HASIL PRAKIRAAN DAMPAK
DAMPAK AWAL DAMPAK

sebagai dampak negatif penting, karena


diperkirakan akan meningkatkan tingkat
kerusakan jalan sebesar 4,3 kali kerusakan dari
kondisi semula.
8 Peningkatan aliran permukaan Penyiapan  Jenis tutupan lahan di tapak Besaran Dampak: Kegiatan penyiapan
Lahan proyek berupa permukiman  Nilai koefisien aliran permukaan dengan lahan akan
(19,22%), perkebunan adanya proyek sebesar 0,85. meningkatkan debit
(42,62%), pertanian lahan  Nilai intensitas hujan (i) = 0,006-0,014 m/hari aliran permukaan yang
kering (27,03%), semak hujan. menimbulkan dampak
(5,16%), dan tanah lanjutan meningkatnya
 Debit aliran permukaan dengan adanya proyek
terbuka/jalur rel kereta api laju erosi tanah.
(QP)= 8.670 s/d 20.230 m3/hari hujan (5,1 s/d
eksisting 5,96%). Nilai Meningkatnya erosi
11,9 mm). Skala kualitas lingkungan sangat
koefisien aliran permukaan tanah berdampak
buruk (skala: 3)
seluruh area tapak proyek lanjutan pada
pada kondisi rona awal  Terjadi perubahan kualitas lingkungan erosi menurunnya kualitas
sebesar 0,45. tanah berubah dari sedang (skala 3) menjadi air permukaan.
sangat buruk (skala 1), sehingga perubahan Menurunya
 Nilai intensitas hujan (i) =
kualitas lingkungan yang terjadi semakin Menurunnya kualitas
0,006-0,014 m/hari hujan.
intensif dan semakin memperburuk air permukaan pada
 Debit aliran permukaan pada kualitas lingkungan yang sudah
rona awal (QTP)= 4.590 s/d gilirannya akan
menyimpang dari kondisi normal. Dengan menimbulkan
10.710 m3/hari hujan (2,7 s/d demikian dampak perubahan tutupan lahan
6,3 mm). Skala kualitas perubahan persepsi
akibat kegiatan penyiapan lahan terhadap negative masyarakat.
lingkungan sedang (skala: 3). kenaikan laju erosi tanah tergolong besar (-4).
Sifat Penting Dampak:
 Sebaran dampak luas, yakni seluas 1.700.000
m2 (170,00 Ha).
 Intensitas dampak peningkatan laju aliran
permukaan meningkat dari 4.590 s/d 10.710
m3/hari hujan (2,7 s/d 6,3 mm) menjadi 8.670

Kegiatan Pembangunan Shortcut Jalur Kereta Api Tegineneng - Tarahan 4-21


Analisis Dampak Lingkungan Hidup

SUMBER RONA LINGKUNGAN HIDUP HASIL EVALUASI


NO DAMPAK PENTING HIPOTETIK HASIL PRAKIRAAN DAMPAK
DAMPAK AWAL DAMPAK

s/d 20.230 m3/hari hujan (5,1 s/d 11,9 mm).


Artinya aliran permukaan meningkat 88,9 %.
 Dampak ini menimbulkan dampak lanjutan
berupa meningkatnya erosi tanah dan
menurunnya kualitas air permukaan.
 Dampak ini akan berakumulasi dengan
kegiatan lain, yakni kegiatan pertanian lahan
kering dan perkebunan, serta pembangunan
permukiman oleh masyarakat setempat di
daerah tangkapan air (catchmen area).
 Oleh karena itu dampak peningkatan aliran
permukaan akibat penyiapan lahan tergolong
sebagai dampak negatif penting (-P).
9 Peningkatan erosi tanah  Nilai erosivitas hujan (R) Besaran Dampak:
sebesar 1205.  Nilai kepekaan erosi tanah penyiapan lahan (KP)
 Nilai kepekaan erosi tanah sebesar 0,32.
(KTP) tanah ultisol berisar  Nilai faktor tutupan lahan lahan terbuka
antara 0,12 - 0,19 atau rata- penyiapan lahan (CP=95).
rata 0,17.  Laju erosi dengan proyek (RP)= 399-930
 Faktor panjang dan ton/ha/tahun (Sangat Berat). Kualitas
kemiringan lereng (LS) lingkungan erosi tergolong sangat buruk (skala:
masing-masing sebesar 1,09 1).
dan 2,54.
 Terjadi perubahan kualitas lingkungan erosi
 Nilai faktor tutupan lahan tanah dari sedang (skala 3) menjadi sangat
perkebunan kerapatan rendah buruk (skala 1), sehingga perubahan kualitas
(CTP=0,50), pertanian lahan lingkungan yang terjadi semakin intensif dan
kering (CTP=0,65), dan semak semakin memperburuk kualitas lingkungan yang
(CTP=0,30). sudah menyimpang dari kondisi normal.
 Nilai faktor teknik Dengan demikian dampak perubahan tutupan

Kegiatan Pembangunan Shortcut Jalur Kereta Api Tegineneng - Tarahan 4-22


Analisis Dampak Lingkungan Hidup

SUMBER RONA LINGKUNGAN HIDUP HASIL EVALUASI


NO DAMPAK PENTING HIPOTETIK HASIL PRAKIRAAN DAMPAK
DAMPAK AWAL DAMPAK

lahan akibat kegiatan penyiapan lahan terhadap


kenaikan laju erosi tanah tergolong besar (-4).

Sifat Penting Dampak:


 Sebaran dampak luas, yakni pada lahan
dengan kemiringan 4-15%, seluas yakni 122,9
konservasi pada kondisi ha (73,15%).
alami/rona lingkungan  Intensitas dampak tergolong tinggi, yakni laju
awal = 1,0 erosi meningkat dari laju erosi tanah sedang
sampai berat (112-260 ton/ha/tahun) menjadi
 Laju erosi rona awal (R TP)=
berat sampai sangat berat (399-930
112-260 ton/ha/tahun ton/ha/tahun). Artinya aliran permukaan
(Sedang sampai Berat). meningkat 258 %.
 Kualitas lingkungan erosi  Dampak ini menimbulkan dampak lanjutan
rona awal tergolong berupa meningkatnya menurunnya kualitas air
sedang (skala: 3). permukaan.
 Dampak ini akan berakumulasi dengan
kegiatan lain, yakni kegiatan pertanian lahan
kering dan perkebunan, serta pembangunan
permukiman oleh masyarakat setempat di
daerah tangkapan air (catchmen area).
 Oleh karena itu dampak peningkatan laju erosi
tanah akibat penyiapan lahan tergolong
sebagai dampak negatif penting (-P).
10 Penurunan kualitas air a. Kadar TSS pada sungai- Besaran Dampak:
permukaan sungai yang dilaluli a. Kadar TSS pada saat penyiapan lahan
pembangunan jalur Shortcut diperkirakan akan meningkat menjadi berkisar
Rel Kereta Api Tegineneng – antara 22,45 mg/l s.d 28,5 mg/l.
Tarahan berkisar antara 20

Kegiatan Pembangunan Shortcut Jalur Kereta Api Tegineneng - Tarahan 4-23


Analisis Dampak Lingkungan Hidup

SUMBER RONA LINGKUNGAN HIDUP HASIL EVALUASI


NO DAMPAK PENTING HIPOTETIK HASIL PRAKIRAAN DAMPAK
DAMPAK AWAL DAMPAK

s.d 28 mg/l. b. Kadar DO pada saat penyiapan lahan


b. Kadar DO pada sungai- diperkirakan akan menurun menjadi berkisar
sungai yang dilaluli antara 2,19 mg/l s.d 2,93 mg/l.
pembangunan jalur Shortcut c. Kadar BOD pada saat penyiapan lahan
Rel Kereta Api Tegineneng– diperkirakan akan meningkat menjadi berkisar
Tarahan berkisar antara 3 s.d antara 30,01 mg/l s.d 52 mg/l.
4 mg/l. d. Kadar COD pada saat penyiapan lahan
c. Kadar BOD pada sungai- diperkirakan akan meningkat menjadi berkisar
sungai yang dilaluli pemba- antara 45,02 mg/l s.d 76 mg/l.
ngunan jalur Shortcut Rel e. Kadar S pada saat penyiapan lahan
Kereta Api Tegineneng – diperkirakan akan meningkat menjadi berkisar
Tarahan berkisar antara 8 s.d antara 0,004 mg/l s.d 0,005 mg/l.
11 mg/l. f. Kadar P pada saat penyiapan lahan
d. Kadar COD pada sungai- diperkirakan akan meningkat menjadi berkisar
sungai yang dilaluli pemba- antara 1,13 mg/l s.d 1,42 mg/l.
ngunan jalur Shortcut Rel g. Kadar N pada saat penyiapan lahan
Kereta Api Tegineneng– diperkirakan akan meningkat menjadi berkisar
Tarahan berkisar antara 12 antara 0,11 mg/l s.d 4,73 mg/l.
s.d 16 mg/l.
Adanya penurunan kualitas air permukaan pada
e. Kadar S pada sungai-sungai sungai-sungai yang dilewati oleh proyek
yang dilaluli pembangunan Pembangunan Shortcut Jalur Kereta Api
jalur Shortcut Rel Kereta Api Tegineneng-Tarahan diperkirakan akan
Tegineneng–Tarahan adalah menyebabkan penurunan status mutu air
0,001 mg/l. permukaan dari tidak tercemar dan tercemar
f. Kadar P pada sungai-sungai ringan menjadi tercemar ringan dan tercemar
yang dilaluli pembangunan sedang, sehingga dampaknya tergolong kecil.
jalur Shortcut Rel Kereta Api
Tegineneng–Tarahan adalah
Sifat Penting Dampak:
0,3 mg/l.
Dengan dampak penurunan status mutu air

Kegiatan Pembangunan Shortcut Jalur Kereta Api Tegineneng - Tarahan 4-24


Analisis Dampak Lingkungan Hidup

SUMBER RONA LINGKUNGAN HIDUP HASIL EVALUASI


NO DAMPAK PENTING HIPOTETIK HASIL PRAKIRAAN DAMPAK
DAMPAK AWAL DAMPAK

g. Kadar N pada sungai-sungai permukaan yang tergolong kecil, maka


yang dilaluli pembangunan penurunan kualitas air permukaan akibat kegiatan
jalur Shortcut Rel Kereta Api penyiapan lahan tergolong dampak tidak penting.
Tegineneng–Tarahan berkisar
antara 0,03 s.d 1 mg/l.
11 Penurunan produksi  Kebun karet yang terkena Besaran Dampak: Dampak penurunan
pertanian/perkebunan dampak proyek seluas 72,45  Rata-rata produksi per tahun (data tahun produksi pertanian/
Ha dan ladadan seluas 45,95 2018) Rata-rata produktivitas karet 1,47 perkebunan akibat
Ha. ton/Ha dengan total produksi 106,50 ton/tahun penyiapan lahan bila
(1,14% total produksi Kabupaten Lampung dibandingkan terhadap
 Rata-rata produktivitas karet produksi tergolong
1,47 ton/Ha dengan total Selatan). Produktivitas singkong 21,55 ton/Ha
dengan total produksi 990,22 ton/tahun (1,08% kecil dan tidak penting
produksi 106,50 ton/tahun. sehingga tidak
Produktivitas singkong 21,55 total produksi Kabupaten Lampung Selatan)..
menimbulkan dampak
ton/Ha dengan total produksi  Dengan demikian kegiatan penyiapan lahan lanjutan pada
990,22 ton/tahun). untuk pembangunan Shortcut Jalur Kereta Api komponen lingkungan
Tegineneng-Tarahan terhadap penurunan lainnya.
produksi pertanian atau perkebunan besaran
dampak yang ditimbulkannya tergolong kecil (-
2).
Sifat Penting Dampak:
Luas wilayah persebaran dampak penurunan
produksi pertanian atau perkebunan akibat
kegiatan penyiapan lahan yang terkena
rencana pembangunan Shortcut Jalur Kereta
Api Tegineneng-Tarahan, yaitu seluas
118,446 Ha (0,28% dari total luas perkebunan
dan ladang Kabupaten Lampung Selatan),
sehingga dampaknya tergolong negatif tidak
penting (-TP).

Kegiatan Pembangunan Shortcut Jalur Kereta Api Tegineneng - Tarahan 4-25


Analisis Dampak Lingkungan Hidup

SUMBER RONA LINGKUNGAN HIDUP HASIL EVALUASI


NO DAMPAK PENTING HIPOTETIK HASIL PRAKIRAAN DAMPAK
DAMPAK AWAL DAMPAK

12 Perubahan persepsi masyarakat Berdasarkan hasil wawancara Besaran Dampak: Dengan adanya
terhadap masyarakat yang Dengan adanya dampak penurunan kualitas kekhawatiran
tinggal di sekitar lokasi rencana lingkngan akibat kegiatan penyiapan lahan, masyarakat terkait
kegiatan, dari 120 responden diprakirakan akan menimbulkan dampak penurunan kualitas
terdapat 53 responden perubahan persepsi masyarakat dari baik (skala udara dan peningkatan
menyatakan khawatir, kemudian 4) menjadi sangat buruk (skala 1), sehingga kebisingan akibat
27% menyatakan biasa saja, besaran dampak perubahan persepsi masyarakat adanya kegiatan
dan 20% responden tergolong sedang (skala -3). penyiapan lahan, maka
menyatakan tidak khawatir dampak perubahan
bahwa kegiatan penyiapan lahan persepsi masyarakat
Sifat Penting Dampak:
akan menyebabkan kualitas merupakan dampak
udara menjadi buruk. Dampak perubahan persepsi masyarakat akan penting.
berlangsung selama masa penyiapan lahan,
Selanjutnya berkaitan dengan
dimana lebih dari 53% masyarakat dari
kegiatan penyiapan lahan akan
Kecamatan Natar, Jati Agung, Tanjung Bintang
menimbulkan kebisingan,
Kabupaten Lampung Selatan dan Sukarame,
sebanyak 58% responden
Sukabumi, Kedamaian dan Kecamatan Panjang
menyatakan khawatir, sisanya
Kota Bandar Lampung yang menyatakan
21% responden menyatakan
khawatir kegiatan penyiapan lahan akan
masing-masing biasa saja dan
menyebabkan kualitas udara menjadi buruk, dan
tidak khawatir.
lebih dari 58% yang menyatakan khawatir
kegiatan penyiapan lahan akan menimbulkan
kebisingan, sehingga dampaknya tergolong
negatif penting.
13 Peningkatan getaran Pembangunan Tingkat getaran pada lokasi- Besaran Dampak: Getaran yang timbul
Rel Kereta Api lokasi pengukuran yang dilalui Pada saat pembangunan rel kereta api, tingkat pada saat kegiatan
oleh Pembangunan Jalur getaran pada lokasi-lokasi pengukuran yang pembangunan rel
Shortcut Rel Kereta Api dilalui oleh Pembangunan Jalur Shortcut Rel kereta api akan
Tegineneng-Tarahan berkisar Kereta Api Tegineneng-Tarahan diperkirakan menimbulkan persepsi
antara 0,08 mm/s – 0,44 mm/s. akan meningkat menjadi sebesar 5,14 mm/s, negatif masyarakat
sekitar lokasi proyek,

Kegiatan Pembangunan Shortcut Jalur Kereta Api Tegineneng - Tarahan 4-26


Analisis Dampak Lingkungan Hidup

SUMBER RONA LINGKUNGAN HIDUP HASIL EVALUASI


NO DAMPAK PENTING HIPOTETIK HASIL PRAKIRAAN DAMPAK
DAMPAK AWAL DAMPAK

dampaknya tergolong sedang. oleh kerena itu


peningkatan getaran
Sifat Penting Dampak: menjadi dampak
penting.
Dampak peningkatan getaran akibat
pembangunan rel kereta api tergolong sebagai
dampak negatif penting, karena diperkirakan
akan meningkat hingga 5 kali lipat dari kondisi
semula.
14 Peningkatan gangguan lalulintas a. V/C Ratio pada ruas Jalan Besaran Dampak: Gangguan lalulintas
Lintas Sumatera arah Bandar Dengan adanya pembangunan flyover maka yang timbul pada saat
Lampung-Tegineneng dan kondisi lalu lintas dengan LOS A akan menjadi kegiatan pembangunan
sebaliknya berkisar antara 0,2 LOS C (oleh perubahan kecepatan kendaraan), rel kereta api akan
hingga 0,3 (A-B). dengan adanya pengurangan lebar efektif 1 jalur menimbulkan persepsi
b. V/C Ratio pada ruas jalan RA pada masing-masing lajur. Terjadi penurunan 2 negatif masyarakat
Basyit arah Jatimulyo-Karang derajat kinerja jalan dikategorikan dampak besar. sekitar lokasi proyek,
Anyar dan sebaliknya berkisar oleh kerena itu
antara 0,1 hingga 0,3 (A-B). peningkatan gangguan
Sifat Penting Dampak:
c. V/C Ratio pada ruas jalan P. lalulintas menjadi
Dengan adanya penurunan 2 derajat kinerja dampak penting.
Tirtayasa arah Tj. Bintang-Tj. jalan, maka pada jalan-jalan yang tergolong
Karang dan sebaliknya padat (seperti Jalan P. Tirtayasa), maka akan
berkisar antara 0,1 hingga 0,8 semakin terganggu, sehingga dampaknya
(A-D). tergolong negatif penting.
d. V/C Ratio pada ruas jalan
Hendro Suratmin arah
Sukarame-Sabah Balau dan
sebaliknya berkisar antara 0,1
hingga 0,2 (A).
15 Perubahan persepsi masyarakat Berdasarkan hasil wawancara Besaran Dampak: Dengan adanya
terhadap masyarakat yang Dari 120 responden terdapat 58% responden kekhawatiran

Kegiatan Pembangunan Shortcut Jalur Kereta Api Tegineneng - Tarahan 4-27


Analisis Dampak Lingkungan Hidup

SUMBER RONA LINGKUNGAN HIDUP HASIL EVALUASI


NO DAMPAK PENTING HIPOTETIK HASIL PRAKIRAAN DAMPAK
DAMPAK AWAL DAMPAK

tinggal di sekitar lokasi rencana menyatakan khawatir, dan 19% responden masyarakat terkait
kegiatan, menunjukkan bahwa menyatakan menyatakan biasa saja, dan 23% penurunan kualitas
hal yang dikhawatirkan oleh responden menyatakan bahwa kegiatan udara (paparan debu)
masyarakat akibat adanya konstruksi pembangunan rel kereta api akan akibat adanya kegiatan
kegiatan pembangunan rel menyebabkan kualitas udara menjadi buruk. pembangunan rel
kereta api jalur Tegineneng- Akibat dari dampak pembangunan rel kereta api kereta api, maka
Tarahan adalah masalah menyebabkan paparan debu di udara sehingga dampak perubahan
paparan debu sehingga kualitas udara menjadi kotor dan diprakirakan akan persepsi masyarakat
udara di sekitar warga tinggal menimbulkan dampak perubahan persepsi merupakan dampak
menjadi buruk (kotor). masyarakat dari baik (skala 4) menjadi sangat penting.
buruk (skala 1), sehingga besaran dampak
perubahan persepsi masyarakat tergolong
sedang (skala -3).

Sifat Penting Dampak:


Terdapat sekitar 58% masyarakat Kecamatan
Natar, Jati Agung, Tanjung Bintang Kabupaten
Lampung Selatan dan Sukarame, Sukabumi,
Kedamaian dan Kecamatan Panjang Kota
Bandar Lampung menyatakan kekhawatirannya
bahwa, kegiatan konstruksi pembangunan rel
kereta api akan menyebabkan adanya paparan
debu di udara, sehingga dampak perubahan
persepsi masyarakat akibat pembanguan rel
kereta api tegolong dampak negatif penting.
16 Peningkatan kebisingan Pembangunan Tingkat kebisingan di lokasi Besaran Dampak: Tingkat kebisingan
Fasilitas pengukuran yang dilewati Operasional peralatan kerja diperkirakan akan yang dihasilkan dari
Penunjang rencana Pembangunan Shortcut menyebabkan kebisingan sebesar 62,04 dB(A), peralatan kerja
Jalur Rel Kereta Api sehingga secara umum tidak berpengaruh diperkirakan tidak
Tegineneng-Tarahan berkisar terlalu berpengaruh

Kegiatan Pembangunan Shortcut Jalur Kereta Api Tegineneng - Tarahan 4-28


Analisis Dampak Lingkungan Hidup

SUMBER RONA LINGKUNGAN HIDUP HASIL EVALUASI


NO DAMPAK PENTING HIPOTETIK HASIL PRAKIRAAN DAMPAK
DAMPAK AWAL DAMPAK

antara 59,7 dB(A) (di Kelurahan terhadap tingkat kebisingan kondisi eksisting. terhadap tingkat
Sukarame Baru), hingga 81,8 Dengan demikian operasional peralatan kerja kebisingan lingkungan,
dB(A) (di Jalan Sukarno-Hatta, (alat-alat berat) tidak mengganggu kenyamanan oleh karena itu
Kelurahan Ketapang). masyarakat sekitar proyek. Oleh karena itu peningkatan
besaran dampaknya tergolong sangat kecil. kebisingan akibat
pembangunan fasilitas
Sifat Penting Dampak: penunjang tergolong
dampak negatif tidak
Dengan kondisi tingkat kebisingan tanpa proyek
penting.
yang sudah melebihi baku tingkat kebisingan,
dan tingkat kebisingan yang dihasilkan dari
peralatan kerja yang diperkirakan tidak terlalu
berpengaruh terhadap tingkat kebisingan
lingkungan, maka dampak peningkatan
kebisingan akibat Pembangunan Fasilitas
Penunjang tergolong negatif tidak penting.
17 Perubahan persepsi masyarakat Berdasarkan hasil wawancara Besaran Dampak: Dengan adanya
terhadap masyarakat yang Dari 120 responden terdapat 58% responden kekhawatiran
tinggal di sekitar lokasi rencana menyatakan khawatir, dan 19% responden masyarakat terkait
kegiatan, menunjukkan adanya menyatakan menyatakan biasa saja, dan 23% penurunan kualitas
kekhawatiran yang dirasakan responden menyatakan bahwa kegiatan udara (paparan debu)
oleh masyarakat akibat adanya konstruksi pembangunan fasilitas penunjang akibat adanya kegiatan
kegiatan konstruksi akan menyebabkan kebisingan sehingga pembangunan fasilitas
pembangunan fasilitas ketenangan warga saat istirahat terganggu. penunjang, maka
penunjang, yaitu masalah Kondisi ini diprakirakan akan menimbulkan dampak perubahan
kebisingan sehingga ketenangan dampak perubahan persepsi masyarakat dari persepsi masyarakat
warga saat istirahat terganggu. baik (skala 4) menjadi sangat buruk (skala 1), merupakan dampak
sehingga besaran dampak perubahan persepsi penting.
masyarakat tergolong sedang (skala -3).

Kegiatan Pembangunan Shortcut Jalur Kereta Api Tegineneng - Tarahan 4-29


Analisis Dampak Lingkungan Hidup

SUMBER RONA LINGKUNGAN HIDUP HASIL EVALUASI


NO DAMPAK PENTING HIPOTETIK HASIL PRAKIRAAN DAMPAK
DAMPAK AWAL DAMPAK

Sifat Penting Dampak:


Terdapat sekitar 58% masyarakat Kecamatan
Natar, Jati Agung, Tanjung Bintang Kabupaten
Lampung Selatan dan Sukabumi, Kedamaian
dan Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung
menyatakan kekhawatirannya bahwa, kegiatan
pembangunan fasilitas penunjang akan
menyebabkan adanya paparan debu di udara,
sehingga dampak ini tergolong negatif penting,
C Tahap Operasi
18 Peningkatan kesempatan kerja Penerimaan Potensi tenaga kerja dengan Besaran Dampak: Kegiatan penerimaan
Tenaga Kerja latar pendidikan beragam Penerimaan tenaga kerja untuk kegiatan tenaga kerja operasi
Operasi tersedia di Kota Bandar operasional Shortcut Jalur Kereta Api diperkirakan akan
Lampung dan Kabupaten Tegineneng-Tarahan diperkirakan sebanyak 157 membuka kesempatan
Lampung Selatan. orang, dimana apabila kebutuhan karyawan kerja bagi masyakat
Untuk tenaga kerja lokal sendiri untuk level SLP-SLA dapat diisi oleh masyarakat lokal sebanyak ± 130
diperkirakan didominasi dengan sekitar proyek, maka total tenaga kerja setempat orang, dengan
mayoritas lulusan SLTA dan yang bisa berpartisipasi dalam kegiatan proyek demikian dampaknya
SLTP, yang artinya masih dapat ini sebanyak 130 orang (82.8%). Dengan penting.
memenuhi kebutuhan tenaga demikian dampak kesempatan kerja
kerja administrasi dan tenaga pengoperasian Shortcut Jalur Kereta Api
kebersihan/pemeliharaan. Tegineneng-Tarahan ini tergolong besar (+4).
Dengan demikian dampak kesempatan kerja
konstruksi ini tergolong besar.

Sifat Penting Dampak:


Harapan masyarakat agar dapat bekerja dalam
pengoperasian proyek Shortcut Jalur Kereta Api
Tegineneng-Tarahan cukup tinggi. Dengan

Kegiatan Pembangunan Shortcut Jalur Kereta Api Tegineneng - Tarahan 4-30


Analisis Dampak Lingkungan Hidup

SUMBER RONA LINGKUNGAN HIDUP HASIL EVALUASI


NO DAMPAK PENTING HIPOTETIK HASIL PRAKIRAAN DAMPAK
DAMPAK AWAL DAMPAK

adanya kesempatan kerja bagi masyarakat lokal


ini maka dampak peningkatan kesempatan kerja
tergolong positif penting.
19 Peningkatan pendapatan rumah Pendapatan masyarakat sekitar Besaran Dampak: Kegiatan penerimaan
tangga tapak kegiatan proyek, Kegiatan penerimaan karyawan pada masa tenaga kerja operasi
berdasarkan hasil survey pada operasional akan menimbulkan dampak diperkirakan akan
sebagian besar responden peningkatan pendapatan rumah tangga dan meningkatkan
berkisar antara Rp1.250.000,- karyawan dari antara Rp1.250.000,- s/d pendapatan rumah
s/d Rp2.000.000,-sedangkan Rp2.000.000,- menjadi antara Rp2.466.500,- s/d tangga, yang
UMK Lampung Selatan dan Rp3.025.500,- per bulan. dampaknya akan
Bandar Lampung, masing- Bagi pekerja baru di PT. KAI dengan masa kerja dirasakan oleh ± 787
masing sebesar Rp2.168.702,- 0 tahun mendapat upah yang melebihi UMK orang, dengan
per bulan dan Rp2.263.390,- per Kabupaten Lampung Selatan dan Kota Bandar demikian dampaknya
bulan. Lampung adalah jumlah yang dipandang besar. penting.
Disamping itu dapat diterima kerja di perusahaan
BUMN, seperti PT. KAI adalah sesuatu yang
membanggakan. Oleh karena dampak
penerimaan tenaga kerja terhadap peningkatan
pendapatan kaum pekerja pada tahap
operasional tergolong dampak besar (+4)

Sifat Penting Dampak:


Peningkatan pendapatan rumah tangga akan
dirasakan oleh oleh masyarakat Kecamatan
Natar, Jati Agung, Tanjung Bintang, Sukarame,
Sukabumi, Kedamaian dan Panjang yang direkrut
sebagai tenaga kerja operasional Shortcut Jalur
Kereta Api Tegineneng-Tarahan beserta
keluarganya (yang diasumsikan terdiri dari istri

Kegiatan Pembangunan Shortcut Jalur Kereta Api Tegineneng - Tarahan 4-31


Analisis Dampak Lingkungan Hidup

SUMBER RONA LINGKUNGAN HIDUP HASIL EVALUASI


NO DAMPAK PENTING HIPOTETIK HASIL PRAKIRAAN DAMPAK
DAMPAK AWAL DAMPAK

dan 3 orang anak), maka jumlah penduduk yang


merasakan dampak kesempatan kerja tahap
operasional diperkirakan berjumlah 787 orang,
dengan demikian dampaknya merupakan positif
penting.
20 Perubahan persepsi masyarakat Hasil wawancara mengenai Besaran Dampak: Kegiatan penerimaan
persepsi masyarakat terhadap Berdasarkan hasil wawancara, dipersepsikan tenaga kerja operasi
120 responden menunjukkan bahwa kegiatan penerimaan tenaga kerja diperkirakan akan
bahwa 91% responden meyakini operasional Shortcut Jalur Kereta Api membuka peluang
kegiatan penerimaan karyawan Tegineneng-Tarahan akan memberikan manfaat kerja dan
pengoperasian Shortcut Jalur positif bagi masyarakat sekitar, sehingga akan meningkatkan
Kereta Api Tegineneng-Tarahan menimbulkan dampak perubahan persepsi pendapatan rumah
akan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dari sangat buruk (skala 1) menjadi tangga, yang
masyarakat sekitar, kemudian baik (skala 4), sehingga besaran dampaknya dampaknya akan
terdapat sekitar 7% responden sedang (+3). dirasakan oleh ± 787
yang menyatakan biasa saja, orang, yang akan
dan sebanyak 2% responden memunculkan persepsi
Sifat Peting Dampak:
yang tidak meyakini bahwa positif, dengan
kegiatan ini akan memberi Adanya kegiatan penerimaan tenaga kerja demikian dampaknya
manfaat positif bagi masyarakat operasi akan membuka peluang kerja dan penting.
sekitar. meningkatkan pendapatan rumah tangga, yang
hasilnya akan dirasakan oleh oleh masyarakat
Kecamatan Natar, Jati Agung, Tanjung Bintang,
Sukarame, Sukabumi, Kedamaian dan Panjang
yang direkrut sebagai tenaga kerja operasional
Shortcut Jalur Kereta Api Tegineneng-Tarahan
beserta keluarganya (yang diasumsikan terdiri
dari istri dan 3 orang anak), maka jumlah
penduduk yang merasakan dampak kesempatan
kerja tahap operasional diperkirakan berjumlah
787 orang, dengan demikian dampaknya

Kegiatan Pembangunan Shortcut Jalur Kereta Api Tegineneng - Tarahan 4-32


Analisis Dampak Lingkungan Hidup

SUMBER RONA LINGKUNGAN HIDUP HASIL EVALUASI


NO DAMPAK PENTING HIPOTETIK HASIL PRAKIRAAN DAMPAK
DAMPAK AWAL DAMPAK

merupakan positif penting


21 Penurunan kualitas udara Pengoperasian Kadar debu di lokasi-lokasi Besaran Dampak: Pada tahap operasi
Jalur Rel Kereta pengukuran yang dilewati Pada pengukuran yang dilakukan pada Ds. dampak penurunan
Api Barang rencana Pembangunan Shortcut Haduyang dekat stasiun Tegineneng diperoleh kualitas udara akibat
Jalur Rel Kereta Api nilai paramater debu 10.7 µg/Nm3 (pada saat kegiatan
Tegineneng-Tarahan berkisar kereta melintas). Namun ada kekawatiran pengoperasian rel
antara 1,2 µg/Nm3 (Ds. Banjar masyarakat akan terjadi peningkatan debu kereta api akan
Negeri & Ds. Krawang Sari), batubara saat kereta dengan penuh muatan berakumulasi dengan
hingga 33,4 µg/Nm3 (Perum. melintas. Dengan demikian dampaknya tergolong dampak penurunan
Sukarame Baru). sedang. kualitas udara akibat
pengoperasian jalan tol
dan jalan raya yang
Sifat Penting Dampak:
berpotongan dengan
Kekhawatiran masyarakat terhadap kegiatan jalur rel kereta api.
Pengoperasian Jalur Rel Kereta Api Barang Oleh jarena itu
adalah adanya peningkatan sebaran debu dampaknya tergolong
batubara saat kereta dengan muatan penuh negatif penting.
melintas. Dengan banyaknya desa/permukiman
yang berada di sepanjang jalur rel kereta api (Ds.
Haduyang, Ds. Waysari, Ds. Kalisari, Ds.
Krawangsari, Ds. Jatimulyo, Kel. Sukarame Baru,
Kel. Sukabumi, Kel. Ketapang), maka dampak
penurunan kualitas udara akibat pengoperasian
jalur kereta api, tergolong sebagai dampak
negatif penting.
22 Peningkatan tingkat kebisingan Hasil pengukuran Tim AMDAL Besaran Dampak: Pada tahap operasi
tingkat kebisingan pada kondisi Berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan dampak peningkatan
rona awal untuk peruntukan oleh BPPT (2018) terhadap kegiatan operasional kebisingan akibat
permukiman adalah antara 59.7- jalur kereta api Jakarta –Surabaya pada jarak 20- kegiatan
81.8 dB(A), dimana angka ini 30 meter dari rel menunjukkan nilai tingkat pengoperasian rel

Kegiatan Pembangunan Shortcut Jalur Kereta Api Tegineneng - Tarahan 4-33


Analisis Dampak Lingkungan Hidup

SUMBER RONA LINGKUNGAN HIDUP HASIL EVALUASI


NO DAMPAK PENTING HIPOTETIK HASIL PRAKIRAAN DAMPAK
DAMPAK AWAL DAMPAK

telah melebihi baku tingkat kebisingan berkisar antara 63,6 - 86,4 dB(A), kereta api akan
kebisingan. atau melebihi baku tingkat kebisingan untuk berakumulasi dengan
daerah permukiman, Dengan demikian besaran dampak peningkatan
dampaknya tergolong besar. kebisingan akibat
pengoperasian jalan tol
Sifat Penting Dampak: dan jalan raya yang
berpotongan dengan
Dengan tingkat kebisingan tanpa proyek yang
jalur rel kereta api.
sudah melebihi baku tingkat, maka dengan
Oleh jarena itu
beroperasinya Jalur Rel Kereta Api akan
dampaknya tergolong
menambah tingkat kebisingan di lokasi-lokasi
negatif penting
yang dilewati oleh Kereta Api, dengan demikian
dampak peningkatan kebisingan akibat
pengoperasian jalur kereta api, tergolong sebagai
dampak negatif penting.
23 Peningkatan getaran Kondisi saat ini hasil pengukuran Besaran Dampak: Tingkat getaran yang
tingkat getaran pada lokasi- Tingkat getaran yang dihasilkan oleh kereta api, dihasilkan oleh
lokasi yang dilewati oleh Jalur hasil pengukuran yang dilakukan oleh BPPT operasional kereta api
Rel Kereta Api Tegineneng- terhadap kegiatan operasional jalur kereta api tidak melebihi baku
Tarahan berkisar antara 0,08- Jakarta-Surabaya menunjukkan nilai tingkat mutu tingkat getaran
0,44 mm/det. getaran berkisar antara 0,3 - 0,5 mm/det, menurut Permen LH.
Dengan demikian besaran dampaknya tergolong No. 49 tahun 1999
besar. untuk kenyamanan dan
kesehatan, maka
dampak peningkatan
Sifat Penting Dampak:
getaran akibat
Sesuai baku mutu tingkat getaran untuk operasional jalur kereta
kenyamanan dan kesehatan menurut Permen tergolong dampak
LH. No. 49 tahun 1999 adalah <100 µmeter pada negatif tidak penting.
frekuensi 4 Hz. Dengan demikian tingkat getaran
yang dihasilkan oleh operasional kereta api tidak

Kegiatan Pembangunan Shortcut Jalur Kereta Api Tegineneng - Tarahan 4-34


Analisis Dampak Lingkungan Hidup

SUMBER RONA LINGKUNGAN HIDUP HASIL EVALUASI


NO DAMPAK PENTING HIPOTETIK HASIL PRAKIRAAN DAMPAK
DAMPAK AWAL DAMPAK

melebihi baku mutu tingkat getaran menurut


Permen LH. No. 49 tahun 1999 untuk
kenyamanan dan kesehatan, maka dampak
peningkatan tingkat getaran akibat operasional
jalur kereta tergolong dampak negatif tidak
penting.
24 Perubahan persepsi masyarakat Berdasarkan hasil wawancara Besaran Dampak: Dengan adanya kekha-
terhadap masyarakat yang Dari 120 responden terdapat 51% responden watiran masyarakat
tinggal di sekitar lokasi yang menyatakan khawatir bahwa kegiatan terkait penurunan kuali-
pengoperasian jalur rel kereta tersebut dapat menimbulkan paparan debu dan tas udara (paparan
api barang, menunjukkan kebisingan, dan 28% responden menyatakan debu) dan peningkatan
banyak hal yang dikhawatirkan menyatakan biasa saja, serta 21% responden kebisingan akibat
oleh masyarakat akibat adanya menyatakan tidak khawatir terhadap kegiatan adanya kegiatan pen-
kegiatan pengoperasian jalur rel pengoperasian jalur rel kereta api barang. goperasian jalur rel
kereta api barang Shortcut Jalur Akibat dari dampak pengoperasian jalur rel kereta api barang,
Kereta Api Tegineneng-Tarahan kereta api barang menyebabkan paparan debu di maka dampak peruba-
adalah masalah paparan debu udara sehingga udara menjadi kotor dan han persepsi masya-
sehingga kualitas udara di kebisingan sehingga mengganggu ketenangan rakat merupakan
sekitar warga tinggal menjadi warga diprakirakan akan menimbulkan dampak dampak penting.
buruk dan menimbulkan perubahan persepsi masyarakat dari baik (skala
kebisingan. 4) menjadi sangat buruk (skala 1), sehingga
besaran dampak perubahan persepsi masyarakat
tergolong sedang (skala -3).

Sifat Penting Dampak:


Terdapat sekitar 51% masyarakat Kecamatan
Natar, Jati Agung, Tanjung Bintang Kabupaten
Lampung Selatan dan Sukarame, Sukabumi,
Kedamaian dan Kecamatan Panjang Kota

Kegiatan Pembangunan Shortcut Jalur Kereta Api Tegineneng - Tarahan 4-35


Analisis Dampak Lingkungan Hidup

SUMBER RONA LINGKUNGAN HIDUP HASIL EVALUASI


NO DAMPAK PENTING HIPOTETIK HASIL PRAKIRAAN DAMPAK
DAMPAK AWAL DAMPAK

Bandar Lampung menyatakan kekhawatirannya


bahwa, kegiatan pengoperasian jalur rel kereta
api barang akan menyebabkan adanya paparan
debu di udara dan kebisingan, sehingga
dampaknya tergolong negatif penting.
Sumber: Hasil Analisis Tim AMDAL (2019)

∞Ω∞

Kegiatan Pembangunan Shortcut Jalur Kereta Api Tegineneng - Tarahan 4-36


Table of Contents
4.1 EVALUASI DAMPAK PENTING LINGKUNGAN...................................................1
4.1.1 Telaah Holistik terhadap Dampak Penting Hipotetik..................................1
Tabel 4.1 Matriks Evaluasi Dampak Penting Lingkungan................................3
Gambar 4.1 Diagram Evaluasi Dampak Lingkungan pada Tahap Konstruksi........4
4.1.2 Telaahan Dampak Kumulatif...................................................................6
4.2 ARAHAN RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN RENCANA
PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL-RPL)...............................................7
Gambar 4.2 Identifikasi Dampak-Dampak Lingkungan yang Harus Dikelola dan
Dipantau dan Dampak-Dampak Lingkungan yang Tidak Dikelola dan
Tidak Dipantau.............................................................................7
Tabel 4.2 Arahan Jenis Dampak Penting yang Akan Dikelola dan Akan
Dipantau......................................................................................8
Tabel 4.3 Arahan Jenis Dampak Lain yang Akan Dikelola dan Akan Dipantau..9
4.3 KELAYAKAN LINGKUNGAN HIDUP.................................................................10
Tabel 4.4 Penilaian Kelayakan Lingkungan Hidup........................................11
4.4 RINGKASAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP...................................14
Tabel 4.5 TABEL RINGKASAN ANALISIS DAMPAK......................14

Anda mungkin juga menyukai