Dalam rangka melaksanakan evaluasi dampak penting, maka kajian atau telaahan akan
dilaksanakan secara holistik dengan metode evaluasi menggunakan matrik interaksi. Beragam
dampak penting yang akan dievaluasi, ditelaah sebagai satu kesatuan yang saling terkait dan
saling mempengaruhi yang didasarkan atas hasil prakiraan dampak penting yang dapat timbul
dalam lingkup ruang dan waktu yang telah ditetapkan.
Hasil evaluasi ini digunakan sebagai alat pertimbangan oleh instansi yang berwenang untuk
memutuskan kelayakan lingkungan hidup dari rencana kegiatan tersebut. Selanjutnya dampak
penting yang dihasilkan dari prakiraan dampak akan digunakan sebagai acuan dalam rangka
menetapkan dampak-dampak penting yang harus dikelola.
Evaluasi dampak penting secara holistik atau menyeluruh didasarkan pada deskripsi
kegiatan, rona lingkungan, dan prakiraan dampak penting. Untuk mengevaluasi dampak
secara holistik digunakan Metode Fisher dan Davies. Metode ini sangat cocok digunakan
pada rencana kegiatan ini, dimana lingkungannya bersifat sangat dinamis. Prinsip dari
metode ini adalah membandingkan kondisi lingkungan sekarang dan yang akan datang,
baik tanpa proyek maupun ada proyek dalam bentuk matrik interaksi antara komponen
kegiatan dan komponen lingkungan.
Hasil evaluasi dampak secara holistik menurut Metode Fisher dan Davies secara rinci
disajikan pada Tabel 4.1 – Tabel 4.4
IV-1
Tabel 4.1. Interprestasi Skala Pada Parameter Lingkungan Pembangunan Kampus STIKES Nasional Surakarta
Skala
No Uraian
1 2 3 4 5
1. Kepentingan parameter terhadap lingkungan Tidak penting Kurang penting Sedang Penting Sangat penting
2. Kedaan lingkungan/rona lingkungan awal Jelek Kurang baik Sedang Baik Sangat baik
3. Kepekaan terhadap pengelolaan lingkungan Tidak peka Kurang peka Sedang Peka Sangat peka
Tabel 4.2. Matrik Evaluasi Dasar Lingkungan Pembangunan Kampus STIKES Nasional Surakarta
IV-2
Skala Skala Skala
Kepentingan Kedaan Kepekaan Terhadap
KOMPONEN KOMPONEN LINGKUNGAN
(1) Tahap Pra (4) Tahap
LINGKUNGAN (2)Terhadap
Parameter Tahap Konstruksi (3) TahapPengelolaan
Lingkungan/Rona Operasi Lingkungan
Konstruksi Pascaoperasi
a b Lingkungan/Proyek
a b C d Lingkungan
e f Awal
a b c a b
A.
12. Kesempatan kerja dan usaha
Komponen Fisika – Kimia
4 3 4
13. Mata pencaharian dan pendapatan 5 0 3 0 4
1. Kualitas air permukaan
14. Persepsi masyarakat 3 -1 S
4 -1 P -1 P
4
2. Kuantitas air tanah
C. Komponen Kesmas 0 0 0 -1 P
3. Kualitas udara
15. Keselamatan dan kesehatan kerja 0
3
-1 S -1 S
3 3
4. Kebisingan
16. Sanitasi lingkungan 3 3 3
5. Getaran 0 -1 S
17. Prevalensi penyakit 3 3 3
6. Air larian (run off) 0 0
18. Vektor penyakit 3 3 3
7. Limbah padat dan B3 -1 S -1 P
9. Kerusakan Jalan 0
B. Komponen Sosial
11. Kesempatan kerja dan usaha +1 S 0 +2 P +2 P -1 P
12. Mata pencaharian dan
+1 S -1 S +1 S +2 P -1 P
pendapatan
13. Persepsi masyarakat +1 S +1 S 0 0 -1 P
C. Komponen Kesmas
14. Keselamatan dan kesehatan 0 -1 S
kerja
15. Sanitasi lingkungan -1 S 0 0
IV-3
IV-4
Keterangan:
0 = Tanpa Dampak - = Dampak negatif
1,2 = Besaran Dampak + = Dampak positif
S = Dampak bersifat sementara
P = Dampak bersifat tetap
IV-5
Tabel 4.4. Matrik Keputusan Pembangunan Kampus STIKES Nasional Surakarta
B. Komponen Sosial
11. Kesempatan kerja dan usaha 3 3 3 4 3 3 3 3 4 5 5 3 3 2 3 3,38 0,38 0 0,38
C. Komponen Kesmas
14. Keselamatan dan kesehatan kerja 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2,92 -0,08 0 -0,08
IV-6
1. Tahap Prakonstruksi 2. Tahap Konstruksi 3. Tahap Operasi 4. Tahap Pascaoperasi
a. Perizinan dan Sosialisasi a. Mobilisasi Peralatan dan Bahan a. Perkuliahan dan Aktivitas Praktikum a. Pemutusan Hubungan Kerja
b. Penerimaan Tenaga Kerja b. Pembersihan dan Pematangan Lahan b. Mobilisasi Mahasiswa, karyawan dan Dosen b. Demobilisasi Peralatan
c. Pekerjaan Sipil c. Pengoperasian Utilitas
d. Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal
e. Pelepasan Tenaga kerja Konstruksi
f. Penerimaan Tenaga Kerja Operasi
IV-7
Berdasarkan Tabel 4.4. di atas dapat disimpulkan bahwa dari kondisi saat ini rata-rata skala
kualitas lingkungan adalah 3,18. Tanpa ada proyek maka kondisi kualitas lingkungan untuk
beberapa komponen lingkungan akan tetap mengalami penurunan, sehingga skala kualitas
lingkungan yang akan datang tanpa proyek pun akan turun menjadi 3,12 atau mengalami
penurunan sebesar (-) 0,06. Dengan adanya kegiatan pembangunan Kampus STIKES Nasional
Surakarta tersebut maka diprakirakan beberapa komponen lingkungan akan terjadi perubahan
skala kualitas lingkungan, baik itu penurunan maupun peningkatan sehingga rata-rata kualitas
lingkungan akan berubah menjadi 3,16. Berdasarkan perhitungan evaluasi dampak yang
ditimbulkan dari kegiatan pembangunan Kampus STIKES Nasional Surakarta secara keseluruhan
memberikan dampak positif sebesar 0,69. Berdasarkan evaluasi dampak secara keseluruhan,
maka pembangunan Kampus STIKES Nasional Surakarta secara komulatif diprakirakan dapat
memberikan dampak positif.
Secara parsial terjadi perubahan skala kualitas lingkungan komponen Fisika – Kimia.
Adapun telaah dampak penting untuk masing-masing komponen Fisika – Kimia yang
mengalami perubahan adalah sebagai berikut:
b. Kualitas udara
Dampak penurunan kualitas udara terjadi pada tahap konstruksi akibat kegiatan
mobilisasi peralatan dan bahan, pembersihan dan pematangan lahan serta
pekerjaan sipil. Kegiatan ini akan meningkatkan kandungan debu, meningkatkan
IV-8
emisi SO2, CO dan NO2. Pada Tahap operasi penurunan kualitas udara disebabkan
dari dampak mobilisasi mahasiswa, dosen dan karyawan yang menggunakan moda
transportasi berupa kendaraan sepeda motor dan mobil.
c. Tingkat Kebisingan
Peningkatan kebisingan akan terjadi peningkatan pada tahap konstruksi berasal dari
kegiatan mobilisasi peralatan dan bahan akibat suara yang ditimbulkan dari moda
transortasi yang digunakan, serta kegiatan pekerjaan sipil dimana kebisingan
berasal dari penggunaan peralatan konstruksi yang digunakan.
d. Getaran
Limbah padat yang berupa sisa-sisa material bangunan dari kegiatan sipil yang
secara teknis sudah tidak digunakan. Limbah B3 dihasilkan dari tahap operasi yaitu
kegiatan praktikum, yaitu bahan-bahan serbuk padat yang berasal dari sisa
praktikum mahasiswa.
a. Persepsi Masyarakat
IV-9
pembangunan, tetapi persepsi yang bersifat negative mempunyai makna bahwa
masyarakat merasa ada kekawatiran atau ketidaksetujuan terhadap tahapan
kegiatan atau rencana kegiatan. Persepsi masyarakat yang bersifat negative
bersumber pada tahap pra-konstruksi berasal dari kegiatan perizinan dan sosialisasi.
Kekawatiran yang muncul bahwa dengan adanya pembangunan kampus STIKES
akan membutuhkan air tanah yang banyak sehingga dapat berpengaruh terhadap air
sumur penduduk. Persepsi negatif yang berasal dari tahap konstruksi dan operasi
berasal dari kegiatan pelepasan tenaga, karena tenaga kerja yang diberhentikan
karena pekerjaan telah selesai khawatir kalau tidak segera mendapatkan pekerjaan
lagi di tempat lain. Sedangkan persepsi yang bersifat positip berasal dari tahap pra
konstruksi dan konstruksi yaitu penerimaan tenaga kerja.
Dampak kesempatan dan kerja dan berusaha yang bersifat positip bersumber dari
tahap pra-konstruksi dan konstruksi yaitu penerimaan tenaga kerja konstruksi dan
tenaga kerja operasi. Sedangkan dampak kesempatan dan kerja dan berusaha yang
bersifat negatif bersumber dari tahap pra-konstruksi dan konstruksi yaitu pelepasan
tenaga kerja konstruksi dan tenaga kerja operasi.
Dampak mata pencaharian dan pendapatan yang bersifat positip bersumber dari
tahap pra-konstruksi dan konstruksi yaitu penerimaan tenaga kerja konstruksi dan
tenaga kerja operasi. Sedangkan dampak mata pencaharian dan pendapatan yang
bersifat negatif bersumber dari tahap pra-konstruksi dan konstruksi yaitu pelepasan
tenaga kerja konstruksi dan tenaga kerja operasi.
Dampak keselamatan dan kesehatan kerja bersumber dari tahap konstruksi dan
operasi. Pada kegiatan pekerjaan sipil akan memberikan resiko keselamatan dan
kesehatan kerja menjadi menurun. Sedangkan pada tahap operasi pengoperasian
utilitas akan berdampak terjadinya resiko positif dan negatif. Resiko positif yaitu
IV-10
terjadi pemenuhan pelayanan secara optimal kepada mahasiswa, dosen dan
karyawan, tetapi resiko negative akan terjadi kebakaran dan kecelakaan kerja.
b. Sanitasi Lingkungan
Dampak penting yang harus dikelola berdasarkan hasil evaluasi dampak penting
dirinci menurut tahapan kegiatan penimbul dampak penting dan komponen
lingkungan yang terkena dampak penting.
IV-12
Tidak ada komponen yang harus dilakukan pengelolaan
3. Komponen Sosial
Komponen lingkungan yang harus dilakukan pengelolaan adalah:
a. Hilangnya kesempatan kerja dan usaha
b. Hilangnya matapencaharian dan pendapatan
c. Timbulnya persepsi negatif masyarakat pekerja
4. Komponen Kesehatan
Tidak ada komponen lingkungan yang harus dikelola.
C. Tahap Operasi
1. Penurunan kualitas air Pembuangan limbah cair ke Melaksanakan pengolahan limbah cair
permukaan saluran drainase pada saat sebelum dibuang ke badan air melalui
operasional kampus sistim IPAL yang sesuai
Melaksanakan kontrol dan pengawasan
sesuai SOP terhadap kinerja IPAL
IV-14
Komponen Lingkungan Komponen Kegiatan Penyebab
No Arahan Pengelolaan Lingkungan
Terkena Dampak Dampak
sehingga limbah cair yang dihasilkan
sesuai dengan baku mutu yang
dipersyaratkan
Mengupayakan untuk menerapkan
program reuse, reduce dan recycle
terhadap air limbah, sehingga dapat
mengurangi volume limbah cair yang
dibuang ke perairan umum
2. Penurunan kuantitas air Pemenuhan kebutuhan air Penggunaan sumur dalam merupakan
tanah bersih untuk kegiatan upaya terakhir apabila ketersediaan air
operasional kampus dari PDAM tidak mencukupi
Upaya pemanfaatan kembali air
buangan yang diolah di STP untuk
penyiraman tanaman dan pengisian
bak tandon hydrant sehingga dapat
menghemat kebutuhan air
Membuat sumur resapan untuk
drainase, sehingga dapat
meningkatkan cadangan air tanah
dangkal
Dalam jangka panjang melaksanakan
pemanenan air hujan (Rain Harvesting,
dalam rangka mengurangi kebutuhan
air untuk kegiatan penunjang, seperti
penyiraman tanaman dan air hydrant.
3. Penurunan kualits udara Kegiatan operasional kampus Melakukan penghijauan dengan
tanaman yang sesuai
Melakukan perawatan tanaman dan
melakukan uji emisi pada genset dan
kendaraan operasional
4. Peningkatan kebisingan dan Kegiatan operasional kampus Peletakan dan pemasangan median
getaran peredam suara untuk sumber penghasil
suara mesin/genzet atau pembuatan
ruangan khusus
5. Peningkatan air larian Kegiatan operasional kampus Membuat sumur resapan
Perawatan penghijauan, saluran
drainase dan penghijauan
6. Peningkatan limbah padat Kegiatan operasional kampus Melakukan pengelolaan sampah padat
dan B3 bermula dari sumbernya dengen
menempatkan tongsampah di setiap
lorong dan kamar
Melakukan pemungutan sampah setiap
hari
Membangun dan merawat TPS agar
IV-15
Komponen Lingkungan Komponen Kegiatan Penyebab
No Arahan Pengelolaan Lingkungan
Terkena Dampak Dampak
fungsinya dapat terjaga
Untuk limbah B3 akan diambil oleh
pihak ketiga yang telah memiliki izin
7. Gangguan lalulintas dan Kegiatan operasional kampus Menempatkan petugas di pintu keluar
perparkiran masuknya kendaraan dalam mengatur
arus lalu-lintas
Larangan parkir di daerah depan dan
jalur akses menuju kampus. Kendaraan
diarahkan masuk ke dalam area
Memasang tanda-tanda peringatan
serta lampu kedip di depan lokasi
keluar masuknya kendaraan
pengunjung kampus
8. Kesempatan kerja dan Kegiatan tenaga kerja Memprioritaskan tenaga kerja lokal
Berusaha operasional serta kegiatan Transparansi penerimaan tenaga kerja
operasional kampus operasional
Memberikan ruang bagi masyarakat
sekitar sehingga mampu mendorong
tumbuhnya kegiatan sektor informal
9. Persepsi masyarakat Kegiatan tenaga kerja Melakukan sosialisasi yang
operasional serta kegiatan menjelaskan mengenai peluang
operasional kampus penyerapan tenaga kerja dan peluang
usaha, kemudian aspek-aspek yang
berhubungan dengan kegiatan
operasional serta upaya-upaya dalam
mengantisipasi timbulnya dampak
negatif dengan melibatkan formal
leader, informal leader dan masyarakat.
Melaksanakan pendekatan sosial guna
menyerap aspirasi masyarakat
Meningkatkan kegiatan bina lingkungan
dan CSR (Cooporate Social
responsibility)
11. Sanitasi Lingkungan Kegiatan operasional kampus Menyediakan tempat sampah yang
cukup dan memadai di Kampus
Menyediakan petugas kebersihan
untuk menjaga kebersihan setiap
harinya
Bekerjasama dengan instansi terkait
dalam penempatan TPS (kontainer
sampah) dan pengangkutan ke TPA
Dalam jangka panjang diupayakan
untuk mengelola sampah secara
mandiri
12. Gangguan keselamatan dan Melakukan pengawasan untuk
IV-16
Komponen Lingkungan Komponen Kegiatan Penyebab
No Arahan Pengelolaan Lingkungan
Terkena Dampak Dampak
kesehatan kerja menjamin bahwa semua pekerja tahap
operasional menggunakan equipment
menurut SOP kesehatan dan
keselamatan pekerjaan
C. Tahap Pasca Operasi
1. Hilangnya Kesempatan Pemutusan hubungan kerja Memberikan pengertian dan hak-hak
kerja dan Berusaha tenaga kerja yang mengalami PHK
Membantu penyaluran bekerja pada
tempat lain
2. Hilangnya matapencaharian Pemutusan hubungan kerja Memberikan pengertian dan hak-hak
dan pendapatan tenaga kerja yang mengalami PHK
Membantu penyaluran bekerja pada
tempat lain
3. Terjadi persepsi negative Pemutusan hubungan kerja Memberikan pengertian dan hak-hak
masyarakat tenaga kerja yang mengalami PHK
Membantu penyaluran bekerja pada
tempat lain
Berdasarkan hasil telaahan keterkaitan dan interaksi dampak penting dalam evaluasi
secara holistik terhadap dampak lingkungan, pemilihan alternatif dan arahan pengelolaan
dan pemantauan lingkungan hidup maka, pemrakarsa/penyusun AMDAL menyampaikan
penilaian kelayakan lingkungan hidup rencana kegiatan pembangunan Kampus STIKES
Nasional Surakarta seperti tertera pada Tabel 4.6.
Pernyataan kelayakan lingkungan hidup atas rencana kegiatan pembangunan Kampus
STIKES Nasional Surakarta sudah mempertimbangkan 10 (sepuluh) kriteria kelayakan
sebagaimana tercantum pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012
tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup, Lampiran II Pedoman
Penyusunan Dokumen Andal.
IV-17
Tabel 4.6. Kriteria yang Menjadi Dasar Pertimbangan di dalam Penilaian
Kelayakan Lingkungan rencana kegiatan pembangunan Kampus STIKES
Nasional Surakarta
No Kriteria Pernyataan Kelayakan Lingkungan Hidup
1 Rencana tata ruang sesuai ketentuan 1. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten
peraturan perundang-undangan. Sukoharjo Nomor 14 Tahun 2011 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo Tahun
2011-2031 pada Pasal 9, lokasi rencana kegiatan di
Desa Kwarasan, Kecamatan Grogol, Kabupaten
Sukoharjo adalah termasuk dalam Pusat Kegiatan
Lokal Promosi (PKLp). Selanjutnya pada pasal 48
pada ayat (3) disebutkan pengembangan PKLp
sebagai mana dimaksud adalah sebagai pusat
pendidikan, pusat pelayanan kesehatan, pusat
perdagangan dan jasa, industri, pariwisata dan
permukiman perkotaan.
2. Berdasarkan pada Keputusan Bupati Sukoharjo No:
503/702/2013 tentang Pemberian Izin Penggunaan
Pemanfaatan Tanah Kepada Yayasan Pendidikan
Farmasi Nasional Surakarta untuk Pembangunan
Gedung STIKES Nasional Surakarta (Kampus AKK
dan AKFAR) di Desa Kwarasan Kecamatan Grogol
Kapupaten Sukoharjo.
2 Kebijakan di bidang perlindungan dan Rencana kegiatan tidak melanggar kebijakan di bidang
pengelolaan lingkungan hidup serta perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup serta
sumber daya alam yang diatur dalam sumber daya alam yang diatur dalam peraturan
peraturan perundang-undangan. perundang-undangan
3 Kepentingan pertahanan keamanan. Kriteria ke 3 kurang relavan, mengingat rencana
kegiatan tidak bersinggungan dengan kepentingan
pertahanan keamanan negara (NKRI), sehingga
rencana kegiatan tidak berbenturan dengan
kepentingan pertahanan keamanan
4 Prakiraan secara cermat mengenai Pemrakarsa / penyusun sudah melakukan prakiraan
besaran dan sifat penting dampak dari secara cermat mengenai besaran dan sifat penting
aspek biogeofisik kimia, sosial, ekonomi, dampak dari aspek fisik kimia, biologi, sosial-ekonomi,
budaya, tata ruang, dan kesehatan social-budaya dan kesehatan masyarakat pada tahap
masyarakat pada tahap pra konstruksi, pra konstruksi, konstruksi, operasi dan pasca-operasi
konstruksi, operasi dan pasca operasi atas rencana kegiatan pembangunan Kampus STIKES
usaha dan/ atau kegiatan. Nasional Surakarta
5 Hasil evaluasi secara holistik terhadap Hasil evaluasi secara holistik terhadap seluruh Dampak
seluruh dampak penting sebagai sebuah Penting hipotetik telah dilakukan sebagai sebuah
kesatuan yang saling terkait dan saling kesatuan yang saling terkait dan saling mempengaruhi,
mempengaruhi sehingga diketahui sehingga diketahui perimbangan Dampak Penting yang
perimbangan dampak penting yang bersifat positif dengan yang bersifat negatif sebagai
bersifat positif dengan yang bersifat dasar untuk melakukan pengelolaan dan pemantauan
IV-18
No Kriteria Pernyataan Kelayakan Lingkungan Hidup
negatif. lingkungan terhadap aspek fisik kimia, biologi, sosial,
ekonomi, budaya, dan kesehatan masyarakat pada
tahap prakonstruksi, konstruksi,dan operasi Usaha
dan/atau Kegiatan.
Berdasarkan hasil evaluasi secara holistik sesuai
dengan matrik keputusan (Tabel 4.4), maka secara
keseluruhan/kumulatif memberikan dampak positif
sebesar 0,69.
6 Kemampuan pemrakarsa dan/ atau pihak Pemrakarsa kegiatan akan bertanggung jawab dalam
terkait yang bertanggung jawab dalam menanggulangi dampak penting yang akan ditimbulkan
menanggulangi dampak penting negatif dari kegiatan yang direncanakan berdasarkan rencana
yang akan ditimbulkan dari Usaha dan/ pengelolaan dan pemantauan lingkungan (RKL-RPL)
atau Kegiatan yang direncanakan dengan disertai Surat Pernyataan kesanggupan melaksanakan
pendekatan teknologi, sosial, dan RKL-RPL bermaterai
kelembagaan.
7 Rencana usaha dan/ atau kegiatan tidak Dalam kajian ini sudah dilakukan telaahan sosial yang
mengganggu nilai-nilai sosial atau terkait dengan prediksi dan evaluasi dampak sosial.
pandangan masyarakat (emic view). Rencana kegiatan mempengaruhi nilai-nilai sosial atau
pandangan masyarakat tetapi dapat dikelola dengan
pendekatan social dan institusional. Pemrakarsa akan
melakukan pengelolaan dan pemantauan persepsi
masyarakat, perubahan nilai dan norma dalam
masyarakat melalui forum komunikasi dengan
masyarakat terkena dampak, disertai penerapan
tanggung jawab sosial pemrakarsa yang berkelanjutan
melalui pendekatan partisipatif.
8 Rencana usaha dan/ atau kegiatan tidak Rencana kegiatan tidak mempengaruhi dan/atau
akan mempengaruhi dan/ atau mengganggu entitas ekologis, mengingat lokasi
mengganggu entitas ekologis. rencana kegiatan berada kawasan budidaya yang
relatif tidak terdapat entitas ekologi kategori langka
dan/atau terancam yang perlu dilindungi.
9 Rencana usaha dan/ atau kegiatan tidak Dalam kajian ini sudah dilakukan telaahan terhadap
menimbulkan gangguan terhadap usaha usaha dan/atau kegiatan yang telah berada di sekitar
dan/ atau kegiatan yang telah berada di rencana lokasi usaha dan/atau kegiatan. Rencana
sekitar rencana lokasi usaha dan/ atau kegiatan mempengaruhi usaha dan/atau kegiatan yang
kegiatan. telah ada di sekitar rencana lokasi usaha dan/atau
kegiatan namun dapat dikelola dan menjadi lebih
berkembang.
10 Tidak dilampauinya daya dukung dan Kriteria ke 10 tidak bisa diterapkan, mengingat
daya tampung lingkungan hidup dari Pemerintah Kabupaten Sukoharjo belum memiliki
lokasi rencana usaha dan/ atau kegiatan peraturan daerah yang menetapkan tentang daya
dalam hal terdapat perhitungan daya dukung dan daya tampung di sekitar wilayah studi.
dukung dan daya tampung lingkungan Dengan demikian daya dukung dan daya tampung
dimaksud lingkungan hidup di wilayah lokasi rencana kegiatan
IV-19
No Kriteria Pernyataan Kelayakan Lingkungan Hidup
tidak bisa di tetapkan melampaui atau tidak.
IV-20